Anda di halaman 1dari 14

Penyakit Pemendekan Jaringan pada Kulit yang Biasanya Terjadi pada Bayi

dan Balita

1. ORAL TRUS

Sebagian besar bayi baru lahir dilahirkan dalam kondisi sehat, namun beberapa bayi
dapat mengalami keadaan-keadaan yang membutuhkan pemeriksaan. Bayi baru lahir rentan
terhadap beberapa penyakit daripada anak atau orang dewasa. Sistem kekebalan tubuhnya belum
terbentuk sempurna untuk melawan bakteri, virus dan parasit.

Berdasarkan lokasinya, sariawan pada anak, baik itu bayi maupun balita, lebih sering
terjadi pada bibir, lidah, pipi bagian dalam (mukosa), dan tenggorokan. Jarang sekali terjadi
sariawan di gusi. Munculnya pun hanya satu, paling banyak dua. Tidak pernah berjejer seperti
yang terjadi pada orang dewasa.

Ada beberapa jenis sariawan yang kerap terjadi pada anak. Di antaranya stomatitis
apthosa, yaitu sariawan karena trauma, misalnya tergigit atau terkena sikat gigi sehingga luka
atau lecet. Lalu, sariawan oral thrush/moniliasis, yang disebabkan jamur candida albican.
Biasanya sariawan ini banyak dijumpai di lidah. Ada pula stomatitis herpetik yang disebabkan
virus herpes simplek. Sariawan jenis ini berlokasi di bagian belakang tenggorokan.

Pengertian :

Oral Thrush adalah kandidiasis selaput, lendir mulut, biasanya mukosa dan lidah, dan
kadang-kadang palatum, gusi serta lantai mulut. Penyakit ini ditandai dengan plak-plak putih dari
bahan lembut menyerupai gumpalan susu yang dapat dikelupas, yang meninggalkan permukaan
perdarahan mentah.

Penyakit ini biasanya menyerang bayi yang sakit atau lemah, individu dengan kondisi
kesehatan buruk, pasien dengan tanggap imun lemah,, pasien yang telah menjalani pengobatan
dengan antibiotik. Trush (suatu infeksi jamur di mulut) disertai luka di mulut dan peradangan
gusi, bisa merupakan pertanda awal dari adanya gangguan sistem kekebalan.

Etiologi:

Pada umumnya oral thrush disebabkan oleh jamur candida albicans yang ditularkan
melalui vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan(saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui
botol susu dan puting susu yang tidak bersih, atau cuci tangan yang tidak benar. Oral thrush pada
bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan. Jamur candida albicans bersifat saprofit sehingga jika
daya tahan tubuh bayi turun atau pada pengguna antibiotika yang lama dapat terjadi pertumbuhan
jamur ini secara cepat dan dapat menimbulkan infeksi berupa oral thrush dan diare, sehingga
apabila penggunaan antibiotik tertentu pada usia dibawah 1 tahun akan mengakibatkan sariawan
atau oral thrush yang menetap.
Candida albicans tahan terhadap hampir semua antibiotika yang biasa dipergunakan dan
dapat berkembang sewaktu mikroorganisme lain tertekan.Oral thrush juga dapat terjadi karena
bakteri di dalam mulut karena kurang menjaga kebersihan di mulut. Lesi-lesi mulut mempunyai
konsistensi yang lunak, menonjol, bercak-bercak keputihan yang menutupi daerah-daerah yang
kecil atau luas pada mukosa mulut, bercak bercak dapat dihapus dan meninggalkan permukaan
daging yang berdarah.

Keadaan ini didukung oleh abrasi mulut, kurangnya kebersihan mulut, superinfeksi
setelah terapi antibiotika, malnutrisi, cacat imunologi, dan hipoparatiroidisme. Infeksi berat dapat
menyebar menuruni esophagus.

Tanda Dan Gejala

Pada bayi, gejala sariawan berupa suhu badan meninggi hingga 40 derajat Celcius,
mengeluarkan air liur lebih dari biasa, rewel, tak mau makan atau makanan dimuntahkan, tak mau
susu botol bahkan ASI, dan gelisah terus. Biasanya disertai dengan bau mulut yang kurang sedap,
akibat kuman atau jamur. Sedangkan pada balita, kadang suhu yang naik tak terlalu tinggi dan
nafsu makannya berkurang.

Tanda

Bentuk sariawan akan terlihat seperti vesikel atau bulatan kecil. Warnanya putih atau
kekuningan. Mula-mula berdiameter 1-3 mm. Kemudian berkembang berbentuk selaput. Jika
selaputnya mengikis, maka akan terlihat berbentuk seperti lubang/ulkus. Besarnya sariawan tetap,
tidak membesar, melebar, atau menjalar seperti halnya bisul.

Biasanya pemunculan vesikel ini bersamaan dengan timbulnya panas.


