Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dede Fatmawati b.

Silinder leukosit, yang merupakan tanda patognomonik dari


NIM : 405150135 PNA, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan mikroskopik
Kel. :3 tanpa/dengan pewarnaan Gram.
c. Hematuria, yang umumnya mikroskopik, namun dapat pula
Learning Issues gross. Hematuria biasanya muncul pada fase akut dari PNA. Bila
1. Sindrom Nefrotik (2) hematuria terus terjadi walaupun infeksi telah tertangani, perlu
2. Glomerulonefritis akut – kronik (3A) dipikirkan penyakit lain, seperti batu saluran kemih, tumor, atau
3. Acute Kidney Injury (2) tuberkulosis.
4. Penyakit Ginjal Kronik (2) d. Bakteriuria bermakna, yaitu > 104 koloni/ml, yang nampak
5. Pielonefritis tanpa komplikasi (4A) lewat pemeriksaan mikroskopik tanpa /dengan pewarnaan Gram.
6. Nekrosis tubular akut (2) Bakteriuria juga dapat dideteksi lewat adanya nitrit pada
pemeriksaan dengan dip-stick.
2. Kultur urin dan tes sentifitas-resistensi antibiotik
PIELONEFRITIS TANPA KOMPLIKASI Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui etiologi dan sebagai
pedoman pemberian antibiotik dan dilakukan di layanan sekunder.
Definisi : Pielonefritis akut (PNA) tanpa komplikasi adalah 3. Darah perifer dan hitung jenis
peradangan parenkim dan pelvis ginjal yang berlangsung akut. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan adanya leukositosis dengan
Etiologi : Bakteri gram negatif : Escherechia coli, Proteus, predominansi neutrofil, peningkatan LED
Klebsiella spp, dan kokus gram positif yaitu: Streptokokus faecalis 4. Kultur darah
dan enterokokus. Bakteri Stafilokokus aureus dapat menyebabkan Bakteremia terjadi pada sekitar 33% kasus, sehingga pada kondisi
pielonefritis melalui penularan secara hematogen, meskipun tertentu pemeriksaan ini juga dapat dilakukan.
sekarang jarang dijumpai. 5. Foto polos abdomen (BNO)
Patofisiologi Menunjukan adanya kekaburan dari bayangan otot psoas dan
Faktor risiko : mungkin terdapat bayangan radio-opak dari batu saluran kemih.
1. Lebih sering terjadi pada wanita usia subur Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan adanya obstruksi
2. Sangat jarang terjadi pada pria berusia <50 tahun, kecuali atau batu di saluran kemih.
homoseksual Diagnosis banding:
3. Koitus per rektal Pankreatitis, Divertikulitis, PneumonitisUretritis akut, Sistitis akut,
4. HIV/AIDS Akut abdomen, Appendisitis, Prostatitis bakterial akut, Servisitis,
5. Adanya penyakit obstruktif urologi yang mendasari misalnya Endometritis, Pelvic inflammatory disease
tumor, striktur, batu saluran kemih, dan pembesaran prostat Tatalaksana
6. Pada anak-anak dapat terjadi bila terdapat refluks vesikoureteral 1. Non-medikamentosa
Tanda dan Gejala : a. Identifikasi dan meminimalkan faktor risiko
Gambaran klasik : demam tinggi dengan disertai menggigil, nyeri b. Tatalaksana kelainan obstruktif yang ada
di daerah perut dan pinggang, disertai mual dan muntah. Kadang- c. Menjaga kecukupan hidrasi
kadang terdapat gejala iritasi pada buli-buli yaitu berupa disuri, 2. Medikamentosa
frekuensi, atau urgensi. a. Antibiotika empiris
Diagnosis : anamnesis, PF, PP Antibiotika parenteral: Pilihan antibiotik parenteral untuk
Anamnesis : pielonefritis akut nonkomplikata antara lain ceftriaxone, cefepime,
1. Onset penyakit akut dan timbulnya tiba-tiba dalam beberapa jam dan fluorokuinolon (ciprofloxacin dan levofloxacin). Jika dicurigai
atau hari infeksi enterococci berdasarkan pewarnaan Gram yang
2. Demam dan menggigil menunjukkan basil Gram positif, maka ampisillin yang
3. Nyeri pinggang, unilateral atau bilateral dikombinasi dengan Gentamisin, Ampicillin Sulbaktam, dan
4. Sering disertai gejala sistitis, berupa: frekuensi, nokturia, disuria, Piperacillin Tazobactam merupakan pilihan empiris spektrum luas
urgensi, dan nyeri suprapubik yang baik. Terapi antibiotika parenteral pada pasien dengan
5. Kadang disertai pula dengan gejala gastrointestinal, seperti: pielonefritis akut nonkomplikata dapat diganti dengan obat oral
mual, muntah, diare, atau nyeri perut setelah 24-48 jam, walaupun dapat diperpanjang jika gejala
Pemeriksaan Fisik menetap.
1. Demam dengan suhu biasanya mencapai >38,5 OC Antibiotika oral: Antibiotik oral empirik awal untuk pasien rawat
2. Takikardi jalan adalah fluorokuinolon untuk basil Gram negatif. Untuk
3. Nyeri ketok pada sudut kostovertebra, unilateral atau bilateral dugaan penyebab lainnya dapat digunakan Trimetoprim-
4. Ginjal seringkali tidak dapat dipalpasi karena adanya nyeri tekan sulfametoxazole. Jika dicurigai enterococcus, dapat diberikan
dan spasme otot Amoxicilin sampai didapatkan organisme penyebab. Sefalosporin
5. Dapat ditemukan nyeri tekan pada area suprapubik generasi kedua atau ketiga juga efektif, walaupun data yang
6. Distensi abdomen dan bising usus menurun (ileus paralitik)/ mendukung masih sedikit. Terapi pyeolnefritis akut nonkomplikata
suara usus melemah dapat diberikan selama 7 hari untuk gejala klinis yang ringan dan
7. Nyeri pada pinggang dan perut sedang dengan respons terapi yang baik. Pada kasus yang menetap
Pemeriksaan Penunjang atau berulang, kultur harus dilakukan. Infeksi berulang ataupun
Pemeriksaan Penunjang Sederhana menetap diobati dengan antibiotik yang terbukti sensitif selama 7
1. Urinalisis sampai 14 hari
Urin porsi tengah (mid-stream urine) diambil untuk dilakukan Penggunaan antibiotik selanjutnya dapat disesuaikan dengan hasil
pemeriksaan dip-stick dan mikroskopik. Temuan yang tes sensitifitas dan resistensi.
mengarahkan kepada PNA adalah: b. Simtomatik
a. Piuria, yaitu jumlah leukosit lebih dari 5 – 10 / lapang pandang Obat simtomatik dapat diberikan sesuai dengan gejala klinik yang
besar (LPB) pada pemeriksaan mikroskopik tanpa / dengan dialami pasien, misalnya: analgetik-antipiretik, dan anti-emetik.
pewarnaan Gram, atau l eukosit esterase (LE) yang positif pada
pemeriksaan dengan dip-stick. Sumber : Panduan Praktik Klinis, Dasar-Dasar Urologi
SINDROM NEFROTIK • Edema anasarka
Definisi • Asites
• Merupakan tanda patognomonik penyakit glomerular tyg Xanthelasmas didapat -> hiperlipidemia
ditandai dengan: PP
– edema anasarka • Lab - Proteinuria masif >3,5g/24jam, hipoalbuinemia <3.5g/L,
– proteinuria masif ≥3,5g/hari lipiduria, hiperkoagulabilitas
– hipoalbuminemia <3,5g/dL • Biopsi ginjal – u/ penegakkan diangnosis
– hiperkolesterolemia Tatalaksana
– lipiduria • Spesifik -> mengobati penyakit yang mendasar
• Proses awal/SN ringan->tidak smua gejala tsb harus ditemukan. • Non-spesifik -> mengurangi gejala : proteinuria, edema, dan
• SN berat yg disertai kadar albumin serum << -> ekskresi mengobati komplikasi
protein dlm urin <<. – Keseimbangan nitrogen terganggu  menjadi negatif
Etiologi dan Klasifikasi – Hiperkoagulasi , komplikasi tromboemboli
• Glomerulonefritis primer – Metabolisme kalsium dan tulang terganggu
– GN lesi minimal – Gangguan fungsi ginjal
– GN Membranosa – infeksi
– GN membranoproliperatif Non Farmako
– GN proliperatif lain • Istirahat
– Glomerulosklerosis fokal • Diet protein 0.8g/kgBB/hr + ekskresi protein dlm urin/24jam.
• Glomerulonefritis sekunder, akibat infeksi : Fungsi ginjal ↓ 0.6g/kgBB/hr + ekskresi protein dlm
– HIV, HCV, HBV urin/24jam
– Sifilis, Malaria, sksitosoma • Diet rendah kolestrol <600mg/hr
– TBC, Lepra • Berhenti merokok
• Keganasan • Diet rendah garam, restriksi cairan pd edema
Adenokarsinoma paru, payudara, kolon, limfoma hodgkin, Farmako
mieloma multipel, dan karsinoma ginjal • Edema : diuretik loop
• Penyakit jaringan penghubung • Proteinuria : penghambat ACE &/ antagonis reseptor
SLE, AR, mixed connective tissue disease angiotensin 2
• Efek obat dan toksin • Dislipidemia : gol. Statin
Obat antinflamasi non-steroid, preparet emas, probenesid, dll • Hipertensi : dgn target TD <125/75mgHg penghambat ACE
• Lain-lain & antagonis reseptor angiotensin sbg pilihan obat utama
DM, amiloidosis, pre-eklamsia, dll Komplikasi : Gagal jantung, Sirosis hepatis, Penyakit gagal ginjal
Patofisiologi kronik, Tromboemboli
Prognosis
• 20% fokal glomerulonefritis -> remisi dari proteinuria
• 10% membaik tapi masih mengalami proteinuria
• Stad. Akhir -> 25-30% pasien fokal segmen glomerulosclerosis
dlm 5thn & 30-40% dlm 10thn

