Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM KONSELING

KONSELING FARMASIS KEPADA PASIEN IBU HAMIL

Disusun oleh :

Kelompok VII

Filzah Falvika Putri I1C015052

Aulia Bagaskara A I1C015054

Cindi Saputri I1C015058

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN FARMASI

PURWOKERTO

2018
I. JUDUL
Konseling farmasis kepada pasien ibu hamil

II. TUJUAN
1. Mampu melakukan konseling kepada pasien ibu hamil dan keluarganya
2. Mampu berkomunikasi secara efektif dan etis dengan pasien untuk dapat
membangun hubungan kepercayaan pasien maupun keluarga pasien dengan
apoteker

III. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH


A. Identifikasi Masalah
Komunikasi merupakan suatu hubungan atau kegiatan - kegiatan yang berkaitan
dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling tukar-menukar
pendapat serta dapat diartikan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun
kelompok (Natawijaya, 2009). Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi
manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan
meningkatkan kontak dengan orang lain (Potter & Perry, 2005).
Konseling merupakan serangkaian kegiatan pemberian bantuan yang dilakukan
oleh seorang ahli yaitu Apoteker (konselor) kepada pasien secara tatap muka
langsung dengan tujuan agar pasien dapat mengambil tanggung jawab sendiri
terhadap bebagai persoalan atau masalah terhadap penyakit dan pengobatannya maka
masalah yang dihadapi oleh pasien dapat teratasi. Pada umumnya dapat dikatakan
suatu konseling yang efektif terjadi bila konselor :
1. dapat berpartisipasi secara penuh dalam komunikasi pasien;
2. sangat memahami perasaan pasien dan dapat menunjukkan pemahaman tersebut;
3. mengikuti jalan pikiran pasien dan memperlakukan pasien sebagai teman kerja di
dalam menangani masalah (Authier, 1986).
Konseling yang baik terdiri atas dua elem besar yakni menciptakan hubungan yang
bersifat saling mempercayai, serta memberikan informasi yang relevan dan akurat
untuk menolong pasien membuat keputusan. Hal tersebut dilakukan dengan
menunjukkan empati, bersikap sopan dan ramah serta menghormati pasien, termasuk
menghargai pendapat pasien yang mungkin berbeda dengan pendapat petugas, serta
memberikan informasi yang sederhana, jujur, benar dan lengkap. Konseling pada ibu
hamil sangat penting dilakukan terkait obat-obatan yang diresepkan. Pasien dalam
kasus kami merupakan pasien ibu hamil trimester ketiga (7 bulan) yang memerlukan
konseling berbeda pada umumnya. Karena banyak obat yang melintasi plasenta, maka
penggunaan obat pada wanita hamil perlu berhati-hati. Dalam plasenta obat
mengalami proses biotransformasi, mungkin sebagai upaya perlindungan dan dapat
terbentuk senyawa yang reaktif, yang besifat teratogenik atau dismorfogenik. Obat-
obat teratogenik atau obat-obat yang dapat menyebabkan terbentuknya senyawa
teratogenik dapat merusak janin dalam masa pertumbuhan (Anonim, 2006).
Kelompok obat untuk Ibu Hamil dikategorikan menjadi 5 kategori :
 Kategori A
Studi control untuk menunjukan resiko pada fetus ditrimester pertama gagal (tidak
ada bukti resiko pada trimester berikutnya) kemungkinan aman pada fetus
 Kategori B
Pada studi reproduksi hawan tidak dapat menunjukan resiko pada fetus, pada studi
control wanita hamil / studi reproduksi hewan tidak menunjukan efek samping
(selain dari penurunan fertilitas) yang tidak dikonfimasikan pada studi control
wanita hamil pada trimester pertama (tidak ada bukti pada trimester berikutnya).
 Kategori C
Studi pada hewan menunjukan efek samping pada fetus (teratogenik) / embriosidal
atau yang lainnya, tetapi belum ada studi control pada wanita hamil, obat harus
diberikan hanya jika keuntungan lebih besar dari resiko pada fetus.
 Kategori D
Pada penelitian atau post-marketing study resiko pada janin terbukti positif.
 Kategori X
Studi pada hewan atau manusia telah menunjukan ketidak normalan fetus / terdapat
bukti terhadap resiko fetus berdasarkan pengalaman manusia / keduanya, penggunaan
obat terhadap wanita hamil tidak ada keuntungannya. Obat ini kontraindikasi dengan
wanita hamil (Anonim, 2006).
B. Perumusan Masalah
Kasus
Ny. Ayu, seorang ibu hamil bulan ke 7 mengeluh keputihan, yang disertai gatal-
gatal didaerah kewanitaan. Gatal-gatal ini sudah dirasakan sejak 4 hari kemarin.
Keputihannya berlendir, warna coklat muda, sedikit berbau. Ny. Ayu memiliki
riwayat penyakit gatal-gatal, gatal2 terjadi saat tidak hamil dan minum dexteem
(kombinasi ctm dan dexametason) langsung sembuh. Ini merupakan kehamilan
pertama Ny. Ayu. Ny. Ayu sangat terganggu dengan rasa gatalnya. Ny. Ayu
datang bersama suaminya. Ny. Ayu tidak pernah menderita DM maupun
hipertensi. TD 120/100 mmHg. Ny. Ayu ingin menebus separuh resep terlebih
dahulu dan meminta Apoteker untuk segera menyiapkannya.

dr. Amelia Wahyu, Sp.Og

Rumah : Praktek :
Jl. Mawar No.301 Jl. Mewangi No.123
Purwokerto Purwokerto
Telp.0281-323571 Telp.0281-325768

Purwokerto, 21 April 2018

R/ Deksametason 0,75mg tab No X


S 3 dd 1
R/ Flagystatin ovula No X
S s dd 1 . ue.
R/ Kalk tab No X
S 1 dd 1
R/ Metronidazol 500mg tab No XV
S 1 dd 1

Pro : Ny. Ayu (30 th)

Perumusan masalah

Anda mungkin juga menyukai