Anda di halaman 1dari 6

Fakta Ilmiah Fiqh Masbuq Mendapatkan Ruku’ Imam https://www.facebook.com/notes/at-taubah-institute/fakta-ilmiah-fiqh-...

Syahrizal Beranda Cari Teman

Fakta Ilmiah Fiqh Masbuq


Mendapatkan Ruku’ Imam
AT-TAUBAH INSTITUTE · 26 MARET 2018

Nashruddin Syarief

Jawaban istifta penulis dalam bulletin at-Taubah edisi 2/Th. 6/2 Maret 2018 diprotes oleh
beberapa santri di sebuah situs ormas Islam. Penulis dikritik karena tidak menerapkan
“kejujuran ilmiah”. Padahal tentu niatan ke arah itu tidak ada sama sekali. Penulis dalam
tulisan itu mengutip penjelasan al-Hafizh Ibn Hajar terkait hadits-hadits yang dijadikan
pokok bahasannya dari kitabnya Fathul-Bari bab lâ yas’â ilas-shalât dan idzâ raka’a dûnas-
shaff, juga Syaikh al-Abani dalam Irwa`ul-Ghalil no. 496, dan Imam an-Nawawi dalam
Syarah an-Nawawi Shahih Muslim 1 : 441. Agar tidak menjadi tuhmah berikut penulis
sajikan fakta ilmiah yang penulis ketahui seputar fiqh masbuq mendapatkan ruku imam.

Dalam mengawali jawaban istifta, penulis sudah menulis:

Persoalan ini merupakan persoalan ikthilaf (perbedaan pendapat) di kalangan ulama fiqih
yang mu’tabar (diakui keabsahan kedua-duanya). Tidak ada satu pun yang sesat atau bid’ah,
hanya persoalan mana yang rajih (kuat) dan marjuh (kurang kuat) berdasarkan pilihan
metodologi yang dianut.

Dalam Fathul-Bari, al-Hafizh mengutip pendapat Nashirudin Ibnul-Munir terkait fakta


ilmiah ini:

‫ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ ﺑﺎﺏ ﺇﺫﺍ ﺭﻛﻊ ﺩﻭﻥ ﺍﻟﺼﻒ‬

ِ ْ ‫ْﺚ ﻟ َﻢْﻳ َﺄ‬


:‫ﺕ‬ ُ ‫ُﻮﺯ َﻉﻓ ِﻴﻬ َﺎ ْﺍﻟﺒُﺨَ ﺎﺭِﻱﱡ ﺣَ ﻴ‬ِ ‫ ﻫ َﺬِ ِﻩﺍﻟﺘ ﱠﺮْ ﺟَ ﻤَ ﺔ ُ ﻣِﻤﱠﺎ ﻧ‬: ‫ِﻴﺮ‬
ِ ‫ﱢﻳﻦ ﺍ ِﺑْﻦُ ﺍﻟْﻤُ ﻨ‬
ِ ‫ﻭَ ﻗ َﺎﻝَ ﻧ َﺎﺻِ ُﺮ ﺍﻟﺪ‬
" ْ‫ﺚ ﻭَ ﺍﺧْ ﺘ َِﻼﻑِ ْﺍﻟﻌُﻠ َﻤَ ﺎءِ ﻓ ِﻲ ﺍﻟْﻤُﺮَ ﺍﺩِﺑ ِ ﻘ َﻮْ ﻟ ِ ِﻪ " ﻭَ َﻻ ﺗَﻌُﺪ‬
ِ ‫ﺏ " ﺇ ِﺫَﺍ " ِ ِﻹﺷْ ﻜَﺎﻝِ ﺍﻟْﺤَ ﺪِﻳ‬
ِ ‫ﺑ ِﺠَ ﻮَ ﺍ‬
Fathul-Bari bab idza raka’a dunas-shaff (apabila ruku’ di belakang shaf)

Nashiruddin Ibnul-Munir berkata: “Tarjamah ini di antara yang ditentang terhadap al-
Bukhari karena beliau tidak menjelaskan jawaban dari “apabila (ruku’ di belakang shaf)—
jadinya hukumnya bagaimana?—pen.” karena isykal (ketidakjelasan) hadits tersebut (hadits
Abu Bakrah—pen) dan perbedaan pendapat ulama dalam hal maksud sabda beliau saw
“jangalah kamu mengulanginya”.

Dalam bab lâ yas’â ilas-shalât, al-Hafizh Ibn Hajar menjelaskan:

‫ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ ﺑﺎﺏ ﻻ ﻳﺴﻌﻰ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﻟﻴﺄﺕ ﺑﺎﻟﺴﻜﻴﻨﺔ ﻭﺍﻟﻮﻗﺎﺭ‬

Obrolan (6)

1 of 6 3/27/2018, 7:37 AM
Fakta Ilmiah Fiqh Masbuq Mendapatkan Ruku’ Imam https://www.facebook.com/notes/at-taubah-institute/fakta-ilmiah-fiqh-...

Syahrizal Beranda Cari Teman

‫ﺃ َﺩْﺭَ ﻛْ ﺘ ُﻢْﻓ َﺼَ ﻠ ﱡﻮﺍ ﻭَ ﻣَ ﺎ ﻓ َﺎﺗ َﻜُﻢْﻓ َﺄ َ ﺗ ِﻤﱡﻮﺍ‬

Fathul-Bari bab Tidak boleh tergesa-gesa menuju shalat, tetapi hendaklah datang dengan
tenang dan khidmat.