Sumber : IPD

ACUTE KIDNEY INJURY


Definisi
Menurut KDIGO 2012:
• Kenaikan kreatinin serum >= 0,3mg/dl dalam 48 jam,/
• Kenaikan kreatinin serum >= 1,5 x nilai dasar dan
diketahui/dianggap terjadi dalam 7 hari, /
Diagnosis : - • Turunnya produksi urin <0,5 cc/kgBB/jam selama lebih dari 6
• Edema jam.
• Proteinuria berat Etiologi
• Hipoalbuminemia PRERENAL : Hipovolemia, Gangguan hemodinamik ginjal ,
• Hiperkolestrolemia Penurunan curah jantung, Vasodilatasi sistemik, Obstruksi
• Lipiduria renovaskular, Vasokonstriksi ginjal, Gangguan autoregulasi ginjal,
Manifestasi: proteinuria asimtomatik -> keluhan yg sering -> Sindrom hepatorenal, Sindrom kardiorenal
bengkak RENAL : Penyakit glomerulu, Nekrosis tubular akut, Nefritis
Anamnesis : - interstisial, Obstruksi intratubular
• Area dgn tekanan hidrostatik intravaskular ↑ : kedua kaki & POSTRENAL : Obstruksi pada ureter, leher kandung kemih atau
ankel uretra
• Area dgn tekanan hidrostatik intravaskular ↓ : periorbita & PP
skrotum • Urinalisis
• Bengkak hebat & generalisata : anasarka – Sedimen granuler warna coklat seperti lumpur = NTA
• Buang air kecil berbusa – Sedimen ertirosit dimorfik = jejas glomerulus
• Penyakit penyebab SN sekunder: DM, nefritis lupus riwayat – Sedimen leukosit dan tidak berpigmen = nekrosis interstisial.
obat”an, keganasan / amyloidosis • Indeks gangguan ginjal
PF • Laboratorim = darah perifer lengkap, kreatinin serum, elektrolit
• Pretibial edema Radiologi = USG, CT, MRI
• Edema periorbita
• Edema skrotum
Farmako
• Tentukan status hidrasi -> shok hemoragik -> infus kritaloid
isotonik
• Syok vasomotor -> vasopressor + cairan IV
• Seting preoperatif/syok sepsis -> gangguan hemodinamik &
oksigenasi
• Sakit berat -> terapi insulin target glukosa 110-149mg/Dl
• Diuretik -> jika vol. overload
• Tdk dianjurkan: dopamin dosis ↓, ANP, (rh) IGF1

PENYAKIT GINJAL KRONIK

Tatalaksana
PRERENAL : Hipovolemia = penggantian cairan
RENAL
Glomerulonefritis/vaskulitis = kortikosteroid / plasmaferesis
Hipertensi maligna= kontrol tekanan darah secara agresif
POST RENAL
Kerja sama dengan nefrolog dan urolog, serta radiolog
Pemasangan kateter
Pemasangan stent
Tatalaksana suportif
• Nutrisi = diet tinggi kalori, makanan per enteral
• Anemia berat = transfusi
• Koreksi gangguan elektrolit
• Koreksi hiperurisemia = allopurinol
• Keluhan gastrointestinal = agonis reseptor H2 / penghambat
pompa proton
• Penggantian kateter dan akses intravena
Diagnosis Banding : Penyakit ginjal kronik, Gangguan akut pada
penyakit ginjal kronik
• Diagnosis
– Suspek pre-renal azotemia
– Kolik pinggang menjalar ke daerah genital -> sugestif obstruksi
ureter
– Sering kencing malam hari (nokturia) & gangguan berkemih
lain; dapat muncul pada penyakit prostat
– Riwayat penyakit prostat, batu ginjal / keganasan pelvis / para
aorta -> suspek post renal
• PF
– Hipotensi ortostatik, takikardi, JVP↓, turgor kulit↓ & membran
mukosa kering
– Perut kembung & nyeri suprapubik -> pembesaran kandung
kemih
– AKI dgn purpura palpable, pendarahan paru / sinusitis ->
sugestif vaskilitis sistemik
– Reaksi idiosinkrasi
– Tanda iskemik pd ekstremitas ↓+ -> suspek rhabdomiolisis
• PP
– Lab: darah perifer lengkap, urinalisis, sedimen urin, kreatinin,
ureum, asam urat, kreatin kinase, elektrolit, LDH, BUN, ANA,
ANCA, AGBM & cryoglobulins
– Radiologi: USG ginjal & traktus urinarius, CT-scan, pielografi
antegrad / retro, MRI
– Biopsi ginjal
Tatalaksana nutrisi
• Enteral
• Asupan kal/hr: 20-30kkal/kgBB pd semua stad
• Hindari restriksi protein
• Kebutuhan prot/hr:
– non-katabolik tnpa dialisis: 0.8-1g/kgBB
– TPG: 1-1.5g/kgBB
– Hiperkatabolik +TPG kontinu: s/d max. 1.7kg/kgBB

Anda mungkin juga menyukai