d. Fungsi pendidikan
1. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
2. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Menurut Effendy, (2014) dalam (Setiadi,2008) dari berbagai fungsi diatas ada 3
fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :
a. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan
kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b. Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-
anak yang sehat baik fisik, mental, sosila dan spiritual.
c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan masa depannya.
1.5. Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Duval (2015) dalam (Setiadi,2016), membagi keluarga dalam 8 tahap
perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family) Pasangan baru menikah yang belum
mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1. Membina hubungan intim yang memuaskan.
2. Menetapkan tujuan bersama.
3. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5. Persiapan menjadi orang tua.
6. Memahami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi orang
tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing). Masa ini
merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga.
Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah
selebihnya bermasalah dalam hal :
1. Suami merasa diabaikan.
2. Peningkatan perselisihan dan argument.
3. Interupsi dalam jadwal kontinu.
4. Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap
bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
4. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. Konseling KB post partum 6 minggu.
6. Menata ruang untuk anak.
7. Biaya / dana Child Bearing.
8. Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
9. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan
merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini
adalah :
1. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2. Membantu anak bersosialisasi.
3. Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4. Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5. Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai peran dan tugas
di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan yang meliputi.
3.1 Pengkajian
3. Lingkungan
a. . Karakteristik rumah
b. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
c. Mobilitas geografis keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. System pendukung keluarga
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
b. Struktur kekuatan keluarga
c. Struktur peran (formal dan informal)
d. Nilai dan norma keluarga
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi perawatan kesehatan
6. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan
keluarga.
b. Respon keluarga terhadap stress
c. Strategi koping yang digunakan
d. Strategi adaptasi yang disfungsional
7. Pemeriksaan fisik
a. Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
c. Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
8. Harapan keluarga
a. Terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Model keperawatan adalah jenis model konseptual yang menerapkan kerangka kerja
konseptual terhadap pemahaman keperawatan dan bimbingan praktik keperawatan.
Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu
lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan
perubahan yang adaptif dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model
konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut,
mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme koping yang
positif untuk mengatasi stressor ini.
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk
biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain
termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema
konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penenkanan
pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer.Teori
keperawatan dan model konseptual adalah sebagai berikut:
a. Orientasi system: system periaku dari Johnson. model konseptual system dari
Neuman
b. Orientasi perkembangan.: model konseptual perawtan diri dari Orem
c. Orientasi interaksi dan system: model adaptasi dari Roy, model system
terbuka dari King
d. Orientasi system dan perkembangan: model proses kehidupan dari Roger.
Diagnosis risiko tinggi harus tetap ada dalam daftar masalah atau catatan
perkembangan. Perawat tidak perlu memasukkan diagnosis risiko ke dalam
rencana atau catatan keperawatan individu.
Contoh :
Contoh ;
Contoh :
2. Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi
dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun
prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan
beberapa criteria sebagai berikut :
1) Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2) Kemungkinan masalah dapat diubah.
3) Potensi masalah untuk dicegah.
4) Menonjolnya masalah.
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah
dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh
Bailon dan Maglay Effendy,N.2017 ).
Skala untuk menentukan prioritasa asuhan Keperawatan Keluarga
3.7 Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan
criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka
kerja valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah
digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai
criteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,M.M.2015 ).
Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga
setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang obyektif.
A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif.
P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno,2004)
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K.A.2015. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto