Anda di halaman 1dari 3

wNama : Dede Fatmawati 3.

Seluruh uretra terbuka dan lubang kandung kemih terdapat


NIM : 405150135 pada dinding perut.
Kel. :3 • Penatalaksaan : Bedah
1. Pembedahan untuk menutup saluran urethra ektopik tersebut
LI 1. KELAINAN KONGENITAL – Urethroplasty
HIPOSPADIA – Orthoplasty
• Kelainan kogenital dimana muara uretra tidak terletak pada ujung – Glansplasty
penis, namun lebih kearah proksimal di sisi ventral penis. – Dilakukan pada pasien berumur 4-18mo (paling optimal)
• Terjadi akibat gangguan penutupan uretral groove oleh urethral fold. 2. Tujuan:
• Pada tempat tidak terbentuk uretra →korde (jaringan ikat dari – Kosmetik
jaringan mesenkim yang seharusnya menjadi korpus spongiosum, – Fungsi seks yg normal
fasia buck dan fasia dartos) → tdk elastis → ereksi →bengkok – Fungsi berkemih yg normal
kearah ventral. • Komplikasi :
• Kulit prepusium bagian dorsal berlebih dan minimal bagian ventral. – Inkontinensia persisten dapat terjadi pada beberapa orang
• Klasifikasi berdasar letak muara uretra: dengan kondisi ini bahkan setelah beberapa operasi
1. Hipospasdi anterior : – Infertilitas dapat terjadi
– tipe glanular, subkoronal, penis distal. – Fistula Uretokutan
2. Hipospadi medius : – Stensis meatus uretra
– midshaft, penis proksimal. – Striktura uretra
3. Hipospadi posterior : – Korde yang belum sepenuhnya terkoreksi
– penoskrotal, skrotal, perineal. – Divertikel uretra
• Faktor risiko : terpapar dengan zat kimia estrogenik / antiandrogenik – Infertilitio Resiko hernia inguinalis
saat hamil. Misalnya : poliklorobifenil, fitoestrogen – Gangguan psikologis
• Tatalaksana : Operasi Hipospadi
• Operasi, dengan tujuan : FIMOSIS
– Kosmetik penis -> sehingga fungsi miksi & fungsi seksual • Definisi : prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke
normal (ereksi lurus & pancaran ejakulasi kuat) proksimal s/d ke korona glandis
– Penis tumbuh dengan normal • Dialami o/ :
• Tahapan rekonstruksi : – Bayi baru lahir yang terdapat adhesi alamiah antara prepusium
– Koreksi korde (ortoplasti) dan glans penis → fisiologis
– Membuat neouretra & kulit penis (uretroplasti) Usia 3 tahun -> 90% prepusium sudah dapat diretraksi
– Membuat glans • Gambaran Klinis :
Reparasi hipospadia -> dianjurkan untuk usia pra-sekolah – Sulit kencing
Koreksi ulangan -> jika terjadi komplikasi – Pancaran urine kecil
• Untuk membuang korde dan membuat tambahan uretra agar – Menggelembungnya ujung prepusium penis pada saat miksi 
berada di ujung gland penis retensi urine
• Memerlukan bahan kulit yg cukup banyak dari prepusium – Benjolan lunak diujung penis (korpus smegma)
sehingga anak cacat hipospadia tidak boleh disunat. Higiene kurang -> infeksi pd prepusium (postitis), infeksi pd glans
• Dilakukan dengan 2 tahap atau 1 tahap penis (balanitis), infeksi pd keduanya (balanopostitis)
• Teknik 2 tahap • Tatalaksana
1. Eksisi konde setelah umur 1 tahun, dan persiapan bahan • Fimosis + balanitis xerotika obliterans -> deksametason 0,1% ->
neouretra dgn bahan kulit preputium yg dipindahkan ke dioleskan 3 / 4 kali (diharapkan selama 6 minggu -> prepusium
ventral. dapat ditarik spontan)
2. 6bln kemudian →menghubungkan meatus uretra lama dgn • Sirkumsisi, untuk :
ujung proximal neouretra di glans penis. – Dengan keluhan miksi
• Teknik 1 tahap – Menggelembungnya ujung prepusium saat miksi
Tahap 1 dan 2 dilakukan sekaligus, lebih sulit, dan untuk – Fimosis pada usia > 10 tahun
hipospadia yg lebih proksimal tidak dianjurkan. – Terapi kortikosteroid topikal tidak berhasil
• Komplikasi – Fimosis + infeksi postitis
– Kegagalan operasi : fistel, dehidrasi, diventrikel atau striktur uretra • Antibiotika harus diberikan dahulu sebelum sirkumsisi pada :
dan pendarahan. balanitis & postitis
– Bila tidak ditangani : Deformitas aliran urin, Disfungsi seksual, • Teknik manual -> memijat glans selama 3-5 menit -> edema
Infertilitas, Stenosis meatus (jarang) berkurang & secara perlahan prepusium dapat dikembalikan
