Anda di halaman 1dari 8

Fakhrul Huda. et al, Penerapan Pemungutan Suara Secara Elektronik (e-Voting) dalam Pemilihan Umum .....

Penerapan Pemungutan Suara Secara Elektronik (e-Voting) dalam Pemilihan Umum di Indonesia Sebagai
Wujud Demokrasi di Tinjau dari Pendekatan Fenomenologis

(Implementing Electronik Voting on Indonesia election As A Means Of Democracy From Fenomenologis


Approach)

Fakhrul Huda, R.A. Rini Anggraini, Iwan Rachmad Soetijono.


Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Jember (UNEJ)
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail : Fakhrulhuda@rocketmail.com

Abstrak
Dalam penyelenggaraan pemilu di Indonesia masih dilakukan secara konvensional. Warga yang mempunyai hak pilih
datang ke tempat pemungutan suara pada saat hari pemilihan. Mereka kemudian mencoblos atau mencontreng kertas
suara dan kemudian memasukkan ke kotak suara. Akan tetapi mulai Pemilu Legislatif tahun 2009, proses pemungutan
suara dilakukan dengan cara mencontreng.
Setelah proses pemungutan suara selesai, kemudian dilakukan penghitungan suara. Proses pemungutan dan
penghitungan suara secara konvensional tersebut mempunyai beberapa kelemahan. Berikut ini beberapa kelemahan
proses secara konvensional tersebut, diantaranya : 1. Lambatnya proses penghitungan suara, proses penghitungan suara
biasanya membutuhkan waktu sampai beberapa minggu; 2. Kurang akuratnya hasil perhitungan suara, Karena proses
pemungutan suara dilakukan dengan mencontreng kertas suara, sering kali muncul perdebatan mengenai sah atau
tidaknya sebuah kertas suara; 3. Tidak ada salinan terhadap kertas suara. Hal ini menyebabkan jika terjadi kerusakan
terhadap kertas suara, panitia pemilu sudah tidak mempunyai bukti yang lain; 4. Sulitnya perhitungan kembali jika
terjadi ketidakpercayaan terhadap hasil perhitungan suara; 5. Pemilu di Indonesia saat ini sering menimbulkan konflik.
Hal tersebut dipicu adanya ketidakpercayaan terhadap hasil perhitungan suara; 6. Besarnya anggaran yang dilalukan
untuk melakukan proses pemungutan suara.
Dengan banyaknya permasalahan tersebut di atas khususnya dalam penyelenggaraan pemilu di Indonesia, maka
muncullah gagasan untuk melaksanakan penyelenggaraan pemilu dengan memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi (e-voting). Hal ini juga didukung dengan semakin luasnya jaringan komunikasi dan biaya
komunikasi yang semakin murah.

Kata Kunci : Demokrasi, Pemilu, Pemungutan Suara Secara Konvensional, Pemungutan Suara Secara Elektronik.

Abstract
In the general election in Indonesia is still done conventionally . Citizens who have the right to choose to come to the
polls on the day of the election . They then cast their ballots or mencontreng and then put into the ballot box . However,
starting in 2009 legislative elections , the voting process is done by ticking .
Once the voting process is completed , then the counting is done . The process of voting and counting the
conventionally has several drawbacks . Here are some of the drawbacks in the conventional process , including: 1 . The
slow process of counting , counting process usually takes up to a few weeks ; 2 . Lack of accurate vote counts , because
the voting process is done by checking a ballot paper , often appearing legitimate debate about whether or not a ballot
paper ; 3 . There is no copy of the ballot paper . This is caused when there is damage to the ballot , the election
committee has been no other evidence ; 4 . The difficulty of the recalculation in the event of lack of confidence vote
counts ; 5 . Elections in Indonesia today often lead to conflict . It was triggered by a distrust of the vote counts ; 6 . The
amount of the budget that is passed to the voting process .
With the many problems mentioned above particularly in the organization of elections in Indonesia , then comes the
idea to carry out elections by exploiting information and communication technology development ( e - voting ) . It is
also supported by the breadth of the communication network and communication costs are getting cheaper .

Keywords : Democracy , Elections , Voting In Conventional , Electronic Voting .

Pendahuluan dengan maksud kedaulatan sepenuhnya berada di tangan


rakyat dan dilaksanakan dengan atau atas nama rakyat.
Indonesia merupakan salah satu negara yang Dalam pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
menganut prinsip demokrasi. Dengan adanya prinsip Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945)
demokrasi ditandai dengan adanya kedaulatan rakyat

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Fakhrul Huda. et al, Penerapan Pemungutan Suara Secara Elektronik (e-Voting) dalam Pemilihan Umum .....

disebutkan bahwa “kedaulatan berada di tangan rakyat penyelenggaraan pemilu dengan memanfaatkan
dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (e-
Sebagai negara yang demokratis yang mana rakyat voting). Hal ini juga didukung dengan semakin luasnya
dituntut untuk ikut campur dalam penyelenggaraan jaringan komunikasi dan biaya komunikasi yang semakin
pemerintahan, salah satunya adalah dalam wujud murah.
partisipasi politik. Partisipasi politik adalah kegiatan ikut E-voting telah diperkenankan manjadi salah satu
secara aktif dengan kehidupan politik dengan jalan metode pemungutan suara oleh Mahkamah Konstitusi
memilih pemimpin negara baik secara langsung maupun (MK) dalam Amar Putusan No.147/PUU-VII/2009.
tidak langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah. Sehingga kata, mencoblos dalam Pasal 88 Undang-
Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan Undang Nomor 32 Tahun 2004 Jo Undang-Undang
suara dalam pemilihan umum (pemilu), mengadiri rapat Nomor 12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah (UU
umum, menjadi anggota suatu partai politik (parpol) atau Pemda) diartikan pula menggunakan metode e-voting
kelompok kepentingan, mengadakan hubungan dengan dengan syarat kumulatif sebagai berikut2:
pejabat pemerintah atau anggota perlemen, dan a. tidak melanggar asas langsung, umum, bebas, rahasia,
sebagainya1. jujur, dan adil.
Pasal 22E ayat (2) UUD NRI 1945 menentukan b. daerah yang menerapkan metode e-votingsudah siap
“pemilu terdiri atas pemilihan anggota Dewan dari sisi teknologi, pembiayaan, sumber daya manusia
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah maupun perangkat lunaknya, kesiapan masyarakat di
(DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) serta daerah yang bersangkutan, serta persyaratan lain yang
pemilihan Presiden dan Wakil Presiden”. Namun, saat ini diperlukan.
ruang lingkup pemilu semakin luas yang menempatkan E-voting saat ini dapat menjadi salah satu alternatif
pemilihan kepala daerah sebagai bagian dari pemilu yang untuk menggantikan pemilu secara konvensional yang
kemudian lazim disebut dengan pemilu kepala daerah sekarang ini digunakan. Penelitian mengenai e-voting
(pemilukada). telah dilakukan lebih dari dua puluh tahun. Permasalahan
Dalam penyelenggaraan pemilu di Indonesia utama yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemilu
masih dilakukan secara konvensional. Warga yang melalui sistem e-voting adalah terkait dengan faktor
mempunyai hak pilih datang ke tempat pemungutan keamanan. Sampai saat ini, belum ada solusi lengkap
suara pada saat hari pemilihan. Mereka kemudian baik secara teori maupun praktek yang mampu mengatasi
mencoblos atau mencontreng kertas suara dan kemudian permasalahan tersebut3.
memasukkan ke kotak suara. Akan tetapi mulai Pemilu Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, penulis
Legislatif tahun 2009, proses pemungutan suara berpendapat perlu adanya formulasi hukum untuk
dilakukan dengan cara mencontreng. menyelesaikan permasalahan yang tengah terjadi melalui
Setelah proses pemungutan suara selesai, analisis dalam sebuah penelitian skripsi yang berjudul,
kemudian dilakukan penghitungan suara. Proses “Penerapan pemungutan suara secara elektronik (e-
pemungutan dan penghitungan suara secara konvensional voting) dalam pemilu di Indonesia sebagai wujud
tersebut mempunyai beberapa kelemahan. Berikut ini demokrasi ditinjau dari segi pendekatan
beberapa kelemahan proses secara konvensional tersebut, Fenomenologis“.
diantaranya :
1. Lambatnya proses penghitungan suara, proses Metode Penelitian
penghitungan suara biasanya membutuhkan waktu
sampai beberapa minggu. Metode penelitian dalam skripsi ini meliputi empat
2. Kurang akuratnya hasil perhitungan suara, Karena aspek yaitu Tipe penelitian, Pendekatan masalah, Sumber
proses pemungutan suara dilakukan dengan bahan hukum, dan Analisis bahan hukum. Tipe penelitian
mencontreng kertas suara, sering kali muncul yang dipakai penulis adalah yuridis normatif, yaitu
perdebatan mengenai sah atau tidaknya sebuah kertas penelitian mengenai penerapan norma-norma hukum
suara. positif. Pendekatan masalah yang digunakan dalam
3. Tidak ada salinan terhadap kertas suara. Hal ini penyusunan skripsi ini antara lain:
menyebabkan jika terjadi kerusakan terhadap kertas A) Pendekatan Perundang-undangan (statute
suara, panitia pemilu sudah tidak mempunyai bukti approach) dilakukan dengan menelaah semua
yang lain. undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut
4. Sulitnya perhitungan kembali jika terjadi dengan isu hukum yang sering ditangani.
ketidakpercayaan terhadap hasil perhitungan suara. B) Pendekatan Konseptual (conceptual approach)
5. Pemilu di Indonesia saat ini sering menimbulkan dilakukan dengan beranjak dari pandangan-
konflik. Hal tersebut dipicu adanya ketidakpercayaan pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di
terhadap hasil perhitungan suara. 2Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No.
6. Besarnya anggaran yang dilalukan untuk melakukan 147/PUU-VII/2009.
proses pemungutan suara.
Dengan banyaknya permasalahan tersebut di atas 3Lihat
dan bandingkan T. Taghavi, Dkk dalam
khususnya dalam penyelenggaraan pemilu di Indonesia, Muhammad Shalahuddin, “ A Verifiable Multi Authority
maka muncullah gagasan untuk melaksanakan E-Voting Scheme for Real World Environment,
1
Miriam Budiharjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, pembuatan model e-voting berbasis web ”, Institut
PT. Gramedia, Jakarta, 1994, hlm.183 Teknologi Bandung (ITB), tesis, Bandung, 2009, hlm. 17

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Fakhrul Huda. et al, Penerapan Pemungutan Suara Secara Elektronik (e-Voting) dalam Pemilihan Umum .....

