Anda di halaman 1dari 266

KONSEP KELUARGA BERENCANA

DAN KONTRASEPSI
Suci Musvita Ayu, S.KM., MPH
LATAR BELAKANG
• Masalah kependudukan
1. Jumlah besarnya penduduk
2. Jumlah pertumbuhan penduduk
3. Jumlah kelahiran penduduk
4. Jumlah kematian penduduk
5. Jumlah perpindahan penduduk
MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT
KEGAGALAN KB
1. Pendidikan
2. Lapangan kerja
3. Masalah perumahan dan tempat tinggal
4. Masalah gizi dan pangan
5. Memburuknya lalu lintas
6. Gangguan ketertiban dan keamanan
HAK KONSUMEN KB
1. Hak atas informasi 8. Hak kenyamanan
2. Hak akses 9. Hak berpendapat
3. Hak pilihan 10.Hak
4. Hak keamanan keberlangsungan
5. Hak privasi 11.Hak ganti rugi
6. Hak kerahasiaan
7. Hak harkat
KONTRASEPSI
• Adalah usaha-usaha untuk mencegah
terjadinya kehamilan
• Bersifat sementara/permanen
SEJARAH KONTRASEPSI
• Sejak 2700 SM (China) : resep obat peluntur
 teknologi kontrasepsi pertama
• Mesir : pasta vagina (1850 SM) dan tampon
vagina mengandung obat-spermisida (1550
SM)
• India : abstinensi, tampon, obat vagina
• Alkitab : senggama terputus
• Abad pertengahan (dr. Ibnu Sina) : salep,
barier vagina dan senggama terputus
PRINSIP KERJA KONTRASEPSI
• Meniadakan pertemuan antara sel telur
(ovum) dengan sel mani (sperma)
• Ada tiga cara (bekerja sendiri/bersamaan) :
1. Menekan keluarnya sel telur (ovulasi)
2. Menahan masuknya sperma ke dalam
saluran kelamin wanita sampai mencapai
ovum
3. Menghalangi nidasi
KEEFEKTIFAN KONTRASEPSI
• Adalah kemampuannya untuk mencegah
kehamilan
• Komponen keefektifan :
1. Keefektifan teoritis
2. Keefektifan praktis
3. Keefektifan program
4. Keefektifan biaya
PENERIMAAN DAN KELANGSUNGAN
KONTRASEPSI
• Ada dua macam penerimaan terhadap
kontrasepsi :
1. Penerimaan awal
• Bergantung pada motivasi dan persuasi
petugas KB
2. Penerimaan lanjut
• Dipengaruhi oleh faktor : umur, daerah,
pendidikan&pekerjaan, agama, motivasi,
adat istiadat, dan sifat pada cara KB
SIFAT IDEAL KONTRASEPSI
• Belum ada kontrasepsi yang ideal
1. Aman (efek samping sedikit)
2. Efektif (angka kegagalan kecil)
3. Sederhana
4. Mudah pemakaiannya (tidak memerlukan intervensi
medis yang sulit)
5. Murah
6. Mudah didapat
7. Tidak mengganggu senggama
8. Tidak banyak memerlukan pemeriksaan ulang
9. Reversibilitas tinggi
PILIHAN KONTRASEPSI
• Jenis kontrasepsi disesuaikan dengan tahap masa
reproduksi
• Kurun reproduksi dan pilihan cara KB :
1. Tahap menunda
• 16-20 tahun
• Cara sederhana & pil
2. Tahap menjarangkan
• 20-35 tahun
• IUD, Suntik, Implant, Pil dan kontap
3. Tahap mengakhiri
• > 35 tahun
• Kontap, Implant, IUD, Suntik
• Macam kontrasepsi
1. Sederhana
a. Tanpa alat : Alamiah (Kalender, Suhu basal
badan, metode lendir servic,sympto thermal),
MAL, CI
b. Alat : barier (kondom, diafragma,cervical cap) ,
spermisida (jelly, gel, krim, tablet busa)
2. Hormonal : pil, suntik, implan
3. AKDR : (polos, tembaga, progestin)
4. Mantap : vasektomi dan tubektomi
TERIMA KASIH
KB dalam pandangan Islam

Oleh: Suci Musvita Ayu S.K.M., M.P.H


TIGA TAHUN PELAKSANAAN KB
ERA DESENTRALISASI
DAN ARAH KEBIJAKAN PROGRAM KB
NASIONAL

15
Metode Keluarga Berencana
Alamiah (KBA)
Profil
• Ibu harus belajar mengetahui waktu masa
suburnya
• Efektif jika dipakai dg tertib
• Tdk ada efek samping
Pasangan dg sukarela menghindari HUS pd masa
subur ibu. Metode keluarga berencana
alamiah berdasarkan kesadaran penuh dari
siklus reproduksi ibu
Cara Kerja
• Metode lendir serviks/Ovulasi Billing/MOB
• Metode 2 hari mukosa serviks dan metode
simtomtermal adalah yg paling efektif
• Cara yg kurang efektif, mis sistem kalender/pantang
berkala dan metode Suhu Basal
• Surat BKKBN pusat dg SK 6668/K.S.002/E2/90, tgl 28
Desember 1990, Metode Ovulasi Billings, diterima
sebagai salah satu Metode KB (Mandiri)
Mekanisme Kerja
• Kontrasepsi : HUS dihindari pd masa subur
yaitu siklus menstruasi yg memungkinkan
terjadinya konsepsi
• Konsepsi : HUS direncanakan pd masa subur
dg pertengahan siklus (hari ke 10-15)/terdapat
tanda-tanda adanya kesuburan, ketika
kemungkinan terjadinya konsepsi
Manfaat
Kontrasepsi Non Kontrasepsi
• Digunakan untuk • Meningkatkan
keterlibatan suami dlm
menghindari/mencapai KB
kehamilan • Menambah
• Tdk ada resiko kesehatan pengetahuan ttg sist
yg berhubungan dg reproduksi oleh
suami/istri
kontrasepsi
• Memungkinkan
• Tidak ada efek samping mengeratkan
sistemik relasi/hubungan mll
peningkatan komunikasi
• Murah/tanpa biaya antara suami istri
Keterbatasan

• Sbg kontrasepsi sedang 9-20%kehamilan/100


pr slm th pertama pemakaian.
• Keefektifan tergantung dari kemauan dan
disiplin pasangan untuk mengikuti instruksi
• Perlu ada pelatihan sbg persyaratan untuk
menggunakan jenis KBA yg paling efektif scr
benar
• Dibutuhkan pelatih KBA (bukan tenaga medis)
Yang dapat Menggunakan KBA (Konsepsi)

• Pasangan yg ingin mencapai kehamilan, HUS


dilakukan pd masa subur
Lanjutan…….
• Pelatih KBA harus mampu membantu ibu mengenali
masa suburnya, memotivasi pasangan agar mentaati
aturan jika ingin menghindari kehamilandan
menyediakan alat bantu jika diperlukan
• Perlu pantang selama masa subur
• Perlu pencatatan setiap hari
• Infeksi vagina membuat lendir serviks sulit dinilai
• Termometer basal diperlukan
• Tidak terlindung dari IMS termasuk HIV-AIDS
Yang dapat Menggunakan KBA (Kontrasepsi)

• Semua perempuan, baik siklus haid


teratur/tidak, tdk haid karena menyusui
maupun pramenopouse
• Semuan perempuan dg paritas termasuk
nulipara
• Perempuan kurus/gemuk
• Perempuan yg merokok
• Perempuan dg alasan kesehatan tertentu (HT,
varises dll)
Lanjutan…….
• Pasangan dg alasan agama/filosofi untuk tidak
menggunakan metode lain
• Perempuan yg tidak dapat menggunakan metode
lain
• Pasangan yg ingin pantang sanggama lebih dari
seminggu pd setiap siklus haid
• Pasangan yg ingin dan termotivasi untuk
mengobservasi, mencatat dan menilai tanda dan
gejala kesuburan
Konsepsi : HUS dilakukan pd masa subur untuk
mencapai kehamilan
Keadaan yg memerlukan perhatian
Anjuran
Keadaan
• Jelaskan pd klien bahwa menjadi
• Pengeluaran cairan
lebih sulit untuk memprediksi
vagina secara
kesuburan dg menggunakan
menetap
lendir serviks. Jika dikehendaki,
• Menyusui bantu memilih metode lain.Pd
metode MOB klien harus belajar
nemar-benar untuk mengenal
pola dasar ketidak suburan
Yang seharusnya Tidak Menggunakan KBA