Adakalanya vesikel baru muncul 1-2 hari setelah panas. Kadang malah tanpa disertai panas, jika
vesikel yang muncul cuma satu. Yang membuat panas umumnya sariawan karena jamur candida
atau virus herpes.

Sebetulnya sariawan bisa sembuh sendiri seperti sariawan herpetik. Namun sariawan
karena jamur harus diobati dengan obat anti-jamur. Biasanya memakan waktu penyembuhan
sekitar seminggu. Jika sariawan tidak diobati akan bisa berkelanjutan. Memang tak sampai
menyebar ke seluruh tubuh, paling hanya di sekitar mulut. Tetapi, sangat memungkinkan
terjadinya diare, apabila jamurnya tertelan, mengalir lewat pembuluh darah.

Gejala

Gejala yang mudah dikenali, adalah lidah yang menjadi agak licin, berwarna kemerah-
merahan, timbul luka dibagian bawah dan pinggir atau pada belahan bagian tengah lidah. Pada
pipi bagian dalam tampak bintik-bintik putih, terkadang terdapat benjolan kecil yang dapat pecah
sehingga mulut terasa perih.

Secara keseluruhan Gejala oraltrush yaitu :

1. Tampak bercak keputihan pada mulut, seperti bekas susu yang sulit dihilangkan.
2. Bayi kadang-kadang menolak untuk minum atau menyusu

3. Mukosa mulut mengelupas

4. Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput lendir mulut sampai bibir memutih menyerupai
bekuan susu yang melekat, bila dihilangkan dan kemudian berdarah.

5. Bila terjadi kronis maka terjadi granulomatosa (lesi berbenjol kecil) menyerang sejak bayi
sampai anak-anak yang berlangsung lama hingga beberapa tahun akan menyerang kulit anak.

6.gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat Celcius

7. Tak mau makan atau makan dimuntahkan, tak mau susu botol bahkan ASI, dan gelisah terus

8. Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia akan rewel

Komplikasi :

Apabila oral thrush tidak segera ditangani atau diobati maka akan menebabkan kesukaran
minum(menghisap puting susu atau dot) sehingga akan berakibat bayi kekurangan makanan.Oral
thrush tersebut dapat mengakibatkan diare karena jamur dapat tertelan dan menimbulkan infeksi
usus yang bila dibiarkan dan tidak diobati maka bayi akan terserang diare.

Diare juga dapat terjadi apabila masukan susu kurang pada waktu yang lama

Penatalaksanaan

Terdiri dari 2 cara :

1) Medik /pengobatan

Memberikan obat anti jamur, misalnya : a. Miconazol : mengandung miconazole 25 mg


per ml, dalam gel bebas gula. Gel miconazole dapat diberikan ke lesi setelah makan.b.Nystatin :
tiap pastille mengandung 100.000 unit nistatin. Satu pastille harus dihisap perlahan-lahan 4 kali
sehari selama 7-14 hari. Pastille lebih enak daripada sediaan nistatin lain. Nistatin ini
mengandung gula.

2) Keperawatan

Masalah dari oral thrush pada bayi adalah bayi akan sukar minum dan risiko terjadi diare.
Upaya agar oral thrush tidak terjadi pada bayi adalah mencuci bersih botol dan dot susu, setelah
itu diseduh dengan air mendidih atau direbus hingga mendidih (jika botol tahan rebus) sebelum
dipakai.

Apabila di bangsal bayi rumah sakit, botol dan dot dapat disterilkan dengan autoclaff dan
hendaknya setiap bayi menggunakan dot satu-satu atau sendiri-sendiri tetapi apabila tidak
memungkinkan atau tidak cukup tersedia hendaknya setelah dipakai dot dicuci bersih dan
disimpan kering, nanti ketika akan dipakai seduh dengan air mendidih.
Bayi lebih baik jangan diberikan dot kempong karena selain dapat menyebabkan oral
thrush juga dapat mempengaruhi bentuk rahang.Jika bayi menetek atau menyusu ibunya, untuk
menghindari oral thrush sebelum menyusu sebaiknya puting susu ibu dibersihkan terlebih dahulu
atau ibu hendaknya selalu menjaga kebersihan dirinya.Adanya sisa susu dalam mulut bayi setelah
minum juga dapat menjadi penyebab terjadinya oral thrush jika kebetulan ada bakteri di dalam
mulut.

Untuk menghindari kejadian tersebut, setiap bayi jika selesai minum susu berikan 1-2
sendok teh air matang untuk membilas sisa susu yang terdapat pada mulut tersebut.Apabila oral
thrush sudah terjadi pada anak dan sudah diberikan obat, selain menjaga kebersihan mulut
berikanlah makanan yang lunak atau cair sedikit-sedikit tetapi frekuensinya sering dan setiap
habis makan berikan air putih dan usahakan agar sering minum.Oral thrush dapat dicegah dengan
selalu menjaga kebersihan mulut dan sering-seringlah minum apalagi sehabis makan.

