BAB I
PENDAHULUAN
keuangan. Bisa karena kekurangan uang, kelebihan uang, atau karena bingung
kebutuhan selalu melebihi pemasukan. Namun muara dari itu semua, kata
miskin, menengah atau kaya. Karena siapa pun bisa mengatur keuangan
dikatakan 50% mereka sudah sukses dan berhasil dalam hal finansialnya.
Salah satu fungsi di antara banyaknya fungsi pranata keluarga, yakni fungsi
ekonomi. Fungsi pranata keluarga yang lain yakni yakni fungsi reproduksi, sosial,
keluarga di masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari
tua, dan sebagainya. Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi
manajemen yang baik dan cermat, maka pendapatan yang diperoleh keluarga
diharapkan dapat digunakan tepat guna, tepat waktu, tepat tempat, tepat harga, dan
tepat kualitas.
pengeluaran, pandangan dan sikap yang tepat tentang tabungan, dan musyawarah
kedua yang lebih besar, membeli mobil, memulai bisnis atau saha. Kedua,
dapat diantisipasi. Ketiga, selalu ada kontrol arus keluar masuk keuangan
3
keluarga, sehingga bisa dideteksi dengan baik dan tidak ada istilah “lebih besar
yang mereka dapat hanya untuk membiayai tujuan-tujuan jangka pendek saja,
kebutuhan jangka pendek lainnya. Padahal disadari atau tidak, setiap keluarga juga
Salah satu pemicu konflik dalam rumah tangga ialah uang. Untuk
memimalkan konflik dalam keluarga yang disebab oleh uang, maka penting uang
itu diatur bersama oleh suami-istri secara benar dan bertanggungjawab. Dalam hal
ini ada kesepakatan bersama antara suami-istri ketika mengatur keuangan untuk
prioritas utama. Perhatikan pepatah klasik berikut: “Jangan lebih besar pasak dari
pada tiang.” Maknanya ialah jangan sampai lebih besar uang yang dikeluarkan
daripada uang yang masuk. Dengan mengelola uang secara benar dan bertanggung
tangga.
4
Kehidupan saat ini uang menjadi sangat penting, karena digunakan sebagai
alat transaksi yang paling dipercaya dan paling mudah dipakai. Uang sendiri
beredar secara legal di kalangan masyarakat luas, hal ini karena mempunyai
kegunaan untuk bertransaksi mendapatkan barang dan jasa, sebagai alat berjaga-
jaga dan berspekulasi. Keuangan adalah segala sesuatu atau aktivitas yang
berkaitan dengan uang. Uang adalah salah satu alat bayar yang sah. Fungsi dari
uang adalah untuk memupuk kekayaan dan juga sarana untuk berjaga-jaga (Elvyn
G.Massassy.,2004:xi).
yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras
dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan
masalah yang harus dihadapi dalam keluarga, salah satunya masalah ekonomi. Ada
penghasilan, meminjam uang kepada orang lain atau bank, menjual barang-barang
berharga dan lain-lain. Masalah ekonomi dalam keluarga sebenarnya tidak hanya
Cina dalam mengelola keuangan keluarga. Bagi keluarga Etnis Cina di Kya-Kya
5
masuk dan arus uang keluar sangat penting, karena selain berusaha untuk
penting, keuangan keluarga secara kuantitas dan kualita dapat bermanfaat bagi
secara materiil dan spiritual, dan semua keluarga bisa mengembangkan potensi
dapat menggunakan waktunya bukan hanya mengurus rumah tangga saja akan
tetapi bisa juga berperan sebagai mitra bagi suami untuk menambah penghasilan
rumah tangga, tanpa harus mengabaikan tugas utama sebagai ibu rumah tangga,
apalagi kalau ibu rumah tangga ini memiliki latar belakang pendidikan yang
memadai dan tidak bisa ikut berkiprah di pasar tenaga kerja disebabkan oleh faktor
internal dan eksternal sehingga dengan membuat usaha di rumah (home industri)
akan menjadi pilihan yang tepat dalam membantu keluarga keluarga dari
kemiskinan.
dapat disimpulkan kaum perempuan sudah memegang kendali yang besar dalam
dana yang ada untuk operasional kegiatan rumah tangga. Penyimpanan keuangan,
dan sistem keuangan pada keluarga. Pemeriksaan keuangan, yaitu melakukan audit
internal atas keuangan keluarga yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
bukan karena mereka tidak dapat mengatur uang tetapi kebanyakan orang tidak
apapun yang didapat tidak akan pernah cukup memenuhi kebutuhan, jika tak
terjadi karena ada mentalitas dan kebiasaan keuangan yang keliru (Andreas
Hartono, 2222).
7
tangga, kebiasaan hidup boros dan memuaskan keinginan pribadi yang masih
terbawa pada saat kehidupan melajang, berakibat fatal pada sistem perekonomian
keluarga.
pakaian, rekreasi, dan mungkin biaya kontrakan. Tetapi ketika sudah berkeluarga,
daftar pengeluaran semakin banyak. Mulai dari uang sekolah, susu, rekreasi,
utama dalam manajemen keuangan rumah tangga sebenarnya hanya ada dua,
manajemen atau pengelolaan yang profesional, akurat, dan jitu. Oleh karena itu,
dalam penyelesaian studi ini, penulis ingin mengkaji tentang manajemen keuangan
keluarga, yang secara operasional judul Proposal Skripsi ini sebagai berikut:
B. Rumusan Masalah
Bima?
Bima?
Bima?
1. Tujuan Penelitian
Kabupaten Bima.
Kabupaten Bima.
Kabupaten Bima.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara akademis, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
b. Secara praktis, diharapkan sebagai tolak ukur bagi keluarga di Desa Kore
keuangan keluarga.
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah konsep dimana berisi pengertian atau definisi konsep
tersebut, aspek / dimensi / komponen / bentuk / gejala dan sebagainya dari konsep
tersebut yang nantinya akan dijadikan indikator dari konsep tersebut, faktor-faktor
topik pokok yang akan diungkap/digali dalam penelitian ini. Apabila digunakan
pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan diungkapkan
tujuan yaitu: a. Penentuan fokus membatasi studi yang berarti bahwa dengan
adanya fokus penentuan tempat menjadi layak. b. Penentuan fokus secara efektif
10
Mungkin data cukup menarik, tetapi jika dipandang tidak relevan maka data itu
a. Merencanakan pendapatan
(1) pendapatan kepala rumah tangga melalui pekerjaan rutin; (2) pendapatan
belanja lebih kecil daripada pendapatan; (6) hindari hutang; (7) hidup
sebagai pengeluaran pertama; (10) bayar tagihan sesegera mungkin; dan (11)
b. Penggunaan keuangan
membuka tabungan pada bank, (2) menanam investasi dalam bentuk barang
tidak bergerak, (3) menanam investasi dalam bentuk barang bergerak, dan (4)
c. Pengendalian keuangan
(4) independensi (kemandirian); dan (5) fair (semua yang dilakukan harus
E. Metode Penelitian
Para peneliti dalam kegiatan penelitian, dapat memilih berbagai jenis metode
langkah yang harus ditempuh secara sekuensial oleh seorang peneliti dalam
research), penelitain yang menguji satu atau beberapa hipotesa (testing research),
Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu
set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidik (Moh. Nazir, 1999 : 63)
Kabupaten Bima.
Spradley (Sugiyono, 1998:49) dinamakan social situation atau situasi sosial yang
terdiri dari tiga hal yaitu tempat, pelaku dan aktivitas yang berinteraksi secara
sinergis.
kunci dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan
berdasarkan data atau informasi kunci yang lainnya yang diharapkan dapat
menyangkut diri dan lingkungannya tetapi juga menyangkut orang lain. Informan
masalah yang sedang diteliti dan dapat berperan sebagai nara sumber selama
informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi
penelitian ini ada dalam penelitian yang subjek penelitiannya berupa “kasus” (satu
kesatuan unit), antara lain yang berupa lembaga atau organisasi atau institusi
(pranata) sosial.
14
yaitu seseorang yang dianggap dapat memberikan informasi kunci tentang hal
yang sedang diteliti; kedua, informan ahli, yaitu para ahli yang sangat memahami
dan dapat memberikan penjelasan berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian
dan tidak dibatasi dengan wilayah tempat tinggal, misalnya para akademisi,
budayawan, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh wanita, tokoh
mahasiswa, dan lain-lain; dan ketiga, informan insidental (man on the street), yaitu
siapa saja yang ditemukan di wilayah penelitian yang diduga dapat memberikan
Informan dipilih secara purposive (dengan memiliki kriteria inklusi) dan key
person. Key person ini digunakan apabila peneliti sudah memahami informasi
membutuhkan key person untuk melakukan wawancara mendalam, key person ini
adalah tokoh adat, tokoh agama dan petugas kesehatan (Bungin, 2003:87), yaitu:
kunci yang akan membantu peneliti dalam mendapatkan informasi yang lebih
mendalam. 2) Informan kunci yaitu seseorang yang secara lengkap dan mendalam
dimiliki, di antaranya: (1) Jujur; (2) Taat pada janji; (3) Patuh pada peraturan; (4)
Suka berbicara; (5) Tidak termasuk anggota salah satu kelompok yang
15
sampling dengan salah satu jenisnya yaitu purposive sampling atau pengambilan
sampel secara bertujuan. Ini benar, tapi tidak betul. Beberapa definisi sering
atau maksud tertentu di hati). Tetapi tujuan tersebut tidak jelas (tujuan apa?). Itu
sebagai berikut :
penentuan informan ini peneliti mengambil secara sengaja rumah tangga yang
berprofesi sebagai petani, rumah tangga yang berprofesi sebagai pedagang, rumah
tangga yang berprofesi sebagai buruh, rumah tangga yang berprofesi sebagai
pegawai negeri sipil, dan rumah tangga yang berprofesi sebagai Polri/Tentara.
16
informasi atau data yang bersumber dari beberapa informan kunci yang berasal
dari Kepala Desa, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa, Ketua BPD,
dan salah seorang tokoh masyarakat Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten
Bima.
a. Jenis Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini yakni data kualitatif. Data yang
Dalam istilah komputer disebut data bertipe string. Pada pendekatan kualitatif, peneliti
pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell,
kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian
kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian
kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki
bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan
mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih
Berdasarkan pada beberapa pendapat ahli di atas, maka data yang akan
b. Sumber Data
17
Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat
kesimpulan.
