Anda di halaman 1dari 4

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kepemimpinan Pendidikan

Kelompok 1

1. Rizki Kusumaning Rahayu (0102517001)


2. Kiki Yuniar (0102517003)
3. Faizatin Qisthi Maula (0102517007)
4. Benii Ardliana (0102517016)
5. Erlina Dewi Puspitaningrum (0102517019)

MANAJEMEN PENDIDIKAN

PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG (dek kiki)

Manajemen berfungsi untuk mengatur, selain itu merupakan kegiatan untuk


mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan
memanfaatkan orang lain. Jadi, dalam manajemen terdapat aktivitas yang saling
berhubungan, baik dari fungsionalitasnya maupun tujuan yang ditargetkan (Saefullah,
2012). Dengan manajemen yang tepat dan terarah, tentu prestasi belajar dapat
dimaksimalkan.
Manajemen sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur
oleh prestasi yang didapat, oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus
menggunakan suatu sistem, artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang
di dalamnya terdapat komponen-komponen terkait seperti guru-guru, staff TU, orang
tua siswa, masyarakat, pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal
yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan.
Tantangan lembaga pendidikan adalah mengejar ketertinggalan artinya kompetisi
dalam meraih prestasi terlebih dalam menghadapi persaingan global. Salah satu bidang
kegiatan manajemen di sekolah adalah manajemen peserta didik.
Peserta didik adalah salah satu elemen yang menunjang keberhasilan suatu
manajemen pendidikan. Peserta didik atau siswa adalah input dari suatu lembaga
pendidikan. Sedangkan tolak ukur dari suatu keberhasilan pendidikan dapat diukur atau
dipandang dari output yang dihasilkan. Output yang berkualitas tentu tidak hanya
dinilai dari satu sisi pendidikan, tetapi juga dari segi kepekaan social serta kecerdasan
emosional dan agamanya. Output yang baik, tentu dihasilkan melalui proses yang
berliku-liku, dan juga input yang berkualitas pula. Namun, input yang berkualitas saja
tidak cukup, apabila tidak dibarengi dengan proses pendidikan yang bermutu. Jadi,
dalam manajemen peserta didik tersebut ada kerjasama dan keterkaitan prosesnya.
Berkaitan dengan hal di atas, keberhasilan dari suatu pendidikan tidaklah hanya
diukur dari kualitas inputnya saja. Banyak sekolah yang inputnya baik dan berkualitas,
namun outputnya justru malah biasa saja. Input yang baik akan menghasilkan output
yang baik pula, ketika dibarengi dengan manajemen yang baik. Maka dari itu
diperlukan manajemen peserta didik dan hal-hal yang berkaitan dengan manajemen
peserta didik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep manajemen di sekolah? (dek kiki)
2. Bagaimana manajemen peserta didik di sekolah?
a. Perencanaan peserta didik (bu kiki)
b. Pengorganisasian pd (qisthi)
c. Pengerahan pd (beni)
d. Pengawasan pd (bawang bombay)
C. TUJUAN
II. PEMBAHASAN
A. Manajemen Sekolah

Menurut Stoner Manajemen secara umum yang dikutip oleh T. Hani Handoko
(1995) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Dalam konteks sekolah, Manajemen sekolah menurut buku manajamen sekolah
sebenarnya merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam bidang persekolahan. Ketika
istilah manajemen diterapkan dalam bidang pemerintahan akan menjadi manajemen
pemerintahan, dalam bidang pendidikan menjadi manajemen pendidikan, begitu
seterusnya. Sedangkan menurut James Jr. manajemen sekolah adalah proses
pendayagunaan sumber-sumber manusiawi bagi penyelenggara sekolah secara efektif.
Dikemukakan di atas bahwa manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan.
Kegiatan dimaksud tak lain adalah tindakan-tindakan yang mengacu kepada fungsi-
fungsi manajamen. Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen, yaitu : (1)
planning (perencanaan); (2) organizing (pengorganisasian); (3) actuating
(pelaksanaan); dan (4) controlling (pengawasan).
Tujuan akhir dari manajemen sekolah adalah membantu memperlancar
pencapaian tujuan sekolah agar tercapai secara efektif dan efisien. Kehadiran
manajemen dalam proses persekolahan sebagai salah satu alat untuk membantu
memperlancar pencapaian tujuan.
Berbicara tentang kegiatan pendidikan, di bawah ini beberapa pandangan dari para
ahli tentang bidang-bidang kegiatan yang menjadi wilayah garapan manajemen
pendidikan. Ngalim Purwanto (1986) mengelompokkannya ke dalam tiga bidang
garapan yaitu :
1. Administrasi material, yaitu kegiatan yang menyangkut bidang-bidang materi/
benda-benda, seperti ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, gedung dan
alat-alat perlengkapan sekolah dan lain-lain.
2. Administrasi personal, mencakup di dalamnya administrasi personal guru dan
pegawai sekolah, juga administrasi murid. Dalam hal ini masalah kepemimpinan
dan supervisi atau kepengawasan memegang peranan yang sangat penting.
3. Administrasi kurikulum, seperti tugas mengajar guru-guru, penyusunan silabus
atau rencana pengajaran tahunan, persiapan harian dan mingguan dan sebagainya.
Di lain pihak, Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas (1999) telah
menerbitkan buku Panduan Manajemen Sekolah, yang didalamnya mengetengahkan
bidang-bidang kegiatan manajemen pendidikan, meliputi: (1) manajemen kurikulum;
(2) manajemen personalia; (3) manajemen kesiswaan; (4) manajemen keuangan; (5)
manajemen perawatan preventif sarana dan prasarana sekolah.
Sebagaimana disepakati oleh para praktisi pendidikan bahwa pendidikan bisa
berjalan karena dibangun oleh beberapa komponen dasar seperti: guru, siswa,
kurikulum, bangunan, fisik, media pembelajaran dan sebagainya. Namun dari kesemua
yang dianggap mendasar itu, faktor komponen manusia yang terlibat dalam
pelaksanaan pendidikan merupakan faktor yang paling menentukan.

III. PENUTUP (qisthi)

DAFTAR PUSTAKA

Saefullah. (2012). Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai