Anda di halaman 1dari 23

TUGAS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA TERMAL

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI


(PLTP)

Oleh :

I PUTU EDDY SASKARA 1304405099

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
PANAS BUMI

A. PENDAHULUAN
Bumi yang kita tempati pada bagian dalamnya mengandung sumber energi
yang sangat besar, seperti inti magma. Inti magma pada tempat tempat tertentu
muncul ke permukaan bumi melalui tempat yang kita kenal sebagai gunung
berapi. Pada tempat tempat tertentu pula kita bisa melihat adanya uap air atau air
panas yang keluar dari permukaan bumi. Ini menandakan bahwa didalam perut
bumi terdapat sejumlah kandungan air yang bersinggungan langsung dengan
sumber panas yaitu pada mantel (berupa lapisan batu keras) yang porous, dimana
air bisa menyusup langsung sampai kedekat sumber panas magma. Selanjutnya
sumber panas akan menaikkan suhu air tersebut atau jika panasnya cukup akan
mengubah air tersebut menjadi uap dengan tekanan yang relatif tinggi. Sumber air
datang dari air hujan yang masuk ke dalam tanah melalui akar akar pohon atau
karena adanya tingkat porositas tanah yang tinggi.

Produksi uap didalam perut bumi ternyata dapat dimanfaatkan untuk


membangkitkan tenaga listrik dengan kapasitas yang cukup besar,dan selama
sumber airnya dapat selalu diperbaharui, sumber energi ini tidak akan habis.
Karena itu untuk menjaga agar kandungan air tidak menjadi habis pada proses
pembangkit listrik panas bumi, maka uap keluar turbin yang telah diembunkan di
dalam kondensor, dipompakan kembali masuk kedalam perut bumi.

Besarnya energi yang terdapat didalam uap diukur dengan berapa besarnya
tekanan, suhu, kandungan air, dan berapa besar aliran yang bisa diberikan.
Tingginya. tekanan dan suhu menentukan besarnya enthalpy yang terkandung
didalam uap tersebut. Rumusan-rumusan yang berlaku pada PLTU diluar rumusan
rumusan untuk boiler berlaku untuk pula PLTP. Pemanfaatan energi panas bumi
yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar dari perut bumi berupa uap kering,
sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan turbin generator listrik.
Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di Indonesia dan
pada umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah air
yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelum digunakan untuk menggerakkan
turbin

PLTP mempunyai keuntungan dibanding dengan jenis pembangkit lainnya


antara lain:
a. Merupakan sumber energi yang terbarui, karena sumber panas didalam
inti bumi / magma merupakan sumber panas abadi sehingga sepanjang
air dapat masuk kedalam daerah mantel maka uap tetap dapat dihasilkan.
b. Tidak memerlukan biaya bahan bakar.
c. Tidak menimbulkan polusi jika konstruksinya adalah binary.

Adapun kerugiannya adalah :


a. Tidak bisa ditempatkan disegala tempat, terbatas pada tempat yang ada
sumber panas buminya saja, umumnya berada didaerah pegunungan,
jauh dari pusat kota, dan biasanya juga tidak ada sumber air pendingin,
sehingga diperlukan transmisi yang panjang untuk menyalurkan
listriknya dan menara pendingin untk mendinginkan uap keluar
kondensor.
b. Bahaya yang timbul saat pengeboran. Oleh karena tekanan uap yang
tinggi bisa terjadi semburan uap liar saat pengeboran, karena itu
diperlukan tingkat keberhati hatian yang tinggi.
c. Pecahnya pipa akibat korosi. Kandungan asam belerang yang dibawa uap
dapat mengakibatkan korosi pada pipa yang dilaulinya,karena itu
pemilihan material yang tahan korosi harus menjadi pilihan, karena itu
bayanya menjadi tinggi.
d. Uapnya mengandung pollutan seperti asam belerang, partikel padat dan
gas beracun.

B. CARA KERJA
Gambar 1. Skema pembangkit listrik tenaga panas bumi

PLTP Pada prinsipnya sama seperti PLTU, hanya pada PLTU uap dibuat di
permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir
panas bumi. Jika fluida di kepala sumur berupa fasa uap atau uap kering, maka
uap tersebut dapat langsung dialirkan ke turbin dan turbin akan mengubah energi
panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga
dihasilkan energi listrik. Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur
sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu
dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan
melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari
fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian
dialirkan ke turbin. Sistem Pembangkitan Uap dari sumur produksi mula-mula
dialirkan ke steam receiving header (berfungsi menampung uap panas bumi). Pada
steam receiving terdapat Vent structure (katup pelepas uap) yang berfungsi
menjaga tekanan pasokan uap ke pembangkit bila terjadi perubahan pasokan dari
sumur uap atau pembebanan dari pembangkit. Karena uap panas bumi dari sumur
uap tidak murni uap maka uap kemudian disalurkan ke separator yang berfungsi
memisahkan partikel padat yang terbawa bersama uap. Dari separator, masuk ke
deminister (berfungsi memisahkan butiran air dari uap panas bumi, untuk
menghindari terjadinya vibrasi, erosi, dan pembentukan kerak pada sudu dan
nozzle turbine) Uap yang sudah bersih dialirkan menuju turbine melalui main
steam valve. Uap akan menggerakan turbin dan memutar generator dengan
kecepatan 3000 rpm, keluaran generator berupa energi listrik dengan arus 3 phasa,
frekuensi 50 Hz, dan tegangan 11,8 kV. Agar bisa dipararelkan dengan sistem
distribusi Jawa-Bali, tegangan listrik dinaikan hingga 150 kV melalui step-up
transformer Uap bekas memutar turbin dikondensasikan di dalam kondenser.
Proses kondensasi terjadi akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang
diinjeksikan lewat spray-nozzle. Level air kondensat dijaga dalam kondisi normal
oleh cooling water pump, lalu didinginkan di cooling tower sebelum disirkulasi
kembali, kelebihan air kondesat akan diinjeksikan kembali (reinjeksi) ke dalam
reservoir melalui injection well. Reinjeksi dilakukan untuk mengurangi pengaruh
pencemaran lingkungan, mengurangi ground subsidence, menjaga tekanan, serta
recharge water bagi reservoir.
ENERGI YANG DIBANGKITKAN
Besarnya energi yang bisa dikonversi menjadi tenaga mekanik didalam
turbin, tergantung dari effisiensi instalasi pembangkit listrik yang bersangkutan
dan besarnya tekanan uap keluar turbin. Untuk jelasnya lihat persamaan berikut:

E = G( h1- h2 )η

Dimana: E = energi yang bisa dperoleh kJ.


G = berat uap yang mengalir kg/jam.
h1= enthalpy uap masuk turbin kJ/kg.
h2= enthalphy uap keluar turbin.kJ/kg.
η = effisiensi turbo generator%

KLASIFIKASI PLTP
Dari segi sumber panas buminya PLTP dibedakan:
PLTP hydrothermal, yaitu bahwa uap yang keluar dari perut bumi banyak
mengandung air, dan ini yang paling banyak ditemui. Untuk menggerakkan
turbin, butir butir yang ada harus dibuang terlebih dahulu didalam separator,
sehingga uap masuk turbin dalam keadaan kering.
PLTP Geopressurized, yaitu bahwa yang keluar dari perut bumi berupa air
panas dengan tekanan yang tinggi, kemudian dengan menurunkan
tekanannya diperoleh uap.
PLTP Hot dry rock. Pada dasarnya lapisan bebatuan panas didalam perut
bumi ada yang bersifat kering / tidak mengandung air (hot dry) dan ada
yang mengandung air (wet dry). Pada PLTP Hot dry rock, uap panas yang
diperoleh berasal dari injeksi air dari permukaan bumi kedalam lapisan
bebatuan panas didalam perut bumi.

Dari segi konstruksi PLTP dibedakan:


PLTP uap kering, Dari perut bumi berupa uap kering (tidak meng-andung
air) dengan tekanan yang tinggi. Uap tersebut setelah melalui saringan /
separator kemudian dimasukkan kedalam turbin untuk mendorong sudu
sudu turbin dan menghasilkan tenaga mekanik untuk menggerakkan
generator listrik. Uap keluar turbin diembunkan menjadi air kembali dan
kemudian diinjeksikan lagi kedalam perut bumi.