Haditsnya: Apabila kalian mendengar iqamah, berjalanlah menuju shalat dan kalian harus
tenang dan khidmat. Jangan tergesa-gesa. Apa yang kalian sampai, kerjakanlah. Apa
yang tertinggal, sempurnakanlah

(‫ ) ﻭَ ﻣَ ﺎ ﻓ َﺎﺗ َﻜُﻢْﻓ َﺄ َ ﺗ ِﻤﱡﻮﺍ‬: ‫ﻗ َﻮْ ﻟﻪ‬

ِ ‫ﻙ ْﺍﻹ ِ ﻣَ ﺎﻡ ﺭَ ﺍ ِﻛﻌًﺎ ﻟ َﻢْ ﺗ ُﺤْ ﺴَﺐْ ﻟ َﻪُ ﺗ ِﻠْﻚَ ﺍﻟﺮﱠﻛْ ﻌَﺔ ﻟ ِْﻸ‬
ُ‫َﻣْﺮﺑ ِﺈ ِﺗْﻤَ ﺎﻡِ ﻣَ ﺎ ﻓ َﺎﺗ َﻪ‬ َ َ‫ﻭَ ﺍﺳْﺘ ُﺪِ ﱠﻝ ﺑ ِ ِﻪ ﻋَﻠ َﻰﺃ َﻥﱠ ﻣَﻦْ ﺃ َﺩْﺭ‬
" ‫ﻱ ﻓ ِﻲ‬ ّ ‫ ﺑ َﻞْ ﺣَ ﻜَﺎﻩ ُ ْﺍﻟﺒُﺨَ ِﺎﺭ‬،ٍ‫ ﻭَ ﻫ ُﻮَ ﻗ َﻮْ ﺃﻝ َﺑ ِﻲ ﻫ ُﺮَ ﻳْﺮَ ﺓ ﻭَ ﺟَﻤَ ﺎ َﻋﺔ‬،ِ‫ِﻷ َﻧ ﱠﻪُ ﻓ َﺎﺗ َﻪُ ﺍﻟْﻮُﻗ ُﻮﻑ ﻭَ ْﺍﻟﻘ ِﺮَ ﺍءَﺓ ﻓ ِﻴﻪ‬
‫ ﻭَ ﺍﺧْ ﺘَﺎﺭَ ﻩ ُ ﺍ ِﺑْﻦ‬،‫ﺍﻟْﻘ ِﺮَ ﺍءَ ﺓ ﺧَﻠْﻒَ ْﺍﻹ ِ َﻣﺎﻡ " ﻋَﻦْ ﻛُﻞّ ﻣَﻦْ ﺫَ ﻫ َﺐَ ﺇ ِﻟ َﻰ ﻭُ ﺟُﻮﺏ ﺍﻟْﻘ ِﺮَ ﺍءَ ﺓ ﺧَﻠْﻒَ ْﺍﻹ ِ َﻣﺎﻡ‬
ْ‫ ﻭَ ﻗ َﻮﱠﺍﻩ ُ ﺍﻟﺸﱠ ﻴْﺦ ﺗ َﻘ ِﻲﱡ ﺍﻟﺪﱢﻳﻦ ﺍﻟ ﱡﺴﺒْﻜِﻲﱡ ﻣِﻦ‬،‫ﺧُ َﺰﻳْﻤَ ﺔ َ ﻭَ ﺍﻟﻀﱡ ﺒ َﻌِ ﻲﱡ ﻭَ َﻏ ْﻴ ُﺮﻫ ُﻤَ ﺎ ﻣِﻦْ ﻣُﺤَ ﺪﱢﺛ ِﻲ ﺍﻟﺸﱠﺎﻓ ِﻌِ ﻴ ﱠﺔ‬
ُ‫ْﺚ ﺭَ ﻛَﻊَ ﺩُﻭﻥَ ﺍﻟﺼﱠﻒﱢ ﻓ َﻘ َﺎﻝَ ﻟ َﻪ‬ ُ ‫ﺪِﻳﺚ َﺑ ِﻲ ﺑ َﻜْﺮَ ﺓ َ ﺣَ ﻴ‬
‫ ﻭَ ُﺣﺠﱠﺔ ُ ْﺍﻟﺠُﻤْ ﻬُﻮﺭ ﺣَ ﺃ‬. ُ‫ﷲ ُﺃ َﻋْ ﻠ َﻢ‬ ‫ﺍﻟْﻤُ ﺘ َﺄ َﺧﱢ ِﺮﻳﻦَ ﻭَ َ ﱠ‬
‫ ﺳَ ﻴ َﺄ ْ ﺗ ِﻲ ﻓ ِﻲ ﺃ َْﺛﻨ َﺎءِ ﺻِ ﻔ َ ِﺔ‬،‫ﱠﻛْﻌَﺔ‬
َ‫ﻭَ ﻟ َﻢْﻳ َﺄ ْ ﻣُﺮْ ﻩ ُﺑ ِﺈ ِﻋَﺎ َﺩ ِﺓ ﺗ ِﻠْﻚَ ﺍﻟﺮ ﻭ‬ ْ‫ُﺪ‬
‫ﻌ‬ َ ‫ﺗ‬ ‫ﻻ‬ َ َ‫ﻭ‬ ‫ ﺯَﺍﺩَﻙ ﱠﷲ ُ ﺣِ ﺮْ ﺻًﺎ‬r ّ‫ﺍﻟﻨ ﱠﺒ ِﻲ‬
‫ﺍﻟﺼ َﱠﻼﺓ ﺇ ِﻥْ ﺷَﺎءَ ﱠﷲ ﺗ َﻌَﺎﻟ َﻰ‬

