Anda di halaman 1dari 20

A.

Konsep Dasar Asuhan keperawatan Keluarga


1. Konsep Keluarga
1.1. Definisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2016).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungandarah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing,
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan Maglaya, 2015 dalam
Setiadi,2016).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social diri tiap
anggota keluarga (Duval dan logan2015 dalam Setiadi,2016).

1.2. Struktur Keluarga


Dalam (Setiadi,2016), truktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantarannya
adalah :
a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah
istri.
d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
1.3. Tipe/bentuk keluarga
Dalam (Sri Setyowati, 2014) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1. Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
2. Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,paman, bibi dan
sebagainya.
3. Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri
tanpa anak.
4. “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapatdisebabkan oleh
perceraian atau kematian.
5. “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau
kuliah).

b. Tipe Keluarga Non Tradisional


1. The Unmarriedteenege mather, adalah keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2. The Stepparent Family adalah keluarga dengan orang tua tiri.
3. Commune Family adalah beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melalui
aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.
4. The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family adalah keluarga yang
hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5. Gay And Lesbian Family adalah seseorang yang mempunyai persamaan sex
hidup bersama sebagaimana suami – istri (marital partners).
6. Cohibiting Couple adalah orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7. Group-Marriage Family adalah beberapa orang dewasa menggunakan alat-
alat rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8. Group Network Family adalah keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai-
nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan
barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab
membesarkan anaknya.
9. Foster Family adalah keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluargayang
aslinya.
10. Homeless Family adalah keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11. Gang adalah sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.

1.4. Fungsi Keluarga


Dalam (Setiadi,2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat
dijalankan keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1. Untuk meneruskan keturunan.
2. Memelihara dan membesarkan anak.
3. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4. Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
3. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4. Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi Sosialisasi
1. Membina sosial pada anak.
2. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.
3. Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
4. Fungsi Ekonomi.
5. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhankeluarga.
6. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
7. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masayang
akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.

d. Fungsi pendidikan
1. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
2. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Menurut Effendy, (2014) dalam (Setiadi,2008) dari berbagai fungsi diatas ada 3
fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :
a. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan
kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b. Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-
anak yang sehat baik fisik, mental, sosila dan spiritual.
c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan masa depannya.
1.5. Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Duval (2015) dalam (Setiadi,2016), membagi keluarga dalam 8 tahap
perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family) Pasangan baru menikah yang belum
mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1. Membina hubungan intim yang memuaskan.
2. Menetapkan tujuan bersama.
3. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5. Persiapan menjadi orang tua.
6. Memahami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi orang
tua).

b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing). Masa ini
merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga.
Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah
selebihnya bermasalah dalam hal :
1. Suami merasa diabaikan.
2. Peningkatan perselisihan dan argument.
3. Interupsi dalam jadwal kontinu.
4. Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap
bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
4. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. Konseling KB post partum 6 minggu.
6. Menata ruang untuk anak.
7. Biaya / dana Child Bearing.
8. Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
9. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan
merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini
adalah :
1. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2. Membantu anak bersosialisasi.
3. Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4. Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5. Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.

d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas.
2. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3. Menyediakan aktivitas untuk anak.
4. Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga.
e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada say ini adalah :
1. Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan
bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan
mulai memiliki otonomi).
2. Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi).
3. Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga
untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam
keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan
keluarga pada saat ini adalah :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman.
3. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
5. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6. Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-
anaknya.
g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social
dan waktu santai.
2. Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3. Keakrapan dengan pasangan.
4. Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5. Persiapan masa tua/ pension.

h. Keluarga Lanjut Usia.


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1. Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
2. Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4. Melakukan life review masa lalu.
1.6. Tugas Keluarga Dalam Bidang kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai peran dan tugas
di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan yang meliputi.

a. Mengenal Masalah Kesehatan


Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena
tanpa kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan karena kesehatanlah seluruh
kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal
keadaan sehat dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarganya.
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung akan menjadi perhatian dari orang tua atau pengambil keputusan
dalam keluarga (Suprajitno, 2004). Mengenal menurut Notoadmojo (2003)
diartikan sebagai pengingat sesuatu yang sudah dipelajari atau diketahui
sebelumnya. Sesuatu tersebut adalah sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Dalam mengenal masalah
kesehatan keluarga haruslah mampu mengetahui tentang sakit yang dialami
pasien

b. Mengabil Keputusan yang Tepat


Peran ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa
diantara keluarga yang mempunyai keputusan untuk memutuskan tindakan
yang tepat (Suprajitno, 2014). Friedman, 2015 menyatakan kontak keluarga
dengan sistem akan melibatkan lembaga kesehatan profesional ataupun
praktisi lokal dan sangat tergantung pada
1. Apakah masalah dirasakan oleh keluarga./
2. Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang di
hadapi salah satu anggota keluarga ?
3. Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang di lakukan terhadap
salah satu anggota keluarga ?
4. Apakah kepala keluarga percaya terhadap petugas kesehatan?
5. Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau fasilitas
kesehatan?

c. Memberikan Perawatan Terhadap Anggota Keluarga yang Sakit


Beberapa keluarga akan membebaskan orang yang sakit dari peran atau
tangung jawabnya secara penuh, Pemberian perawatan secara fisik merupakan
beban paling berat yang dirasakan keluarga (Friedman, 2015). Suprajitno
(2014) menyatakan bahwa keluarga memiliki keterbatasan dalam mengatasi
masalah perawatan keluarga. Dirumah keluarga memiliki kemampuan dalam
melakukan pertolongan pertama. Untuk mengetahui dapat dikaji yaitu :
1. Apakah keluarga aktif dalam merawat ikut merawat anggota keluarga yang
sakit ?
2. Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dihadapi
salah satu anggota keluarga
3. Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit?

d. Memodifikasi Lingkungan keluarga untuk menjamin Kesehatan Keluarga


 Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki disekitar lingkungan
rumah
 Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan manfaatnya
 Kebersamaan dalam memelihara dan meningkatkan lingkungan rumah

e. Kemampuan Keluarga Memenfaatkan fasilitas Kesehatan


Menurut Effendy (2017), pada keluarga tertentu bila ada anggota keluarga yang sakit
jarang dibawa ke puskesmas tapi ke mantri atau dukun. Untuk mengetahui
kemampuan keluarga dalam memanfaatkan sarana kesehatan perlu dikaji tentang :
1. Pengetahahuan keluarga tentang fasilitas kesehata yang dapat dijangkau
keluarga
2. Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan.
3. Kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang ada
4. Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga

2. Pengertian kesehatan Keluarga


Pengertian kesehatan keluarga itu adalah pengetahuan tentang keadaan sehat fisik,
jasmani dan sosial dari induvidu-induvidu yang terdapat dalam satu keluarga. Antara
induvidu yang satu dengan lainnya saling mempengaruhi dalam lingkaran siklus
keluarga untuk mencapai derajat kesehatan keluarga yang optimal.

3. Asuhan Keperawatan Keluarga

3.1 Pengkajian

Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk


mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani norma-norma kesehatan
keluarga maupun sosial, yang merupakan system terintegrasi dan kesanggupan
keluarga untuk mengatasinya. (Effendy, 2017).
Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi,
dan pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian asuhan keperawatan
keluarga menurut teori/model Family Centre Nursing Friedman (2015), meliputi 7
komponen pengkajian yaitu :
1. Data Umum
a. Identitas kepala keluarga
b. Komposisi anggota keluarga
c. Genogram
d. Tipe keluarga
e. Suku bangsa
f. Agama
g. Status sosial ekonomi keluarga

2. Aktifitas rekreasi keluarga


a. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
b. Tahap perkembangan keluarga saat ini
c. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
d. Riwayat keluarga inti
e. Riwayat keluarga sebelumnya

3. Lingkungan
a. . Karakteristik rumah
b. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
c. Mobilitas geografis keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. System pendukung keluarga

4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
b. Struktur kekuatan keluarga
c. Struktur peran (formal dan informal)
d. Nilai dan norma keluarga

5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi perawatan kesehatan
6. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan
keluarga.
b. Respon keluarga terhadap stress
c. Strategi koping yang digunakan
d. Strategi adaptasi yang disfungsional

7. Pemeriksaan fisik
a. Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
c. Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik

8. Harapan keluarga
a. Terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada

3.2 Model Konsep Keperawatan keluaga

Model keperawatan adalah jenis model konseptual yang menerapkan kerangka kerja
konseptual terhadap pemahaman keperawatan dan bimbingan praktik keperawatan.
Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu
lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan
perubahan yang adaptif dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model
konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut,
mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme koping yang
positif untuk mengatasi stressor ini.
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk
biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain
termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema
konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penenkanan
pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer.Teori
keperawatan dan model konseptual adalah sebagai berikut:
a. Orientasi system: system periaku dari Johnson. model konseptual system dari
Neuman
b. Orientasi perkembangan.: model konseptual perawtan diri dari Orem
c. Orientasi interaksi dan system: model adaptasi dari Roy, model system
terbuka dari King
d. Orientasi system dan perkembangan: model proses kehidupan dari Roger.

3.4 Diagnosa keperawatan keluarga


1. Tipe dan komponen diagnosa keperawatan

a. Diagnosa keperawatan aktual

Diagnosis keperawatan aktual mewakili masalah yang telah divalidasi dengan


adanya batasan karakteristik mayor. Jenis diagnosis keperawatan ini
mempunyai empat komponen: label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor
yang berhubungan.

b. Diagnosa keperawatan risiko dan risiko tinggi

Sesuai dengan definisi NANDA, diagnosis keperawatan risiko adalah


“penilaian klinis bahwa suatu individu, keluarga, atau komunitas lebih rentan
mengalami masalah tersebut daripada yang lainnya dalam situasi yang sama
atau hampir sama”.

Diagnosis risiko tinggi harus tetap ada dalam daftar masalah atau catatan
perkembangan. Perawat tidak perlu memasukkan diagnosis risiko ke dalam
rencana atau catatan keperawatan individu.

c. Diagnosa keperawatan kemungkinan

Diagnosa keperawatan kemungkinan adalah pernyataan yang menjelaskan


tentang masalah yang dicurigai muncul, tetapi masih memerlukan data
tambahan. Dengan diagnosis keperawatan kemungkinan, perawat mempunyai
beberapa data untuk mendukung penegasan diagnosis, tetapi tidak mencukupi.

d. Diagnosa keperawatan sejahtera

Diagnosa keperawatan sejahtera adalah “penilaian klinis tentang individu,


kelompok atau komunitas yang mengalami transisi dari tingkat sejahtera
tertentu menjadi tingkat sejahtera yang lebih tinggi.

e. Diagnosa keperawatan sindrom


Diagnosa keperawatan sindrom terdiri atas sekelompok diagnosa
keperawatan aktual atau risiko tinggi yang diperkirakan akan muncul akibat
peristiwa atau situasi tertentu.

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang


didapatkan pada pengkajian. Tipologi dari Diagnosa Keperawatan :

1. Aktual ( Terjadi Defisit / Gangguan Kesehatan ).

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala


dari gangguan kesehatan.

Contoh :

a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada


balita ( anak N ), keluarga Tn Y berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

b. Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia ( Ny Y ) keluarga


Tn A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan keterbatasan gerak (rematik)

c. Perubahan peran dalam keluarga ( Tn A ) berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran sebagai
suami.

2. Resiko ( Ancaman Kesehatan )

Sudah ada data yang menunjang namum belum terjadi gangguan,


missal : lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak
adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekwat.

Contoh ;

a. Resiko terjadi konflik pada keluarga Tn K berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi.

b. Resiko gangguan perkembangan pada balita ( An N ) keluarga


Tn Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan
stimulasi terhadap balita.

c. Resiko gangguan pergerakan pada lansia ( Ny Y ) keluarga Tn A


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan keterbatasan gerak.
3. Potensial ( Keadaan Sejahtera / ” Wellness” )

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga


kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.

Contoh :

a. Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil Ny.M


keluarga Tn K.

b. Potensial peningkatan status kesehatanpada bayi keluarga Tn X.

c. Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru


meniklah keluarga Tn. L.

Penyebab/etiologi dari diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan hasil


pengkajian dari tugas perawatan kesehatan keluarga, yaitu:

a. Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan

b. Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat


terkait masalah kesehatan yang dihadapi

c. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan dan


mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera / wellness )


menggunakan / boleh tidak menggunakan etiologi. Dalam satu keluarga
dapat saja perawat menemukan lebih dari satu (1) diagnosa keperawatan
keluarga.

2. Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi
dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun
prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan
beberapa criteria sebagai berikut :
1) Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2) Kemungkinan masalah dapat diubah.
3) Potensi masalah untuk dicegah.
4) Menonjolnya masalah.
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah
dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh
Bailon dan Maglay Effendy,N.2017 ).
Skala untuk menentukan prioritasa asuhan Keperawatan Keluarga

No Kriteria Bobot Hasil Pembenaran


1 Sifat masalah 1
Skala:
tidak/ kurang sehat
3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan kesejahteraan 1

2 Kemungkinan masalah dapat 2


di ubah
Skala:
Mudah 2
Sebagian 1
0
Tidak dapat
3 Potensial masalah untuk di 1
cegah
Skala:
Tinggi 3
Cukup 2
1
Rendah
4 Menonjolnya masalah 1
Skla:
Masalah berat harus segera 2
di tangani
Ada masalah tetapi tidak 1
perlu di tangani
Masalah tidak di rasakan 0
Total 3,5
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :
a. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot
c. Jumlahkan skor untuk semua criteria
d. Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)

3.5 Perencanaa Tindakan keperawatan


Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan keperawatan.
Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan stressor
dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer
untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk
memperkuat garis pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat
garis pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2014).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka
panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di keluarga.
Sedangkan penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi
etiologi yang berorientasi pada lima tugas keluarga. Adapun bentuk tindakan yang
akan dilakukan dalam intervensi nantinya adalah sebagai berikut :
a) Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah.
b) Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan
meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah.
c) Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-
faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara
mendapatkan pelayanan kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.
d) Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.
e) Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah
diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.
3.6 Implementasi
Pelaksanaan, pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap
keluarga yaitu:
1. Sumber daya keluarga.
2. Tingkat pendidikan keluarga.
3. Adat istiadat yang berlaku.
4. Respon dan penerimaan keluarga.
5. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga

3.7 Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan
criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka
kerja valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah
digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai
criteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,M.M.2015 ).
Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga
setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang obyektif.
A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif.
P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno,2004)
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2015. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto

Allender, JA & Spradley, B. W. 2016. Community as Partner, Theory and Practice

Nursing. Philadelpia : Lippincott

Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2014Community Health and Nursing, Concept and


Practice. Lippincott : California,

Carpenitti, L. J. 2014. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta :EGC

Effendy,N.2017.Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta :EGC

Friedman,M.M.2015.Family Nursing Research Theory and Practice,4th


Edition.Connecticut : Aplenton

Iqbal,Wahit dkk.2015.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek.

Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.Jakarta : EGC

Suprajitno.2014.Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek.Jakarta :EGC

Wright dan Leakey.2014.Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya


LAPORAN PENDAHLUAN KELUARGA

NAMA : MILA SUSANTI


NPM :1614401120179

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN


UIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
PROGRA STADI D3 KEPERAWATAN REGULER
TAHUN 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai