Oleh :
A. PENDAHULUAN
Bumi yang kita tempati pada bagian dalamnya mengandung sumber energi
yang sangat besar, seperti inti magma. Inti magma pada tempat tempat tertentu
muncul ke permukaan bumi melalui tempat yang kita kenal sebagai gunung
berapi. Pada tempat tempat tertentu pula kita bisa melihat adanya uap air atau air
panas yang keluar dari permukaan bumi. Ini menandakan bahwa didalam perut
bumi terdapat sejumlah kandungan air yang bersinggungan langsung dengan
sumber panas yaitu pada mantel (berupa lapisan batu keras) yang porous, dimana
air bisa menyusup langsung sampai kedekat sumber panas magma. Selanjutnya
sumber panas akan menaikkan suhu air tersebut atau jika panasnya cukup akan
mengubah air tersebut menjadi uap dengan tekanan yang relatif tinggi. Sumber air
datang dari air hujan yang masuk ke dalam tanah melalui akar akar pohon atau
karena adanya tingkat porositas tanah yang tinggi.
Besarnya energi yang terdapat didalam uap diukur dengan berapa besarnya
tekanan, suhu, kandungan air, dan berapa besar aliran yang bisa diberikan.
Tingginya. tekanan dan suhu menentukan besarnya enthalpy yang terkandung
didalam uap tersebut. Rumusan-rumusan yang berlaku pada PLTU diluar rumusan
rumusan untuk boiler berlaku untuk pula PLTP. Pemanfaatan energi panas bumi
yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar dari perut bumi berupa uap kering,
sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan turbin generator listrik.
Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di Indonesia dan
pada umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah air
yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelum digunakan untuk menggerakkan
turbin
B. CARA KERJA
Gambar 1. Skema pembangkit listrik tenaga panas bumi
PLTP Pada prinsipnya sama seperti PLTU, hanya pada PLTU uap dibuat di
permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir
panas bumi. Jika fluida di kepala sumur berupa fasa uap atau uap kering, maka
uap tersebut dapat langsung dialirkan ke turbin dan turbin akan mengubah energi
panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga
dihasilkan energi listrik. Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur
sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu
dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan
melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari
fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian
dialirkan ke turbin. Sistem Pembangkitan Uap dari sumur produksi mula-mula
dialirkan ke steam receiving header (berfungsi menampung uap panas bumi). Pada
steam receiving terdapat Vent structure (katup pelepas uap) yang berfungsi
menjaga tekanan pasokan uap ke pembangkit bila terjadi perubahan pasokan dari
sumur uap atau pembebanan dari pembangkit. Karena uap panas bumi dari sumur
uap tidak murni uap maka uap kemudian disalurkan ke separator yang berfungsi
memisahkan partikel padat yang terbawa bersama uap. Dari separator, masuk ke
deminister (berfungsi memisahkan butiran air dari uap panas bumi, untuk
menghindari terjadinya vibrasi, erosi, dan pembentukan kerak pada sudu dan
nozzle turbine) Uap yang sudah bersih dialirkan menuju turbine melalui main
steam valve. Uap akan menggerakan turbin dan memutar generator dengan
kecepatan 3000 rpm, keluaran generator berupa energi listrik dengan arus 3 phasa,
frekuensi 50 Hz, dan tegangan 11,8 kV. Agar bisa dipararelkan dengan sistem
distribusi Jawa-Bali, tegangan listrik dinaikan hingga 150 kV melalui step-up
transformer Uap bekas memutar turbin dikondensasikan di dalam kondenser.
Proses kondensasi terjadi akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang
diinjeksikan lewat spray-nozzle. Level air kondensat dijaga dalam kondisi normal
oleh cooling water pump, lalu didinginkan di cooling tower sebelum disirkulasi
kembali, kelebihan air kondesat akan diinjeksikan kembali (reinjeksi) ke dalam
reservoir melalui injection well. Reinjeksi dilakukan untuk mengurangi pengaruh
pencemaran lingkungan, mengurangi ground subsidence, menjaga tekanan, serta
recharge water bagi reservoir.
ENERGI YANG DIBANGKITKAN
Besarnya energi yang bisa dikonversi menjadi tenaga mekanik didalam
turbin, tergantung dari effisiensi instalasi pembangkit listrik yang bersangkutan
dan besarnya tekanan uap keluar turbin. Untuk jelasnya lihat persamaan berikut:
E = G( h1- h2 )η
KLASIFIKASI PLTP
Dari segi sumber panas buminya PLTP dibedakan:
PLTP hydrothermal, yaitu bahwa uap yang keluar dari perut bumi banyak
mengandung air, dan ini yang paling banyak ditemui. Untuk menggerakkan
turbin, butir butir yang ada harus dibuang terlebih dahulu didalam separator,
sehingga uap masuk turbin dalam keadaan kering.
PLTP Geopressurized, yaitu bahwa yang keluar dari perut bumi berupa air
panas dengan tekanan yang tinggi, kemudian dengan menurunkan
tekanannya diperoleh uap.
PLTP Hot dry rock. Pada dasarnya lapisan bebatuan panas didalam perut
bumi ada yang bersifat kering / tidak mengandung air (hot dry) dan ada
yang mengandung air (wet dry). Pada PLTP Hot dry rock, uap panas yang
diperoleh berasal dari injeksi air dari permukaan bumi kedalam lapisan
bebatuan panas didalam perut bumi.
PLTP flash, Dari perut bumi berupa air panas dengan tekanan yang tinggi.
Air tersebut kemudian dikabutkan kedalam ruang bertekanan rendah
sehingga air tersebut berubah menjadi uap dan kemudian digunakan untuk
menggerakkan turbin. Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya
berupa air panas bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan
bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka
untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk
memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air
diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan
airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air
dalam tanah.
Gambar 4. PLTP Flash
PLTP binary, Uap atau air panas dari perut bumi tidak digunakan langsung
untuk menggerakkan turbin, tetapi digunakan untuk memanaskan fluida atau
air didalam heat exchanger. Fluida tersebut yang memiliki suhu didih yang
rendah kemudian menguap dan menggerakkan sudu sudu turbin. Dengan
cara ini turbin dapat dijaga selalu bersih, dan gas ikutan yang tidak
menguntungkan dapat dicegah keluar keudara, tetapi diinjeksikan kembali
kedalam perut bumi. Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya
berupa air asin panas yang disebut "brine" dan mengandung banyak mineral.
Karena banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat
digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa
sistem pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas
bumi jenis ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah
air panas sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat
penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk
menggerakkan turbin. Energi panas bumi "uap panas" bersifat korosif,
sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan
energi panas bumi jenis lainnya. Skema pembangkitan tenaga listrik panas
bumi "air panas".
Gambar 5. PLTP Binary
C. DIAGRAM ALIR PERANCANGAN
Gambar 6. Flowchart tahapan perancangan PLTP
D. RINCIAN BIAYA
Biaya Pembangkitan Tenaga Listrik
Untuk menghitung biaya pembangkitan total tanpa biaya eksternal diperoleh
dari penjumlahan dari biaya modal, biaya bahan bakar, serta biaya operasional dan
perawatan.
Biaya pembangkitan = CC + FC + GS
Dimana:
CC = Capital Cost (biaya modal)
FC = Fuel Cost (biaya bahan bakar)
OMC = Operation and Maintenance Cost (biaya operasi dan perawatan)
Analisis Investasi
Sebelum suatu proyek dilaksanakan perlu dilakukan analisis dari investasi
tersebut sehingga dapat diketahui kelayakan proyek tersebut dilihat dari sisi
ekonomi investasi. Ada berapa metode yang digunakan untuk menilai kelayakan
suatu proyek investasi, yaitu:
dimana :
K = Discount rate yang digunakan
At = Cash flow pada periode t
N = Periode terakhir dimana cash flow diharapkan
Jika nilai NPV positif maka investasi layak dilaksankan dan jika nilai NPV negatif
investasi tidak layak dilaksanakan
Dengan:
= Jumlah keuntungan sampai tahun ke-t nt t Bennefit
Dengan melihat neraca daya diatas maka program pembangunan pembangkit baru
harus segera dilaksanakan karena kebutuhan sudah sangat mendesak, dengan
angka rasio elektrifikasi yang sangat rendah menyebabkan kualitas hidup
masyarakat sangat memprihatinkan.
Tabel 2
Jumlah pelanggan Listrik di Nusa Tenggara Timur
Tahun Rumah tangga Industri Bisnis Publik
2001 178.614 117 7.021 6.829
2002 181.634 119 7.864 7.016
2003 188.372 127 8.610 7.444
2004 192.983 123 8.799 7.511
2005 199.390 124 9.212 7.841
2006 203.267 126 9.602 8.560
2007 203.645 129 14.169 9.016
2008 218.662 117 17.748 9.829
ANALISIS PEMBANGUNAN PLTP ATADEI 2X2,5MW
Potensi Panas Bumi Atadei
Potensi energi pada tingkat terduga di daerah Atadei adalah :
Sebaran area panas bumi yang mempunyai prospek cukup baik adalah
seluas 4.5 km2
Temperatur geotermometer 180°C
Temperatur cut-off 145°C
maka potensi energi di daerah panas bumi Atadei dapat dihitung ;
Q = k x A x ( Tres. - Tcut-off ) Mwe
Dimana:
Q : potensi energi panas bumi terduga (Mwe)
k : faktor konversi = 0.1158
A : luas prospek panas bumi
Tres : temperatur reservoir = 180° C.
Tcut-off : temperatur cut-off = 145° C
Sehingga potensi energi pada tingkat terduga Atadei :
Q = 0.1158 x 4.5 x (180 – 145) = 18.238 MWe
Tabel 3
Sistem Pembangkitan Panas Bumi
No Sistem Pembangkitan Klasifikasi
1. Turbin Uap
Tabel 3
Spesifikasi Turbin
Brand General Electric
Fuel Steam
Frequency 50 Hz
Jenis turbin uap yang bisa digunakan pada pembangkit ini adalah sebuah
turbin uap buatan General Electric dengan kapasitas 2- 4,6 MW. Secara teknis
turbin yang digunakan merupakan sebuah turbin yang telah menjadi satu paket
dengan generator.
2. Generator
Tabel 4
Spesifikasi Generator
Brand General Electric
Type Air-cooled 3Φ
Frequency 50 Hz
Analisis ekonomi
Analisis ekonomi pembangunan PLTP ini terlihat seperti tabel di bawah ini:
Tabel 8
Biaya Pembangkitan Energi Listrik
Perhitungan Suku Bunga
6% 9% 12 %
Kapasitas (MW) 5 5 5
Tabel 9
Perbandingan Daya Beli, BPP PLTP Atadei dengan PLTD di NTT\
Daya Beli BPP BPP
Dari tabel di atas dapat kita lihat, daya beli masyarakat NTT lebih rendah
daripada harga BPP PLTP Atadei meskipun demikian PLTP Atadei ini bisa
meringankan beban pembelian listrik karena BPP PLTP Atadei sangat jauh
dibawah BPP PLTD di NTT yang hingga saat ini adalah sebesar Rp. 2438/kWh.
Penentuan BPP baru daerah Nusa Tenggara Timur di tentukan dengan perhitungan
:
Daya sebelum pembangunan PLT Panas Bumi Atadei 2x2,5 MW, adalah :
PLTD = 123,68 MW x 0,8 x 8760
= 866.75 GWh
PLTA = 1,08 MW x 0,8 x 8760
= 7.57 GWh
Total daya sebelum pembangunan PLT Panas Bumi Atadei 2x2,5 MW, adalah :
Daya Total = PLTD + PLTA
= 866.75 GWh + 7.57 GWh
= 874.32 GWh
BPP sebelum pembangunan PLT Panas Bumi Atadei 2 x 2.5 MW, adalah :
BPP PLTD = (866.75/874.32) x Rp. 2.438,-
= Rp. 2.416,89/kWh
BPP PLTA = (7.57/874.32) x Rp. 119,-
= Rp. 1,03/kWh
BPP = BPP PLTD + BPP PLTA
= 2.416,89/kWh + 1,03/kWh
= Rp. 2.417,92/kWh
Daya setelah pembangunan PLT Panas Bumi Atadei 2x2,5 MW, adalah :
PLTD = 123,68 MW x 0,8 x 8760
= 866.75 GWh
PLTA = 1,08 MW x 0,8 x 8760
= 7.57 GWh
PLTP = 5 MW x 0,8 x 8760
= 35.040 GWh
Total daya setelah pembangunan PLT Panas Bumi Atadei 2x2,5 MW, adalah :
Daya Total = PLTD + PLTA + PLTP
= 866.75+ 7.57 + 35.04 GWh
= 909.36 GWh
BPP setelah pembangunan PLT Panas Bumi Atadei 2x2,5 MW adalah :
BPP PLTD = (866.75/909.36) x Rp. 2.438,-
= Rp. 2.323.76/kWh
BPP PLTA = (7.57/909.36) x Rp. 119,-
= Rp. 0.99/kWh
BPP PLTP = (35.04/909.36) x Rp. 790,-
= Rp. 27.89/kWh