Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN

PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR


2009
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I KONSEP DASAR PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
A. Pendahuluan 3
B. Pengertian 3
C. Tujuan dan Manfaat 4
D. Ruang Lingkup 5
BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
A. Penetapan Target Puskesmas 8
B. Pengumpulan data 9
C. Pengolahan Data 9
D. Analisis hasil 9
E. Pelaksanaan 9
F. Waktu Pelaksanaan 10

BAB III PEDOMAN PENGUMPULAN DATA


A. Cara pengumpulan 14
B. Jenis Data 14
C. Sumber Data 15
D. Variabel Penilaian 15

BAB IV PEDOMAN PENGOLAHAN DATA


A. Metoda 17
B. Penilaian Akhir 18

BAB V PENYAJIAN, ANALISA DATA DAN PEMECAHAN


MASALAH
A. Penyajian 20
B. Analisa data 20
C. Pemecahan Masalah 25

BAB VI PEMBINAAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS


A. Dinas Kesehatan kabupaten/Kota 27
B. Dinas Kesehatan Provinsi 27

BAB VII PENUTUP 29

2
BAB I
KONSEP DASAR PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

A. PENDAHULUAN

Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan


pembinaan kesehatan masyarakat telah dibangun
Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wlayah
kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai (1) Pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan ; (2) Pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat (3) Pusat pelayanan
kesehatan strata pertama.

Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan peyelenggaraan


upayanya, Puskesmas dilengkapi dengan instrumen
manajemen yang terdiri dari (1) Perencanaan tingkat
Puskesmas ; (2) Lokakarya mini Puskesmas ; (3) Penilaian
Kinerja Puskesmas dan manajemen sumberdaya termasuk
alat, obat, keuangan dan tenaga, serta didukung dengan
manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut sistem
informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan upaya
peningkatan mutu pelayanan (antara lain melalui penerapan
quality assurance).

Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan


program-program unggulan sebagaimana disebutkan dalam
Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat
2010 dan program spesifik daerah, maka area program yang
akan menjadi prioritas di suatu daerah, perlu dirumuskan
secara spesifik oleh daerah sendiri demikian pula strategi
dalam pencapaian tujuannya, yang harus disesuaikan dengan
masalah serta kebutuhan setempat.

Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam


pembangunan kesehatan di masyarakat, mempunyai peran
cukup besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan
kesehatan tersebut di atas, maka pedoman stratifikasi
3
Puskesmas yang telah dipergunakan selama ini perlu
disempurnakan, dan selanjutnya digunakan istilah Penilaian
Kinerja Puskesmas.

B. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk


melakukan penilaian hasil kerja/ prestasi Puskesmas.

Pelaksanaan penilaian di mulai dari tingkat Puskesmas,


sebagai instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas
diminta menilai kinerjanya secara mandiri, baru kemudian
dinas kesehatan kabupaten / kota melakukan verifikasi hasil
pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu
pelayanan (khusus bagi Puskesmas yang telah
mengembangkan mutu pelayanan) atas perhitungan seluruh
Puskesmas, selanjutnya dinas kesehatan kabupaten / kota
bersama seluruh Puskesmas menetapkan Puskesmas-
Puskesmas kedalam kelompok (I,II,III).

Pada setiap kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupaten /


kota masih dapat membedakan tingkat kinerja Puskesmas
berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapaian
kinerjanya masih dapat diketahui.

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

1. Tujuan

a. Tujuan Umum
Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang
berkualitas secara optimal dalam mendukung
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
kabupaten/ kota.

b. Tujuan Khusus
1). Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil
cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen
Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.

4
2). Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir
tahun berdasarkan urutan peringkat kategori
kelompok masing-masing Puskesmas.
3). Mendapatkan informasi analisis kinerja
Puskesmas dan bahan masukan dalam
penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan
dinas kesehatan kabupaten/ kota untuk tahun
yang akan datang.

2. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas :

a. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi)


kunjungan dibandingkan dengan target yang harus
dicapainya.
b. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis
masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta
hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya
berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja
Puskesmas (out put dan out come).
c. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/ kota
dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan
untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan
berjalan berdasarkan prioritasnya.
d. Dinas kesehatan kabupaten/ kota dapat menetapkan
dan mendukung kebutuhan sumberdaya Puskesmas
dan urgensi pembinaan masing-masing Puskesmas.

D. RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Ruang lingkup penilaian kinerja Puskesmas meliputi penilaian


pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan,
manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian
terhadap kegiatan-kegiatan upaya kesehatan wajib
Puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat kabupaten/ kota
dan kegiatan kesehatan pengembangan dalam rangka
penerapan ketiga fungsi Puskesmas yang diselenggarakan
melalui pendekatan kesehatan masyarakat, dengan tetap
mengacu pada kebijakan dan strategi untuk mewujudkan visi “
Indonesia Sehat 2010 “.

5
Sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
di Daerah, maka kabupaten/ kota dapat menetapkan dan
mengembangkan jenis program kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang sudah diukur dengan
kemampuan sumberdaya termasuk ketersediaan dan
kompetensi tenaga pelaksananya, dengan tetap
memperhatikan arahan dan kebijakan tingkat propinsi dan
pusat, yang dilandasi oleh kepentingan daerah dan nasional
termasuk konsensus global/ kesepakatan dunia (antara lain
penanggulangan penyakit polio, TBC, malaria, diare, kusta,
dan lain-lain).

Puskesmas yang telah melaksanakan upaya kesehatan


pengembangan baik berupa penambahan upaya maupun
suatu upaya kesehatan inovasi, tetap dilakukan penilaian.
Hasil kegiatan (output atau outcome) yang dilakukan
Puskesmas merupakan nilai tambah dalam penilaian
kinerjanya dan tetap harus diperhitungkan sesuai dengan
kesepakatan.

Apabila upaya kesehatan pengembangan tersebut merupakan


kebutuhan daerah yang telah didukung dengan ketersediaan
dan kemampuan sumberdaya di daerah yang bersangkutan
maka dimungkinkan untuk dikembangkan secara lebih luas di
seluruh Puskesmas dalam suatu wilayah kabupaten/ kota.
Olehkarenanya, kegiatan tersebut sudah harus diperhitungkan
untuk dilakukan penilaian di seluruh Puskesmas.

Dengan pendekatan demikian maka penilaian pelaksanaan


kegiatan untuk masing-masing Puskesmas kemungkinan
“tidak lagi sama di seluruh Puskesmas“, melainkan hanya
berdasarkan “kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
oleh Puskesmas yang bersangkutan” . Sedangkan
kegiatan-kegiatan pengembangan yang belum menjadi
kegiatan utama di kabupaten/ kota, hanya akan dilakukan oleh
Puskesmas tertentu saja di kabupaten/ kota yang
bersangkutan.

Secara garis besar lingkup Penilaian kinerja Puskesmas


tersebut berdasarkan pada upaya-upaya Puskesmas dalam
menyelenggarakan :
6
1. Pelayanan kesehatan yang meliputi :
a. Upaya Kesehatan Wajib sesuai dengan kebijakan
nasional, dimana penetapan jenis pelayanannya
disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/ kota.
b. Upaya Kesehatan Pengembangan antara lain
penambahan upaya kesehatan atau penerapan
pendekatan baru (inovasi) upaya kesehatan dalam
pelaksanaan pengembangan program kesehatan yang
dilaksanakan di Puskesmas.

2. Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam


penyelenggaraan kegiatan, meliputi :
a. Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan
lokakarya mini dan pelaksanaan penilaian kinerja,
b. Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat,
obat, keuangan, dll.

3. Mutu pelayanan Puskesmas, meliputi :


a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang
ditetapkan.
b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat
kepatuhannya terhadap standar pelayanan yang telah
ditetapkan.
c. Penilaian out-put pelayanan berdasarkan upaya
kesehatan yang diselenggarakan. Dimana masing-
masing program/ kegiatan mempunyai indikator mutu
tersendiri, sebagai contoh angka drop out pengobatan
pada program penanggulangan TBC.
d. Penilaian out-come pelayanan antara lain melalui
pengukuran tingkat kepuasan pengguna jasa
pelayanan Puskesmas.

Belum semua kegiatan pelayanan yang dilaksanakan di


Puskesmas dapat dinilai tingkat mutunya, baik dalam aspek
input, proses, out-put maupun out-comenya, karena indikator
dan mekanisme untuk penilaiannya belum ditentukan.
Sehingga, secara keseluruhan tidak akan diukur dalam
penilaian kinerja, akan tetapi dipilih beberapa indikator yang
sudah ada standar penilaiannya.

7
Jenis kegiatan Puskesmas yang terdapat dalam lampiran buku
pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas ini merupakan jenis
kegiatan yang memungkinkan dilaksanakan di seluruh
Puskesmas (sebagai “Daftar Menu“). Sesuai dengan
kebutuhan dan permasalahan, masing-masing kabupaten/
kota akan menetapkan jenis kegiatan yang direncanakan
untuk dilaksanakan, dan kemudian hasilnya dinilai
berdasarkan rencana yang telah disusun.

Hasil kegiatan Puskesmas yang diperhitungkan meliputi


kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan
jaringannya di wilayah kerja Puskesmas, baik itu kegiatan
yang dilaksanakan di dalam gedung maupun di luar
gedung.

Untuk beberapa jenis kegiatan tertentu, Puskesmas dapat


mendapatkan bantuan teknologi ataupun tenaga dari
Puskesmas sekitarnya atau tingkat kabupaten/ kota (sebagai
contoh: dalam situasi emergensi/ KLB, pelayanan kesehatan
di daerah tertinggal, perbatasan, transmigrasi, komunitas adat
terpencil, dll) maka peran perbantuan dapat diabaikan,
sehingga hasilnya dapat diperhitungkan sebagai kegiatan
Puskesmas.

Komponen input sumberdaya dan lingkungan tidak termasuk


dalam variabel penilaian, akan tetapi kedua komponen
tersebut dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
proses penyusunan rencana dan penetapan besaran target
Puskesmas. Selanjutnya dalam melakukan analisa
permasalahan/ kesenjangan kegiatan Puskesmas, maka
komponen input sumberdaya dan lingkungan dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan baik dalam mencari penyebab
masalah maupun penetapan alternatif pemecahan masalah.

8
BAB II
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas meliputi serangkaian


kegiatan yang dimulai sejak awal tahun anggaran pada saat
penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan Puskesmas.
Selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang dipantau dan
dibahas melalui forum Lokakarya Mini baik bulanan dengan lintas
program di dalam Puskesmas maupun Lokakarya Mini tribulanan
yang melibatkan lintas sektor di kecamatan.

Penilaian kinerja Puskesmas di sini meliputi Puskesmas dan


jaringannya yaitu Puskesmas, Puskesmas pembantu, bidan di desa
serta berbagai UKBM dan upaya pemberdayaan masyarakat
lainnya. Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota, maka pada proses pelaksanaannya tetap dibawah
bimbingan dan pembinaan Dinas Kesehatan kabupaten/Kota.

1. Penetapan target Puskesmas


Target Puskesmas yaitu tolok ukur dalam bentuk angka
nominal atau persentase yang akan dicapai Puskesmas
pada akhir tahun.

Penetapan besar target setiap kegiatan yang akan dicapai


masing-masing Puskesmas sifatnya spesifik dan berlaku
untuk Puskesmas yang bersangkutan berdasarkan
pembahasan bersama antara dinas kesehatan kabupaten/
kota dengan Puskesmas pada saat penyusunan rencana
kegiatan Puskesmas.

Target nasional perlu dijabarkan ke dalam target provinsi,


kabupaten/ kota dan Puskesmas secara tepat.

Penetapan target Puskesmas dengan mempertimbangkan :


a. Besarnya masalah yang dihadapi oleh masing-masing
Puskesmas.
b. Besarnya masalah yang dihadapi kabupaten/ kota.
c. Keberhasilan tahun lalu dalam menangani masalah.
d. Kendala-kendala maupun masalah dalam
penanganannya.
9
e. Ketersediaan sumberdaya termasuk kemampuan sumber
daya manusia tahun yang akan datang.
f. Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim,
transport, dan lain-lain) dan non fisik (sosial budaya,
tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan
masyarakat, dan lain-lain).
g. Target (sasaran) Puskesmas yang sebenarnya,
Puskesmas tidak dibebani untuk menjangkau masyarakat
di daerah yang bukan target sasarannya, kelompok
masyarakat yang tidak mungkin dijangkau karena
kendala geografi transportasi, dan lain-lain.