• Perempuan yg umur, paritas dan masalah


kesehatannya menjadikan kehamilan menjadi suatu
kondisi RESTI
• Perempuan yg belum mendapatkan haid (menyusui,
post AB) kecuali MOB
• Perempuan dg siklus haid tdk teratur kecuali MOB
• Perempuan yg pasangannya tdk mau bekerjasama
selam waktu tertentu dlm siklus haid
• Perempuan yg tidsk suka menyentuh daerah
genetalianya
Instruksi kepada Klien
• Metode Lendir Serviks Billings/MOB,
mengenali masa subur dg memantau lendir
serviksyg keluar dari vagina, pengamatan
sepanjang hari dan diambil kesimpulan pd
malam hari. Periksa lendir dg jari tangan/tisu
di luar vagina dan perhatikan perubahan
perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan
untuk periksa ke dalam vagina
Lanjutan…….
• Untuk menggunakan MOB, perempuan harus
bisa mengenali pola kesuburan dan pola
dasar ketidaksuburannya. Untuk menghindari
kekliruan dan menjamin keberhasilan pd awal
masa belajar, pasangan diminta secara penuh
tidak bersenggama pd satu siklus haid
• Pola kesuburan adalah pola yg terus berubah,
Pola dasar ketidaksuburan
Lanjutan….
pola ys sama sekali tdk berubah dari hari ke
hari.Kedua pola inimengikuti kegiatan hormon
yg mengontrol daya tahan hidup sperma dan
pembuahan.
• Suatu catatan yg sederhana dan tepat adalah
kunci untuk keberhasilan. Suatu rangkaian
kode digunakan untuk melengkapi catatan.
Untuk Kontrasepsi
• Lendir mungkin berubah pd hari yg sama, periksa
lendir sebelum tidur (tentukan tgk yg paling subur),
beri kode yg sesuai
• Pantang HUS (1 siklus) shg ibu mengetahui pola
kesuburan dan ketidaksuburan
• Hindari HUS pd saat haid
• Pd pola kering setelah haid, aman untuk HUS selang
1 malam (aturan selang-seling) untuk menghindari
ibu kesulitan membedakan…….
cairan sperma dan lendir
• Segera setelah ada lendir jenis apapun/kondisi
basah, hindari HUS
• Tandai hari terakhir dg lendir jernih, licin dan mulur
dg tanda X. Ini adalah hari puncak/ovulasi
• Setelah hari puncak hinari HUS untuk 3 hari berikut
siang dan malam. Mulai pagi hari ke-4 setelah kering
adalah hari aman untuk HUS sampi hari haid
berikutnya
lanjutan,…..
• Pd siklus yg tidak teratur seperti pasca
persalinan/pramenopouse, maka perlu
memperhatikan pola dasar ketidaksuburan karena
ada 1-2 hari subur yg menyelingi diantara hari-hari
tidak subur. Ibu harus mengamati perubahan ini dan
bila PDTS sudah pulih kembali dan berlangsung
minimal 3 hari berturut-turut tanpa perubahan maka
HUS boleh dilakukan (aturan sabar menunggu /Wait
and See Rule)
Untuk Konsepsi
• HUS pd setiap siklus pd hari-hari terdapat lendir yg
terasa amat basah dan licin

Pakai Aturan Perubahan Suhu


• Ukur suhu pd waktu yg sama setiap pagi (sebelum
bangkit dari tidur), catat pd kartu
• Pakai catatan suhu pd kartu tsb untuk 10 hari
pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu
tertinggi dari suhu yg “normal, rendah”
Lanjutan……..
• Tarik garis pd 0.05 – 0.1 diatas suhu tertinggi dari
suhu 10 hari tersebut (garis pelindung/cover
line/garis suhu
• Masa tak subur mulai pd sore setelah hari ke-3
berturut-turut suhu berada di atas garis pelindung
(aturan perubahan suhu)
• Untuk kontrasepsi, pantang HUS mulai dari awal
siklus haid sampai sore hari ke-3 berturut-turut
setelah suhu berada diatas..
garis pelindung/cover line. Masa pantang pada
aturan perubahan suhu. Suhu lebih panjang dari
pemakaian MOB.
Catatan
• Jika salah satu dari 3 suhu berada dibawah garis
pelindung selama perhitungan 3 hari, ini merupakan
tanda bahwa ovulasi belum terjadi. Untuk
menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari
berturut-turut suhu tercatat diatas garis pelindung
• Ketika mulai masa tdk subur, tidak perlu
mencatat suhu basal. Ibu dapat berhenti
mencatat sampai haid berikut mulai dan HUS
sampai hari pertama haid berikutnya
Metode Simtomternal
• Ibu harus mendapat instruksi untuk mengenali
lendir serviks dan suhu basal
• Setelah haid berhenti. Ibu dapat HUS pd
malam hari kering dg berselang sehari selama
masa tak subur. Ini adalah Aturan Selama hari
Kering (aturan awal). Aturan yg sama dg
metode lendir serviks
• Masa subur mulai ketika perasaan
basah/munculnya lendir. Ini adalah aturan
awal. Berpantang HUS sampai masa subur
berakhir.
• Pantang HUS sampai hari puncak dan aturan
perubahan suhu telah terjadi.
• Jika aturan ini tidak mengidentifikasi hari yg
sama sebagai akhir masa subur, selalu ikuti
aturan yg paling konservatif, yaitu aturan yg
mengidentifikasi masa subur yang paling
panjang
METODE AMENOREA LAKTASI
(MAL)
By Yuniar Wardani, AMK., SKM
Profil
• MAL adalah kontrasepsi yg mengandalkan
pemberian ASI
• MAL sbg kontrasepsi jika menyusui secara
penuh, belum haid, umur bayi < 6 bln
• Efektif sampai 6 bulan
• Harus dilanjutkan dg metode kontrasepsi
lainnya
• Cara kerja penundaan/penekanan ovulasi
Keuntungan Kontrasepsi
• Efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pd 6 bln
pasca persalinan
• Segera efektif
• Tdk mengganggu HUS
• Tdk ada efek samping scr sistemik
• Tdk perlu pengawasan medis
• Tdk perlu obat/alat
• Tanpa biaya
Keuntungan Non Kontrasepsi
• Bayi :mendapat kekebalan pasif (antibodi
perlindungan lwt ASI), sumber asupan gizi dan
sempurna untuk tumbang bayi yg optimal,
terhindar dari keterpaparan thd kontaminasi
dari air, susu lain/formula
• Ibu : mengurangi perdarahan pasca
persalinan, mengurangi risiko anemia,
meningkatkan hubungan psikologik antara ibu
dan bayi
Keterbatasan
• Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan
agar segera menyusui dlm waktu 30 menit
pasca persalinan
• Mungkin sulit dilaksanakan krn kondisi sosial
• Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya
haid (6 bln)
• Tidak melindungi dari IMS
Perhatian
Keadaan Anjuran
• Makanan • Membantu akseptor
pendamping mulai memilih metode lain
diberikan walaupun metode
• Haid sudah kembali kontrasepsi lain
• Bayi menghisap tdk dibutuhkan, akseptor
sering harus didorong
untuk tetap
• Bayi berunur 6 memberikan ASI
bln/lebih
Akseptor yg boleh menggunakan metode MAL
dan yg tidak

• Boleh :Menyusui ekslusif, bayi berumur 6 bln


dan blm mendapat haid kembali
• Tdk boleh : 3 unsur boleh,ibu yg bekerja dan
terpisah dari bayi selama 6 bln
Instruksi kepada Akseptor
• Seberapa sering menyusui
• Biarkan bayi menghisap sampai bayi sendiri yg
melepaskannya
• Susui bayi juga pd malam hari
• Bayi tetap disuskan meski ibu dlm kondisi sakit
• ASI dpt disimpan dlm lemari pendingin
• Selama bayi tumbuh dan berkembang dg baik,
kenaikan BB cukup, bayi tdk memerlukan makanan
selain ASI sampai usia 6 bln
• Jika ibu menggantikan ASI sg minuman/makanan
lain, bayi akan menghisap kurang sering shg
menyusui tdk efektif lagi untuk metode kontrasepsi
• Ketika ibu haid lagi pertanda ibu mulai subur shg
harus menggunakan metode lainnya
• Untuk kontrasepsi dan kesehatan :segera gunakan
kontrasepsi lain, konsultasikan dg
bidan/dokter/petugas kes lainnya ketika mulai
menggunakan kontrasepsi lain
Lanjutan…….
Jika pasangan beresiko tinggi terpapar IMS, gunakan
kondom ketika pakai MAL
Untuk mencapai keefektifan 98%
• Ibu menyusui scr penuh/hampir penuh
• Perdarahan sblm 56 hari pasca persalinan
diabaikan/blm dianggap haid
• Bayi menghisap scr langsung
• Menyusui mulai dari ½ - 1 jam stlh bayi lahir
Lanjutan…….
• Kolostrum diberikan kpd bayi
• Pola menyusui on demand dr kedua payudara
• Menyusui slm 24 jam termasuk mlm hari
• Hindari jarak menyusui lebih dari 4 jam
Setelah bayi berusia 6 bln kembalinya kesuburan
tdk selalu didahului dg haid
Efek Ketidaksuburan karena menyusui
dipengaruhi oleh…
• Cara menyusui
• Seringnya menyusui
• Lamanya setiap kali menyusui
• Jarak antara menyusui
• Kesungguhan menyusui
Coitus Interuptus

52
Konsep Dasar
• CI adalah metode KB tradisional, pria
mengeluarkan penis dr vagina sebelum
mencapai ejakulasi
• Cara kerja : penis dikeluarkan sebelum
ejakulasi shg sperma tdk masuk ke dalam
vagina dan kehamilan dpt di cegah

53
Manfaat

Kontrasepsi Non Kontrasepsi


• Efektif jk digunakan dg benar • Meningkatkan keterlibatan
• Tdk mengganggu produksi ASI suami dlm KB
• Dpt digunakan sbg pendukung • Hubungan pasangan lebih
metode KB lainnya dekat dan pengertian yg sangat
• Tdk ada efek samping dlm
• Dpt digunakan setiap waktu
• Tdk membutuhkan biaya

54
Keterbatasan
• Efektifitas tergantung ketersediaan pasangan
melakukan CI (angka kegagalan 4-18 kehamilan/100
perempuan /thn)
• Efektifitas akan jauh menurun jika sperma dlm 24
jam stlah ejakulasi masih menekat pd penis
• Memutus kenikmatan HUS

55
Dapat dipakai untuk…
• Suami yg ingin berpartisipasi aktif dlm KB
• Pasangan yg taat beragama/mpy filosofi untuk tdk
menggunakan metode lain
• Pasangan yg memerlukan kontrasepsi segera
• Pasangan yg memerlukan metode sementara, menunggu
metode lain
• Pasangan yg membutuhkan metode pendukung
• Pasangan yg melakukan HUS tdk teratur

