Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dresta Ari Arkan

NIM : 201510130311086
AHKLAK DALAM KELUARGA
1.1 Membangun Keluarga Sakinah.
Keluarga sakinah sebagai idaman setiap manusia tidak mudah diwujudkan sebagaimana tidak
mudahnya mewujudkan missi kenabian oleh setiap manusia. Perlu persyaratan-persyaratan yang
ketat dan berat. Mengapa? Karena dua persoalan ini bertujuan mewujudkan kesucian. Kesucian
berpikir, mengolah hati, bertindak, dan gerasi penerus ummat manusia. Karena itu, dalam
bangunan rumah tangga Allah swt menetapkan hak dan kewajiban.
Perempuan adalah sumber sakinah, bukan laki-laki. Mari kita perhatikan firman Allah swt:
Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya Dia menciptakan untuk kalian isteri dari species kalian
agar kalian merasakan sakinah dengannya; Dia juga menjadikan di antara kalian rasa cinta dan
kasih sayang. Sesungguhnya dalam hal itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir.”
(Ar-Rûm: 21).
Dalam ayat ini ada kalimat “Litaskunû”, supaya kalian memperoleh atau merasakan sakinah.
Jadi sakinah itu ada pada diri dan pribadi perempuan. Laki-laki harus mencarinya di dalam diri
dan pribadi perempuan. Tapi perlu diingat laki-laki harus menjaga sumber sakinah, tidak
mengotori dan menodainya. Agar sumber sakinah itu tetap terjaga, jernih dan suci, dan mengalir
tidak hanya pada kaum bapak tetapi juga anak-anak sebagai anggota rumah tangga, dan gerasi
penerus.
1.2 Hak dan Kewajiban Suami-Istri.
 Hak-hak Suami
1. Suami adalah pemimpin rumah tangga
2. Suami dipatuhi dan tidak boleh ditentang
3. Tanpa izin suami, isteri tidak boleh mensedekahkan harta suami, dan tidak boleh berpuasa
sunnah.
4. Suami harus dilayani oleh isteri dalam hubungan badan kecuali uzur, dan isteri tidak boleh
keluar rumah tanpa izinnya.
5. Menyalakan lampu dan menyambut suami di pintu
6. Menyajikan makanan yang baik untuk suami
7. Membawakan untuk suami bejana dan kain sapu tangan untuk mencuci tangan dan
mukanya
8. Tidak menolak keinginan suami hubungan badan kecuali dalam keadaan sakit
 Kewajiban suami
1. Memelihara, memimpin dan membimbing keluarga lahir dan batin, serta menjaga dan
bertanggungjawab atas keselamatan dan kesejahteraannya.
2. Memberi nafkah sesuai kemampuan serta mengusahakan keperluan keluarga terutama
sandang, pangan dan papan.
3. Membantu tugas-tugas istri terutama dalam hal memelihara dan mendidik anak-anak
dengan penuh rasa tanggung jawab.
4. Memberi kebebasan berfikir dan bertindak kepda istri sesuai dengan ajaran agama, tidak
mempersulit apalagi membuat istri menderita lahir – batin yang dapat mendorong istri
berbuat salah.
5. Dapat mengatasi kedaan, mencari penyelesaian secara bijaksana dan tidak berbuat
sewenang-wenang.

 Hak-Hak Isteri
1. Isteri sebagai sumber sakinah, cinta dan kasih sayang. Suami harus menjaga
kesuciannya. (QS Ar-Rum: 21)
2. Isteri harus mendapat perlakukan yang baik
“Ciptakan hubungan yang baik dengan isterimu.” ( Al-Nisa’ :19)
3. Mendapat nafkah dari suami
4. Mendapatkan pakaian dari suami
5. Suami tidak boleh menyakiti dan membentaknya
6. Suami harus memuliakan dan bersikap lemah lembut
7. Suami harus memaafkan kesalahannya
1.3 Kewajiban istri
1. Hormat dan patuh pada suami dalam batas-batas yang ditentukan oleh norma dan susila.
2. Memelihara dan mendidik anak sebagai amanah Allah SWT.
3. Memelihara dan menjaga kehormatan serta melindungi harta benda keluarga.
4. Menerima dan menghormati pemberian suami serta mencukupkan nafkah yang
diberikannya dengan baik, hemat, cermat dan bijaksana.

1.4 Manajemen Konflik antara Suami-Istri


“Laki-laki yang terbaik dari umatku adalah orang yang tidak menindas keluarganya,
menyayangi dan tidak berlaku zalim pada mereka.” (Makarim Al-Akhlaq:216-217)
“Barangsiapa yang bersabar atas perlakuan buruk isterinya, Allah akan memberinya pahala
seperti yang Dia berikan kepada Nabi Ayyub (a.s) yang tabah dan sabar menghadapi ujian-
ujian Allah yang berat. (Makarim Al-Akhlaq:213)
“Barangsiapa yang menampar pipi isterinya satu kali, Allah akan memerintahkan malaikat
penjaga neraka untuk membalas tamparan itu dengan tujuh puluh kali tamparan di neraka
jahanam.” (Mustadrak Al- Wasail 2:550)
Isteri tidak boleh memancing emosi suaminya, Rasulullah saw bersabda:
“Isteri yang memaksa suaminya untuk memberikan nafkah di luar batas kemampuannya,
tidak akan diterima Allah swt amal perbuatannya sampai ia bertaubat dan meminta nafkah
semampu suaminya.” (Makarim Al-Akhlaq: 202)
Sumber :
 http://sulselku.com/hak-dan-kewajiban-suami-istri-menurut-islam-dan-uu/
 https://syamsuri149.wordpress.com/2008/02/06/membangun-keluarga-sakinah/

Anda mungkin juga menyukai