Anda di halaman 1dari 13

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Provinsi Bengkulu yang terletak antara 101°1’ -103°46’ Bujur Timur

dan 21°6’ Lintang Selatan, memiliki luas wilayah 1.978.870 Km2,

mempunyai potensi ketersediaan lahan yang cukup besar dan belum

termanfaatkan secara optimal (Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi

Bengkulu,2012). Data dan kajian akademis yang dilaksanakan oleh Ditjen

Pengelolaan Lahan dan Air KEMENTAN tahun 2012, memperlihatkan

bahwa luas total daratan di Provinsi Bengkulu sebesar 1.981.151 ha, yang

terbagi atas 1.211.292 ha (60,89%) kawasan budidaya dan 777.859 ha sisanya

atau 39,11% merupakan kawasan bukan pertanian (Dinas Pertanian Provinsi

Bengkulu, 2013).

Data yang diambil dari laporan penggunaan lahan tahun 2012,

menunjukkan bahwa total lahan sawah ber-irigasi di Provinsi Bengkulu

sebesar 67.276 ha(Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, 2013). Salah satu

optimalisasi potensi lahan sawah irigasi teknis sekaligus untuk peningkatan

pendapatan petani adalah melalui rekayasa teknologi tepat guna pada lahan

sawah. Rekayasa teknologi yang dianjurkan adalah melalui sistim usaha tani

dengan memelihara ikan bersama padi di sawah atau disebut juga dengan

minapadi (Suriapermana et al, 1994).


2

Sistem usaha tani minapadi merupakan cara pemeliharaan (budidaya)

ikan bersama padi atau memelihara ikan di sela-sela tanaman padi (Balai

Informasi Pertanian Irian Jaya, 1992). Hal ini dimaksudkan agar keuntungan

yang didapatkan dari cara ini, bersasaran hasil ganda, yaitu: dari padinya itu

sendiri dan dari ikan disisi lain (Anonim, 1995). Tupan et al (2013)

mengatakan, ada manfaat lain yang didapat melalui pemeliharaan ikan di

sawah, yakni dapat meningkatkan kesuburan tanah, serta dapat mengurangi

hama dan penyakit pada tanaman padi.

Menurut Ditjen Perikanan Budidaya KKP (2012) Sistim usaha tani

minapadi ini, dapat difungsikan sebagai: 1) sebagai penyelang diantara dua

musim tanam padi, atau bersama-sama atau budidaya ikan bersama padi, dan

3)sebagai pengganti palawija di persawahan. Jenis ikan yang paling baik

dipelihara di sawah karena dapat tumbuh dengan baik meskipun di air

dangkal dan lebih tahan terhadap sinar Matahari, adalah ikan Mas, ikan Nila,

ikan Mujahir, ikan Bawal air tawar.

B. Tujuan

Melihat potensi yang besar untuk peningkatan pendapatan petani di

Bengkulu, maka kajian tentang usaha tani Minapadi ini dilakukan dengan

tujuan:

1. Mengidentifikasi potensi dari memelihara dua komoditas budidaya

ikan di sawah

2. Mengetahui nilai tambah usaha tani di lahan sawah.


3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Sawah minapadi (rice cum fish culture) adalah sistem budidaya

terpadu tradisional antara ikan dan tanaman padi di sawah. Minapadi dapat

dilakukan secara tumpang sari (ikan bersama padi), penyelang (saat

menunggu tanam padi) dan palawija (di lahan sawah yang digenangi air)

(Koessoemadinata, 2003). Waktu pemeliharaan ikan selama 30-40 hari

mulai dari waktu tanaman hingga penyiangan pertama atau kedua dimana

benih telah berukuran 30-40 ekor/kg (Prihatman, 2001). Salah satu daerah

yang menerapkan minapadi adalah Kabupaten Cianjur, Jawa

Barat. Sebagai gambaran, dalam satu periode budidaya minapadi di

Cianjur, Jawa Barat, pemeliharaan ikan umumnya dilakukan 2 kali yaitu

saat setelah melakukan pengolahan tanah sampai waktu penanaman

(periode penyelang) dan waktu penanaman padi hingga penyiangan

pertama atau kedua dengan lama pemeliharaan sekitar 40 hari.

