Pengayaan
TUJUAN PEMBELAJARAN DALAM
Kurikulum 2013
KURIKULUM 2013
Oleh : *Bambang Rudianto
PENDAHULUAN
10. Terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa
tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan guru yang kurang berdedikasi
terhadap mata pelajaran yang dia ampu.
11. Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu
lama.
12. Timbulnya kecemasan khususnya guru mata pelajaran yang dihapus yaitu KPPI, IPA
dan Kewirausahaan dan terancam sertifikasiya dicabut.
13. Sebagian besar guru masih terbiasa menggunakan cara konvensional
14. Penguasaan teknologi dan informasi untuk pembelajaran masih terbatas.
15. Guru tidak siap dengan perubahan
16. Kurangnya kemampaun guru dalam proses penilaian sikap, ketrampilan dan
pengetahuan secara holistic.
17. Kreatifitas dalam pengembangan silabus berkurang
18. Otonomi sekolah dalam pengembangan kurikulum berkurang
19. Sekolah tidak mandiri dalam menyikapi kurikulum
20. Tingkat keaktifan siswa belum merata
21. KBM umumnya saat ini masih konvensional
22. Belum semua guru memahami sistem penilaian sikap dan ketrampilan.
23. Menambah beban kerja guru.
24. MGMP dan KKG belum sepenuhnya berfungsi memberdayakan guru
25. Citra sekolah dan guru akan menurun jika tidak berhasil menjalankan kurikulum
2013
26. Pramuka menjadi beban bagi siswa yang tidak menyukai Pramuka, sehingga ada
unsur keterpaksaan.
Perubahan kurikulum memang seharusnya terjadi dan tidak pernah berhenti. Dalam
hal ini, bukanlah bertujuan untuk menjadikan suatu pendidikan yang sempurna karena tidak
ada kurikulum yang sempurna. Kurikulum hanya baik dan cocok di zamannya. Kurikulum
harus mampu mengakomodasi perkembangan iptek yang terjadi supaya tidak ketinggalan
zaman dan mampu mengejar kemampuan negara lain termasuk yang terjadi pada
perubahan kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 memfokuskan pendekatan pembelajaran menjadi lima langkah,
yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan membuat jejaring(Mengkomunikasikan)
.Kelima langkah tersebut dirumuskan dalam rangka mencapai suatu tujuan
pembelajaran yang menghasilkan insan produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi
5
pembelajaran oleh Bloom dalam kaitannya dengan tujuan pembelajaran yang terdapat pada
kurikulum 2013. Oleh karena itu, setelah mencermati bahan ajar ini, Anda diharapkan
dapat:
(1) menjelaskan pencapaian kompetensi dalam ranah kognitif;
(2) menjelaskan pencapaian kompetensi dalam ranah afektif;
(3) menjelaskan pencapaian kompetensi dalam ranah psikomotor.
Aspek tujuan pembelajaran yang pertama adalah kognitif. Ranah kognitif merambah
kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman,
konseptualisasi, penentuan, dan penalaran. Pada pengklasifikasian Bloom, ranah kognitif ini
terbagi atas aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada
bagian ini beberapa aspek tersebut akan ditelaah lebih lanjut baik mengenai rincian tiap-tiap
aspek, bagian-bagian aspek yang telah direvisi, termasuk konsep pembelajaran kurikulum
2013, maupun keterkaitan pencapaian ranah kognitif dengan pelaksanaan Kurikulum 2013.
A. Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan bagian yang paling banyak dinilai oleh guru karena
berkaitan dengan kemampuan para peserta didik dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Pengklasifikasian ranah kognitif oleh Bloom (1956) terbagi menjadi enam.
1) Knowledge (Pengetahuan/C1)
Aspek pengetahuan yang dimaksud adalah kemampuan mengingat kembali
materi yang telah dipelajari. Aspek pengetahuan terbagi menjadi tiga.
(a) Pengetahuan spesifik, meliputi pengetahuan mengenai istilah dan fakta
spesifik.
(b) Pengetahuan tentang cara dan metode tertentu yang berhubungan dengan
detail tertentu, meliputi pengetahuan untuk menentukan, mengaitkan,
mengategorikan, dan mengukur.
(c) Pengetahuan yang terkait dengan garis besar atau rangkuman materi secara
umum, meliputi pengetahuan untuk menyimpulkan berdasarkan teori dan
struktur.
Contoh kata operasional yang digunakan dalam aspek ini adalah mengidentifikasi,
menghubungkan, mengingat, menghafal, mengulangi, mengenali, dan lain-lain.
2) Comprehension (Pemahaman/C2)
Aspek pemahaman merupakan kemampuan untuk memahami atau
mengonstruksi materi pembelajaran yang meliputi pengetahuan menerjemahkan,
menginterpretasi, dan mengeksplorasi.
Contoh kata operasional yang digunakan dalam aspek ini adalah
mengemukakan, mengenali, menjelaskan, menemukan, menggambarkan, dan lain-
lain.
3) Application (Aplikasi/C3)
Aspek aplikasi terkait dengan kemampuan untuk menggunakan materi
pembelajaran atau mengimplementasikannya pada suatu keadaan. Contoh kata
operasional yang digunakan dalam aspek ini adalah mendemonstrasikan,
menerjemahkan, menghitung, mengembangkan, menghubungkan, dan lain-lain.
4) Analysis (Analisis/C4)
8
Anderson dan Krathwohl (2001: 66-88) merevisi keenam aspek pada ranah kognitif yang
telah diklasifikasikan oleh Bloom tersebut menjadi:
1) Remember (Mengingat)
Aspek mengingat merupakan kemampuan mengingat dan memanggil kembali
materi atau pengetahuan dari memori dasar. Aspek mengingat adalah ketika memori
digunakan untuk memproduksi definisi, kebenaran, atau rincian atau
menceritakan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya.
2) Understand (Memahami)
Aspek memahami meliputi kemampuan membangun pengertian dari berbagai
fungsi atau pesan yang berbeda, seperti kegiatan menginterpretasi,
menerangkan dengan contoh, menggolongkan, merangkum, menduga,
membandingkan, dan menjelaskan.
3) Apply (Menerapkan)
Aspek menerapkan berkaitan dengan kemampuan mengimplementasikan
langkah-langkah secara berkesinambungan. Bahan belajar yang digunakan untuk
menerapkannya berupa model, presentasi, wawancara, atau simulasi.
4) Analyze (Menganalisis)
Aspek menganalisis merupakan kemampuan menentukan bagaimana
bagian-bagian saling berhubungan satu sama lain, termasuk kegiatan
9
Poin revisi yang terlihat adalah aspek ‘menilai’ ditempatkan setelah aspek
‘menganalisis’ dan dimunculkan aspek ‘menciptakan’ sebagai pengganti aspek
‘sintesis’. Hal tersebut dilakukan untuk menempatkan hierarki dari proses
berpikir paling mudah ke proses penciptaan yang lebih rumit dan sulit
(Yulaelawati, 2004: 71). Selain perubahan tersebut,
(3) perubahan lain yang dilakukan Anderson dan Krathwohl adalah penambahan kategori
metakognitif yang terdapat pada dimensi pengetahuan sehingga yang
sebelumnya hanya terdiri atas tiga kategori menjadi empat kategori. Penjelasan
secara lebih rinci dapat dicermati pada uraian berikut.
a. Pengetahuan Faktual
Kategori dimensi ini terbagi atas pengetahuan tentang istilah dan
pengetahuan tentang detail-detail tertentu, yaitu berkaitan dengan unsur-unsur
dasar yang harus diketahui peserta didik dalam rangka mengenal mata pelajaran dan
memecahkan masalah yang timbul.
b. Pengetahuan Konseptual
Tiga dimensi pengetahuan terlibat dalam kategori dimensi kedua ini, yakni
pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan
generalisasi, serta pengetahuan tentang teori, model, dan struktur.
c. Pengetahuan Prosedural
Dimensi prosedural ini berkenaan dengan pengetahuan tentang keterampilan
khusus yang berhubungan dengan bidang tertentu, pengetahuan tentang teknik atau
metode dalam mata pelajaran tertentu, dan pengetahuan tentang kriteria
penggunaan suatu prosedur.
d. Pengetahuan Metakognitif
Dimensi pengetahuan metakognitif berkaitan dengan pengetahuan tentang
kesadaran secara umum, yaitu mencakup pengetahuan strategis,
pengetahuan tentang operasi kognitif berupa pengetahuan kontekstual
dan prasyarat, dan pengetahuan tentang diri sendiri.
Keempat kategori dimensi pengetahuan di atas kemudian dipadukan dengan enam
dimensi proses kognitif. Hal ini dilakukan berkaitan dengan proses perumusan tujuan
pembelajaran. Dengan penggabungan dua dimensi tersebut dalam suatu tabel (yang
disebut tabel taksonomi), guru dibantu dalam merumuskan tujuan pembelajaran.
Rumusan yang dimaksud berkaitan dengan apa saja yang ingin dicapai pada
setiap akhir pembelajaran dan bagaimana mengukur tingkat keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Selain itu, guru dapat
11
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengetahuan berarti (1) segala sesuatu yg
diketahui; kepandaian, (2) segala sesuatu yg diketahui berkenaan dng hal (mata pelajaran).
Intinya bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui seseorang. Sedangkan
definisi pengetahuan menurut para ahli, Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Soekidjo, Notoadmodjo 2003). (Pengertian Pengetahuan Menurut Para Ahli)
Seiring dengan kebutuhan memecahkan kesulitan dalam berkarya Penguasaan pengetahuan
dapat diklasaifikasikan dalam beberapa level. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut
diperlukan ketrampilan berupa mengenali data, menggambarkan, menjelaskan,
memprediksi, dan mengotrol. Sebagai tenaga profesional seorang guru juga memerlukan
ketrampilan tersebut. Pada tingkatan memprediksi berarti guru dapat menjadi peramal
dengan memperhitungkan yang bakal terjadi atas dasar data dan mengetahuan yang
dimilikinya.