Sariawan dapat sembuh dengan sendirinya, kecuali sariawan akibat jamur yang harus
diobati dengan obat antijamur. Masa penyembuhan relatif lama, yaitu seminggu. Jika tak segera
diobati, dapat berkelanjutan meski hanya menyebar di sekitar mulut saja. Tapi jamur yang
tertelan dan melewati pembuluh darah, juga bisa menyebabkan diare.

Saat sariawan, biasanya si kecil enggan makan atau minum. Berikut kiat untuk
membantunya mendapatkan asupan yang dibutuhkan:

Suapi makannya dengan menggunakan sendok secara perlahan-lahan. Usahakan minum


menggunakan sedotan dan gelas, untuk menghindari kontak langsung dengan sariawan serta tak
menimbulkan gesekan dan trauma lebih lanjut.

Berikan makanan yang bertekstur lembut dan cair, pada intinya yang mudah ditelan dan
disuapi. Hindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin, agar tidak menambah luka.

Makanan yang banyak mengandung vitamin C dan B serta zat besi, dapat memercepat proses
penyembuhan. Misalnya buah-buahan dan sayuran hijau. Kekurangan vitamin C dapat
memudahkan si kecil mengalami sariawan.

Olesi bagian yang sariawan dengan madu.Jika telah diberi obat, biasanya obat kumur, tetapi tak
juga sembuh, kemungkinan ada penyebab lain. Misalnya kuman yang telah bertambah,
pemakaian obat dengan dosis tak tepat, atau cara memberi makanan yang membuat sariawan si
kecil kembali mengalami trauma di lidah.

Bisa juga lantaran daya tahan tubuh anak yang rendah. Biasanya anak yang sering sariawan, lebih
banyak akibat daya tahan tubuhnya rendah dan kebersihan mulut dan gigi yang tak terjaga.
2. SEBORRHEA

Pengertian

Adalah suatu peradangan pada kulit bagian atas, yang menyebabkan timbulnya sisik pada
kulit kepala, wajah dan kadang pada bagian tubuh lainnya. Biasanya, proses pergantian sel-sel pada
kulit kepala terjadi secara perlahan-lahan dan tidak terlihat oleh mata. Proses pergantian tersebut
terjadi setiap bulan. Jika proses ini menjadi lebih cepat, maka akan timbul gangguan pada kulit kepala
yang kita sebut ketombe. Gangguan yang lebih parah yaitu dermatitis seboroik, berupa serpihan
berwarna kuning berminyak yang melekat pada kulit kepala.

Klasifikasi seborrhea

- Seborrhea adipose

- Seborrhea neonaturum (saraf susu)

- Seborrhea Squamosa (bersisik)

Etiologi

 Faktor hereditas, yaitu disebabkan karena adanya faktor keturunan orang tua
 Intake makanan berlemak dan berkalori tinggi
 Asupan minuman beralkohol
 Adanya gangguan emosi

Kelenjar minyak pada bayi biasanya bekerja terlalu aktif akibat tingginya kadar hormon ibu yang
mengalir didalam tubuh bayi
Pengaruh hormon ibu biasanya hanya berlangsung pada bulan-bulan pertama kehidupan sikecil.
Gangguan ini akan hilang setelah bayi berusia 6-7 bulan.

Dermatitis seboreik sering ditemukan sebagai penyakit keturunan dalam suatu keluarga. Salah satu
penyebab ketombe adalah Pitysporum ovale ( P. Ovale ). Walaupun namanya mungkin sedikit
menakutkan , tetapi P. Ovale adalah jamur yang secara alami terdapat pada kulit kepala dan bagian
kulit yang lain.

Dalam jumlah yang sedikit, jamur ini tidak menyebabkan kerugian yang berarti. Namun, dengan
adanya perubahan cuaca, hormon, dan stress, kulit kepala kita akan menghasilkan lebih banyak
minyak, sehingga menyebabkan jamur P. Ovale berkembang biak. Dengan berkembangbiaknya jamur
tersebut, akan menyebabkan gatal pada kulit kepala dan mempercepat kerontokan sel kulit yang lama.
Hasilnya timbul Ketombe.

Kondisi ketombe yang parah atau dermatitis seboroik (seborrhea), seringkali ditemukan di kulit
kepala. Namun dapat juga ditemukan di alis mata, pipi, di belakang telinga atau bagian dada.
Seborrhea berupa sisik berwarna kuning berminyak yang melekat pada kulit kepala.
Faktor resiko terjadinya dermatitis seboroik:

 Stres
 Kelelahan
 Cuaca dingin
 Kulit berminyak
 Jarang mencuci rambut
 Pemakaian losyen yang mengandung alcohol
 Penyakit kulit (misalnya jerawat)
 Obesitas (kegemukan).

Proses pergantian kulit mati, yang kemudian diganti dengan sel-sel kulit dibawahnya disebut keratinisasi.
Ada beberapa hal yang membuat periode keratinisasi ini tidak normal, diantaranya:

Keaktifan kelenjar minyak kulit yang meningkat. Ketombe terjadi pada kulit kepala yang produksi
minyaknya berlebihan.

Mikroorganisme. Adanya peningkatan jumlah fungus bernama Pityrosporum Ovale. Fungus ini
bertanggung-jawab pada proses pemecahan lemak kulit, yang menyebabkan iritasi kulit kepala.

Makanan berlemak,

Mengakibatkan produksi minyak dari kelenjar minyak bertambah. Asupan lain yang juga punya andil
besar merangsang kelenjar minyak membentuk minyak kulit adalah sambal, alkohol, kopi, serta rokok.

Zat atau bahan yang menempel pada kulit kepala seperti obat-obatan tertentu, sabun, shampoo, minyak
rambut. Zat-zat ini secara langsung merangsang kulit kepala, atau menjadi media yang baik bagi
pertumbuhan mikroorganisme.

Hormon tertentu. Hormon yang dapat memacu keaktifan kelenjar minyak misalnya hormon Androgen.

Hal lain seperti stress, genetika, cuaca.

Seborrhea ini bukan cuma terdapat pada kulit kepala saja. Inilah yang kemudian menjadi Seborrheic
Dermatitis, atau keadaan kulit yang berwarna merah, bersisik, dan sangat gatal. Bisa terjadi di kulit
kepala, samping kiri dan kanan hidung, alis, bulu mata, kulit di belakang kuping, dada bagian tengah,
pusar, ketiak, lipatan buah dada, selangkangan, atau bokong.

Setiap orang pastilah mengalami Seborrheic Dermatitis. Pada bayi disebut dengan nama Cradle Cap.
Tanpa diobati serius, Cradle Cap ini akan hilang saat usia bayi berkisar antara delapan hingga 12 bulan.
Cradle Cap pada bayi merupakan warisan hormon berlebih yang diberikan si ibu, sebelum bayi tersebut
lahir.

Seborrhea Pada Bayi


Dermatitis seborrheic, adalah ketombe pada bayi, hal ini terkait dengan hormon androgen milik ibunya
yang masih tersisa di dalam tubuhnya. Itulah kenapa, lewat dari masa bayi, masalah ini akan menghilang
seiring dengan berkurangnya kadar hormon androgen.

Namun, tidak semua bayi akan mengalami dermatitis seborrheic. Jadi hanya bayi tertentu saja, terutama
yang mengalami atopik, yakni kecenderungan untuk bereaksi menyimpang terhadap bahan-bahan yang
bersifat umum. Bila reaksi menyimpang itu terjadi di kulit kepala, maka akan timbul dermatitis seborrheic
bahkan eksim. Bila dermatitis seborrheic ini tidak ditangani secara tepat, mungkin saja akan berlanjut
menjadi infeksi. Biasanya disertai proses inflamasi atau peradangan di dalam kulitnya. Ditandai dengan
sisik yang berada di atas kulit yang kemerahan.

Gejala Seborrhea

Dermatitis seboreik biasanya timbul secara bertahap, menyebabkan sisik kering atau berminyak di kulit
kepala (ketombe), kadang disertai gatal-gatal tetapi tanpa kerontokan rambut. Pada kasus yang lebih
berat, timbul beruntusan/jerawat bersisik kekuningan sampai kemerahan di sepanjang garis rambut, di
belakang telinga, di dalam saluran telinga, alis mata dan dada.

Pada bayi baru lahir yang berumur kurang dari 1 bulan, dermatitis seboroik menyebabkan ruam tebal
berkeropeng berwarna kuning di kulit kepala (cradle cap) dan kadang tampak sebagai sisik berwarna
kuning di belakang telinga atau beruntusan merah di wajah. Ruam di kulit kepala ini sering disertai
dengan ruam popok. Pada anak-anak, dermatitis seboroik menyebabkan timbulnya ruam yang tebal di
kulit kepala yang sukar disembuhkan.

Penatalaksanaan Seborrhea

Penatalaksanaan dermatitis seboreik tergantung kepada usia penderita:

1. Anak-anak.

Untuk ruam bersisik tebal di kulit kepala, bisa dioleskan minyak mineral yang mengandung asam salisilat
secara perlahan dengan menggunakan sikat gigi yang lembut pada malam hari. Selama sisik masih ada,
kulit kepala juga dicuci dengan sampo setiap hari setelah sisiknya menghilang cukup dicuci 2
kali/minggu.

2. Bayi.

Kulit kepala dicuci dengan sampo bayi yang lembut dan diolesi dengan krim hydrocortisone. Selama ada
sisik, kulit kepala dicuci setiap hari dengan sampo yang lembut; setelah sisik menghilang cukup dicuci 2
kali/minggu. Kini banyak sediaan krim, lotion, dan shampoo di pasaran untuk membasmi ketombe.
Produk-produk yang digunakan untuk mengatasi ketombe biasanya mengandung asam salisilat, coal tar,
zinc pyrithione, selenium sulfida dan belerang. Walaupun sebagian digolongkan sebagai obat yang dijual
bebas dan sebagian digolongkan sebagai kosmetik, produk-produk tersebut hanya dapat mengatasi gejala-
gejala dari ketombe, tetapi tidak mengatasi penyebab ketombe.

Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan sendiri untuk penyembuhan yang lebih maksimal:
Penggunaan sampo bisa saja dilakukan karena sampo merupakan produk yang dibuat khusus untuk
membersihkan kulit kepala dari kotoran. Namun hati-hati, gunakan sampo yang betul-betul diperuntukkan
bagi anak, bukan untuk orang dewasa. Sampo untuk orang dewasa umumnya mengandung bahan
sulfaktan, bahan pewangi, pengawet, dan sebagainya yang bisa mengiritasi kulit dan mata. Sedangkan
sampo bayi sengaja tidak mendapat tambahan bahan-bahan yang bakal membahayakannya. Sampo
tersebut harus lembut karena fungsi kelenjar kulit pada bayi dan anak belum bekerja secara sempurna.

Penggunaan sampo untuk membersihkan kulit kepala memang sangat efektif. Namun tidak semua bayi
dan anak betul-betul membutuhkannya. Bila tanpa sampo tak ada kelainan yang muncul, lebih baik
gunakan air bersih saja ketika menyuci kepalanya. Frekuensi yang dianjurkan untuk pemakaian sampo
adalah seminggu dua kali atau tiga kali. Namun, umumnya sampo bayi sangat lembut, sehingga tidak
masalah bila dipakai setiap hari.

Banyak anak yang aktif di luar rumah sehingga banyak mengeluarkan keringat dan membuat kepalanya
bau. Bila ingin menggunakan sampo setiap hari, pilih sampo jenis mild.

Untuk ketombe yang disebabkan jamur, kita bisa menanganinya dengan mengontrol populasi jamur. Kita
bisa mencuci rambut anak setiap hari dan pijatlah kulit kepala dengan sampo secara perlahan karena akan
menghilangkan jamur lewat serpihan kulit yang lepas.

Pada kasus karena infeksi ringworm, pengobatan tidak selalu harus dilakukan oleh dokter. Kita bisa
menggunakan obat antijamur yang bisa didapat di apotek. Carilah produk-produk yang mengandung 2%
clotrimezol. Pada beberapa anak yang sensitif dengan produk krim, oleskan sedikit saja. Namun jika
terjadi ruam, cobalah konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan alternatif pengobatan yang lain.

Biasakan untuk selalu mencuci tangan sesudah menyentuh kulit kepala anak yang terkena infeksi. Hal ini
dilakukan untuk menghindari penularan lebih lanjut.

Pencegahan Seborrhea

 Penggunaan sampo bisa saja dilakukan karena sampo merupakan produk yang dibuat khusus
untuk membersihkan kulit kepala dari kotoran.
 Penggunaan sampo untuk membersihkan kulit kepala memang sangat efektif
 Banyak anak yang aktif di luar rumah sehingga banyak mengeluarkan keringat dan membuat
kepalanya bau. Bila ingin menggunakan sampo setiap hari, pilih sampo jenis mild.
 Untuk ketombe yang disebabkan jamur, kita bisa menanganinya dengan mengontrol populasi
jamur. Kita bisa mencuci rambut anak setiap hari dan pijatlah kulit kepala dengan sampo secara
perlahan karena akan menghilangkan jamur lewat serpihan kulit yang lepas.
 Pada kasus karena infeksi ringworm, pengobatan tidak selalu harus dilakukan oleh dokter. Kita
bisa menggunakan obat antijamur yang bisa didapat di apotek. Carilah produk-produk yang
mengandung 2% clotrimezol. Pada beberapa anak yang sensitif dengan produk krim, oleskan
sedikit saja. Namun jika terjadi ruam, cobalah konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan
alternatif pengobatan yang lain.
 Biasakan untuk selalu mencuci tangan sesudah menyentuh kulit kepala anak yang terkena infeksi.
Hal ini dilakukan untuk menghindari penularan lebih lanjut
3. MILIARIASIS

Pengertian

Lima definisi dari miliariasis yang berbeda, yaitu;Miliariasis merupakan penyakit kulit yang
disebabkan oleh tertutupnya saluran kelenjar keringat. (Hassan, 1984). Miliariasis adalah kelainan
kulit akibat retensi keringat, ditandai dengan adanya vesikel milier. (Adhi Djuanda, 1987).
Milliariasis adalah dermatosis yang disebabkan oleh retens keringat akibat tersumbatnya pori kelenjar
keringat. (Vivian, 2010)

Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa miliariasis adalah dermatosis yang timbul akibat
penyumbatan kelenjar keringat dan porinya, yang lazim timbul dalam udara panas lembab seperti
daerah tropis atau selama awal musim panas atau akhir musim hujan yang suhunya panas dan lembab.
Karena sekresinya terhambat maka menimbulkan tekanan yang menyebabkan pecahnya kelenjar atau
duktus kelenjar keringat. Keringat yang masuk ke jaringan sekelilingnya menimbulkan perubahan
anatomi. Sumbatan disebabkan oleh bakteri yang menimbulkan peradangan dan oleh edema akibat
keringat yang tak keluar (E.Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988)

Yang kelima yaitu Miliariasis atau biang keringat adalah kelainan kulit yang timbul akibat keringat
berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat, yaitu di dahi, leher, bagian-bagian badan yang
tertutup pakaian (dada dan punggung), serta tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian
dan dapat juga dikepala. Keadaan ini biasanya di dahului oleh produksi keringat yang berlebihan,
dapat diikuti rasa gatal seperti ditusuk, kulit menjadi kemerahan dan disertai banyak gelembung kecil
berair. (Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra Utama, 2000)

Milliariasis disebut juga sudamina, biang keringat, keringat buntet, liken tropikus, atau pickle heat.
Milliariasis adalah dermatosis yang disebabkan oleh retensi keringat akibat tersumbatnya pori
kelenjar keringat.(Vivian Nani,2010)

Etiologi

Penyebab terjadinya milliariasis di awali dengan tersumbatnya pori-pori kelenjar keringat sehingga
pengeluaran keringat tertahan. Tertahannya pengeluaran keringat ini ditandai dengan adanya vesikel
miliar dimuara kelenjar keringat lalu disusul dengan tingginya radang dan oedema akibat perspirasi
yang tidak dapat keluar yang kemudian diabsorbsi oleh stratum korneum.

Milliariasis sering terjadi pada bayi prematur karena proses diferensiasi sel epidermal dan apendik
yang belum sempurna. Kasus milliariasis terjadi pada 40-50% bayi baru lahir. Muncul pada usia 2-3
bulan pertama dan akan menghilang dengan sendirinya pada 3-4 minggu kemudian. Terkadang kasus
ini menetap untuk beberapa lama dan dapat menyebar ke daerah sekitarnya.

Penyebab terjadinya milliariasis ini adalah udara yang panas dan lembab serta adanya infeksi bakteri.

 Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang


 Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat
 Aktivitas yang berlebihan
 Setelah menderita demam atau panas
Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan edema akibat perspirasi
yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum

Gejala Klinis

Ada empat tipe milliariasis yaitu,

1. Milliria kristalina

Milliaria kristalina ini timbul pada pasien yang mengalami peningkatan jumlah keringat,
seperti pasien demam yang terbaring ditempat tidur. Lesinya berupa vesikel yang sangat
superfisial, bentuknya kecil, dan menyerupai titik embun berukuran 1-2 mm. Umumnya lesi ini
timbul setelah keringat, vesikel mudah pecah karena trauma yang paling ringan, misalnya akibat
gesekan dengan pakaian. Vesikel yang pecah berwarna jernih dan tanpa reaksi peradangan,
asimptomatik, dan berlangsung singkat. Biasanya tidak ada keluhan dan dapat sembuh dengan
sendirinya.

2. Milliaria rubra

Millia ruba memiliki gambaran berupa papula vesikel dan eritema di sekitarnya. Keringat
menembus kedalam epidermis, biasanya disertai rasa gatal dan pedih pada daerah ruam dan
daerah disekitarnya, sering juga diikuti dengan infeksi sekunder lainnya dan dapat juga
menyebabkan timbulnya impetigo dan furunkel.

3. Miliaria profunda

Bentuk ini agak jarang terjadi kecuali didaerah tropis. Kelainan ini biasanya timbul
setelah miliaria rubra ditandai dengan papula putih, kecil, keras, berukuran 1-3 mm. Terutama
terdapat di badan ataupun ekstremitas. Karena letak retensi keringat lebih dalam maka secara
klinik lebih banyak berupa papula daripada vesikel. Tidak gatal, dan tidak terdapat eritema. (Adhi
Djuanda, 1987)

Pada gambaran histopatologik tampak saluran kelenjar keringat yang pecah pada dermis bagian
atas atau tanpa infiltrasi sel radang. Pengobatan dengan cara menghindari panas dan kelembaban
yang berlebihan, mengusahakan regulasi suhu yang baik, menggunakan pakaian yang tipis,
pemberian losio calamin dengan atau tanpa menthol 0,25% dapat pula resorshin 3% dalam
alkohol. (Adhi Djuanda, 1987)

Daerah predileksi dapat dimana saja, kecuali muka, ketiak, tangan, dan kaki. Lesi berupa vesikel
yang berwarna merah daging, disertai gejala inflamasi maupun keluhan rasa gatal, disebabkan
penyumbatan di bagian atas kutis. Kelenjar-kelenjar keringat tersebut sama sekali tidak berfungsi.
Biasanya timbul setelah menderita milliaria rubra yang hebat. (Hassan, 1984)

4. Milliaria fustulosa

Pada umumnya didahului oleh dermatosis yang menyebabkan gangguan saluran kelenjar
ekrin dan terjadi pustel superfisial. (Hassan, 1984). Lesinya berupa pustula steril yang gatal,
tegas, superfisial dan tak berhubungan dengan folikel rambut. (E.Sukardi dan Petrus Andrianto,
1988)

Penatalaksanaan Milliariasis

Asuhan yang diberikan pada neonatus,bayi dan balita dengan milliariasis tergantung pada beratnya
penyakit dan keluhan yang dialami. Asuhan yang diberikan yaitu

1) Mengurangi penyumbatan keringat dan menghilangkan sumbatan yang sudah timbul


2) Menjaga kebersihan tubuh bayi
3) Mengupayakan menciptakan lingkungan dengan kelembapan yang cukup serta suhu yang sejuk
dan kering, misalnya pasien tinggal diruang ber AC atau didaerah yang sejuk dan kering
4) Menggunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak terlalu sempit
5) Segera mengganti pakaian yang basah dan kotor
6) Pada milliaria rubra dapat diberikan bedak salisil 2% dengan menambahkan mentol 0,5-2% yang
bersifat mendinginkan ruam.

4. BISUL ( FURUNKEL )

Pengertian

Bisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan jaringan subkutan di
sekitarnya. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri lainnya atau
jamur.

Paling sering ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan bokong. Akan terasa sangat nyeri jika
timbul di sekitar hidung atau telinga atau pada jari-jari tangan. Furunkel berawal sebagai benjolan keras
berwarna merah yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan berfluktuasi dan tengahnya menjadi
putih atau kuning (membentuk pustula). Bisul bisa pecah spontan atau dipecahkan dan mengeluarkan
nanahnya, kadang mengandung sedikit darah.

Bisa disertai nyeri yang sifatnya ringan sampai sedang. Kulit di sekitarnya tampak kemerahan atau
meradang. Kadang disertai demam, lelah dan tidak enak badan. Jika furunkel sering kambuhan maka
keadaannya disebut furunkulosis

Karbunkel adalah sekumpulan bisul yang menyebabkan pengelupasan kulit yang luas serta pembentukan
jaringan parut. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus. Pembentukan dan penyembuhan karbunkel
terjadi lebih lambat dibandingkan bisul tunggal dan bisa menyebabkan demam serta lelah karena
merupakan infeksi yang lebih serius.

Lebih sering terjadi pada pria dan paling banyak ditemukan di leher bagian belakang. Karbunkel juga
cenderung mudah diderita oleh penderita diabetes, gangguan sistem kekebalan dan dermatitis. Infeksi ini
menular, bisa disebarkan ke bagian tubuh lainnya dan bisa ditularkan ke orang lain. Tidak jarang
beberapa orang dalam sebuah rumah menderita karbunkel pada saat yang sama.
Etiologi

a. Iritasi pada kulit

b. Kebersihan kulit yang kurang terjaga

c. Daya tahan tubuh yang rendah

d. Infeksi oleh Staphylococcus Aureus

Bayi yang lebih beresiko terkena bisul diantaranya adalah bayi yang:

· Kurang terjaga kebersihan

Faktor kebersihan memegang peran penting terjadi-tidaknya infeksi. Bila lingkungan kurang bersih,
infeksi akan mudah terjadi. Karena itu, pada bayi, gejala bisul mudah dijumpai. Bayi dan anak-anak
identik dengan dunia eksplorasi dalam bermain, apalagi bila terkena benda kotor semisal tanah. Belum
lagi setelah main, anak tidak dicuci tangannya. Sehingga buka kebersihan anak dan bayi tak dijaga, akan
mempermudah terjadinya bisul.

Pada dasarnya bisul muncul karena adanya kuman. Orang tua yang tidak menjaga kebersihan tubuh bayi
dan lingkungannya dengan baik, otomatis lebih berpeluang terpapar kuman penyebab bisul. Tak heran
kalau mereka yang tinggal di daerah pemukiman padat, di daerah pengungsian, dimana faktor
kebersihannya terabaikan akan lebih mudah bisulan. Namun harus diingat, walaupun tinggal di tempat
yang bersih tapi kalau jarang dimandikan dan dijaga kebersihkan badan san bayi, dengan sendirinya
kuman pun akan bersarang.

· Daerah tropis

Secara geografis Indonesia termasuk daerah tropis. Dimana udaranya panas sehingga dengan mudah bayi
akan berkeringat. Keringat pun bisa menjadi salah satu pemicu munculnya bisul. Terutama bisul yang
terjadi pada kelenjar keringat.

· Kawasan penempatan yang sesak seperti di intitusi dan rumah kebajikan.

