ABSTRAK
Latar belakang : Di Kota Pontianak, penyakit DBD juga masih menjadi perhatian utama karena tingginya
jumlah kasus. Periode 3 tahun terakhir 2012-2014 angka kesakitan penyakit DBD di Kota Pontianak
Kalimantan Barat menunjukan trend fluktuatif berdasarkan angka incidence rate, dimana pada tahun 2012 (IR
23.1), tahun 2013 (IR 17.06), dan meningkat drastis di tahun 2014 menjadi 57.07 per 100.000 penduduk.
Dengan Angka kematian (CFR) karena kasus DBD pada tahun 2014 sebanyak 2.03% dan melebihi angka
nasional (Dinkes Kota Pontianak 2014). Salah satu cara yang efektif yang bisa dilakukan untuk menekan angka
kesakitan dan kematian akibat DBD yakni dengan melaksanakan surveilans epidemiologi. Program ini
merupakan kegiatan yang terus menerus dan teratur dalam pengumpulan, pengolahan, analisa dan interpretasi
data sehingga dapat dilakukan penanggulangan untuk dapat mengambil tindakan yang efektif.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan surveilans epidemiologi DBD
di Puskesmas Siantan Tengah Kecamatan Pontianak Utara Kalbar Tahun 2015
Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung atau
observasi, wawancara, dan dokumentasi terdiri dari 3 narasumber untuk diwawancarai yakni kepala puskesmas
siantan tengah, petugas pelaksana surveilans DBD puskesmas, serta petugas pelaksana surveilans DBD dinas
kesehatan Kota Pontianak
Hasil : Pelaksanaan pengumpulan data surveilans DBD pada Puskesmas Siantan Tengah masih masih
menggunakan metode surveilans pasif untuk pengumpulan data kasus DBD sedangkan Pelaksanaan pengolahan
dan penyajian data DBD memanfaatkan teknologi komputerisasi seperti sebatas program lunak office excel
dan word. Pelaksanaan analisis dan interpretasi namun hanya pemenuhan laporan ke dinas kesehatan kota
namun tidak dapat membuat analisis dan saran terhadap hasil surveilans. Pelaksanaan penyebarluasan
informasi di Puskesmas Siantan Tengah dilaksanakan dengan system 2 arah yakni kepada instansi diatasnya dan
instansi lain yang membutuhkan.
Saran : Bagi kepala puskesmas memberikan dukungan dengan memberikan rekomendasi pelatihan untuk
tenaga surveilans di puskesmas sehingga tenaga surveilans di puskesmas memiliki keterampilan dalam
pelaksanaan surveilans data DBD untuk pencegahan dan penanggulangan DBD.
Hasil Wawancara
3. Formulir Surveilans DBD
1. Pendanaan Surveilans DBD
5. Tersedia dana
3. Pengolahan Data DBD
surveilans di tingkat puskesmas.
Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti
menyimpulkan bahwa petugas pelaksana
surveilans Puskesmas Siantan tengah
telah sesuai dengan kepmenkes Nomor
1116 / MENKES / SK/ VIII /2003 yakni
4. Analisis dan interpretasi data DBD memiliki tenaga epidemiologi terampil
untuk pelaksanaan surveilans di tingkat
puskesmas namun tidak lengkap karena
tenaga tersebut belum pernah sekalipun
mendapatkan pelatihan mengenai
surveilans terutama surveilans DBD
sehingga akan berdampak kurang
optimalnya sistem surveilans DBD yang
ada dipuskesmas.