Bila perhitungan target Puskesmas dilaksanakan secara cermat,


teliti dan tepat, maka pencapaian hasilnya secara kumulatif akan
memberikan kontribusi pada pencapaian target kabupaten/ kota
dan administrasi di atasnya, sampai akhirnya target nasional
dapat tercapai.

2. Pengumpulan data hasil kegiatan


a. Hasil kegiatan yang diperhitungkan adalah hasil kegiatan
bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun
yang lalu. Penilaian kinerja Puskesmas merupakan salah
satu simpul dari satu rangkaian kegiatan dalam
manajemen Puskesmas. Oleh karena penilaian kinerja
adalah kegiatan untuk menilai kinerja Puskesmas
berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun, maka
periode waktu penilaian disesuaikan/ disinkronkan pula
dengan perencanaan.
b. Yang dimaksud dengan hasil kegiatan Puskesmas di sini
adalah Puskesmas beserta jaringannya yaitu Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling dan Bidan di Desa serta
hasil pembinaan dan pemberdayaan masyarakat.
c. Data untuk menghitung hasil kegiatan diperoleh dari
SP2TP dan pencatatan hasil kegiatan yang ada/ dibuat
Puskesmas, tidak hanya terbatas pada laporan SP2TP
yang dikirim ke dinas kesehatan kabupaten/ kota.

10
3. Pengolahan data
a. Cakupan hasil (out-put) dan hasil mutu dari kegiatan
yang telah ditetapkan untuk dilaksanakan di Puskesmas,
dihitung dengan membandingkan hasil yang telah dicapai
terhadap target standar yang telah ditetapkan.
b. Penilaian akhir tingkat kelompok Puskesmas tidak
lagi diperhitungkan berdasarkan nilai bobot

4. Analisis hasil dan langkah pemecahan


a. Melakukan identifikasi masalah, kendala/ hambatan dan
penyebab serta latar belakangnya dengan cara mengisi
format analisa data dengan mencantumkan kesenjangan
hasil kegiatan pokok dan hasil kegiatan lainnya yang
terkait, input sumberdaya pendukungnya, lingkungan
sosial dan fisik yang mempengaruhi serta proses
pelaksanaannya.
b. Mencari alternatif dalam upaya penanggulangan/
pemecahan masalahnya.
c. Merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah
dengan memperhatikan arahan dan rencana
pengembangan di dalam wilayah kabupaten/ kota
d. Merumuskan bentuk rencana usulan kegiatan tahun
depan, sebagai bagian dari kegiatan perencanaan
Puskesmas.

5. Pelaksanaan penilaian

a. Di tingkat Puskesmas
1) Dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka mawas
diri mengukur keberhasilan kinerjanya.
2) Kepala Puskesmas membentuk tim kecil Puskesmas
untuk melakukan kompilasi hasil pencapaian (out –
put dan out – come).
3) Masing-masing penanggung jawab kegiatan
melakukan pengumpulan data pencapaian, dengan
memperhitungkan cakupan hasil (out-put) kegiatan
dan mutunya bila hal tersebut memungkinkan.
4) Hasil yang telah dicapai, masing-masing penanggung
jawab kegiatan melakukan analisis masalah,
identifikasi kendala/ hambatan, mencari penyebab

11
dan latar belakangnya, mengenali faktor-faktor
pendukung dan penghambat.
5) Bersama-sama tim kecil Puskesmas menyusun
rencana pemecahannya dengan mempertimbangkan
kecenderungan timbulnya masalah (ancaman)
ataupun kecenderungan untuk perbaikan (peluang)
dengan metoda analisis sederhana maupun analisa
kecenderungan dengan menggunakan data yang ada.
6) Hasil perhitungan, analisa data dan usulan rencana
pemecahannya dilaporkan ke dinas kesehatan
kabupaten/ kota.

b. Di tingkat kabupaten/ kota


1) Menerima rujukan/ konsultasi Puskesmas dalam
melakukan perhitungan hasil kegiatan, menganalisa
data dan membuat pemecahan masalah.
2) Memantau dan melakukan pembinaan sepanjang
tahun pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan
urutan prioritas masalah.
3) Melakukan verifikasi hasil perhitungan akhir kegiatan
Puskesmas dan bersama dengan Puskesmas
menghitung dan menetapkan kelompok peringkat
kinerja Puskesmas
4) Melakukan verifikasi analisa data dan pemecahan
masalah yang telah dibuat Puskesmas dan membuat
rencana usulan kegiatan berdasarkan kesepakatan
bersama dengan Puskesmas
5) Mengirim umpan balik ke Puskesmas dalam bentuk
penetapan kelompok Puskesmas, evaluasi hasil
kinerja Puskesmas dan rencana usulan kegiatan
masing-masing Puskesmas
6) Penetapan target dan dukungan sumberdaya masing-
masing Puskesmas berdasarkan evaluasi hasil kinerja
Puskesmas dan rencana usulan kegiatan tahun
depan.

12
6. Waktu pelaksanaan penilaian

1) Waktu pelaksanaan penilaian di Puskesmas

No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan

I. Pra Penilaian Kinerja Puskesmas *)

a. Pemantauan hasil kegiatan secara periodik Januari s/d Desember


bulanan/ triwulan dan konsultasi ke kabupaten/ tahun berjalan
kota, dalam rangka mencapai target cakupan
dan mutu hasil kegiatan Puskesmas pada akhir
tahun.
II. Penilaian Kinerja Puskesmas.

a. Pengumpulan data dan pengolahan data hasil s/d minggu-III Januari


kegiatan (dari data bulanan/ triwulan).

b. Konsultasi ke/ pembinaan dan bimbingan dari mg. I s/d mg.II


dinas kesehatan kabupaten/ kota. Februari

Memberikan laporan perhitungan kinerja Minggu-III s/d


Puskesmas kepada dinkes kabupaten/ kota, minggu-IV Februari
dan membahas keterkaitannya dengan
verifikasi data dan perhitungannya.

c. Menerima umpan balik nilai akhir kinerja Mg. I s/d II Maret


Puskesmas, berikut penjelasan dalam
perbaikan perhitungan bilamana terjadi
kesalahan.

d. Menyajikan hasil akhir hasil perhitungan minggu-III s/d


cakupan dan mutu kegiatan, dalam bentuk minggu–4 Maret
grafik sarang laba-laba, ataupun cara
penampilan lainnya.

III. Pasca Penilaian Kinerja Puskesmas *)

a. Menganalisis masalah dan kendala, Mg. I s/d mg. IV


merumuskan pemecahan masalah, rencana September.
perbaikan sekaligus rencana usulan kegiatan
tahun yang akan datang.

13
b. Menerima informasi dari kabupaten/ kota Mg. I s/d II Oktober.
tentang rencana anggaran yang mungkin akan
diterima masing-masing Puskesmas dengan
membahas rancangan kegiatan, besarnya
target, besarnya biaya dan kebutuhan sumber
daya lain yang diperlukan, dan jadwal kegiatan
bersama dinas kesehatan kabupaten/ kota.

c. Bersama tim perencanaan Puskesmas Mg. III s/d IV


menyusun rencana pelaksanaan kegiatan Oktober.
(RPK) Puskesmas untuk tahun berjalan.

d. Membahas rencana kegiatan yang melibatkan Mg I s/d II November


unsur lintas sektor terkait, untuk keterpaduan.

e. Mendiseminasikan informasi sekaligus Mg. III s/d IV


membagi tugas dan tanggung jawab untuk November
kegiatan tahun yang akan dilaksanakan,
dalam forum pertemuan lokakarya tahunan
Puskesmas.

f. Menyelenggarakan pertemuan dengan lintas Mg. I Desember


sektor terkait di kecamatan, untuk
mendiseminasikan rencana kegiatan-kegiatan
Puskesmas yang ada kaitannya dengan LS di
tingkat kecamatan.

g. Mempersiapkan seluruh pelayanan Puskesmas Mg II s/d mg III


untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan Desember

2) Waktu pelaksanaan penilaian oleh Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota

No. Kegiatan Waktu


pelaksanaan

I. Pra. Penilaian Kinerja Puskesmas *)

a. Pemantauan penyelenggaraan kegiatan Juli tahun lalu s/d


Puskesmas dan hasilnya untuk periode Juni tahun berjalan
waktu tertentu dan pembinaan dalam
rangka mendorong pencapaian cakupan
14
hasil kegiatan Puskesmas.

II Penilaian Kinerja Puskesmas.

a. Menerima konsultasi dari/ pembinaan dan Mg. III s/d IV Juli.


bimbingan kepada Puskesmas.
b. Menerima laporan perhitungan penilaian Mg. I s/d II
kinerja dari Puskesmas, melakukan Agustus
verifikasi atas data dan perhitungan
Puskesmas.
c. Memberikan umpan balik nilai akhir Mg. III s/d IV
penilaian kinerja Puskesmas sesuai Agustus
dengan urutan peringkat dalam kelompok
masing-masing Puskesmas.

d. Menyajikan hasil kinerja semua Puskesmas Mg. I September.


di kab/kota, berdasarkan urutan peringkat
dalam kelompoknya, sebaiknya dalam
bentuk grafik batang (bar-chart).

III Pasca penilaian kinerja Puskesmas *)

a. Menganalisis masalah dan kendala yang Mg. I s/d mg. II


dihadapi Puskesmas dan kabupaten, serta September
merumuskan pemecahan masalah,
rencana perbaikan sekaligus rencana
kegiatan tk. kab/kota tahun yang akan
datang, memberikan arahan kebijaksanaan
dan rencana pengembangan tahun yang
akan datang kepada Puskesmas, berikut
target kabupaten/ kota dan rancangan
pembagiannya untuk semua Puskesmas.

b. Membahas rancangan kegiatan, besarnya Mg. III s/d IV


target, besarnya biaya yang diperlukan, September.
dan jadwal kegiatan bersama Puskesmas.

c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan Mg. IV September.


tk. Kabupaten/ kota, baik dalam
kegiatannya sendiri maupun rencana
pembinaan kepada Puskesmas.
15
Catatan : Waktu pelaksanaan ditetapkan oleh masing-masing Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota bersama Puskesmas

16
BAB. III
PEDOMAN PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data merupakan kegiatan menghitung data yang


diperlukan sesuai dengan pedoman. Selanjutnya dilakukan
pengisian format penilaian kinerja sesuai dengan petunjuk definisii
operasionalnya.

Kepala Puskesmas bertanggungjawab dalam proses pengumpulan


data. Adapun pelaksanaan pengumpulan data dilakukan oleh
penanggungjawab masing-masing kegiatan/ program dibantu oleh
staf Puskesmas lainnya dengan tetap memegang prinsip kerjasama
tim.

A. Cara pengumpulan data

Cara pengumpulan data disesuaikan dengan data yang


diperlukan sesuai dengan pedoman penilaian kinerja
Puskesmas serta kesepakatan Puskesmas dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.

Sesuai dengan fungsi Puskesmas, maka data untuk penilaian


kinerja Puskesmas dapat berasal dari Puskesmas dan
jaringannya maupun data yang dikumpulkan dari lintas sektor
terkait serta masyarakat. Pelaksanaan pengumpulan data
dibahas dalam forum lokakarya mini Puskesmas maupun
pertemuan lintas sektor kecamatan, untuk mendapatkan
masukan dan dukungan dari unit terkait.

Adapun cara pengumpulan data, antara lain melalui :


1. Data dalam pencatatan dan pelaporan Puskesmas
(SP2TP/SP3)
2. Pemeriksaan/ pengecekan catatan/ notulen
3. Pengumpulan data melalui survey sederhana

17
B. Jenis data

Data yang dikumpulkan untuk perhitungan adalah hasil


kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan di Puskesmas dan
jaringannya, yang terdiri atas :
1. Data pencapaian hasil kegiatan Puskesmas
2. Data pelaksanaan manajemen Puskesmas
3. Data hasil pengukuran/ penilaian mutu pelayanan
Puskemas

Data tentang keadaan dan kondisi di masyarakat, dimana


Puskesmas tidak sepenuhnya berperan dalam pencapaian
keberhasilannya, tidak diperhitungkan dalam penilaian kinerja
Puskesmas, misalnya :
1. Ketersediaan sarana air bersih, jamban keluarga dan
jumlah pemakai air bersih
2. Sumberdaya (tenaga, dana, gedung, sarana transportasi
dan peralatan) yang tersedia di Puskesmas
3. Kondisi lingkungan fisik dan non fisik antara lain geografis,
luas wilayah, kondisi jalan, keadaan penduduk

C. Sumber data

Sumber utama data yang dikumpulkan adalah catatan hasil


kegiatan Puskesmas sesuai dengan sistem pencatatan
pelaporan yang berlaku (SP2TP), catatan hasil kegiatan
program inovatif maupun hasil pengumpulan data lainnya,
bukan laporan yang dikirimkan ke dinas kesehatan kabupaten/
kota. Sebagai contoh, untuk menilai mutu Puskesmas,
dilaksanakan survey kepuasan pelanggan. Data hasil survey
tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sumber data
untuk penilaian kinerja Puskesmas.

Untuk kepentingan verifikasi oleh dinas kesehatan kabupaten/


kota digunakan laporan hasil perhitungan Puskesmas untuk
kinerja Puskesmas, laporan SP2TP, laporan lain yang
berkaitan dan supervisi langsung ke Puskesmas.

18
D. VARIABEL PENILAIAN

Variabel penilaian kinerja Puskesmas seyogyanya mewakili/


merepresentasikan fungsi, azas, dan upaya pelayanan
Puskesmas beserta jaringannya. Ruang lingkup penilaian
kinerja Puskesmas dikelompokkan dalam 3 komponen
penilaian, yaitu :
1. Komponen pelaksanaan pelayanan kesehatan yang
terdiri dari :
a. Upaya Kesehatan Wajib
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
2. Komponen manajemen Puskesmas
3. Komponen mutu pelayanan Puskesmas

Setiap komponen terdiri dari kegiatan utama yang ditulis


dengan Angka Romawi (I, II, III, IV, dst). Masing-masing jenis
kegiatan utama terdiri dari kelompok variabel yang ditulis
dengan huruf latin besar (A,B,C, … dst), yang meliputi
beberapa sub variabel yang ditulis dengan angka (1,2,3, ….
dst). Sebagai contoh :

Komponen pelaksanaan pelayanan kesehatan :


I. Promosi Kesehatan
II. Kersehatan Lingkungan
III. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana
A. Kesehatan Ibu
1. K1
2. Linakes
B. Kesehatan Anak
IV. Perbaikan Gizi Masyarakat
V. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
VI. Pengobatan

Kelompok variabel jenis kegiatan pelayanan kesehatan yang


tercantum dalam lampiran pedoman ini merupakan “ daftar
menu “. Penetapan kelompok variabel dan sub-variabel
dilaksanakan oleh Puskesmas bersama dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan mengacu pada
kebijakan program. Artinya Puskesmas melaksanakan tidak
harus semua kegiatan yang tercantum dalam pedoman ini,
akan tetapi harus sesuai dengan yang ditetapkan bersama
dinas kesehatan kabupaten/ kota.
19
Khusus untuk Upaya kesehatan wajib, kegiatan utamanya
sudah baku yaitu :
I. Upaya Promosi Kesehatan
II. Upaya Kesehatan Lingkungan
III. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga
Berencana
IV. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
V. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular
VI. Upaya Pengobatan

Akan tetapi Upaya Kesehatan Pengembangan ditetapkan


Puskesmas bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
sesuai dengan permasalahan, kebutuhan dan kemampuan
Puskesmas.

Dari setiap variabel kegiatan pelayanan kesehatan dan


manajemennya dengan bagian-bagian/ masing-masing
kelompok mempunyai nilai yang sama.

20
BAB. IV
PEDOMAN PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data merupakan proses kegiatan yang merubah


data menjadi informasi yang dapat digunakan sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan termasuk untuk dasar
penyusunan perencanaan Puskesmas.

Kegiatan pengolahan data merupakan kegiatan lanjutan setelah


data terkumpul. Untuk kepentingan tersebut telah disediakan
kolom khusus pengolahan data dalam formulir pengumpulan
data.

Kegiatan pengolahan data meliputi :


1. Kegiatan untuk meneliti kelengkapan dan kebenaran data
yang dikumpulkan (cleaning and editing)
2. Kegiatan perhitungan khususnya untuk mendapatkan nilai
keadaan dan pencapaian hasil kegiatan Puskesmas
(calculating)
3. Kegiatan memasukan data dalam suatu tabulasi yang akan
menjadi suatu informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan (tabulating)

Pelaksanaan pengolahan data di tingkat Puskesmas dilakukan


oleh kepala Puskesmas bersama tim kecil Puskesmas.
Sedangkan pengolahan di tingkat kabupaten/ kota dilakukan
oleh tim kecil yang ditugaskan kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota. Data yang diolah di tingkat kabupaten/ kota
berupa perhitungan hasil kinerja Puskesmas sehingga
diperoleh informasi tentang peringkat Puskesmas se
kabupaten/ kota dalam kategori kelompoknya.

A. METODA PENGOLAHAN DATA

Untuk menghitung pencapain kinerja Puskesmas, ada 3


komponen penilaian beserta kegiatan utama dan variable-
variabel yang perlu diolah, yaitu :
1. Komponen hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan
Puskesmas
21
Untuk menghitung hasilnya dalam kelompoknya masing-
masing, perlu dihitung hasil reratanya secara bertingkat,
sebagaimana tercantum dalam format pengumpulan data
dan perhitungannya.

2. Komponen manajemen Puskesmas


Penilaian manajemen disesuaikan dengan kondisi masing-
masing variabel yang sudah ditetapkan berdasarkan skala
sumberdaya .