B. Lokasi

Salah satu daerah yang masih menerapkan pola budidaya minapadi

adalah Kabupaten Cianjur. Wilayah Kabupaten Cianjur sebagian besar

berupa pegunungan kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran

rendah yang sempit. Dari luas wilayah Kabupaten Cianjur sebesar 350.148

hektar, luas pertanian lahan basah mencapai 27,76 % (97.227 ha) dan
4

tambak/kolam sebesar 7,20 % (25.261 Ha). Besarnya luas hutan dan

kawasan konservasi yang mencapai 83.034 Ha (23,71 %) dan banyaknya

sungai besar dan kecil di daerah ini merupakan penyuplai air sekaligus

membentuk iklim yang baik bagi usaha pertanian masyarakat.

Zona mata air di Kabupaten Cianjur umumnya berada pada ketinggian

sekitar 400 – 1.000 mdpl yang menimbulkan sejumlah zona mata air yang

sebagian bersifat permanen dan semi permanen mata air

musiman. Sungai-sungai ini terbagi ke dalam dua bagian Daerah Aliran

Sungai (DAS), yakni DAS Citarum dan DAS Cibuni-Cilaki. Sungai

Citarum merupakan sungai utama yang mengalir ke bagian Utara dengan

beberapa anak sungainya di Kabupaten Cianjur antara lain Sungai Cibebet,

Sungai Cikundul, Sungai Cibalagung dan Sungai Cisokan. Karena curah

hujan yang cukup tinggi maka sungai ini air mengalir sepanjang tahun dan

tidak terlihat adanya kekeringan pada musim kemarau.

Di wilayah Kabupaten Cianjur terdapat Waduk Cirata dengan luas

genangan mencapai 6.400 Ha yang membendung Sungai Citarum. Waduk

ini selain mampu mengaliri kawasan persawahan seluas 3.400 hektar juga

berfungsi sebagai penampung air yang dapat dimanfaatkan sebagai

pembangkit tenaga listrik serta pengembangan budidaya perikanan darat

dan pariwisata.

Perjalanan ke Cianjur biasanya ditempuh melalui jalan darat. Ibukota

kabupaten Cianjur dilintasi jalan nasional (Jakarta-Bogor-Bandung), serta

jalur kereta api Jakarta-Bogor-Sukabumi-Cianjur.


5

C. Sistem Usaha Tani Mina

Padi digolongkan menjadi (Anonim (1985):

1.Budidaya Ikan Sebagai Penyelang tanaman padi

Pemeliharaan ikan sebagai penyelang, dilakukan setelah tanah

sawah dikerjakan sambil menunggu penanaman padi.Lamanya

pemeliharaan biasanya 20-30 hari, sampai pada saat benih siap

untuk ditanam. Pada sistim ini, biasanya hanya dilakukan untuk

pendederan benih ikan (ukuran 1-3 cm) dengan tujuan: setelah

umur 20-30 hari, hasil dederan berubah menjadi anak ikan yang

siap ditebarkan di kolam (ukuran 3-5 cm atau benih glondongan).

2. Budidaya Ikan Bersama Padi

Merupakan pemeliharaan ikan di sawah yang dilakukan

bersama dengan tanaman padi. Lamanya pemeliharaan adalah sejak

benih padi ditanam sampai dengan penyiangan pertama,

penyiangan kedua, atau sampai tanaman padi berbunga (mulai

terbentuk), bahkan sampai pengeringan. Hasil panenan dapat

berupa ikan berukuran 100 gram/ ekor.

3. Budidaya Ikan Sebagai Pengganti Palawija

Pemeliharaan ini dilakukan sebagai pengganti tanaman

palawija dalam pola pergiliran padi palawija padi. Tujuannya untuk

mengembalikan kesuburan tanah sawah. Pada umumnya,

pemeliharaan ikan sebagai palawija, dilakukan setelah dua kali masa

tanam padi berturut-turut, atau padi-padi-ikan.


6

BAB III

PEMBAHASAN

A. Metode Penelitian

Metode pelaksanaan melalui studi pustaka (desk study), dan demplot

minapadi seluas 5 (lima) hektar berlokasi di Desa Penanjung Panjang

Kecamatan Tebat Karai Kabupaten Kepahiang. Data yang dikumpulkan

berupa data produksi, harga penjualan pada saat itu, dan biaya yang

dikeluarkan petani.Analisis data dilakukan dengan table dan analisa usaha

tani.

B. Hasil Dan Pembahasan

Pada kegiatan demplot minapadi yang dilaksanakan pemeliharaan

bersama ikan dan padi. Pemilihan cara memelihara ini dilakukan dengan

maksud agar hasil panen ikannya, selain dapat dimanfaatkan untuk

mengisi Kolam jaring Apung, sekaligus juga untuk ikan konsumsi.

C. Teknis Pelaksanaan Minapadi di Lokasi Kegiatan

1. Persiapan Lahan

a. Persiapan Pematang (Galengan-bahasa Jawa) Sawah

Pematang sawah dibuat agak tinggi. Tinggi pematang berkisar 40

cm, dengan lebar pematang bagian dasar lebih kurang 50 cm, dan

lebar bagian atas 25 cm. Pembuatan pematang sawah, tidak

menggunakan bahan-bahan yang berasal dari tanaman, karena

dikawatirkan membusuk sehingga dapat menimbulkan kebocoran.


7

Pematang dibuat dari tanah yang dipadatkan dengan cara menginjak-

injaknya, bahkan sebagian ada yang disemen.

b. Pembuatan Selokan atau Kemalir

Pembuatan selokan atau kemalir, dimaksudkan untuk melindungi

ikan dari serangan hama (burung, ular atau musang air/berang-

berang); serta bahaya kekeringan yang disebabkan oleh penguapan

yang tinggi (untuk ngadem, bhs Jawa). Selokan atau kemalir ini

dibuat melintang/horizontaldan sejajar pematang dengan lebar 1

meter serta kedalaman 50-70 cm.

c. Pembuatan Saluran Masuk dan Pengeluaran Air

Saluran pemasukan dan pengeluaran air dibuat, dengan tujuan

untuk mengatur permukaan air di sawah agar tidak kekurangan atau

berlebihan.Saluran pengeluaran air yang dibuat sebanyak dua buah,

yang berguna untuk menguras air dalam kemalir (legowo) sehingga

akan mempermudah penangkapan ikan pada saat panen

dilakukan.Sedangkan saluran pengeluaran air yang lain berfungsi

untuk mengatur tinggi air yang diinginkan. Kedua saluran ini

dipasang saringan kawat.

2. Pengolahan Tanah Sawah

Pengolahan tanah dimaksudkan untuk menyediakan media yang baik

bagi pertumbuhan tanaman padi sekaligus untuk pertumbuhan

organisme makanan ikan. Secara ringkas dapat dikemukakan sebagai

berikut:
8

a. Tanah mula-mula dicangkul atau dibajak sampai kedalaman 20 Cm,

kemudian dialirkan air, agar tanah menjadi sedikit becek. Kemudian

di pupuk dengan urea dan kapur dolomit, secara merata keseluruh

permukaan tanah dengan dosis 100-200 Kg untuk setiap hektarnya.

b. Setelah padi ditanam, air dialirkan kembali sampai ketinggian air

mencapai lebih

c. Persyaratan, yakni benih ikan sehat, berjenis ikan yang unggul; ikan

bersifat kurang 20 Cm, dan dibiarkan selama 4-7 hari. Hal ini untuk

memberikan kesempatan organisme makanan ikan untuk tumbuh.

Setelah 7 hari, benih ikan ditebarkan.

.
3. Persyaratan Dan Kepadatan Benih Ikan

a. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, benih ikan yang

ditebarkan telah memenuhi omnivora (pemakan segala); biasa

hidup diperairan dangkal dan tahan panas; disukai masyarakat;

nilai ekonomisnya tinggi. Ikan yang ditebar adalah Nila

(Osphrenimous nilotica).

b. Kepadatan tebar benih ikan

Untuk bahan olahan Baby Fish Crispy), penebaran benih ukuran

5-8 cm (benih Kebul, bhs Jawa) ditebarkan sesudah 5 hari padi

ditanam dengan kepadatan 30 ribu ekor per hektar, dengan lama

pemeliharaan 30-40 hari. Untuk mendapatkan ikan konsumsi,

benih ikan 5-8 Cm, dengan padat penebaran 20 ribu ekor/ per

hektar, dengan lama pemeliharaan 50 hari.


9

D. Cara Memanen Ikan

1. Ikan digiring sehingga terkumpul di kemalir atau bak penampungan,

kemudian air diturunkan kembali hingga ikan dapat dipanen dengan

mudah dengan mempergunakan serok.