Perihal sabda beliau: (Apa yang tertinggal, sempurnakanlah)

Ini dijadikan dalil bahwa siapa yang mendapatkan imam dalam keadaan ruku’, raka’at
tersebut tidak dihitung, karena ada perintah untuk menyempurnakan yang terlewat, karena
juga ia terlewat berdiri dan membaca (al-Fatihah—pen) padanya. Ini adalah pendapat Abu
Hurairah dan sekelompok lainnya. Bahkan Imam al-Bukhari menceritakan dalam (kitab/juz)
al-Qira`ah khalfal-Imam dari setiap yang berpendapat wajibnya membaca (al-Fatihah—
pen) di belakang imam. Ibn Khuzaimah, ad-Dluba’i, dan selain keduanya dari kalangan
Muhaddits Syafi’iyyah memilih pendapat ini. Syaikh Taqiyyuddin as-Subki dari kalangan
muta`akhkhirin juga menguatkannya. Wal-‘Llahu a’lam. Sementara hujjah jumhur adalah
hadits Abu Bakrah dimana ia ruku’ di belakang shaf lalu Nabi saw bersabda kepadanya:
“Semoga Allah menambah semangat kepadamu dan jangan kamu ulangi.” Beliau tidak
menyuruhnya mengulangi raka’at tersebut. Akan datang pembahasannya pada pertengahan
bab sifat shalat. In sya`a Allah ta’ala.

Hadits Abu Bakrah yang dijadikan hujjah oleh jumhur ulama adalah yang sudah ditulis
dalam istifta bulletin at-Taubah, yaitu:

‫ ﻭَ ﻫ ُﻮَ ﺭَ ﺍﻛِ ٌﻊ ﻓ َﺮَ َﻛ َﻊ ﻗ َﺒْﻞَ ﺃ َﻥْ ﻳ َﺼِ ﻞَﺇ ِﻟ َﻰ ﺍﻟ ﱠ‬r ‫ﻋَﻦْﺃ َﺑ ِﻲ ﺑ َﻜْﺮَ ﺓَﺃ َﻧ ﱠﻪُ ﺍﻧْ ﺘَﻬ َﻰﺇ ِﻟ َﻰﺍﻟﻨ ﱠﺒ ِﻲﱢ‬
َ‫ﺼﻒﱢ ﻓ َﺬَ ﻛَﺮَ ﺫَﻟ ِﻚ‬
َ ‫ ﻓ َﻘ َﺎﻝَ ﺯَﺍ َﺩ‬r ‫ﻟ ِﻠﻨ ﱠﺒ ِﻲﱢ‬
‫ﻙ ﱠﷲ ُ ﺣِ ﺮْ ﺻً ﺎ ﻭَ َﻻ ﺗ َ ُﻌ ْﺪ‬

Dari Abu Bakrah, bahwasanya ia sampai ke (jama’ah shalat) Nabi saw ketika beliau sedang
ruku’. Maka ia ruku’ sebelum masuk shaff (kemudian masuk shaff sambil ruku’). Ia lalu
menceritakan hal tersebut kepada Nabi saw. Beliau lalu menjawab: “Semoga Allah
menambahkan semangat kepadamu, jangan kamu ulangi lagi.” (Shahih al-Bukhari kitab
al-adzan bab idza raka’a dunas-shaff no. 783.)

Perihal hadits Abu Bakrah tersebut dalam Fathul-Bari dijelaskan sebagai berikut:

Obrolan (6)

2 of 6 3/27/2018, 7:37 AM
Fakta Ilmiah Fiqh Masbuq Mendapatkan Ruku’ Imam https://www.facebook.com/notes/at-taubah-institute/fakta-ilmiah-fiqh-...

Syahrizal Beranda Cari Teman

، ‫ْﻤَﺸْﻲ ِﻟ َﻰ ﺍﻟﺼﱠﻒﱢ‬ ‫ﻛُﻮﻉﺩُﻭﻥَ ﺍﻟﺼﱠﻒﱢ ﺛ ُﻢﱠ ﻣِﻦْ ﺍﻟ ِﺇ‬ ِ ‫ﺃ َﻱْ ﺇ ِﻟ َﻰ ﻣَ ﺎ ﺻَ ﻨ َﻌْﺖ ﻣِﻦْ ﺍﻟ ﱠﺴﻌ ِْﻲ ﺍﻟﺸﱠﺪِﻳﺪِ ﺛ ُﻢﱠ ﺍﻟﺮﱡ‬
ِ‫ ﻭَ ﻓ ِﻲ ﺭِﻭَ ﺍﻳ َ ِﺔ َﻋﺒْﺪ‬،‫ﻀﻬ َﺎ‬ُ ‫ﻚ ﺻَ ِﺮﻳﺤًﺎ ﻓ ِﻲ ﻁ ُ ﺮ ُِﻕ ﺣَﺪِﻳﺜ ِ ِﻪ ﻛَﻤَ ﺎ ﺗَﻘ َﺪﱠﻡَ ﺑ َ ْﻌ‬َ ِ ‫ﻭَ ﻗ َﺪْ ﻭَﺭَ َﺩ ﻣَ ﺎ ﻳ َﻘْ ﺘ َﻀِﻲ ﺫَ ﻟ‬
‫ْﺍﻟﻌ َِﺰ ِﻳﺰ ﺍﻟْﻤَ ْﺬﻛُﻮﺭَ ِﺓ ﻓ َﻘ َﺎﻝَ ﻣَﻦْ ﺍﻟﺴﱠﺎﻋِﻲ" ﻭَ ﻓ ِﻲ ﺭِﻭَ ﺍﻳ َ ِﺔ ﻳُﻮﻧ ُﺲَ ﺑ ِْﻦ ُﻋﺒ َ ْﻴ ٍﺪ ﻋَﻦْ ﺍﻟْﺤَ ﺴ َِﻦ ﻋَﻦْ ﺍﻟﻄ ﱠ ﺒ َﺮَ ﺍﻧ ِﻲﱢ‬
َ‫ ﺧَﺸِ ﻴﺖﺃ َﻥْ ﺗ َﻔ ُﻮﺗَﻨ ِﻲ ﺍﻟﺮﱠﻛْ ﻌَﺔ ُ ﻣَ ﻌَﻚ" ﻭَ ﻟ َﻪ ُ ﻣِﻦْ ﻭَ ﺟْ ٍﻪ ﺁ َﺧﺮ‬: َ‫"ﻓ َﻘ َﺎﻝَ ﺃ َ ﻳﱡﻜُﻢْ ﺻَﺎﺣِ ﺐُ ﻫ َﺬَﺍ ﺍﻟﻨ ﱠﻔ َﺲِ؟ ﻗ َﺎﻝ‬
‫ﺍﻗْﺾ َﻣﺎ ﺳَ ﺒ َﻘ َﻚ" ﻭَ ﻓ ِﻲ ﺭِﻭَ ﺍﻳ َﺔِ ﺣَﻤﱠﺎ ٍﺩ ﻋِ ﻨْ َﺃﺪ َﺑ ِﻲ ﺩَﺍﻭُ َﺩ‬ ِ َ‫ﻋَﻨْ ﻪُ ﻓ ِﻲ ﺁﺧِ ِﺮ ﺍﻟْﺤَ ﺪِﻳﺚِ " ﺻَ ﱢﻞ َﻣﺎ ﺃ َ ﺩْﺭَ ﻛْ ﺖ ﻭ‬
َ‫ﻭَ َﻏﻴ ِْﺮﻩِ "ﺃ َ ﻳﱡﻜُﻢْ ﺍﻟﺮﱠﺍﻛِ ُﻊ ﺩُﻭﻥَ ﺍﻟﺼﱠﻒﱢ " ﻭَ ﻗ َ ْﺪ ﺗَﻘ َﺪﱠﻡَ ﻣِﻦْ ﺭِﻭَ ﺍﻳ َﺘ ِﻪِ ﻗ َِﺮﻳﺒًﺎ "ﺃ َ ﻳﱡﻜُﻢْ ﺩَﺧَ ﻞَ ﺍﻟﺼﱠﻒﱠ ﻭَ ﻫ ُﻮ‬
"‫ﺭَ ﺍﻛِ ٌﻊ‬

Perihal sabda beliau: (Jangan kamu ulangi)

Yaitu pada apa yang telah kamu perbuat berupa sangat tergesa-gesa, kemudian ruku’ di
belakang shaf, kemudian berjalan menuju shaf. Sungguh termuat jelas yang memastikan
makna demikian dalam sanad-sanad haditsnya sebagaimana telah disebutkan sebagiannya.
Dalam riwayat ‘Abdul-‘Aziz yang telah disebutkan sebelumnya “Maka beliau bertanya:
“Siapa yang tergesa-gesa?” Dalam riwayat Yunus ibn ‘Ubaid, dari al-Hasan, dari at-
Thabrani “Maka beliau bertanya: “Siapa tadi di antara kalian yang bernafas terengah-
engah ini?” Abu Bakrah menjawab: “Aku takut ketinggalan raka’at bersamamu.” Masih
riwayatnya dari sanad lain darinya di akhir hadits tersebut: “Shalatlah yang kamu sampai,
dan qadlalah yang terlewat bagimu”. Dalam riwayat Hammad pada Abu Dawud dan
lainnya “Siapa di antara kalian yang ruku’ di belakang shaf?” Dan sungguh sudah
disinggung baru saja dari riwayatnya di atas “Siapa di antara kalian yang masuk shaf
sambil ruku’?”