Berdasarkan sumber data, terdapat 2 (dua) jenis data, yaitu: data primer dan
data sekunder.
a) Data primer (primary data) menurut Supranto (Ahmad Usman, 2008 : 232)
melalui objeknya. Atau dengan kata lain, data primer yaitu data yang langsung
primer, antara lain: wawancara langsung dengan informan, sumber data atau
232) yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi.
Data sudah dikumpulkan oleh pihak/instansi lain. Atau dengan kata lain, data yang
dipublikasi (data harga saham, harga komoditas dari surat khabar, majalah atau
media elektronik); dan sumber data sekunder yang tak dipublikasi (arsip
Untuk mendapatkan data atau informasi yang valid dan reliabel, dalam
pelengkap atau sekunder, juga dapat menjadi primer terutama untuk menjawab
18
beberapa permasalahan yang diajukan dan cukup hanya dianalisis melalui teknik
a. Wawancara
b. Dokumentasi
Rekonstruksi Historis.”
Bima, dan dokumen-dokumen lain yang ada pada Kantor Desa Kore, terutama
daya manusia desa, pekerjaan keluarga, sarana dan prasarana desa, dan lain-
c. Observasi
memuaskan. Ada jenis-jenis masalah tertentu yang tidak dapat dijangkau oleh
kedua alat pengumpul data tersebut. Ada kalanya penting untuk melihat
utama untuk mendapatkan informasi. Dan jenis observasi yang dipakai yaitu
participant as observer.”
20
beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam
apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan
Guna menganalisa data yang telah terkumpul dari hasil penelitian ini, baik
penggambaran dan pemaparan secara akurat dan aktual, sehingga pada akhirnya
yang diteliti.
pengumpulan dan penyusunan data, tetapi melalui analisa dan interpretasi tentang
data itu.”
teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif.
sebagai berikut:
a. Reduksi data
dengan cara koding atas data-data yang terkumpul. Apabila ada data yang
data.
b. Penyajian data
22
Data yang telah diberi kode sesuai dengan permasalahan kemudian disajikan
dalam bentuk matrik. Jadi peneliti dapat menguasai data dan tidak dipersulit
kesimpulan itu kabur, tetapi lama kelamaan menjadi jelas karena data yang
F. Sistematika Pembahasan
sebagai berikut.
23
BAB PERTAMA : Adalah bab pendahuluan yang terdiri atas : latar belakang
pembahasan.
keluarga.
BAB KELIMA : Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran-
saran.
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Beberapa Pengertian
1. Pengertian Manajemen
adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara
efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya.”
suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.”
di atas, maka dapat disimpulkan beberapa ide pokok yang terkandung dalam
a. Manajemen adalah suatu kegiatan yng dilandasi oleh ilmu dan seni
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan bantuan orang lain
bakat-bakat perseorangan.
manjemen pada dasarnya dapat dipelajari tapi hasil yang dicapai dalam
perseorangan.
d. Agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efisien dan
diketengahkan oleh para ahli yang dapat dikaji dalam berbagai literatur, yang
Sedangkan dalam arti luas adalah pengurusan dan pertanggung jawaban dalam
3. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikata-ikatan
masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau
ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004). Keluarga sebagai
merupakan sistem terbuka atau sistem social yang hidup, terdiri dari beberapa
uang. Uang adalah salah satu alat bayar yang sah. Fungsi dari uang adalah
G.Massassy, 2004:xi).
yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang
layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan
ekonomi. Ada beberapa keluarga yang sering mengalami yang namanya krisis
menambah penghasilan, meminjam uang kepada orang lain atau bank, menjual
B. Fungsi Keluarga
29
kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang; (c) di dalam keluarga akan
terbentuk pendidikan moral; (d) di dalam keluarga akan tumbuh sikap tolong-
menolong, tenggang rasa, sehingga tumbuhlah kehidupan keluarga yang damai dan
sejahtera; (e) keluarga merupakan lembaga yang memang berperan dalam meletakkan
dasar-dasar pendidikan agama; dan (f) di dalam konteks membangun anak sebagai
makhluk individu diarahkan agar anak dapat mengembangkan dan menolong dirinya
menjadi pusat perhatian kehidupan individu, bahkan anggota keluarga yang satu
memperlakukan anggota keluarga lain sebagai tujuan, maka fungsi keluarga dalam
banyak masyarakat relatif sama. Secara rinci, beberapa fungsi dari keluarga adalah
sebagai berikut.
Fungsi ini merupakan hakikat dari keluarga untuk menjaga kelangsungan hidup
manusia dan sebagai dasar kehidupan sosial manusia dan bukan sekedar kebutuhan
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan kasih sayang atau
rasa dicintai. Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa kenakalan yang serius
merupakan salah ciri khas anak-anak yang di keluarganya tidak merasakan kasih
sayang.
Fungsi ini adalah untuk mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan
anak hingga terbentuk kepribadian atau personality-nya. Anak-anak itu lahir tanpa
bekal keterampilan sosial, maka agar anak dapat berpartisipasi dalam kehidupan
yang berlaku di masyarakatnya. Anak-anak harus dibelajarkan tentang suatu hal, apa
yang boleh dan tidak boleh, apa yang pantas dan tidak pantas, apa yang baik dan tidak
baik, sehingga si anak dapat hidup wajar dan diterima oleh sesama anggota
masyarakat/kelompoknya.
menjamin pemenuhan kebutuhan material para anggota keluarga. Fungsi ini harus
ekonomi. Dalam banyak masyarakat, seorang suami atau ayah dituntut untuk
dalam arti mencari nafkah tidak hanya merupakan beban laki-laki, tetapi dapat
f. Penentuan status
Pada masyarakat feodal atau berkasta, di mana status seseorang lebih banyak
para anggotanya. Misalnya status sebagai bangsawan atau kedudukan dalam kasta.
g. Pemeliharaan
sehingga mereka dapat hidup dengan nyaman dan terbebaskan dari berbagai
oleh para anggota keluarga yang masih di bawah usia lima tahun, juga bagi yang telah
lembaga yang ada dalam masyarakat, beberapa fungsi keluarga dialihkan kepada
lembaga lain, misalnya sebagian fungsi edukasi dialihkan ke lembaga pendidikan atau
sekolah, pada golongan menengah ke atas atau masyarakat kota, pengalihan fungsi ini
telah dilakukan sejak dini, misalnya anak usia 3 atau 4 tahun sudah disertakan dalam
pendidikan usia dini atau play group. Kemudian fungsi perawatan anak sebagian
dialihkan ke lembaga pentitipan anak, fungsi proteksi banyak diambil alih oleh negara
melalui aparat kepolisian atau para petugas keamanan masyarakat, dan sebagainya.
32
Kegagalan keluarga menjalankan fungsi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara
lain: a) Faktor pribadi, misalnya suami-isteri kurang menyadari akan arti dan fungsi
seperti: pengaruh atau intervensi orangtua dari suami dan/atau isteri, isteri bekerja dan
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari suaminya, tinggal bersama dengan
keluarga inti lain dalam sebuah rumah tangga, suami dan atau isteri terlalu sibuk
orangtua kurang mampu memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-
dan sebagainya.
C. Peranan Keluarga
membenntuk pola kepribadian anak. Karena di dalam keluarga, anak pertama kali
Peran orang tua dalam mendampingi dan mendidik anak tidak terbatas sebagai
orang tua. Sesekali orang tua perlu berperan sebagai polisi yang selalu siap
menegakkan keadilan dan kebenaran, sesekali pula orang tua berperan sebagai guru
yang dapat mendidik anak dengan baik. Sewaktu-waktu berperan sebagai teman,
33
orang tua perlu menciptakan dialog yang sehat, tempat untuk mencurahkan isi hati.
Alam psikologis orang tua harus beralih kealam anak-anak, sehingga orang tua bisa
merasakan, menghayati dan mengerti kondisi anak-anak. Apabila dialog yang sehat ini
dikembangkan, anak-anak akan terbuka terbuka terhadap orang tua dan tidak akan
segan-segan mengutarakan isi pikirannya. Melalui dialog yang sehat ini orang tua
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,
Peran keluarga besar didefinisikan sebagai sejauh mana anggota keluarga besar
memberi pengaruh dalam pola asuh yang diterapkan orangtua pada anak.
Peran adalah sesuatu yang menunjuk kepada beberapa set perilaku yang
kurang lebih bersifat homogen, yang didefenisikan dan diharapkan secara normatif
dari seorang yang memegang suatu posisi dalam situasi sosial tertentu (Friedman,
1998).
a. Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
b. Peran ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peranan
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, di samping itu juga ibu dapat berperan
di antaranya:
lainnya;
e. Khutbah Jum’at;
prinsip manajemen, yaitu: planning, organizing, actuating, dan evaluation. Yang perlu
diingat dalam mengelola manajemen rumah tangga, suami dan istri harus memiliki
visi dan misi yang sama-mendambakan home sweet home dan, pembagian kerja serta
Rumah tangga dan keluarga adalah bentuk organisasi yang paling kecil dan
sederhana. Dalam organisasi tentulah dibutuhkan suatu pengaturan dan sistem yang
35
disebut manajemen. Menurut James A.F Stoner, manajemen adalah suatu proses
organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk
manajemen rumah tangga dengan baik dibutuhkan aktivitas aspek-aspek dalam ilmu
manajemen yaitu POAC adalah dasar manajemen untuk organisasi manajerial. Fungsi
POAC sendiri dalam suatu organisasi adalah untuk meningkatkan efektifitas dan
controlling (pengendalian).
bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan adanya perencanaan, maka rumah
tangga memiliki arah dan tujuan ke depan secara jelas. Suami sebagai seorang
Direktur Utama harus menetapkan visi, misi, perencanaan jangka pendek, menengah
dan panjang untuk mencapai tujuan rumah tangga yang diinginkan. Sesibuk apapun
Perencanaan hari tua : dana pesangon, dana pensiun, asuransi hari tua, usaha yang
36
Agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan, perencanaan ini sifatnya harus
transparan, dikomunikasikan kepada seluruh anggota keluarga agar memiliki visi misi
yang sama, sehingga tujuan akhir dapat tercapai dengan baik. Membuat keputusan
biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan dibuat berdasarkan
proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting karena banyak berperan dalam
menggerakan fungsi manajemen yang lain. Contohnya, setiap manajer/ suami harus
sumber daya (resources) untuk melakukan suatu aktifitas tertentu. Organizing dapat
meliputi: penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas yang
spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa tugas.
beserta hak dan kewajibannya. Misalnya: Suami sebagai kepala keluarga bertugas
untuk memimpin keluarganya, mencari nafkah dan rejeki yang halal, memenuhi
didik anak. Bisa dikatakan di sini, bahwa suami adalah sebagai Direktur Utama dalam
keluarga.
dan aktivitas dalam keluarga. Mulai dari mengatur lalu lintas arus keuangan keluarga,
mengasuh dan mendidik anak sesuai dengan pola asuh yang telah disepakati bersama,
mengatur dan mengurusi segala keperluan rumah tangga, serta mampu menempatkan
37
diri untuk menjadi istri yang solihah bagi suami dan ibu yang baik dan tauladan bagi
anak-anak.
Anak merupakan titipan Allah kepada suami dan istri. Tentunya kita harus
memperlakukan anak dengan baik, adil dan seimbang sesuai dengan syariat agama.
Kita harus dapat memberikan yang terbaik untuk anak. Mulai dari pendidikannya,
gizinya, kesehatan, bekal agama, dan lain-lain. Anak juga harus diberi pengetahuan
yang sesuai dengan tujuan organisasi. Actuating membuat urutan rencana menjadi
tindakan dalam dunia organisasi. Sehingga tanpa tindakan nyata, rencana akan
menjadi imajinasi atau impian yang tidak pernah menjadi kenyataan. Implementasi
actuating dalam rumah tangga salah satunya adalah bahwa suami senantiasa memacu
mendelegasikan otoritas pada orang lain (istri dan anak), mendorong partisipasi
antara otoriter dan demokratis. Selain memberikan kepercayaan pada orang lain
38
untuk melakukan aktivitas dan kegiatan dalam rumah tangga, tetapi juga
menerapkan peraturan yang jelas dan pertanggung jawaban atas tugas dan kegiatan
Dari ketiga gaya kepemimpinan di atas, kepala rumah tangga (suami) dapat
kebutuhan dan kecocokan. Semua itu dilakukan agar tujuan dan rencana jangka
membandingkan antara kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Jika
terjadi perbedaan yang signifikan antara kinerja aktual dan yang diharapkan, manajer
terjadinya perbedaan. Manajer dalam hal ini adalah suami sebagai direktur utama dan
Fungsi dari controlling adalah menentukan apakah rencana awal perlu direvisi,
melihat hasil dari kinerja selama ini. Jika dirasa butuh ada perubahan, maka seorang
manajer/ kepala rumah tangga akan kembali pada proses planning, dimana ia akan
Misalnya: 1) Pendidikan anak. Misalkan nilai rapot anak kita tiap semester semakin
turun, maka perlu ada perubahan rencana. Yang pada awalnya kita ajari sendiri, maka
sekarang perlu bantuan dari pihak luar yaitu mengikutkan les tambahan. 2) Keuangan
keluarga. Jika keuangan keluarga yang semula cukup untuk membiayai kebutuhan
selama sebulan, tetapi beberapa bulan terakhir ternyata sering tekor, maka perlu ada
jangan sampai besar pasak daripada tiang. Atau bisa juga melakukan bisnis baru yang
keluarga.
kegiatan rumah tangga didasarkan pada sistem manajemen yang baik, teratur dan
terarah. POAC (planning, organizing, actuating dan controlling) dapat membantu kita
dalam membina rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Selain itu juga
perlu adanya komitmen yang tinggi seluruh anggota keluarga untuk mewujudkan visi
misi keluarga kita. Perlu diingat, dalam perahu rumah tangga hanya ada satu nakhoda
yaitu suami. Istri hanyalah sebagai partner dan asisten untuk membantu terlaksananya
tujuan rumah tangga. Kerjasama kedua belah pihak inilah yang nantinya akan
sederhana:
tahu isi tabungan, jumlah tagihan listrik, telepon, servis mobil, belanja, biaya
periksa dokter dan lainnya. Anda harus tahu berapa hutang kartu kredit, pinjaman
realistis membantu Anda bersikap obyektif soal pengeluaran yang berlebihan. Tak
perlu terlalu ideal, sehingga lupa kebutuhan diri sendiri. Tak ada salahnya
anggarkan jumlah yang realistis dan Anda pun harus patuh dengan anggaran
tersebut.
40
Tak jarang kita membelanjakan uang untuk hal yang tak terlalu penting atau hanya
didorong keinginan, bukan kebutuhan. Buatlah daftar berupa tabel yang terdiri dari
kolom untuk item belanja, kebutuhan dan keinginan. Setelah mengisi kolom item
belanja, isilah kolom “kebutuhan” dan “keinginan” dengan tanda cek (V). Dari
sini pertimbangkan dengan lebih matang, benda atau hal yang perlu Anda
bukan berarti dengan mudah Anda membeli berbagai benda secara kredit.
Tumbuhkan kebiasaan keuangan yang sehat dimulai dari yang sederhana, seperti
bertukar pikiran di kafe terkadang memang perlu, tapi tak berarti Anda harus
melakukannya di setiap Jumat sore. Anda bisa gunakan pengeluaran ini untuk
ingin Anda raih secara berkala, bersama pasangan. Tetapkan tujuan spesifik,
realistis, terukur dan dalam kurun waktu tertentu. Tujuan ini membantu Anda lebih
Segera setelah menerima gaji, sisihkan untuk tabungan dalam jumlah yang telah
Anda rencanakan sesuai tujuan atau cita-cita finansial keluarga Anda. Sebaiknya,
saat yang tepat untuk juga memikirkan investasi. Kini bentuknya macam-macam.
Takut akan risiko investasi?! Tak perlu khawatir, Anda hanya perlu belajar pada
1) Kesadaran dan motivasi yang kuat dari semua anggota keluarga untuk
keluarga.
keinginan.
pendapatan dan pengeluaran, pandangan dan sikap yang tepat tentang tabungan, dan
a) Pendapatan keluarga
Tidak mudah menghitung pendapatan apalagi bagi keluarga yang tidak mempunyai
pendapatan yang tetap seperti misalnya petani. Apalagi pendapatan itu acapkali dalam
satuan waktu panen, berupa hasil pertanian yang harganya berubah-ubah. Dalam hal
seperti ini perhitungannya harus disesuaikan dengan nilai rupiah secara bulanan.
diperoleh oleh semua anggota keluarga dari berbagai jenis sumber. Kesulitan timbul
pengelola, biasanya istri/ibu rumah tangga. Istilahnya 'uang laki-laki' adalah bagian
atau jenis penghasilan suami yang tidak disetor atau jenis penghasilan suami yang
b) Rencana pengeluaran
di luar kepala'. Praktek yang dapat terjadi adalah tanpa perhitungan sehingga tekor dan
terpaksa diatasi dengan mencari utangan atau, gali lobang tutup lobang. Langkah
kesenangan, hobi (rokok, minuman) atau pembelian barang dan jasa yang tidak
terlalu diperlukan.
urutan prioritasnya, tentu saja setelah dikurangi dengan tabungan yang secara disiplin
2. Cicilan utang,
44
3. Premi asuransi,
5. Keperluan anak,
6. Transportasi,
7. Zakat/pajak,
8. Hiburan/rekreasi,
9. Kegiatan sosial,
dilaksanakan. Bila seorang ibu pergi ke pasar untuk masak sayur asem, maka dia telah
ingat betul apa yang harus dibeli untuk keperluan itu. Namun jika tidak disiplin
sampai di depan pasar ia melihat orang jual sandal yang bagus, uang belanja dibelikan
sandal dan bahan sayur asem tidak terbeli lagi, sedangkan sandal tidak dapat dibuat
upaya mencapai tujuan. Berbagai penyimpangan dapat saja terpaksa dilakukan karena
keadaan yang berubah atau rencana yang kurang cocok. Namun, kalau terlalu jauh,
sama saja dengan tidak ada rencana. Mencatat dan memonitor dimaksudkan untuk
memperoleh data guna melakukan evaluasi, apakah suatu rencana dapat dilaksanakan;
memperabaikinya.
d) Menabung
45
lain yang dapat disimpan untuk penggunaan kemudian. Ada dasar sikap dan perilaku
penghasilan besar dapat menabung. Orang miskin tidak mungkin menabung, karena
untuk memenuhi kebutuhan pokok saja tidak cukup. Pandangan itu terlalu matematis.
Di samping itu tidak benar dan juga menyesatkan karena akan membelenggu mereka
Sikap dasar yang salah bertolak dari anggapan orang menabung dari sisa
Sementara orang tidak dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan tanpa
batas. Akibatnya mereka yang berpenghasilan kecil tidak dapat menabung. Dalam
kenyataannya mereka yang berpenghasilan cukup besar, tetap tidak dapat menabung,
kebutuhan baru atau peningkatan kualitas yang sebelumnya tidak dapat dipenuhi.
Dengan begitu kebutuhan akan selalu lebih besar dari pada penghasilan yang
diperoleh.
ekonomi; lebih merupakan gejala sikap, perilaku dan disiplin manusia. Menanamkan
itu, semestinya menabung menjadi sikap dan perilaku untuk menyisihkan secara sadar
Menabung dapat dilihat dari dua sisi kehidupan keluarga. Satu sisi adalah
menyisihkan bagian dari penerimaan pendapatan, sisi lain adalah penghematan dari
setiap sen pengeluaran. Dengan demikian setiap keluarga dapat menabung dari dua
gejala dasar ekonomi keluarga yaitu "penyisihan dari penerimaan" dan "penghematan
dari pengeluaran".
g) Musyawarah keluarga
untuk tujuan ekonomi. Musyawarah keluarga, dilakukan tidak hanya antara suami dan
istri, tetapi juga anak-anak yang telah dapat mengerti. Bila dalam satu keluarga besar
ada orang tua atau saudara yang menjadi tanggungan, mereka perlu diikut sertakan
Salah satu pemicu konflik dalam rumah tangga ialah uang. Untuk memimalkan
konflik dalam keluarga yang disebab oleh uang, maka penting uang itu diatur bersama
oleh suami-istri secara benar dan bertanggungjawab. Dalam hal ini ada kesepakatan
rumah tangga.
47
Tujuan mengatur keuangan dalam rumah tangga pada hakekatnya ialah supaya
Perhatikan pepatah klasik berikut: “Jangan lebih besar pasak dari pada tiang.”