• Dorsumsisi pada jeratan -> jika teknik manual tidak berhasil
EPISPADIA • Sirkumsisi -> jika edema & proses inflamasi menghilang
• Suatu kelainan bawaan pada bayi laki-laki, dimana lubang uretra
terdapat di bagian punggung penis atau uretra tidak berbentuk tabung, PARAFIMOSIS
tetapi terbuka • Definisi : prepusium penis yang diretraksi s/d di sulkus koronarius
• Etiologi tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula & timbul jeratan pada
– Idiopatik / Penyebab belum diketahui penis dibelakang sulkus koronarius
– Dapat dihubungkan dengan faktor genetik, lingkungan atau • Etiologi : retraksi penis ke proksimal saat
pengaruh hormonal bersenggama/masturbasi/sehabis pemasangan kateter -> lalu
– Maskulanisasi inkomplit dari genitalia karena involusi yang prepusium tidak cepat dikembalikan ke tempat semula
prematur dari sel intertisial testis • Gambaran klinis
• Klasifikasi, terdapat 3 jenis epispadia: – Edema glans penis -> aliran balik vena superficial terganggu
1. Lubang uretra terdapat di puncak kepala penis (stasis vena), tapi aliran arteri tetap normal
2. Seluruh uretra terbuka di sepanjang penis – Nyeri
Jika dibiarkan -> bagian distal penis akan semakin membengkak -> • Terapi yang diberikan bertujuan mengurangi nyeri, memperlancar
nekrosis glans penis aliran urine dengan pemberian diuretikum, dan minum banyak
Sumber : Dasar-Dasar Urologi Purnomo supaya dapat mendorong batu keluar.
LI 2. BATU SALURAN KEMIH • Obat : Opioid analgesik, Obat antiinflamasi non-steroid,
• Definisi : batu saluran kemih merupakan suatu kondisi didapatkannya Kortikosteroid, Calcium channel blockers, Alpha blocker, Obat
batu di dalam saluran kemih, mulai dari kaliks sampai dengan uretra urikosurik, Agen alkalis, Diuretik
anterior • Terapi non-farmako
• Etiologi 1. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
Faktor Intrinsik Adalah alat pemecah batu ginjal, batu ureter proksimal atau batu
– Herediter (keturunan) : Faktor risiko yang lebih tinggi mungkin buli-buli tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa pembiusan
karena kombinasi dari predisposisi genetik dan eksposur 2. Endourologi
lingkungan yang lama (misalnya, diet). a. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) :
– Umur : Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 b. Mengeluarkan batu yang berada disaluran ginjal dengan cara
tahun memasukkan alat endoskopi ke sistem kaliks melalui insisi
– Jenis kelamin :Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak pada kulit.
dibandingkan dengan pasien perempuan c. Litotripsi
• Faktor ekstrinsik: d. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi
– Asupan air : Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral e. Ekstrasi Dormia
kalsium meningkatkan insiden batu saluran kemih. 3. Bedah Terbuka
– Geografi 4. Pemasangan stent
– Iklim dan temperatur • Edukasi
– Diet : purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya – Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan
penyakit batu saluran kemih. produksi urin 2-3 liter per hari
– Pekerjaan : Sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya – Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu,
banyak duduk dan kurang aktifitas atau sedentary life. antara lain:
• Patofisiologi a. Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi
Terdapat kristal (organik/anorganik) yang terlarut dalam urin -> kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi lebih
Prespitasi Kristal -> Membentuk inti batu (nukleasi) -> Agregasi dan asam.
menarik bahan lain -> Kristal yang lebih besar -> Agregat kristal b. Rendah oksalat.
menempel pada epitel saluran kemih (retensi kristal) -> Bahan-bahan c. Rendah garam, karena natriuresis akan memacu timbulnya
lain diendapkan pada agregat itu -> Batu saluran kemih hiperkalsiuri.
• Gejala klinis d. Rendah purin.
• Batu ginjal & ureter – Aktivitas harian yang cukup