ِ‫ِﺤَﺪِﻳﺚِ َﺑ ِﻲ ﺑ َﻜْﺮَ ﺓ َ ﻋَﻠ َﻰﺃ َﻥﱠ ْﺍﻷَﻣْﺮَ ﻓ ِﻲ ﺣَﺪِﻳﺚِ ﻭَ ﺍﺑ ِﺼَ ﺔ َﻟ ِِﻼﺳْﺘ ِﺤْ ﺒ َﺎﺏ‬‫ﺃ‬ ‫ﻭَ ﺍ ْﺳﺘ َ َﺪ ﱠﻝ ﺍﻟﺸﱠﺎﻓ ِﻌِ ﻲﱡ ﻭَ َﻏ ْﻴﺮُﻩ ُ ﺑ‬
ْ‫ُﻬِﻲ ﻋَﻦ‬َ ‫ﻧ‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻜ‬ َ ‫ﻟ‬ ،ِ‫ﻭَ ﻟ َﻢْ ﻳُﺆْ ﻣَﺮْﺑ ِْﺎﻹ ِ ﻋَﺎ َﺩﺓ‬ ‫ﱠﻒﱢ‬
‫ﺼ‬ ‫ﺍﻟ‬ َ‫ﺍﻟﺼ َﱠﻼ ِﺓ ﺧَﻠْﻒ‬ ْ‫ﻣِﻦ‬ ٍ‫ﻟ ِﻜَﻮْ ِﺃﻥ َﺑ ِﻲ ﺑ َﻜْﺮَ ﺓ َﺃ َ ﺗ َﻰ ﺑ ِﺠُﺰْ ء‬
‫ﻓ َﻜَﺄ َﻧ ﱠﻪُﺃ ُﺭْ ﺷِ َﺪﺇ ِﻟ َﻰ ﻣَ ﺎ ﻫ ُﻮَ ْﺍﻷَﻓ ْﻀَ ُﻞ‬،َ‫ْﺍﻟﻌَﻮْ ﺩِﺇ ِﻟ َﻰ ﺫَ ﻟ ِﻚ‬

Imam as-Syafi’i dan yang lainnya berdalil dengan hadits Abu Bakrah tersebut bahwasanya
perintah dalam hadits Wabishah (matannya: Nabi saw melihat seseorang shalat sendirian di
belakang shaf, maka beliau memerintahnya mengulangi shalat—pen) sebagai perintah
anjuran (tidak wajib—pen) karena keadaan Abu Bakrah melakukan sebagian rukun shalat di
belakang shaf dan ia tidak diperintah untuk mengulangi (shalat/raka’at) lagi, tapi ia dilarang
untuk mengulangi perbuatan tersebut lagi, maka seolah-olah ia ditunjukkan pada apa yang
lebih baik.

ُ ‫ﻭَ ﺍ ْﺳﺘ َﻨْ ﺒ َﻂ َ ﺑ َ ْﻌ‬


‫ﻀﻬُﻢْ ﻣِﻦْ ﻗ َﻮْ ﻟ ِﻪِ " َﻻ ﺗ َ ُﻌ ْﺪ"ﺃ َﻥﱠ ﺫَﻟ ِﻚَ ﺍﻟْﻔ ِﻌْ ﻞَ ﻛَﺎﻥَ ﺟَ ﺎﺋ ِﺰً ﺍ ﺛ ُ ﱠﻢ ﻭَ ﺭَ َﺩ ﺍﻟﻨ ﱠﻬْﻲُ ﻋَﻨْ ﻪُﺑ ِ ﻘ َﻮْ ﻟ ِﻪِ َﻻ‬
‫ﻱ ﻓ ِﻲ " ﺟُﺰْ ءِ ْﺍﻟﻘ ِﺮَ ﺍءَ ِﺓ‬ ِ ‫ ﻭَ ﻫ َﺬِ ِﻩﻁ َِﺮﻳﻘ َﺔ ُ ْﺍﻟﺒُﺨ‬r ‫ ﻓ ََﻼ ﻳ َﺠُﻮﺯُ ﺍﻟْﻌَﻮْ ُﺩﺇ ِﻟ َﻰ ﻣَ ﺎ ﻧ َﻬ َﻰ ﻋَﻨْ ﻪُﺍﻟﻨ ﱠﺒ ِﻲﱡ‬،ْ‫ﺗ َﻌُﺪ‬
‫َﺎﺭ ﱢ‬
" ِ‫ﺧَﻠْﻒَ ْﺍﻹ ِ ﻣَ ﺎﻡ‬

Sebagian ulama mengistinbath sabda beliau “Jangan kamu ulangi lagi” bahwasanya
perbuatan tersebut asalnya boleh (sehingga Abu Bakrah ruku’ di belakang shaf—pen),
kemudian ada larangan dari beliau dengan sabdanya “Jangan kamu ulangi lagi”, maka tidak
boleh lagi mengulangi apa yang telah Nabi saw larang. Ini adalah metode al-Bukhari dalam
kitab/juz al-Qira`ah khalfal-Imam.

Setahu penulis istilah thariqah terjemahnya adalah metode atau pendekatan. Oleh
karenanya penulis menyimpulkan bahwa perbedaan fiqh masbuq mendapatkan ruku’ imam
Obrolan (6)

3 of 6 3/27/2018, 7:37 AM
Fakta Ilmiah Fiqh Masbuq Mendapatkan Ruku’ Imam https://www.facebook.com/notes/at-taubah-institute/fakta-ilmiah-fiqh-...

Syahrizal Beranda Cari Teman


bermuara pada bagaimana metode memahami hadits Abu Bakrah di atas. Madzhab jumhur,
di antaranya as-Syafi’i, adalah menilai bahwa larangan “Jangan kamu ulangi lagi”
maksudnya sebaiknya (afdlal) jangan diulangi lagi karena faktanya Nabi saw tidak menyuruh
Abu Bakrah untuk mengulangi raka’at tersebut. Sementara Imam al-Bukhari mutlak
memahami “haram” untuk diulangi lagi. Sehingga otomatis kesimpulan fiqhnya juga
berbeda.

Perihal penjelasan penulis:

Nabi saw membenarkan Abu Bakrah yang mengejar raka’at dengan mengejar ruku’, tetapi
lain kali lebih baik datang lebih awal lagi. Penjelasan seperti ini merupakan penjelasan para
shahabat yang memang lebih tahu tentang maksud hadits dari siapapun. Mereka adalah Abu
Bakar as-Shiddiq, ‘Abdullah ibn Mas’ud, ‘Abdullah ibn ‘Umar, Zaid ibn Tsabit, dan ‘Abdullah
ibnuz-Zubair (Irwa`ul-Ghalil no. 496).

Tampak dibenarkan juga oleh pemrotes. Artinya pemrotes setuju bahwa hadits yang semula
dla’if berikut bisa dijadikan hujjah dan menguatkan pendapat jumhur bahwa masbuq yang
mendapatkan ruku’ tidak perlu mengulangi raka’at tersebut. Hadits yang semula dla’if
tersebut adalah:

(260 /2) ‫ﺇﺭﻭﺍء ﺍﻟﻐﻠﻴﻞ ﻓﻲ ﺗﺨﺮﻳﺞ ﺃﺣﺎﺩﻳﺚ ﻣﻨﺎﺭ ﺍﻟﺴﺒﻴﻞ‬

‫ ﻭﻧﺤﻦ ﺳﺠﻮﺩ ﻓﺎﺳﺠﺪﻭﺍ ﻭﻻ‬,‫ "ﺇﺫﺍ ﺟﺌﺘﻢ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺼﻼﺓ‬:ً ‫ )ﺣﺪﻳﺚ ﺃﺑﻰ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻣﺮﻓﻮﻋﺎ‬- (496)
‫ "ﻣﻦ‬:‫ ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭﻓﻰ ﻟﻔﻆ ﻟﻪ‬."‫ ﻭﻣﻦ ﺃﺩﺭﻙ ﺭﻛﻌﺔ ﻓﻘﺪ ﺃﺩﺭﻙ ﺍﻟﺼﻼﺓ‬,ً ‫ﺗﻌﺪﻭﻫﺎ ﺷﻴﺌﺎ‬
. (119 ‫ﺃﺩﺭﻙ ﺍﻟﺮﻛﻮﻉ ﺃﺩﺭﻙ ﺍﻟﺮﻛﻌﺔ" )ﺹ‬

Irwa`ul-Ghalil dalam hal Takhrij Hadits-hadits Manarus-Sabil (2 : 260)

496— Hadits Abu Hurairah marfu’: Apabila kalian datang pada shalat ketika kami sudah
sujud, maka sujudlah, tetapi jangan menghitungnya sebagai sesuatu (raka’at). Tapi siapa
yang mendapatkan ruku’, maka ia telah mendapatkan shalat (raka’at). Abu Dawud
meriwayatkannya, dan dalam lafazh lain: Siapa yang mendapatkan ruku’ maka ia
mendapatkan raka’at. (hlm. 119)

Atsar-atsar yang dituliskan Syaikh al-Albani dalam kitab tersebut adalah:

‫ ﻭﺇﻥ‬,‫ "ﺇﺫﺍ ﺟﺌﺘﻢ ﻭﺍﻹﻣﺎﻡ ﺭﺍﻛﻊ ﻓﺎﺭﻛﻌﻮﺍ‬:r ‫ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻌﺰﻳﺰ ﺑﻦ ﺭﻓﻴﻊ ﻋﻦ ﺭﺟﻞ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻰ‬
‫ ﻭﻻ ﺗﻌﺘﺪﻭﺍ ﺑﺎﻟﺴﺠﻮﺩ ﺇﺫﺍ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻣﻌﻪ ﺍﻟﺮﻛﻮﻉ‬,‫ﻛﺎﻥ ﺳﺎﺟﺪﺍ ً ﻓﺎﺳﺠﺪﻭﺍ‬

Dari ‘Abdul-‘Aziz ibn Rufai’, dari seseorang, dari Nabi saw: “Apabila kalian datang ketika
imam ruku’ maka ruku’lah. Tetapi jika imam sujud, maka sujudlah. Janganlah kalian
menghitung sujud jika tidak dengan ruku’nya.” (Tidak disebutkan “seseorang” dalam hadits
ini menurut Syaikh al-Albani tidak masalah, mengingat ‘Abdul-‘Aziz ibn Rufai’ seorang
tabi’in tsiqah yang biasa menerima dari shahabat. Jika ia seorang shahabat, maka haditsnya
shahih. Jika ia seorang tabi’in, maka haditsnya mursal, tetapi tidak mengapa dijadikan
sebagai syahid)

"‫ "ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺪﺭﻙ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺭﻛﻌﺎ ً ﻟﻢ ﻳﺪﺭﻙ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﺮﻛﻌﺔ‬:‫ﻣﺴﻌﻮﺩ ﻓﻘﺪ ﻗﺎﻝ‬ (6) :ً ‫ﺃﻭﻻ‬
‫ﺍﺑﻦ‬
Obrolan

4 of 6 3/27/2018, 7:37 AM
Fakta Ilmiah Fiqh Masbuq Mendapatkan Ruku’ Imam https://www.facebook.com/notes/at-taubah-institute/fakta-ilmiah-fiqh-...

Syahrizal Beranda Cari Teman


ruku’, berarti ia tidak mendapatkan raka’at itu.”

‫ ﻓﻮﺿﻌﺖ ﻳﺪﻳﻚ ﻋﻠﻰ ﺭﻛﺒﺘﻴﻚ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ‬,‫ "ﺇﺫﺍ ﺟﺌﺖ ﻭﺍﻹﻣﺎﻡ ﺭﺍﻛﻊ‬:‫ ﻋﺒﺪ ﷲ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻗﺎﻝ‬:ً ‫ﺛﺎﻧﻴﺎ‬
."‫ﻳﺮﻓﻊ ﻓﻘﺪ ﺃﺩﺭﻛﺖ‬

Kedua: ‘Abdullah ibn ‘Umar, ia berkata: “Jika kamu datang dan imam sedang ruku’ lalu
kamu letakkan tanganmu di atas lututmu sebelum ia bangkit (i’tidal), maka sungguh kamu
telah mendapatkan (raka’at).”

‫ "ﻣﻦ ﺃﺩﺭﻙ ﺍﻟﺮﻛﻌﺔ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻊ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺭﺃﺳﻪ ﻓﻘﺪ ﺃﺩﺭﻙ‬:‫ ﺯﻳﺪ ﺑﻦ ﺛﺎﺑﺖ ﻛﺎﻥ ﻳﻘﻮﻝ‬:ً ‫ﺛﺎﻟﺜﺎ‬
."‫ﺍﻟﺮﻛﻌﺔ‬

Ketiga: Zaid ibn Tsabit, ia berkata: “Siapa yang mendapatkan ruku’ sebelum imam
mengangkat kepalanya, maka sungguh ia telah mendapatkan raka’at.”

,‫ "ﺩﺧﻠﺖ ﺃﻧﺎ ﻭﻋﻤﺮﻭ ﺑﻦ ﺗﻤﻴﻢ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ‬:‫ ﻗﺎﻝ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺍﻷﺳﻮﺩ‬,‫ ﻋﺒﺪ ﷲ ﺑﻦ ﺍﻟﺰﺑﻴﺮ‬:ً ‫ﺭﺍﺑﻌﺎ‬
‫ ﻗﺎﻝ‬,‫ ﻓﻠﻤﺎ ﻗﻀﻴﻨﺎ ﺍﻟﺼﻼﺓ‬,‫ﻓﺮﻛﻊ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻓﺮﻛﻌﺖ ﺃﻧﺎ ﻭﻫﻮ ﻭﻣﺸﻴﻨﺎ ﺭﺍﻛﻌﻴﻦ ﺣﺘﻰ ﺩﺧﻠﻨﺎ ﺍﻟﺼﻒ‬
‫ ﻗﺪ ﺭﺃﻳﺖ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺰﺑﻴﺮ‬:‫ ﻣﻦ ﻣﺠﺎﻫﺪ ﻗﺎﻝ‬:‫ ﺍﻟﺬﻯ ﺻﻨﻌﺖ ﺁﻧﻔﺎ ً ﻣﻤﻦ ﺳﻤﻌﺘﻪ؟ ﻗﻠﺖ‬:‫ﻟﻰ ﻋﻤﺮﻭ‬
."‫ﻓﻌﻠﻪ‬

Keempat: ‘Abdullah ibn az-Zubair. ‘Utsman ibn al-Aswad berkata: Aku dan ‘Amr ibn Tamim
masuk masjid, lalu imam ruku’, maka aku dan ia ruku’ lalu kami berjalan sambil ruku’
sampai masuk ke shaf. Ketika kami selesai shalat, ‘Amr bertanya kepadaku: “Yang tadi kamu
lakukan, dari siapa kamu mendengar (dalil)-nya?” Aku jawab: “Dari Mujahid. Ia berkata:
‘Sungguh aku melihat Ibnuz-Zubair melakukannya.”

‫ ﻋﻦ ﺃﺑﻰ ﺑﻜﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺑﻦ ﺍﻟﺤﺎﺭﺙ ﺑﻦ ﻫﺸﺎﻡ ﺃﻥ ﺃﺑﺎ ﺑﻜﺮ‬.‫ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﺍﻟﺼﺪﻳﻖ‬:ً ‫ﺧﺎﻣﺴﺎ‬
‫ ﺛﻢ ﺩﺑﺎ ﻭﻫﻤﺎ ﺭﺍﻛﻌﺎﻥ ﺣﺘﻰ ﻟﺤﻘﺎ‬,‫ﺍﻟﺼﺪﻳﻖ ﻭﺯﻳﺪ ﺑﻦ ﺛﺎﺑﺖ ﺩﺧﻼ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﻭﺍﻹﻣﺎﻡ ﺭﺍﻛﻊ ﻓﺮﻛﻌﺎ‬
.‫ﺑﺎﻟﺼﻒ‬

Kelima: Abu Bakar as-Shiddiq. Dari Abu Bakar ibn ‘Abdirrahman ibn al-Harits ibn Hisyam,
bahwasanya Abu Bakar as-Shiddiq dan Zaid ibn Tsabit masuk masjid ketika imam sedang
ruku’, mereka berdua lalu ruku’, kemudian melangkah sambil ruku’, sampai masuk ke dalam
shaf.

Perihal pendapat Imam an-Nawawi, memang benar bahwa itu dikemukakan olehnya ketika
menjelaskan hadits tentang masbuqnya Rasulullah saw bersama al-Mughirah ibn Syu’bah,
dimana yang menjadi imamnya ‘Abdurrahman ibn ‘Auf. Dijelaskan dalam riwayat Muslim:

‫( ﺑﺎﺏ ﺍﻟﻤﺴﺢ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺎﺻﻴﺔ ﻭﺍﻟﻌﻤﺎﻣﺔ‬158 /1) ‫ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ‬

.‫ ﻭَ ﻗ ُﻤْﺖُ ﻓ َﺮَ َﻛ ْﻌﻨ َﺎ ﺍﻟﺮﱠﻛْ ﻌَ ﺔ َﺍﻟ ﱠ ﺘ ِﻰ َﺳﺒ َﻘ َﺘْ ﻨ َﺎ‬r ‫ ﻓ َﻠ َﻤﱠﺎ ﺳَﻠ ﱠﻢَ ﻗ َﺎﻡَﺍﻟﻨ ﱠﺒ ِﻰﱡ‬...

Shahih Muslim (1/158) bab Mengusap bagian depan rambut dan sorban kepala.

Obrolan (6)

5 of 6 3/27/2018, 7:37 AM
Fakta Ilmiah Fiqh Masbuq Mendapatkan Ruku’ Imam https://www.facebook.com/notes/at-taubah-institute/fakta-ilmiah-fiqh-...

Syahrizal Beranda Cari Teman


melaksanakan raka’at yang tertinggal.

Imam an-Nawawi kemudian menjelaskan salah satu istinbath ahkamnya:

‫ ﻓ َﺈ ِﺫَﺍ ﺳَﻠ ﱠﻢَ ْﺍﻹ ِ ﻣَ ﺎﻡﺃ َ ﺗ َﻰ ﺑ ِﻤَ ﺎ ﺑ َﻘ َِﻲ ﻋَﻠ َﻴْﻪِ ﻭَ َﻻ‬،َ‫ْﺾﺍﻟﺼ َﱠﻼﺓﺃ َ ﺗ َﻰ ﺑ ِﻤَ ﺎ ﺃ َ ﺩْﺭَ ﻙ‬
ِ ‫ﺃ َﻥﱠ ﻣَﻦْ ﺳَ ﺒ َﻘ َﻪُ ْﺍﻹ ِ ﻣَ ﺎﻡ ﺑ ِ ﺒ َﻌ‬
‫ﻳ َﺴْﻘ ُﻂ ﺫَﻟ ِﻚَ ﻋَﻨْ ﻪُ ﺑ ِﺨِ َﻼﻑِ ﻗ ِﺮَ ﺍءَ ﺓ ْﺍﻟﻔ َﺎﺗ ِﺤَ ﻓﺔ َﺈ ِﻧ ﱠﻬ َﺎ ﺗَﺴْﻘ ُﻂ ﻋَﻦْ ﺍﻟْﻤَ ْﺴﺒ ُﻮﻕ ﺇ ِﺫَﺍﺃ َ ﺩْﺭَ ﻙَ ْﺍﻹ ِ ﻣَ ﺎﻡ ﺭَ ﺍﻛِﻌًﺎ‬

Sungguh siapa yang didahului oleh imam pada sebagian rukun shalat maka ia harus
melakukan apa yang ia dapatkan. Ketika imam salam, ia melakukan yang tertinggal. Tidak
ada yang gugur satu pun kecuali membaca al-Fatihah bagi yang masbuq mendapatkan imam
sedang ruku’ (Syarah an-Nawawi Shahih Muslim 1 : 441).

Dari data-data ilmiah di atas, maka penulis menyimpulkan:

Terlihat jelas mengapa pendapat raka’at dihitung dari ruku’ ini dianut oleh mayoritas ulama,
sebab hadits-hadits yang ada tidak dipertentangkan, melainkan dikompromikan (thariqatul-
jam’i). Wal-‘Llahu a’lam.

Penulis sengaja tidak mengutip sedikit pun fatwa Dewan Hisbah Persatuan Islam karena
takut ada su`uzhan bahwa penulis hendak membantah fatwa Dewan Hisbah. Dari sejak awal
penerbitan bulletin at-Taubah, penulis sering menekankan bahwa satu ijtihad tidak bisa
dinyatakan batal oleh ijtihad lainnya. Apa yang penulis tulis murni karena
pertanggungjawaban ilmiah menjelaskan fakta fiqh secara ilmiah, apa adanya. Jika ada
perbedaan pendapat, penulis akan jelaskan kedua-duanya dengan data-data ilmiah yang
penulis ketahui. Hemat penulis tidak ada satu patah kata pun dalam tulisan di istifta bulletin
at-Taubah yang menyatakan bahwa pendapat yang menyatakan masbuq dihitung dari
ketinggalan al-Fatihah adalah salah. Penulis bahkan menyebutnya bahwa itu pendapat Imam
al-Bukhari.

Penulis sangat terobsesi dengan “persatuan Islam” dimana umat Islam bisa bersatu di tengah
fakta keragaman fiqh dari berbagai madzhab. Silahkan pegang salah satu fiqh, tetapi jangan
menilai bid’ah atau sesat pada ijtihad fiqh yang berbeda, jika faktanya ada rujukan ulamanya
dan dalil-dalilnya. Inilah konsep ilmiah fiqh yang penulis fahami.

Mohon maaf atas segala kekurangannya. Wal-‘Llahu a’lam.

Suka Komentari Bagikan Simpan

21

2 Kali Dibagikan

Tulis komentar...

Tentang Buat Iklan Buat Halaman Pengembang Karier Privasi Cookie Pilihan Iklan Ketentuan Bantuan

Facebook © 2018
Bahasa Indonesia English (US) Basa Jawa Bahasa Melayu ⽇本語 ‫ ﺍﻟﻌﺭﺑﻳﺔ‬Français (France) Español 한국어 Português (Brasil) Deutsch

Obrolan (6)

6 of 6 3/27/2018, 7:37 AM

Anda mungkin juga menyukai