Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PERSYARATAN CALON
Pasal 2

1) Persyaratan Umum Calon Lurah Desa:


a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
Pemerintah ;
c. Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan tingkat Pertama dan atau
sederajat;
d. Berumur paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun, terhitung mulai tanggal pendaftaran
ditutup ;
e. Sehat jasmani dan rohani ;
f. Berkelakuan baik dibuktikan dengan surat keterangan Kepolisian ;
g. Tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan
hukuman paling singkat 5 ( lima ) tahun ;
h. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang pasti ;
i. Mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di desa setempat ;
j. Bersedia dicalonkan menjadi Lurah Desa ;
k. Belum pernah menjabat sebagai Lurah Desa paling lama 3 (tiga) kali masa jabatan ;
l. Penduduk desa Trirenggo paling singkat 1(satu) tahun dengan tidak terputus-putus.
2) Persyaratan Khusus Calon Lurah Desa
Penduduk Desa yang memenuhi syarat dapat mendaftarkan sebagai Calon Lurah Desa
kepada Panitia Pemilihan Tingkat Desa dengan mengajukan surat lamaran secara tertulis
tangan bermeterai cukup dilampiri persyaratan sebagai berikut:
a. pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 4 lembar
b. fotocopy Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga yang dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang;
c. fotocopy akta kelahiran yang dilegalisir pejabat yang berwenang;
d. fotocopy ijazah terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
e. Surat Keterangan Catatan Kepolisian yang masih berlaku;
f. Surat Keterangan dari Lurah Desa yang menerangkan telah bertempat tinggal di desa
yang bersangkutan paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran.
g. Surat Keterangan Berbadan Sehat dari dokter Pemerintah;
h. Surat Keterangan Bebas Penyalahgunaan Narkotika dan obat terlarang lainnya dari
Rumah Sakit Pemerintah;
i. Surat izin dari pejabat pembina kepegawaian bagi calon yang berasal dari Pegawai
Negeri Sipil;
j. Surat izin tertulis dari atasannya bagi pegawai BUMN/BUMD atau Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK);
k. Surat Keterangan dari Pengadilan Negeri yang menyatakan:
1) Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima)
tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan
terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana serta bukan
sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;
2) Tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap;
l. Surat Pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan:
1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan UndangUndang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal
Ika;
3) Bersedia berhenti dari keanggotaan partai politik jika terpilih dan ditetapkan
sebagai lurah desa;
4) Tidak berstatus sebagai anggota TNI/POLRI;
5) Tidak pernah menjabat sebagai Lurah Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan;
6) Bersedia cuti apabila ditetapkan menjadi Calon Lurah Desa bagi yang berasal dari
Lurah Desa atau Pamong Desa;
7) Bersedia berhenti sementara apabila ditetapkan menjadi Calon Lurah Desa bagi
yang berasal dari anggota BPD; dan
8) Bersedia dicalonkan menjadi Lurah Desa.

BAB V
PEMUNGUTAN SUARA

Bagian Pertama
Undangan Pemilih dan Waktu Pelaksanaan
Paragraf 1
Undangan Pemilih
Pasal 20

1) Panitia Pemilihan menyampaikan undangan kepada pemilih yang telah terdaftar dalam
DPT disertai dengan bukti penerimaan.
2) Penyampaian undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Panitia Pemilihan
Tingkat Desa dibantu oleh anggota KPPS.
3) Undangan Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digunakan pemilih dalam
memberikan suara pada hari dan tanggal pemungutan suara.
4) Bagi calon pemilih yang telah terdaftar di DPT dan sampai dengan pelaksanaan
pemungutan suara belum memperoleh surat undangan dapat mengunakan hak pilihnya
dengan menunjukan KTP yang masih berlaku dengan batasan waktu paling cepat 30
(tiga puluh) menit sebelum batas akhir waktu pemilihan ditutup.