3. Komponen mutu pelayanan Puskesmas


Untuk menghitung penilaian mutu pelayanan berdasarkan
hasil cakupan yang dikelompokkan pada skala-skala yang
ditetapkan pada setiap variabel

Sesuai dengan penjadwalan proses manajemen di tingkat


Puskesmas dan kabupaten/ kota, maka untuk kepentingan
perhitungan kinerja Puskesmas ini, proses pengolahan data di
tingkat Puskesmas sudah dimulai sejak awal bulan Desember
(Januari tahun selanjutnya) pada saat data mulai dikumpulkan.

Untuk memperhitungkan cakupan maka angka target (T)


merupakan pembagi (denominator) terhadap pencapaian hasil
kegiatan (H) dalam proses pengolahan data. Cakupan
diperoleh dengan menghitung pencapaian hasil kegiatan dibagi
dengan target (H/T) untuk setiap variabel.

Cara menghitung :

1. Nilai akhir cakupan kegiatan pelayanan kesehatan


Puskesmas
Menghitung pencapaian cakupan hasil komponen kegiatan
pelayanan kesehatan, masing-masing kegiatan dihitung
reratanya dari hasil masing-masing variabel, sedangkan tiap-
tiap variabel dihitung dari rerata sub variabel.

2. Nilai akhir tingkat pencapaian mutu kegiatan pelayanan


kesehatan Puskesmas
Dihitung berdasar cakupan komponen mutu pelayanan dari
rata-rata nilai setiap skala yang sesuai dengan variabelnya .

22
3. Nilai akhir tingkat manajemen Puskesmas
Cara penilaian sama seperti pada penilaian mutu pelayanan
dengan menggunakan penilaian berdasar skala.

B. PENILAIAN AKHIR PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Kelompok Puskesmas ditetapkan setelah ada verifikasi dan


pembahasan Puskesmas bersama dinas kesehatan
kabupaten/ kota, data dan informasi yang dikirimkan oleh
Puskesmas telah ditelaah/ diteliti ulang oleh tim di tingkat
kabupaten/ kota.

Penilaian kinerja Puskesmas mempunyai 3 komponen


penilaian, yaitu :
1. Penilaian kinerja Puskesmas hasil pencapaian
pelaksanaan pelayanan kesehatan.
2. Penilaian kinerja Puskesmas hasil manajemen Puskesmas.
3. Penilaian kinerja Puskesmas mutu pelayanan kesehatan.

Penilaian Kinerja ditetapkan menggunakan nilai ambang untuk


tingkat kelompok Puskesmas, yaitu :

Cakupan Pelayanan
1. Kelompok I : tingkat pencapaian hasil ³ 91 %
2. Kelompok II : tingkat pencapaian hasil = 81 – 90 %
3. Kelompok III : tingkat pencapaian hasil £ 80 %

Mutu Pelayanan Kesehatan dan Manajemen

1. Kelompok I : Nilai rata-rata ³ 8.5


2. Kelompok II : Nilai rata-rata 5,5 – 8,4
3. Kelompok III : Nilai rata-rata < 5,5

Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota untuk mengetahui tingkat


kinerja Puskesmas di wilayahnya, maka kinerja Puskesmas
akan dikelompokkan menjadi 3 kelompok Puskesmas.
1. Kelompok I : Puskesmas dengan tingkat kinerja baik
2. Kelompok II: Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup
3. Kelompok III : Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang

23
BAB. V

PENYAJIAN, ANALISA DATA DAN PEMECAHAN MASALAH

A. PENYAJIAN HASIL KEGIATAN

Perhitungan hasil kegiatan dengan variabel-variabelnya


diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masing-
masing penanggung jawab dan pelaksana di Puskesmas
tentang tingkat pencapaian hasil dari jenis-jenis kegiatan yang
menjadi tanggung jawabnya dan sebagai bahan evaluasi/
penilaian pencapaian prestasi kinerjanya yang diperhitungkan
sendiri.

Untuk memudahkan dapat melihat pencapaian hasil kinerja


Puskesmas, maka hasil cakupan kegiatan pelayanan dan
manajemen Puskesmas dapat disajikan dalam bentuk
gambaran “ grafik sarang laba-laba “.

Hasil pencapaian cakupan kegiatan pelayanan dan manajemen


disajikan dalam bentuk sarang laba-laba yang berbeda. Setiap
jari-jari grafik sarang laba-laba untuk satu kelompok jenis
kegiatan pelayanan/ manajemen Puskesmas. Sedangkan bagi
masing-masing penanggung jawab kegiatan, dapat membuat
hal yang sama untuk masing-masing variabel kegiatannya.

Hasil pencapaian mutu pelayanan dan manajemen dapat juga


disajikan dalam bentuk grafik sarang laba-laba.

Dengan grafik sarang laba-laba diharapkan pembaca lebih


mudah mengetahui tingkat kesenjangan pencapaian dan
ketidak serasian antara hasil kegiatan dengan manajemen,
karena antara keduanya mempunyai keterkaitan yang sejajar.

Cara penyajian grafik tersebut sebaiknya dibuat secara


periodik bulanan atau triwulan, sehingga dapat digunakan
sebagai bahan pemantauan dan identifikasi masalah sedini
mungkin.

24
B. ANALISIS DATA

Analisis data merupakan kegiatan untuk mengambil kesimpulan


dari data yang sudah diolah, yang selanjutnya akan menjadi
bahan pertimbangan untuk memberikan masukan bagi
perencanaan, monitoring, bimbingan dan pengendalian fungsi
Puskesmas.

Kesalahan yang sering dilakukan dalam upaya menetapkan/


merumuskan masalah secara benar, ada 3 buah hambatan :
1. Tidak mendiagnosa masalah dari gejalanya.
2. Terlalu memfokuskan pada masalah yang relatif kecil
daripada masalah yang utama
3. Kurang dapat menentukan alternatif dalam penyelesaian
masalah yang sebenarnya.

Langkah-langkah merumuskan masalah dan penyebabnya.:

1. Identifikasi kesenjangan pencapaian hasil cakupan kegiatan


pelayanan, manajemen Puskesmas dan pencapaian mutu
kegiatan.
2. Identifikasi faktor penyebab, pendukung, peluang dan
ancaman prioritas masalah kegiatan pelayanan kesehatan
yang dihadapi Puskesmas dalam tahun anggaran berjalan.
3. Perumusan analisis sebab akibat, menggunakan suatu
teknik untuk mengidentifikasikan semua masalah dalam
suatu situasi tertentu sebagai rangkaian hubungan sebab
akibat.
4. Penentuan prioritas masalah kegiatan pelayanan kesehatan
dengan menggunakan metoda, untuk menentukan urutan
masalah dari yang paling penting sampai dengan yang
kurang penting.

