Perkenalkan, saya Roshid Adi Nugroho, seorang pelajar kelas 10 SMA. Di tulisan ini saya akan menceritakan sedikit pengalaman saya tentang aku tahu tapi aku takut. Saya yakin bahwa teman-teman adalah orang yang cerdas tetapi cerdas tanpa bisa berkomunikasi di depan umum dengan baik apalah artinya memiliki kecerdasan. Pada tahun 2014, saya masih kelas 6 SD di SD N 1 Gemolong. Pada saat itu, seorang guru IPA, beliau sedang menjelaskan tentang tata surya. Beliau begitu bagus menjelaskan tentang hal itu lalu beliau memberikan pertanyaan kepada teman-teman saya tetapi mereka tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut, sebenarnya saya tahu tetapi saya takut untuk menjawab pertanyaan tersebut. Akhirnya saya tidak berani menjawab pertanyaan tersebut karena takut salah dan ditertawakan oleh teman-teman kelas dan beliau menerangkan pelajaran kembali. Satu tahun kemudian, saya menginjak kelas 7. Pada saat saya kelas 7, di sini mengenal kurikulum 2013, di mana para siswa diwajibkan untuk mencari informasi sendiri bukan guru yang menjelaskan, berdiskusi, dan mengkomunikasikan hasil diskusi tersebut di kelas. Saya tahu masalah yang didiskusikan dan memberikan pendapat saya kepada kelompok tetapi setiap saya mengkomunikasikan hasil diskusi, saya takut dan kata-kata yang keluar tidak beraturan dan hal ini membuat saya malu. Setelah itu, seperti biasanya pasti di setiap mata pelajaran ada diskusi kelompok. Dan seperti biasanya saya takut untuk mengkomunikasikan hasil diskusi tersebut dan yang menyampaikan hasil diskusi tersebut adalah teman saya yang pandai berkomunikasi di khalayak umum. Saya menyadari apa yang kurang dari diri saya, kenapa saya tidak seperti teman saya itu, apa yang harus saya lakukan. Lalu saya menyadari kenapa saya tidak bisa mengkomunikasikan hasil diskusi, kenapa saya harus takut, apa yang saya takutkan, apakah yang saya takutkan itu gurunya yang galak atau takut jika yang saya komunikasikan salah, apakah saya kurang percaya diri untuk mengkomunikasikan sesuatu. Lalu saya memutuskan untuk berubah, jika saya tidak berubah sekarang kapan lagi saya harus berubah agar saya bisa berkomunikasi di khalayak umum dengan baik. Saya memiliki sebuah motivasi saya pasti bisa,menurut sebuah penelitian jika seseorang mengatakan saya tidak bisa, hal itu akan mempengaruhi kerja otak dan rasa takut itupun akan muncul. Setiap ada pertanyaan di kelas, saya mencoba untuk menjawab meskipun jawaban saya kurang tepat meskipun kadang sesekali ditertawakan oleh teman-teman sekelas, hal itu membuat saya sangat malu. Pada saat saya pergi ke perpustakaan daerah, saya menemukan sebuah buku yang sangat bagus tetapi saya lupa judulnya. Yang pertama, sukses itu diawali dengan percaya diri. Percaya diri itu penting, tanpa percaya diri bagaimana kita bisa mengerjakan sesuatu dengan baik, bagaimana kita bisa mencari pekerjaan. Saya akan sedikit bercerita, pada tanggal 20 Mei 2017 ada sebuah acara perpisahan kelas 9, saya mendapat peringkat 10 ujian sekolah namun saya kurang percaya diri karena banyak wali murid yang dating tetapi saya ingat motivasi saya saya pasti bisa dan akhirnya kepercayaan diri saya meningkat. Lalu bagaimana cara meningkatkan kepercayaan diri, sebenarnya waktu saya kelas 8, saya banyak mendapat ejekan yang tidak menyenagkan. Setiap hari pasti ada ejekan, kepercayaan diri saya semakin menciut tetapi saya sadar kenapa saya diejek. Setelah saya berpikir, saya harus berubah, saya harus menjadi lebih baik lagi dan saya menemukan suatu cara jika saya diejek, saya menganggap itu pujiaan dan jika saya ditertawakan, saya menganggap tidak ada yang menertawakan saya. Tetapi percaya diri tanpa bisa berkomunikasi di khalayak umum dengan baik apalah artinya. Saya berpikir kok bisa teman saya yang mengikuti sebuah organisasi bisa berkomunikasi di khalayak umum dengan baik, saya malu jika saya tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Dan saya memutuskan untuk berlatih berkomunikasi dengan baik, salah satu cara yang saya temukan adalah mengikuti OSIS SMAN 1 Gemolong untuk berlatih berkomunikasi dengan baik. Setiap ada rapat saya berusaha dan berusaha untuk menyampaikan pendapat tetapi penyakit takut ini salalu muncul. Begitu ada rapat lagi, saya berusaha lagi untuk menyampaikan pendapat tetapi penyakit takut ini salalu muncul lagi dan ada rapat lagi, saya berusaha lagi untuk menyampaikan pendapat tetapi rasa takut muncul lagi. Dan saya mendapatkan sebuah nasehat dari kakak kelas, intinya jangan takut, takut itu tidak ada gunanya malah menyusahkan, jadi buang rasa takutmu. Setelah itu, saya berusaha, berusaha, dan berusaha lagi sampai rasa takut itu menghilang. Di kelas 10 sekarang ini, saya selalu berusaha untuk menjawab sebuah pertanyaan meskipun jawaban itu salah dan ditertawakan oleh teman sekelas tetapi tidak masalah. Hal itu, saya jadikan sebagai batu loncatan untuk terus menjadi baik lagi. Dari tulisan ini, kita bisa mengambil pelajaran salah satunya, takut itu menyusahkan, buat apa kita takut, apa yang ditakutkan, buang rasa takutmu, bunuh rasa takutmu. Hidupkan kepercayaan diri dan cara berkomunikasimu karena percaya diri itu penting dan berkomunikasi dengan baik itu penting. Teruslah berusaha, jika menyerah berarti kamu tidak berani menghadapi kerasnya kehidupan ini. Kalau ada pertanyaan jawablah, jangan takut salah. Saya ingin bercerita, pada saat itu ada sebuah pertanyaan tentang kimia, saya jarang mengerjakan soal tersebut di catatan kasar, pasti saya kerjakan di papan tulis, saya tidak takut salah meskipun salah, saya tidak takut, kenapa harus takut, tidak ada yang memarahi. Itulah beberapa pengalaman saya.