Anda di halaman 1dari 57

1

MEMBEDAH TAKSONOMI Bahan Bacaan

Pengayaan
TUJUAN PEMBELAJARAN DALAM
Kurikulum 2013
KURIKULUM 2013
Oleh : *Bambang Rudianto

 PENDAHULUAN

Esensi sebuah pendidikan persekolahan adalah proses pembelajaran. Tidak ada


kualitas pendidikan persekolahan tanpa kualitas pembelajaran. Berbagai upaya peningkatan
mutu pendidikan persekolahan dapat dianggap kurang berguna bilamana belum menyentuh
perbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan persekolahan pemerintah dalam hal ini Depdikbud mengembangkan kurikulum
2013 untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dalam pelaksanaannya tentu dirancang sesuai sistem
pendidikan yang menaunginya. Sistem pendidikan yang dimaksud adalah kurikulum yang
menjadi dasar bagi perumusan tujuan-tujuan pembelajaran itu sendiri. Kurikulum yang
dianut oleh suatu negara dirancang secara strategis demi kemajuan pendidikan yang
berlangsung di negara tersebut. Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang pun
memiliki sistem kurikulum yang berubah-ubah.
Kurikulum yang berubah-ubah oleh sebagian kalangan dianggap sebagai suatu
tindakan yang kurang efektif karena hanya akan membuat pembelajaran menjadi berubah
orientasi dan pendidik sebagai praktisi pendidikan pun akan mengalami kebingungan.
Namun, pandangan tersebut tidaklah tepat. Kurikulum yang berubah-ubah memang
diperlukan mengingat peradaban yang semakin canggih dengan perkembangan teknologi
sehingga menuntut setiap insan bergerak lebih maju.
Pendidikan menjadi hal yang sangat fundamental bagi kehidupan seseorang, dengan
pendidikan yang baik maka akan baik pula pola pikir dan sikap seseorang. Pendidikan yang
baik terbentuk dari pola dan sistem pendidikan yang baik pula. Pola dan sistem pendidikan
yang baik terwujud dengan kurikulum yang baik.
2

Perkembangan kurikulum diharapkan dapat menjadi penentu masa depan anak


bangsa, oleh karena itu, kurikulum yang baik akan sangat diharapkan dapat dilaksanakan di
Indonesia sehingga akan menghasilkan masa depan anak bangsa yang cerah yang
berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara.
Kurikulum yang terbaru yaitu kurikulum 2013 yang mulai dilaksanakan pada tahun
ajaran 2013-2014 pada sekolah yang ditunjuk pemerintah maupun sekolah yang siap
melaksanakannya. Meskipun masih terus disempurnakan. Terdapat beberapa hal penting
dari perubahan atau penyempurnaan kurikulum tersebut yaitu keunggulan dan kekurangan
yang terdapat disana-sini.
Keunggulan kurikulum 2013
1. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan
masalah yang mereka hadapi di sekolah.
2. Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat
dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan
lain-lain.
3. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan
ke dalam semua program studi.
4. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan
nasional.
5. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan.
6. Banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti pendidikan
karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills,
kewirausahaan.
7. Hal yang paling menarik dari kurikulum 2013 ini adalah sangat tanggap terhadap
fenomena dan perubahan sosial. Hal ini mulai dari perubahan sosial yang terjadi
pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
8. Standar penilaian mengarahkan kepada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap,
ketrampilan dan pengetahuan secara proporsional.
9. Mengharuskan adanya remediasi secara berkala.
10. Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
11. Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi,
pedagogi, sosial dan personal.
12. Ada rambu-rambu yang jelas bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
(buku induk)
3

13. Guru berperan sebagai fasilitator


14. Diharapkan kreatifitas guru akan semakin meningkat
15. Efisiensi dalam manajemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku, dimana buku
sudah disiapkan dari pusat
16. Sekolah dapat memperoleh pendampingan dari pusat dan memperoleh koordinasi
dan supervise dari daerah
17. Pembelajaran berpusat pada siswa dan kontekstual dengan metode pembelajaran
yang lebih bervariasi
18. Penilaian meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sesuai proporsi
19. Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa terutama dalam
kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah air dan lain-lain.

Kelemahan kurikulum 2013


1. Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak
perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran
yang harus tetap ada penjelasan dari guru.
2. Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013 ini,
karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit
para guru yang seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa
membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan dan
pendidikan agar merubah paradigma guru (Mind set ) sebagai pemberi materi
menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif.
3. Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan scientific
4. Kurangnya ketrampilan guru merancang RPP
5. Kurangnya pemahaman guru dalam merumuskan Tujuan pembelajaran dan
Indikator pencapaian Tujuan ( DNA nya Pembelajaran )
6. Guru belum sepenuhnya memahami ( menguasai ) penilaian autentik
7. Tugas menganalisis SKL, KI, KD buku siswa dan buku guru belum sepenuhnya
dikerjakan oleh guru, dan banyaknya guru yang hanya menjadi plagiat dalam kasus
ini.
8. Tidak pernahnya guru dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum
2013, karena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas
yang sama.
9. Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam
kurikulum 2013 karena UN masih menjadi factor penghambat.
4

10. Terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa
tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan guru yang kurang berdedikasi
terhadap mata pelajaran yang dia ampu.
11. Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu
lama.
12. Timbulnya kecemasan khususnya guru mata pelajaran yang dihapus yaitu KPPI, IPA
dan Kewirausahaan dan terancam sertifikasiya dicabut.
13. Sebagian besar guru masih terbiasa menggunakan cara konvensional
14. Penguasaan teknologi dan informasi untuk pembelajaran masih terbatas.
15. Guru tidak siap dengan perubahan
16. Kurangnya kemampaun guru dalam proses penilaian sikap, ketrampilan dan
pengetahuan secara holistic.
17. Kreatifitas dalam pengembangan silabus berkurang
18. Otonomi sekolah dalam pengembangan kurikulum berkurang
19. Sekolah tidak mandiri dalam menyikapi kurikulum
20. Tingkat keaktifan siswa belum merata
21. KBM umumnya saat ini masih konvensional
22. Belum semua guru memahami sistem penilaian sikap dan ketrampilan.
23. Menambah beban kerja guru.
24. MGMP dan KKG belum sepenuhnya berfungsi memberdayakan guru
25. Citra sekolah dan guru akan menurun jika tidak berhasil menjalankan kurikulum
2013
26. Pramuka menjadi beban bagi siswa yang tidak menyukai Pramuka, sehingga ada
unsur keterpaksaan.
Perubahan kurikulum memang seharusnya terjadi dan tidak pernah berhenti. Dalam
hal ini, bukanlah bertujuan untuk menjadikan suatu pendidikan yang sempurna karena tidak
ada kurikulum yang sempurna. Kurikulum hanya baik dan cocok di zamannya. Kurikulum
harus mampu mengakomodasi perkembangan iptek yang terjadi supaya tidak ketinggalan
zaman dan mampu mengejar kemampuan negara lain termasuk yang terjadi pada
perubahan kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 memfokuskan pendekatan pembelajaran menjadi lima langkah,
yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan membuat jejaring(Mengkomunikasikan)
.Kelima langkah tersebut dirumuskan dalam rangka mencapai suatu tujuan
pembelajaran yang menghasilkan insan produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi
5

(Kemendikbud, 2014). Dalam praktiknya, perencanaan pembelajaran yang koheren


pun perlu diperhatikan agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien
demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan . Di samping peran guru
ditempatkan sebagai ujung tombak pendidikan, yaitu memegang peranan penting untuk
membentuk sumber daya manusia yang berkualitas.
Tujuan pembelajaran merupakan perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat
dikerjakan oleh peserta didik pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu (Mager via Uno,
2008). Kemp dan David E. Kapel (via Uno, 2008) menyebutkan tujuan pembelajaran
merupakan suatu pernyataan spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang
diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Tujuan instruksional dalam pembelajaran hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku
yang diinginkan pada diri peserta didik (Sudjana, 1992:2). Dari beberapa rumusan
pengertian tujuan pembelajaran yang beragam tersebut, dapat menunjuk pada hal yang
sama bahwa tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku pada
peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran serta dapat dinyatakan
dengan deskripsi yang spesifik.
Perencanaan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan belajar
harus selaras dengan perencanaan materi, strategi, dan evaluasi yang berlangsung
pada suatu proses pembelajaran. Proses pembelajaran tanpa rumusan tujuan pembelajaran
yang jelas akan membuat proses pembelajaran tidak terarah. Sukmadinata (2002)
mengidentifikasi empat manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu:
1. memudahkan dalam mengomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada
peserta didik sehingga peserta didik dapat melakukan perbuatan belajarnya secara
lebih mandiri (Strategi).
2. memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar ( Materi )
3. membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media
pembelajaran ( Metode dan Materi )
4. memudahkan guru mengadakan penilaian ( Evaluasi )
Oleh sebab itu, diperlukan alat evaluasi untuk menilai hasil belajar peserta didik. Alat
evaluasi mendeskripsikan perubahan tingkah laku peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran. Bloom mengategorikan kemampuan hasil belajar mencakup kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotor. Pengategorian ini dipandang sebagai suatu cara untuk
menyatakan secara kualitatif bermacam-macam pola pikir yang berbeda.
Pada akhirnya, perencanaan kegiatan pembelajaran yang matang akan
mempengaruhi hasil akhir atau kompetensi yang ingin dicapai dari suatu proses kegiatan
belajar. Hal tersebut perlu ditelaah lebih lanjut, yakni terkait pengklasifikasian tiga tujuan
6

pembelajaran oleh Bloom dalam kaitannya dengan tujuan pembelajaran yang terdapat pada
kurikulum 2013. Oleh karena itu, setelah mencermati bahan ajar ini, Anda diharapkan
dapat:
(1) menjelaskan pencapaian kompetensi dalam ranah kognitif;
(2) menjelaskan pencapaian kompetensi dalam ranah afektif;
(3) menjelaskan pencapaian kompetensi dalam ranah psikomotor.

Tujuan Pembelajaran Ranah Bacaan 1


Kognitif
7

Aspek tujuan pembelajaran yang pertama adalah kognitif. Ranah kognitif merambah
kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman,
konseptualisasi, penentuan, dan penalaran. Pada pengklasifikasian Bloom, ranah kognitif ini
terbagi atas aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada
bagian ini beberapa aspek tersebut akan ditelaah lebih lanjut baik mengenai rincian tiap-tiap
aspek, bagian-bagian aspek yang telah direvisi, termasuk konsep pembelajaran kurikulum
2013, maupun keterkaitan pencapaian ranah kognitif dengan pelaksanaan Kurikulum 2013.

A. Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan bagian yang paling banyak dinilai oleh guru karena
berkaitan dengan kemampuan para peserta didik dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Pengklasifikasian ranah kognitif oleh Bloom (1956) terbagi menjadi enam.
1) Knowledge (Pengetahuan/C1)
Aspek pengetahuan yang dimaksud adalah kemampuan mengingat kembali
materi yang telah dipelajari. Aspek pengetahuan terbagi menjadi tiga.
(a) Pengetahuan spesifik, meliputi pengetahuan mengenai istilah dan fakta
spesifik.
(b) Pengetahuan tentang cara dan metode tertentu yang berhubungan dengan
detail tertentu, meliputi pengetahuan untuk menentukan, mengaitkan,
mengategorikan, dan mengukur.
(c) Pengetahuan yang terkait dengan garis besar atau rangkuman materi secara
umum, meliputi pengetahuan untuk menyimpulkan berdasarkan teori dan
struktur.
Contoh kata operasional yang digunakan dalam aspek ini adalah mengidentifikasi,
menghubungkan, mengingat, menghafal, mengulangi, mengenali, dan lain-lain.
2) Comprehension (Pemahaman/C2)
Aspek pemahaman merupakan kemampuan untuk memahami atau
mengonstruksi materi pembelajaran yang meliputi pengetahuan menerjemahkan,
menginterpretasi, dan mengeksplorasi.
Contoh kata operasional yang digunakan dalam aspek ini adalah
mengemukakan, mengenali, menjelaskan, menemukan, menggambarkan, dan lain-
lain.
3) Application (Aplikasi/C3)
Aspek aplikasi terkait dengan kemampuan untuk menggunakan materi
pembelajaran atau mengimplementasikannya pada suatu keadaan. Contoh kata
operasional yang digunakan dalam aspek ini adalah mendemonstrasikan,
menerjemahkan, menghitung, mengembangkan, menghubungkan, dan lain-lain.
4) Analysis (Analisis/C4)
8

Aspek analisis meliputi kemampuan untuk merinci, mengorganisasi, atau


membedakan bagian-bagian pada materi yang dipelajari, seperti menganalisis
bagian, hubungan, dan prinsip organisasi. Contoh kata operasional yang digunakan
dalam aspek ini adalah membandingkan, menyelidiki, memeriksa, mengategorikan,
menggolongkan, mendeteksi, menemukan, dan lain-lain.
5) Synthesis (Sintesis/C5)
Aspek sintesis merupakan kemampuan untuk mengaitkan antarmateri
pembelajaran menjadi suatu kesatuan yang unik, meliputi pengetahuan untuk
membuat bentuk komunikasi yang unik, membuat rencana atau usulan kegiatan,
mengaitkan suatu hubungan yang abstrak. Contoh kata operasional yang digunakan
dalam aspek ini adalah menciptakan, menyusun, membangun, mengatur,
memodifikasi, meramalkan, dan lain-lain.
6) Evaluation (Evaluasi/C6)
Aspek evaluasi meliputi kemampuan untuk memutuskan dan memeriksa
apakah tujuan pembelajaran dari materi yang dipelajari telah tercapai, yaitu dengan
menghubungkan fakta yang diperoleh dari waktu ke waktu. Contoh kata operasional
yang digunakan dalam aspek ini adalah mengukur, menyimpulkan, memutuskan,
membantah, menilai, mengesahkan, dan lain-lain.