56
Tidak Dapat Dipakai untuk…….
• Suami dg pengalaman ejakulasi dini
• Suami yg sulit melakukan CI
• Suami yg memiliki kelainan fisik/psikologis
• Ibu yg mpy pasangan sulit bekerjasama
• Pasangan yg kurang dapat saling berkomunikasi
• Pasangan yg tdk bersedia melakukan CI

57
Instruksi bagi Akseptor
• Meningkatkan kerjasama dan saling pengertian
sebelum melakukan HUS dan pasangan harus
bersedia mendiskusikan dan menyepakati
penggunaan metode CI
• Sebelum HUS pris terlebih dahulu mengosongkan
kandung kemih dan membersihkan ujung penis
untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi
sebelumnya

58
Lanjutan……….
• JIka merasa akan ejakulasi, segera
mengeluarkan penisnya dari vagina
pasangannya dan mengeluarkan sperma di
luar vagina. Pastikan pria tdk terlambat
melakukannya
• Tidak dianjurkan pada masa subur

59
KONTRASEPSI HORMONAL
JENIS KONTRASEPSI HORMONAL
• Pil KB
1) Pil kombinasi
2) Minipil
• Suntikan
1) Satu bulan
2) Tiga bulan
• Implant (Susuk)
MEKANISME KERJA
• Berisi hormon progesteron dan atau estrogen
• Menghambat ovulasi dengan cara memberikan feed
back negatif pada hipotalamus sehingga terjadi
penurunan produksi FSH
• Menghambat terjadinya konsepsi dengan cara
meningkatkan sekresi lendir servik & menurunkan
motilitas tuba
• Menghambat implantasi zygot dengan cara
mengganggu pemasakan endometrium
PIL
• JENIS PIL KONTRASEPSI:
• Pil kombinasi
• Minipil
• Pil untuk ibu menyusui (Exluton)
PIL KOMBINASI
• Berisi derivat progesteron (levonorgestrel,
desogestrel, linestrenol) serta derivat estrogen
(etinilestradiol, mestranol)
• Secara garis besar ada 2 macam sediaan bila
dilihat dari kadar/ dosis hormon dalam pil
• 1.kadar hormon konstan
• 2.kadar hormon disesuaikan dengan siklus
haid
• Kadar hormon yang telah disesuaikan dengan
cara mengurangi dosis pada awal siklus dan
menaikkan dosis pada akhir siklus diharapkan
dapat mengurangi perdarahan bercak (blood
spotting) dan meningkatkan keamanaan pil kb
CARA KERJA
• Pemberian progesteron yang dikombinasikan
dengan estrogen menurunkan sekresi LH dan
FSH oleh hipofisis melalui feed back negatif ke
hipotalamus sehingga terjadi menstruasi
anovulatoir
• Lendir servik menjadi lebih kental sehingga
penetrasi sperma menurun
CARA PENGGUNAAN
• Pil KB terdiri atas 2 bentuk preparat. Preparat
pertama berisi hormon sebanyak 21 buah
sedangkan preparat kedua berisi plasebo
(tidak mengandung hormon)
• Pemberian preparat pil yang berisi hormon
pertama kali dipergunakan pada hari ke 5
siklus (hari ke 5 menstruasi) dilanjutkan
hingga hari ke 25 siklus
• Penggunaan placebo dimulai pada hari ke 26
siklus. Pada hari ke 3 (hari ke 28 siklus)
diharapkan terjadi menstruasi.

KEEFEKTIFAN
• Bila pil digunakan dengan tepat dan benar
keefektifan mencapai 99,9%
• Praktek kegagalan mencapai 2,5% akibat
ketidakpatuhan minum pil
Indikasi
• Wanita yang menginginkan kontrasepsi oral
dengan efektivitas yang tinggi
• Anemia karena perdarahan yang banyak
• Siklus haid tidak teratur
• Dismenorhea berat
• Kista ovarium yang tidak ganas/ riwayat
keluarga dengan kanker ovarium
• Kehamilan ektopik
Kontraindikasi
• Kehamilan
• Penyakit kardiovaskuler
• Penyakit hati
• Tumor ganas alat kelamin dan payudara

Kontraindikasi relatif
• Sakit kepala berat
• Umur >40 tahun
Keuntungan
• Efektivitas tinggi
• Sederhana, mudah digunakan, tidak
mengganggu senggama
• Melindungi dari radang panggul
• Mencegah kehamilan ektopik
• Mengurangi dismenorhea
• Siklus haid teratur
• Mengurangi insidensi anemia
Kerugian

• Perlu ketaatan yang tinggi


• Harga relatif mahal
• Tidak dapat digunakan pada yang menyusui
• Peningkatan insidensi Ca servik
• Menimbulkan beberapa efek samping
Efek samping
• Perdarahan bercak
• Amenorhea
• Nausea
• Nyeri kepala
• Nyeri payudara
• Peningkatanberat badan
• Retensi cairan hingga hipertensi
Mini Pill
• Disebut juga progestin only pills (POP) atau
breastfeeding pills
• Berisi progestin (derivat progesteron) dosis
rendah tanpa estrogen
• Merek dagang di pasaran Exluton®
• Keberadaan progesteron dosis rendah tidak
mengganggu produksi ASI sehingga dapat
digunakan untuk ibu menyusui
• Sebaliknya komposisi hormon yang hanya
berisi progesteron tidak optimal dalam
mencegah ovulasi
• Penggunaan mini pill pada ibu menyusui
dapat meningkatkan keefektifan pil tersebut
karena laktasi juga merupakan salah satu
metode kontrasepsi
Cara kerja
• Progestin dalam jumlah kecil akan
meningkatkan produksi mukus di servik
sehingga menghambat penetrasi sperma,
menghambat ovulasi (15-40% siklus),
mengganggu motilitas tuba dan mengganggu
perubahan fisiologis endometrium sehingga
menghalangi nidasi
Cara penggunaan
• Efek optimal mini pill dicapai setelah 2-4 jam
penggunaan. Efek tersebut menurun setelah
22 jam dan hilang sama sekali setelah 24 jam.
• Mini pill harus dikonsumsi setiap hari pada
waktu yang sama
• Untuk meningkatkan kepatuhan, konsumsi
mini pill sebaiknya dirangkaikan dengan
aktivitas rutin
• Jika lupa mini pill harus segera diminum diikuti
metode kontrasepsi lain ( misal Kondom atau
lainnya)
Indikasi
• Wanita menyusui, keefektifannya meningkat
dengan laktasi dan tidak mempengaruhi
produksi ASI
• Wanita usia >40 tahun, kesuburan yang
menurun memperkuat efek pill
• Wanita yang mengalami penurunan libido
pada penggunaan kontrasepsi oral
Efek samping
• Perdarahan irreguler:
– 40% siklus ovulasi normal
– 40% siklus pendek dan irreguler
– 20% perdarahan irreguler hingga spotting
• Acne vulgaris (jerawat) akibat peningkatan
kadar steroid bebas dalam darah
Efektivitas
• Angka kegagalan antara 1,1-9,6 per 100
wanita pada tahun I penggunaan
• Angka kegagalan meningkat pada usia yang
lebih muda (3,1%) dibanding usia >40 tahun
(0,3%)
• Efektivitas untuk ibu menyusui sampai dengan
98,5%
• Efektivitas untuk ibu tidak menyusui 96%
Keuntungan

• Tidak mengganggu produksi ASI


• Efek samping lebih sedikit dibanding pil
kombinasi
• Aman untuk penderita DM, hipertensi &
gangguan kardiovaskuler
Kerugian
• Memerlukan ketaatan yang tinggi
• Tidak optimal dalam menekan ovulasi
• Tidak mencegah kehamilan ektopik & kista
ovarii
Morning after pills

• Berisi estrogen dosis tinggi


• Morning after pills disebut juga kontrasepsi
pasca senggama atau kontrasepsi darurat
Indikasi
• Korban kekerasan seksual/ pemerkosaan
• Mencegah kegagalan kontrasepsi misal
robekan kondom, cervical caps atau diafragma
terlepas

Cara kerja
• Mengganggu implantasi/ ketahanan hidup
embrio Mengganggu implantasi/ ketahanan
hidup embrio
Cara penggunaan
• Sesegera mungkin setelah pemajanan dan
jangan lebih dari 72 jam
• Contoh regimen penggunaan:
• Ovral® :2 tablet diikuti dengan 2 tablet 12 jam
kemudian
• Lo Ovral, Nordette, Levlet, Triphasil, Trilevlen:
4 tablet diikuti dengan 4 tablet setelah 12 jam
kemudian
Efek samping
• Mual, muntah, nyeri tekan payudara, nyeri
kepala

Keuntungan
• Angka kegagalan kecil yaitu 1% dibandingkan
kontrasepsi oral kombinasi 2%
• Efektif untuk kondisi darurat
Kerugian

• Efek samping tinggi sehigga tidak dapat


digunakan dalam jangka waktu lama
• Perlu ketaatan tinggi karena harus digunakan
<72 jam pasca senggama
Suntikan
• Berdasarkan bahan kontrasepsi ada 3 jenis
preparat yang sering digunakan:
• Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA)
digunakan sebagai suntikan 3 bulan. Dikenal
dengan sebutan Depo Provera®
• Noretistoteron enantat (NET-EN) digunakan
sebagai KB suntik 2 bulan. Depo provera dan
NET-EN hanya berisi derivat progesteron
• Cycloprovera (50 mg DMPA plus 5 mg estradiol
sipionat), HRP (50 mg noretestiteron plus 5
mg estradiol. Digunakan sebagai suntikan
bulanan yang berisi kombinasi estrogen dan
progesteron
DMPA & NET
CARA KERJA
• Selain meningkatkan sekresi mukus pada
servik. Kadar progesteron yang tinggi juga
mampu menekan terjadinya ovulasi secara
optimal
Cara Penggunaan
• Suntikan diberikan secara intra muskuler
dengan teknik jajak –Z (Z track technique),
tidak dipijat
• Disuntikkan dalam 5 hari pertama siklus
menstruasi
Indikasi
• Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka
panjang tetapi tidak menginginkan sterilisasi
• Wanita yang mempunyai kontraindikasi
terhadap estrogen
• Wanita yang enggan menggunakan pil
• Wanita yang sedang menyusui
• Wanita yang mendekati masa menopouse
Kontraindikasi
• Kehamilan
• Menderita penyakit hati
• Hipertensi/ hiperlipidemi/ DM
• Tumor payudara/ kanker genital
• Pengobatan dengan rifampicin, fenitoin
• Menderita migrain, epilepsi, depresi
Efektivitas
• Angka kegagalan < 1 per 100 wanita per tahun
Keuntungan
• Mudah digunakan, tidak memerlukan aksi
sehari-hari/ aksi senggama
• Aman tidak ada efek samping yang serius
• Efektivitas tinggi
• Bebas dari masalah yang berkaitan dengan
estrogen
• Meningkatkan laktasi
Kerugian
• Haid tidak teratur
• Peningkatan berat badan
• Peubahan mood/ emosi
• Tidak dapt dihentikan dengan cepatPemulihan
fertilitas tertunda (9 bulan setelah berhenti
unuk DMPA, 2-3 bulan untuk NET-EN)
• Diperlukan penyuntikan yang teratur
Suntikan 1 bulan
• Sediaan
1. Cycloprovera
2. HRP 102
• Kombinasi estrogen dan progesteron
diharapkan mampu menguah pola haid pada
pemakai
• Suntikan 1 bulan diharapkan akseptor tetap
mendapat haid secara teratur
IMPLANT
• Disebut juga AKBK (alat kontrasepsi bawah
kulit)
• Merupakan kapsul silastic yang disisipkan
pada lapisan kulit subdermal permukaan volar
lengan atas kiri + 8 cm ke arah cranial dari
fossa cubiti dengan susunan seperti kipas 6
buah
• Bahan aktif yang digunakan dalam implant
adalah levonorgestrel
• Ke-6 kapsul pada 12 bulan pertama melepas
80 μg levonorgestrel 9 bulan selanjutnya 50 μg
dan menurun hingga 30 μg hingga tahun ke 5
• Efektivitas implant dipengaruhi oleh lama
penggunaan dan kondisi tubuh pengguna
terutama berat badan
Mekanisme Kerja
• Meningkatkan sekresi mukus servik sehingga
lebih kental dan mengganggu penetrasi
sperma
• Mengganggu motilitas tuba
• Mengganggu kapasitas spermatozoa sehingga
kemampuan membuahi menurun
• Mengganggu pemasakan endometrium
sehingga implantasi telur terganggu
• Mengganggu keseimbangan hormon estrogen
& progesteron sehingga ovulasi terhambat
Cara Pemasakan
• Disisipkan pada lengan volar kiri subdermal
menghadap cranial tersusun seperti kipas
• Penyisipan dapat dilakukan kapan saja dalam
siklus haid selama kehamilan dapat
disingkirkan, pada postpartum tidak boleh
lebih dari 3 minggu post partum
Efektivitas
• Angka kegagalan tahun-l <1%
• Angka kegagalan tahun-V 3%
• Pada wanita gemuk berat badan > 70 kg
kegagalan meningkat
Efek Samping
• Gangguan perdarahan, dibandingkan suntik 3
bulan keluhan ini menurun
• Acne vulgaris
• Nyeri kepala
• Depresi
Keuntungan
• Efektivitas tinggi
• Menekan ovulasi dengan cepat kurang 24 jam
• Jangka panjang
• Tidak mengganggu hubungan sex
• Tidak mengganggu laktasi
• Tanpa efek samping estrogen
• Reversibilitas tinggi
Kerugian
• Memerlukan bedah minor
• Kadang menimbulkan perdarahan/ hematom
• Menggnggu kosmetik
• Perlu pencabutan
• Kadang muncul efek samping androgenik
kenaikan berat badan, acne
Indikasi
• Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka
panjang, cukup anak, enggan steril, suntik
maupun IUD
• Wanita menyusui
Kontraindikasi
• Hamil
• Terdapat penyakit hati, hipertensi, gangguan
kardiovaskuler, DM, tumor payudara, ca
genital, perdarahan vagina, hiperlipidemi
• Pengobatan dengan rifampicin dan fenitoin
METODE KONTRASEPSI MEKANIK
JENIS KONTRASEPSI MEKANIK
1. Kimiawi : spermisida
2. Metode barier
• Pria  kondom
• Wanita :
a. Kondom wanita
b. Diafragma
c. Cervical Cap
3. AKDR/IUD
1. SPERMISIDA
• Adalah : bahan kimia (nonoxynol-9, octoxynol-
9 dan menfegol) yang digunakan untuk
melumpuhkan atau membunuh sperma
• Jenis :
1. Aerosol (busa)
2. Tablet vagina, suppositoria
3. Krim/jelly
4. Tissue (intravag)
Prinsip kerja
• Menghancurkan sel, memperlambat
pergerakan sperma, dan menurunkan
kemampuan pembuahan
• Spermisida ditempatkan jauh di dalam vagina
sehingga serviks terlindungi
Keuntungan
• Digunakan sebagai pendukung metode lain
• Mudah digunakan
• Meningkatkan lubrikasi/pelicin selama
hubungan seksual
• Melindungi IMS, HBV, HIV/AIDS
Kekurangan
• Lebih efektif jika digunakan bersama dengan
alat kontrasepsi lain (kondom, diafragma,
servikal cup)
• Keefektifan kurang (18-29 kehamilan/100
perempuan/tahun
• Pengguna menunggu 10-15 menit setelah
aplikasi
• Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam
• Pemakaian terlalu sering dapat iritasi
a. AEROSOL (Busa)
• Kocok tempat aerosol 20-30 kali
• Letakkan aplikator diatas katup
• Sambil berbaring, masukan aplikator ke dalam
vagina mendekati serviks, dorong sampai busa
keluar
• Aplikator segera dicuci dengan sabun dan air,
keringkan
• Jangan berbagi apliaktor dengan orang lain
b. Tablet vagina/suppositoria atau film/tissue