dalam ilmu hukum sehingga penulis akan 4. Lemahnya infrastruktur teknologi juga menjadi
menemukan ide-ide yang melahirkan pengertian- kendala terhadap pelaksanaan pesta demokrasi
pengertian hukum, konsep-konsep hukum, dan sehingga penetapan hasil tidak bisa serentak dan hal
asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang ini semakin runyam ketika penetapan terhadap hasil
dihadapi akhirnya dapat membangun suatu hitung manual menjadi satu-satunya pilihan yang
argumentasi hukum dalam memecahkan isu yang terbaik dan yang paling benar.
dihadapi4. a) Aspek mendasar yang juga perlu dipikirkan
adalah kerahasiaan yang tidak bisa diciptakan dari
Sumber bahan hukum dalam skripsi ini terdiri atas berulang kali pelaksanaan pesta demokrasi.
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan b) Jumlah golput cenderung terus meningkat setiap
Non Hukum. Analisis bahan hukum menggunakan pelaksanaan pesta demokrasi dengan berbagai
analisis deduktif dari umum ke khusus. alasan yang logis, misal memilih dan tidak
memilih tetap tidak memperbaiki kesejahteraan
Pembahasan hidup atau tak ada kandidat yang sesuai dengan
pilihan hati nurani atau memang sudah antipati
1. Korelasi Penerapan Pemungutan Suara Secara dengan pesta demokrasi di Indonesia.
Elektronik (e-voting) dalam Pemilu di Indonesia Dengan banyaknya permasalahan tersebut di atas
dengan Asas dan Aspek Hukum Penyelenggaraan khususnya dalam pemilu di Indonesia, maka muncullah
Pemilu di Indonesia. gagasan untuk melaksanakan pemilu dengan
Dasar penyelenggaran pemilu yang ideal bagi memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi (e-
suatu negara paling tidak bertumpuh pada 3 (tiga) nilai voting). Hal ini juga didukung dengan semakin luasnya
dasar, yaitu5 : jaringan komunikasi dan biaya komunikasi yang semakin
1. Dasar negara hukum murah. E-voting bertujuan untuk mengurangi peluang
2. Dasar demokrasi kesalahan dan penyalahgunaan dalam proses pemungutan
3. Dasar nasionalisme dan penghitungan suara yang berarti mengurangi waktu
Dalam konsep hukum pemilu diatas, ada beberapa dan biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat.
hal yang pokok yang menunjuk pada fungsi instrumental, Pemanfaatan TIK dalam kegiatan pemilihan e-
landasan dan asas pemilu. voting merupakan salah satu solusi untuk menghindari
1. Fungsi instrumental pemilu sebagai sarana untuk masalah-masalah yang menyebabkan terjadinya konflik
mewujudkan kedaulatan rakyat. dalam kegiatan voting, sehingga diharapkan proses
2. Landasan Idiil dan konstutisionil pemilu adalah voting akan menjadi lebih baik. Hadirnya inovasi dari sisi
Pancasila dan UUD NRI 1945. teknologi hardware yaitu electronic voting machine juga
3. asas pemilu yang terdiri dari asas demokrasi, asas dapat memudahkan masyarakat, bahkan yang memiliki
langsung, asas umum, asas bebas, asas jujur dan adil keterbatasan buta huruf-pun dapat terlibat dalam
(Luber Jurdil). pemungutan suara, melalui visualisasi dan mekanisme
Proses pesta demokrasi yang terjadi di Indonesia pemilihan yang mudah.
memang telah sering dilakukan dengan rentang waktu 5
Kepedulian dan keseriusan BPPT, sebagai
tahunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
lembaga pemerintah dalam mendukung dan
yang berlaku. Meski demikian, harapan dari pelaksanaan
mengembangkan sistem e-voting dibuktikan dengan cara
pesta demokrasi yang Luber Jurdil ternyata masih sangat
bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Jembrana,
jauh dari harapan. Mengacu sejumlah temuan yang ada,
Bali, untuk mengembangkan e-Voting. Kabupaten
paling tidak ada beberapa problem terkait pelaksanaan
Jembrana merupakan daerah yang telah membuktikan
pesta demokrasi di Indonesia yaitu6:
kesuksesannya dalam pemilihan Kepala Dusun yang
menggunakan kartu identitas dengan chip dan komputer
1. Pendaftaran pemilih adalah awal dari sukses
layar sentuh sebagai sarana pemungutan suara.
pelaksanaan pesta demokrasi, namun sistem
Berdasarkan pengalaman mereka, BPPT saat ini tengah
kependudukan yang cenderung asal data secara tidak
menyempurnakan e-Voting untuk pemilu nasional pada
langsung mengakibatkan kesalahan sistemik dari data
20147.
penduduk yang akan menjadi calon pemilih.
Melihat kenyataan tersebut diatas dapat dikatakan
2. Surat suara tidak sah cenderung terus meningkat di
bahwa program pemanfaatan dan penerapan e-voting
setiap pelaksanaan pesta demokrasi dan hal ini juga
merupakan program yang strategis, bukan hanya
diikuti dengan peningkatan angka golput.
memiliki bobot pemberdayaan teknologi yang cukup
3. Kondisi dan letak geografis secara tidak langsung
tinggi, program ini juga dapat menjadi gerbong
menghambat kecepatan pengumpulan dan tentunya
pengembangan inovasi anak-anak bangsa dalam bidang
juga terkait dengan penghitungan suara.
teknologi informasi dan komunikasi. Lebih dari itu
program ini juga bisa dijadikan sebagai momentum
4 Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, kebangkitan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi
Jakarta: Prenada Media Group, hlm. 83. anak bangsa, dan didasari dengan semangat kesatuan.
5 Ibid, hlm. 40
Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan E-Voting.
6
http://sipemilu.org/ti-kpu/10-riset-e-voting/, di 7 Komentar Kepala BPPT Marzan Aziz Iskandar

unduh Pada Tanggal 16 Juli 2013, Pukul 14.27 WIB. dalam BPPT Siap Sukseskan e-Vote

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Fakhrul Huda. et al, Penerapan Pemungutan Suara Secara Elektronik (e-Voting) dalam Pemilihan Umum .....

1. Analisisa berdasarkan UU No 23 tahun 2006 dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum
tentang administrasi kependudukan (UU Acara yang berlaku di Indonesia.
Administrasi Kependudukan). 3. Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Sesuai dengan kewenangan penyelenggaraan dan Elektronik dinyatakan sah apabila menggunakan
pelaksanaan kependudukan berdasarkan Pasal 12 UU No. Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan yang
52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan diatur dalam Undang-Undang ini.
Pembangunan Keluarga bahwasanya pemerintah 4. Ketentuan mengenai Informasi Elektronik
bertanggung jawab dalam menetapkan kebijakan dan/atau Dokumen Elektronik sebagaimana
nasional; menetapkan pedoman yang berkaitan dengan dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk:
norma, standar, prosedur, dan kreteria; memberikan a. surat yang menurut Undang-Undang harus
pembinaan, bimbingan, supervisi, dan fasilitasi; dan dibuat dalam bentuk tertulis.
sosialisasi, advokasi, dan kordinasi; pelaksanaan b. surat beserta dokumennya yang menurut
perkembangan kependudukan dan pembangunan Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk
keluarga8. Sehubungan dengan itu maka NIK yang akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat
disebutkan dalam UU Administrasi dan Kependudukan pembuat akta.
digunakan sebagai nomor unik, tunggal, dan khas yang
diistilakan sebagai Single Identity Number. Maraknya 3. Analisa Berdasarkan UU No. 14 tahun 2008
instansi atau lembaga pemerintah yang ikut menyoroti tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU
dan memberikan kebijakan terkait NIK, merupakan KIP).
indikator bahwa kebutuhan nomor unik yang tunggal Terkait dengan pelaksanaan UU KIP maka yang
untuk setiap individu dirasa cukup mendesak. seharusnya melaksanakan tata kelola TI pada badan
Penerapan awal KTP berbasis NIK yang publik adalah pejabat pengelolah informasi dan
dilengkapi dengan sidik jari dan chip atau e-KTP dokumentasi. Pejabat tersebut wajib memberikan,
merupakan langkah strategis untuk menciptakan tertib menyampaikan dan menyebarluaskan informasi publik
Administrasi Kependudukan yang mengamanatkan dengan cara yang mudah dijangkau, namun disisi lain
adanya identitas tunggal bagi setiap penduduk dan harus mengamankan informasi yang dikecualikan 9 dan
terbangunnya basis data kependudukan yang lengkap dan hanya boleh diminta dengan jumlah persyaratan dan
akurat. Proyek e-KTP dilatarbelakangi oleh sistem akses pihak-pihak yang tidak terotorisasi, sehingga yang
pembuatan KTP konvensional yang memungkinkan seharusnya tidak boleh diakses oleh publik harus tetap
seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini dijamin kerahasiaanya, akhirnya sebagai implikasi atas
disebabkan oleh belum adanya basis data terpadu yang pemberlakuan UU KIP, semua badan publik harus segera
menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. mereformasi pengelolaan informasi serta menyiapkan
Fakta tersebut memberi peluang bagi penduduk yang sistem manajemen informasi publik yang terorganisasi.
ingin berbuat curang terhadap negara dengan
menduplikasi KTP-nya.. Dengan adanya e-KTP sebagai 4. Analisa Berdasarkan Putusan Mahkamah
Identitas jati diri tunggal, Identitas diri tidak dapat Konstitusi Nomor 147/PUU-VII/2009.
dipalsukan dan digandakan serta dapat dipakai sebagai Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
kartu pemilih dalam pemilu atau pemilukada. 147/PUU-VII/2009 yang dalam amar putusannya
menyatakan Bahwa Mengabulkan permohonan para
2. Analisa Berdasarkan UU No. 11 tahun 2008 Pemohon untuk sebagian, Menyatakan Pasal 88 Undang-
tentang Informasi dan Tekhnologi Elektronik (UU Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
ITE). Daerah adalah konstitusional bersyarat terhadap Pasal
UU ITE memegang peranan penting terkait 28C ayat (1) dan ayat (2) UUD NRI 1945 sehingga kata,
dengan penyelenggaraan pemilu berbasis sistem e-Voting mencoblos dalam Pasal 88 Undang-Undang Nomor 32
dikarenakan dalam UU ITE ada beberapa pasal penting Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah diartikan pula
terkait dengan sistem elektronik, alat bukti elektronik, menggunakan metode e-voting dengan syarat kumulatif
tanda tangan elektronik dan penyelenggara sistem sebagai berikut:
elektronik karena pemilu dengan sistem e-Voting ini a. tidak melanggar asas Luber Jurdil.
menggunakan teknologi elektronik dalam pelaksanaanya. b. daerah yang menerapkan metode e-voting sudah siap
Pasal 5 UU ITE dapat menjelaskan dan menjawab dari sisi teknologi, pembiayaan, sumber daya manusia
bahwasanya informasi atau dokumen elektronik dapat maupun perangkat lunaknya, kesiapan masyarakat di
dijadikan sebagai alat bukti hukum yang sah dengan daerah yang bersangkutan, serta persyaratan lain yang
ketentuan sebagai berikut : diperlukan.
1. Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Berdasarkan Putusan MK tersebut, sebenarnya
Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan menyebutkan tentang dasar hukum e-Voting secara
alat bukti hukum yang sah. tersirat. Maksud dari Putusan MK tersebut diharapkan
2. Informasi Elektronik dan/atau Dokumen cara-cara di luar pencoblosan dan/atau pencontrengan
Elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagaimana diakomodir oleh pembentuk UU.
dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan
8Pasal 12 UU No. 52 tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga. 9Pasal 17 UU KIP.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Fakhrul Huda. et al, Penerapan Pemungutan Suara Secara Elektronik (e-Voting) dalam Pemilihan Umum .....

5. Analisa Berdasarkan PP No. 35 tahun 2010 peluang baru misalnya terkait dengan biaya yang lebih
tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk murah, waktu yang lebih cepat, ketepatan hasil
Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara penghitungan suara, dan lain sebagainya.
Nasional (PP e- KTP) 2. Hukum. Penerapan sistem e-voting tidak akan berjalan
Dengan diberlakukannya PP e-KTP dapat dengan baik apabila tidak ada penyesuaian hukum
mencegah terjadi pemalsuan dokumen ataupun dokumen yang berlaku dengan sistem e-voting yang akan
ganda serta mempunyai pengamanan data yang dapat diterapkan.
diandalkan untuk mendukung terwujudnya database 3. Sosial. Sebuah sistem akan berjalan dengan baik
kependudukan yang akurat, khususnya yang berkaitan apabila sistem tersebut sesuai dengan kondisi sosial
dengan DPT pemilu yang mana memanfaatkan teknologi masyarakat yang ada.
elektronik membuktikan bahwasanya pelaksanaan pemilu 4. Prosedur operasional merupakan prosedur
dengan e-Voting sangat mungkin dapat diterapkan di pengoperasian sistem e-voting. Prosedur ini meliputi
Indonesia, namun untuk dapat mengelar dan operasi sistem secara manual, proteksi terhadap sistem
menerapkannya secara optimal dibutuhkan berbagai secara fisik, dan lain sebagainya.
pembenahan dan yang utama adalah pembenahan
regulasi, pembangunan teknologi dan peningkatan Kesimpulan dan Saran
kemampuan SDM10.
Kesimpulan
Budaya Masyarakat Indonesia dalam Pemilu di 1. Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
Indonesia. 147/PUU-VII/2009 yang dalam amar putusannya
menyatakan Bahwa Mengabulkan permohonan para
Partisipasi Politik di Indonesia bersifat otonom, Pemohon untuk sebagian, Menyatakan Pasal 88 UU
artinya lahir dari diri mereka sendiri dan masih terbatas. Pemda adalah konstitusional bersyarat terhadap Pasal
Oleh karena itu jika hal ini terjadi di Negara-Negara 28C ayat (1) dan ayat (2) UU NRI 1945 sehingga kata,
maju sering kali dianggap sebagai tanda adanya kepuasan “mencoblos” dalam Pasal 88 UU Pemda diartikan pula
terhadap pengelolaan kehidupan politik. Tetapi jika hal menggunakan metode e-voting dengan syarat
itu terjadi di Negara berkembang, tidak selalu demikian kumulatif sebagai berikut:
halnya. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi a. tidak melanggar asas Luber Jurdil.
Politik Masyarakat11: b. daerah yang menerapkan metode e-voting sudah
1. Faktor Sosial Ekonomi Kondisi sosial ekonomi siap dari sisi teknologi, pembiayaan, sumber daya
meliputi tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan manusia maupun perangkat lunaknya, kesiapan
jumlah keluarga. masyarakat di daerah yang bersangkutan, serta
2. Faktor Politik, peran serta politik masyarakat persyaratan lain yang diperlukan.
didasarkan kepada politik untuk menentukan suatu Berdasarkan Putusan MK tersebut, sebenarnya
produk akhir. menyebutkan tentang dasar hukum e-Voting secara
tersirat. Maksud dari Putusan MK tersebut diharapkan
3. Faktor Fisik Individu dan Lingkungan Faktor fisik cara-cara di luar pencoblosan dan/atau pencontrengan
individu sebagai sumber kehidupan termasuk fasilitas diakomodir oleh pembentuk UU. Disamping
serta ketersediaan pelayanan umum. keputusan MK tersebut diatas, penggunaan teknologi
4. Faktor Nilai Budaya politik merupakan basis yang informasi dan komunikasi dalam pemilu juga telah
membentuk demokrasi. mendapatkan landasan hukum yang kuat dengan telah
diberlakukannya Undang-Undang No. 11 Tahun 2008
Kesiapan Pemerintah Indonesia Dalam yang mengatur tentang Informasi dan Transaksi
Penyelenggaraan e-Voting Elektronik .
2. Indonesia adalah negara yang ingin cepat mengadakan
Aspek-aspek yang harus disiapkan Pemerintah pembangunan untuk mengejar ketertinggalannya dari
dalam penyelenggaraan pemungutan suara secara Negara maju. Hal ini dilakukan karena berhasil atau
elektronik (e-voting) agar dapat berjalan dengan baik. tidaknya pembangunan itu tergantung dari partisipasi
Berikut ini adalah beberapa aspek yang mempengaruhi rakyat. Peran sertanya masyarakat dapat menolong
suatu sistem e-voting: penanganan masalah-masalah yang timbul dari
1. Teknologi. Aspek teknologi merupakan aspek yang perbedaan etnis, budaya, status sosial, ekonomi, agama
paling menonjol pada sistem evoting jika dan sebagainya. Pembentukan identitas nasional dan
dibandingkan dengan sistem voting secara manual. loyalitas diharapkan dapat menunjang
Penggunaan teknologi selain memberikan banyak pertumbuhannya melalui partisipasi politik. Faktor-
faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Politik
10 Riset e-Voting, http://sipemilu.org/ti-kpu/10-
Masyarakat:
riset-e-voting/, di unduh Pada Tanggal 16 Juli 2013, 1. Faktor Sosial Ekonomi
Pukul 14.27 WIB.
2. Faktor Politik,
3. Faktor Fisik Individu dan Lingkungan Faktor fisik
11 http://www.google.co.id/search? individu sebagai sumber kehidupan termasuk fasilitas
q=budaya+politik+partisipan&hl=id&start=10&sa=N serta ketersediaan pelayanan umum.
4. Faktor Nilai Budaya
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013
Fakhrul Huda. et al, Penerapan Pemungutan Suara Secara Elektronik (e-Voting) dalam Pemilihan Umum .....

Salah Satu aplikasi e-government yang bisa Daftar Bacaan


diterapkan di Indonesia dalam penyelenggaraan pemilu
adalah e-Voting. Beberapa aspek yang harus juga Buku-Buku:
diperhatikan dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemilu A.D. Belifante, 1969, “Begiselen Van Nederlands
secara e-voting diantaranya: Staatsrecht, Alphen aan De rijn”, Amsterdam : N.
1. Teknologi. Samson NV.
2. Hukum. Atho Mudzhar, 2007, “Pendekatan Studi Islam dalam
3. Sosial. Teori dan Praktek”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
4. Prosedur operasional. C.F. Strong, 1960, “Modern Political Constitutions”,
London: Sidgwick & Jackson Limited.
Saran Clive Erricker, “Pendekatan Fenomenologis” dalam
Mempersiapkan dasar untuk pemilihan e-Voting Peter Connolly (ed.), 2009, Aneka Pendekatan
pertama di Pemilu yang akan datang akan perlu untuk Studi Agama terj. Imam Khoiri, Yogyakarta: LkiS.
mengatasi berbagai masalah. Oleh karena itu perlu segera Damsar, 2010, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta
mulai sejumlah proyek uji-coba di tingkat pemilukada. : Kencana Prenada Media Group.
Adapun Rekomendasi proyek-proyek uji-coba David. F. Roth dan Frank L. Wilson, 1976, “The
diantaranya: Comparative Study of Politics”, dalam Damsar,
1. Harus dapat melindungi fitur dasar demokrasi 2010, “Pengantar Sosiologi Politik”, Jakarta :
Indonesia harus terletak di jantung pelaksanaan. Kencana Prenada Media Group.
2. Perlu ada nya uji-coba teknologi e-Voting yang Henry B. Mayo, 1960, “An Introduction to Democratic
berbeda dan proses nya harus terus terletak di jantung Theory”, New York: Oxford University Press.
dari strategi implementasi. James Bums MacGregor, at. al, 1989, “Government by
a) Agar manfaat yang nyata dapat di demonstrasikan The People”, New Jersey : Englewood, Prentice
untuk pemilih, tiap warga perlu diaktifkan untuk Hall.
memilih pada setiap TPS dalam konstituensi John Macquarrie, 1997, “Existentialism”, New York:
mereka atau otoritas lokal, sebagai langkah Penguin Books.
pertama menuju pemungutan suara fleksibilitas Johnny Ibrahim, 2008, “Teori dan Metodologi Penelitian
lengkap. Hukum Normatif”, Malang: Banyumedia
b) Rekomendasi selanjut, pada salah satu pilot Publishing.
proyek (pilot proyek Pemilukada Jimly asshiddiqie, 2005, “Hukum Tata Negara dan Pilar-
Provinsi/Gubernur) harus juga implementasi e- Pilar Demokrasi”, Jakarta :Konstitusi Pers.
Voting di dalam TPS yang memungkinkan warga
untuk memilih dari setiap TPS di seluruh negeri Miriam Budiharjo, 1994, “Dasar-Dasar Ilmu Politik”,
bukan hanya satu yang telah ditentukan. Jakarta : PT. Gramedia.
c) Untuk Pilot proyek, penerapan prinsip Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, 1988, “Pengantar
desentralisasi pemilihan memberikan manfaat HTN Indonesia”, Jakarta: CV. Sinar Bakti, Pusat
keamanan yang signifikan serta fleksibilitas Study HTN Fakultas Hukum UI.
operasional ke e-Voting. Moh. Mahfud MD, 1993, “Demokrasi dan Konstitusi di
Indonesia, Studi Tentang Interaksi Politik dan
Ucapan Terima Kasih Kehidupan”, Yogyakarta : Liberty.
P.B. Cliteur en M.A. Loth, 1992, “rehtsfilosofie van de
1. Kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Samirul dan Ibu Twintingste eeuw”, Arnhem : Gouda Quint bv
Masnah yang senantiasa memberikan nasihat, do’a (S.Gouda Qunit-D. Brouwer en Zoon), Periksa
serta dukungannya selama ini kepada Penulis; Pula, Suparto Wijoyo, Tampa Tahun,
2. Bapak Ibu R.A. Rini Anggraini, S.H., M.H. dan Iwan “Karakteristik Hukum Acara Peradilan
Rachmad Seotijono, S.H., M.H., sebagai Dosen Administrasi”, Surabaya : Airlangga Uneversity
Pembimbing serta Bapak Totok Sudaryanto, S.H., Press.
M.S., dan Ibu Rosita Indrayani, S.H., M.H., sebagai Peter Mahmud Marzuki, 2006, “Penelitian Hukum”,
dosen penguji, yang telah bersedia membimbing dan Jakarta: Prenada Media Group.
menguji penulis; Soerjono soekanto dan abdurrahman, 2003, “Metode
3. Alma mater Fakultas Hukum Universitas Jember Penelitian Hukum”, Jakarta: Rinrka Cipta.
yang penulis banggakan. Widodo Ekatjahjana, 2009, Konsep Hukum Pemilu,
Mudah-mudahan Tugas Akhir ini dapat Dasar dan Asas-Asas Hukum yang Melandasi
bermanfaat untuk pengajaran Program Studi Ilmu Penyelenggaraan Pemilu di Indonesia, Jember:
Hukum, Jurusan Hukum Perdata Ekonomi, Fakultas PKK-FH Universitas Jember Volume 1 Nomor 1
Hukum, Universitas Jember dan seluruh masyarakat luas November 2009.
yang ingin mempelajari mengenai Penerapan ----------------------, 2008, “Lembaga Kepresidenan
Pemungutan Suara Secara Elektronik dalam Pemilihan dalam Sistem Ketatanegaraan indonesia”,
Umum di Indonesia. Bandung : Pustaka Sutra.
Zulfikri Suleman, 2000, “Demokrasi Untuk Indonesia”,
Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Fakhrul Huda. et al, Penerapan Pemungutan Suara Secara Elektronik (e-Voting) dalam Pemilihan Umum .....

Jurnal, Skripsi, Tesis, dll. eGovernment Initiatives in Developing


Amien Rais, Demokrasi dan Proses Politik, dalam Countries”, The Case of Tanzania. Electronic
Demokrasi dan Proses Politik, Seri Prisma Journal of e-Government.
Jakarta, diterbitkan LP3ES.
Arifin Firdaus dalam Muhammad Shalahuddin, 2009, “ Peraturan Perundang-Undangan.
Demokrasi konstitusional pembuatan model e- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
voting berbasis web ”, Bandung : Institut Tahun 1945.
Teknologi Bandung (ITB). Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak
Costas Lambrinnoudakis, dalam Muhammad Asasi Manusia.
Shalahuddin, 2009, “Secure Electronic, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Jo Undang –
pembuatan model e-voting berbasis web ”, Undang Nomor 8 Tahun 2011 Tentang
Bandung : Institut Teknologi Bandung (ITB). Mahkamah Konstitusi.
Edi Priyono dan F.N. Dihan, 2010, “e-Voting: Urgensi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Jo Undang-
Tranparansi dan Akuntabilitas“, Seminar Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Nasional Informatika 2010, Yogyakarta : Pemerintahan Daerah.
semnasIF 2010 UPN Veteran Yogyakarta. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2005 tentang Ratifikasi
F. B. Nugroho, 2009, “digital signature“, makalah Kovenan Hak-Hak Sipil dan Politik
sekuriti komputer, november 2009. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang
International Commission of Jurist, 1965, Aspect of the Administrasi Kependudukan.
Rule of Law in the Modern Age, Bangkok. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 Jo Undang-
M.I. Urofsky, 2001, “Jurnal Demokrasi. Office of Undang No 15 Tahun 2011 tentang
international Information Program”, U.S. : Penyelenggaraan Pemilihan Umum.
Department of State. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Jo Undang-
Mundy, D., & Musa, B., 2010. “Towards a Framework Undang Nomor 8 tahun 2012 Tentang Pemilihan
for e-Government Development in Nigeria”, Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Electronic Journal of e-Government. Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Muhammad Bahrul Ulum, 2011, “Penguatan Demokrasi Perwakilan Rakyat Daerah.
Melalui Penataan Politik Hukum Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah di Informasi dan Transaksi Elektronik.
Indonesia”, Jember: Fakultas Hukum Universitas
Jember. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang
Ndou, V. D., “E-Government for Develompment Keterbukaan Informasi Publik.
Countries : Opportunities and Challenges”, The Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang
Electronic Journal on Information Systems in Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Developing Countries. Keluarga.
Rev. Emeka C. Ekeke & Chike Ekeopara, 2010, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Partai
“Phenomenological Approach to The Study of Politik.
Religion A Historical Perspective,” European Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Journal of Scientific Research, Vol. 44, No. 2. Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
Robert Krimmer, dkk dalam Muhammad Shalahuddin, “ Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 Jo Peraturan
The Development of Remote E-Voting Around the Presiden Nomor 35 Tahun 2010 Tentang
World, pembuatan model e-voting berbasis web ”, Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis NIK
Bandung : Institut Teknologi Bandung (ITB). Secara Nasional.
Ronald Rivest L, dalam Muhammad Shalahuddin, Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang
2009,“ Electronic Voting, pembuatan model e- Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan
voting berbasis web ”, Bandung : Institut e-Government.
Teknologi Bandung (ITB). Putusan Mahkamah Konstitusi No. 147/PUU-VII/2009.
Stefanova, K., Kabakchieva, D., & Nikolov, R., 2010, Peraturan KPU Nomor 09 Tahun 2010 tentang Tahapan
“Design Principles of Identity Management dan Jadwal Waktu Penyelenggaraan Pemilihan
Architecture Development for Cross-Border Umum Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah.
eGovernment Services”, Electronic Journal of e-
Government. Internet
T. Taghavi, Dkk dalam Muhammad Shalahuddin, 2009, Afan Gaffar, “Politik Indonesia Transisi Menuju
“A Verifiable Multi Authority E-Voting Scheme for Demokrasi”, Cetakan IV, Pustaka Pelajar,
Real World Environment, pembuatan model e- Yogyakarta, 2004 dalam
voting berbasis web ”, Bandung : Institut http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-
Teknologi Bandung (ITB). demokrasi-di-indonesia.html diakses 07 Maret
Takuji Murata, dalam Muhammad Shalahuddin, 2013 pukul 19.11
2009,“Universal Design for E-Voting System in Dieter Nohlen, 2008, "Electoral Systems" dalam Lynda
Japan, pembuatan model e-voting berbasis web ”, Lee Kaid and Christina Holtz-Bacha,
Bandung : Institut Teknologi Bandung (ITB). Encyclopedia of political communication,
Yonazi, J., Sol, H., & Boonstra, A., 2010, “Exploring California: Sage Publications, , dalam
Issues Underlying Citizen Adoption of http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/200
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013
Fakhrul Huda. et al, Penerapan Pemungutan Suara Secara Elektronik (e-Voting) dalam Pemilihan Umum .....

9/11/09/brk,20071109-111175, id.html. Diakses Matias Iaryczower and Andrea Mattozzi, “Ideology and
pada tanggal 7 Februari 2013 Pukul 16.18 WIB. Competence in Alternative Electoral Systems”,
Hizkia, “Keamanan Komputer Keamanan Hardware“, Paper, Division of Humanities and Social
http://hizkia- Sciences, (California Institute of Technology,
pangala.blogspot.com/2010/01/keamana- Pasadena, California, July 9, 2008), dalam
komputer-keamanan-hardware. html, diunduh http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/200
Pada Tanggal 16 Juli 2013, Pukul 14.29 WIB. 9/11/09/brk,20071109-111175,id.html. Diakses
Husni Fahmi, “Konsep Sidik Jari dan Chip di e-KTO pada tanggal 7 Februari 2013 Pukul 16.18 WIB.
(2)“, http://arsipberita.com/show/konsep-sidik- “Riset e-Voting“, http://sipemilu.org/ti-kpu/10-riset-e-
jari-dan-chip-di-e-ktp-2-58595.html, di unduh voting/, di unduh Pada Tanggal 16 Juli 2013,
Pada Tanggal 16 Juli 2013, Pukul 14.44 WIB Pukul 14.27 WIB.
. “kasus.DPT.Ganda.di.Mojokerto.,“ kompas,
Faizal Oktaf, “KTP Elektronik (e-KTP) dengan http://regional.kompas.com/read/2009/03/24/203
Penggunaan Sidik Jari“, 15584/lagi, diunduh Pada Tanggal 16 Juli 2013,
http://faizal.student.umm.ac.id/2011.01/03/ktp- Pukul 14.29 WIB.
elektronik-e-ktp-dengan-penggunaan-sidik-jari/, “Tanya Jawab Seputar UU ITE”,
diunduh Pada Tanggal 16 Juli 2013, Pukul 14.28 http://www.batan.go.id/sjk/uu-ite.html, diunduh
WIB. Pada Tanggal 16 Juli 2013, Pukul 14.29 WIB.
I.P.S.R. Pradhana dan I.W.A. Pratama, “Etika Profesi“ http://modulpemiluonline.bloqspot.com/2012/08/sistem-
http://etikaprofesi-3.blogspot.com/, di unduh pemilihan-umum.html di akses pada tanggal 07
Pada Tanggal 16 Juli 2013, Pukul 14.30 WIB. Maret 2013 pukul 21.42 WIB.
Ronny Wuisan, “Tidak Semua Tanda Tangan Elektronik http://id.shvoong.com/social-sciences/political-
Memiliki Kekuatan Hukum dan Akibat Hukum science/voting-pemungutan-suara/ di akses
yang Sah“, http://ronny- tanggal 26 Maret 2013, pukul 23.37 WIB .
hukum.blogspot.com/2008_05_01_archive.html, http://www.tempointeractive.com/hg/nasional/2005/06/1
di unduh Pada Tanggal 16 Juli 2013, Pukul 14.29 5/brk,20050615-62551,id.html. Diakses pada
WIB. tanggal 7 Februari 2013 Pukul 16.16 WIB.
http://tekno.kompas.com/read/2012/12/13/.
“Sidik jari“, http://id.wekepidia.org/wiki/sidik_jari, di 10103065/2013. Di akses pada tanggal 23
unduh Pada Tanggal 16 Juli 2013, Pukul 14.33 september 2013, pukul 17.43 WIB.
WIB.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013

Anda mungkin juga menyukai