01 GDL Devianggra 250 1 p10013 D I
01 GDL Devianggra 250 1 p10013 D I
DISUSUN OLEH :
DEVI ANGGRAINI
NIM. P.10013
DISUSUN OLEH :
DEVI ANGGRAINI
NIM. P.10013
NIM : P. 10013
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
DEVI ANGGRAINI
NIM. P. 10013
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
Husada Surakarta.
di STIKes Kusuma Husada Surakarta, serta selaku dosen penguji III yang
6. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
Penulis
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN........................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………….... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................... 1
C. Manfaat Penulisan................................................ 5
B. Pengkajian............................................................ 8
D. Perencanaan Keperawatan................................... 16
E. Implementasi Keperawatan................................. 20
F. Evaluasi Keperawatan......................................... 21
A. Pembahasan......................................................... 24
B. Simpulan............................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
dianggap sakit jika gagal memainkan peran dan memikul tanggung jawab
realitas, mampu menerima diri sendiri dan orang lain secara alami, mampu
adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak
dari apa yang diyakini sebagai faktor penyebabnya yang berhubungan dengan
gangguan jiwa adalah tanggung jawab pihak Rumah Sakit Jiwa saja, padahal
faktor yang memegang peranan penting dalam hal perawatan penderita adalah
(Kusumawati, 2009).
prevalensi masalah keperawatan jiwa saat ini cukup tinggi, 25% dari
jiwa memang tinggi, setiap saat 450 juta orang diseluruh dunia terkena
gangguan jiwa yang terdapat diseluruh dunia adalah gangguan jiwa berat
jiwa dari ringan hingga berat. Data dari 33 rumah sakit jiwa di seluruh
Indonesia menyebutkan hingga kini jumlah penderita jiwa berat mencapai 2,5
juta orang. Indonesia memiliki prevalensi sekitar 11% dari total penduduk
jumlah penderita Skizofrenia di Indonesia adalah tiga sampai lima per 1000
tingginya stres yang muncul di daerah perkotaan. Dari hasil survei di rumah
yang terganggu (videbeck, 2008). Salah satu gejala umum skizofrenia yaitu
sebetulnya tidak ada. Selain itu, perubahaan persepsi sensori: halusinasi bisa
juga diartikan sebagai persepsi sensori tentang suatu objek, gambaran, dan
pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar meliputi semua
perasaan tidak aman, gelisah dan bingung, perilaku merusak diri, kurang
Daerah Surakarta pada akhir bulan April 2013 terdapat sejumlah pasien
Maret sampai bulan April 2013, pasien yang dirawat di ruang Srikandi RSJD
untuk menulis karya tulis ilmiah pada pasien dengan halusinasi dan pada
klien dengan inisial Nn. M dimana klien pada saat itu tampak menyendiri,
jarang berinteraksi dengan orang lain, tertawa sendiri serta berbicara sendiri
persepsi tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata.
Karya Tulis Imiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Nn. M Dengan
1. Tujuan Umum
Surakarta.
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat dimanfaatkan untuk :
1. Bagi Penulis
jiwa.
2. Bagi Profesi
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
b. Pendidikan
LAPORAN KASUS
pada tanggal 22- 24 April 2013. Asuhan keperawatan ini dimulai dari pengkajian,
A. Identitas Klien
April 2013 didapatkan data sebagai berikut klien bernama Nn. M dengan
sejak tanggal 4 April 2013, diterima melalui IGD, dengan diagnosa medik
1. Riwayat Kesehatan
minggu klien tampak bingung, bicara kacau, sering berbicara sendiri dan
sudah berusaha untuk memberikan obat yang diberikan dari rumah sakit
sebelumnya, tetapi klien tidak mau minum obat, Nn. M juga mendengar
terhadap orang lain, suara itu muncul pada waktu siang dan malam hari
klien juga tidak merasa takut, jika suara itu muncul klien menanggapinya
dengan ngomong sendiri dan tertawa sendiri. Dengan melihat kondisi klien
2. Faktor Predisposisi
dirawat di RSJD Surakarta sudah 5 kali, karena tidak teratur minum obat
saat SMA klien tidak naik kelas, klien merasa frustasi menjadi pendiam
merasa minder dan tidak dapat fokus pada sekolahnya dan akhirnya klien
4. Pemeriksaan Fisik
Dan hasil pengkajian keluhan fisiknya yaitu klien tidak mengalami riwayat
5. Psikososial - Spiritual
: Laki-laki Meninggal
: Perempuan meninggal
: Klien
tinggal satu rumah dengan ayah dan ibunya. Pada riwayat keluarga klien,
tubuh yang disukai adalah seluruh anggota tubuhnya, tidak ada anggota
tubuh yang tidak disukai, klien tidak mengalami kelainan fisik. Identitas
diri, klien adalah seorang perempuan berusia 21 tahun anak tunggal dan
belum menikah. Peran diri, klien mengatakan saat di rumah sebagai anak
diri, klien berharap ingin cepat sembuh dan segera kembali pulang
kerumah untuk menjalankan tugasnya seperti sedia kala. Harga diri, klien
sama lain.
