Disusun Oleh:
JURUSAN BIOLOGI
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas makalah yang berjudul “Muhkam dan Mutasyabih”.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan lebih dan
bermanfaat bagi para pembaca, kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai kita semua.
Penulis,
(Kelompok 5)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Muhkam Mutasyabih......................................................................
2.2 Sikap para Ulama Terhadap Ayat-Ayat Al-Mutasyabih..................................
2.3 Sebab-Sebab Adanya Ayat Al-Mutasyabih......................................................
2.4 Macam-Macam Ayat Mutasyabih....................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................
3.2 Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Allah SWT telah menurunkan al-quran sebagai pengingat bagi manusia dan semesta
alam. Didalam telah digariskan kebenaran akidah Islam sebagai hal mengenai kehidupan sehari-
hari manusia dalam hubungan dengan sesama manusia maupun lingkungan sekitar.
Beberapa ayat yang ada dalam al-quran adakalanya merupakan ayat-ayat yang dipahami
secara tekstual. Dengan demikian, umat Islam dapat dengan mudah memahami maknanya karena
sesuai dengan logika berfikir mereka. Namun, adakalanya pula untuk menggali makna dari ayat-
ayat tersebut diperlukan suatu cara dengan melewati tahap-tahap tertentu. Al-quran adalah kitab
suci sekaligus pijakan utama bagi umat Islam. Maka sudah seharusnya umat Islam tidak boleh
memaknainya dengan sembarang terlebih terhadap ayat-ayat yang memiliki banyak makna.
Para ulama tafsir menyebut ayat-ayat yang dapat dengan mudah dipahami oleh setiap
orang yang membaca dan mempelajari al-quran dengan istilah muhkam. Sebaliknya, ayat yang
memiliki kandungan makna yang sulit dipahami disebut mutasyabih.
A. Kesamaran Lafal
Contoh : Lafal dalam ayat 31 surat Abasa : kata Abban jarang terdapat dalam Al – Qur’an,
sehingga asing. Kemudian dalam ayat selanjutnya , ayat 32 : (untuk kesenangan kamu dan
binatang – binatang ternakmu), sehingga jelas dimaksud Abban adalah rerumputan.
b. Kesamaran Lafal Mufrad yang bermakna Ganda. Kata Al – Yamin bisa bermakna tangan
kanan, keleluasan atau sumpah.
3. Kesamaran dalam Lafal Murakkab
Kesamaran dalam lafal Murakkab itu disebabkan karena lafal yang Murakkab terlalu ringkas,
terlalu luas atau karena susunan kalimatnya kurang tertib.
B. Kesamaran pada Makna Ayat
Kesamaran pada makna ayat seperti dalam ayat – ayat yang menerangkan sifat – sifat Allah,
seperti sifat rahman rahim-Nya, atau sifat qudrat iradat-Nya, maupun sifat – sifat lainnya. Dan
seperti makna dari ihwal hari kiamat, kenikmatan surga, siksa kubur, dan sebagainya manusia
bisa mengerti arti maksud ayat-Nya, sedangkan mereka tidak pernah melihatnya.
“Dan bukanlah kebijakan memasuki rumah – rumah dari belakangnya, akan tetapi kebijakan itu
ialah kebijakn orang – orang yang bertakwa”.
Sebab kesamaran dalam ayat tersebut terjadi pada lafalnya, karena terlalu ringkas, juga
terjadi pula pada maknanya, karena termasuk adat kebiasaan khusus orang arab. Hingga dalam
memahami ayat ini akan sulit bagi orang-orang yang bukan termasuk orang arab. Dan sejatinya
ayat ini adalah diperuntukkan untuk orang yang sedang melaakukan ihrom baik haji maupun
umroh.
Menurut Abdul Jalal, macam – macam ayat Mutasyabihat ada 3 (tiga) macam :
1. Ayat – ayat Mutasyabihat yang tidak dapat diketahui oleh seluruh umat manusia, kecuali Allah
SWT. Contoh : Artinya : “Dan pada sisi Allah–lah kunci – kunci semua yang ghaib, tak ada
yang mengetahuinya, kecuali Dia sendiri” (Q.S. Al – An’am : 59)
2. Ayat – ayat yang Mutasyabihat yang dapat diketahui oleh semua orang dengan jalan
pembahasan dan pengkajian yang mendalam. Contoh : pencirian mujmal, menentukan
mutasyarak, mengqayyidkan yang mutlak, menertibkan yang kurang tertib, dst.
3. Ayat – ayat Mutasyabihat yang hanya dapat diketahui oleh para pakar ilmu dan sains, bukan
oleh semua orang, apa lagi orang awam. Hal ini termasuk urusan – urusan yang hanya
diketahui Allah SWT dan orang – orang yang rosikh (mendalam) ilmu pengetahuan.
Al-Qattan, Manna’ Khalil. 2009, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Bogor:Lintera Antar Nusa.
Hadi, Abd. 2010, Pengantar Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, Surabaya:Graha Pustaa Islamic Media.
Hermawan, Acep, 2011. ‘Ulumul Quran:Ilmu Untuk Memahami Wahyu, Bandung:PT Remaja
Rosdakarya.
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel, 2012, Studi Al-Qur’an. Surabaya : IAIN Sunan Ampel
Press.
Zenrif, MF. 2008. Sintesis Paradigma Studi Al-Quran, Malang:UIN Malang Perss