Oleh:
Dinul Windy Berdia 162010101016
Shiwi Linggarjati 162010101031
Nita Alfianti 162010101085
Ahmad Asrori Al Kamal 162010101101
M. Alif Taryafi 162010101110
Ajeng Eka Putri W. 162010101116
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengamati efek obat diuretik terhadap produksi urine tikus wistar
2. Membandingkan produksi urine tikus wistar yang diberi obat diuretik dengan kelompok
kontrol
3. Membandingkan produksi urine akibat pengaruh dosis besar dengan produksi urine dengan
dosis kecil
4. Memahami mekanisme kerja obat diuretic
BAB 2. LANDASAN TEORI
Diuretik merupakan golongan obat yang berfungsi untuk mendorong produksi air
seni. Diuretik merupakan obat-obatan yang dapat meningkatkan laju aliran urin. Golongan obat
ini menghambat penyerapan ion natrium pada bagianbagian tertentu dari ginjal. Oleh karena
itu, terdapat perbedaan tekanan osmotik yang menyebabkan air ikut tertarik, sehingga produksi
urin semakin bertambah. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan edema yang
berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel
kembali menjadi normal (Farmakologi dan terapi, 2012).
Diuretik juga bisa diartikan sebagai obat-obat yang menyebabkan suatu keadaan
meningkatnya aliran urin. Obat-obat ini menghambat transport ion yang menurunkan
reabsorpsi Na+ pada bagian-bagian nefron yang berbeda. Akibatnya Na+ dan ion lain seperti
Cl- memasuki urin dalam jumlah lebih banyak dibandingkan bila keadaan normal bersama-
sama air yang mengangkut secara pasif untuk mempertahankan keseimbangan osmotik
(Pamela dkk., 1995).Diuretika menurunkan reabsorbsi Na+ dan Cl- sehingga ekskresi Na dan
air meningkat. Hal ini dapat melalui efek langsung pada sel nefron atau dengan secara tidak
langsung, yakni memodifikasi konsentrasi filtrat.
Diuretik yang berefek langsung ke nefron, adalah sebagai berikut:
1. Diuretik yang bekerja di tubulus proksimal
2. Carbonic Anhidrase Inhibitor : Acetazolamide
3. Loop diuretics : Furosemide. Menghambat Na/K/2Cl pada thick ascending limb
4. Bekerja di tubulus distal : thiazide yang menghambat NaCl di tubulus distal
5. Diutetik hemat kalium : Aldosterone antagonis misalkan spironolakton
Diuretik yang secara tidak langsung melalui modifikasi konsentrasi filtrat ialah diuretik
osmotik seperti Manitol, urea
Furosemida merupakan golongan diueretik yang paling kuat. furosamid ialah suatu
derivat asam antranilat yang efektif sebagai diuretik. Efek kerjanya cepat dan dalam waktu
yang singkat. Mekanisme kerja furosemid adalah menghambat penyerapan kembali natrium
oleh sel tubuli ginjal. Furosemida meningkatkan pengeluaran air, natrium, klorida, kalium dan
tidak mempengaruhi tekanan darah yang normal. Pada penggunaan oral, furosemida diabsorpsi
sebagian secara cepat dan diekskresikan bersama urin dan feses. Farmakokinetik furosemid
adalah awal kerja obat terjadi dalam 0,5-1 jam setelah pemberian oral, dengan masa kerja yang
relatif pendek ± 6-8 jam. Adapun efek samping obat ini jarang terjadi dan relatif ringan seperti
mual, muntah, diare, rash kulit, pruritus dan kabur penglihatan. Pemakaian furosemida dengan
dosis tinggi atau pemberian dengan jangka waktu lama dapat menyebabkan terganggunya
keseimbangan elektrolit.
BAB 3. ALAT DAN BAHAN
5.1 Hasil
5.2 Pembahasan
a. Apa tujuan pemberian larutan PZ per-oral?
Tujuan diberikannya larutan PZ per-oral adalah untuk pengondisian awal dari
mencit. Ketiga mencit diberikan larutan PZ secara peroral dengan dosis yang sama
agar kondisi tubuh mencit sama.
b. Apa tujuan diinjeksikan PZ Solution?
Tujuan diinjeksikannya PZ adalah sebagai pembanding antara hewan uji kontrol
dan coba. Jika tikus coba diberikan zat tertentu maka tikus kontrol juga harus
diberikan zat tertentu dengan cara yang sama namun menggunakan zat yang tidak
memiliki efek terhadap metabolisme dan ekskresi tikus kontrol. Larutan PZ berisi
larutan NaCl dimana larutan tersebut adalah cairan fisiologis tubuh sehingga tidak
memiliki efek tertentu. Dengan cara itu suatu praktikum akan dikatakan valid
karena semua tikus memiliki perlakuan.
c. Bagaimana hasil produksi urine masing-masing kelompok?
Pada mencit yang diberikan furosemid 1 (dosis 0.5 cc) mengeluarkan urine pada
menit ke 13 menit 30 detik dan untuk mencit pada furosemid 2 (dosis 1 cc)
mengeluarkan urin pertama kali pada saat 9 menit 14 detik.
e. Hubungan dengan onset of action? Bagaimana onset of action apabila diberikan
dengan oral dan intarvena?
Onset of action dari furosemid (PO) adalah 30-60 menit dan (IV) adalah 15-20 menit.
Dan sumber lain menyebutkan onset of action furosemid yang diberikan secara oral
adalah kurang dari 1 jam. Hal ini sesuai apabila dikaitkan dengan mencit
mengeluarkan urine pertama kalinya yaitu pada menit ke 13 dan menit ke 9, dimana
kedduanya kurang dari 1 jam.