Anderson dan Krathwohl (2001: 66-88) merevisi keenam aspek pada ranah kognitif yang
telah diklasifikasikan oleh Bloom tersebut menjadi:
1) Remember (Mengingat)
Aspek mengingat merupakan kemampuan mengingat dan memanggil kembali
materi atau pengetahuan dari memori dasar. Aspek mengingat adalah ketika memori
digunakan untuk memproduksi definisi, kebenaran, atau rincian atau
menceritakan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya.
2) Understand (Memahami)
Aspek memahami meliputi kemampuan membangun pengertian dari berbagai
fungsi atau pesan yang berbeda, seperti kegiatan menginterpretasi,
menerangkan dengan contoh, menggolongkan, merangkum, menduga,
membandingkan, dan menjelaskan.
3) Apply (Menerapkan)
Aspek menerapkan berkaitan dengan kemampuan mengimplementasikan
langkah-langkah secara berkesinambungan. Bahan belajar yang digunakan untuk
menerapkannya berupa model, presentasi, wawancara, atau simulasi.
4) Analyze (Menganalisis)
Aspek menganalisis merupakan kemampuan menentukan bagaimana
bagian-bagian saling berhubungan satu sama lain, termasuk kegiatan
9

membedakan, mengorganisasikan, dan menghubungkan antar komponen.


Oleh karena itu, pada aspek ini memungkinkan seseorang dapat menggambarkannya
melalui lembar kerja, survei, grafik, diagram, atau representasi grafis.
5) Evaluate (Menilai)
Aspek menilai berkaitan dengan kemampuan membuat penilaian
berdasarkan kriteria dan standar yang dapat berupa kritikan,
rekomendasi, dan laporan.
6) Create (Menciptakan)
Aspek menciptakan merupakan kemampuan untuk memadukan
berbagai fungsi materi agar koheren dan menyatu termasuk
mereorganisasi atau menyusun berbagai materi menjadi sesuatu yang
baru melalui proses menghasilkan, merencanakan, atau memproduksi.
Revisi penting yang dilakukan oleh Anderson dan Krathwohl adalah (1) perubahan
komposisi pada dimensi pengetahuan, yaitu dimensi pada taksonomi lama (Bloom) hanya
mencakup pengetahuan saja diubah menjadi dimensi pengetahuan dan dimensi
proses kognitif pada taksonomi baru (revisi). Selanjutnya, (2) perubahan pun terjadi
pada penggunaan kata benda menjadi kata kerja dalam tingkat proses
kognitifnya. Perubahan mendasar ini dilakukan bukan tanpa alasan, tetapi berdasarkan
anggapan bahwa dalam suatu proses pembelajaran diperlukan pencerminan berbagai
bentuk atau cara berpikir aktif. Perubahan ini membuat pembelajar dituntut untuk tidak
hanya sekadar ‘tahu tentang sesuatu’, tetapi juga ‘tahu tentang bagaimana
melakukan sesuatu’. Beberapa poin revisi yang telah dilakukan dapat dicermati pada
diagram berikut.

Kata Benda Kata Kerja


Gambar 1 Perbaikan Ranah Kognitif Taksonomi Bloom
10

Poin revisi yang terlihat adalah aspek ‘menilai’ ditempatkan setelah aspek
‘menganalisis’ dan dimunculkan aspek ‘menciptakan’ sebagai pengganti aspek
‘sintesis’. Hal tersebut dilakukan untuk menempatkan hierarki dari proses
berpikir paling mudah ke proses penciptaan yang lebih rumit dan sulit
(Yulaelawati, 2004: 71). Selain perubahan tersebut,
(3) perubahan lain yang dilakukan Anderson dan Krathwohl adalah penambahan kategori
metakognitif yang terdapat pada dimensi pengetahuan sehingga yang
sebelumnya hanya terdiri atas tiga kategori menjadi empat kategori. Penjelasan
secara lebih rinci dapat dicermati pada uraian berikut.
a. Pengetahuan Faktual
Kategori dimensi ini terbagi atas pengetahuan tentang istilah dan
pengetahuan tentang detail-detail tertentu, yaitu berkaitan dengan unsur-unsur
dasar yang harus diketahui peserta didik dalam rangka mengenal mata pelajaran dan
memecahkan masalah yang timbul.
b. Pengetahuan Konseptual
Tiga dimensi pengetahuan terlibat dalam kategori dimensi kedua ini, yakni
pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan
generalisasi, serta pengetahuan tentang teori, model, dan struktur.

c. Pengetahuan Prosedural
Dimensi prosedural ini berkenaan dengan pengetahuan tentang keterampilan
khusus yang berhubungan dengan bidang tertentu, pengetahuan tentang teknik atau
metode dalam mata pelajaran tertentu, dan pengetahuan tentang kriteria
penggunaan suatu prosedur.
d. Pengetahuan Metakognitif
Dimensi pengetahuan metakognitif berkaitan dengan pengetahuan tentang
kesadaran secara umum, yaitu mencakup pengetahuan strategis,
pengetahuan tentang operasi kognitif berupa pengetahuan kontekstual
dan prasyarat, dan pengetahuan tentang diri sendiri.
Keempat kategori dimensi pengetahuan di atas kemudian dipadukan dengan enam
dimensi proses kognitif. Hal ini dilakukan berkaitan dengan proses perumusan tujuan
pembelajaran. Dengan penggabungan dua dimensi tersebut dalam suatu tabel (yang
disebut tabel taksonomi), guru dibantu dalam merumuskan tujuan pembelajaran.
Rumusan yang dimaksud berkaitan dengan apa saja yang ingin dicapai pada
setiap akhir pembelajaran dan bagaimana mengukur tingkat keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Selain itu, guru dapat
11

memanfaatkannya untuk memperbaiki tujuan pembelajaran yang telah


dirumuskan sebelumnya terkait dengan tuntutan standar penilaian .
Keunggulan dalam hal proses penilaian pun diperoleh akibat adanya
penggabungan dua dimensi ini, yaitu:
- pengetahuan yang dipisah dengan proses kognitif membuat guru dapat
segera mengetahui jenis pengetahuan yang belum diukur,
- pembuatan soal yang bervariasi sebanyak empat jenis soal tiap jenjang
mungkin saja dibuat untuk setiap proses kognitif.
Manfaat tersebut tidak ditemukan pada struktur taksonomi sebelumnya karena struktur
taksonomi lama hanya terdiri atas satu dimensi dan perumusan tujuan pembelajaran hanya
berkisar pada jenjang C1, C2, C3, dan seterusnya sehingga pembuatan soal pun hanya
berkisar pada jenjang tersebut.

Dimensi Pengetahuan dalam Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengetahuan berarti (1) segala sesuatu yg
diketahui; kepandaian, (2) segala sesuatu yg diketahui berkenaan dng hal (mata pelajaran).
Intinya bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui seseorang. Sedangkan
definisi pengetahuan menurut para ahli, Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Soekidjo, Notoadmodjo 2003). (Pengertian Pengetahuan Menurut Para Ahli)
Seiring dengan kebutuhan memecahkan kesulitan dalam berkarya Penguasaan pengetahuan
dapat diklasaifikasikan dalam beberapa level. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut
diperlukan ketrampilan berupa mengenali data, menggambarkan, menjelaskan,
memprediksi, dan mengotrol. Sebagai tenaga profesional seorang guru juga memerlukan
ketrampilan tersebut. Pada tingkatan memprediksi berarti guru dapat menjadi peramal
dengan memperhitungkan yang bakal terjadi atas dasar data dan mengetahuan yang
dimilikinya.

Guru profesional juga harus menguasai ilmu pengetahuan atau materi pelajaran yang
diajarkannya. Hal ini berlaku untuk semua guru, baik guru yang berpengalaman maupun
12

yang belum berpengalaman. Tak ada toleransi bagi guru yang baru sekali pun dalam
penguasaan pengetahuan sekurang-kurangnya harus menguasai sampai tingkatan mampu
menjelaskan. Tingkatan lebih tinggi dari itu jika guru mempu memperediksi terhadap
dampak perlakuan tiap tindakan terhadap perbaikan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
siswa. Dan puncak kepiawaian penguasaan ilmu jika guru mampu mengotrol setiap
tindakannya sehingga mengetahui benar pengaruhnya terhadap siswa.
Penguasaan pengetahuan meliputi penguasaan fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif.

a. Pengetahuan Faktual

Pengetahuan faktual bekaitan dengan pernyataan yang benar karena sesuai dengan
keadaan yang sesungguhnya. Misalnya, “anak itu sedang berjalan”, pernyataan itu faktual
jika kenyataannya memang anak itu berjalan bukan sedang duduk. Seorang guru menguji
pengetahuan faktual siswa jika pernyataan yang dibuatnya sesuai dengan kondisi yang
senyatanya. Mengenali fakta tidak selalu mudah. Memperhatikan struktur luar suatu benda
boleh jadi merupakan proses yang mudah, namun mengenali fakta yang abstrak
memerlukan pengetahuan pendukung yang lebih banyak. Oleh karena itu, tingkat kesulitan
mengenali fakta bersifat relatif. Di samping itu yang termasuk pengetahuan adalah definisi.
Pengetahuan faktual berisi konvensi (kesepakatan) dari elemen-elemen dasar berupa istilah
atau simbol (notasi) dalam rangka memperlancar pembicaraan dalam suatu bidang disiplin
ilmu atau mata pelajaran (Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001). Pengetahuan faktual meliputi
aspek-aspek pengetahuan istilah, pengetahuan khusus dan elemen-elemennya berkenaan
dengan pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi, dan
sebagainya.

Sebagai contoh dari pengetahuan faktual adalah sebagai berikut:


1) pengetahuan tentang langit, bumi, dan matahari;
2) pengetahuan tentang fakta-fakta mengenai kebudayaan dan pranata sosial;
3) pengetahuan tentang karya tulis ilmiah dalam bentuk buku dan jurnal;
4) pengetahuan tentang simbol-simbol dalam peta;
5) pengetahuan tentang matahari yang mengeluarkan sinar panas;
6) pengetahuan tentang fakta-fakta yang penting dalam bidang kesehatan;
7) pengetahuan tentang desa dan kota;
8) pengetahuan tentang bola dan bentuk peralatan olahraga lainnya;
9) pengetahuan tentang berbagai tindakan kriminal di masyarakat;
10) lambang-lambang dalam matematika seperti, lambang “5”, “+”, “”, dan “”;
11) pengetahuan tentang berbagai bentuk lukisan yang dipamerkan.

b. Pengetahuan Konseptual
13

Pengetahuan konseptual berkaitan dengan klasifikasi, kategori; prinsip-prinsip, generalisasi;


teori, model dan struktur. Penguasaan pengetahuan faktual ditandai dengan kemampuan
mengklasifikasikan data, mengelompokan data berdasarkan ciri-ciri kesamaannya, atau
berdasarkan perbedaannya; menunjukkan kekuatan atau kelemahan sebuah pernyataan,
mengenali prinsip-prinsip, menyimpulkan, menguasai teori, menunjukan contoh, dan
mengenali struktur.
Pengetahuan konseptual memuat ide (gagasan) dalam suatu disiplin ilmu yang
memungkinkan orang untuk mengklasifikasikan sesuatu objek itu contoh atau bukan contoh,
juga mengelompokkan (mengkategorikan) berbagai objek. Pengetahuan konseptual meliputi
prinsip (kaidah), hukum, teorema, atau rumus yang saling berkaitan dan terstruktur dengan
baik (Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001). Pengetahuan konseptual meliputi pengetahuan
klasifikasi dan kategori, pengetahuan dasar dan umum, pengetahuan teori, model, dan
struktur

Contoh pengembangan konsep yang relevan misalnya sebagai berikut:


1) pengetahuan tentang teori evolusi dan rotasi bumi;
2) pengetahuan tentang macam-macam hubungan interaksi dan sistem sosial;
3) pengetahuan tentang struktur kalimat yang benar dan bagian-bagiannya;
4) pengetahuan tentang fungsi peta dalam geografi;
5) pengetahuan tentang hukum-hukum fisika dasar;
6) pengetahuan tentang makanan sehat;
7) pengetahuan tentang prinsip-prinsip pemerintahan desa;
8) pengetahuan tentang prinsip-prinsip pertandingan dan perlombaan dalam olahraga;
9) pengetahuan tentang dasar-dasar pengembangan karakter mulia;
10) pengetahuan tentang penjumlahan dan pengurangan;
11) pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar melukis.

c. Pengetahuan Prosedural
14

Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana urutan langkah-langkah


dalam melakukan sesuatu. Pengetahuan prosedural meliputi pengetahuan dari umum ke
khusus dan algoritma, pengetahuan metode dan teknik khusus dan pengetahuan kriteria
untuk menentukan penggunaan prosedur yang tepat (Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001).
Penguasaan pengetahuan prosedural berarti penguasaan proses, misalnya, siswa dapat
melaksanakan penelitian melalui proses yang bertahap, yaitu (1) merumuskan pertanyaan
(2) merumuskan latar belakang pemikiran (3) merumuskan hipotensi (4) menguji kebenaran
hipotesis melalui eksperimen (5) analisis hasil atau menyimpulkan bahwa hipotesis benar
atau salah (6) merumuskan hasil penelitian.

Penguasaan prosedur bisa juga dalam proses berpikir yang dapat diwujudkan dalam proses
berpersepsi, introspeksi, mengingat, berkreasi, berimajinasi, mengembangkan ide, atau
berargumentasi. Di sini terdapat penguasaan untuk merumuskan atau mengikuti tahap
kegiatan sesuai dengan proses yang seharusnya.

Contoh pengetahuan prosedural antara lain sebagai berikut:


1) pengetahuan tentang prosedur pemanfaatan panas matahari sebagai sumber tenaga;
2) pengetahuan tentang prosedur pendirian organisasi sosial;
3) pengetahuan tentang mengartikan kata yang didasarkan pada analisis struktur kalimat;
4) pengetahuan tentang langkah-langkah pembuatan gambar peta;
5) pengetahuan tentang langkah-langkah pengukuran tegangan listrik;
6) pengetahuan tentang pola makan yang baik dan sehat;
7) pengetahuan tentang tata cara pemilihan kepala desa;
8) pengetahuan tentang langkah-langkah yang benar dalam start pada nomor lari dan
nomor jalan;
9) pengetahuan tentang langkah-langkah pengembangan karakter mulia bagi peserta didik
di sekolah;
10) pengetahuan tentang langkah-langkah penjumlahan bilangan yang terdiri atas tiga
angka;
11) pengetahuan tentang teknik-teknik penerapan dan pembuatan karya lukis menggunakan
cat air di atas kanvas.

d. Pengetahuan Metakognitif

Metakognitif merupakan bagian dari memonitor diri terhadap pengetahuan pribadi.


Monitoring mengacu pada cara guru mengevaluasi apa yang telah kita ketahui dan belum
kita ketahui. Proses-proses yang terlibat dalam monitoring tersebut meliputi:
1) Pertimbangan permudahan belajar (easy of learning judgements)
2) Pertimbangan perasaan mengetahui (feeling of knowing judgements)
3) Pertimbangan hasil pembelajaran (judgements of goal learning)
4) Keyakinan terhadap jawaban-jawaban yang diingat (confidence of retrived answered)
Metakognitif merupakan kemampuan tertinggi penguasaan pengetahuan. Metakognitif
menurut Livingstone (1997) adalah “berpikir tentang berpikir”. Menurut Flavell
15

sebagaimana dikutip Livingstone menyatakan bahwa metakognisi terdiri atas dua unsur
yaitu pengetahuan dan pengalaman atau regulasi. Metakognitif merujuk pada proses
mengusai ilmu pengetahuan dan proses berpikir. Dalam hal ini siswa dapat menggunakan
ilmu pengetahuan yang telah dikuasinya untuk membangun pengetahuan baru. Metakognitif
bisa juga dimaknai memiliki pemahaman mengenai belajar tentang cara belajar.

Flavell sendiri membagi metakognitif ke dalam tiga kategori, yaitu ilmu pengetahuan
tentang variabel orang, variabel pekerjaan, dan variabel strategi. Memahami tipe belajar diri
sendiri termasuk variabel orangnya. Variabel pekerjaan mencakup aktivitas belajar dan
langkah kegiatan berpikir berpikir pada kegaitan belajar. Belajar menjadi proses beraktivitas
dan berkarya. Variabel strategi menyangkut cara yang siswa gunakan untuk mewujudkan
tujuan belajar.

Meningkatkan pengetahuan metakognitif akan terlihat pada strategi guru memfasilitasi siswa
mengembangkan daya belajarnya tidak hanya mengembangkan sikap, keterampilan dan
pengetahuannya namun siswa terampil belajar, mengembangkan kemandirian siswa dalam
menerapkan berbagai cara sehingga dapat mengembangkan pengetahuan bermodalkan
pengetahuan yang dipelajarinya.

Jadi metakognitif memiliki kesamaan makna dengan berpikir tentang cara berpikir, belajar
tentang belajar atau belajar tentang bagaimana cara belajar. Pengujian terhadap
kemampuan ini bisa dilakukan dengan cara menantang siswa menunjukkan kompetensinya
dalam bentuk menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya untuk mengembangkan
inisiatif belajar secara mandiri sehingga dapat mengembangkan pengetahuan barunya.
Tugas mandiri untuk mengembangkan daya inisiatif sendiri, mengembangkan ide-ide kreatif,
mendisain model baru, inisiatif baru, atau mengembangkan karya inoatif merupakan cara
yang sesuai untuk menghimpun informasi tentang kemampuan belajar dengan
mendayagunakan ilmu yang dimilikinya.

Misalnya, siswa akan menghadapi ulangan dalam bentuk tes pilihan ganda. Siswa yang
mengetahui pengetahuan metakognitif, mengetahui bahwa untuk menyelesaikan soal pilihan
ganda, mereka hanya perlu menegenali jawaban yang tepat dan tidak perlu mengingat
kembali informasi secara rinci seperti yang dibutuhkan dalam soal uraian. Pengertahuan
kognitif ini akan mempengaruhi persiapan siswa tersebut dalam menghadapi ulanagn
harian.

Jenis-Jenis Pengetahuan Metakognitif


1) Pengetahuan strategis
Pengetahuan strategis adalah penegtahuan tentang strtegi-strategi belajar dan berpikir serta
pemecahan masalah.
Contohnya:
a. Pengetahuan tentang mengulang-ulang informasi merupakan salah satu cara unuk
menanamkan informasi
b. Pengetahuan bahwa beraneka strategi mnemonic atau sering disebut “jembatan keledai”
mempermudah mengahafal (misalnya untuk menghafal warna pelangi: merah, jingga,
kuning, hijau, biru, dan ungu menggunakan akronim “mejikuhibiniu”)
c. Pengetahuan tentang berbagai strategi elaborasi sperti memparafrase dan merangkum
d. Pengetahuan tentang berbagai strategi pengorganisasian seperti menuliskan garis-garis
besar dan menggambar diagram
e. Pengetahuan untuk mererncanakan strategi seperti merumuskan tujuan membaca,
pengetahuan tentang strategi-strategi pemahaman dan pemonitoran seperti mengetes diri
sendiri dan mengajukan pertanayaan kepada diri sendiri.
16

2) Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif


Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif adalah pengetahuan tentang kapan
menggunakan strategi belajar, berpikir, dan pemecahan masalah pada kondisi dan konteks
yang tepat.
Contohnya:
a. Pengetahuan bah tugas mengingat kembali (misalnya soal jawaban singkat) berbeda
dengan tugas mengenali (misalnya soal pilihan ganda)
b. Pengetahuan bahwa buku sumber lebih sulit dipahami daripada buku teks atau buku
populer
c. Pengetahuan bahwa buku strategi elaborasi seperti memparafrase dan mernagkum dapat
membuahkan pemahaman yang mendalam
d. Pengetahuan tentang norma-norma sosial, lokal dan umum, konvensional dan kultural
untuk bagaimana, kapan, dan mengapa menerapkan strategi tertentu.

3) Pengetahuan diri
Pengetahuan diri adalah pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri
Contohnya:
a. Pengetahuan bahwa dirinya mempuyai pengetahuan yang mendalam pada satu bidang,
tetapi tidak mendalam pada sebagian bidang yang lain.
b. Pengetahuan bahwa dirinya cenderung mengandalkan strategi kognitif tertentu dalam
situasi tertentu
c. Pengetahuan yang akurat tentang kemampuan sendiri untuk menyelesaikan tugas
tertentu
d. Pengetahuan tentang minat pribadi pada tugas tertentu
e. Pengetahuan tentang keputusan pribadi tentang manfaat suatu tugas
Berikut ini adalah tabel taksonomi baru (hasil penggabungan dua dimensi) yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Tabel 1 Taksonomi Dua Dimensi
Dimensi Dimensi Proses Kognitif
Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan
Pengetahuan
Pengetahuan
Faktual
Pengetahuan
Konseptual

Pengetahuan
Prosedural
Pengetahuan
Metakognitif

Pengategorian pada ranah kognitif yang telah diuraikan di atas dapat diintegrasikan
dalam perumusan tujuan pembelajaran oleh Uno dan Miarso (via Uno, 2006: 141), yaitu
menggunakan istilah yang operasional, harus berbentuk hasil belajar, berbentuk tingkah
laku, dan jelas hanya mengukur satu tingkah laku.
17

B. Pembelajaran Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan konsep kurikulum yang diselenggarakan
pada kurikulum KBK dan KTSP. Penyempurnaan ini meliputi pola pikir dan penguatan tata
kelola kurikulum.
1) Konsep Kurikulum 2013
Pada filosofi kurikulum 2013, kurikulum bertindak sebagai materi, produk,
proses, dan praksis kontekstual.
(a) Sebagai materi, kurikulum merupakan wahana penyampaian pengetahuan
dari guru kepada peserta didik dan penilaian dilakukan berdasarkan atas
penyerapan materi pengetahuan sesuai rencana materi yang dituangkan dalam
silabus.
(b) Sebagai produk, kurikulum merupakan sarana kebebasan dalam
penyampaian pembelajaran dan hasil akhirnya harus sesuai dengan standar yang
telah dirumuskan.
(c) Kurikulum sebagai proses pada pelaksanaannya menekankan pada pola
berpikir kritis setiap peserta didik yang dipantau secara terus menerus melalui
pemantauan proses sehingga hasil yang diperoleh masing-masing peserta didik
akan berbeda.
(d) Sebagai praksis kontekstual, kurikulum dilaksanakan berdasarkan
pendekatan sistem materi  proses  produk dan penguasaan materi diperoleh
melalui siklus aksi dan refleksi berkelanjutan.
2) Domain Perubahan Kurikulum 2013
Domain utama perubahan kurikulum 2013 terlihat dari segi materi,
pendekatan pembelajaran, dan penilaian.
- Materi disusun mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
- Pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan, pertanyaan,
pengumpulan data, penalaran, dan penyajian hasilnya melalui
pemanfaatan berbagai sumber belajar peserta didik.
- Penilaian autentik pada aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan berdasarkan portofolio.
3) Pendekatan-pendekatan dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013
Pendekatan yang dianjurkan untuk proses pembelajaran pada kurikulum
2013, yaitu Problem Based Learning, Project Based Learning, Discovery Learning,
Scientific Approach, dan Tematik Integratif (Kemdikbud, 2013). Dari lima
18

pendekatan tersebut yang diwajibkan adalah Scientific Approach (pendekatan


saintifik).
a. Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
Pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah pendekatan yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik
untuk belajar memecahkan masalah dunia nyata melalui kerja kelompok.
Tahapan pada model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai
berikut.
(1) Orientasi peserta didik terhadap masalah
(2) Mengorganisasikan peserta didik
(3) Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
(4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
(5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pencapaian masalah
Sistem penilaian dilakukan dengan memadukan aspek pengetahuan
(melalui ujian akhir semester, kuis, PR, laporan), sikap (melalui keaktifan
diskusi, kemampuan bekerja sama, kehadiran dalam pembelajaran), dan
kecakapan (melalui penguasaan alat bantu pembelajaran).
b. Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
Pembelajaran berbasis proyek merupakan pendekatan yang dirancang
guru untuk mencapai pemikiran tingkat tinggi, yakni penciptaan. Kegiatan
pembelajaran dalam pendekatan ini tidak sekadar memecahkan masalah,
tetapi juga melakukan tindakan nyata untuk mengerjakan proyek
sehingga mengajarkan peserta didik berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan
mengembangkan inisiatif. Langkah-langkah pada pendekatan ini meliputi
(Salirawati, 2013).
(1) Desain proyek (menentukan topik, mengatur keterlibatan peserta
didik, menentukan metode dan evaluasi yang akan dilakukan).
(2) Monitoring dan pengendalian (guru mengawasi kemajuan secara
periodik, mengoordinasikan aktivitas, dan menyediakan sumber
daya yang diperlukan).
(3) Support (guru mendukung penyelesaian tugas dengan
memberikan petunjuk dan penjelasan).
(4) Penilaian (guru mempersiapkan instrumen penilaian).
(5) Umpan Balik (menelusuri kekurangan dalam pelaksanaan
pembelajaran).
Penilaian dilakukan melalui penilaian antarteman (tentang keaktifan,
partisipasi, dan kerja sama peserta dalam kelompok), kreativitas dan
keorisinilan ide dalam memecahkan masalah, serta penilaian unjuk kerja
(presentasi).
Tabel 2 Contoh Format Penilaian Antarteman
19

No Nama PD Aspek yang Dinilai Jumlah Nilai

1 2 3 4 5
1
2
3

Keterangan aspek penilaian:


1 = keaktifan dalam mencari informasi pemecahan masalah
2 = partisipasi dalam pengumpulan data
3 = kerja sama dalam kelompok
4 = ketaatan dalam menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya
5 = kedisipinan waktu pengumpulan data kepada kelompok
c. Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan/Penyingkapan)
Pendekatan pembelajaran penemuan mendorong rasa ingin tahu
peserta didik untuk mengeksplorasi dan belajar sendiri. Pendekatan ini
menekankan pada proses penemuan konsep dan bukan pada produk.
Tahapan pada pendekatan ini dilakukan melalui proses kognitif berupa
observasi, klasifikasi, prediksi, pengukuran, penentuan, dan inferi.
Sistem penilaian dapat dilakukan menggunakan tes dan nontes. Jika
penilaiannya berupa penilaian kognitif maka dapat menggunakan tes
tertulis. Jika penilaiannya berupa penilaian proses, sikap, atau hasil kerja
peserta didik maka dapat menggunakan format penilaian yang dapat
dilengkapi skala penilaian sikap.
Tabel 3 Contoh Format Penilaian Kinerja

Nama Peserta didik: ……………… Tanggal: ……………… Kelas: ………………

Aspek Yang Dinilai Tingkat Kemampuan


NO
1 2 3 4
1.

2.

3.
Jumlah
Kriteria Penskoran Kriteria Penilaian

1. Baik Sekali 4 10 – 12 A
2. Baik 3 7– 9 B
3. Cukup 2 4–6 C
4. Kurang 1 ≤ 3 D

d. Scientific Approach (Pendekatan Saintifik)


20

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan kurikulum 2013 yang


wajib diterapkan pada setiap jenjang pendidikan. Terdapat kriteria-kriteria
dalam pelaksanaannya, yaitu:
- materi pembelajaran berbasis fakta/fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika
- penjelasan guru, respons peserta didik, dan interaksi guru-peserta didik
terbebas dari prasangka, pemikiran subjektif, atau penalaran menyimpang
- mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir kritis, analistis, dan
tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah dan
mengaplikasikan materi pembelajaran
- mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir hipotetik dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi
pembelajaran
- mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola pikir rasional dan objektif dalam
merespons materi pembelajaran
- berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan
- tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, tetapi
menarik sistem penyajiannya.
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar melahirkan peserta didik
yang produktif, inovatif, kreatif, dan afektif.

Gambar 2 Ranah Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013


(Kemendikbud, 2013)
Pendekatan yang digunakan menekankan pada dimensi pedagogik
modern, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah
tersebut meliputi.
21

(1) Observing (mengamati)


Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini: menentukan
objek yang diobservasi, membuat pedoman observasi,
menentukan data yang perlu diobservasi, menentukan tempat
objek yang diobservasi, menentukan bagaimana observasi akan
dilakukan, dan melakukan pencatatan atas hasil observasi.
(2) Questioning (menanya)
Kegiatan menanya yang diajukan guru memiliki beberapa fungsi
terkait dengan keaktifan peserta didik pada saat kegiatan
pembelajaran, seperti mendorong pasrtisipasi peserta didik untuk
berdiskusi, membangun sikap keterbukaan, serta berpikir spontan
dan sigap.
(3) Experimenting (mencoba)
Aktivitas pembelajaran pada tahap ini: menentukan tema sesuai
kompetensi dasar, mempelajari cara menggunakan alat dan
dasar teoretis yang relevan, melakukan pengamatan, mencatat
fenomena yang terjadi, menganalisis, menarik simpulan, serta
membuat laporan.
(4) Associating (menalar)
Pada tahap ini, guru dan peserta didik berperan sebagai pelaku
aktif, tetapi peserta didik harus lebih aktif dalam banyak hal dan
situasi.
(5) Networking (membuat jejaring)
Peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati,
dan menerima kelebihan atau kekurangan masing-masing.
e. Tematik Integratif
Pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran
ke dalam beberapa tema. Pengintegrasian ini dilakukan dalam hal
integrasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan, serta integrasi berbagai
konsep dasar yang berkaitan.
4) Sistem Penilaian dalam Kurikulum 2013
Sistem penilaian autentik merupakan pengukuran yang bermakna signifikan
atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Penilaian ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar
peserta didik, baik dalam mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, maupun
membuat jejaring seperti yang terkonsep pada pendekatan saintifik
(Kemendikbud, 2013).
22

Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan


konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari
luar sekolah. Penilaian autentik juga harus mampu menggambarkan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki peserta didik,
bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka mampu
menerapkan perolehan belajar, dan lain-lain. Oleh sebab itu, guru dapat
mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan atau perlu dilakukan
remedial.
Jenis-jenis penilaian autentik meliputi.
a. Penilaian Kinerja
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik,
khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat
melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-
unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan
kriteria penyelesaiannya.
Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja.
1. Daftar cek (checklist).
2. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).
3. Skala penilaian (rating scale).
4. Memori atau ingatan (memory approach).
b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian
terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi
yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.

c. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi
peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
d. Penilaian Tertulis
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
menyintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah
23

dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat


komprehensif sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
Di samping keempat jenis penilaian autentik yang dapat diterapkan dalam
penilaian pembelajaran kurikulum 2013, perlu diketahui bahwa cakupan penilaian
kurikulum 2013 terbagi atas empat kompetensi inti. Kompetensi inti ini menjadi
tolok ukur keberhasilan peserta didik dalam menempuh materi pembelajaran.
Kompetensi inti (KI) dapat dirumuskan sebagai berikut.
- KI-1 mencakup kompetensi inti sikap spiritual
- KI-2 mencakup kompetensi inti sikap sosial
- KI-3 mencakup kompetensi inti pengetahuan
- KI-4 mencakup kompetensi inti keterampilan
Keempat kompetensi inilah yang kemudian menurunkan kompetensi-kompetensi
dasar yang wajib dicapai peserta didik dan. Kompetensi tersebut diaplikasikan
pada pelaksanaan pembelajaran saintifik dan secara teknis terealisasikan pada
rumusan tujuan pembelajaran.

C. Ranah Kognitif dalam Pembelajaran Kurikulum 2013


Berdasarkan paparan yang telah disampaikan pada subkegiatan di atas, dapat
diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 pendekatan saintifik dan
penilaian autentik saling berkolaborasi. Jika dilihat dari komposisi tahapan yang terdapat
dalam pendekatan saintifik, keaktifan peserta didik dan guru sangat dituntut dalam rangka
tercapainya misi (tujuan pembelajaran) yang telah direncanakan pada bagian tujuan
pembelajaran.
Enam aspek dalam ranah kognitif yang meliputi aspek mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, menyintesis, dan menciptakan dapat diaplikasikan lebih lanjut
dengan mengaitkannya terhadap pembelajaran saintifik pada kurikulum 2013. Jika
diimplikasikan dengan cakupan kompetensi inti yang harus dicapai peserta didik, keenam
tahap dalam ranah kognitif ini mewakili pencapaian KI-3 yang mencakup kompetensi inti
pengetahuan.
1. Mengobservasi
- Deskripsi : Kegiatan observasi merupakan wadah bagi peserta didik untuk
menggali kemampuan kognitifnya melalui pengamatan-pengamatan yang
dilakukan. Pengamatan tersebut dikaitkan dengan materi pembelajaran yang
telah disampaikan guru sebelumnya. Kegiatan pengamatan ini juga berfungsi
bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik.
24

- Aspek Kognitif : Kemampuan mengingat dan memahami lekat dengan tahap ini
karena peserta didik harus memahami dan senantiasa mengingat materi yang
dijadikan sebagai acuan pengamatan.
- Format Penilaian : Pada kegiatan observasi ini dapat menggunakan penilaian
proyek karena menuntut peserta didik untuk melakukan kegiatan perencanaan
dan pengumpulan data.
2. Menanya
- Deskripsi :Kegiatan menanya yang dilontarkan oleh guru dapat membangkitkan
rasa ingin tahu peserta didik. Hal ini mendorong mereka untuk aktif belajar
demi pemenuhan rasa ingin tahu (pengetahuan) mereka.
- Aspek Kognitif : Kemampuan memahami dan menganalisis materi diperlukan
pada pelaksanaan tahap ini karena peserta didik harus mampu
mengorganisasikan dan menghubungkan antarmateri baik materi yang telah
diketahui sebelumnya maupun yang baru diperoleh.
- Format Penilaian : Penilaian tertulis cukup sesuai untuk mengevaluasi peserta
didik pada tahap ini, yaitu dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait
dengan informasi yang baru mereka dapatkan.
3. Menalar
- Deskripsi
Kegiatan menalar sarat dengan aktivitas berpikir sehingga menuntut peserta
didik memiliki banyak pengetahuan agar dapat memperoleh simpulan yang
tepat. Peserta didik harus berperan lebih aktif dalam mempraktikkan logika
berpikirnya.
- Aspek Kognitif
Keseluruhan aspek kognitif meliputi kemampuan mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, menilai, dan menciptakan relevan untuk digali pada
tahap ini. Peserta didik dalam proses berpikirnya harus memadukan berbagai
fungsi materi sehingga mereka mengupayakan seluruh ingatan dan
pemahaman untuk dapat menganalisis dan menilai serta menciptakan suatu
simpulan dari permasalahan yang dihadapi.
- Format Penilaian
Penilaian portofolio dapat digunakan untuk menilai aspek kognitif peserta didik
pada tahap ini.
4. Mencoba
- Deskripsi
Tahap mencoba hampir serupa dengan serangkaian aspek kognitif pada
tahapan menalar. Peserta didik harus mampu menerapkan pengetahuan yang
mereka miliki untuk dapat menarik simpulan dari hasil percobaan yang
dilakukan.
- Aspek Kognitif
25

Keseluruhan aspek pada ranah kognitif teraplikasikan pada tahap ini karena
peserta didik diharuskan mempelajari dasar teoretis yang ada sebelumnya,
melakukan pengamatan, mencatat, menganalisis, menyajikan data hingga
membuat simpulan.
- Format Penilaian
Penilaian proyek cocok untuk mengevaluasi kompetensi peserta didik pada
tahap ini.
5. Membuat Jejaring
- Deskripsi
Tahap membuat jejaring tidak banyak menggali kemampuan kognitif peserta
didik karena lebih mengarah pada kemampuan afektif peserta didik.
- Aspek Kognitif
Kemampuan menciptakan merupakan salah satu kompetensi yang dapat
dicapai pada tahap ini karena peserta didik mungkin akan menghadapi
perubahan dalam hal tuntutan belajar sehingga mereka perlu mereorganisasi
materi yang telah diketahui sebelumnya.
- Format Penilaian
Penilaian proyek dapat diterapkan pada tahap ini karena merupakan kegiatan
penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/waktu tertentu

 LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda


kerjakan latihan berikut ini.
(1) Jelaskan poin-poin revisi ranah kognitif dari taksonomi Bloom yang dilakukan
oleh Anderson dan Krathwohl!
(2) Aspek apa saja yang terdapat pada pendekatan santifik kurikulum 2013?
Jelaskan kaitannya dengan penilaian kognitif!
Petunjuk Jawaban Latihan
Agar dapat mengerjakan soal di atas dengan baik, cermati kembali bahan ajar
Kegiatan Belajar 1. lalu diskusikan jawaban Anda dengan teman sejawat. Setelah itu,
rumuskan jawaban yang paling tepat.