Guru profesional juga harus menguasai ilmu pengetahuan atau materi pelajaran yang
diajarkannya. Hal ini berlaku untuk semua guru, baik guru yang berpengalaman maupun
12
yang belum berpengalaman. Tak ada toleransi bagi guru yang baru sekali pun dalam
penguasaan pengetahuan sekurang-kurangnya harus menguasai sampai tingkatan mampu
menjelaskan. Tingkatan lebih tinggi dari itu jika guru mempu memperediksi terhadap
dampak perlakuan tiap tindakan terhadap perbaikan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
siswa. Dan puncak kepiawaian penguasaan ilmu jika guru mampu mengotrol setiap
tindakannya sehingga mengetahui benar pengaruhnya terhadap siswa.
Penguasaan pengetahuan meliputi penguasaan fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif.
a. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan faktual bekaitan dengan pernyataan yang benar karena sesuai dengan
keadaan yang sesungguhnya. Misalnya, “anak itu sedang berjalan”, pernyataan itu faktual
jika kenyataannya memang anak itu berjalan bukan sedang duduk. Seorang guru menguji
pengetahuan faktual siswa jika pernyataan yang dibuatnya sesuai dengan kondisi yang
senyatanya. Mengenali fakta tidak selalu mudah. Memperhatikan struktur luar suatu benda
boleh jadi merupakan proses yang mudah, namun mengenali fakta yang abstrak
memerlukan pengetahuan pendukung yang lebih banyak. Oleh karena itu, tingkat kesulitan
mengenali fakta bersifat relatif. Di samping itu yang termasuk pengetahuan adalah definisi.
Pengetahuan faktual berisi konvensi (kesepakatan) dari elemen-elemen dasar berupa istilah
atau simbol (notasi) dalam rangka memperlancar pembicaraan dalam suatu bidang disiplin
ilmu atau mata pelajaran (Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001). Pengetahuan faktual meliputi
aspek-aspek pengetahuan istilah, pengetahuan khusus dan elemen-elemennya berkenaan
dengan pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi, dan
sebagainya.
b. Pengetahuan Konseptual
13
c. Pengetahuan Prosedural
14
Penguasaan prosedur bisa juga dalam proses berpikir yang dapat diwujudkan dalam proses
berpersepsi, introspeksi, mengingat, berkreasi, berimajinasi, mengembangkan ide, atau
berargumentasi. Di sini terdapat penguasaan untuk merumuskan atau mengikuti tahap
kegiatan sesuai dengan proses yang seharusnya.
d. Pengetahuan Metakognitif
sebagaimana dikutip Livingstone menyatakan bahwa metakognisi terdiri atas dua unsur
yaitu pengetahuan dan pengalaman atau regulasi. Metakognitif merujuk pada proses
mengusai ilmu pengetahuan dan proses berpikir. Dalam hal ini siswa dapat menggunakan
ilmu pengetahuan yang telah dikuasinya untuk membangun pengetahuan baru. Metakognitif
bisa juga dimaknai memiliki pemahaman mengenai belajar tentang cara belajar.
Flavell sendiri membagi metakognitif ke dalam tiga kategori, yaitu ilmu pengetahuan
tentang variabel orang, variabel pekerjaan, dan variabel strategi. Memahami tipe belajar diri
sendiri termasuk variabel orangnya. Variabel pekerjaan mencakup aktivitas belajar dan
langkah kegiatan berpikir berpikir pada kegaitan belajar. Belajar menjadi proses beraktivitas
dan berkarya. Variabel strategi menyangkut cara yang siswa gunakan untuk mewujudkan
tujuan belajar.
Meningkatkan pengetahuan metakognitif akan terlihat pada strategi guru memfasilitasi siswa
mengembangkan daya belajarnya tidak hanya mengembangkan sikap, keterampilan dan
pengetahuannya namun siswa terampil belajar, mengembangkan kemandirian siswa dalam
menerapkan berbagai cara sehingga dapat mengembangkan pengetahuan bermodalkan
pengetahuan yang dipelajarinya.
Jadi metakognitif memiliki kesamaan makna dengan berpikir tentang cara berpikir, belajar
tentang belajar atau belajar tentang bagaimana cara belajar. Pengujian terhadap
kemampuan ini bisa dilakukan dengan cara menantang siswa menunjukkan kompetensinya
dalam bentuk menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya untuk mengembangkan
inisiatif belajar secara mandiri sehingga dapat mengembangkan pengetahuan barunya.
Tugas mandiri untuk mengembangkan daya inisiatif sendiri, mengembangkan ide-ide kreatif,
mendisain model baru, inisiatif baru, atau mengembangkan karya inoatif merupakan cara
yang sesuai untuk menghimpun informasi tentang kemampuan belajar dengan
mendayagunakan ilmu yang dimilikinya.
Misalnya, siswa akan menghadapi ulangan dalam bentuk tes pilihan ganda. Siswa yang
mengetahui pengetahuan metakognitif, mengetahui bahwa untuk menyelesaikan soal pilihan
ganda, mereka hanya perlu menegenali jawaban yang tepat dan tidak perlu mengingat
kembali informasi secara rinci seperti yang dibutuhkan dalam soal uraian. Pengertahuan
kognitif ini akan mempengaruhi persiapan siswa tersebut dalam menghadapi ulanagn
harian.