Maknanya ialah jangan sampai lebih besar uang yang dikeluarkan daripada uang yang
masuk. Dengan mengelola uang secara benar dan bertanggung jawab, maka suami-
tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan
memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara, 4) Pencarian Keuangan, yaitu
mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan
evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan, 7)
jawab seorang manajer keuangan dapat berupa peramalan dan perencanaan keuangan,
penggunaan dana, memperoleh dana dan pembagian hasil operasi perusahaan. Dalam
Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer
tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi : keputusan tentang investasi,
pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen suatu perusahaan (Weston dan
Copeland, 1992)
biasanya adalah ibu rumah tangga. Agar dapat mengelola keuangan keluarga secara
keuangan keluarga.
penghasilan yang diterima orang dalam kegiatan ekonomi dalam suatu periode
tertentu.”
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia
untuk menghasilkan luaran (out put) yang maksimal (Siagian, 1991 : 98). Selanjutnya,
Simandjuntak (1985 : 71), “produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang
selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini, cara kerja hari ini harus lebih baik
cara kerja kemarin, dan hasil yang akan dicapai besok harus banyak atau lebih baik
Sumber-sumber keuangan antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain
tentu berbeda. Ini juga berdampak kepada pemasukan keuangan dalam rumah tangga.
Ada sumber keuangan yang diperoleh dari pekerjaan tetap. Sumber lainnya dari
bisnis/usaha. Dan lain-lain. Intinya semua sumber keuangan diperoleh dari dan dengan
cara yang benar dan mempermuliakan Tuhan. Semua sumber keuangan ini tidak ada
yang dirahasiakan baik oleh suami maupun istri. Suami-istri harus memegang prinsip
diinginkan terjadi, di mana hal-hal itu bisa mengganggu harmonisasi rumah tangga.
menurut Sigit Purnomo (1978 : 76) ditentukan oleh : “kecakapan dan kegiatan
bekerja; keahlian dan keuletan; kesempatan bekerja yang tersedia; banyak sedikitnya
masyarakatanya.
kategori. Antara lain: (1) pengeluaran rutin atau tetap: harian, mingguan dan bulanan;
(2) pengeluaran sebagai tabungan untuk masa depan; dan (3) pengeluaran tak terduga
Memang tidak ada patokan baku tentang siapa sesungguhnya yang memegang
kendali keuangan dalam rumah tangga. Saran yang disampaikan ialah suami-istri
harus duduk bersama dalam upaya menentukan pengalokasian keuangan, baik uang
masuk maupun uang yang akan dikeluarkan. Sisanya bisa dibagikan untuk uang saku
Menurut Ahmad Gozali (2009)10 kiat dan tips rahasia sukses dalam mengatur
Pertama, setiap kali menerima gaji maka langkah awal yang terpenting yang harus
dilakukan pertama kali adalah dengan membayar cicilan hutang terlebih dahulu.
Karena hutang adalah kewajiban terpenting yang wajib dipenuhi kepada pihak lain
apakah dari bank dan institusi finansial lainnya. Kedisiplinan membayar cicilan
merupakan cerminan rapor dan nama baik keluarga. Menjaga nama baik sebagai
seorang debitor sangat penting, karena akan bermanfaat nantinya di masa yang akan
datang. Selain itu pula dengan memprioritaskan membayar cicilan ini, berarti sudah
menghargai para kreditor yang sudah berbaik hati meminjamkan uang kepada
keluarga.
Kedua, setelah membayar cicilan hutang, selanjutnya yang dilakukan adalah berzakat
atau memberikan sumbangan keagamaan, sebagai salah satu bukti rasa syukur kita
kepada Allah SWT. Dia-lah yang telah memberikan karunia rezeki kepada kita semua,
sehingga kita bisa melakukan aktivitas ekonomi keseharian dengan lancar tanpa
kekurangan. Sehingga Allah SWT akan semakin menambah karunia dan rezeki yang
Ketiga, yang tidak kalah penting adalah menyisihkan minimal 10% penghasilan untuk
ditabung/investasi. Karena, salah satu kebiasaan buruk adalah menunggu kalau ada
sisa uang di akhir bulan, padahal kenyataannya hampir selalu tidak ada yang tersisa,
Keempat, langkah terakhir adalah menghabiskan uang gaji atau penghasilan yang
tersisa. Baik untuk memenuhi berbagai keperluan rutin keluarga seperti belanja isi
dapur, makan, lauk-pauk, asuransi, sekolah anak, rekreasi, beli baju dan sebagainya.
52
Dengan mengikuti langkah dari 1-4 di atas diharapkan semua dapat meraih
kesuksesan dalam mengatur keuangan keluarga tanpa pusing dan stress, apalagi
sekarang sudah ada tools berupa software My Family Accounting dapat mempermudah
Kemudian di samping kiat di atas ada beberapa hal yang perlu dilakukan
dalam keluarga, yaitu: a) Buat perencanaan, baik perencanaan jangka pendek atau
perencanaan jangka panjang. Rencana jangka pendek berkaitan dengan kebutuhan saat
ini, antara lain biaya hidup sehari-hari hingga keperluan sekolah anak-anak. Rencana
jangka panjang dapat diwujudkan dalam bentuk tabungan ataupun aset produktif. b)
Berbagi tugas dengan pasangan. Setiap persoalan yang timbul dari pembagian tugas
perlu dibicarakan secara jelas dan saling terbuka. Tidak boleh ada rasa saling curiga
Pengeluaran perlu diatur sedemikian rupa, dan tetap tidak boleh mengurangi
Rumah tangga memiliki gaya dan pola yang tidak sama dalam hal pengaturan
dan sistem pengeluaran keuangan. Tetapi, setidaknya dengan perencanaan ini akan
semakin mudah menata manajemen keuangan rumah tangga. Ini akan bermanfaat
Untuk itu perlu suatu cara yang dapat mengelola keuangan keluarga yang baik.
mengenai keuangan bisa saja terjadi disaat uang melimpah maupun disaat kekurangan
uang. Masyarakat Indonesia merasa risih bila harus membicarakan masalah keuangan
dalam keluarga.
53
Oleh karena itu perlu semua kalangan masyarakat terutama pasangan suami
istri untuk belajar saling terbuka mengenai keuangannya masing-masing. Setiap orang
memiliki pandangan mengenai uang yang berbeda-beda karena suami atau istri
Menurut Muhamad Ichsan ada tiga tipe pengelolaan yang bisa dipilih sesuai
Pertama, Uang bersama dan Sistem Amplop. Penghasilan suami istri langsung
pos-pos pengeluaran rutin yang telah dihitung lebih dulu. Sebaiknya, setiap pos
diwakili oleh satu amplop. Pos-pos pengeluaran itu pada beberapa keluarga, bukan
saja kebutuhan rumah tangga makan minum, dan listrik saja, tapi juga termasuk
membayar kredit rumah, cicilan mobil, listrik, telepon, uang sekolah anak, asuransi
dan kebutuhan mobil (bensin, servis berkala, kerusakan, dan lain-lain). Bahkan
tabungan, pengeluaran pribadi ayah-ibu dan liburan pun jadi amplop tersendiri. Bila
ada sisa, dimasukkan ke dalam tabungan suami atau istri, atau khusus membuka lagi
tanggung jawab dalam bentuk jumlah atau persentase seluruh kebutuhan keluarga,
setiap bulan dihitung termasuk pos darurat dan pos tabungan. Masing-masing sepakat
urusan “berat”, seperti membayar kredit rumah, cicilan mobil, listrik, telepon, uang
54
sekolah anak, kebutuhan mobil, dan asuransi. Sementara bagian istri adalah belanja
logistik bulanan, pernak pernik rumah, jajan, dan liburan akhir pekan dan pos
tabungan. Dilihat dari jumlahnya, suami menanggung lebih banyak dana. Tapi istri
juga punya peranan dalam kontribusi dana rumah tangga. Kalau ternyata istri yang
memiliki pendapatan lebih besar, tentunya hal ini juga bisa dilakukan sebaliknya.
Hal di atas sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan kesepakatan antara suami
dan istri. Apabila semua dapat didiskusikan, maka persoalan keuangan keluarga bukan
lagi menjadi masalah dalam keluarga. Hal terpenting adalah saling keterbukaan serta
sebenarnya filosofinya sama dengan keuangan perusahaan, yaitu harus ada sistem
sebagaimana mestinya.
ada bagi keluarga, harus jelas dan semua pihak harus menyatakan bahwa
sumbernya adalah Halallan Toyiban. Istri atau anak-anak harus memahami bahwa
uang yang didapat oleh bapaknya adalah dari sumber yang jelas dan baik. Istri atau
anak dipersilahkan untuk tidak menerima uang yang dibawa oleh ayahnya masuk
kedalam keluarga apabila bersifat tidak jelas berasal dari mana. Prinsip
pengeluaran yang dilakukan oleh semua pihak dalam keluarga harus jelas
55
peruntukkannya, tidak untuk maksiat atapun foya-foya dan jauh dari rasa syukur.
bermanfaat secara ekonomis, efektif dan efisien. Jangan dibiasakan atau dibiarkan
penggunaan uang yang tidak jelas peruntukkannya, wa;lau hanya sedikir. Dan
seterusnya.
simpan bukti-buktinya jangan dicampakkan begitu saja, dan kalau anda sempat
tulis dalam catatan keuangan keluarga, agar setiap anggota yang ingin mengetahui
yang sia-sia, dan seluruh pemasukan dan pengeluaran harus dapat dijelaskan dan
maka insyaalah, keuangan keluarga akan adem, aman dan ringan. Penggunaan
uang keluarga yang tidak jelas atau hanya bermanfaat bagi sebagian kecil anggota,
oleh karenanya, maka sebaiknya setiap pemasukkan dan pengeluaran adalah untuk
dan pengeluaran uang jelas dapat dipertanggung jawabkan secara moral. Uang
yang masuk harus dapat diterangkan dan dipertanggung jawabkan secara lahir dan
bartin, dan jangan sampai ada perasaan yang memberatkan. Jangan marah ataupun
56
tersinggung bila seorang anak anda, atau anggota keluarga menyakan bagaimana
seorang ayah atau ibu mendapatkan uang untuk keluarga. Karena lebih baik kita
pertangung jawabkan oleh mereka dari pada oleh orang luar yangmungkin
memiliki subtasnsi yang negatif. Kalu perlu jelaskanlah tetes demi tetes keringat
anda kepada anggota keluarga anda terutama yang muda, karena hal ini sangat
keuangan keluarga anda berasal dari dalam diri anda, jangan tergantung orang lain
atau gali lubang tutup lubang. Gunakan kemampuan diri anda untuk berkreasi
sebesar-besarnya, sehingga penghasilan yang anda dapatkan murni dari diri anda.
hal ini akan membuat benteng ekonomi keluarga anda menjadi sangat kuat dan
lain, maka keluarga anda akan dibantu oleh Allah SWT, ...dilindungi, di berkahi,
keluarga...insyaalah.
dengan dasar rasa keadilan, jangan mau menang sendiri, ingatlah bahwa walaupun
bapak yang gajian atau ibu yang gajian, pada hakekatnya uang yang dibawa
pulang adalah milik seluruh anggota keluarga, jangan biasakan adanya persepsi
uang laki-laki atau uang wanita, semua harus dapat dimanfaatkan secara bersama-
jabang bayi (kalau ada), kalau perlu tanyakanlah kepada keluarga apakah ada
57
langkah, yaitu :
adalah dengan mendata seluruh masukan pendapatan yang diperoleh keluarga. Hal ini
diperlukan agar kita dapat mengetahui berapa sebenarnya pendapatan keluarga kita
per bulannya.
