Anda di halaman 1dari 5

RESUME

Nama : Aditya Rahman

NIM : 14030044

Perusahaan : PT. Pertamina EP Balongan

Judul : Analisa Pengaruh Tekanan Aliran Fluida terhadap Kecepatan Korosi pada

Pipa Baja

1. Latar Belakang
Kegiatan pertambangan minyak meliputi eksplorasi, studi geologi, seismic dan
reservoir. Proses selanjutnya meliputi: penyimpan, pengolahan, penyulingan dan
pendistribusian. Sistem distribusi menggunakan rangkaian pipa yang mengangkut minyak
mulai dari ladang pengeboran menuju kilang pemrosesan. Sebagai bahan yang masih
mentah, liquid yang diangkut membawa material kimia campuran dalam bentuk fase cair,
padatan dan gas. Kondisi menjadi amat berbahaya jika liquid yang dibawa mengandung
kontaminan agresif, seperti CO2, H2S mercury dan Cl, HF, Naphtanic, Asetic atau
padatan (pasir). Dalam jumlah tertentu pipa baja karbon tidak dapat diharapkan lagi
akibat proses korosi yang fatal. Masalah korosi di kilang pengolahan minyak sangat
bervariasi tergantung pada minyak mentah yang diproses, jenis proses yang digunakan,
jenis katalis yang dipakai dan jenis produk yang diinginkan. Korosi dapat terbentuk di
sekitar sambungan dua logam yang berbeda. Logam dapat mengalami serangan yang
sangat terlokalisir oleh sumuran (pitting). Kekuatan logam dapat menurun dengan adanya
korosi. Korosi dapat juga terjadi pada celah, di bawah gasket atau di dalam soket.
Penyebab yang dominan serangan korosi diatas adalah akibat adanya gas CO2 dan gas
H2S. Korosi yang disebabkan oleh gas CO2 dan H2S masingmasing disebut sweet
corrosion dan sour corrosion.
Dari uraian diatas, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk minyak
dalam suatu industri penulis mengambil Tugas Akhir di PT. Pertamina EP Balongan
dengan judul Analisa Pengaruh Kecepetan Aliran Minyak terhadap Kecepatan Korosi
pada Pipa Baja.

2. Tujuan Utama

a. Memenuhi kurikulum sebagai salah satu sarat kelulusan.

b. Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan.

c. Meningkatkan keahlian dan kepekaan mahasiswa dalam menyelesaikanmasalah yang

dihadapi didunia kerja.

3. Tujuan Khusus
a. Mengetahui jenis pipa yang digunakan
b. Mengetahui korosi yang terjadi pada pipa
c. Mengidentifikasi laju aliran minyak pada pipa
4. Dasar Teori
Pengaruh tekanan pada aliran minyak terhadap korosi dipengaruhi oleh besar
kecepatannya. Kecepatan korosi yang tinggi terjadi pada kecepatan aliran yang tinggi.
Keadaan ini disebabkan oleh kondisi campuran antara minyak dan air yang membentuk
emulsi. Model emulsi menentukan seberapa banyak jumlah air yang terpisah dengan minyak
dan membasahi permukaan pipa. Semakin banyak jumlah air kontak dengan permukaan
pipa, korosi akan meningkat. Dalam perhitungan korosi, model emulsi minyak/air
dirumuskan kedalam besaran yang disebut (w-break). Jika minyak mempunyai nilai w-break
lebih rendah dari perhitungan, berarti banyaknya air yang kontak dengan permukaan pipa
menjadi berkurang dan kecepatan korosi juga berkurang. Kecepatan aliran yang tinggi dalam
menentukan laju korosi selain karena jumlah emulsi air, juga disebabkan oleh meningkatnya
jumlah slug pada kecepatan tinggi. (Jurnal: Asmara,Yuli Panca.2008.Efek Kecepatan
Aliran Minyak terhadap Kecepatan Korosi dalam pipa di Lingkungan Minyak dan
Gas Bumi.Universitas Mataram:Nusa Tenggara Barat.,hal 4)
Permasalahan korosi hanyalah pengurangan laju korosinya karena dari asalnya korosi
memang tidak dapat dihilangkan hanya dapat dikurangi nilai laju korosinya dan dilakukan
pencegahan berupa penghitungan prediksi laju korosinya. Penambahan inhibitor, pelapisan,
penggantian bahan logam dilakukan untuk mengurangi besar nilai laju korosi. Tapi
terkadang hal tersebut dapat memperbesar pembiayaan pengadaan. Untuk itu hal lain yang
dapat dilakukan adalah proses penghitungan laju korosi menggunakan prediksi agar dapat
diketahui nilai laju korosi dengan parameter yang berbeda-beda.( Jurnal:Saputro,Bangkit
Jiwo. Pratama,Detak Yan. Zulkifli.Prediksi Laju Korosi pada Instalasi Pipa Logam
Aliran Fluida Cair Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan (JST).Institut Teknologi
Sepuluh Nopember:Surabaya.,hal 1)
Pada dasarnya tekanan aliran fluida merupakan kecepatan relatif antara logam dan
air,alirannya adalah laminer atau streamline, elemen-elemen kecil air bergerak sejajar satu
sama lain dalam arah aliran. di atas kecepatan kritis aliran menjadi turbulen dan elemen
kecil air yang dipilih secara acak mungkin bergerak ke arah mana pun, meskipun rata-rata
keseluruhan penampang air akan bergerak ke arah yang diinginkan. Perubahan dari satu
jenis aliran ke aliran lainnya tidak terjadi pada kecepatan yang dapat ditentukan secara tepat
melainkan pada rentang kecepatan tertentu. pada faktor-faktor seperti kekasaran permukaan
dan vibrasi mekanis dan juga merupakan fungsi geometri sistem. Sesuai dengan aliran air
dalam pipa, kecepatan kritis sangat rendah sehingga untuk sebagian besar tujuan praktis
alirannya bergejolak. di sisi lain untuk disk berputar kecepatan sudut di mana aliran di atas
permukaan menjadi turbulen cukup tinggi.(Butler,G.Ihson.1996.Corrosion and its
Prenvention in Waters:Newyork.)
Dalam aliran fluida melalui saluran tertutup,keturbulenan dalam batas antara dinding
padat dan fluida yang mengalir tidak dapat berlangsung secara permanen. Kecepatan pada
antar muka adalah nol karena fluida itu melekat pada dinding padat, dan komponen
kecepatan yang tegak lurus pada dinding tentu tidak ada. Didalam suatu volume kecil yang
langsung berdampingan dengan dinding, gradient kecepatan pada dasarnya adalah tetap,dan
aliran itu pada umumnya bersifat viskos. Di daerah yang sangat berdekatan dengan dinding,
pusaran-pusaran itu agak jarang, tetapi tidak ada daerah yang benar-benar bebas dari
pusaran. ( Harriot,Peter.Smith.Warren.1986.Operasi Teknik Kimia.Erlangga:Jakarta.)
Jika dalam pipa terjadi efek perubahan tekanan aliran massa, model perilaku kecepatan
korosi akan berkurang. Pengurangan kecepatan korosi akibat timbulnya effek aliran massa
dikenal sebagai limiting current effect yang diformulasikan Kecepatan aliran mendorong
beberapa faktor penyebab korosi dengan berbagai cara yang lain, yaitu bertambahnya
oksigen dan bertambahnya ion-ion agresif seperti klorida atau sulfida. Jika dalam fluida
terdapat partikel-partikel padat, lapisan pelindung mungkin tergerus sehingga korosi
meningkat. Di lain pihak, aliran dapat membentuk pengendapan lumpur atau kotoran yang
dapat menyebabkan terbentuknya sel-sel aerasidiferensial di celah-celah antara kotoran dan
permukaan. Akibat laju aliran yang tinggi adalah hancurnya aliran laminer dan terjadinya
turbulensi. Molekul-molekul fluida kini memberikan tekanan langsung pada pipa. Adapun
tekanan internal dan eksternal yang terjadi pada pipa adalah :
1. Internal Pressure ( gaya dari dalam )
a) Gaya tekanan yang bekerja dari dalam pipa yang diakibatkan oleh tekanan fluida yang
berada dalam pipa.
b) Ketahanan pipa terhadap internal pressure disebut Brusting Resistance (BR = Pi x SF)
c) Dalam perencanaan, harga internal pressure yang terjadi harus lebih kecil dari
brusting resistance,dimana (SF : 1.1-1,3) hal ini disebabkan bila pressure diatas
brusting resistance, maka pipa akan melengkung dan pecah ( brusting load ).
2. Eksternal Pressure ( gaya dari luar )
Adalah gaya / tekanan yang bekerja dari luar pipa, biasanya gaya ini berupa
hydrostatic pressure ( PH = 0,052 x berat jenis (ppg) x kedalam (ft), psi, untuk line pipe
yang berada di offshore. Ketahanan pipa terhadap eksternal pressure disebut collapse
resistance ( CR = PC x SF ). Dalam perencanaan, besarnya eksternal pressure (Pc) yang
boleh terjadi harus lebih kecil dari collapse resistance, dimana SF = 1,25-1,50.
Perhitungan Pressure loss :
𝑓 𝑥 𝐿 𝑥 𝑄2
h = 1,05
𝐷2
Dimana :
h = pressure loss in Km of liquid
L = lengh of pipe in Km
D = internal pipe diameter in inchs
Q = Trough put in Cu m/haur
V = Kinematic Viscosity in CS (centi Stokes)
F = Friction Factor
𝑄
Reynold Number Re =580
𝐷𝑉
64
Laminar flow when Re = < 1500, Friction factor =
𝑅𝑒

Turbulen flow when Re = > 3000, Friction factor = F= f1 + Δp


(Amin, M. Mustaghfirin.2013. Teknik Produksi Migas.Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia:Jakarta.)

Daftar Pustaka

1. Amin, M. Mustaghfirin.2013. Teknik Produksi Migas.Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia:Jakarta
2. Butler,G.Ihson.1996.Corrosion and its Prenvention in Waters:Newyork
3. Harriot,Peter.Smith.Warren.1986.Operasi Teknik Kimia.Erlangga:Jakarta.)
4. Jurnal: Asmara,Yuli Panca.2008.Efek Kecepatan Aliran Minyak terhadap Kecepatan
Korosi dalam pipa di Lingkungan Minyak dan Gas Bumi.Universitas Mataram:Nusa
Tenggara Barat.,hal 4
5. Jurnal:Saputro,Bangkit Jiwo. Pratama,Detak Yan. Zulkifli.Prediksi Laju Korosi pada
Instalasi Pipa Logam Aliran Fluida Cair Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan
(JST).Institut Teknologi Sepuluh Nopember:Surabaya.,hal 1

Anda mungkin juga menyukai