Paragraf 2
Waktu Pemungutan Suara
Pasal 21

1) Pemungutan suara dilakukan dengan memberikan suara melalui surat suara yang berisi
Nomor, Foto, Nama Calon.
2) Pemberian suara untuk pemilihan dilakukan dengan mencoblos salah satu calon dalam
surat suara.
3) Pemungutan suara dilaksanakan dimasing-masing TPS sesuai dengan yang tertera pada
undangan atau daftar pengumuman DPT.
4) Pemungutan suara dilaksanakan oleh KPPS di TPS dimulai pukul 07.00 WIB dan
diakhiri pukul 13.00 WIB.
5) Apabila semua pemilih yang terdaftar dalam DPT telah menggunakan hak pilihnya
sebelum batas waktu pemungutan suara berakhir pelaksanaan pemungutan suara tetap
dilaksanakan hingga batas akhir yang telah ditentukan yaitu pukul 13.00 WIB.

Bagian Kedua
Saksi dan Pelaksanaan Pemungutan Suara
Paragraf 1
Saksi
Pasal 22

1) Masing-masing calon Lurah Desa menugaskan 1 (satu) orang saksi pada setiap TPS
dengan dilengkapi surat mandat.
2) Surat mandat saksi dari calon Lurah Desa diserahkan kepada Panitia Pemilihan paling
lambat 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara.
3) Ketidakhadiran saksi tidak mempengaruhi keabsahan pemungutan suara.

Paragraf 2
Pelaksanaan Pemungutan Suara
Pasal 23
1) Pemungutan suara pemilihan Lurah Desa dilaksanakan dengan agenda kegiatansebagai
berikut :
a. pembukaan oleh Ketua KPPS dilanjutkan dengan pengambilan sumpah janji
anggota KPPS masing-masing TPS;
b. penjelasan tata cara pemungutan suara serta ketentuan keabsahan surat suara;
c. pengeluaran seluruh isi kotak suara
d. pengidentifikasian jenis dokumen dan peralatan
e. pengecekan dan penghitungan setiap jenis dokumen dan peralatan
2) Kegiatan KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuatkan berita acara yang
ditandatangani oleh ketua KPPS dan saksi dari masing- masing calon
3) Waktu dimulainya pemungutan suara dan bentuk berita acara pembukaan kotak suara
ditetapkan oleh panitia tingkat desa dalam tata tertib pemilihan Lurah Desa

Pasal 24

1) Setelah melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39


ayat (1), KPPS memberikan penjelasan mengenai tata cara pemungutan suara.
2) Dalam pemberian suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemilih diberi
kesempatan oleh KPPS berdasarkan prinsip urutan kehadiran pemilih.
3) Apabila menerima surat suara yang ternyata rusak, pemilih dapat
meminta surat suara pengganti kepada KPPS, kemudian KPPS
memberikan surat suara pengganti hanya satu kali dengan kondisi yang baik.
4) Apabila terdapat kekeliruan dalam cara memberikan suara, pemilih
dapat meminta surat suara pengganti kepada KPPS, kemudian KPPS
memberikan surat suara pengganti hanya satu kali dengan kondisi yang baik.

Pasal 25

1) Suara untuk pemilihan Lurah Desa dinyatakan sah apabila:


a. surat suara ditandatangani oleh ketua KPPS; dan
b. tanda coblos hanya terdapat pada 1 (satu) kotak segi empat yang memuat satu
calon; atau
c. tanda coblos terdapat dalam salah satu kotak segi empat yang memuat nomor, foto
atau gambar, dan nama calon yang telah ditentukan; atau
d. tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih di dalam salah satu kotak segi empat yang
memuat nomor, foto atau gambar, dan nama calon; atau
e. tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi empat yang memuat nomor,
foto atau gambar, dan nama calon.
2) Cara pemberian suara yang sah diatur dalam Peraturan Tata Tertib Pemilihan Lurah
Desa.

Pasal 26

1) Penghitungan suara di TPS dilakukan oleh KPPS setelah pemungutan suara berakhir.
2) Waktu berakhirnya pemungutan suara ditetapkan oleh Panitia Pemilihan Tingkat Desa
dalam Peraturan tentang Tata Tertib Pemilihan Lurah Desa.
3) Sebelum penghitungan suara dimulai sebagaimana dimaksud pada ayat(1), KPPS
menghitung:
a. jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih tetap
untuk TPS;
b. jumlah surat suara yang tidak terpakai; dan
c. jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru
dicoblos.
4) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan dan selesai di TPS
oleh KPPS dan dapat dihadiri dan disaksikan oleh saksi calon, BPD, pengawas, dan
warga masyarakat.
5) Saksi calon dalam penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (3), harus
membawa surat mandat dari calon yang bersangkutan dan menyerahkannya kepada
Ketua KPPS, pada hari pemungutan suara paling lambat 30 (tiga puluh) menit sebelum
dimulai pemungutan suara.
6) KPPS membuat berita acara hasil penghitungan suara yang ditandatangani oleh ketua
dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota KPPS serta dapat ditandatangani oleh
saksi calon.
7) KPPS memberikan salinan Berita Acara hasil penghitungan suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) kepada masing-masing saksi calon yang hadir sebanyak 1
(satu) eksemplar dan menempelkan 1 (satu) eksemplar sertifikat hasil penghitungan
suara di tempat umum.
8) Berita acara beserta kelengkapannya sebagaimana dimaksud pada ayat(6),dimasukkan
dalam sampul khusus yang disediakan dan dimasukkan ke dalam kotak suara yang
pada bagian luar ditempel label atau segel.
9) KPPS menyerahkan berita acara hasil penghitungan suara, surat suara, dan alat
kelengkapan administrasi pemungutan suara dan penghitungan suara kepada Panitia
Pemilihan tingkat Desa segera setelah selesai penghitungan suara.
10) Panitia Pemilihan tingkat Desa melaporkan Calon terpilih HasilPemungutan Suara
setelah selesai penghitungan suara kepada BPD pada hari pemungutan suara.

Pasal 27

1) Calon Lurah Desa yang memperoleh suara terbanyak dari jumlah suara sah ditetapkan
sebagai calon Lurah Desa terpilih.
2) Apabila jumlah calon Lurah Desa terpilih yang memperoleh suara terbanyak yang
sama lebih dari 1 (satu) calon, calon terpilih ditetapkan berdasarkan suara terbanyak
pada TPS dengan jumlah pemilih terbanyak.
3) Apabila pada TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Calon Lurah Desa terpilih
memperoleh suara sama, maka Calon terpilih ditetapkan berdasarkan suara terbanyak
pada TPS dengan jumlah pemilih terbanyak kedua atau terbanyak berikutnya.
4) Calon Lurah Desa terpilih ditetapkan dengan Keputusan BPD.

Pasal 28

1) Apabila terjadi perselisihan hasil pemilihan Lurah Desa, Bupati wajib menyelesaikan
perselisihan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diajukannya pengaduan
oleh Calon Lurah Desa.
2) Penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didelegasikan kepada
Panitia Pemilihan tingkat Kabupaten.
3) Panitia Pemilihan tingkat Kabupaten melaksanakan musyawarah untuk menyelesaikan
perselisihan pemilihan Lurah Desa yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara
Penyelesaian Perselisihan.
4) Berita Acara Penyelesaian Perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3)disampaikan kepada calon Lurah Desa pengadu dan dilaporkan kepada Bupati
dengan tembusan BPD.
5) Calon Lurah Desa yang tidak dapat menerima penyelesaian yang diberikan oleh
Bupati, dapat menempuh prosedur hukum sesuai peraturan perundang-undangan.
6) Pengajuan pengaduan sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak menunda proses
pelantikan Calon Lurah Desa terpilih.

Pasal 29

Perlengkapan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS, disimpan di kantor desa atau
di tempat lain yang terjamin keamanannya.

Anda mungkin juga menyukai