Gambar 3. PLTP Uap Kering

PLTP flash, Dari perut bumi berupa air panas dengan tekanan yang tinggi.
Air tersebut kemudian dikabutkan kedalam ruang bertekanan rendah
sehingga air tersebut berubah menjadi uap dan kemudian digunakan untuk
menggerakkan turbin. Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya
berupa air panas bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan
bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka
untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk
memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air
diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan
airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air
dalam tanah.
Gambar 4. PLTP Flash

PLTP binary, Uap atau air panas dari perut bumi tidak digunakan langsung
untuk menggerakkan turbin, tetapi digunakan untuk memanaskan fluida atau
air didalam heat exchanger. Fluida tersebut yang memiliki suhu didih yang
rendah kemudian menguap dan menggerakkan sudu sudu turbin. Dengan
cara ini turbin dapat dijaga selalu bersih, dan gas ikutan yang tidak
menguntungkan dapat dicegah keluar keudara, tetapi diinjeksikan kembali
kedalam perut bumi. Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya
berupa air asin panas yang disebut "brine" dan mengandung banyak mineral.
Karena banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat
digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa
sistem pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas
bumi jenis ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah
air panas sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat
penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk
menggerakkan turbin. Energi panas bumi "uap panas" bersifat korosif,
sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan
energi panas bumi jenis lainnya. Skema pembangkitan tenaga listrik panas
bumi "air panas".
Gambar 5. PLTP Binary
C. DIAGRAM ALIR PERANCANGAN
Gambar 6. Flowchart tahapan perancangan PLTP

Uraian Diagram Alir


Perancangan pembangkit listrik tenaga panas bumi sebabagi berikut :
a. Pengumpulan data-data sumur produksi yang terdiri dari : tekanan,
temper-atur, kualitas uap, kandungan non-condensable gas, laju aliran
massa dan unsur pengotor.
b. Penentuan persyaratan desain. Persyaratan peralatan yang akan dipakai
meliputi, tekanan kerja, temperatur kerja, laju aliran massa kerja dan ke-
tahanan korosi yang diperlukan.
c. Perancangan process flow digram (PFD). Perancangan berdasarkan data-
data sumur produksi dan kondisi cuaca yang ada di daerah pembangkit.
d. Analisis heat and mass balance menggunakan prinsip termodinamika
dan perpindahan panas untuk mendapatkan kondisi uap yang diperlukan
dalam desain pipa dan peralatan serta mengetahui aliran massa yang
mengalir.
e. Perancangan pipe and instrument diagram (P&ID) berdasarkan PFD
yang telah disetujui, analisis heat and mass balance dan luas area lokasi
pem-bangunan. P&ID digunakan untuk mengetahui jalur pipa yang
nantinya akan dibangun.
f.Perancangan desain equipment meliputi separator, turbin uap, kondensator,
jet ejector, cooling tower, pompa hot well dan sirkulasi air pendingin.
Perancangan equipment berdasarkan persyaratan desain awal kemudian
dicocokan dengan ketersediaan equipment di pasaran.

g. Pembuatan gambar desain yaitu meliputi PFD, P&Id, equipment secara


garis besar dan plan view.
h. Pemodelan, simulasi dan animasi aliran uap pada pembangkit listrik
dengan menggunakan bantuan program komputer (Pipeflow, Caesar,
CADWorx).
i. Penyusunan Bill of Material (BOM). Daftar material yang dibutuhkan
akan diketahui beserta dengna perkiraan biayanya.
j. Analisis biaya secara garis besar untuk mengetahui keekonomisan
pembangunan PLTP.

D. RINCIAN BIAYA
Biaya Pembangkitan Tenaga Listrik
Untuk menghitung biaya pembangkitan total tanpa biaya eksternal diperoleh
dari penjumlahan dari biaya modal, biaya bahan bakar, serta biaya operasional dan
perawatan.