Setelah dicatat total pendapatan tersebut, langkah berikutnya adalah membuat daftar
pengeluaran rutin yang harus dikeluarkan setiap bulan, seperti belanja bulanan (gula
pasir, sabun, odol, teh, minyak, beras, dll), bayar listrik, air, telepon, pembantu (kalau
ada), SPP anak, gas kompor, dan lain-lain. Selanjutnya semua pengeluaran rutin
tersebut dijumlahkan.
Langkah selanjutnya, yaitu membuat daftar pengeluaran tidak rutin dengan skala
daftar, kemudian cocokkan dengan total pendapatan yang kita miliki (sudah dikurangi
dengan kebutuhan rutin). Jika ternyata pengeluaran yang kita rencanakan melebihi
pendapatan yang ada, maka harus diseleksi lagi kira-kira pengeluaran mana yang
Setelah ketiga langkah tersebut beres, maka selanjutnya dilakukan evaluasi sebelum
yang terlewati. c) Ada tidaknya kebutuhan yang sebenarnya tidak penting, jika ada,
58
kita dapat mengganti dengan kebutuhan lain yang lebih penting. d) Bagian kebutuhan
mana yang dapat dihemat / ditekan pengeluarannya, sehingga sisanya dapat digunakan
sebagai uang jaga-jaga untuk kebutuhan tak terduga, seperti : sakit (anak, nenek,
saudara, dll), bepergian karena ada yang meninggal, tamu yang datang mendadak, dll.
Setelah evaluasi dilakukan, maka kita tulis kembali perencanaan itu secara rapi
Dalam melaksanakan rencana pengeluaran yang telah kita susun, maka kita dapat
a. Sistem Amplop
Mengapa disebut sistem amplop ? Ya karena memang sistem ini menggunakan amplop
sebagai tempat untuk menyimpan sementara uang kita sesuai dengan kebutuhan yang
ditentukan dan ditulis di bagian luarnya. Hal ini berarti jumlah amplop sesuai dengan
Sistem buku kas yang dimaksud tentu saja tidak seperti yang diajarkan dalam
Rp. 1.180.000,-
Semua dicatat secara rinci dalam buku dan setiap jenis pengeluaran dijumlah lalu
Pengeluaran Tetap
Pengeluaran Harian
setiap hari. Sistem ini biasa berhasil bila dianut oleh orang yang rajin mencatat apapun
yang dikeluarkan setiap hari tanpa malas untuk menulis, meskipun pengeluaran dalam
jumlah kecil. Bagi ibu rumahtangga yang menggunakan sistem ini harus secara sabar
dan telaten menulis, sebab ketinggalan satu hari saja akan mengacaukan pembukuan
Pada dasarnya penilaian memiliki pengaruh yang baik untuk melihat apa saja yang
telah dicapai terhadap pelaksanaan manajemen keuangan yang telah disusun sebagai
dasar untuk perbaikan rencana anggaran pada bulan berikutnya. Berdasarkan penilaian
ini juga akan diperoleh informasi tentang kelebihan dan kekurangan rencana anggaran
dapat berpedoman pada 5 hal, yaitu : tepat guna, tepat waktu, tepat tempat, tepat
harga, dan tepat kualitas (Pearce dan Robinson, 1997). Dengan kata lain, sebelum kita
mengeluarkan uang tentunya harus ada dalam benak kita pertanyaan : untuk apa uang
kita keluarkan ? mengapa uang itu dikeluarkan ? dimana uang itu dikeluarkan ? kapan
uang itu harus dikeluarkan ? siapa yang membutuhkan ? dan bagaimana cara
61
mengeluarkan uang (kontan atau kredit) ? Penilaian akan berhasil bila dilakukan
secara kontinu, menyeluruh, objektif, sistematis, dan ada kerjasama diantara semua
anggota keluarga. Penilaian dapat dilakukan secara sebagian atau secara keseluruhan.
rencana dapat terlaksana ? bagaimana keuangan secara keseluruhan (minus atau ada
pengeluaran yang direncanakan, seperti bagian mana yang akhirnya tidak dapat
BAB III
Awalnya, pada tahun 1907 Desa Kore berada di Doro Bedi. Nama Desa
dan meletusnya Gunung Tambora pada tahun 1815. Setelah kondisinya aman,
Kerajaan Sanggar kembali ke Desa Kore sehingga sampai sekarang Kore menjadi
Sanggar dan terbanyak penduduknya, dan sekarang makin maju dan ramai.
Masyarakat Desa Kore sangat ramah-ramah karena masih kental tata krama dari
Sejak abad ke-19 Nusantara telah menarik perhatian para orintalis asal
orientalis itu ada yang datang ke Sumbawa .Di tempat itu mereka bertemu dengan
63
penduduk yang menurutnya berujar dengan bahasa mirip dengan bahasa mon-
Dari hasil penelitian Prof. Haraldur Sigurdsson sangatlah kuat bahwa suku
bangsa kerajaan Sanggar berasal dari suku bangsa Mon-Khemer Indocina negara
Tionghoa, Melayu atau bahkan orang Eropa sendiri yang membawa barang
keterangan kepada New Yor Times tidak dijelaskan di daerah mana orientalis itu
bertemu dengan penduduk bahasanya mirip dengan bahasa Indo Cina. Tetapi data
saat sekarang dengan berbagai alasan seperti ditemukan piring, cangkir guci, mirip
peninggalan Indo China. Kedua adanya suku bangsa Kore Sanggar sekarang yang
masih menggunakan Bahasa Kore dari Suku Kore mirip dengan bahasa Mon-
tetapi ragam bahasa, masih tetap di gunakan yang tidak mirip dengan bahasa di
Unsur-unsur kata yang dipergunakan dalam Bahasa Kore dari Suku Kore
dan Bima.
memiliki bahasa tersendiri, yaitu Bahasa Kore yang lazim digunakan oleh orang
Sanggar saat ini, terutama orang Boro, Piong dan Taloko. Penuturan kata yang
digunakan dalam Bahasa Kore berbeda dengan Bahasa Bima yang lazim
digunakan oleh orang Bima pada umumnya. Selain penuturan kata yang berbeda
ada juga tradisi-tradisi yang berbeda dengan tradisi orang Bima, terutama prosesi
upacara sunatan, kiriloko dan selamatan, hiburan, upacara dewa yang pemenuhan
Kore Kerajaan Sanggar dulu hingga kini masih kuat dengan tradisi leluhur (Wai ro
dan Budha. Dari tradisi animisme dan dinamisme pengaruh Hindu dan Budha
tersebut dapat kita teliti, bahwa Kerajaan Sanggar merupakan kerajaan yang tertua
Dompu, Sumbawa, dan Tambora) yang terbetuk kesultanan. Dari data-data yang
ada, bahwa kerajaan Sanggar berbeda dengan Bima, ”Sanggar Bukan Bima”.
Kerajaan Sanggar selain kerajaan yang tertua diperkirakan berdiri sejak abad ke
65
11-12 (jaman prasejarah) dan keberadaanya baru mampu dicatat (jaman sejarah)
dan diteliti para ilmuan berdasarkan dari data–data orientalis Belanda sekitar abad
ke 1407.
Kore adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Sanggar Kabupaten
Bima NTB. Desa ini bisa dikatakan sebagai desa agraris, karena hampir semua
dengan tanaman yang akhir-akhir ini menjadi primadona dan menjadi buah bibir
sekaligus menjadi komoditi unggulan yang ada di Desa Kore khususnya dan
Di Desa Kore, jago kala biasa ditanam di tegalan (oma) pada saat musim
hujan. Sekitar Bulan Oktober sampai dengan September para petani jago kala
Hibrida), mulai dari penyiapan lahan, penyedian Bibit Herbisida,pupuk dan lain
sebagainya.
Sisi positif menanam Jago Kala adalah selangkah lebih baiknya taraf
Ayam dan tindak kriminal lainya terminimalisir dengan adanya kegiatan tahunan
ini.
Akan tetapi dibalik itu semua dihadang oleh banjir yang terus menjadi
langganan tahunan dimusim hujan. Banjir ini ada disebabkan oleh exsplorasi lahan
yang ada digunung sehingga kayu yang sedianya sebagai penyedot air sudah tidak
66
ada lagi dan akhirnya banjirpun tak terelakan. Dilema memang buat pemerintah
Adapun yang pernah jadi kepala Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten
Bima tiga periode terakhir, yakni Abdul Haris, Abubakar Karim, dan Arahim
Ismail.
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
peraturan desa dan menetapkannya sebagai peraturan desa bersama dengan BPD.
dilaksanakan oleh Pemerintah Desa yaitu Kepala Desa dan Perangkat Desa.
Pemerintah Desa (yang meliputi Kepala Desa dan Perangkat Desa) dan BPD.
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD. Masa jabatan Kepala Desa
adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan. Kepala
68
Desa juga memiliki wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat
2. Setia kepada Pacasila sebagai dasar negara, UUD 1945 dan kepada NKRI,
serta Pemerintah
9. Belum pernah menjabat Kepala Desa paling lama 10 tahun atau 2 kali masa
jabatan
dan wewenangnya. Salah satu perangkat desa adalah Sekretaris Desa, yang diisi
dari Pegawai Negeri Sipil. Sekretaris Desa diangkat oleh Sekretaris Daerah
Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa, yang
BPD terdiri dari Ketua rukun warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka
agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota BPD
adalah 6 tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1 kali masa jabatan
sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa. BPD berfungsi menetapkan Peraturan
serta sumber daya manusia sesuai dengan kewenangan yang diserahkan tersebut.
tiga hal di atas, kebijakan desentralisasi nampaknya akan menemui hambatan, jika
diharapkan. Dengan kata lain, kapasitas atau kemampuan SDM di daerah relatif
masih rendah. Hal ini sesuai pula dengan hasil penelitian LAN tentang kapasitas
sumber daya manusia yang menyimpulkan adanya indikasi bahwa daerah masih
aspek yang diteliti, SDM merupakan aspek terlemah. Disisi lain, dalam menilai
menyatakan “siap”, namun dari berbagai fenomena yang ada dapat diindikasikan
dalam membangun kompetensi SDM antara lain: kurangnya moralitas dan disiplin
Bima terinci sebagai berikut: sekolah menengah atas sebanyak 9 orang, dan 1
5. Ketua RW 01 : M. Noor
7. Ketua RW 03 : Mutawakal
72
8. Ketua RW 04 : Idrus
9. Ketua RW 05 : Suharjon
melakukan kegiatan-kegiatan dalam kantor. Oleh karena itu, kantor akan menjadi
diharapkan, tetapi ada kalanya diakhiri dengan hasil yang optimal. Hal ini
administrasi kantor yang benar, maka akan menguntungkan perusahaan itu sendiri.
sebelumnya.
sarana bagi organisasi untuk dapat berkembang dengan baik, sebab segala sesuatu
73
mempunyai fungsi yang sangat penting dan utama dalam suatu organisasi di mana
administrasi yang baik. Administrasi kantor yang baik memegang peranan penting
dalam menentukan arah maupun ukuran untuk menilai sampai seberapa jauh usaha
yang sudah dilaksanakan maupun yang sudah berhasil. Jadi, tanpa dukungan
Administrasi kantor desa baru dapat berjalan dengan baik apabila didukung
masyarakat, seperti gedung, ruang kerja, meja, kursi, serta alat-alat kantor lainnya.
Adapun yang dimaksud dengan prasarana kantor adalah fasilitas yang secara tidak
taman, jalan menuju kantor, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses
kantor, seperti taman kantor, halaman kantor, sebagai sekaligus lapangan olah
perangkat penunjang utama suatu proses atau usaha pemerintahan agar tujuan
Adapun keadaan sarana dan prasarana pada Kantor Desa Kore Kecamatan
Sanggar Kabupaten Bima terinci sebagai berikut: ruangan Desa, sekretaris, kepala
Jumlah meja, kursi, kursi plastik, dan sofa akan terlihat pada tabel berikut.
Selain itu, terdapat sarana-sarana kantor lain seperti mesin ketik, lemari arsip, dan
lain-lain.
BAB IV
yang diajukan pada bagian rumusan masalah (Bab I). Oleh karena itu, pada bagian ini
penulis akan menganalisis sejumlah masalah yang telah diajukan, diawali dengan
Bab I.
fokus yang diajukan dalam penelitian ini sebagaimana dijelaskan di atas, maka akan
sampingan/insidentil; (5) belanja lebih kecil daripada pendapatan; (6) hindari hutang;
(7) hidup sederhana; (8) atur pengeluaran dengan sederhana; (9) jadikan tabungan
76
sebagai pengeluaran pertama; (10) bayar tagihan sesegera mungkin; dan (11)
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
Hasil wawancara dengan Bapak Suparman sebagai seorang petani Desa Kore
“Kan saya ini petani. Ya, kalau ditanya merencanakan pendapatan kepala
rumah tangga melalui pekerjaan rutin. Ya, kami petani. Pendapatan kami dari
hasil pertanian. Walaupun kami adalah petani, kami tetap merencanakan
pendapatan kami, termasuk pendapat di luar kerja di bidang pertanian.
Misalnya, lagi musim pembangunan di desa kami. Saya bisa jadi buruh” (Hasil
Wawancara, Mei 2015)
Hasil wawancara lain dengan Ibu Rina sebagai salah seorang buruh tani di
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
Hasil wawancara dengan Bapak Ibrahim sebagai kepala keluarga di Desa Kore
“Ya, bicara pendapatan. Kami selaku kepala keluarga tidak tinggal diam.
Artinya, kami tidak hanya petani saja. Banyak pekerjaan yang bisa kami
lakukan, sebagai pekerjaan sampingan. Kami bisa jadi buruh tani. Buruh
bangunan. Kami bisa cari bakar untuk dijual. Ya, apa saja yang bisa
mendatangkan uang kami akan lakukan. Asalkan halal” (Hasil Wawancara,
Mei 2015)
Hasil wawancara lain dengan Bapak Umar Amin sebagai salah seorang kepala
keluarga di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, hasilnya sebagai berikut:
“Seperti yang dikatakan oleh salah seorang warga tadi. Pendapatan kami
selaku kepala rumah tangga, tidak hanya pada satu saja. Kalau itu yang terjadi,
istri dan anak-anak kami di rumah bisa mati. Nah, kami juga melakukan
pekerjaan sampingan untuk menambah pendapatan rumah tangga kami. Ya,
apapun bisa dikerjakan asal bisa menambah penghasilan. Ya, mau jadi buruh
tanbi, buruh bangunan. Atau, apa saja, yang penting halal. Ya, saya hindari
adalah melakukan pekerjaan yang tidak halal. Misal, mencuri, dan
semacamnya” (Hasil Wawancara, Mei 2015)
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
Hasil wawancara dengan Bapak Yusran M. Sidik sebagai tukang batu di Desa
“Benar, pendapat yang kami andalkan yakni dari pekerjaan rutin. Ya karena
saya, tukang batu, ya pendapatan rutin dari tukang batu. Tapi, pekerjaan tukang
batu ada musimnya, dan tidak setiap hari kami sebagai tukang batu. Tapi,
untuk sementara, pendapatan rutin atau tetap saya dari tukang batu. Mungkin
suatu saat saya akan beralih pekerjaan, kalau jadi tukang batu sudah tidak
menjanjikan lagi” (Hasil Wawancara, Mei 2015)
Hasil wawancara lain dengan Bapak Ismail Umar sebagai salah seorang kepala
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
sampingan/insidentil
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
Hasil wawancara dengan Julkifli sebagai warga dan anak tertua dari kepala
keluarga petani di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, hasilnya sebagai
berikut:
“Selaku anggota keluarga yang sudah dewasa, saya tidak bisa membiarkan
bapak selaku kepala keluarga untuk mencari nafkah. Ya, saya selaku anak
pertama berusaha mencari nafkah untuk meningkatkan pendapatan rumah
tangga kami melalui pekerjaan sampingan. Ya, apa saja, apalagi memang saya
belum mempunyai pekerjaan tetap. Ya, pekerjaan apa saja, saya jalani untuk
menambah pendapatan keluarga. Apalagi, adik-adik saya masih sekolah”
(Hasil Wawancara, Mei 2015)
Hasil wawancara lain dengan Ibu Kurniawati sebagai salah seorang ibu rumah
tangga di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, hasilnya sebagai berikut:
istri
“Saya selaku ibu rumah tangga, tidak boleh membiarkan suami saya selaku
kepala keluarga untuk mencati nafkah guna meningkatkan pendapatan
keluarga. Saya memang, jualan untuk kebutuhan sehari-hari warga di sini.
Tapi, selain menjual, kalau lagi ada yang panggil menjadi buruh tani, saya juga
lakukan. Jadi saya juga mempunyai pekerjaan sampingan untuk membantu
keluarga kami, agar asap dapur terus mengepul. Apalagi, anak-anak saya masih
sekolah. Pokoknya yang penting halal, pekerjaan apapun saya mau tekuni”
(Hasil Wawancara, Mei 2015)
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
“Yang saya pahami ya. Pendapatan itu adalah semua penghasilan yang
diterima orang dalam kegiatan ekonomi dalam suatu periode tertentu.
Misalnya, kami selaku petani, ya periode panen. Nah, yang menjadi masalah
selama ini dalam pengeluaran keluarga menurut saya, lebih besar belanja
daripada pendapatan. Seharusnya, belanja lebih kecil daripada pendapatan. Itu
seharusnya. Saya selaku kepala keluarga telah berusaha untuk menerapkan
prinsip tersebut. Tapi, selalu gagal atau tidak berhasil. Ya, tidak jarang kami
berutang tiap bulannya” (Hasil Wawancara, Mei 2015)
Hasil wawancara lain dengan Bapak Arahim Ismail sebagai Kepala Desa Kore
“Ini cerita pengalaman dan pengamatan ya. Ketika keluarga itu mulai belanja
lebih besar dari pendapatan, membeli barang melebihi kemampuan, maka
malapetaka keuangan dimulai. Keluarga akan mulai membuat lubang yang
terus- menerus semakin dalam. Dan jauh lebih sulit untuk berusaha keluar dari
lubang tersebut daripada mencoba menghindarinya pada kesempatan pertama.
Jadi, belanja dengan bijak, jangan melebihi pendapatan. Keluarga akan hidup
lebih bahagia, di rumah dan di tempat kerja. Tapi ini teori ya. Bagi warga kami
yang kebanyakan petani susah untuk menerapkannya” (Hasil Wawancara, Mei
2015)
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
f. Hindari hutang
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
Hasil wawancara dengan Ibu Watih Arahim sebagai Ketua PKK Desa Kore
“Ini nasehat orang tua saya. Jangan sekali-sekali berutang. Sekali berutang,
maka kita akan terus berutang. Alhamdulillah, nasehat ini tetap saya jaga
dengan baik. Terus terang hutang begitu menggoda sekarang. Apa yang tidak
bisa dibeli sekarang dapat dimiliki saat ini juga dengan hutang. Namun perlu
diingat, hutang akan membuat kita sengsara apalagi jika ternyata tidak punya
kemampuan mengembalikannya.” (Hasil Wawancara, Mei 2015)
Hasil wawancara lain dengan Bapak Julkarnain Arahim sebagai Ketua Badan
sebagai berikut:
“Memang, ada satu pertanyaan yang sangat menarik melihat kondisi sekarang.
