Proses Kehamilan
Proses Kehamilan
Terdiri dari :
1.Ovulasi
Proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks
Asaslnya:
Epitel Germinal
Oogenium
Folikel primer
d.selama pertumbuhan menjadi folikel de Graaf ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang
dapat mempengaruhi:
Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras menuju uterus.
e.Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan
ovum yang disebut ovulasi.
f.Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka ovum yang telah dilepaskan
segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum pick up mechanism
2. Spermatozoa
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal hormonal yang kompleks dari
pancaindra, hipotalamus,hipofisis, dan sel intertisisal leydiq sehingga spermatogonium dapat
mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan sekitar 3 cc sperma dan mengandung 40-60
juta spermatozoa setiap cc.
3. Konsepsi (fertilisasi)
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa dan memebentuk zigot. Proses konsepsi dapat
berlangsng sebagai berikut:
a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata yang mengandung
persediaan nutrisi.
b. Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma yang disebut vitellus.
c. Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan
kedalam vitellus, melalui saluran pada zona pelusida
d. Konsepsi terjadi pada pars ampullaris tuba:
Tempat yang paling luas
Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia.
Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampulla tuba.
e. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam
Spermatozoa ditumpahkan, ,asuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan
tersendiri
Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan sebagian dari
“lipoproteinnya” sehingga mampu mengadakan fertilisasi
Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba.
Spermatozoa hidup selama 3 hari dalam genitalia interna
Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona
radiata dan zona pelusida dengan proses enzimatik hialuronidase
Melalui “stomata” sermatozoa memasuki ovum
Setelah kepala spermatozoa masuk kedlam ovum, ekornya lepas dantertinggal diluar
Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot.
Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa terbentuk zigot yang dalam beberapa jam
telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Berbaengan dengan pembelahan inti,
hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus. Hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruang dalam
ovum yang besarnya 100 MU atau 0,1 mm dan disebut stadium morula.
Selama pembelahan sel di bagian dalam. Terjadi pembentukan sel di bagian luae morula yang
kemungkinan berasal dari korona radiata yang menjadi sel trofoblas. Sel trofoblas dalam
pertumbuhannya, mampu mengeluarkan hormon korionik gonadotropin, yang mempertahankan
korpus luteum gravidarum.
Pembelahan berjlan terus dan didalam morula terjadi ruangan yang mengandung cairan
yang disebut “blastula”. Perkembangan dan pertumbuhan berjalan, blastula dengan vili korealisya
yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi. Sementara itu fase sekresi
endometrium telah makin gembur dan makin banyak mengandung gikogen yang disebut desidua
sel trofoblas yang meliputi “primer vili korealis” melakukan destruksi enzimatik-proteolitik sehingga
dapat menanamkan diri dalam endometrium. Proses penanaman blastulaini disebut nidasi yang
terjadi pada hari ke 6 sampai 7 setelah konsepsi.
Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang
disebut tanda Hartman.
5.Pembentukan Plasenta
Nidasi/implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau belakang. Pada blastula
penyebaran sel trofoblas yang tumbuh kembang tidak rata sehingga bagian blastula dengan inner
cell mass akan tertanam kedalam endometrium, sel trofoblas mendestruksi endometrium sampai
terjadi pembentukan plasenta yang brasal dari primer vili korealis.
Terjadinya nidasi (implantasi) mendoron g sel blastula mengadakan deferensiasi. Sel yang
dekat dengan ruangan eksoselom membentuk “entoderm” dan yolk sac(kantong yolk) sedangkan sel
lain membentuk “ektoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio (embyonal plate) terbentuk diantara
dua ruang yaitu ruang amnion dan kantung yolk. Plat embrio terdiri dari unsur ektoderm,entoderm
dan meroderm. Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat
antara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.
Pada permukaan kantung yolk berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hepar,limpa,dan
sumsum tulang. Pada minggu ke 2-3 terbentuk bakal jantung dengan pem. Darahnya yang menuju
body stalk (bakal tali pusat). Jantung bayi mulai dapat dideteksi pada minggu 6-8 dengan
mempergunakan usg atau sistem doppler.
Pembuluh darah pada body dtalk terdiri dari arteri umbilikalis dan vena umbilikalis. Cabang arteri
dan vena umbilikalis masuk ke vili korealis sehingga dapat melakukan pertukaran nutrisi dan
sekaligus membuang hasil metabolisme yang tidak diperlukan.
Dengan bentuk implantasi (nidasi) dimana posisi embrio berada, akan dijumpai berbagai
variasi dari insersio tali pusat, yaitu insersio tali pusat, yaitu insersio sentralis, para sentralis,
marginalis atau insersio vilamentosa.
Vili korealis menghancurkan desidua sampai pembuluh darah mulai dengan pembuluh darah vena
pada hari ke 10 -11 setelah konsepsi, sehingga sejak saat itu embrio mendapat tambahan nutrisi dari
darah ibu secara langsung. Selanjutnya vili korealis menghancurkan pembuluh darah arteri sehingga
terjadilah aliran darah pertama rtroplasenter pada hari ke 14-15 stelah konsepsi.
Bagian desidua yang tidak dihancurkan membagi plasnta menjadi sekitar 15-20 kotiledon maternal.
Sedangkan dari sudut fetus, maka plasenta akan dibagi menjadi sekitar 200 kotiledon fetus. Setiap
kotiledn fetus terus bercabang dan mengambang i tngah aliran darah untuk menunaikan fungsinya
memberikan nutrisi, pertumbuhan, dan perkembangan janin dalam rahim ibu.
Darah ibu dan janin dipisahkan oleh lapisan trofoblas, dinding pembuluh darah janin.
Fugsinya dilakukan berdasarkan sistem osmosis dan enzimatik serta pinositosis. Situasi plasenta
demikian disebutkan sistem plasenta hemokorial
S sebagian vili korealis tetap berhubungan langsung dengan pars basalis desidua, tetapi tidak
sampai menembusnya, hubungan vili korealis dengan desidua tersebut dibatasi oleh jaringan fibrotik
yang disebut lapisan Nitabusch. Melalui lapisan tersebut plasenta dilepaskan pada saat persalinan
kala 3.
Dengan terjadinya nidasi maka desidua terbagi menjadi desidua basalis yang berhadapan
dengan koreon frondusum yang berkembang menjadi plasenta, desidua kapsularis yang menutupi
hasil konsepsi, desidua yang berlawanan dengan desidua kapsularis dsebut desidua parietalis,
kelanjutan dari desidua kapsularis dan arietalis disebut desidua reflexa. Vili korealis yang tumbuhnya
tidak subur disebut korion leaf.