– Ada obstruksi akibat berpindahnya posisi batu
– Nyeri pinggang, kolik ginjal / ureter, dan hematuria. • Penghambat pembentukan BSK
• Batu buli – buli & uretra • Ion Mg -> jika berikatan dgn oksalat -> garam Mg oksalat ->
– Disuria, mengedan saat berkemih sehingga jumlah oksalat yg berikatan dgn Ca akan menurun.
– Nyeri di suprasimpisis / perineal • Sitrat -> jika berikatan dgn Ca -> garam Ca sitrat -> shg jmlh Ca
– Polakisuria, urgency, aliran urin dapat terhenti tiba-tiba yg berikatan dgn oksalat berkurang.
– ISK sering terjadi • Senyawa lainnya yg bertindak sbg inhibitor dgn menghambat
• Pemeriksaan fisik pertumbuhan kristal, agregasi kristal, dan retensi kristal :
– Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan nyeri ketok didaerah – Glikosaminoglikan
kosto vertebra – Protein Tamm Horsfall / uromukoid
– Teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis – Nefrokalsin
– Terlihat tanda-tanda gagal ginjal, retensi urine dan jika disertai – osteopontin
infeksi didapatkan demam/menggigil. Komposisi Batu
• Pemeriksaan Penunjang Batu Ca -> paling banyak dijumpai. Faktor terjadinya batu Calsium :
– Pemeriksaan sedimen urine dan faal ginjal. • Hiperkalsiuri -> kalsium dalam urin > 250-300mg/hr
– Foto polos abdomen – Hiperkalsiuri absorbtif -> p↑ absorbsi Ca melalui usus
– IVP (Intravenous Pyelography) – Hiperkalsiuri renal -> gangguan reabsorpsi Ca melalui tubulus
– RPG (Retrograde Pyelography ) ginjal
– USG – Hiperkalsiuri resorptif -> p↑ resorpsi tulang pd hiperparatiroid
– Pemeriksaan Mikroskopik Urin primer atau tumor paratiroid
– Renogram, • Hiperoksaluri -> ekskresi oksalat urin >45gr/hr
– Analisis batu – Pd org yg mengalami pembedahan usus dan pasien yg
– Kultur urin mengkonsumsi makanan kaya oksalat.
– DPL, ureum, kreatinin, elektrolit, kalsium, fosfat, urat, protein, • Hiperurikosuria ->kadar asam urat urin >850mg/hr
fosfatase alkali serum. • Hipositraturia -> pd peny. Asidosis tubuli ginjal, sindrom
• DD malabsorbsi, pemakaian diuretik tiazid dlm jangka lama.
– Pielonefritis akut • Hipomagnesuria -> pd peny. Inflamasi usus dgn g3 malabsorbsi
– Tumor ginjal, ureter dan vesika urinaria
– Tuberkulosis ginjal Batu struvit
– Nekrosis pielocaliceal ginjal • karena adanya ISK -> e/ kuman gol pemecah urea (Proteus,
– Kolesistitis akut Klebsiella, Serratia, Enterobacter, Pseudomonas, staphylococcus) ->
– Appendisitis akut menghasilkan enzim urease dan merubah urin mjd basa melalui hidrolisis
• Terapi Farmako urea mjd amoniak -> MAP(magnesium Amonium fosfat).
• Ditujukan untuk batu yang ukurannya < 5 mm, karena batu Batu asam urat
diharapkan dapat keluar spontan. • Ph urin terlalu asam (<6)
• Vol urin yg sedikit < 2L/hr atau dehidrasi Terapi sementara :-
• Kdr asam urat yg tinggi Demikianlah surat rujukan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan
Batu Jenis lain kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
• Batu sistin, xanthin, triamteren, silikat -> jarang dijumpai
• Batu sistin -> k/ kelainan absorbsi sistin di mukosa usus Salam sejawat,
• Batu xanthin -> k/ def enzim xanthin oxidase.
• Batu silikat -> karena pemakaian antasida >> dlm waktu yg lama (dr. A)
BATU GINJAL
• Gambaran menyerupai tanduk rusa -> batu staghorn
• Kelainan / obstruksi pd sistem pelvikalises ginjal -> mempermudah
timbulnya batu sal. Kemih
BATU URETER
• Miksi tiba” terhenti -> retensi urin didahului nyeri pinggang
• Batu kecil di uretra anterior -> lubrikasi (campuran jelly & lidokain 2%
intrauretra)
• Batu besar di uretra posterior -> didorong masuk ke buli” -> litotripsi
• Batu besar di uretra sulit berpindah -> uretrolitotomi / hancurkan dgn
pemecah batu transuretra
BATU BULI-BULI
• Kateter terpasang pd buli” dlm waktu yg lama -> benda asing tdk
sengja masuk -> inti trbntuknya batu buli”
• Khas: iritasi, nyeri pd saat miksi refered pain pd ujung penis, skrotum,
perineum, pinggang sampai kaki
Sumber : Dasar-Dasar Urologi Purnomo

LI 3. ISK
SISTITIS Akut
• Inflamasi akut pd mukosa buli” yg sering disebabkan o/ infeksi bakteri
• Etio: E.coli, Enterococcus, Proteus, & Staphylococcus aureus masuk
ke buli” melalui uretra
• Mudah terjadi jika pertahan lokal menurun -> DM / trauma lokal minor
ex, senggama
• Wanita > pria -> ureter lebih pendek, cairan getah prostat pd pria
memiliki sifat bakterisidal (tahan trhdap inf. Sal. Kemih)
• Gambaran klinis
– Reaksi inflamasi -> eritema, edema & hipersensitif -> buli” terisi
akn mudah u/ mengeluarkan isinya
– Kontraksi buli” -> sakit/nyeri daerah suprapubik
– Eritema -> mudah berdarah & hematuria
– P. urin -> keruh berbau, piuria, hematuria & bakteriuria
• Terapi
- AB dosis tunggal -> kalau tdk memungkinkan -> nitrofurantoin,
trimetroprim-sulfametoksasol / ampisillin
- Kadang perlu antikolinergik – propantheline bromide &
fenazopiridin hidroklorida

Sumber : Dasar-Dasar Urologi Purnomo

SURAT RUJUKAN

Kepada Jakarta, 21 Februari 2018


Yth. T.S. Dokter Ahli : Spesialis Patologi Klinik, Spesialis Radiologi
Di RSCM

Dengan hormat,
Mohon dilakukan pemeriksaan lanjutan terhadap pasien di bawah ini :
Nama / umur / jenis kelamin : Boboho / 6 tahun / laki-laki
Alamat : Jl. S Parman, Grogol, Jakarta Barat
Hasil-hasil penatalaksanaan yang telah kami lakukan terhadap pasien
tersebut sebagai berikut:
Anamnesis : Demam dengan mual, BAK jarang, warna
kuning pekat, nyeri saat berkemih,
Pemeriksaan fisik : Suhu 38, nadi normal, RR normal, TD normal,
perut datar, lemas dan supel, bunyi usus normal, nyeri tekan regio supra
pubik, genital tampak preputium menguncup, edem, kemerahan, testis
kanan tidak ada
Pemeriksaan laboratorium dan penunjang lainnya : anemia
Diagnosis kerja : Batu saluran kemih

Anda mungkin juga menyukai