Biaya pembangkitan = CC + FC + GS
Dimana:
CC = Capital Cost (biaya modal)
FC = Fuel Cost (biaya bahan bakar)
OMC = Operation and Maintenance Cost (biaya operasi dan perawatan)
Analisis Investasi
Sebelum suatu proyek dilaksanakan perlu dilakukan analisis dari investasi
tersebut sehingga dapat diketahui kelayakan proyek tersebut dilihat dari sisi
ekonomi investasi. Ada berapa metode yang digunakan untuk menilai kelayakan
suatu proyek investasi, yaitu:

1. Net Present Value (NPV)

dimana :
K = Discount rate yang digunakan
At = Cash flow pada periode t
N = Periode terakhir dimana cash flow diharapkan
Jika nilai NPV positif maka investasi layak dilaksankan dan jika nilai NPV negatif
investasi tidak layak dilaksanakan

2. Return of investment (ROI)


Jika didapatkan nilai ROI positif selama masa operasi maka investasi layak
dilaksankan dan jika nilai ROI negatif selama masa operasi maka investasi tidak
layak dilaksanakan.

Dengan:
= Jumlah keuntungan sampai tahun ke-t nt t Bennefit

Investment Cost = Biaya Investasi


Bennefitt = CIFt – COFt
CIFt = Pemasukan tahun ke-t
COFt = Pengeluaran tahun ke-t

Kecepatan mendapatkan nilai ROI positif pada masa operasi menunjukkan


kecepatan balik modal investasi yang dinyatakan dalam satuan tahun.
KONDISI KELISTRIKAN KABUPATEN LEMBATA
Neraca Daya
Tabel 1
Neraca Daya (MW) di Nusa Tenggara Timur
Tahun Kapasitas Daya Beban R E (%)
Terpasang Mampu Puncak
2001 97.30 53.22 54.31 -
2002 103.10 64.40 56.80 -
2003 105.27 69.20 57.44 22.02
2004 127.76 77.67 63.58 22.12
2005 131.21 79.17 66.63 22.32
2006 129.77 82.26 69.52 21.79
2007 124.76 80.24 74.74 22.56
2008 124.76 78.25 53.25 22.53

Dengan melihat neraca daya diatas maka program pembangunan pembangkit baru
harus segera dilaksanakan karena kebutuhan sudah sangat mendesak, dengan
angka rasio elektrifikasi yang sangat rendah menyebabkan kualitas hidup
masyarakat sangat memprihatinkan.
Tabel 2
Jumlah pelanggan Listrik di Nusa Tenggara Timur
Tahun Rumah tangga Industri Bisnis Publik
2001 178.614 117 7.021 6.829
2002 181.634 119 7.864 7.016
2003 188.372 127 8.610 7.444
2004 192.983 123 8.799 7.511
2005 199.390 124 9.212 7.841
2006 203.267 126 9.602 8.560
2007 203.645 129 14.169 9.016
2008 218.662 117 17.748 9.829
ANALISIS PEMBANGUNAN PLTP ATADEI 2X2,5MW
Potensi Panas Bumi Atadei
Potensi energi pada tingkat terduga di daerah Atadei adalah :
 Sebaran area panas bumi yang mempunyai prospek cukup baik adalah
seluas 4.5 km2
 Temperatur geotermometer 180°C
 Temperatur cut-off 145°C
maka potensi energi di daerah panas bumi Atadei dapat dihitung ;
Q = k x A x ( Tres. - Tcut-off ) Mwe
Dimana:
Q : potensi energi panas bumi terduga (Mwe)
k : faktor konversi = 0.1158
A : luas prospek panas bumi
Tres : temperatur reservoir = 180° C.
Tcut-off : temperatur cut-off = 145° C
Sehingga potensi energi pada tingkat terduga Atadei :
Q = 0.1158 x 4.5 x (180 – 145) = 18.238 MWe

Tabel 3
Sistem Pembangkitan Panas Bumi
No Sistem Pembangkitan Klasifikasi

1 Vapor dominated system >370oC

2 Flash steam system 170-370oC

3 Binary cycle system 150-205oC


Peralatan Listrik PLTP Atadei
Spesifikasi dari peralatan listrik yang akan dipasang pada PLTP Atadei ini terdiri
dari turbin uap dan generator seperti yang dijelaskan di bawah ini :

1. Turbin Uap
Tabel 3
Spesifikasi Turbin
Brand General Electric

Serial Number 64468

Power Generation 4,600kW

Fuel Steam

Frequency 50 Hz

Turbine Speed 6000 rpm

Inlet pressure 410psig

Exhaust pressure (back 21.5 in Hg Abs


pressure)

Exhaust pressure (condensing) 1 bar/14.5 psi

Jenis turbin uap yang bisa digunakan pada pembangkit ini adalah sebuah
turbin uap buatan General Electric dengan kapasitas 2- 4,6 MW. Secara teknis
turbin yang digunakan merupakan sebuah turbin yang telah menjadi satu paket
dengan generator.

2. Generator
Tabel 4
Spesifikasi Generator
Brand General Electric

Type Air-cooled 3Φ

Serial Number 5891460

Power Generation 2800 KVA

Frequency 50 Hz

Turbine Speed 3000 rpm

Armature Amps 3368 A

Armature Volts 480 V

Field Amps 129 A

Excitation Volts 125 V

Power Factor 0.94

Jenis generator yang digunakan dalam pembangkit ini adalah generator


tipe pendingin udara, 3 phase, 2kutub, dengan putaran 3600rpm. Pada PLTP
Atadei digunakan 2 buah genetator, jadi toatal kapasitasnya adalah 2x2,5 MW =
5MW.

Peramalan Beban dengan Regresi Linier Berganda


Peramalan beban diperlukan dalam proses perencanaan pembangunan
pembangkit karena dengan mengetahui perkiraan kebutuhan kedepan bisa
dibangun sebuah pembangkit yang bisa memenuhi kebutuhan beban selama masa
produksi dari pembangkit
Tabel 5
Konsumsi Energi Listrik per Kelompok Pelanggan Nusa Tenggara Timur (GWh)
Tahun Rumah tangga Industri Bisnis Publik Total

2001 120.190 4.829 32.923 23.974 181.916

2002 131.266 5.016 35.272 25.712 197.266

2003 140.862 6.189 37.106 28.853 213.010


2004 151.659 3.557 39.207 33.889 228.312

2005 167.379 7.766 43.207 38.870 257.222

2006 177.785 8.695 45.853 43.069 275.402

2007 189.337 9.016 58.476 49.267 306.096

2008 197.864 6.382 82.823 51.505 338.574

2009 210.981 8.713 73.536 56.107 348.189

Dengan menggunakan metode peramalan Regresi linear berganda didapatkan


informasi bahwa kondisi konsumsi energy listrik sampai tahun 2033 adalah
sebagai berikut:
Tabel 6
Proyeksi Konsumsi Energi Listrik per Kelompok Pelanggan Nusa Tenggara Timur (GWh)
Tahun Rumah tangga Industri Bisnis Publik Total

2010 222.437 9.2204 79.306 60.341 371.304

2011 233.872 9.7275 85.205 64.604 393.409

2012 245.307 10.2346 91.105 68.867 415.514

2013 256.742 10.7418 97.004 73.131 437.619

2014 268.178 11.2489 102.904 77.394 459.725

2015 279.613 11.7560 108.803 81.657 481.830

2016 291.048 12.2631 114.703 85.921 503.935

2017 302.484 12.7702 120.603 90.184 526.041

2018 313.919 13.2774 126.502 94.448 548.146

2019 325.354 13.7845 132.402 98.711 570.251

2020 336.789 14.2916 138.301 102.974 592.356

2021 348.225 14.7987 144.201 107.238 614.462

2022 359.660 15.3058 150.100 111.501 636.567

2023 371.095 15.8130 156.000 115.764 658.672

2024 382.530 16.3201 161.899 120.028 680.777


2025 393.966 16.8272 167.799 124.291 702.883

2026 405.401 17.3343 173.698 128.554 724.988

2027 416.836 17.8414 179.598 132.818 747.093

2028 428.271 18.3485 185.497 137.081 769.198

2029 439.707 18.8557 191.397 141.344 791.304

2030 451.142 19.3628 197.297 145.608 813.409

2031 462.577 19.8699 203.196 149.871 835.514

2032 474.012 20.3770 209.096 154.134 857.619

2033 485.448 20.8841 214.995 158.398 879.725

Analisis Pertumbuhan Beban Puncak dan Rasio Elektrifikasi


Tabel 7
Proyeksi Energi Terjual, Beban Puncak dan Rasio Elektrifikasi Nusa Tenggara Timur (GWh)
Tahun Energi Beban Rasio Elektrifikasi
Terjual Puncak (%)