26

RANGKUMAN

 Aspek ranah kognitif menurut Bloom meliputi enam aspek, yaitu aspek
pengetahuan/C1, pemahaman/C2, penerapan/C3, analisis/C4, sintesis/C5, dan
penilaian/C6.
 Poin perbaikan ranah kognitif yang dilakukan Anderson dan Krathwohl terhadap
klasifikasi taksonomi Bloom mencakup hal-hal berikut.
a. Poin perbaikan dalam runtutan aspek yang dilakukan Anderson dan
Krathwohl adalah aspek ‘menilai’ ditempatkan setelah aspek ‘menganalisis’
dan dimunculkan aspek ‘menciptakan’ sebagai pengganti aspek ‘sintesis’
sehingga urutannya menjadi mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, menilai, dan menciptakan.
b. Pada aspek Bloom yang pertama hanya terdiri atas satu dimensi, yaitu
dimensi pengetahuan. Namun, oleh Anderson dan Krathwohl dimensi
tersebut ditambah dengan dimensi proses kognitif sehingga memudahkan
dalam perumusan tujuan pembelajaran.
c. Penggunaan kata benda pada pengategorian Bloom diubah menjadi kata
kerja oleh Anderson dan Krathwohl.
d. Penambahan kategori metakognitif yang terdapat pada dimensi
pengetahuan sehingga yang sebelumnya hanya terdiri atas tiga kategori
menjadi empat kategori.
 Kurikulum 2013 dirancang sebagai usaha penyempurnaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)yang telah
berlaku sebelumnya.
 Domain perubahan yang terjadi pada kurikulum 2013 meliputi hal berikut.
a. Materi disusun mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
b. Pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan, pertanyaan,
pengumpulan data, penalaran, dan penyajian hasilnya melalui
pemanfaatan berbagai sumber belajar peserta didik.
c. Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan berdasarkan portofolio.
 Terdapat lima pendekatan dalam pelaksanaan kurikulum 2013, yaitu Problem
Based Learning, Project Based Learning, Discovery Learning, Scientific
Approach, dan Tematik Integratif. Dari lima pendekatan tersebut yang
diwajibkan adalah Scientific Approach (pendekatan saintifik).
 Tahap-tahap dalam pendekatan saintifik meliputi kegiatan mengobservasi,
menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring.
 Sistem penilaian yang relevan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah
penilaian autentik, yaitu berupa penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian
27

portofolio, dan penilaian tertulis.


 Pencapaian kompetensi pada kurikulum 2013 memiliki relevansi kuat terhadap
taksonomi tujuan pembelajaran. Kompetensi tersebut terbagi menjadi empat:
- KI-1 mencakup kompetensi inti sikap spiritual
- KI-2 mencakup kompetensi inti sikap sosial
- KI-3 mencakup kompetensi inti pengetahuan
- KI-4 mencakup kompetensi inti keterampilan

TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1. Berikut ini yang bukan merupakan aspek tahapan ranah kognitif Bloom adalah... .
A. pemahaman
B. penilaian
C. penciptaan
D. penerapan
2. Perbaikan yang dilakukan Anderson dan Krathwohl salah satunya menambah dimensi
pada aspek pengetahuan, yaitu... .
A. dimensi proses kognitif
B. dimensi afektif
C. dimensi psikomotor
D. dimensi keterampilan
3. Aspek tahapan akhir pada ranah kognitif yang diklasifikasikan Bloom adalah... .
A. sintesis
B. kreasi
C. analisis
D. evaluasi
4. Berikut ini adalah contoh kata operasional yang dapat digunakan pada aspek sintesis,
kecuali... .
A. mendeteksi
B. menyusun
C. memodifikasi
D. meramalkan
5. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya,
yaitu... .
A. Kurikulum 1994 dan KBK
B. KBK dan KTSP
C. Kurikulum 1994 dan KTSP
D. Kurikulum 2006 dan KTSP
6. Berikut merupakan pendekatan yang terdapat pada pelaksanaan kurikulum 2013,
kecuali... .
A. Project Based Learning
B. Scientific Learning
C. Problem Based Learning
D. Discovery Learning
28

7. Tahapan pendekatan saintifik secara runtut adalah... .


A. mencoba-mengobservasi-menalar-membangun jejaring-menanya
B. mengobservasi-menalar-menanya-mencoba-membangun jejaring
C. mengobservasi-menanya-menalar-mencoba-membangun jejaring
D. menanya-menalar-mengobservasi-mencoba-membangun jejaring
8. Kurikulum yang pada pelaksanaannya menekankan pada pola berpikir kritis setiap
peserta didik yang dipantau secara terus menerus merupakan filosofi kurikulum
sebagai... .
A. proyek
B. proses
C. produk
D. materi
9. Sistem pengukuran yang bermakna signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk
ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan merupakan pengertian dari... .
A. penilaian saintifik
B. penilaian portofolio
C. penilaian proyek
D. penilaian autentik
10. Pendekatan pembelajaran yang mendorong rasa ingin tahu peserta didik untuk
mengeksplorasi dan belajar sendiri disebut... .
A. Project Based Learning
B. Problem Based Learning
C. Discovery Learning
D. Scientific Approach
Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = --------------------------------------- X 100%
10
90 – 100% = baik sekali
80% = baik
70% = cukup
50 – 60% = kurang
10 – 40% = gagal
Apabila Anda memperoleh tingkat penguasaan minimal 80%, Anda dapat
meneruskan belajar ke Kegiatan Belajar 2. Apabila tingkat penguasaan Anda masih 50-70%,
Anda harus mengulangi kegiatan belajar, terutama bagian yang belum Anda kuasai. Apabila
tingkat penguasaan Anda kurang dari 50%, Anda harus mengulang baca beberapa kali
Kegiatan Belajar 1 ini.
29
30

Berikut adalah contoh Indikator dan Soal dalam 4 Dimensi Pengetahuan Faktual, Prosedural,
Metakognitif untuk Mapel Fisika SMA

No Level Pengetahuan KD Indikator Pencapaian Kompetensi Formatif Assesment (Bentuk penilaian )


31

1 Pengetahuan KD : Indikator Pencapaian Kompetensi: Bentuk Soal uraian singkat ( Obyektif )


Memahami Siswa dpt Menyebutkan fenomena 1.Tuliskan 3 macam contoh alat ukur yang
Faktual
hakikat fisika dan yang berkaitan dengan alat ukur kalian ketahui ?
prinsip-prinsip yang digunakan pada kehidupan 2. sebutkan 2 Alat ukur yang digunakan untuk
pengukuran sehari-hari ( Kontekstual) mengukur massa ?
(ketepatan, ( FC1 = Faktual, mengingat (Remember) ; 3. Soal pilihan jamak
ketelitian, dan indicator bisa dikembangkan menggunakan Diperoleh data alat ukur sebagai berikut :
KKO yang lain seperti : mengidentifikasi
aturan angka 1 Termometer
Menunjukkan
penting) 2 Nerca Digital
Mendefinisikan 3 Meteran
Mengutip 4 Gelas Ukur
Mendaftar 5 Penggaris
Mencatat dsb Manakah yang dapat digunakan untuk

Indikator Soalnya : mengukur panjang ?

1) Siswa dpt menuliskan minimal 3 contohA. 1,2,3


alat ukur yang diketakui dlm kehidupan B. 2,3
sehari-hari dengan benar. C. 3,5
2) Siswa dpt menuliskan 2 alat ukur yang D. 3,4,5
digunakan untuk mengukur massa dengan
E. Semua Benar
benar?

3) Disajikan data alat ukur siswa


dapat memilih alat ukur yang
digunakan mengukur panjang
dengan benar.
32

Indikator Pencapaian Kompetensi : Siswa Soal Essay


dapat Menjelaskan perbedaan alat ukur yang Alat ukur manakah di bawah ini yang merupakan alat
berkaitan dengan fisika dan alat ukur pada ukur baku ? Berikan alasan !
kehidupan. -jengkal
Indikator Soal : Disajikan data macam- -penggaris
macam pengukuran ( meteran, jengkal, -meteran
lengan, kaki, penggaris ) siswa dapat -lengan
menjelaskan perbedaan (C2) alat ukur baku -kaki
dan tidak baku dengan menyertakan Jawab : ………………………………………
alasannya secara benar. ………………………………………
………………………………………
33

2 Pengetahuan KD: IPK : Menjelaskan Hukum Ohm Soal Pilihan Jamak (PG)
Konseptual Mengevaluasi prinsip Indikator Soal : 1. Hasil bagi antara beda potensial antara ujung-ujung
kerja peralatan listrik -Siswa dapat menafsirkan kaitan antara beda penghantar dan kuat arus yang melaluinya dinamakan
searah (DC) dalam potensial antara ujung-ujung penghantar dan A. Hambatan
kehidupan sehari-hari kuat arus dan Hambatan secara benar.( 2 soa B. Tegangan
dlm bentuk pilihan ganda dan Uraian )l C. Kuat Arus
D. Voltase
E. Sumber Tegangan
Soal uraian (Essay )
1. Daftar dibawah ini menyatakan hubungan antara kuat
arus (I), hambatan listrik (R), dan Tegangan (V).
V (volt) R (ohm) I(ampere)
2 2 1,00
2 4 0,50
2 8 0,25
2 10 0,20

Dari daftar dapat disimpulkan bahwa kuat arus listrik


………………………………………….
…………………………………………………
…………………………………………………
34

Soal Fill in the blank


IPK : Mendefinisikan prinsip hambatan pada 1. Hambatan listrik suatu kawat pengahantar adalah:
ujung-ujung kawat penghantar sebanding dengan panjang kawat dan _____________ serta
berbanding terbalik dengan __________ dan
IS : Siswa dapat menjelaskan kaidah hukum ______________.
Ohm,dengan hambatan listrik melewati
suatu penghantar dengan benar.
35

3 Pengetahuan KD: IPK ( Indicator Pencapaian kompetensi ) Soal Pilihan Jamak


Prosedural Melakukan percobaan Siswa dapat Menemukan hubungan antara 1. Jika alat dan bahan yang tersedia hanya voltmeter,
untuk menyelidiki kuat arus dan beda potensial dengan benar. amperemeter, catu daya, satu buah resistor yang belum
karakteristik ( Kemampuan yg diharapkan adalah diketahui nilainya, dan Kabel pengubung.
rangkaian listrik Penggunaan metode/Prosedur; pemecahan Maka prosedur percobaan yang dapat dilakukan untuk
masalah; dll) mengetahui nilai tahanan dari resistor tersebut adalah
Indikator Soal : Disajikan data ( Alat dan 1.Menghubungkan resistor ke Catu Daya
Bahan) dan prosedur percobaan secara acak, 2. Mengukur tegangan pada resistor secara seri
siswa dapat menyusun prosedur yang benar 3. Mengukur kuat arus pada resistor secara parallel
untuk menghitung nilai tahanan dari resistor. 4.Mengukur tegangan pada resistor secara parallel
5.Mengukur kuat arus pada resistor secara seri
6. Mengganti nilai tegangan masukan pada catu daya dengan
nilai lain
7.Mengukur hambatan resistor
Agar data yang diperlukan mencukupi, maka prosedur
percobaan yang benar adalah
A. 1,4,5,6,7
B. 6,5,4,1
C. 1,3,4,6,7
D. 7,6,5,4
E. 2,3,4,5,6,7
36

IPK : Menemukan hubungan antara Soal Essay


hambatan dan panjang kawat penghantar 1.Tuliskan langkah-langkah dalam mencari hubungan antara
Indikator Soal : hambatan dan panjang kawat penghantar melalui percobaan !
Siswa dpt menuliskan langkah-langkah …………………………………
dalam mencari hubungan antara hambatan
dan panjang kawat penghantar melalui
percobaan dengan benar.

Pengetahuan KD : IPK ( Ind.Penc. Komp.) Komplek Soal Menjodohkan


Metakognisi Menerapkan hukum- 1. Menjelaskan tentang konsep hukum Gunakan pilihan berikut untuk menjodohkan dengan
pascal. pernyataan di bawahnya !
4 hukum pada fluida
2. Mendeskprisikan tentang hukum
statik dalam archimedes
kehidupan sehari-hari 3. Mengaplikasikan penerapan hukum A Terapung
pacal dalam kehidupan sehari-hari. B Tenggelam
4. Menerapkan prinsip hukum C Pascal
archimedes dalam kehidupan sehari- D Pompa hidrolik
hari. E Archimedes
F 2,4 N
G 4N
H
I 2,5 x 106 N/m2
J Kapal selam
K Suntikan
L 6N
M Melayang
37

NO Pernyataan Pasangan huruf Alasan


1 Tekanan yang diadakan
dari luar kepada zat cair
yang ada di dalam
ruangan tertutup akan
diteruskan oleh zat cair
itu ke segala arah
dengan sama rata adalah
hukum...pascal
2 Contoh penerapan
hukum pascal adalah...
3 Terapung, tenggelam,
dan melayang adalah
penerapan hukum...
4 Volume benda tercelup
lebih kecil dari volume
benda total adalah syarat
keadaan benda dalam
fluida mengalami...
5 Volume benda tercelup
sama dengan volume
benda total adalah syarat
keadaan benda dalam
fluida mengalami..
6 Benda dalam fluida
melayang adalah...
7 Aplikasi hukum
archimedes dalam
kehidupan sehari-hari
adalah...
8 Berat benda di udara 40
N dan ketika di dalam
air 36 N. Jika g = 10
m/s2, maka gaya apung
38

benda oleh air adalah . . .


9 Dongkrak hidrolik
memiliki penampang
masing-masing
berdiameter 2 mm dan
100 mm. Gaya minimun
yang harus di kerjakan
pada penampang kecil
untuk mengangkat mobil
yang beratnya 6000 N
adalah...
10 Seorang wanita
massanya 50 kg
memakai sepatu. Luas
alas tumit sepatunya
2cm2. jika percepatan
gravitasinya 10m/s2,
maka besar tekanan
sepatu ke lantai adalah...
39

Tujuan Pembelajaran Ranah Afektif


Kegiatan Baca 2

Kompetensi kedua yang hendak dicapai dalam suatu tujuan pembelajaran terdapat
pada ranah afektif. Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat
penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek. Oleh Bloom, secara spesifik, ranah afektif
dikategorikan menjadi lima aspek. Kelima aspek tersebut tentu masih berkaitan erat dengan
kompetensi yang terdapat pada ranah kognitif. Oleh karena itu, pada Kegiatan Belajar 2 ini
kelima aspek akan dibahas secara lebih rinci baik dalam kaitannya dengan pencapaian
kompetensi pada suatu proses pembelajaran secara umum maupun pada kurikulum 2013.

A. Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan penilaian guru terhadap pandangan (pendapat) dan
sikap (nilai) peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Jika aspek yang hendak
dinilai berkenaan dengan pandangan peserta didik maka pertanyaan yang disusun
melibatkan tanggapan berupa ekspresi, perasaan, atau pendapat pribadi peserta didik akan
hal yang bersifat relatif sederhana dan bukan fakta. Namun, jika aspek yang akan dinilai
berkaitan dengan sikap peserta didik maka pertanyaan yang disusun melibatkan respons
berupa sikap atau nilai yang telah mendalam di sanubarinya. Kategori ranah afektif terbagi
menjadi lima aspek, di antaranya.
1) Receiving phenomena (Penerimaan terhadap Stimulasi/A1)
Aspek tahap ini meliputi kepekaan peserta didik dalam menerima dan
memperhatikan stimulasi berupa masalah, situasi, gejala, dan lain-lain yang ada di
sekitarnya. Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur
tahap ini adalah menanya, memilih, menggambarkan, mendorong, mengidentifikasi,
membalas, dan lain-lain.
2) Responding to phenomena (Tanggapan terhadap Stimulas/A2 )
Aspek ini merupakan tahap seseorang dapat berpartisipasi aktif sebagai
bagian dari pembelajar, yaitu terkait dengan ketepatan reaksi, perasaan, dan
kepuasan dalam menanggapi stimulasi. Contoh kata kerja operasional yang dapat
digunakan untuk mengukur tahap ini adalah menjawab, membantu, menolong,
memilih, menampilkan, dan sebagainya.

3) Valuing (Penilaian/A3)
40

Aspek ini berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap suatu kebiasaan
atau stimulasi termasuk kesediaan untuk menerima nilai, latar belakang, atau
pengalaman. Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur
tahap ini adalah melengkapi, menjelaskan, membedakan, mengajak, melaporkan,
membagi, dan lain-lain.
4) Organization (Pengorganisasian/A4)
Aspek pada tahap ini berkaitan dengan prioritas dalam menilai berdasar
pembandingan nilai yang berbeda, penyelesaian terhadap konflik yang terjadi, dan
menciptakan sistem nilai yang baru termasuk pengutamaan dalam membandingkan,
menghubungkan, dan memadukan nilai. Contoh kata kerja operasional yang dapat
digunakan untuk mengukur tahap ini adalah menempel, mengubah, menyusun,
mengombinasi, melengkapi, memadukan, dan sebagainya.
5) Internalizing values (Karakterisasi Nilai-nilai/A5)
Tahap ini berkaitan dengan sistem nilai yang dapat mengontrol sikap
pembelajar, yaitu terkait dengan kemampuan menyerap, konsistensinya,
kemampuan memprediksi, dan yang lebih utama adalah karakter dari pembelajar itu
sendiri. Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur tahap
ini adalah mempraktikkan, mendengar, memodifikasi, melakukan, menyelesaikan,
dan sebagainya.

B. Ranah Afektif dalam Pembelajaran Kurikulum 2013


Ranah afektif yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi sikap di akhir
pembelajaran sangat relevan dengan konsep pencapaian KI-1 dan KI-2 pada pelaksanaan
kurikulum 2013, yaitu kompetensi yang mencakup sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap
spiritual yang dimiliki peserta didik secara khusus dapat tercermin pada saat mengikuti
kegiatan awal pembelajaran, yaitu pada saat guru memulai kegiatan belajar dengan salam,
berdoa, dan penyampaian tujuan pembelajaran. Sikap sosial dapat diupayakan oleh peserta
didik melalui keaktifannya dalam menyelesaiakan tugas-tugas dari guru.
Berdasarkan relevansi yang ditemukan antara ranah afektif dengan pencapaian KI-1
dan KI-2 kurikulum 2013 maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Analisis yang dimaksud
adalah dengan mengaitkan aspek-aspek ranah afektif yang terdapat pada taksonomi tujuan
pembelajaran secara umum (meliputi tahap penerimaan terhadap stimulasi, tanggapan
terhadap stimulasi, penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi nilai) dengan tahapan
pembelajaran saintifik pada kurikulum 2013. Analisis yang diharapkan tentu saja berkaitan
secara khusus dengan pencapaian KI-2, yaitu sikap sosial.
1. Mengobservasi
41

- Deskripsi
Kegiatan observasi merupakan wadah bagi peserta didik untuk menggali
kemampuan afektifnya melalui kegiatan pengamatan yang dilakukan. Peserta
didik harus memiliki sikap objektif dan teliti dalam melakukan pengamatan.
- Aspek Afektif
Kemampuan menerima dan menanggapi terhadap stimulasi termasuk
kompetensi yang dapat dicapai pada tahap ini karena peserta didik harus
memiliki kepekaan terhadap objek yang mereka amati untuk mendapatkan
data yang akurat.
- Format Penilaian
Penilaian kinerja dapat digunakan untuk mengukur kemampuan afektif peserta
didik, yaitu melalui skala penilaian atau daftar cek yang berisi kriteria hasil
pengamatan yang harus diperoleh.
2. Menanya
- Deskripsi
Tahap menanya dapat digunakan untuk melihat kompetensi sikap peserta
didik, yaitu ketika guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik respons
apa yang mereka berikan. Apakah mereka antusias atau bersikap pasif.
- Aspek Afektif
Pada tahap ini banyak menggali kemampuan peserta didik dalam menerima
dan menanggapi stimulasi, yaitu terkait dengan ketepatan reaksi dan perasaan
mereka terhadap pertanyaan yang diajukan guru. Selain itu, juga dapat
menggali sikap peserta didik dalam hal keterbukaan untuk menerima pendapat
atau gagasan dari peserta didik lain.
- Format Penilaian
Penilaian kinerja berupa catatan anekdot/narasi dapat digunakan pada tahap
ini karena dapat menggambarkan keseluruhan tentang respons peserta didik
terhadap kegiatan belajar yang sedang berlangsung.
3. Menalar
- Deskripsi
Kegiatan menalar memang sarat dengan penggalian kemampuan kognitif,
tetapi kompetensi sikap juga dapat diamati pada tahap ini. Kompetensi sikap
dapat diukur dari partisipasi/keaktifan peserta didik dalam mengajukan
pertanyaan.
- Aspek Afektif
Tahap ini lebih mengarah pada pencapaian kemampuan menanggapi stimulasi
dan menilainya. Namun, tidak dapat diukur secara kritis karena tahap menalar
lebih dominan untuk pencapaian ranah kognitif.
- Format Penilaian
42

Penilaian kinerja berupa catatan anekdot/narasi dapat digunakan pada tahap


ini karena dapat menggambarkan partisipasi peserta didik terhadap kegiatan
belajar yang berlangsung.
4. Mencoba
- Deskripsi
Tahap mencoba lebih banyak menuntut keaktifan peserta didik dalam kegiatan
mengamati percobaan. Dari tahap ini, kompetensi sikap yang dapat diukur
berupa kedisiplinan, kecermatan, dan tanggung jawab ketika mempergunakan
alat-alat percobaan.
- Aspek Afektif
Kemampuan pengorganisasian dan karakterisasi nilai merupakan kompetensi
yang dapat dicapai pada tahap ini. Peserta didik mampu mempraktikkan,
memodifikasi, dan melakukan sesuatu.
- Format Penilaian
Penilaian proyek tentu sesuai untuk mengukur tahap ini. Selain itu, dapat pula
digunakan penilaian kinerja terjait dengan skala penilaian sikap peserta didik
dalam melakukan kegiatan percobaan (apakah telah sesuai prosedur atau
belum).
5. Membuat Jejaring
- Deskripsi
Tahap ini dapat mengaplikasikan kompetensi sikap peserta didik, yaitu melalui
cara mereka berinteraksi dan berempati satu sama lain, menghormati, serta
menerima kekurangan/kelebihan masing-masing.

- Aspek Afektif
Kemampuan afektif A2 relevan dalam pembelajaran tahap ini, yaitu kompetensi
merespons stimulasi. Kompetensi kedua dari ranah afektif ini berkaitan dengan
sikap membantu, menolong, dan menjawab antarpeserta didik.

- Format Penilaian
Penilaian portofolio dapat digunakan, tetapi akan lebih relevan jika
menggunakan penilaian kinerja berupa daftar cek untuk mengukur masing-
masing sikap peserta didik.

 LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda


kerjakan latihan berikut ini.
(1) Jelaskan kategori aspek yang terdapat pada ranah afektif!
43

(2) Setelah memahami tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran


kurikulum 2013, jelaskan implikasi ranah afektif dalam pelaksanaan
pembelajaran tersebut!

Petunjuk Jawaban Latihan


Agar dapat mengerjakan soal di atas dengan baik, cermati kembali Kegiatan Belajar
2. lalu diskusikan jawaban Anda dengan teman sejawat. Setelah itu, rumuskan
jawaban yang paling tepat.

RANGKUMAN

 Ranah kedua yang terdapat pada taksonomi tujuan pembelajaran adalah ranah
afektif.
 Ranah afektif merupakan pencapaian kompetensi yang berkaitan dengan
perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu
objek
 Terdapat lima aspek pengategorian pada ranah afektif ini, di antaranya:
a. penerimaan terhadap stimulasi
b. tanggapan terhadap stimulasi
c. penilaian
d. pengorganisasian
e. karakterisasi nilai.
 Ranah afektif relevan dengan kategori pencapaian kompetensi inti pertama dan
kedua (KI-1 dan KI-2) pada kurikulum 2013, yaitu pada kompetensi inti sikap
spiritual dan sikap sosial.
 Implikasi lima aspek ranah afektif ke dalam pembelajaran saintifik kurikulum
2013 lebih dominan terukur pada tahap kelima, yaitu tahap membuat jejaring
dengan menggunakan format penilaian kinerja.
44

 TES FORMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1. Ranah dalam taksonomi tujuan pembelajaan yang berkaitan dengan indikasi
peserta didik dalam memberi respons berupa sikap terhadap materi pelajaran
disebut... .
A. kognitif
B. afektif
C. objektif
D. psikomotor
2. Tahapan aspek pada ranah afektif secara runtut adalah... .
A. penilaian-tanggapan-penerimaan-pengorganisasian-karakterisasi
B. tanggapan-penerimaan-penilaian-pengorganisasian-karakterisasi
C. penerimaan-tanggapan-pengorganisasian-penilaian-karakterisasi
D. penerimaan-tanggapan-penilaian-pengorganisasian-karakterisasi
3. Berikut ini yang bukan kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek
A5, yaitu... .
A. memilih
B. melakukan
C. mendengar
D. menyelesaikan
4. Salah satu kompetensi afektif yang hendak dicapai pada aspek A4 adalah... .
A. kemampuan memprediksi sesuatu
B. menerima stimulasi
C. menyelesaikan konflik yang sedang terjadi
45

D. peka terhadap stimulasi


5. Aspek yang berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap suatu kebiasaan
atau stimulasi disebut... .
A. penerimaan terhadap stimulasi
B. tanggapan terhadap stimulasi
C. penilaian
D. pengorganisasian
6. Menjawab, membantu, menolong, memilih, dan menampilkan merupakan contoh
kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek... .
A. penerimaan terhadap stimulasi
B. tanggapan terhadap stimulasi
C. penilaian
D. karakterisasi
7. Ranah afektif relevan dengan pencapaian kompetensi inti yang diharapkan pada
kurikulum 2013, yaitu kompetensi inti... .
A. pertama dan ketiga
B. pertama dan kedua
C. kedua dan ketiga
D. ketiga dan keempat
8. Salah satu kompetensi ranah afektif yang dapat dicapai pada tahap mencoba
adalah... .
A. karakterisasi nilai
B. tanggapan terhadap stimulasi
C. pengorganisasian
D. penerimaan terhadap stimulasi
9. Format penilaian sikap yang relevan digunakan pada tahap membuat jejaring
adalah... .
A. proyek
B. portofolio
C. kinerja
D. tertulis
10. Ranah afektif secara lebih dominan dapat diukur melalui tahap pembelajaran
saintifik, yaitu pada tahap... .
A. membuat jejaring
B. menalar
C. mencoba
D. menanya
E. Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = --------------------------------------- X 100%
10

Tujuan Pembelajaran Ranah Kegiatan


Psikomotor Baca 3
46

Bloom tidak melanjutkan pengategorian secara khusus pada ranah ketiga ini, yaitu
ranah psikomotor. Namun, terdapat beberapa ahli yang memiliki pemahaman mengenai hal
tersebut sehingga aspek-aspek yang ada pada ranah psikomotor ini dirumuskan secara garis
besar. Ranah psikomotor secara umum mencakup kompetensi melakukan pekerjaan dengan
melibatkan anggota badan (berkaitan dengan gerak fisik). Pada Kegiatan Belajar 3 ini akan
diuraikan aspek-aspek yang terdapat pada ranah psikomotor dan kaitannya dalam
pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum 2013.

A. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor merupakan ranah ketiga dalam taksonomi tujuan pembelajaran.
Ranah ini berkaitan dengan aspek keterampilan yang dicapai oleh peserta didik setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran. Terdapat beberapa versi pengategorian aspek dalam
ranah psikomotor ini. Namun, dari beberapa versi tersebut dapat dikategorikan secara garis
besar bahwa ranah psikomotor terdiri atas lima aspek (Dave R, 1970).
1) Imitation (Imitasi)
Aspek ini merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
contoh yang diamatinya tanpa memahami makna atau hakikat dari keterampilan
tersebut. Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur aspek ini
adalah mengonstruksi, menggabungkan, mengatur, menyesuaikan, dan sebagainya.
2) Manipulation (Manipulasi)
Aspek pada tahap ini berkaitan dengan kemampuan dalam melakukan
tindakan seperti yang diajarkan. Contoh kata kerja operasional yang digunakan
untuk mengukur aspek manipulasi, yakni menempatkan, membuat, memanipulasi,
merancang, dan sebagainya.
3) Precision (Ketelitian)
Aspek ini berkenaan dengan kemampuan merespons sesuatu yang kompleks
tanpa keraguan. Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk
mengukur aspek ini adalah menyelesaikan, mempercepat, menyaring, mengganti,
dan sebagainya.
4) Articulation (Pengucapan)
Aspek pengucapan merupakan tahap seseorang dapat melakukan suatu
keterampilan yang lebih kompleks terutama yang berhubungan dengan gerakan
interpretatif. Contoh kata kerja operasional yang digunakan adalah menggunakan,
mensketsa, menimbang, menggolongkan, dan sebagainya.
5) Naturalization (Pengalamiahan)
Aspek pada tahap ini berkaitan dengan suatu penampilan tindakan oleh
seseorang. Tindakan tersebut merupakan tindakan yang diajarkan sebelumnya dan
47

telah menjadi kebiasaan dan gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan. Contoh
kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur aspek ini, yaitu memutar,
memindahkan, menarik, mendorong, dan sebagainya.

A. Ranah Psikomotor dalam Pembelajaran Kurikulum 2013


Ranah psikomotor merupakan ranah ketiga dari taksonomi tujuan pembelajaran.
Pada ranah ini, keterampilan peserta didik dapat dideteksi melalui tahap imitasi, manipulasi,
ketelitian, pengucapan, dan pengalamiahan. Ranah psikomotor ini juga relevan dengan
konsep kurikulum 2013, yaitu pencapaian KI-4 yang berupa keterampilan. Oleh sebab itu,
analisis keterkaitan antara ranah psikomotor dengan pelaksanaan pembelajaran saintifik pun
perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh pembuktian bahwa kompetensi
keterampilan merupakan kompetensi dominan yang diharapkan dari pencapaian kurikulum
2013.
1. Mengobservasi
- Deskripsi
Kegiatan observasi merupakan wadah bagi peserta didik untuk menggali
kemampuan psikomotoriknya melalui pengamatan-pengamatan yang
dilakukan. Kemampuan peserta didik untuk berani memanipulasi mengenai apa
yang diamatinya merupakan kompetensi penting yang dapat dicapai pada
tahap ini.
- Aspek Psikomotor
Kemampuan memanipulasi dan ketelitian dapat diukur pada tahap observasi
ini. Peserta didik akan dapat merancang, mengganti, atau menyaring hal apa
saja yang berkaitan atau tidak penting untuk dijadikan sebagai bahan laporan
pengamatan mereka.
- Format Penilaian
Penilaian proyek lebih objektif jika digunakan pada tahap ini karena dapat
memberi gambaran hasil kerja peserta didik dalam kelompoknya.
2. Menanya
- Deskripsi
Tahap menanya merupakan tahap dominan untuk dapat mengukur
keterampilan peserta didik. Melalui tahap ini, keterampilan peserta didik dalam
berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban dengan bahasa
yang baik dan benar akan dapat terukur. Selain itu, menggali keterampilan
siswa berpikir spontan, cepat, dan sigap.
- Aspek Psikomotor
Kemampuan manipulasi, ketelitian, dan pengucapan dapat sekaligus terukur
pada tahap ini. Keterampilan manipulasi terlihat ketika peserta didik dapat
48

menempatkan dirinya pada saat pembelajaran (tahu bagaimana dia harus


menyampaikan pendapatnya). Keterampilan pengucapan berkaitan dengan
kemampuan peserta didik untuk melakukan gerakan interpretatif ketika
menyampaikan argumennya.
- Format Penilaian
Penilaian kinerja dengan skala penilaian akan lebih tepat digunakan pada tahap
ini. Peserta didik dapat dinilai keterampilan bicaranya, yaitu terkait dengan tata
caranya berpendapat dan menyanggah.
3. Menalar
- Deskripsi
Tahap menalar secara lebih dominan dapat digunakan untuk mengukur ranah
kognitif peserta didik. Namun, jika dikaitkan ranah psikomotor dapat juga
dicapai dalam tahap ini khususnya tentang keterampilan peserta didik dalam
memanipulasi atau menyaring teori-teori yang penting untuk membuat sebuah
simpulan.
- Aspek Psikomotor
Keterampilan memanipulasi dan meneliti terukur pada tahap ini, tetapi tidak
secara maksimal karena manipulasi dan ketelitian yang muncul semata-mata
dilakukan dalam rangka menggali kebenaran tentang materi yang digunakan
untuk memperoleh simpulan.
- Format Penilaian
Penilaian portofolio dapat digunakan pada tahap ini untuk mengukur hasil kerja
peserta didik ketika melakukan refleksi materi yang mereka gunakan pada
tahap menalar.

4. Mencoba
- Deskripsi
Tahap mencoba dapat menggali keterampilan peserta didik untuk meneliti
suatu objek yang masih diragukan kebenarannya. Pada tahap ini, peserta didik
dapat pula menimbang atau menggolongkan, serta memindahkan atau
memutar sesuatu demi mendapatkan kepastian dari objek yang
diujicobakannya.
- Aspek Psikomotor
Keterampillan meneliti, menginterpretasi (pengucapan), dan mengalamiahkan
tindakan merupakan kompetensi psikomotor yang dapat diukur pada tahap ini.
- Format Penilaian
Penilaian kinerja dan penilaian proyek tentu relevan digunakan untuk
mengukur keterampilan peserta didik pada tahap mencoba.
5. Membuat Jejaring
- Deskripsi
49

Tahap membuat jejaring dapat mengukur keterampilan peserta didik dalam hal
menempatkan diri atau mengonstruksi dirinya ketika berkomunikasi dengan
peserta didik lain.
- Aspek Psikomotor
Kompetensi psikomotor yang dapat dinilai dari tahap ini adalah keterampilan
meniru (imitasi) dan memanipulasi.
- Format Penilaian
Penilaian kinerja dengan skala sikap lebih tepat digunakan untuk mengukur
kompetensi psikomotor pada tahap ini.

 LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda kerjakan
latihan berikut ini.
(1) Jelaskan kategori aspek yang terdapat pada ranah psikomotor!
(2) Setelah memahami tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran
kurikulum 2013, jelaskan implikasi ranah psikomotor dalam pelaksanaan
pembelajaran tersebut!

Petunjuk Jawaban Latihan


Agar dapat mengerjakan soal di atas dengan baik, cermati kembali Kegiatan Belajar
3. lalu diskusikan jawaban Anda dengan teman sejawat. Setelah itu, rumuskan
jawaban yang paling tepat.

 RANGKUMAN

 Ranah psikomotor merupakan ranah ketiga pada taksonomi tujuan


pembelajaran, yaitu ranah yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi
keterampilan.
 Ranah psikomotor secara umum mencakup kompetensi melakukan pekerjaan
dengan melibatkan anggota badan (berkaitan dengan gerak fisik).
 Terdapat beberapa versi pengategorian pada aspek ranah psikomotor. Salah
satunya pengategorian aspek yang telah dilakukan oleh Dave (1970) sebagai
berikut.
a. Imitasi (imitation)
b. manipulasi (manipulation)
c. ketelitian (precision)
50

d. pengucapan (articulation)
e. pengalamiahan (naturalization)
 Ranah psikomotor relevan dengan konsep pencapaian kompetensi inti keempat
(KI-4) pada kurikulum 2013.
 Ranah psikomotor ketika diimplikasikan dengan pelaksanaan pembelajaran
saintifik kurikulum 2013 secara dominan dapat dicapai pada tahap menanya.

TES FORMATIF 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Ranah psikomotor adalah satu dari tiga taksonomi tujuan pembelajaran yang
berkaitan dengan pencapaian kompetensi... .
A. pengetahuan
B. keterampilan
C. kebiasaan
D. sikap
2. Berikut ini yang bukan aspek dalam ranah psikomotor adalah... .
A. penerapan
B. manipulasi
C. imitasi
D. ketelitian
3. Aspek yang berkaitan dengan kemampuan dalam melakukan tindakan seperti yang
diajarkan disebut... .
A. pengalamiahan
B. imitasi
C. pengucapan
D. manipulasi
4. Salah satu contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek imitasi
adalah kecuali... .
a. mengonstruksi
b. merancang
c. mengatur
d. menyesuaikan
5. Menggunakan, mensketsa, menimbang, menggolongkan merupakan contoh kata
kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek... .
A. imitasi
B. manipulasi
C. pengucapan
D. pengalamiahan
51

6. Aspek pengalamiahan merupakan aspek yang berkaitan dengan pencapaian


kompetensi... .
A. penampilan tindakan yang telah diajarkan
B. melakukan tindakan kompleks
C. melakukan sesuatu sesuai yang diamati
D. merespons sesuatu tanpa keraguan
7. Ranah psikomotor relevan dengan pencapaian kompetensi inti yang diharapkan
pada kurikulum 2013, yaitu kompetensi inti... .
A. pertama
B. kedua
C. ketiga
D. keempat
8. Ranah psikomotor secara dominan dapat diukur pada pembelajaran saintifik, yaitu
pada tahap... .
A. mengobservasi
B. membuat jejaring
C. mencoba
D. menanya
9. Format penilaian ranah psikomotor yang relevan digunakan pada tahap menanya
adalah... .
A. proyek
B. kinerja
C. portofolio
D. tertulis
10. Salah satu kompetensi keterampilan yang dapat digali pada tahap mengobservasi
adalah... .
A. imitasi
B. manipulasi
C. ketelitian
D. pengucapan

Cocokkkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif pada akhir bahan
bacaan. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3 ini.
Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = --------------------------------------- X 100%
10

90 – 100% = baik sekali


80% = baik
70% = cukup
50 – 60% = kurang
52

10 – 40% = gagal

Apabila Anda memperoleh tingkat penguasaan minimal 80%, Anda dapat


meneruskan belajar ke Modul 3. Apabila tingkat penguasaan Anda masih 50-70%, Anda
harus mengulangi kegiatan belajar, terutama bagian yang belum Anda kuasai. Apabila
tingkat penguasaan Anda kurang dari 50%, Anda harus mengulang baca beberapa kali
Kegiatan Belajar 3 ini.

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1
1. C. Berikut ini yang bukan aspek tahapan ranah kognitif Bloom adalah penciptaan.
2. A. Perbaikan yang dilakukan Anderson dan Krathwohl salah satunya menambah dimensi
pada aspek pengetahuan dan dimensi proses kognitif.
3. D. Aspek tahapan akhir pada ranah kognitif yang diklasifikasikan Bloom adalah evaluasi.
4. A. Berikut ini adalah contoh kata operasional yang dapat digunakan pada aspek sintesis,
kecuali mendeteksi.
53

5. B. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari pelaksanaan kurikulum


sebelumnya, yaitu KBK dan KTSP.
6. B. Berikut merupakan pendekatan yang terdapat pada pelaksanaan kurikulum 2013,
kecuali scientific learning.
7. C. Tahapan pendekatan saintifik secara runtut adalah mengobservasi-menanya-
menalar-mencoba-membangun jejaring.
8. B. Kurikulum yang pada pelaksanaannya menekankan pada pola berpikir kritis setiap
peserta didik yang dipantau secara terus menerus merupakan filosofi kurikulum sebagai
proses.
9. D. Sistem pengukuran yang bermakna signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk
ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan merupakan pengertian dari penilaian
autentik
10. C. Pendekatan pembelajaran yang mendorong rasa ingin tahu peserta didik untuk
mengeksplorasi dan belajar sendiri disebut discovery learning.

Tes Formatif 2
1. B. Ranah dalam taksonomi tujuan pembelajaan yang berkaitan dengan indikasi peserta
didik dalam memberi respons berupa sikap terhadap materi pelajaran disebut afektif.
2. D. Tahapan aspek pada ranah kognitif secara runtut adalah penerimaan-tanggapan-
penilaian-pengorganisasian-karakterisasi.
3. A. Berikut ini yang bukan kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek A5,
yaitu memilih.
4. C. Salah satu kompetensi afektif yang hendak dicapai pada aspek A4 adalah
menyelesaikan konflik yang sedang terjadi.
5. C. Aspek yang berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap suatu kebiasaan atau
stimulasi disebut penilaian.
6. B. Menjawab, membantu, menolong, memilih, dan menampilkan merupakan contoh
kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek tanggapan terhadap stimulasi.
7. B. Ranah afektif relevan dengan pencapaian kompetensi inti yang diharapkan pada
kurikulum 2013, yaitu kompetensi inti pertama dan kedua.
8. A. Salah satu kompetensi ranah afektif yang dapat dicapai pada tahap mencoba adalah
karakterisasi nilai.
9. C. Format penilaian sikap yang relevan digunakan pada tahap membuat jejaring adalah
kinerja.
10. A. Ranah afektif secara lebih dominan dapat diukur melalui tahap pembelajaran
saintifik, yaitu pada tahap membuat jejaring.
Tes Formatif 3
1. B. Ranah psikomotor adalah satu dari tiga taksonomi tujuan pembelajaran yang
berkaitan dengan pencapaian kompetensi keterampilan.
2. A. Berikut ini yang bukan aspek dalam ranah psikomotor adalah penerapan.
54

3. D. Aspek yang berkaitan dengan kemampuan dalam melakukan tindakan seperti yang
diajarkan disebut manipulasi.
4. B. Salah satu contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek imitasi
adalah kecuali merancang.
5. C. Menggunakan, mensketsa, menimbang, menggolongkan merupakan contoh kata
kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek pengucapan.
6. A. Aspek pengalamiahan merupakan aspek yang berkaitan dengan pencapaian
kompetensi enampilan tindakan yang telah diajarkan.
7. D. Ranah psikomotor relevan dengan pencapaian kompetensi inti yang diharapkan pada
kurikulum 2013, yaitu kompetensi inti keempat.
8. D. Ranah psikomotor secara dominan dapat diukur pada pembelajaran saintifik, yaitu
pada tahap menanya.
9. B. Format penilaian ranah psikomotor yang relevan digunakan pada tahap menanya
adalah kinerja.
10. B. Salah satu kompetensi keterampilan yang dapat digali pada tahap mengobservasi
adalah manipulasi.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W. dan Krathwohl, D.R. (Eds). 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching,
Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives . New York:
Longman.
Bloom, B.S. 1956. Taxonomy of Educational Objectives: Cognitive Domain . New York: David
McKay Company.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar
Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) . Jakarta: Kemdikbud.
-------. 2013. Konsep Pendekatan Scientific (PPT). Jakarta: Kemdikbud.
-------. 2013. Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar . Jakarta: Kemdikbud.
-------. 2013. Problem Based Learning (PPT). Jakarta: Kemdikbud.
-------. 2013. Project Based Learning (PPT). Jakarta: Kemdikbud.
-------. 2014. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemdikbud.
Kusa, Haris Chandra. 2012. “Taksonomi”. Blog. Diakses dari
http://harischandrakusa.blogspot.com/p/taksonomi.html pada 24 September 2014
di Yogyakarta.
Uno, Hamzah B. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran . Jakarta: PT Bumi
Aksara.
55

------. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.


Salirawati, Das. 2013. Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran (PPT). Yogyakarta.
Sudjana, Nana. 1992. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2002. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi, Teori, dan Aplikasi . Bandung:
Pakar Raya.
-. Bloom Taxonomy (Doc.PDF)
-. 2013. “Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)”. Modul.
-. 2013. “Understanding the New Version of Bloom’s Taxonomy ”. Handbook.
http://assessment.uconn.edu/docs/LearningTaxonomy_Affective.pdf
Bloom, B. S. ed. et al. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: Handbook 1, Cognitive Domain.
New York: David McKay.
Gronlund, N. E. (1978). Stating Objectives for Classroom Instruction 2nd ed. New York: Macmilan
Publishing.
Krathwohl, D. R. ed. et al. (1964), Taxonomy of Educational Objectives: Handbook II, Affective
Domain. New York: David McKay.

GLOSARIUM

Afektif : berkenaan dengan perasaan; mempengaruhi keadaan perasaan dan emosi;


mempunyai gaya atau makna yang menunjukkan perasaan
Anekdot : cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya
mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yg
sebenarnya
Autentik : dapat dipercaya; asli; sah
Basis : asas; dasar
Deteksi : usaha menemukan dan menentukan keberadaan, anggapan, atau
kenyataan
Dimensi : ukuran (panjang, lebar, tinggi, luas, dan sebagainya); matra
Efektif : ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab;
dapat membawa hasil; berhasil guna
Efisien : tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak
membuang-buang waktu, tenaga, biaya); mampu menjalankan tugas
dengan tepat dan cermat; berdaya guna; bertepat guna; sangkil
56

Eksplorasi : penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih


banyak (tentang keadaan), terutama sumber-sumber alam yang terdapat di
tempat itu; penyelidikan; penjajakan
Filosofi : filosofi; pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat
segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya
Inisiatif : prakarsa
Inovatif : bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru; bersifat pembaruan
Integratif : pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat
Interpretasi : pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu;
tafsiran
Kategori : bagian darr sistem klasifikasi (golongan, jenis pangkat)
Kognitif : berhubungan dengan atau melibatkan kognisi; berdasar kepada
pengetahuan faktual yang empiris
Kolaborasi : perbuatan kerja sama
Komprehensif : bersifat mampu menangkap (menerima) dengan baik; luas dan lengkap
(tentang ruang lingkup atau isi); mempunyai dan memperlihatkan wawasan
Konsistensi : ketetapan dan kemantapan (dalam bertindak); ketaatasasan
Kriteria : ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu
Manipulasi : tindakan untuk mengerjakan sesuatu dengan tangan atau alat-alat mekanis
secara terampil; upaya kelompok atau perseorangan untuk memengaruhi
perilaku, sikap, dan pendapat orang lain tanpa orang itu menyadarinya;
penggelapan; penyelewengan
Observasi : peninjauan secara cermat
Praksis : praktik (bidang kehidupan dan kegiatan praktis manusia)
Prediksi : ramalan; prakiraan
Psikomotor : berhubungan dengan aktivitas fisik yang berkaitan dengan proses mental
dan psikologi
Ranah : elemen atau unsur yang dibatasi; bidang disiplin
Refleksi : gerakan, pantulan di luar kemauan (kesadaran) sebagai jawaban suatu hal
atau kegiatan yang datang dari luar
Sintesis : paduan (campuran) berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan
kesatuan yang selaras
Skala : garis atau titik tanda yang berderet-deret dan sebagainya yang sama jarak
antaranya, dipakai untuk mengukur
57

Sketsa : lukisan cepat (hanya garis-garis besarnya); gambar rancangan; rengrengan;


denah; bagan; pelukisan dengan kata-kata mengenai suatu hal secara garis
besar; tulisan singkat; ikhtisar ringkas
Spesifik : khusus; bersifat khusus; khas

Anda mungkin juga menyukai