· Faktor gizi

Namun jangan pula dilupakan faktor gizi. Gizi yang kurang juga dapat memengaruhi timbulnya infeksi.
Bila gizi kurang, berarti daya tahan tubuh menurun, sehingga akan mempermudah timbulnya infeksi.
Terlebih pada bayi, kekebalan tubuhnya kurang dibandingkan orang dewasa.

Sistem imuniti

Badan yang lemah seperti pembawa HIV. Menurunnya daya tahan tubuh bisa disebabkan oleh beberapa
hal, di antaranya kurang gizi, gangguan darah seperti anemia, mengidap penyakit keganasan seperti
kanker, atau penyakit lain seperti diabetes dan sebagainya. Biasanya faktor pemicu itu tak muncul
sendirian, melainkan ada beberapa sekaligus. Misalnya karena selalu berkeringat kemudian muncul biang
keringat. Karena gatal, lalu digaruk, ditambah lagi kebersihannya jelek dan gizinya pun rendah, akhirnya
jadi bisul.
Tanda-tanda dan Gejala Bisul

Gejala untuk bisul ini hampir menyamai penyakit kulit yang lain seperti:

Nanah di bahagian tengah bisul

Keputihan, lelehan mengandungi darah daripada bisul tersebut

Kemerahan di sekeliling kulit yang dijangkiti

Biasanya di ikuti rasa teramat sakit apabila disentuh.

Biasanya muncul bintil atau benjol berbentuk kerucut dan “bermata” atau berbentuk kubah, dapat disertai
rasa nyeri dan demam karena bisul sudah terinfeksi kuman. Apabila bisul sudah matang, mata bisul akan
pecah dan diikuti keluarnya nanah dan darah yang menyebar ke area kulit sekitarnya. Jika tidak
dibersihkan dengan benar, besar kemungkinan lokasi yang kena bekas nanah dan darah ini akan timbul
bisul pula. Sebab bakteri yang terdapat dalam bisul yang pecah tadi bisa menginfeksi lokasi sekitar bisul
yang pecah. Penularan ke bagian lain akibat pecahnya bisul itu disebut autoinokulasi.

Penatalaksanaan

Asuhan yang diberikan pada neonatus dengan furunkel tergantung dari keadaan penyakit yang
dialaminya. Asuhan yang lazim diberikan adalah :

a. Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan sendirinya

b. Pemeliharaan kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya

c. Pengobatan topical, lakukan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakkan
nodul.Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk mencegah penularan ke daerah
lainnya

d. Jangan memijit furunkel terutama di daerah hidung dan bibir atas karena dapat menyebabkan
penyebaran kuman secara homogeny

e. Bila furunkel terjadi di daerah yang janggal seperti pada hidung atau telinga maka dapat
berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan insisi

f. Jika memungkinkan dapat membuka bisul dengan cara :

1) Beri penjelasan apa yang akan dilakukan atau inform consent

2) Minta seseorang untuk memegangi anak

3) Ambilah sebuah pisau bedah yang steril dan bukalah bisul dengan segera pada puncaknya
saja.Kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah penjepitnya.Dengan cara ini, akan
membuka jalan keluar untuk nanah tanpa mengganggu sesuatu pisau bedah jangan sampai masuk
ke dalam karena dapat melukai pembuluh darah syaraf

4) Pemberian analgetik, misalnya aspirin atau paracetamol untuk mengatasi nyeri


5) Tutuplah luka dengan kain kasa kering, usahakan agar satu sudut dari kassaa dimasukkan
agar tetap terbuka, sehingga nanah dapat keluar

6) Bersihkan alat – alat

7) Pesankan akan ganti perban

g. Terapi antibiotika dan antiseptic diberikan tergantung kepada luas dan beratnya penyakit.Misalnya
dengan pemberian Achromyem 250mg 3 atau 4 kali per hari

h. Bila furunkel terjadi secara menetap atau berulang atau dalam jumlah yang banyak maka kenali faktor
predisposisi adanya diabetes mellitus

Pencegahan

a) Menjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung zat anti-bakteri merupakan cara
terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah penularan.
b) Agar bayi tidak mudah bisulan, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
c) Jika bayi mudah berkeringat, usahakan agar keringat tersebut segera dikeringkan
d) Biang keringat yang timbul pada kulti bayi harus dibersihkan dengan handuk basah
e) Jaga kebersihan tubuh bayi sepanjang hari dengan sering memandikannya jika terlalu banyak
keringat yang keluar
f) Upayakan lingkungan di sekitar bayi selalu bersih
g) Ventilasi udara di ruangan bayi harus cukup sehingga ruangan bayi tidak lembab
h) Jangan kenakan bayi dengan pakaian ketat atau dari bahan yang tidak menyerap keringat
i) Ganti pakaian bayi dengan segera jika basah atau kotor
j) Jangan membubuhkan bedak pada kulit bayi jika keluar keringat
k) Usahakan kebutuhan gizi bayi selalu terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai