3P TAMBAHAN
Service merupakan bagian dari marketing mix. Namun, bauran pemasaran yang terdiri dari 4 P
(product, price, place dan promotion) ini tidak cukup lagi, mengingat persaingan sudah sangat
ketat. Karena itu, para ahli menambahkannya dengan 3P lainnya, yaitu physical evidence,
process dan people. Ketiga aspek tambahan dalam bauran pemasaran ini sejatinya berbicara
mengenai service.
Nah, kedudukan service di dalam marketing sangat jelas. Physical evidence dan process sangat
penting diperlihatkan atau dirasakan sebagai upaya menampilkan experience bagi customer.
Sedangkan people (SDM) juga menjadi bagian yang tidak kalah pentingnya karena segala
sesuatu yang ingin dideliver membutuhkan SDM.
Yuliana memberi contoh, jika jualan resto, sebenarnya yang dicari pelanggan adalah enaknya.
Dan biasanya, orang mencari resto karena dua alasan: enak dan murah. Indikasi bahwa resto
tersebut menawarkan kedua benefit tadi bisa dilihat dari ramainya pelanggan yang berkunjung.
Tetapi, kedua alasan itu (enak dan murah) hanyalah outcome. Di balik itu, yang menentukan
adalah process, pshysical evidence dan people. Sedangkan kedua alasan tadi tidak termasuk ke
dalam tiga aspek tambahan dalam bauran pemasaran. Karena itu, yang sebenarnya dicari dari
kedua alasan tadi adalah kecepatan dalam pelayanan—ini merupakan bagian dari proses.
“Bukan outcome yang menyebabkan orang balik lagi. Orang berpikir makanannya enak. At the
end, enak dan murah. Padahal kepuasan dibangun karena prosesnya bagus. Nah, inilah yang
menyebabkan proses itu penting di dalam service,” kata Yuliana.
Lalu, soal people. Bayangkan jika SDM-nya kasar, bermuka masam, tidak sopan. Seenak dan
semurah apa pun yang ditawarkan, orang tidak akan kembali. Kalau toiletnya tidak bersih,
piringnya kotor, tusuk giginya kotor dan segala macamnya lainnya kotor; maka makanan yang
seharusnya enak bakal menjadi tidak enak. Semurah apa pun harga yang ditawarkan, orang
tidak mau lagi membelinya. Karena itulah physical evidence menjadi penting dalam service.
Hal ini ditunjukkan dengan kondisi tempat yang bagus, bersih, dan higienis.
Tidak diragukan lagi, peran service di dalam marketing sangat penting. Apalagi di era sekarang
dan yang akan datang, di mana persaingan semakin ketat. Komponen service ini akan menjadi
semakin penting karena di dalamnya bisa menyediakan people yang bagus, process yang cepat
dan fair serta aspek tangible-nya seperti gedung, peralatan dan sebagainya yang menunjang,
membentuk total added value dari seluruh yang ditawarkan.
Nah, kesalahan-kesalahan di dalam service dalam konteks pengelolaan brand, menurut
Yuliana, sering terjadi karena pemahaman yang berbeda. Misalnya, layanan yang diberikan
tidak sesuai dengan target market. Di sinilah pemberian layanannya sering berlebihan. Sebagai
contoh, orang ke restoran tahu-tahu diberikan refleksi. Di executive lounge (katakanlah untuk
sebuah kartu kredit) disediakan refleksi.
Hal itu berlebihan dan menjadi costly atau memakan biaya tinggi. Seharusnya, ungkap Yuliana,
service tidak perlu sampai begitu. Karena kalau tidak memakan biaya bisa menjadi added value
yang berguna.
Sumber:
https://marketing.co.id/belajar-dari-kasus-sempati-air/