2010 356.1789 69.994 34.347

2011 376.3722 71.441 37.562

2012 396.5633 72.888 40.776

2013 416.7551 74.335 43.991

2014 436.9446 75.783 47.205

2015 457.1364 77.230 50.420

2016 477.3283 78.677 53.635

2017 497.5208 80.125 56.849

2018 517.7127 81.572 60.064

2019 537.9007 83.019 63.278

2020 558.094 84.466 66.493

2021 578.285 85.914 69.707


2022 598.4769 87.361 72.922

2023 618.6671 88.808 76.136

Analisis ekonomi
Analisis ekonomi pembangunan PLTP ini terlihat seperti tabel di bawah ini:
Tabel 8
Biaya Pembangkitan Energi Listrik
Perhitungan Suku Bunga

6% 9% 12 %

Biaya Pembangkitan (US$ / kW) 2500 2500 2500

Umur Operasi (Tahun) 25 25 25

Kapasitas (MW) 5 5 5

B. O & M (US$ / kWh) 0,0086 0,0086 0,0086

Biaya Modal (US$ / kWh) 0,0383 0,04822 0,05592

Total Cost (US$ / kWh) 0.0469 0,0568 0,0645

Total Cost (IDR / kWh) 469 568 645

Investasi (jutaUS$) 12.500 12.500 12.500

Tabel 9
Perbandingan Daya Beli, BPP PLTP Atadei dengan PLTD di NTT\
Daya Beli BPP BPP

PLTP Atadei PLTD

Rp.724/kWh Rp.790/kWh Rp.2.438/kWh

Dari tabel di atas dapat kita lihat, daya beli masyarakat NTT lebih rendah
daripada harga BPP PLTP Atadei meskipun demikian PLTP Atadei ini bisa
meringankan beban pembelian listrik karena BPP PLTP Atadei sangat jauh
dibawah BPP PLTD di NTT yang hingga saat ini adalah sebesar Rp. 2438/kWh.
Penentuan BPP baru daerah Nusa Tenggara Timur di tentukan dengan perhitungan
:
Daya sebelum pembangunan PLT Panas Bumi Atadei 2x2,5 MW, adalah :
PLTD = 123,68 MW x 0,8 x 8760
= 866.75 GWh
PLTA = 1,08 MW x 0,8 x 8760
= 7.57 GWh
Total daya sebelum pembangunan PLT Panas Bumi Atadei 2x2,5 MW, adalah :
Daya Total = PLTD + PLTA
= 866.75 GWh + 7.57 GWh
= 874.32 GWh
BPP sebelum pembangunan PLT Panas Bumi Atadei 2 x 2.5 MW, adalah :
BPP PLTD = (866.75/874.32) x Rp. 2.438,-
= Rp. 2.416,89/kWh
BPP PLTA = (7.57/874.32) x Rp. 119,-
= Rp. 1,03/kWh
BPP = BPP PLTD + BPP PLTA
= 2.416,89/kWh + 1,03/kWh
= Rp. 2.417,92/kWh
Daya setelah pembangunan PLT Panas Bumi Atadei 2x2,5 MW, adalah :
PLTD = 123,68 MW x 0,8 x 8760
= 866.75 GWh
PLTA = 1,08 MW x 0,8 x 8760
= 7.57 GWh
PLTP = 5 MW x 0,8 x 8760
= 35.040 GWh
Total daya setelah pembangunan PLT Panas Bumi Atadei 2x2,5 MW, adalah :
Daya Total = PLTD + PLTA + PLTP
= 866.75+ 7.57 + 35.04 GWh
= 909.36 GWh
BPP setelah pembangunan PLT Panas Bumi Atadei 2x2,5 MW adalah :
BPP PLTD = (866.75/909.36) x Rp. 2.438,-
= Rp. 2.323.76/kWh
BPP PLTA = (7.57/909.36) x Rp. 119,-
= Rp. 0.99/kWh
BPP PLTP = (35.04/909.36) x Rp. 790,-
= Rp. 27.89/kWh

BPP = BPP PLTD + BPP PLTA + BPP PLTP


= 2.323.76/kWh + 0.99/kWh + 27.89/kWh
= Rp. 2.352,64/kWh

Anda mungkin juga menyukai