Mungkinkah kita hidup tanpa berhutang? Tentu saja sangat mungkin. Jika kita
menjalankan prinsip belanja lebih kecil dari pendapatan, maka kita tidak perlu
berhutang. Tahan semua keinginan membeli sesuatu kecuali kita sudah
memiliki kemampuan. Saya mengajarkan kepada istri saya, untuk tidak
berutang. Hindari berutang” (Hasil Wawancara, Mei 2015)
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
g. Hidup sederhana
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
Hasil wawancara dengan Bapak Rustam, S.Sos sebagai salah seorang kepala
keluarga sekaligus Ketua LPM Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima,
masyarakat yang juga Kepala Dusun Narem Desa Kore Kecamatan Sanggar
“Walaupun kami hidup selalu dalam berkecukupan. Tapi, kami tetap tanamkan
di rumah tangga agar tetap hidup sederhana. Terutama kepada istri sebagai
manajer keuangan di rumah tangga saya. Benar, hidup sederhana bisa jadi
berbeda-beda untuk tiap keluarga. Ini pendapat saya ya. Jika kita hidup dengan
keterbatasan keuangan, syukuri apa yang ada dan hiduplah seadanya. Jika kita
tidak punya uang, hiduplah tanpanya. Toh, dunia tidak akan jadi kiamat gara-
gara hal itu. Ada banyak cara menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan.
Temukan cara untuk menikmati kesenangan bersama keluarga kita tanpa
mengeluarkan biaya” (Hasil Wawancara, Mei 2015)
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
Hasil wawancara dengan Bapak Iswan Ismail sebagai warga Desa Kore
“Saya tidak ketahui untuk keluarga-keluarga yang lain ya. Tapi, bagi rumah
tangga saya. Sekuat tenaga saya bersama istri atur pengeluaran dengan sebaik-
baiknya. Agar tidak terjadi besar pengeluaran dari pendapatan. Ini pendapat
saya, ada banyak cara atur keuangan. Jika mampu, kita bisa meminta bantuan
keluarga yang sudah berpengalaman dan berhasil” (Hasil Wawancara, Mei
2015)
Hasil wawancara lain dengan Bapak Amirullah sebagai salah seorang tokoh
masyarakat sekaligus sebagai Kepala Dusun Punti Moro Desa Kore Kecamatan
“Ini pengalaman saya ya. Ada cara pengaturan paling sederhana. Pisahkan
uang yang kita miliki ke dalam amplop untuk setiap kebutuhan. Pastikan
pengeluaran tidak melebihi jatah setiap amplop. Di akhir bulan, hitung
kelebihannya dan tabung. Kita akan terbantu ketika masa sulit tiba. Yang ajarin
saya adalah orang tua saya juga” (Hasil Wawancara, Mei 2015)
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Junaid Abdullah sebagai Ketua Karang
Taruna Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, hasilnya sebagai berikut:
“Ini sudah penyakit siapa saja. Ya, soal tabung. Sangat malas. Padahal,
menabung tidak harus besar. Yang paling penting adalah teratur. Dari
pendapatan kita yang selama ini ada, tetapkan nilai tabungan yang wajar.
Segera setelah kita menerima pendapatan, tabung jumlah tadi. Itulah cara
menjadikan tabungan sebagai pengeluaran pertama. Itu hanya teori. Kami di
rumah pun belum rutin menabung” (Hasil Wawancara, Mei 2015)
Hasil wawancara lain dengan Ibu Kalisom sebagai salah seorang petani di
“Selaku petani, kami sering menabung dalam bentuk gadai sawah atau kebun.
Itu yang sering kami lakukan. Sebenarnya, kita tidak akan lupa menabung dan
yang paling penting tidak ada lagi alasan tidak bisa menabung karena
kehabisan uang. Menabung itu sebenarnya, biar sedikit-sedikit tapi rutin. Jadi
cara menabung dalam rumah tangga saya, ya dengan gadai tanah dari orang
lain. Terutama sawah yang bisa ditanam lebih dari satu kali” (Hasil
Wawancara, Mei 2015)
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
“Saya pikir, setiap rumah tangga punya tagihan. Mulai dari listrik, air, dan
berbagai tagihan lainnya. Termasuk jika kita mengontrak rumah, kita pun
harus membayar sewa di muka. Kalau saya di rumah, berusaha sekuat tenaga
85
untuk bayar tagihan sesegera mungkin. Saya minta pada istri untuk tidak
menunda-nunda bayar tagihan, terutama taguhan listrik, dan utang kebutuhan
kami. Jadi saya minta pada istri, kalau ada rezeki biar sedikit, tapi sisihkan
untuk bayar tagihan, baik listrik maupun utang, sebelum jatuh tempo. Ya,
termasuk tagihan pajak bumi dan bangunan” (Hasil Wawancara, Mei 2015)
Hasil wawancara lain dengan Bapak Umar Syahruddin sebagai salah seorang
berikut:
“Benar, apa yang dikomentari oleh salah seorang warga yang juga Sekretaris
Desa tadi. Bayarkan secepat mungkin setelah kita menerima tagihan. Ini akan
membuat satu urusan beres dan kita tidak perlu pusing lagi membayarnya di
kemudian hari. Baik karena kehabisan uang atau kelupaan. Hal ini selalu saya
tanamkan pada istri dan anak-anak saya. Terutama kewajiban kita yang akan
diberi denda, misalnya listrik dan pajak bumi dan bangunan, termasuk pajak
sawah dan ladang” (Hasil Wawancara, Mei 2015)
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
Hasil wawancara dengan Bapak Inaini sebagai warga Desa Kore Kecamatan
“Ini pendapat saya pribadi ya. Berbicara perencanaan keuangan keluarga tidak
dapat lepas dari peran suami dan istri yang menjalankan rumah tangga. Untuk
itu kita perlu sepakat dengan pasangan bagaimana mengelola keuangan dengan
baik. Artinya, segala pengeluaran itu harus dimusyawarahkan dengan baik di
antara anggota rumah tangga, terutama antara suami dan istri. Ya, bagi yang
86
sudah mempunyai anak yang dewasa, anak juga dilibatkan” (Hasil Wawancara,
Mei 2015)
Hasil wawancara lain dengan Bapak Arahim Ismail sebagai Kepala Desa Kore
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
indikatornya yakni: (1) membuka tabungan pada bank, (2) menanam investasi dalam
bentuk barang tidak bergerak, (3) menanam investasi dalam bentuk barang bergerak,
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
Hasil wawancara dengan Bapak Mansyur sebagai salah seorang warga Desa
“Ini komentar atau pendapat saya ya. Menabung bukanlah semata perkara
penyimpanan uang atau benda ekonomi lain yang dapat disimpan untuk
penggunaan kemudian. Ada dasar sikap dan perilaku manusia di baliknya.
Banyak orang menganggap, hanya mereka yang memiliki penghasilan besar
dapat menabung. Itu keliru. Lepas dari itu, karena pendapat kami sangat
terbatas, untuk sementara belum ada yang bisa ditabung. Tapi, saya punya niat,
kalau ada uang pasti saya akan membuka tabungan pada bank. Ya, agar aman”
(Hasil Wawancara, Mei 2015)
Hasil wawancara lain dengan Bapak Saidin Rago sebagai salah seorang
berikut:
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
Hasil wawancara dengan Bapak Muhajirin sebagai salah seorang staf Desa
“Ada pandangan yang keliru tentang menabung. Sikap dasar yang salah
bertolak dari anggapan orang menabung dari sisa pendapatan setelah
digunakan untuk membiayai berbagai kebutuhan keluarga. Sementara orang
88
Hasil wawancara lain dengan Bapak M. Noor sebagai salah seorang Ketua RW
“Kami di sini rata menanam investasi dalam bentuk barang tidak bergerak.
Kebanyakan seperti itu. Misalnya, menggadai kebun. Juga sawah. Jadi kami,
selalu masyarakat berpenghasilan kecil, masih bisa menabung. Harus diakui,
dalam kenyataannya mereka yang berpenghasilan cukup besar, tetap tidak
dapat menabung, ini disebabkan karena setiap peningkatan pendapatan akan
merangsang timbulnya kebutuhan baru atau peningkatan kualitas yang
sebelumnya tidak dapat dipenuhi. Dengan begitu kebutuhan akan selalu lebih
besar daripada penghasilan yang diperoleh. Lepas dari itu, rata-rata orang di
kampung kami ini menabung melalui barang tidak bergerak” (Hasil
Wawancara, Mei 2015)
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
seorang yang bergerak di bidang bisnis di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten
Hasil wawancara lain dengan Ibu Maemunah sebagai salah seorang usaha
berikut:
“Kebetulan kami berdua menekuni pekerjaan yang sama. Ya, bisnis kecil-
kecilan. Saya lebih suka bergerak di bisnis dalam bentuk barang bergerak Ya,
menabung juga kan. Menabung dapat dilihat dari dua sisi kehidupan keluarga.
Satu sisi adalah menyisihkan bagian dari penerimaan pendapatan, sisi lain
adalah penghematan dari setiap sen pengeluaran” (Hasil Wawancara, Mei
2015)
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
“Bagi saya modal itu sangat penting. Modal adalah sesutu yang sangat
dibutuhkan di dalam sebuah bisnis kecil-kecilan seperti kami ini. Salah satu
yang utama di dalam bisnis meskipun kecil adalah modal. Benar, modal itu
banyak macamnya. Modal adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
90
menjalankan suatu usaha. Olehnya itu, saya pribadi suka menanam investasi
dalam bentuk modal usaha, karena usaha saya adalah jualan pada kebutuhan
sehari-hari warga” (Hasil Wawancara, Mei 2015)
Hasil wawancara lain dengan Ibu Sukmawati sebagai salah seorang pengusaha
barang pecah belah di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, hasilnya
sebagai berikut:
“Saya pribadi lebih suka menanam investasi dalam bentuk modal usaha.
Kenapa? Karena cepat berputaran usahanya. Memang saya bukan pengusaha
besar. Tapi ukuran kampung di sini, ya lumayanlah. Usaha saya ini bisa
bertahan, karena saya selalu berinvestasi dalam bentuk usaha. Artinya, saya
selalu kembangkan usaha, dengan memutar modal usaha yang saya miliki.
Misalnya, saya belum investasikan dalam bentuk barang tidak bergerak, akan
tetapi selalu menambah modal usaha” (Hasil Wawancara, Mei 2015)
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
secara moral); (4) independensi (kemandirian); dan (5) fair (semua yang dilakukan
a. Transparan (keterbukaan)
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
Hasil wawancara lain dengan Ibu Misnah sebagai salah seorang warga Desa
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
tidak sedikit yang berakhir dengan perceraian. Kami dalam rumah tangga ini,
alhamdulillah jarang bertengkar soal penggunaan keuangan. Ya, mungkin
karena pendapatan kami yang pas-pasan” (Hasil Wawancara, Mei 2015)
Hasil wawancara lain dengan Bapak Idrus sebagai salah seorang Ketua RW di
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
Kepala Dusun sekaligus sebagai tokoh agama di Desa Kore Kecamatan Sanggar
“Yang saya pahami secara pribadi ya, tujuan sebuah keluarga mengatur
keuangan adalah untuk membawa keteraturan ke dalam sebuah keluarga agar
keluarga tersebut dapat menikmati sukacita yang sesungguhnya. Nah,
karenanya menurut saya, keuangan dalam keluarga itu harus
dipertanggungjawabkan secara moral. Karena harta itu adalah amanah dari
Yang Maha Kuasa. Kepada kita hanya dititipkan saja. Ini pendapat saya ya.