2. Ikan panenan ditampung di penampungan berisi air bersih.

Hasil memelihara ikan bersama-sama tanaman padi di Desa

Penanjung Panjang Kecamatan Tebat Karai Kabupaten

Kepahiangselama 30-40 hari, dengan jumlaj benih berukuran 5-8 cm

(benih Gelondongan) sebanyak 250.000 ekor/5 ha.Setelah kegiatan

berjalan 2 minggu, dilakukan pengukuran benih ikan secara sampling,

dan hasilnya terdapat kenaikan panjang tubuh ikan dari 5 cm menjadi 6-

7 cm per ekor.Kegiatan penimbangan ini dilakukan dengan alasan

selain dapat diketahui perkembangan ikan dan kondisinya, juga

dimaksudkan untuk kegiatan penyuluhan kepada para petani sawah

anggota kelompok tani.

E. Analisa Usaha tani

1. Biaya Pengeluaran-Pembelian benih ikan250.000 ekor @ Rp.350,-=

Rp.87.500.000

2. Pendapatan: Hasil Panenan sebanyak 35.000 ekor (SR 70%) -Produksi

ikan sebanyak 5.000 ekor yang mencapai berat 100-150 gr/ekor :50

Kg X Rp.18.000 =Rp.900.000,-/5 ha-Hasil panen ikan sebanyak


10

170.000 ekorberukuran dibawah 100 gr/ekor :170.000X Rp 600,-=

Rp.102.000.000,-

3. Keuntungan :Keuntungan = jumlah produksi –biaya yang

dikeluarkan=Rp.102.900.000,--Rp. 87.500.000,-= Rp.15.400. 000,-/5 ha

4. R/C = Rp.102.900.000,-/Rp.87.500.000,-= 1, 18 Artinya dalam kondisi

yang sama, setiap penambahan 1 juta rupiah benih dalam sawah akan

memberikan tambahan penerimaan sebesar Rp.1.180.000,-


11

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Potensi lahan sawah irigasi di Kabupaten Kepahiang secara teknis

cukup memenuhi syarat untukpengembangan minapadi.

2. Tambahan keuntungan petani selama 30 – 40 ha memelihara ikan di

sawah bersama padi sebesar Rp.15.400.000,-/5 ha atau

Rp.3.080.000/ha.
12

DAFTAR PUSTAKA

Ardi Winata ,1987. Usaha tani Mina Padi. Institut Pertanian Bogor, 1987.

Anonim, 1985. Petunjuk Budidaya Ikan di Sawah. Proyek Peningkatan


Produksi Perikanan Jawa Barat, UPP.

Budidaya Air Tawar, 1985. A. Elly Rahma, 2008. Faktor-faktor yang


mempengaruhi tentang Pendapatan Usaha tani Minapadi dan usaha
tani Padi Monokultur pada Sawah Irigasi. Skripsi. Program Studi
Sosial Ekonomi Pertanian. Universitas Hasanuddin, 2008.

Balai Informasi Pertanian Irian Jaya, 1992. LIPTAN no 11/ 1992. Nopember
1992.

Dinas Perikanan Propinsi Dati I Irian Jaya, 1992. Laporan Tahunan.

Dinas Perikanan daan Kelautan Provinsi Bengkulu, 2012. Laporan Panen


Perdana Minapadi Kegiatan Dirjen Perikanan Budidaya .Di Desa
Penanjung Panjang Kecamatan Tebat Karai Kabupaten Kepahiang
Tahun 1992.

Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan,


2011. Pedoman Umum Intensifikasi Minapadi (INMINDI), Jakarta.

Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, 2012. Laporan Penggunaan Lahan.


Badan Pusat Statistik dan Kementerian Pertanian, form laporan.
Bengkulu.

Kompas, 2012. Laporan Iptek, Edisi Khusus Harian Kompas, 2012.

Mustafa Montazeri, 2012. Inovasi Teknologi Minapadi Dalam Mengurangi


Pemanasan Global, Makalah, 2012. Suripermana et al, 1994. Beternak
Ikan Di Sawah. Institut Pertanian Bogor, 1994.

Linus Simanjuntak, 2013. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Usaha Tani


Terpadu PATI (Padi, Azolla, Itik dan Ikan). Pola Pertanian Organik
Terpadu Dengan Modal, Buku. AGROMEDIA, 2013.

V.Ap.Sapto Adi, 2011. Analisa Usaha Perikanan Budidaya. Makalah. Pusat


Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Badan SDM Kelautan Perikanan,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta. 2011.
13

Anda mungkin juga menyukai