Asap mengandung senyawa perasa seperti senyawa isoeugenol dan fenolik seperti guiacol,

syringol dan phenol. Kandungan yang tepat tergantung baik pada jenis kayu maupun pada
pengolahannya, dan parameter ujinya (misalnya suhu, air dan isi kayu). parameter proses
digunakan di satu pabrik dan ruang pembakaran tidak dapat ditransfer secara langsung
ke sistem lain. Parameter proses yang tepat harus dioptimalkan dalam setiap kasus
berdasarkan evaluasi sensorik dari produk. margit

Kandungan utama dari Asap cair terdiri dari asam fenolik dan asam asetat.
Komponen fenolat seperti fenol, guaicol dan kresol yang dianggap sebagai agen
biosida berfungsi sebagai sifat antijamur dalam asap cair. Dalam penelitian
sebelumnya menunjukkan pengaruh sifat antijamur asap cair dari kayu / kulit kayu di
lahan pertanian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oramahi dan Diba (2012),
Dengan menggunakan kulit buah durian untuk memproduksi asap cair, didapatkan produksi
asap cair maksimum diperoleh pada suhu pirolisis 421 C; waktu pirolisis 72,9 menit, kadar
air tepung kayu 13,95% dan hasil produksi 39,46%. Analisis GCMS pada asap cair
menunjukkan bahwa durian terdiri dari asam asetat, metil alkohol, 2-propanon, 1-hidroksi
(acetol), turunan karbonil, dan turunan fenol. Komponen dalam asap cair berpotensi sebagai
biopestisida, antijamur dan antitermites.

Sebanyak 36 senyawa yang teridentifikasi pada asap cair yang berasal dari pemanasan
daun kering E. brevilabrum pada kondisi terdapat nitrogen. Kandungan asap cair yang
diperoleh didominasi oleh fenol (9,84%), hidrokarbon alkena yaitu spinacene (7,44%),
guaiacol (3,77%), dan p-cresol (3,56%). Hal ini menunjukkan bahwa asap dari daun kering
E. brevilabrum kaya akan asam alifatik, ester, hidrokarbon aromatik, dan senyawa dengan
kesamaan dalam struktur senyawa ini. Dengan demikian, kehadiran kelas-kelas senyawa ini
dalam asap tanaman, seperti yang digunakan oleh penduduk asli di Sarawak, dapat
digunakan untuk penyembuhan beberapa penyakit kulit. Mahdavi