• Cuci tangan sebelum membuka kemasan


• Lepaskan tablet/suppositoria dari kemasan
• Masukkan tablet/suppositoria dengan
berbaring jauh ke dalam vagina
• Tunggu 10-15 menit sebelum berhub.seks
c. Krim atau jelly
• Masukkan krim/jelly ke dalam
aplikator,masukkan jauh ke dalam vagina
mendekati serviks
• Tekan pendorong sampai krim keluar
• Aplikator dicuci
• Biasanya digunakan bersamaan dengan
diafragma dan servical cup  dioleskan
Efek samping
• Iritasi vagina
• Iritasi penis dan rasa tidak nyaman
• Rasa panas di vagina
Cara penggunaan
Cara memasukkan spermisida Cara memasukkan spermisida
menggunakan aplikator tablet/suppositoria
Cara penggunaan
• Letakkan spermisid sedalam mungkin
sehingga menutup serviks
• Tunggu waktu sebelum mulai senggama
• Gunakan spermisid tambahan pada senggama
berulang
• Jangan melakukan pembilasan vagina paling
sedikit 6-7 jam setelah senggama selesai
2. KONDOM
• Adalah sarung karet yag digunakan untuk
menutupi seluruh penis pada saat melakukan
hubungan seksual.
• Pada ujungnya terdapat kantong kecil untuk
menampung sperma
• Tipe kondom : biasa, bergerigi, beraroma,
tidak beraroma
• Kondom dilapisi spermisida
Macam-macam Kondom
1. Bahan alami
• Terbuat dari usus biri-biri
• Tidak meregang/mengkerut
• Menjalarkan panas tubuh  tidak mengurangi
sensitivitas selama senggama
• Mahal
2. Lateks (paling banyak dipakai)
• Elastis dan murah
• Tebal 0,05 mm
3. Plastik
• Sangat tipis (0,025 – 0,035 mm)
• Menghantarkan panas tubuh
• Lebih mahal : lateks
Prinsip Kerja
• Menghalangi pertemuan antara sperma dan
ovum
• mengemas sperma pada ujung kondom yang
telah dipasang pada penis
• sehingga sperma tsb tidak tercurah ke dalam
vagina
• Mencegah penularan mikroorganisme (IMS,
HBV dan HIV/AIDS)
Indikasi
• Menunda kehamilan (pasangan muda)
• Pasangan yg tidak bisa memakai kontrasepsi
lain
• Orang berisiko terkena IMS (pekerja seksual,
suka berganti-ganti pasangan)
Keuntungan
• Murah dan mudah didapat
• Dapat mengurangi ejakulasi dini (penis terlalu
sensitif)
• Alat kontrasepsi yang dapat melindungi
penularan IMS, HBV, dan HIV/AIDS
Kerugian
• Kurang praktis karena harus dipakai setiap kali
akan melakukan hubungan seksual
• Harus punya persediaan
• Pembuangan kondom bekas
• Mengurangi rangsangan penis
• Efek samping : alergi lateks
Keefektifan
• Angka kegagalan : 2-12 kehamilan/100
perempuan/tahun
• Cukup tinggi jika dipakai dengan benar
• Kondom dipakai sebelum penis masuk ke
dalam vagina, bukan pada saat orgasme
Cara pemakaian kondom pria
Cara pemakaian kondom wanita
Petunjuk bagi klien
1. Gunakan kondom setiap akan melakukan
hubungan seksual
2. Tambahkan spermisida spy efeknya lebih baik
3. Jangan menggunakan gigi/benda tajam untuk
membuka kemasan
4. Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi
dan dilakukan sebelum dimasukkan ke vagina
5. Kondom dilepas sebelum penis melembek
6. Pegang bagian pangkal kondom sebelum
mencabut penis sehingga tidak terlepas pada
saat penis dicabut dan lepaskan kondom di
luar vagina agar tidak tumpah di sekitar
vagina
7. Gunakan kondom hanya 1 kali pakai
8. Sediakan kondom dalam jumlah yang cukup
sebagai persediaan
9. Simpan di tempat kering dan sej
2. DIAFRAGMA
• Adalah kap berbentuk bulat cembung
(mangkuk), terbuat dari lateks yang
dimasukkan ke dalam vagina sebelum
melakukan hub.seks dan menutupi serviks
• Ukuran : diamter 55-100 mm
Prinsip kerja
• Menahan sperma agar tidak mendapatkan
akses mencapai saluran alat reproduksi bagian
atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat
tempat spermisida
• Jenis :
1. Flat spring (lembar logam gepeng)
2. Coil spring (kawat lengkung)
3. Arching spring (pegas logam kombinasi)
Keuntungan
• Tidak mengganggu hubungan seksual karena
telah terpasang 6 jam sebelum melakukan
hubungan seksual
• Melindungi dari IMS, HBV, HIV/AIDS
(spermisida)
• Menahan darah menstruasi
Kekurangan
• Harus tetap berada ditempatnya selama 6 jam
setelah hubungan seksual
• Suplai ulang harus dilakukan (spermisida
dibutuhkn setiap penggunaan)
• Penyebab Infeksi saluran uretra
• Posisi dapat berubah saat bersenggama
Efek samping : Keefektifan :
• Reaksi alergi • Angka kegagalan 6-
• Perkembangbiakan 18 keamilan/100
mikroorganisme perempuan/tahun
(terlalu lama)
Cara penggunaan
• Gunakan diafragma setiap kali melakukan hubungan
seksual
• Kosongkan kandung kemih, cuci tangan
• Memilih ukuran diafragma
1. Jari telunjuk dan jari tengah dimasukkan ke dalam vagina
sampai ujung jari tengah menyentuh dinding posterior
vagina. Ibu jari digerakkan sampai titik pertemuan jari
telunjuk dengan os pubis
2. Jarak antara jari tengah dan bagian depan ibu jari adalah
diameter diafragma yang diperlukan
• Pastikan diafragma tidak rusak (tes : isi air/terawang)
• Oleskan spermisida (remas bersamaan dgn pinggiran)
• Posisi saat pemasangan :
1. Satu kaki diangkat keatas kursi/dudukan tiolet
2. Sambil baring
3. Sambil jongkok
• Lebarkan kedua bibir vagina
• Dorong dan tekan diafragma jauh ke dalam
vagina
• Dengan jari telunjuk diperiksa bahwa letak
diafrgama tepat dibelakang os pubis dan
menutup serviks
• Diafragma yang benar terletak diantara bagian
posterior os pubis dengan forniks posterior
vagina serta menutupi serviks
• Diafragma dapat diletakkan di dalam vagina
sampai dengan 6 jam sebelum melakukan
hub.seksual
a. Jika hub. Seksual > 6 jam  pemberian ulang
spermisida
b. Hub. Sek berulang  pemberian ulang
spermisida
• Biarkan diafragma di dalam vagina ± 6 jam
(tidak boleh > 24 jam)
• Lepaskan diafragma dengan cara memasukkan
jari dibelakang tepi depan dan tariklah
• Cuci diafragma dengn sabun sampai bersih
Cara penyimpanan
• Dicuci dengan air dan sabun sampai bersih –
dikeringkan
• Disimpan ditempat kering dan sejuk
• Sesekali diperiksa  rusak, bocor ?
• 1 – 1,5tahun
Instruksi untuk klien
• Jangan sampai lupa menggunakan diafragma jika akan
melakukan hub.seks
• Dikhawatirkan menggunakan diafragma secara tidak
benar
• Melakukan hub.seks > 6jam dan tidak memberikan
spermisida ulang
• Tidak membiarkan diafragma berada dalam vagina
selama 6 jam setelah berhub. Seks  sekret vagina
kotor dan bau
• Luka pada vagina  tepi diafragma
• Nyeri pada kandung kemih/rektum  pastikan ukuran
tidak terlalu besar
3. KAP SERVIKS
• Definisi : alat kontrasepsi yang hanya
menutupi serviks saja
• Jenis :
1. Prentif cavity vault cup
2. Dumas atau vault cup
• Ukuran : diameter 22 mm – 33 mm
Cara kerja
• Menahan sperma agar
tidak mendapatkan
akses mencapai saluran
alat reproduksi bagian
atas (uterus dan tuba
falopii) dengan cara
menutup serviks
Kontraindikasi
• Wanita dengan kelainan di serviks
• Erosi/laserasi serviks
• Infeksi serviks
• Riwayat infeksi saluran kemih
• Alergi terhadap karet
• Tidak mampu memasang dan mengeluarkan
kap serviks dengan benar
Kelebihan : Kekurangan :
• Efektif meskipun tanpa • Pemasangan dan
spermisida pengeluaran lebih sulit
• Tidak terasaoleh suami
saat senggama
• Tidak perlu pengukuran
• Jarang terlepas saat
senggama
Efek samping : Keefektifan :
• Sekret berbau • 8-20/100 wanita/tahun
• Infeksi saluran kemih
Cara penggunaan
• 1/3 – ½ bagian dari kap servis diisi dengan
spermisida
• Posisi tubuh wanita jongkok atau setengah
tidur/dudul
• Kap serviks dipasang menggunakan jari telunjuk
dan ibu jari (kubah menghadap ke bawah)
• Tangan lain membuka bibir vagina
• Kap serviks dimasukkan jauh ke dalam vagina
sampai mencapai serviks
• Cek : jari telunjuk, pinggir alas kap serviks
ditekan sekeliling serviks sampai kubah
servikal kap menutupi ostium uteri dan ujung
servis dapat teraba di bawah kubah
• Biarkan kap servik selama 6 jam setelah hub.
Seks
• Untuk mengeluarkan kap serviks, jari telunjuk
dikaitkan pada pinggir kap serviks
TERIMA KASIH
Pendahuluan

•Medis Operatif Wanita


MOW

•Memotong dan mengambil


tubektomi sebagian saluran telur (tuba)

•Mengikat tuba (membuat


minilaparotomi/
sterilisasi
laparoskopik
buntu)  tubal ligation
•Medis Operatif Pria
MOP

•Memotong dan membuang


vasektomi sebagian vas deferens

•Vasektomi tanpa pisau 


menggunakan klemp khusus
• sebuah cara KB dengan melakukan
pembedahan
Definisi

• pada saluran benih

• pemotongan
• pengambilan sebagian
• pengikatan saja
• Cara KB paling efektif
Keuntungan

• Cara KB jangka panjang – permanen

• Cara paling aman, bebas efek samping

• Praktis  tidak membutuhkan kunjungan ulang &


tidak mengganggu hubungan seksual

• Tidak menurunkan libido


• Permanen Calon klien harus menyadari
betul, jika sterilisasi dilakukan, hampir
Kerugian tidak mungkin hamil kembali

• Konselor benar-benar menekankan sifat


permanen  Penyesalan

• Hanya cocok untuk mereka yang tidak


ingin mempunyai anak lagi
•Indikasi medis
•Indikasi obstetri
•Indikasi genetik
•Indikasi kontrasepsi
• Penyakit berat dan kronis
Indikasi • Membayakan keselamatan Ibu jika hamil
medis

• Keadaan dimana risiko kehamilan berikutnya


meningkat
Indikasi • Multiparitas (grandemultigravida), seksio sesarea
obstetris 2x atau lebih
• Penyakit herediter yang membahayakan kesehatan dan
keselamatan anak
Indikasi • Huntington’s chorea, Taysachs disease, hemophilia,
genetik Marfan’s syndrome, Wilson’s disease

• Indikasi murni menghentikan (mengakhiri) kesuburan.


Indikasi
kontrasepsi

• Merasa beban ekonomi terlalu berat dengan


Indikasi bertambahnya anak
ekonomis
• Sudah memiliki sekurang-kurangnya 1
anak
Syarat

• Rumus 100
• Umur Ibu x jumlah anak

• Perkawinan stabil
• Lamanya perkawinan, jumlah anak, umur
suami & istri mencerminkan
• Angka kegagalan 0,2-0,4/100
keefektifan wanita/tahun

• kesalahan teknik (salah identifikasi


Kegagalan ligamentum rotundum)
wanita

• Ejakulat awal masih mengadung


Kegagalan spermatozoa
laki-laki
Sterilisasi Pria
(Vasektomi/MOP)
• Perjalanan sperma dari testis keluar
diputus

• Masih mengeluarkan semen tanpa


spermatozoa

• Masih mempunyai keinginan


berhubungan seksual

• Vasektomi baru tercapai setelah 15-


20 kali ejakulasi/± 3 bulan
• Sangat efektif & permanen
• operasi kecil (anetesi lokal),
Keuntungan sederhana, mudah, cepat, aman

• Perdarahan dan infeksi


• Laki-laki akan steril setelah 15-20 kali
Kerugian ejakulasi/± 3 bulan
Vasektomi
Sterilisasi Wanita
(Tubektomi/MOW)
• Usia >26 tahun
• Paritas > 2
Indikasi

• Yakin telah memiliki besar keluarga yg telah dikehendaki


• Jika hamil akan menimbulkan risiko

• Wanita pascapersalinan
• Wanita pascakeguguran

• Wanita yg paham dan scr sukerela setuju dg prosedur ini


• Hamil
• Perdarahan pervaginam belum jelas
Kontraindikasi penyebabnya

• Infeksi pelvik
• Wanita yg tdk boleh menjalani OP
pembedahan

• Kurang pasti/yakin menginginkan


fertilisasi dimasa depan
• Belum memberi persetujuan medis
Kapan OP dilakukan
• 1-2 hari : uterus & tuba masih besar Mudah identifikasi
Pascapersalinan • Tuba sembab & rapuh, pembuluh darah besar  risiko perdarahan

• Pascaabortus

• Bersamaan dengan SC/operasi besar lain yg membuka perut

• Masa interval
Tindakan pendahuluan guna
penutupan tuba
• Laparotomi,
minilaparotomi,laparoskopi
Transabdominal

• kolpotomi posterior, kuldoskopi


Transvaginal
• Operasi membuka rongga perut melalui
Minilaparotomi
irisan kecil (<5 cm)

• Digunakan tenakulum khusus (cunam)


dirangkai dengan sonde rahim 
mengelevasi uterus

• Lebih mudah, sederhana, tanpa alat


canggih
• Melihat isi rongga perut menggunakan lensa  alay canggih
dan mahal
Laparoskopi

• Lebih mudah, lebih cepat, lebih aman (bagi yang ahli)


• Risiko infeksi <

• Wanita yg pernah melakukan operasi besar membuka perut


Kontraindikasi • PRP berat  identifikasi tuba sulit
Cara menutup tuba secara Laparoskopi
• Segmen tuba 3-4 cm dijepit dgn penjepit beraliran
listrik tuba terbakar oleh panas yg dihasilkan
Elektris listrik

• Tuba dibuntu dgn memasang sebuah klip/cincin


Mekanis yg terbuat dari karet silikon

• Klip Filshie (Inggris) dan Hulka Clemens (USA)


• Cincin Tuba/cincin Falop  Indonesia
Cara penutupan tuba
• Bagian tengah tuba diangkat, dijepit, diikat
• Tidak dilakukan pemotongan tuba
Madlener • Kegagalan tinggi : 1%- 3%

• Mengangkat bagian tengah tuba, diikat,


dipotong
Pomeroy • Kegagalan 0-0,4%
• Tuba dipotong, ujung proksimal tuba
ditanamkan ke dlm miometrium, ujung
Irving distal ditanam ke ligamentum latum

• Seluruh fimbria dipotong =


fimbriektomi
Kroener
• Akibat anestesi
• Akibat tindakan OP
Komplikasi

• Mual, muntah, pusing, shock anafilaksis


• Perlu sedia ati anafilaksis
Anestesi

• Komplikasi minor : sakit pada t4 irisan,demam,


perdarahan ringan
• Komplikasi mayor : perdarah banyak, perlukaan
Tindakan OP usus/kandung kencing, infeksi panggul berat
Animasi
Tubektomi
Tubektomi Tubektomi
(laparoskopi)
(laparoskopi)
KOMUNIKASI
DALAM
INFORM CONSENT
• Kadang IC diterjemahkan sebagai persetujuan
atas dasar penjelasan, persetujuan sesudah
penjelasan, persetujuan tindakan medis, atau
persetujuan sesudah diskusi informasi medis
atau hal-hal yang bersifat privacy
• Sebaiknya, IC berbentuk suatu pilihan persetujuan
atau penolakan atau penghentian terhadap tindakan
medis pasien/walinya setelah pasien atau walinya
mendapatkan diskusi informasi mengenai alternatif
pilihan tindakan medis atau penelitian kedokteran
yang sudah dipahaminya. Oleh karena itu, paham ini
lebih suka menyebut IC sebagai informed choice.
Informed consent
• a legal condition whereby a person can be said
to have given consent based upon an
appreciation and understanding of the facts
and implications of an action. The individual
needs to be in possession of relevant facts and
also of his reasoning faculties, such as not
being mentally retarded or mentally ill and
without an impairment of judgment at the
time of consenting
Informed Consent
• Persetujuan yang diberikan oleh klien atau
keluarganya atas dasar informasi dan
penjelasan mengenai tindakan medis yang
akan dilakukan terhadap klien tersebut.
• Basisnya adalah HAM, menempatkan klien,
pasien, informan sebagai subyek.
Informed consent bukan ”diminta” oleh pasien
atau keluarga kepada dokter atau rumah sakit,
melainkan ”diberi” oleh ”pasien” kepada
”dokter” yang akan menolongnya
Consent artinya persetujuan, atau lebih ‘tajam’ lagi,
”izin”. ... Informed terkait dengan informasi atau
penjelasan. Dengan demikian, informed consent
adalah persetujuan atau izin oleh pasien (atau
keluarga yang berhak) kepada dokter untuk
melakukan tindakan medis atas dirinya, setelah
kepadanya oleh dokter yang bersangkutan diberikan
informasi/penjelasan yang lengkap tentang tindakan
itu. ... Dengan kalimat pendek, informed consent
adalah Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP).
Informed Consent
dalam profesi kedokteran adalah pernyataan
setuju (consent) atau ijin dari pasien yang
diberikan dengan bebas, rasional, tanpa
paksaan (voluntary) tentang tindakan
kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya
sesudah mendapatkan infonnasi cukup
tentang tindakan kedokteran yang dimaksud.
• Informed Consent adalah suatu persetujuan
mengenai akan dilakukannya tindakan
kedokteran oleh dokter terhadap pasiennya.
Persetujuan ini bisa dalam bentuk lisan
maupun tertulis.
• Pada hakikatnya Informed Consent adalah
suatu proses komunikasi antara dokter dan
pasien tentang kesepakatan tindakan medis
yang akan dilakukan dokter terhadap pasien
(ada kegiatan penjelasan rinci oleh dokter),
sehingga kesepakatan lisan pun sesungguhnya
sudah cukup.
• Penandatanganan formulir Informed Consent
secara tertulis hanya merupakan pengukuhan
atas apa yang telah disepakati sebelumnya.
Formulir ini juga merupakan suatu tanda bukti
yang akan disimpan di dalam arsip rekam
medis pasien
• Bentuk IC dapat dibedakan dengan
pernyataan baik berbentuk lisan atau
tertulis, juga dianggap dapat diberikan
secara tersirat (implied consent) dalam
keadaan biasa dan keadaan darurat.
Tetapi, persetujuan yang dibuat secara
tertulis tersebut tidak dapat dipakai
sebagai alat untuk melepaskan diri dari
tuntutan atau gugat medis apabila terjadi
suatu yang merugikan pasien.
• Dokter, walaupun sebagai figur utama
tenaga kesehatan, namun saat ini mereka
tak sendiri. Saat ini, profesi dokter sudah
merupakan bagian dari penyediaan bisnis
jasa kesehatan masyarakat. Tidak hanya
sekedar kemanusiaan dan menolong,
namun juga profit oriented. Dampaknya
akan jauh berbeda ketika misi sosial
didekatkan dengan ekonomi.
Di dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
tidak akan efektif dan efisien jika sistem lain
tidak mendukungnya, antara lain :
1. Pembiayaan
2. Standar Pelayanan
3. Informed Consent
4. Rekam Medis
5. Audit Medis
6. Aspek Disiplin
7. Aspek Etik
PRAKTIK KEDOKTERAN
PEMERATAAN
EQUITY PERAN
(FUNGSI-SOSIAL) PEMERINTAH
DEPKES, DEPDIKNAS
DEP DAGRI

•Ethical-Conduct
•Professionalism
•Technology
•Economics
PEMBIAYAAN KOMPETENSI
EFFICIENCY QUALITY
(FUNGSI-“BISNIS”) (FUNGSI-IPTEK)

MGT INSTITUSI IDI/PDGI


PELAYANAN MEDIS KOLEGIUM
Informed consent = Persetujuan Setelah
Penjelasan (PSP)
Bukan sekedar kertas yang ditanda tangani.
• Merupakan tanggung jawab moral, bukan
legal.
• Hal terpenting untuk mempertanggung
jawabkan bahwa riset dilaksanakan secara
etis.
• Bertujuan untuk melindungi hak subyek
penelitian, bersifat sukarela
• Intinya: calon subyek penelitian mengerti
semua informasi tentang penelitian dan
akibat akibat terhadapnya.
Proses terlaksananya
Informed Consent
Melalui suatu proses:
- Memberikan keterangan tujuan(konseling), proses
penelitian, perlakuan terhadap subyek, risk and
benefit, kompensasi, kerahasiaan, kesukarelaan,
hak mengundurkan diri; penanggung jawab medis
dan penanggung jawab penelitian.
- Penjelasan oleh yang mengerti tentang penelitian pada
subyek penelitian.
- Terjadi komunikasi 2 arah
- Terjadi selama penelitian/intervensi berlangsung.
- Bukan komunikasi 1 X dengan diakhiri dengan
penandatangan atas berkas Informed consent.
Persyaratan Dalam Penelitian Mengenai
Informed Consent (PSP)
• Informed consent harus dibuat sebelum perlakuan
pada subyek penelitian dilakukan.
• Informed consent harus didapat dari subyek
penelitian atau wali yang legal.
• Keterangan harus diberikan dalam bahasa yang
dimengerti
• Subyek diberikan cukup waktu untuk menentukan
keikutsertaanya, tanpa tekanan
• Subyek tidak boleh mengartikan bahwa harus
berpartisipasi, dan karenanya kehilangan kebebasan
menentukan sendiri.
RISIKO DAN MANFAAT
• Risiko (risk): kemungkinan terjadinya sesuatu
yang merugikan (harmful)
• Manfaat (benefit) : mempunyai nilai positif
dalam kesehatan atau kesejahteraan

(Belmont Report,1979)
Deklarasi Helsinki
Penelitian Kesehatan/Medis:
• kepentingan kesehatan subyek diatas kepentingan
dan minat dibidang ilmu atau minat masyarakat
luas.
• Mengikuti prinsip ilmiah pada penelitian:
pengetahuan yang sudah ada, informasi lain seperti
penelitian pada binatang atau data laboratorik
• Harus dilaksanakan oleh peneliti yang mempunyai
kemampuan dan berkualitas dalam aspek yang
diteliti dan dibawah supervisi penanggung jawab
medis.
• Harus dipertimbangkan ratio antara risiko dan
manfaat subyek/ masyarakat.
• Risiko yang mungkin timbul harus dapat dipastikan
bisa diatasi dengan benar. (Penelitian harus
dihentikan bila risiko merupakan hal yang tidak
diduga).
UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, Pasal 45, ayat (3)
Penjelasan sekurang-kurangnya mencakup:
a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis;
b. Tujuan tindakan medis yang dilakukan;
c. Alternatif tindakan lain dan risikonya;
d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
e. Prognosis (perkiraan hasil) dari tindakan yang
dilakukan
Penjelasan berkaitan dgn pembiayaan (additional)
Mengapa pelayan medis cenderung enggan untuk
memberitahukan penyakitnya kepada keluarga
pasien secara gamblang?
Mungkin karena mereka merasa takut tidak dapat
menangani reaksi emosional keluarga pasien.
Informasi dari dokter mungkin akan menimbulkan
bertambahnya rasa sedih, cemas, kecewa, dan
ketakutan dalam keluarga pasien. Gawatnya suatu
penyakit akhirnya terkomplikasi dengan trauma
emosional yang diakibatkan oleh penjelasan dokter
kepada pasien. Karenanya dalam kondisi tertentu
akan lebih baik jika pasien tidak diberitahu mengenai
seluruh masalah penyakitnya, atau informasi
tersebut disampaikan pada saat yang tepat
• Dalam memberikan informasi dan melakukan
komunikasi, dokter harus berpegang pada sumpah
dokter dan etika kedokteran. Sering terjadi dilema
etik.
• Misal :
Dokter tidak boleh memberikan keterangan yang
tidak benar. Positif dikatakan negatif, hanya sekedar
untuk menenangkan pasien. Seharusnya dicarikan
jalan keluar untuk berkomunikasi disaat yang tepat
agar pasien bisa menerima dengan reaksi emosional
yang wajar
Pelaku inform consent

• Pasien sendiri jika ia dewasa dan


sadar sepenuhnya
• Apabila pasien sendiri berada di
bawah pengampuan, persetujuan
atau penolakan tindakan medis
dapat diberikan oleh keluarga
terdekat, antara lain suami/isteri,
ayah/ibu kandung, anak-anak
kandung atau saudara-saudara
kandung.
• Keadaan gawat darurat, untuk
menyelamatkan jiwa pasien tidak diperlukan
persetujuan. Namun, setelah pasien sadar
atau dalam kondisi yang sudah
memungkinkan, segera diberikan penjelasan
dan dibuat persetujuan, Tertulis / Lisan.
• Informed consent dapat diberikan secara
tertulis, secara lisan, atau secara isyarat.
hak pasien
Antara lain
• Hak informasi
• Hak untuk memberikan persetujuan
• Hak atas rahasia kedokteran dan
• Hak atas pendapat kedua (second opinion).
• Seorang pasien memiliki hak dan kewajiban
yang layak untuk dipahaminya selama dalam
proses pelayanan kesehatan.
• Prinsip hak dasar:
- mendapatkan pelayanan kesehatan (the
right to health care)
- hak untuk mendapatkan informasi (the
right to information),
- hak untuk ikut menentukan (the right to
determination).
PIHAK YANG BERHAK MENYATAKAN PERSETUJUAN

Dalam Pedoman Persetujuan Tindakan medik


hal ini diatur dalam pasal 7. yaitu :
a. Pasien sendiri, yaitu apabila pasien telah
berumur 21 tahun atau telah menikah.
b. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun,
Persetujuan (informed consent) atau Penolakan
Tindakan Medik diberikan oleh mereka menurut
hak sebagai berikut:
(1) Ayah / ibu kandung.
(2) Saudara-saudara kandung.
• c. Bagi yang dibawah umur 21 tahun dan tidak
mempunyai orang tua atau orang tuanya
berhalangan hadir, Persetujuan (informed
consent) atau Penolakan Tindakan Medis
diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai
berikut :
(l) Ayah/ibu adopsi.
(2) Saudara-saudara kandung.
(3) Induk semang.
Lanjutan……

d. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental,


Persetujuan (informed consent) atau
Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh
mereka menurut urutan hak sebagai berikut :
( 1 ) Ayah/ibu kandung.
( 2 ) Wali yang sah.
( 3 ) Saudara-saudara kandung.
e. Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampuan
(curatelle), Persetujuan atau Penolakan Tindakan Medik di
berikan menurut urutan hak sebagai berikut:
(1) Wali.
(2) Curator.
f. Bagi pasien dewasa yang telah menikah / orang tua,
persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh
mereka menurut urutan hak sebagai berikut :
a. Suami/istri.
b. Ayah/ibu kandung.
c. Anak-anak kandung.
d. Saudara-saudara kandung
PERMENKES TENTANG
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

Pasal 4.
(1) Informasi tentang tindakan medik harus diberikan
kepada pasien,baik diminta maupun tidak diminta.
(2) Dokter harus memberikan informasi seiengkap-
tengkapnya,kecuali biIa dokter menilai bahwa
informasi tersebut dapat merugikan kesehatan
pasien atau pasien menolak diberi informasi.
(3) Dalam hal sebagaimana dimaksud ayat (2) dokter
dengan persetujuan pasien dapat memberikan
informasi kepada keluarga terdekat dengan
didampingi oleh perawat sebagai saksi.
Pasal 5.
(1) Informasi yang diberikan mencakup keuntungan
dan kerugian dari tindakan medik yang akan
dilakukan, balk diagnostik maupun terapeutik.
(2) Informasi diberikan secara lisan
(3) Informasi harus diberikan secara jujur dan benar
kecuali bila dokter menilai bahwa hal itu dapat
merugikan kepentingan kesehatan pasien.
(4) Dalam hal-hal sebagaimana dimaksud ayat (3)
dokter dengan persetujuan pasien dapat
memberikan informasi tersebut kepada keluarga
terdekat pasien.
Mutu Pelayanan
Keluarga Berencana
• Unsur penting dalam upaya mencapai pelayanan
kespro (Konferensi Kependudukan Dunia atau
ICPD Cairo 1994) adalah:
adanya hasil rumusan kebijaksanaan yang dikenal
dengan program aksi untuk kesehatan reproduksi
yang meliputi pula keluarga berencana.

• Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas


pelayanan informasi, edukasi, komunikasi,
konseling dan pelayanannya.
Pelayanan KB yang bermutu meliputi:

1. Pelayanan perlu disesuaikan dg kebutuhan


akseptor
2. Akseptor harus dilayani secara profesional
dan memenuhi standar pelayanan
3. Kerahasiaan,privasi perlu dipertahankan
4. Upayakan agar akseptor tdk menunggu
terlalu lama untuk dilayani
5. Petugas harus memberi info ttg pilihan kontrasepsi
yg tersedia
6. Petugas harus menjelaskan kpd akseptor ttg
kemampuan fasilitas kesh dlm melayani berbagai
pilihan kontrasepsi
7. Fasilitas pelayanan harus memenuhi persyaratan yg
ditentukan
8. Fasilitas pelayanan tersedia pd waktu yg telah
ditentukan dan nyaman bagi akseptor
9. Bahan dan alat kontrasepsi tersedia dlm
jumlah yg cukup
10. Terdapat mekanisme supervisi yg dinamis
dlm rangka membantu menyelesaikan
masalah yg mungkin timbul dlm pelayanan
11. Ada mekanisme umpan balik yg efektif dari
akseptor
Program berhasil jika:
• Mampu memberi info kpd akseptor dg sabar, penuh
pengertian dan peka
• Mpy pengetahuan, sikap positif, ketrampilan teknis
untuk pelayanan dlm bidang kespro
• Memenuhi standar pelayanan yg tlh ditentukan
• Mpy kemampuan mengenal masalah
• Mpy kemampuan mengambil langkah-langkah yg
tepat dlm mengatasi masalah
• Mpy kemampuan penilaian klinis yg baik
• Mpy kemampuan memberi saran untuk perbaikan
program
Pelayanan yg bermutu membutuhkan:

• Pelatihan staf dlm bid konseling, pemberian


info dan ketrampilan teknis
• Info yg lengkap dan akurat agar akseptor dapat
memilih sendiri metode kontrasepsi
• Suasana lingkungan kerja di fasilitas kes
berpengaruh thd kemampuan petugas dlm
memberikan pelayanan yg bermutu (interaksi
interpersonal)
• Petugas dan akseptor memiliki visi yg sama ttg
pelayanan KB yg bermutu
Pelaksanaan:
• Internal antar petugas di satu puskesmas
• Pustu dan puskesmas induk
• Masyarakat dan puskesmas
• Puskesmas satu dg puskesmas lainnya
• Puskesmas dan RS, laboratorium dan fasilitas
yan kes lainnya
• Internal unit yan di RS
• RS, laboratorium, fasilitas yan lain
Jaringan Fasilitas Yan Kes
Hirarki Komponen Yan Kes
Rumah Tangga Yan kes oleh individu/klg sendiri
Masyarakat Kegiatan swadaya masy dlm menolong
mereka sendiri oleh anggota
paguyuban PKK, Saka, anggota RT/RW
Fasilitas yan kes Pustu, puskesmas, RS swasta,
profesional tgk pertama laboratorium klinik swasta, BPS,
poliklinik swasta
Fasilitas yan kes RSD, RS swasta, laboratorium klinik
profesional tgk kedua. swasta.
Fasilitas yan kes RS kls B dan A serta lembaga spesialis
profesional tgk ketiga swasta, Lab Kes Da dan laboratorium
klinik swasta
• SDKI 2007 menunjukkan, pelayanan KB
melalui RS pemerintah hanya menjangkau
4,9%, menurun 1,3% dari kondisi 6,2% SDKI
2003.
• Sedangkan RS swasta hanya 2,2% turun 1,2%
dibanding kondisi 3,4% pada th 2003.
• Beberapa permasalahan yang muncul antara
lain:
Makin rendahnya kualitas dan cakupan pelayanan
KB dan kesehatan reproduksi
Makin rendahnya pemahaman dan pelayanan
kesehatan reproduksi remaja
Rendahnya pelayanan kontrasepsi bagi keluarga
miskin
Sangat rendahnya keikutsertaan kaum pria dalam
ber-KB
Upaya peningkatan kualitas pelayanan KB