Bukan saya membawa-bawa agama ya” (Hasil Wawancara, Mei 2015)
93
Hasil wawancara lain dengan Ibu Habibah sebagai salah seorang warga Desa
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
d. Independensi (kemandirian)
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
Hasil wawancara dengan Bapak Ibrahim Husen sebagai salah seorang Ketua
Hasil wawancara lain dengan Bapak Mayor Abdullah sebagai salah seorang
warga yang juga sebagai salah seorang Ketua RT di Desa Kore Kecamatan Sanggar
“Jujur, kami sudah cukup lama berkeluarga. Jadi telah banyak asam garam
dalam pengelolaan keuangan, meskipun pendapatan kami pas-pasan. Dulu
kami sering bertengkar, karena mertua atau orang tua ikut campur dalam
pengelolaan keuangan kami. Nah, sekarang kami benar-benar mandiri dalam
mengelola keuangan kamu. Mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan
tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Ya, semasih kami bisa
mengelola dengan baik. Tapi, kami juga tidak menutup diri untuk meminta
pendapat orang lain” (Hasil Wawancara, Mei 2015)
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, akan
“Agar keuangan di rumah bisa dikelola dengan baik menurut saya harus fair
atau jujur. Apa artinya? Bahwa semua yang dilakukan harus dengan dasar rasa
keadilan, terutama dalam mengelola keuangan keluarga. Untuk menghindari
konflik keuangan yang dapat mengarah kepada perceraian, maka pasangan
suami istri perlu benar-benar mempersipkan diri dalam hal manajemen
keuangan” (Hasil Wawancara, Mei 2015)
95
Hasil wawancara lain dengan Ibu Wahyuningsi sebagai salah seorang ibu
rumah tangga di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, hasilnya sebagai
berikut:
“Benar, dalam mengelola keuangan keluarga, di antara suami istri harus benar-
benar adil. Misalnya, sebelum membuat perencanaan keuangan keluarga, hal
pertama yang perlu dilakukan ialah mengetahui jumlah pendapatan yang ada,
baik pendapatan suami maupun pendapatan istri. Dalam membuat perencanaan
keuangan keluarga, diperlukan keterbukaan antara suami dan istri mengenai
jumlah pendapatan. Catatlah jumlah pendapatan yang didapatkan per
bulannya. Ketahui pendapatan keluarga setiap bulannya untuk membuat
perencanaan keuangan keluarga. Nah ini cara yang fair atau jujur, bersih dan
adil” (Hasil Wawancara, Mei 2015)
di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima sudah sangat sesuai dengan
independensi (kemandirian), maupun fair (semua yang dilakukan harus dengan dasar
rasa keadilan), maka hasilnya telah sesuai dengan peranan keluarga berdasarkan ajaran
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sesuai dengan peranan keluarga berdasarkan ajaran agama Islam dan juga
membuka tabungan pada bank, menanam investasi dalam bentuk barang tidak
menanam investasi dalam bentuk modal usaha, maka hasilnya telah sesuai
dengan peranan keluarga berdasarkan ajaran agama Islam dan juga Undang-
yang dilakukan harus dengan dasar rasa keadilan), maka hasilnya telah sesuai
dengan peranan keluarga berdasarkan ajaran agama Islam dan juga Undang-
B. Saran-saran
1. Dengan melihat hasil analisis data yang diperoleh dari fokus merencanakan
telah sesuai dengan peranan keluarga berdasarkan ajaran agama Islam dan juga
2. Dengan melihat hasil analisis data yang diperoleh dari fokus penggunaan
dengan peranan keluarga berdasarkan ajaran agama Islam dan juga Undang-
3. Dengan melihat hasil analisis data yang diperoleh dari fokus pengendalian
dengan peranan keluarga berdasarkan ajaran agama Islam dan juga Undang-
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Al Hasan, Yusuf Muhammad, 1998. Pendidikan Anak Dalam Islam, Jakarta: Darul
Haq
Amini, Ibrahim, 2006. Agar tidak Salah Mendidik Anak, Jakarta: Al Huda
Basyir, Ahmad Azhar. 2009. Asas-Asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam).
UII Press Yogyakarta. Yogyakarta.
Cohen, Bruce, J., 1983, Sosiologi Suatu Pengantar, Bina Aksara, Jakarta.
Gufran, Dkk (Tim Penyusun), 2012, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Sekolah
Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Mbojo Bima, Bima.
Hassan, Shadily, 1993, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta.
Lipsey, R dan Steiner, P. 1991. Pengantar Ilmu Ekonomi. Rineka Cipta. Jakarta.
Magnis, Fransz, von. 1979. Etika Umum: Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral.
Jakarta: Yayasan Kanisius.
Massassy, Elvyn G., 2004. Cara Cerdas Mengelola Investasi Keluarga, Jakarta :
Gramedia.
Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman, 1992, Analisis Data Kualitatif, Cetakan
Pertama, UI-Press, Jakarta.
100
Narwoko, Dwi.I, Suryanto Bagong, 2004, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan,
Prenada Media, . Jakarta.
Nashih Ulwan, Abdullah, 1995. Pendidikan Anak Dalam Islam, Jakarta: Pustaka
Amani.
Sardiman, A. M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sumarno, D., 1995, Gerakan Disiplin Nasional, C.V. Jaya Abadi, . Jakarta.
--------------, 1998, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah,
C.V. Jaya Abadi, . Jakarta.
Syifa, Lela Laelatus. 2011, Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga
Muda, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri. Jakarta.
Makalah/Artikel
Agustina, Eka, 2011, Yuk, Cek Kondisi Keuangan Keluarga (Artikel dalam majalah
Ummi No.12/ XXII/April 2011/ 1432 H), Jakarta: PT. Gramedia
Geumala, Meutia, 2011, Islam Cinta Pasutri yang Terbuka Keuangannya (Artikel
dalam Majalah Ummi No.12/XXII/April 2011/ 1432 H), Jakarta: PT.
Gramedia
Lampiran 1:
PEDOMAN WAWANCARA
Mengenai : Manajemen Keuangan Keluarga (Studi Kasus di Desa Kore
Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima)
Pengantar
Peneliti memohon dengan segala kerendahan hati kepada Bapak/Ibu/Saudara (i)
sudi kiranya berkenan meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan berikut ini
sesuai dengan pemahaman, pengalaman, dan pengamatannya tentang manajemen
keuangan keluarga di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima.
Dengan segala perkenannya menjawab pertanyaan ini, peneliti mengkhaturkan
terima kasih. Segala budi baik Bapak/Ibu/Saudara (i), tiada daya peneliti
membalasnya, semoga Allah SWT menilai budi baik Bapak/Ibu/Saudara (i) sebagai
suatu ibadah. Dan segala kerahasiaan, maka identitas Bapak/Ibu/Saudara (i) kami akan
rahasiakan.
Identitas Informan
1. Nama : ……………………………….
2. Pekerjaan : ……………………………….
3. Umur : ……………………………….
4. Pendidikan Terakhir : ……………………………….
5. Luas Tanah Garapan : ……………………………….
6. Penghasilan Per bulan : ……………………………….
7. Alamat : ……………………………….
Pertanyaan-pertanyaan
1. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala keluarga merencanakan
pendapatannya melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar
Kabupaten Bima?
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
103
...................................................................................................................
2. Bagaimana tanggapan Anda tentang kepala keluarga merencanakan pendapatannya
melalui pekerjaan sampingan/insidentil di Desa Kore Kecamatan Sanggar
Kabupaten Bima?
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
3. Bagaimana tanggapan Anda tentang anggota-anggota keluarga merencanakan
pendapatannya melalui pekerjaan rutin di Desa Kore Kecamatan Sanggar
Kabupaten Bima?
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
4. Bagaimana tanggapan Anda tentang anggota-anggota keluarga merencanakan
pendapatannya melalui pekerjaan sampingan/insidentil di Desa Kore Kecamatan
Sanggar Kabupaten Bima?
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
5. Bagaimana tanggapan Anda tentang manajemen anggaran belanja keluarga dalam
bentuk belanja lebih kecil daripada pendapatan di Desa Kore Kecamatan Sanggar
Kabupaten Bima?
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
104
.............................................................................................................................
10. Bagaimana tanggapan Anda tentang manajemen anggaran belanja keluarga dalam
bentuk jadikan tabungan sebagai pengeluaran pertama di Desa Kore Kecamatan
Sanggar Kabupaten Bima?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
11. Bagaimana tanggapan Anda tentang manajemen anggaran belanja keluarga dalam
bentuk bayar tagihan sesegera mungkin di Desa Kore Kecamatan Sanggar
Kabupaten Bima?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
12. Bagaimana tanggapan Anda tentang manajemen anggaran belanja keluarga dalam
sepakat antara suami dan istri di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
13. Bagaimana tanggapan Anda tentang penyimpangan keuangan keluarga dalam
bentuk tabungan pada bank di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
106
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
14. Bagaimana tanggapan Anda tentang penyimpangan keuangan keluarga dalam
bentuk investasi barang tidak bergerak di Desa Kore Kecamatan Sanggar
Kabupaten Bima?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
15. Bagaimana tanggapan Anda tentang penyimpangan keuangan keluarga dalam
bentuk investasi barang bergerak di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten
Bima?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
16. Bagaimana tanggapan Anda tentang penyimpangan keuangan keluarga dalam
bentuk investasi modal usaha di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
17. Bagaimana tanggapan Anda tentang pengendalian keuangan keluarga dalam
bentuk transparan (keterbukaan) di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten
Bima?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
107
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
18. Bagaimana tanggapan Anda tentang pengendalian keuangan keluarga dalam
bentuk akuntabilitas (dapat dipertanggung jawabkan penggunaannya) di Desa
Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
19. Bagaimana tanggapan Anda tentang pengendalian keuangan keluarga dalam
bentuk responsibilitas (dipertanggung jawabkan secara moral) di Desa Kore
Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
20. Bagaimana tanggapan Anda tentang pengendalian keuangan keluarga dalam
bentuk independensi (kemandirian) di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten
Bima?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
108