3) Pengetahuan diri
Pengetahuan diri adalah pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri
Contohnya:
a. Pengetahuan bahwa dirinya mempuyai pengetahuan yang mendalam pada satu bidang,
tetapi tidak mendalam pada sebagian bidang yang lain.
b. Pengetahuan bahwa dirinya cenderung mengandalkan strategi kognitif tertentu dalam
situasi tertentu
c. Pengetahuan yang akurat tentang kemampuan sendiri untuk menyelesaikan tugas
tertentu
d. Pengetahuan tentang minat pribadi pada tugas tertentu
e. Pengetahuan tentang keputusan pribadi tentang manfaat suatu tugas
Berikut ini adalah tabel taksonomi baru (hasil penggabungan dua dimensi) yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Tabel 1 Taksonomi Dua Dimensi
Dimensi Dimensi Proses Kognitif
Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan
Pengetahuan
Pengetahuan
Faktual
Pengetahuan
Konseptual
Pengetahuan
Prosedural
Pengetahuan
Metakognitif
Pengategorian pada ranah kognitif yang telah diuraikan di atas dapat diintegrasikan
dalam perumusan tujuan pembelajaran oleh Uno dan Miarso (via Uno, 2006: 141), yaitu
menggunakan istilah yang operasional, harus berbentuk hasil belajar, berbentuk tingkah
laku, dan jelas hanya mengukur satu tingkah laku.
17
1 2 3 4 5
1
2
3
2.
3.
Jumlah
Kriteria Penskoran Kriteria Penilaian
1. Baik Sekali 4 10 – 12 A
2. Baik 3 7– 9 B
3. Cukup 2 4–6 C
4. Kurang 1 ≤ 3 D
c. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi
peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
d. Penilaian Tertulis
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
menyintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah
23
- Aspek Kognitif : Kemampuan mengingat dan memahami lekat dengan tahap ini
karena peserta didik harus memahami dan senantiasa mengingat materi yang
dijadikan sebagai acuan pengamatan.
- Format Penilaian : Pada kegiatan observasi ini dapat menggunakan penilaian
proyek karena menuntut peserta didik untuk melakukan kegiatan perencanaan
dan pengumpulan data.
2. Menanya
- Deskripsi :Kegiatan menanya yang dilontarkan oleh guru dapat membangkitkan
rasa ingin tahu peserta didik. Hal ini mendorong mereka untuk aktif belajar
demi pemenuhan rasa ingin tahu (pengetahuan) mereka.
- Aspek Kognitif : Kemampuan memahami dan menganalisis materi diperlukan
pada pelaksanaan tahap ini karena peserta didik harus mampu
mengorganisasikan dan menghubungkan antarmateri baik materi yang telah
diketahui sebelumnya maupun yang baru diperoleh.
- Format Penilaian : Penilaian tertulis cukup sesuai untuk mengevaluasi peserta
didik pada tahap ini, yaitu dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait
dengan informasi yang baru mereka dapatkan.
3. Menalar
- Deskripsi
Kegiatan menalar sarat dengan aktivitas berpikir sehingga menuntut peserta
didik memiliki banyak pengetahuan agar dapat memperoleh simpulan yang
tepat. Peserta didik harus berperan lebih aktif dalam mempraktikkan logika
berpikirnya.
- Aspek Kognitif
Keseluruhan aspek kognitif meliputi kemampuan mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, menilai, dan menciptakan relevan untuk digali pada
tahap ini. Peserta didik dalam proses berpikirnya harus memadukan berbagai
fungsi materi sehingga mereka mengupayakan seluruh ingatan dan
pemahaman untuk dapat menganalisis dan menilai serta menciptakan suatu
simpulan dari permasalahan yang dihadapi.
- Format Penilaian
Penilaian portofolio dapat digunakan untuk menilai aspek kognitif peserta didik
pada tahap ini.
4. Mencoba
- Deskripsi
Tahap mencoba hampir serupa dengan serangkaian aspek kognitif pada
tahapan menalar. Peserta didik harus mampu menerapkan pengetahuan yang
mereka miliki untuk dapat menarik simpulan dari hasil percobaan yang
dilakukan.
- Aspek Kognitif
25
Keseluruhan aspek pada ranah kognitif teraplikasikan pada tahap ini karena
peserta didik diharuskan mempelajari dasar teoretis yang ada sebelumnya,
melakukan pengamatan, mencatat, menganalisis, menyajikan data hingga
membuat simpulan.
- Format Penilaian
Penilaian proyek cocok untuk mengevaluasi kompetensi peserta didik pada
tahap ini.
5. Membuat Jejaring
- Deskripsi
Tahap membuat jejaring tidak banyak menggali kemampuan kognitif peserta
didik karena lebih mengarah pada kemampuan afektif peserta didik.
- Aspek Kognitif
Kemampuan menciptakan merupakan salah satu kompetensi yang dapat
dicapai pada tahap ini karena peserta didik mungkin akan menghadapi
perubahan dalam hal tuntutan belajar sehingga mereka perlu mereorganisasi
materi yang telah diketahui sebelumnya.
- Format Penilaian
Penilaian proyek dapat diterapkan pada tahap ini karena merupakan kegiatan
penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/waktu tertentu
LATIHAN
26
RANGKUMAN
Aspek ranah kognitif menurut Bloom meliputi enam aspek, yaitu aspek
pengetahuan/C1, pemahaman/C2, penerapan/C3, analisis/C4, sintesis/C5, dan
penilaian/C6.