Pola hubungan sosial, orang yang paling berarti dalam hidup klien
adalah kedua orang tuanya dan jika ingin mengadu atau berbicara
gangguan mentalnya saat ini, sehingga pasien lebih suka diam dirumah
merasa malu.
mengatakan selama dirumah sakit dan dirumah jarang sholat karena klien
6. Status Mental
selalu diikat, mandi 2x sehari dan kramas kurang lebih 3 hari sekali, baju
diganti setiap habis mandi. Pembicaraan klien saat dikaji cukup kooperatif,
klien mau berbicara tetapi harus didahului, bicara klien sesuai dengan apa
yang dibicarakan, kontak mata tidak tahan lama. Aktivitas motorik klien,
sedih, pada saat senang ekspresi wajah ceria. Interaksi selama wawancara,
klien mau berinteraksi bila didahului, kontak mata ada tetapi tidak tahan
tersinggung.
suara-suara yang tidak nyata suara bisikan tersebut datang saat klien
sedang sendiri pada saat siang dan malam hari frekuensinya sering,
lamanya kurang lebih 5 menit, suara bisikan itu isinya bujukan jin yang
lain, klien juga tidak merasa takut jika suara itu muncul malah ditanggapi
pembicaraan klien jelas sesuai dengan topik dan mampu menjelaskan apa
yang terjadi. Isi pikir klien, selalu memikirkan ingin segera pulang dan
atau orang dengan baik tanpa bantuan perawat. Hasil pengkajian memori
daya ingat klien masih baik antara jangka pendek pada klien didapatkan
klien mampu mengingat makanan yang dimakan waktu pagi hari tadi dan
sewaktu SMA tahun 2008 yang lalu klien tidak naik kelas.
tilik diri klien, klien sadar bahwa dirinya sedang dirawat RSJD untuk
7. Persiapan Pulang
klien makan 3x sehari dengan teratur dan mandiri, klien makan habis 1
porsi yang disediakan oleh rumah sakit dengan menu nasi, sayur, lauk
pauk, tidak ada pantangan cara makan klien diaduk-aduk nasi dengan
lauknya. Klien minum habis antara 7 sampai 8 gelas kecil dalam sehari.
sendiri setelah selesai BAB/BAK. BAB 1x sehari dan BAK 4-5x sehari.
Klien mandi dengan mandiri, mandi 2x sehari dengan memakai sabun dan
menggosok gigi. Klien setelah mandi dapat berhias dan berpakaian sendiri,
selalu menyisir rambut dan mengikatnya dengan tali rambut, ganti baju
klien tidur sehari kurang lebih 8 sampai 9 jam, tidur malam pukul 21.00
WIB, bangun pagi jam 05.00 WIB, pada saat siang hari kadang tidur
klien mengatakan jarang keluar rumah karena klien merasa minder dan
malu.
8. Mekanisme Koping
kalau ada masalah yang belum ada jalan keluarnya bercerita dengan
rileks dan badan tidak kaku lagi, dan Chlorpromozime (CPZ) 2 x 100 mg
tanggal 4 April 2013 yaitu gula darah sewaktu 103 mg/dL (normal :< 130
mg/dL), SGOT 37 u/L (normal : < 37 u/L), SGPT 19 u/L (normal : < 42
u/L).
terjadi setiap siang dan malam hari saat sedang sendirian, lamanya kurag
lebih 5 menit. Ketika mendengar suara itu, klien tidak merasa takut jika suara
itu muncul klien menangapinya dengan berbicara sendiri dan tertawa sendiri.
berbicara sendiri, kontak mata tidak tahan lama, dan kadang tertawa sendiri.
Dari diagnosa tersebut maka dapat disimpulkan berupa pohon masalah sebagai
berikut:
kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab
sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal, perkenalkan nama,
nama panggilan dan tujuan perawat berkenalan, tanyakan nama lengkap dan
nama panggilan yang disukai klien, buat kontrak yang jelas, tunjukkan sikap
jujur dan menepati janji setiap kali interaksi, tunjukkan sikap empati dan
menerima apa adanya, beri perhatian kepada klien, tanyakan perasaan klien
dan masalah yang dihadapi klien, dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi
perasaan klien.
waktu terjadi halusinasi, frekuensi halusinasi dan situasi dan kondisi yang
mengalami hal yang sama, katakan bahwa perawat akan membantu klien, jika
halusinasi (pagi, siang, sore, malam atau sering dan kadang-kadang), situasi
dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan
halusinasinya.
klien menyebutkan manfaat minum obat serta nama, warna, dosis, efek terapi
mengendalikan halusinasinya.
tindakan yang dilakukan jika terjadi (tidur, marah, menyibukan diri, dan lain-
lain, diskusikan cara yang digunakan klien jika cara yang digunakan adaptif
beri pujian, jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara
halusinasi, katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata (saya tidak mau
tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping
saat penggunaan obat, beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar,
beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih, pantau
pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri pujian.
halusinasi, cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus
bagaimana cara mencari bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi di rumah.
E. Implementasi
hari senin tanggal 22 April 2013, jam 11.00 WIB, untuk SP 1 penulis
memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Respon pasien yaitu pasien dapat
Pada hari kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 23 April 2013
F. Evaluasi
dilakukan pada hari senin tanggal 22 April 2013 jam 11.30 WIB, adapun hasil
marah, suara-suara itu muncul dengan frekuensi sering dan terjadi setiap
siang dan malam hari saat sedang sendirian, suara muncul lebih dari 3 kali
dalam sehari. Ketika mendengar suara itu, klien mengatakan merasatakut dan
kegiatan harian. Data obyektif yaitu selain itu klien juga kooperatif saat
diajak interaksi, klien mau berjabat tangan, menyebutkan nama lengkap dan
nama panggilan, kontak mata ada namun tidak tahan lama, klien menjawab
dengan klien yaitu klien mampu mengungkapkan halusinasi yang dialami dan
harian, dan untuk perawat sendiri atau penulis untuk mengevaluasi SP 1 dan
melanjutkan ke SP 2.
2013 jam 11.00 WIB adapun hasil evaluasi yang penulis dapatkan dengan
dilakukannya interaksi dengan klien yaitu klien mau berlatih cara mengontrol
dalam jadwal kegiatan harian. Untuk perawat sendiri atau penulis untuk
2013 jam 12.30 WIB adapun hasil evaluasi yang penulis dapatkan data
subyektif yaitu klien mengatakan masih ingat dan sudah mempraktekkan cara
harian. Dengan data obyektif klien kooperatif saat berinteraksi, klien tampak
Hasil yang didapat setelah dilakukannya interaksi dengan klien yaitu klien
positif yang bisa dilakukan klien dengan analisa data masalah teratasi. Untuk
obat secara teratur dan untuk perawat atau penulis adalah mengevaluasi SP 1,
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori
1. Pengkajian
merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap
perilaku klien dan juga dari medical record. Selain itu keluarga juga
Pada kasus diatas yang menjadi alasan masuk klien yaitu klien
masuk dengan diantar kedua orang tuanya karena mendengar suara jin
siang dan malam hari. Keluarga sudah berusaha untuk memberikan obat
yang diberikan dari rumah sakit sebelumnya, tetapi klien selalu menolak
dan tidak mau minum obat karena pasien merasa bosan dan obat yang
persepsi sensori halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana
persepsi sensori tentang suatu objek, gambaran dan pikiran yang sering
(Nasution, 2003).
penyebab halusinasi ada tiga, salah satunya faktor psikologis. Pada faktor
akan mengakibatkan stress dan kecemasan yang tinggi dan berakhir pada
gangguan jiwa dan sempat dirawat di RSJD Surakarta sudah 5 kali, karena
tidak teratur minum obat akhirnya klien kambuh lagi. Klien juga tidak
menyenangkan adalah saat SMA klien tidak naik kelas, dia merasa frustasi
menjadi pendiam dan tidak mau melanjutkan sekolah lagi. Sehingga dapat
pengkajian penulis.
putus asa dan tidak berdaya. Teori ini sudah sesuai dengan pengkajian
karena didapatkan data, untuk faktor presipitasi pada klien itu sendiri yaitu
saat SMA klien selalu diejek teman-temannya karena dia memiliki badan
2008 sejak itu dia merasa frustasi menjadi pendiam dan tidak mau
mendengar suara-suara yang tidak nyata suara bisikan tersebut datang saat
klien sedang sendiri pada saat siang dan malam hari frekuensinya sering,
lamanya kurang lebih 5 menit, suara bisikan itu isinya bujukan jin supaya
klien marah-marah dengan orang lain, Nn. M juga tidak merasa takut jika
suara itu muncul malah ditanggapi dan kelihatan seperti ngomong sendiri
dan tertawa sendiri, tanpa melakukan sesuatu, biasanya suara itu hilang
mau berinteraksi bila didahului, kontak mata ada tetapi tidak tahan lama,
Tetapi untuk disorientasi waktu, tempat dan orang klien tidak mengalami
tidak naik kelas pada tahun 2008 yang lalu. Serta untuk perubahan
memilih cuci tangan sebelum makan atau mandi terlebih dahulu sebelum
beraktivitas.
kepala, mata, telinga, mulut, leher, dada, abdomen, kulit, dan kuku
penulis lakukan pada klien didapatkan data sebagai berikut : tekanan darah
tinggi badan 169 cm, berat badan 120 kg. Penulis tidak mencantumkan
pengkajian lanjut tentang sistem dan fungsi organ karena pasien tidak
Hal ini terjadi jika halusinasi sudah sampai pada empat fase, dimana klien
terhadap orang lain, suara itu muncul 1 hari pada waktu siang dan malam
hari pada saat pasien sedang sendiri frekuensinya sering, kira-kira 5 menit,
klien juga tidak merasa takut, jika suara itu muncul klien menanggapinya
dengan ngomong sendiri dan tertawa sendiri. Data objektif klien tampak
keperawatan yang kedua yaitu adalah isolasi sosial atau menarik diri
jarang berinteraksi dengan orang lain klien lebih suka tiduran dan
M.
fungsinya sebagai obat agar klien rileks dan badan tidak kaku lagi, dan
penunjang hasil laboratorium pada tanggal 4 April 2013 yaitu Gula darah
sewaktu 103 mg/dL (normal :< 130 mg/dL), SGOT 37 u/L (normal : < 37
2. Diagnosa Keperawatan
itu, pada kasus kelolaan penulis hanya mengambil satu prioritas diagnosa
merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan, tidak dapat memusatkan
curiga dan bermusuhan, menyalahkan diri sendiri dan orang lain, ekspresi
mendengar suara-suara yang tidak nyata suara bisikan tersebut datang saat
klien sedang sendiri pada saat siang dan malam hari frekuensinya sering,
lamanya kurang lebih 5 menit, suara bisikan itu isinya bujukan jin supaya
klien marah-marah dengan orang lain, Nn. M juga tidak merasa takut jika
suara itu muncul malah ditanggapi dan kelihatan seperti ngomong sendiri
dan tertawa sendiri, tanpa melakukan sesuatu, biasanya suara itu hilang
dengan sendirinya. Klien terlihat bingung dan gelisah, klien juga terlihat
3. Rencana Keperawatan
pada klien, hal ini dapat disesuaikan dengan SOP (Standar Operasional
perawat melakukan bina hubungan saling percaya dengan klien, hal ini
rasa takut klien. Perawat juga perlu melakukan kontak sering dan singkat
secara bertahap dengan klien, hal ini dilakukan dengan alasan bahwa
keberadaan perawat merupakan kontak dengan realitas bagi klien dan juga
klien. Memanggil nama klien, menyebutkan hari dan waktu, dan memberi
dilakukan dengan alasan bahwa cara ini akan mencegah respons agresif
4. Implementasi
antara perawat dan klien kearah pemecahan masalah klien untuk mencapai
mengikuti terapi aktifitas kelompok, karena selama tiga hari sejak tanggal
ruangan.
5. Evaluasi
atau status kesehatan klien pada akhir tindakan perawatan klien. Dalam
dilakukan pada akhir tindakan perawatan klien dan SOAP terdiri dari data
yang penulis jabarkan dalam BAB II, evaluasi yang penulis lakukan
nama dan nama panggilan yang disukai yaitu Nn. M, klien bersedia
1. Simpulan
sebagai berikut :
suara bisikan saat klien sedang sendiri pada saat siang dan malam hari
dengan orang lain, Nn. M juga tidak merasa takut jika suara itu muncul
terlihat bingung dan tampak berbicara sendiri, kontak mata tidak tahan
penulis.
e. Evaluasi pada hari terakhir yang telah penulis lakukan yaitu pada hari
rabu 24 April 2013 pukul 12.30 WIB yaitu didapatkan data klien
yaitu bercakap - cakap dengan orang lain fungsinya jika cara yang
pertama belum hilang juga bisa dilakukan cara yang kedua ini dan
harian.
2. Saran
sebagai berikut:
a. Bagi Perawat
c. Bagi Penulis
lebih akurat.
Carpenito, Lynda Juall. 2004. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta
: EGC.
Fitria, Nita. 2009. “ Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan
dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan.”, Salemba Medika,
Jakarta, hal 5.
Keliat, Budi Ana, dkk. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :
EGC.
Nasution, siti saidah. 2003. " Asuhan keperawatan pada pasien dengan
perubahan sensori persepsi : halusinasi ". Digitized by USU digital
library. Diakses 27 April 2013.
Videbeck. 2008. “ Buku ajar keperawatan jiwa ”, EGC , Jakarta, hal 3, 362, 348.
Yosep, Iyus. 2010. “ Keperawatan Jiwa”. Bandung : PT. Refika Aditama. Edisi
ketiga.