BKKBN berkoordinasi dengan sektor lain dan


mengadakan upaya yang berkelanjutan, di
antaranya:
• Meningkatkan ketrampilan petugas klinik dengan
menerbitkan pedoman pelayanan dan SOP
(Standard Operational Procedure)
• Pelatihan teknis berkesinambungan sejalan
dengan upaya peningkatan KIE dan Konseling.
• "Faktor yang mempengaruhi pelayanan KB
dan KR adalah aspek SDM nya sendiri. baik
dari pengelola pelaksana maupun providernya
sendiri,"
Kualitas Layanan KB
a. Sebanyak mungkin metode: penilaian kebutuhan &
sumber daya: tidak ada alasan untuk kehabisan supply
b. Sebanyak mungkin tempat layanan
- Pos kesehatan lapangan
- Pusat kesehatan
- Integrasi pada layanan kesehatan primer
c. Sebanyak mungkin kelompok populasi
- Wanita
- Pria
d. Fasilitas yang dapat dijangkau
- Ruang pribadi
- Peralatan/supplies untuk pencegahan
infeksi
e. Monitoring, evaluasi dan sistem informasi system
- Supervisi
- Diberikan dengan pedoman
f. Keterkaitan dengan komponen RH lainnya
PERSYARATAN MINIMAL
FASILITAS PELAYANAN
• Klasifikasi Fasilitas Pelayanan
Fasilitas pelayanan KB meliputi:
1. Fasilitas pelayanan KB profesional
- tenaga profesional, yaitu dokter spesialis, dokter
umum, bidan, dan perawat kesehatan
- dapat bersifat statis: fasilitas pelayanan KB
Sederhana, Lengkap, Sempurna, dan Paripurna
- bersifat bergerak (mobil): Tim KB Keliling,
Pusling, dan Tim Mobil Kontap
2. Fasilitas pelayanan KB masyarakat
- PPKBD, sub PPKBD,Posyandu, Pos KB –
Kes,
dan Kelompok Akseptor

• Tugas Baca!
Apa perbedaan Fasilitas Yan KB Sederhana,
Lengkap, Sempurna dan Paripurna?
Supervisi fasilitas dlm yan KB
Pengertian Supervisi
proses atau kegiatan untuk
melihat kinerja suatu unit
atau individu dalam penyeliaan yang lebih
melaksanakan suatu mengutamakan kajian
pekerjaan, tugas, program, terhadap sistem dalam
atau pun semua aktivitas menemukan masalah
yang dijalankan untuk atau penyebab rendahnya
mencapai suatu kinerja.
standar/target yang telah
ditetapkan sebelumnya.
T
Menjaga proses jaga
U mutu berlangsung
J scara
berkesinambungn
U dgn cara
mempertemukan
A harapan klien
dengan kualitas
N pelayanan kesehatan
yang diberikan
Fokus Supervisi Fasilitatif
sistem dan proses kinerja dengan
memanfaatkan data/informasi untuk
mengidentifikasi dan menganalisis
masalah serta menemukan akar
penyebab masalah. Kemudian
diaplikasikan upaya pemecahan
masalah terpilih dalam rangka menjaga
dan memperbaiki kualitas pelayanan.
Kualitas pelayanan mencakup delapan
dimensi mutu:
• Kompetensi teknis pelaksana pelayanan.
• Akses klien terhadap fasilitas pelayanan.
• Efektivitas pelayanan.
• Efisiensi pelayanan.
• Hubungan antarmanusia yaitu antara klien dan
pelaksana pelayanan.
• Kesinambungan pelayanan.
• Keamanan pelayanan.
• Kenyamanan pelayanan.
Karakteristik Penyelia Fasilitatif
• Mempunyai sifat pemimpin.
• Mempunyai keterampilan berkomunikasi.
• Mempunyai kemampuan sebagai fasilitator
yang dapat membantu sasaran selia.
• Mempunyai kemampuan sebagai narasumber
dan mediator.
Waktu Pelaksanaan
• Setelah pelatihan keterampilan (pascapelatihan).

• Tindak lanjut pelatihan yang bersifat evaluasi


pascapelatihan di lingkungan kerja peserta latih.

• Dilakukan sebaiknya 1-2 bulan pascapelatihan.

• Pelaksana: petugas yang telah mendapat


pelatihan standarisasi dalam aspek klinis terkait.
lanjutan

• Penyeliaan rutin berkala.


• Sasaran penyeliaan rutin berkala pada
fasilitas pelayanan kesehatan.
• Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan jadwal
yang direncanakan.
• Pelaksana: tim yang terdiri dari petugas yang
telah dilatih standarisasi pelayanan KB,
pengelola pelayanan KB dan petugas yang
paham tentang kontrasepsi.
TErIMA KASIh
Monitoring dan evaluasi dlm yan
KB
Tujuan sistem monitoring dan evaluasi

untuk mengetahui sejauh mana keseluruhan upaya


yang dilaksanakan berdampak terhadap kemajuan
program Keluarga Berencana, termasuk pelayanan
kontrasepsi mencakup ketersediaan pelayanan,
keterjangkauan pelayanan, dan kualitas pelayanan
Keluarga Berencana tersebut berdasarkan kebijakan
yang berlaku.
Tujuan kebijakan pemberian pelayanan
Keluarga Berencana
• Pelayanan yang berkualitas, yang menempatkan
keselamatan klien sebagai prioritas.

• Kebijakan tersebut dilaksanakan melalui penyediaan


tenaga pemberi pelayanan yang kompeten serta patuh
terhadap standar pelayanan yang sudah ditetapkan,
pemenuhan sarana pelayanan yang memadai,
pemberian pelayanan konseling yang berkualitas,
penapisan klien, pelayanan kesehatan dan pelayanan
medis, pelayanan pascatindakan serta pelayanan
rujukan yang optimal.
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN
PELAYANAN KONTRASEPSI
• suatu proses untuk mendapatkan data dan
informasi yang merupakan substansi pokok dalam
sistem informasi program KB Nasional dan
dibutuhkan untuk kepentingan operasional
program.

• Dalam tahun 2001 pencatatan dan pelaporan program KB


Nasional telah dilaksanakan sesuai dengan sistem, pencatatan
dan pelaporan yang disempurnakan melalui Instruksi Menteri
Pemberdayaan Perempuan/Kepala BKKBN Nomor 191/HK-
011/- D2/2000 tanggal 29 September 2000.
Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi
Program KB ditujukan kepada kegiatan dan hasil
kegiatan operasional yang meliputi:

• Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi.


• Hasil Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi baik di Klinik KB
maupun di Dokter/Bidan Praktek Swasta.
• Pencatatan keadaan alat-alat kontrasepsi di Klinik KB.
pelaporan
pelayanan kontrasepsi sebagai
• berikut:
Pada waktu mendaftar untuk pembukuan klinik KB dan
pendaftaran ulang setiap Bulan Januari, semua klinik
KB mengisi Kartu Pendaftaran Klinik KB (K/O/-KB/00).

• Setiap peserta KB baru dan pindahan dibuatkan Kartu


Status Peserta KB (K/IV/KB/00), yang antara lain
memuat ciri-ciri peserta KB yang bersangkutan. Kartu
ini disimpan di Klinik KB dan digunakan pada waktu
kunjungan ulang.

• Setiap peserta KB baru atau pindahan dari klinik KB


dibuatkan Kartu Peserta KB (K/I/KB/00).
• Setiap ada pelayanan KB di klinik KB, dicatat dalam
Register Klinik KB (R/I/KB/00) dan pada akhir bulan
dijumlahkan karena register ini merupakan sumber
data untuk membuat laporan bulanan klinik.
• Setiap penerimaan dan pengeluaran jenis alat
kontrasepsi oleh klinik dicatat dalam Register Alat
Kontrasepsi Klinik KB (R/II/KB/00), setiap akhir bulan
dijumlahkan sebagai sumber membuat laporan
bulanan.
• Pelayanan KB yang dilakukan oleh Dokter/Bidan
Praktek Swasta setiap hari dicatat dalam buku bantu
hasil pelayanan kontrasepsi pada Dokter/Bidan
Praktek Swasta (B/I/DBS/00). Setiap akhir bulan
dijumlahkan dan merupakan sumber data dalam
membuat laporan bulanan petugas penghubung
DBS/BPS.
• Setiap bulan PKB/PLKB atau petugas yang
ditunjuk sebagai petugas penghubung
dokter/bidan praktek swasta membuat laporan
bulanan petugas penghubung dokter/ bidan
praktek swasta (F/I/PH/DBS/00). Laporan
bulanan ini merupakan sumber data untuk
pengisian laporan bulanan klinik KB.

• Setiap bulan, petugas Klinik KB membuat


Laporan Klinik KB (F/II/KB/00) yang sumber
datanya diambil dari Register Hasil Pelayanan di
Klinik KB (R/I/KB/00) Laporan Bulanan Petugas
Penghubung Dokter/Bidan Praktek Swasta
(F/I/PH/-DBS/00) dan Register Alat Kontrasepsi
Klinik KB (R/II/KB/00).

Anda mungkin juga menyukai