Anda di halaman 1dari 2

4.

4 Pembahasan Oleh Rizka Khairiyyah Azzahra (161411028)

Pada praktikum ini dilakukan mix dengan 5 skala putaran berbeda dan jenis cairan
berbeda yaitu berupa larutan encer dan pekat. Pengadukan yang dipakai bertipe Propeller, yaitu
yang digunakan untuk zat cair yang berviskositas rendah dengan kecepatan yang tinggi. Hal
pertama yang dilakukan adalah mengkalibrasi alat agar memperoleh nilai kecepatan putaran pada
setiap skala yang ditetapkan, kemudian mengamati aliran yang terjadi melalui gerak dari kacang
hijau yang dimasukkan ke dalam tangki pengaduk. Selain itu, diukur nilai densitas, suhu dan
viskositasnya sehingga dapat menghitung bilangan Reynolds, Mixing Time Factor dan Blending
Time Factor.

Pola aliran yang dihasilkan dari skala 10 (71 rpm) dan 20 (76 rpm) menghasilkan gerak
kacang hijau horizontal tegak lurus terhadap batang pengaduk. Setelah bertambahnya kecepatan
putaran pengaduk, pada skala 30 (81 rpm), 40 (86 rpm) dan 50 (91,5 rpm) terjadi vortex dan
kacang hijau bergerak mendekati dinding tangki tidak beraturan. Hal ini disebabkan karena
persamaan kecepatan antara pengaduk dan larutan, selain itu vortex mengakibatkan naiknya
permukaan larutan pada tepi tangki. Hasil pola ini sama dengan literatur yang menyebutkan
bahwa pola alirannya aksial, arus aliran meninggalkan pengaduk secara kontinu melewati fluida
ke satu arah tertentu sampai dibelokkan oleh dinding atau dasar tangki.

Dalam percobaan ini juga ingin mengetahui waktu pengadukan Propeller. Percobaan
pertama dengan menggunakan air yang diberi indikator PP kemudian ditambahkan H2SO4
kemudian NaOH yang akan merubah warna larutan menjadi pink, hal yang diperhatikan adalah
waktu yang dibutuhkan hingga warna pink homogen tiap variasi kecepatan putaran. Percobaan
kedua menggunakan larutan tepung kanji yang diperlakukan sama dengan percobaan pertama.
Pada percobaan keduanya, didapatkan semakin cepat putaran pengaduk maka waktu yang
diperlukan semakin sedikit (cepat). Hal ini dikarenakan semakin cepat perputaran pengadukan
akan menghasilkan arus dan tumbukan antarpartikel yang cepat juga sehingga akan cepat
menghomogenkan warna pink.

Dari data-data yang diambil dapat diketahui bilangan Reynold kemudian mencari nilai
Mixing Time factor, dimana didapatkan untuk larutan encer konstan pada nilai 1,26 x 102 dan
pada larutan pekat 1,58 x 102. Nilai mixing time tidak memiliki perbedaan yang signifikan pada
tiap variasi sehingga dianggap sama. Dari nilai ini dicari nilai blending time factor, pada larutan
encer dari variasi 10 – 50 yaitu 18,29 menit; 17,88 menit; 17,51 menit; 17,16 menit dan 16,81
menit. Dan untuk larutan pekat didapatkan 22,94 menit; 22,42 menit; 21,95 menit; 21,52 menit
dan 18,81 menit. Semakin besar kecepatan putaran maka waktu blending akan semakin cepat,
namun antara larutan encer dan pekat, nilai blending time factor pada larutan pekat lebih besar
dikarenakan nilai densitas dan viskositas yang lebih besar dibanding dibanding larutan encer.

Semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk menghomogenkan larutan, maka bilangan
Reynold semakin besar dan nilai blending time factor semakin kecil.

Anda mungkin juga menyukai