Poin perbaikan ranah kognitif yang dilakukan Anderson dan Krathwohl terhadap
klasifikasi taksonomi Bloom mencakup hal-hal berikut.
a. Poin perbaikan dalam runtutan aspek yang dilakukan Anderson dan
Krathwohl adalah aspek ‘menilai’ ditempatkan setelah aspek ‘menganalisis’
dan dimunculkan aspek ‘menciptakan’ sebagai pengganti aspek ‘sintesis’
sehingga urutannya menjadi mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, menilai, dan menciptakan.
b. Pada aspek Bloom yang pertama hanya terdiri atas satu dimensi, yaitu
dimensi pengetahuan. Namun, oleh Anderson dan Krathwohl dimensi
tersebut ditambah dengan dimensi proses kognitif sehingga memudahkan
dalam perumusan tujuan pembelajaran.
c. Penggunaan kata benda pada pengategorian Bloom diubah menjadi kata
kerja oleh Anderson dan Krathwohl.
d. Penambahan kategori metakognitif yang terdapat pada dimensi
pengetahuan sehingga yang sebelumnya hanya terdiri atas tiga kategori
menjadi empat kategori.
Kurikulum 2013 dirancang sebagai usaha penyempurnaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)yang telah
berlaku sebelumnya.
Domain perubahan yang terjadi pada kurikulum 2013 meliputi hal berikut.
a. Materi disusun mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
b. Pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan, pertanyaan,
pengumpulan data, penalaran, dan penyajian hasilnya melalui
pemanfaatan berbagai sumber belajar peserta didik.
c. Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan berdasarkan portofolio.
Terdapat lima pendekatan dalam pelaksanaan kurikulum 2013, yaitu Problem
Based Learning, Project Based Learning, Discovery Learning, Scientific
Approach, dan Tematik Integratif. Dari lima pendekatan tersebut yang
diwajibkan adalah Scientific Approach (pendekatan saintifik).
Tahap-tahap dalam pendekatan saintifik meliputi kegiatan mengobservasi,
menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring.
Sistem penilaian yang relevan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah
penilaian autentik, yaitu berupa penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian
27
TES FORMATIF 1
Berikut adalah contoh Indikator dan Soal dalam 4 Dimensi Pengetahuan Faktual, Prosedural,
Metakognitif untuk Mapel Fisika SMA
2 Pengetahuan KD: IPK : Menjelaskan Hukum Ohm Soal Pilihan Jamak (PG)
Konseptual Mengevaluasi prinsip Indikator Soal : 1. Hasil bagi antara beda potensial antara ujung-ujung
kerja peralatan listrik -Siswa dapat menafsirkan kaitan antara beda penghantar dan kuat arus yang melaluinya dinamakan
searah (DC) dalam potensial antara ujung-ujung penghantar dan A. Hambatan
kehidupan sehari-hari kuat arus dan Hambatan secara benar.( 2 soa B. Tegangan
dlm bentuk pilihan ganda dan Uraian )l C. Kuat Arus
D. Voltase
E. Sumber Tegangan
Soal uraian (Essay )
1. Daftar dibawah ini menyatakan hubungan antara kuat
arus (I), hambatan listrik (R), dan Tegangan (V).
V (volt) R (ohm) I(ampere)
2 2 1,00
2 4 0,50
2 8 0,25
2 10 0,20
Kompetensi kedua yang hendak dicapai dalam suatu tujuan pembelajaran terdapat
pada ranah afektif. Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat
penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek. Oleh Bloom, secara spesifik, ranah afektif
dikategorikan menjadi lima aspek. Kelima aspek tersebut tentu masih berkaitan erat dengan
kompetensi yang terdapat pada ranah kognitif. Oleh karena itu, pada Kegiatan Belajar 2 ini
kelima aspek akan dibahas secara lebih rinci baik dalam kaitannya dengan pencapaian
kompetensi pada suatu proses pembelajaran secara umum maupun pada kurikulum 2013.
A. Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan penilaian guru terhadap pandangan (pendapat) dan
sikap (nilai) peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Jika aspek yang hendak
dinilai berkenaan dengan pandangan peserta didik maka pertanyaan yang disusun
melibatkan tanggapan berupa ekspresi, perasaan, atau pendapat pribadi peserta didik akan
hal yang bersifat relatif sederhana dan bukan fakta. Namun, jika aspek yang akan dinilai
berkaitan dengan sikap peserta didik maka pertanyaan yang disusun melibatkan respons
berupa sikap atau nilai yang telah mendalam di sanubarinya. Kategori ranah afektif terbagi
menjadi lima aspek, di antaranya.
1) Receiving phenomena (Penerimaan terhadap Stimulasi/A1)
Aspek tahap ini meliputi kepekaan peserta didik dalam menerima dan
memperhatikan stimulasi berupa masalah, situasi, gejala, dan lain-lain yang ada di
sekitarnya. Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur
tahap ini adalah menanya, memilih, menggambarkan, mendorong, mengidentifikasi,
membalas, dan lain-lain.
2) Responding to phenomena (Tanggapan terhadap Stimulas/A2 )
Aspek ini merupakan tahap seseorang dapat berpartisipasi aktif sebagai
bagian dari pembelajar, yaitu terkait dengan ketepatan reaksi, perasaan, dan
kepuasan dalam menanggapi stimulasi. Contoh kata kerja operasional yang dapat
digunakan untuk mengukur tahap ini adalah menjawab, membantu, menolong,
memilih, menampilkan, dan sebagainya.
3) Valuing (Penilaian/A3)
40
Aspek ini berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap suatu kebiasaan
atau stimulasi termasuk kesediaan untuk menerima nilai, latar belakang, atau
pengalaman. Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur
tahap ini adalah melengkapi, menjelaskan, membedakan, mengajak, melaporkan,
membagi, dan lain-lain.
4) Organization (Pengorganisasian/A4)
Aspek pada tahap ini berkaitan dengan prioritas dalam menilai berdasar
pembandingan nilai yang berbeda, penyelesaian terhadap konflik yang terjadi, dan
menciptakan sistem nilai yang baru termasuk pengutamaan dalam membandingkan,
menghubungkan, dan memadukan nilai. Contoh kata kerja operasional yang dapat
digunakan untuk mengukur tahap ini adalah menempel, mengubah, menyusun,
mengombinasi, melengkapi, memadukan, dan sebagainya.
5) Internalizing values (Karakterisasi Nilai-nilai/A5)
Tahap ini berkaitan dengan sistem nilai yang dapat mengontrol sikap
pembelajar, yaitu terkait dengan kemampuan menyerap, konsistensinya,
kemampuan memprediksi, dan yang lebih utama adalah karakter dari pembelajar itu
sendiri. Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur tahap
ini adalah mempraktikkan, mendengar, memodifikasi, melakukan, menyelesaikan,
dan sebagainya.
- Deskripsi
Kegiatan observasi merupakan wadah bagi peserta didik untuk menggali
kemampuan afektifnya melalui kegiatan pengamatan yang dilakukan. Peserta
didik harus memiliki sikap objektif dan teliti dalam melakukan pengamatan.
- Aspek Afektif
Kemampuan menerima dan menanggapi terhadap stimulasi termasuk
kompetensi yang dapat dicapai pada tahap ini karena peserta didik harus
memiliki kepekaan terhadap objek yang mereka amati untuk mendapatkan
data yang akurat.
- Format Penilaian
Penilaian kinerja dapat digunakan untuk mengukur kemampuan afektif peserta
didik, yaitu melalui skala penilaian atau daftar cek yang berisi kriteria hasil
pengamatan yang harus diperoleh.
2. Menanya
- Deskripsi
Tahap menanya dapat digunakan untuk melihat kompetensi sikap peserta
didik, yaitu ketika guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik respons
apa yang mereka berikan. Apakah mereka antusias atau bersikap pasif.
- Aspek Afektif
Pada tahap ini banyak menggali kemampuan peserta didik dalam menerima
dan menanggapi stimulasi, yaitu terkait dengan ketepatan reaksi dan perasaan
mereka terhadap pertanyaan yang diajukan guru. Selain itu, juga dapat
menggali sikap peserta didik dalam hal keterbukaan untuk menerima pendapat
atau gagasan dari peserta didik lain.
- Format Penilaian
Penilaian kinerja berupa catatan anekdot/narasi dapat digunakan pada tahap
ini karena dapat menggambarkan keseluruhan tentang respons peserta didik
terhadap kegiatan belajar yang sedang berlangsung.
3. Menalar
- Deskripsi
Kegiatan menalar memang sarat dengan penggalian kemampuan kognitif,
tetapi kompetensi sikap juga dapat diamati pada tahap ini. Kompetensi sikap
dapat diukur dari partisipasi/keaktifan peserta didik dalam mengajukan
pertanyaan.
- Aspek Afektif
Tahap ini lebih mengarah pada pencapaian kemampuan menanggapi stimulasi
dan menilainya. Namun, tidak dapat diukur secara kritis karena tahap menalar
lebih dominan untuk pencapaian ranah kognitif.
- Format Penilaian
42
- Aspek Afektif
Kemampuan afektif A2 relevan dalam pembelajaran tahap ini, yaitu kompetensi
merespons stimulasi. Kompetensi kedua dari ranah afektif ini berkaitan dengan
sikap membantu, menolong, dan menjawab antarpeserta didik.
- Format Penilaian
Penilaian portofolio dapat digunakan, tetapi akan lebih relevan jika
menggunakan penilaian kinerja berupa daftar cek untuk mengukur masing-
masing sikap peserta didik.
LATIHAN
RANGKUMAN
Ranah kedua yang terdapat pada taksonomi tujuan pembelajaran adalah ranah
afektif.
Ranah afektif merupakan pencapaian kompetensi yang berkaitan dengan
perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu
objek
Terdapat lima aspek pengategorian pada ranah afektif ini, di antaranya:
a. penerimaan terhadap stimulasi
b. tanggapan terhadap stimulasi
c. penilaian
d. pengorganisasian
e. karakterisasi nilai.
Ranah afektif relevan dengan kategori pencapaian kompetensi inti pertama dan
kedua (KI-1 dan KI-2) pada kurikulum 2013, yaitu pada kompetensi inti sikap
spiritual dan sikap sosial.
Implikasi lima aspek ranah afektif ke dalam pembelajaran saintifik kurikulum
2013 lebih dominan terukur pada tahap kelima, yaitu tahap membuat jejaring
dengan menggunakan format penilaian kinerja.
44
TES FORMATIF 2
Bloom tidak melanjutkan pengategorian secara khusus pada ranah ketiga ini, yaitu
ranah psikomotor. Namun, terdapat beberapa ahli yang memiliki pemahaman mengenai hal
tersebut sehingga aspek-aspek yang ada pada ranah psikomotor ini dirumuskan secara garis
besar. Ranah psikomotor secara umum mencakup kompetensi melakukan pekerjaan dengan
melibatkan anggota badan (berkaitan dengan gerak fisik). Pada Kegiatan Belajar 3 ini akan
diuraikan aspek-aspek yang terdapat pada ranah psikomotor dan kaitannya dalam
pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum 2013.
A. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor merupakan ranah ketiga dalam taksonomi tujuan pembelajaran.
Ranah ini berkaitan dengan aspek keterampilan yang dicapai oleh peserta didik setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran. Terdapat beberapa versi pengategorian aspek dalam
ranah psikomotor ini. Namun, dari beberapa versi tersebut dapat dikategorikan secara garis
besar bahwa ranah psikomotor terdiri atas lima aspek (Dave R, 1970).
1) Imitation (Imitasi)
Aspek ini merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
contoh yang diamatinya tanpa memahami makna atau hakikat dari keterampilan
tersebut. Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur aspek ini
adalah mengonstruksi, menggabungkan, mengatur, menyesuaikan, dan sebagainya.
2) Manipulation (Manipulasi)
Aspek pada tahap ini berkaitan dengan kemampuan dalam melakukan
tindakan seperti yang diajarkan. Contoh kata kerja operasional yang digunakan
untuk mengukur aspek manipulasi, yakni menempatkan, membuat, memanipulasi,
merancang, dan sebagainya.
3) Precision (Ketelitian)
Aspek ini berkenaan dengan kemampuan merespons sesuatu yang kompleks
tanpa keraguan. Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk
mengukur aspek ini adalah menyelesaikan, mempercepat, menyaring, mengganti,
dan sebagainya.
4) Articulation (Pengucapan)
Aspek pengucapan merupakan tahap seseorang dapat melakukan suatu
keterampilan yang lebih kompleks terutama yang berhubungan dengan gerakan
interpretatif. Contoh kata kerja operasional yang digunakan adalah menggunakan,
mensketsa, menimbang, menggolongkan, dan sebagainya.
5) Naturalization (Pengalamiahan)
Aspek pada tahap ini berkaitan dengan suatu penampilan tindakan oleh
seseorang. Tindakan tersebut merupakan tindakan yang diajarkan sebelumnya dan
47
telah menjadi kebiasaan dan gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan. Contoh
kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur aspek ini, yaitu memutar,
memindahkan, menarik, mendorong, dan sebagainya.
4. Mencoba
- Deskripsi
Tahap mencoba dapat menggali keterampilan peserta didik untuk meneliti
suatu objek yang masih diragukan kebenarannya. Pada tahap ini, peserta didik
dapat pula menimbang atau menggolongkan, serta memindahkan atau
memutar sesuatu demi mendapatkan kepastian dari objek yang
diujicobakannya.
- Aspek Psikomotor
Keterampillan meneliti, menginterpretasi (pengucapan), dan mengalamiahkan
tindakan merupakan kompetensi psikomotor yang dapat diukur pada tahap ini.
- Format Penilaian
Penilaian kinerja dan penilaian proyek tentu relevan digunakan untuk
mengukur keterampilan peserta didik pada tahap mencoba.
5. Membuat Jejaring
- Deskripsi
49
Tahap membuat jejaring dapat mengukur keterampilan peserta didik dalam hal
menempatkan diri atau mengonstruksi dirinya ketika berkomunikasi dengan
peserta didik lain.
- Aspek Psikomotor
Kompetensi psikomotor yang dapat dinilai dari tahap ini adalah keterampilan
meniru (imitasi) dan memanipulasi.
- Format Penilaian
Penilaian kinerja dengan skala sikap lebih tepat digunakan untuk mengukur
kompetensi psikomotor pada tahap ini.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda kerjakan
latihan berikut ini.
(1) Jelaskan kategori aspek yang terdapat pada ranah psikomotor!
(2) Setelah memahami tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran
kurikulum 2013, jelaskan implikasi ranah psikomotor dalam pelaksanaan
pembelajaran tersebut!
RANGKUMAN
d. pengucapan (articulation)
e. pengalamiahan (naturalization)
Ranah psikomotor relevan dengan konsep pencapaian kompetensi inti keempat
(KI-4) pada kurikulum 2013.
Ranah psikomotor ketika diimplikasikan dengan pelaksanaan pembelajaran
saintifik kurikulum 2013 secara dominan dapat dicapai pada tahap menanya.
TES FORMATIF 3
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Ranah psikomotor adalah satu dari tiga taksonomi tujuan pembelajaran yang
berkaitan dengan pencapaian kompetensi... .