Untuk melakukan analisa data selain diperlukan hasil


pencapaian cakupan kegiatan pelayanan, manajemen termasuk
mutu pelayanan (bagi Puskesmas yang telah mengembangkan
mutu pelayanan) juga diperlukan semua data kegiatan
Puskesmas, sumberdaya Puskesmas dan keadaan lingkungan
(fisik dan non fisik), yang terkait dengan kegiatan yang akan
dianalisa.

25
1. Identifikasi kesenjangan pencapaian hasil cakupan
kegiatan pelayanan

Untuk melakukan analisa data tingkat Puskesmas dapat


dimulai dengan mengidentifikasi kesenjangan yang
tergambar dalam grafik sarang laba-laba. Pencapaian hasil
cakupan kegiatan yang terjadi kesenjangan di grafik
sarang laba-laba ditulis ke lampiran : “ Analisa data I “ pada
judul matrik RAGPIE (dibawah Matrik RAGPIE / untuk
evaluasi kegiatan). Setiap lembar matrik untuk satu
kegiatan yang terjadi kesenjangan.

Analisis penyebab kesenjangan, dalam aspek penyediaan


dan pemanfaatan sumber daya. Tuliskan pada kolom
sumberdaya di kolom perencanaan tentang semua sumber
daya (tenaga, biaya, alat, obat, sarana transport, fasilitas
kesehatan) yang direncanakan untuk melakukan kegiatan
tersebut. Kemudian tuliskan pada kolom sumberdaya di
kolom pelaksanaan tentang pelaksanaannya penggunaan
yang tertulis pada kolom sumberdaya di kolom
perencanaan.

Demikian juga tuliskan berapa % ternyata hasil yang


dimanfaatkan penggunaan sumberdaya pada kolom
sumberdaya di kolom evaluasi dengan cara hasil
sumberdaya di kolom pelaksanaan dibagi sumberdaya
perencanaan dikalikan 100 %.

Tuliskan pada kolom kegiatan di kolom perencanaan


tentang semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
dengan menggunakan sumberdaya yang tercantum dalam
kolom sumberdaya di kolom perencanaan. Dengan cara
penilaian/ hitungan yang sama tulislah pada kolom
kegiatan di kolom pelaksanaan dan kolom kegiatan di
kolom evaluasi.

Tuliskan pada kolom pencapaian di kolom perencanaan


tentang semua hasil rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan dengan menggunakan sumberdaya yang
tercantum dalam kolom sumberdaya di kolom
perencanaan. Dengan cara penilaian/ hitungan yang sama
26
tulislah pada kolom pencapaian di kolom pelaksanaan dan
kolom pencapaian di kolom evaluasi.

2. Identikasi faktor kelemahan, pendukung, peluang dan


ancaman masalah kegiatan pelayanan kesehatan

Dalam mengumpulkan keterangan (informasi) yang


berkaitan dengan masalah kegiatan pelayanan kesehatan,
dengan cara menuliskan dalam lampiran : Analisa Data II
(format “ SWOT “) tentang variabel, sub variabel dan sub
sub variabel (baik yang tercantum maupun tidak
tercantum dalam stratifikasi, namun ada dalam catatan
data kegiatan Puskesmas) dari kegiatan pelayanan yang
terjadi kesenjangan di grafik sarang laba-laba (jenis
kegiatan yang ditulis sama dengan semua kegiatan yang
dinilai dalam matrik RAGPIE).

Tim kecil menuliskan hasil analisa / pengamatan selama


melaksanakan kegiatan tersebut semua sumberdaya,
lingkungan (fisik : keadaan geografis, iklim, dan non fisik :
pendapatan penduduk, adat-istiadat, pendidikan
masyarakat, dll) yang mempengaruhi kegiatan tersebut
dengan memisahkan unsur tersebut yang menjadikan
kegiatan terhambat/ kendala, mendukung keberhasilan
kegiatan, peluang di masa mendatang kegiatan tersebut
dan ancaman kegiatan tersebut bila tidak dilaksanakan ke
dalam kolom-kolom kekuatan/ pendukung (Strengths),
kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan
ancaman (Threats).

Demikian juga tim kecil menuliskan hasil pengamatan dan


analisa kegiatan manajemen perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi kegiatan yang menjadi hambatan/ kendala
(tulislah pada kolom kelemahan), dan yang menjadi
kekuatan/ dukungan kegiatan tersebut (tulislah pada kolom
kekuatan/ pendukung), hal-hal yang menjadi peluang bila
kegiatan dilaksanakan pada tahun mendatang (pada kolom
peluang), serta hal-hal yang menjadi ancaman bila
kegiatan tersebut tidak dilaksanakan pada tahun
mendatang (pada kolom ancaman).

27
Sumberdaya Puskesmas dan keadaan lingkungan fisik dan
non fisik yang dicantumkan hanya yang terkait saja.

3. Perumusan analisis sebab akibat

Dalam merumuskan analisis sebab akibat akan


diperkenalkan Pohon masalah, karena metodanya mudah
namun hasilnya relevan, namun Puskesmas kabupaten/
kota dapat menggunakan metoda lain yang sederhana,
mudah dan hasilnya relevan.

Pohon masalah adalah suatu teknik untuk


mengidentifikasikan semua masalah dalam suatu situasi
tertentu, menyusun dan memperagakan informasi ini
sebagai rangkaian hubungan sebab akibat.

Mulai dengan yang menjadikan prioritas utama masalah


kegiatan pelayanan kesehatan yang dipecahkan.

Catat semua masalah terkait lainnya yang sudah


diidentifikasikan dalam matrik RAGPIE dan format SWOT.

Teknik curah pendapat (brainstorming) dapat


dipergunakan, atau disebutkan masalah yang
diidentifikasikan dengan pertanyaan berikut:

 Apa yang menjadi masalah utama


 Apa yang menjadi akibat masalah ini
 Apa yang menjadi masalah pokok dari masalah utama
 Apa yang menjadi masalah spesifik dari masalah
pokok

Susun masalah yang telah diidentifikasi oleh tim ke dalam


bentuk sebuah pohon masalah (terlampir dalam format).
Setiap format pohon masalah untuk satu jenis kegiatan.

28
C. PEMECAHAN MASALAH

Dalam merumuskan pemecahan masalah akan diperkenalkan


Pohon alternatif, karena metodanya mudah namun hasilnya
relevan, namun Puskesmas kabupaten/ kota dapat
menggunakan metoda lain yang sederhana, mudah dan
hasilnya relevan.

Pohon alternatif adalah teknik untuk mengidentifikasikan


alternatif pemecahan atau arah tindakan yang dapat dipakai
untuk mewujudkan sasaran kegiatan tertentu dan
memperagakan informasi ini dalam format yang sederhana.

Setiap pohon alternatif untuk setiap jenis kegiatan yang akan


diselesaikan/ dipecahkan masalahnya.

Berdasarkan hasil penetapan prioritas masalah kesehatan,


tetapkan kegiatan yang akan menjadi prioritas diselesaikan/
dipecahkan masalahnya.

Tuliskan kembali yang tercantum pada pohon masalah (mulai


dari akibat sampai dengan masalah spesifik yang akan
diselesaikan masalahnya) dengan pernyataan kalimat yang
positif (terbalik pernyataannya).

Untuk masalah pokok dan masalah spesifik yang dituliskan


hanya yang akan diselesaikan masalahnya saja (jadi harus
terkait antara masalah pokok dengan masalah spesifik).

Melalui teknik curah pendapat tim kecil dengan


memperhatikan/mempertimbangkan pada matrik RAGPIE,
format SWOT, sumber data lain yang terkait, pengamatan dan
pengalaman serta arah kebijakan pembangunan nasional dan
daerah, serta kesepakatan global, tetapkan 3 (tiga) prioritas
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka memecahkan
masalah tersebut.

Hasil kegiatan ini akan menjadi masukan bagi penyusunan


rencana kegiatan yang akan datang.

29
BAB VI

PEMBINAAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Sesuai dengan pengertiannya, Puskesmas adalah unit pelaksana


teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota. Olehkarenanya
penyelenggaraan Puskesmas, tidak lepas dari tanggungjawab
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Dengan terbitnya UU Nomor
32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, provinsi mempunyai
fungsi koordinasi dalam penyelenggaraan pembangunan, termasuk
di dalamnya pembangunan kesehatan.

Demikian pula halnya, dalam penyelenggaraan Puskesmas, dinas


kesehatan provinsi tetap mempunyai fungsi koordinasi. Sehingga
berkaitan dengan pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas, baik
dinas kesehatan kabupaten/kota maupun dinas kesehatan provinsi
juga mempunyai peran dalam pelaksanaannya.

A. Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota

Manfaat dari penilaian kinerja Puskesmas bagi dinas kesehatan


kabupaten/kota adalah :
1. mendapatkan gambaran tingkat perkembangan prestasi
Puskesmas di wilayah kerjanya
2. mengetahui masalah dan hambatan dalam penyelenggaraan
Puskesmas.
3. mendapatkan gambaran kemampuan manajemen
Puskesmas.
4. dapat dipergunakan oleh dinas kesehatan kabupaten/ kota
sebagai dasar untuk melakukan pembinaan kepada
Puskesmas. Sehingga pembinaan dan dukungan yang
diberikan lebih optimal/ fokus, berdasarkan permasalahan
dan kondisi Puskemas.

Ikut melakukan penilaian hasil manajemen Puskesmas dengan cara


melakukan peninjauan ke masing-masing Puskesmas

Memberi bimbingan dan fasilitasi dalam pelaksanaan penilaian


kinerja Puskesmas.
Setelah menerima hasil penilaian kinerja Puskesmas, melakukan :
30
1. rekapitulasi data
2. rekapitulasi masalah dan melakukan analisa masalah serta
menentukan cara penanggulangannya. A[pabila diperlukan
dapat mengajukan fasilitasi dari dinas keehatan provinsi.
3. mengirimkan hasil rekapitulasi kepada Dinas kesehatan
provisni
4. membuat mapping/ pemetaan kinerja Puskesmas.

B. Dinas Kesehatan Provinsi

Manfaat penilaian kinerja Puskesmas bagi dinas kesehatan Provinsi


adalah mendapatkan gambaran prestasi Puskesmas, serta
hamabtan dan permasalahan yang dihadapi dinas kesehatan
kabupaten/ kota dalam pembinaan dan pengembangan Puskemas
di wilayah kerjanya. Selanjutnya Provinsi dapat lebih optimal dan
fokus dalam memberikan dukungan kepada Dinas kesehatan
kabupaten/kota dalam upaya peningkatan kinerja Puskesmas.

Melakukan supervisi dan bimbingan teknis kepada dinas kesehatan


kabupaten/kota dan Puskesmas
Setelah menerima laporan dari dinas kesehatan kabupaten/kota
selanjutnya dilakukan :
1. membuat rekap dari seluruh kabupaten/kota
2. membuat rekap permasalahan dan melakukan analisa
masalah
3. menyusun rencana penanggulangan dan pemecahan
masalah, apabila diperlukan dapat mengajukan fasilitasi dari
Pusat
4. membuat peta kinerja kabupaten

31
BAB VII
PENUTUP

Pedoman manajemen Puskesmas sangat diperlukan untuk dapat


mengoptimalkan penyelenggaraan Puskesmas. Manajemen
Puskesmas meliputi perencanaan, lokakarya mini dan penilaian
kinerja. Dengan disusunnya pedoman penilaian kinerja Puskesmas
ini dapat dijadikan bagi daerah dalam menerapkan dan
mengembangkan instrumen/ manajemen tools bagi Puskesmas
khususnya dalam penilaian kinerja Puskesmas.

Buku pedoman ini bersifat dinamis, sehingga daerah dapat


melakukan pengembangan dan penyesuaian berdasarkan kondisi
dan kemampuan masing-masing daerah.

32

Anda mungkin juga menyukai