A. pengetahuan
B. keterampilan
C. kebiasaan
D. sikap
2. Berikut ini yang bukan aspek dalam ranah psikomotor adalah... .
A. penerapan
B. manipulasi
C. imitasi
D. ketelitian
3. Aspek yang berkaitan dengan kemampuan dalam melakukan tindakan seperti yang
diajarkan disebut... .
A. pengalamiahan
B. imitasi
C. pengucapan
D. manipulasi
4. Salah satu contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek imitasi
adalah kecuali... .
a. mengonstruksi
b. merancang
c. mengatur
d. menyesuaikan
5. Menggunakan, mensketsa, menimbang, menggolongkan merupakan contoh kata
kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek... .
A. imitasi
B. manipulasi
C. pengucapan
D. pengalamiahan
51
Cocokkkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif pada akhir bahan
bacaan. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3 ini.
Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = --------------------------------------- X 100%
10
10 – 40% = gagal
Tes Formatif 1
1. C. Berikut ini yang bukan aspek tahapan ranah kognitif Bloom adalah penciptaan.
2. A. Perbaikan yang dilakukan Anderson dan Krathwohl salah satunya menambah dimensi
pada aspek pengetahuan dan dimensi proses kognitif.
3. D. Aspek tahapan akhir pada ranah kognitif yang diklasifikasikan Bloom adalah evaluasi.
4. A. Berikut ini adalah contoh kata operasional yang dapat digunakan pada aspek sintesis,
kecuali mendeteksi.
53
Tes Formatif 2
1. B. Ranah dalam taksonomi tujuan pembelajaan yang berkaitan dengan indikasi peserta
didik dalam memberi respons berupa sikap terhadap materi pelajaran disebut afektif.
2. D. Tahapan aspek pada ranah kognitif secara runtut adalah penerimaan-tanggapan-
penilaian-pengorganisasian-karakterisasi.
3. A. Berikut ini yang bukan kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek A5,
yaitu memilih.
4. C. Salah satu kompetensi afektif yang hendak dicapai pada aspek A4 adalah
menyelesaikan konflik yang sedang terjadi.
5. C. Aspek yang berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap suatu kebiasaan atau
stimulasi disebut penilaian.
6. B. Menjawab, membantu, menolong, memilih, dan menampilkan merupakan contoh
kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek tanggapan terhadap stimulasi.
7. B. Ranah afektif relevan dengan pencapaian kompetensi inti yang diharapkan pada
kurikulum 2013, yaitu kompetensi inti pertama dan kedua.
8. A. Salah satu kompetensi ranah afektif yang dapat dicapai pada tahap mencoba adalah
karakterisasi nilai.
9. C. Format penilaian sikap yang relevan digunakan pada tahap membuat jejaring adalah
kinerja.
10. A. Ranah afektif secara lebih dominan dapat diukur melalui tahap pembelajaran
saintifik, yaitu pada tahap membuat jejaring.
Tes Formatif 3
1. B. Ranah psikomotor adalah satu dari tiga taksonomi tujuan pembelajaran yang
berkaitan dengan pencapaian kompetensi keterampilan.
2. A. Berikut ini yang bukan aspek dalam ranah psikomotor adalah penerapan.
54
3. D. Aspek yang berkaitan dengan kemampuan dalam melakukan tindakan seperti yang
diajarkan disebut manipulasi.
4. B. Salah satu contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek imitasi
adalah kecuali merancang.
5. C. Menggunakan, mensketsa, menimbang, menggolongkan merupakan contoh kata
kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek pengucapan.
6. A. Aspek pengalamiahan merupakan aspek yang berkaitan dengan pencapaian
kompetensi enampilan tindakan yang telah diajarkan.
7. D. Ranah psikomotor relevan dengan pencapaian kompetensi inti yang diharapkan pada
kurikulum 2013, yaitu kompetensi inti keempat.
8. D. Ranah psikomotor secara dominan dapat diukur pada pembelajaran saintifik, yaitu
pada tahap menanya.
9. B. Format penilaian ranah psikomotor yang relevan digunakan pada tahap menanya
adalah kinerja.
10. B. Salah satu kompetensi keterampilan yang dapat digali pada tahap mengobservasi
adalah manipulasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W. dan Krathwohl, D.R. (Eds). 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching,
Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives . New York:
Longman.
Bloom, B.S. 1956. Taxonomy of Educational Objectives: Cognitive Domain . New York: David
McKay Company.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar
Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) . Jakarta: Kemdikbud.
-------. 2013. Konsep Pendekatan Scientific (PPT). Jakarta: Kemdikbud.
-------. 2013. Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar . Jakarta: Kemdikbud.
-------. 2013. Problem Based Learning (PPT). Jakarta: Kemdikbud.
-------. 2013. Project Based Learning (PPT). Jakarta: Kemdikbud.
-------. 2014. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemdikbud.
Kusa, Haris Chandra. 2012. “Taksonomi”. Blog. Diakses dari
http://harischandrakusa.blogspot.com/p/taksonomi.html pada 24 September 2014
di Yogyakarta.
Uno, Hamzah B. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran . Jakarta: PT Bumi
Aksara.
55
GLOSARIUM