Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

H (13th) DENGAN CLOSE


FRAKTUR FEMUR DI RUANG AMBUN SURI LANTAI 1
RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR
BUKITTINGGI
2017

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


IDENTITAS
Nama : An.H Ruang Rawat : III.1
Umur : 13 Thn No Rekam Medik : 324621
Pendidikan : SMA Tgl/jam masuk : 24 Oktober 2017/ 17.00 WIB
Suku : Minang Tgl/jam pengkajian : 25 Oktober 2017/ 13.00 WIB
Agama : Islam Diagnosa Medis : Close fraktur femur sinistra 1/3
Status Perkawinan : Belum kawin radial
Informan : Pasien dan keluarga

RIWAYAT KESEHATAN

Keluhan Utama dan Riwayat Kesehatan Sekarang :


Keluhan Utama : Pasien dibawa oleh keluarganya ke RSAM karena keluarnya pus di area close fraktur femur
pasca operasi ORIF 6 bulan yang lalu.

Riwayat Kesehatan Sekarang :


Saat dikaji pada Rabu (25-10-2017), pasien mengatakan nyeri pada area fraktur yaitu femur, pasien
mengatakan keluar cairan seperti nanah dan terasa bengkak pada area fraktur. Pasien mengatakan sulit
untuk melakukan aktivitas, pasien mengatakan sulit tidur di malam hari karena nyeri yang dirasakan, pasien
mengatakan ia cemas terhadap kondisi kakinya. Berdasarkan hasil observasi, ditemukan pasien tampak
gelisah, pasien tampak meringis, femur sinistra tampak edema, keluar cairan berupa pus di area fraktur,
terdapat bunyi krepitasi dan nyeri tekan pada area fraktur. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital TD : 120/80
mmHg, N : 85x/mnt, P : 19x/mnt, S : 36,80C. Skala nyeri : 5.

Riwayat Kesehatan Masa Lalu :


Pasien mengatakan ia tidak pernah mempunyai riwayat penyakit diabetes ataupun infeksi berbahaya lainnya.
Pasien mengatakan ia tidak merokok, ia sering berolahraga, namun semenjak fraktur ia tidak pernah
berolahraga lagi. Pasien mengatakan ia tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi, DM,
hiperkolestrolemia, penyakit lainnya. Pasien mengatakan di keluarganya juga tidak ada yang mengalami
penyakit yang serupa dengan pasien maupun penyakit seperti hipertensi, DM dan jantung.
1. FISIOLOGIS
Data Subjektif
Pernapasan :
Pasien tidak mengalami dispnea. Pasien mengatakan ia bukan seorang perokok. Pasien mengatakan ia
tidak pernah memiliki riwayat penyakit paru sebelumnya.

Sirkulasi :
Pasien mengatakan ia tidak ada memiliki riwayat hipertensi, masalah jantung dan demam rematik.
Terdapat edema pada bagian femur sinistra. Selama dirawat pasien tidak mengalami flebitis dan
Klaudikasi. Pasien mengatakan kadang-kadang terasa kesemutan pada kaki kirinya. Pasien mengatakan
saat ini ia tidak mengalami batuk dan tidak ada mengalami perubahan frekuensi/jumlah urin. Pasien
juga mengatakan ia tidak ada mengalami nyeri dada.

Data Objektif :
Pernapasan :
Frekuensi pernapasan pasien adalah 19 x/menit dengan kedalaman normal dan dada pasien tampak
simetris. Pasien tampak tidak menggunakan otot bantu nafas. Tidak terdapat adanya cuping hidung
OKSIGENASI DAN SIRKULASI

pada pasien. Fremitus kiri dan kanan sama. Bunyi nafas pasien terdengar vesikuler. Tidak terdapat
sianosispada pasien. Jari tubuh lengkap. Karakteristik sputum tidak ada. Pasien terlihat gelisah.

Sirkulasi :
Bunyi jantung : S1 dan S2 (normal)
Frekuensi : 85 x/i. Irama teratur. Kualitas sedang.
Tekanan Vena Jugularis : Tidak ada distensi vena jugularis (5-2 mmH2O).
Jantung (Palpasi) : Getaran teraba. Dorongan sedang.
Hemodinamik : Nadi Karotis : 85 x/menit Irama nadi : regular
Nadi Jugularis : 82 x/menit Irama nadi : regular
Nadi Temporalis : 80 x/menit Irama nadi : regular
Nadi Radialis : 85 x/menit Irama nadi : regular
Nadi Femoralis : Tidak diukur.
Nadi Popliteal : Tidak diukur
Nadi Postibial : Tidak diukur
TD Kanan Baring : 120/80 mmHg, TD Kanan Duduk : tidak diukur mmHg,
TD Kanan Berdiri : Tidak diukur karena pasien kondisinya lemah.
TD Kiri Baring : tidak diukur mmHg, TD Kiri Duduk : tidak diukur mmHg,
TD Kiri Berdiri : Tidak diukur karena pasien kondisinya lemah.
Ekstremitas : Suhu : 36,80C. Akral pasien teraba hangat.
Pengisian Kapiler (CRT) pada pasien didapatkan selama 2 detik. Tidak terdapat
varises. Penyebaran rambut pasien merata. Mukosa bibir pasien lembab. Punggung
kuku tampak normal. Konjungtiva tidak anemis, sklera anikterik. Tidak terdapat
diaforesis pada pasien.
OKSIGENASI DAN SIRKULASI
Penunjang :
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien berupa pengambilan darah sehingga pada
hasil pengkajian tidak di dapatkan hasil laboratorium.

Foto thoraks
Kesan : tidak dilakukan

Ekhokardiografi : Tidak dilakukan pemeriksaan echocardiogram.


Kesan :

EKG ( 24 Oktober 2017) :


Kesan : Normal Sinus Rhytm (Normal EKG).

Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan


 Bersihan jalan napas tidak efektif
 Penurunan curah jantung
 Pola napas tidak efektif
 Ketidakefektifan napas spontan
 Kerusakan pertukaran gas
 Gangguan perfusi perifer
Data Subjektif
Pola diet :
- Saat Sehat keluarga mengatakan pasien makan 3x/hari, menu : nasi, lauk, sayur, kadang-kadang
makan buah.
- Saat Sakit : pasien mendapatkan MB (makanan biasa) serupa dengan saat ia di rumah.
Pasien mengatakan ia tidak mengalami penurunan nafsu makan. Pasien tidak ada mengalami mual
ataupun muntah. Pasien tidak mengalami nyeri pada ulu hati. Pasien mengatakan tidak ada alergi
makanan. Pasien mengatakan ia tidak mengalami kesulitan dalam menelan. BB biasa 45 kg. Pasien
mengatakan rasanya ia tidak ada mengalami penurunan berat badan. Pasien tidak menggunakan obat-
MAKANAN DAN CAIRAN

obat diuretik.

Data Objektif :
BB Sekarang : 45 Kg, TB : 155 cm = 1,65 m
BMI = Berat badan = 45 = 45 = 18,75 (Normal)
(Tinggi Badan)2 (1,55)2 2.40

Lingkar perut : 50 cm

Bentuk tubuh pasien terlihat normal. Turgor kulit pasien baik. Tidak terdapat adanya asites atau
shifting dullnes pada abdomen pasien. Tidak ditemukan adanya pembesaran tiroid, hernia dan halitosis.
Kondisi gigi dan gusi saat pengkajian bersih. Bising usus pasien (+) dengan frekuensi : 8x/i, perkusi
abdomen terdengar tympani.

Penunjang :
Lab : Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien berupa pengambilan darah sehingga
pada hasil pengkajian tidak di dapatkan hasil laboratorium.

USG Abdomen : tidak dilakukan USG abdomen pada pasien


Endoskopi : tidak dilakukan endoskopi pada pasien

Masalah Keperawatan : tidak ditemukan adanya masalah keperawatan


 Kerusakan menelan
 Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan
 Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
 Resiko ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan
 Defisit Volume cairan
 Kelebihan volume cairan
Data Subjektif :
Pola BAB :
Saat Sehat Saat Sakit
Frekuensi BAB saat sehat 1 x sehari dengan Frekuensi BAB saat sehat 1 x sehari dengan
konsistensi feses yang padat berwarna kuning konsistensi feses yang padat berwarna kuning
dan tidak tidak berdarah. dan tidak tidak berdarah.

Pasien belum ada menggunakan laksatif. Pasien mengatakan tidak ada riwayat perdarahan saat BAB.
Pasien mengatakan tidak ada benjolan yang keluar dari anus (hemoroid). Pasien tidak mengalami
konstipasi. Pasien tidak mengalami diare. .

Pola BAK :
Saat Sehat Saat Sakit
Frekuensi BAK 6-8x/hari,warna kuning keruh. Frekuensi BAK 6-8x/hari,warna kuning keruh.
Tidak terdapat bau yang khas. Tidak terdapat bau yang khas.

Pasien mengatakan ia tidak pernah mempunyai riwayat penyakit ginjal/kandung kemih, pasien tidak
ada mengalami retensi urin,disuria,inkontinensia,dan urgensi urin.

Data objektif :
Tidak terdapat nyeri tekan pada ulu hati. Abdomen terasa lunak. Tidak teraba adanya massa. Lingkar
ELIMINASI

perut 50 cm. Bising usus : 8x/i. Tidak ada hemoroid. Tidak ada cairan ostomy. Pasien tidak terpasang
kateter, urostomy dan dialisa tidak dilakukan.

USG Ginjal : Tidak dilakukan.


Kesan :

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.


 Perubahan eliminasi urin
 Inkontinensia urin
 Retensi urin
 Konstipasi
 Diare
 Perubahan elminasi alvi
Data Subjektif :
Aktivitas
Pasien mengatakan ia saat ini masih menjadi seorang pelajar. Saat di rumah, pasien mengatakan ia suka
bermain bola di sore hari dan menonton TV. Namun semenjak di rawat di rumah sakit pasien hanya
mengisi waktu luang bercerita dengan teman sekamarnya. Pasien mengatakan kadang-kadang ia
merasa bosan karena tidak dapat berjalan dengan normal dan hanya berbaring saja di tempat tidur.
Pasien mengeluhkan nyeri dan bengkak pada area fraktur.

Tidur
Saat sehat Saat sakit
Pasien istirahat mulai pukul 9 malam hingga 5 Pasien mengatakan susah tidur dimalam hari
pagi. Pola tidur pasien teratur. karena kurang nyaman dengan kondisi kakinya
saat ini. Pasien tidur kira-kira hanya 4 jam dan
sering terbangun di malam hari.
AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT

Data objektif :
Pasien tampak menggunakan alat bantu berupa walker. Pasien mengalami intoleransi dalam
beraktifitas. Pelaksanaan aktivitas pasien parsial dan dibantu oleh orang tuanya seperti mandi dan
berpakaian. Postur tubuh pasien terlihat normal. Pasien tidak mengalami tremor. Rentang gerak pasien
terbatas karena fraktur femur. Tonus otot pasien sedikit menurun pada area fraktur. Pasien mengalami
deformitas akibat fraktur.

Penunjang :
Rontgen :
Dilakukan pemeriksaan yang hasilnya close fraktur femur sinistra 1/3 medial.

Pemeriksaan Lainnya : Kekuatan Otot : Kiri Kanan

4444 4444

3333 4444
Masalah Keperawatan :
 Gangguan Pola Tidur
 Kelelahan
 Intoleransi aktifitas
 Gangguan mobilitas fisik
 Defisit perawatan diri
 Resiko disuse syndrome
Data Subjektif :

Pasien mengatakan sebelumnya ia tidak pernah memiliki riwayat cedera sebelum fraktur ini yang
terjadi akibat pasien jatuh dari motor. Pasien mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat hipertermi.
Pasien juga tidak memiliki alergi terhadap apapun.

Data Objektif :
Saat diobservasi pasien memiliki luka di bagian femur sinistra, luka tersebut akibat dari post operasi
ORIF. Tampak adanya cairan berupa pus di area luka. Keadaan rambut dan kuku pasien bersih.
Membran mukosa pasien lembab, respon inflasmasi pasien kemerahan dan hematoma. Integritas kulit
pasien tidak utuh di area fraktur. Ukuran luka panjang 20 cm lebar 3 cm. Suhu pasien saat pengkajian
adalah 36,8 0C

Tandai Lokasi :
PROTEKSI

Data Penunjang : Tidak ada.

Masalah Keperawatan :
 Resiko cedera
 Kerusakan integritas kulit
 Hipertemi
 Hipotermi
 Resiko Infeksi
 Inefektif termoregulasi
Skala Resiko Jatuh Morse :

NO PENGKAJI SKALA NILAI KET.


1. Riwayat jatuh: apakahAN
lansia pernah jatuh Tidak 0 0
dalam 3 bulan terakhir? Ya 25

2. Diagnosa sekunder: apakah lansia memiliki Tidak 0 0


lebih dari satu penyakit? Ya 15
3. Alat Bantu jalan: 0
- Bed rest/ dibantu perawat 0
- Kruk/ tongkat/ walker 15
- Berpegangan pada benda-benda di sekitar 30
(kursi, lemari, meja)
4. Terapi Intravena: apakah saat ini lansia Tidak 0 0
terpasang infus? Ya 20
5. Gaya berjalan/ cara berpindah: 0
- Normal/ bed rest/ immobile (tidak dapat 0
bergerak sendiri)
- Lemah (tidak bertenaga) 10
- Gangguan/ tidak normal (pincang/ diseret) 20
6. Status Mental 0
- Lansia menyadari kondisi dirinya 0
- Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15
Total Nilai 0

Tingkatan Risiko Nilai MFS Tindakan


Tidak berisiko 0 - 24 Perawatan dasar
Risiko rendah 25 - 50 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar
Risiko tinggi ≥ 51 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko tinggi
Skala Braden untuk Luka Tekan

PARAMETER TEMUAN SKOR

2
Persepsi sensori 1. Tidak merasakan 2. Gangguan 3. Gangguan sensori 4. Tidak ada
atau respon sensori pada pada 1 atau 2 gangguan
terhadap stimulus bagian ½ ekstremitas atau sensori,
nyeri, kesadaran permukaan berespon pada berespon penuh
menurun tubuh atau hanya perintah verbal tapi terhadap
berespon pada tidak selalu mampu perintah
stimuli nyeri mengatakan verbal.
ketidaknyamanan
3
Kelembapan 1.. Selalu 2. Sangat lembab 3. Kadang lembab 4. Kulit kering
terpapar oleh
keringat atau
urine basah
1
Aktivitas 1. Terbaring ditempat 2. Tidak bisa 3. Berjalan dengan 4. Dapat berjalan
tidur berjalan atau tanpa bantuan. sekitar
Ruangan
2
Mobilitas 1. Tidak mampu 2. Tidak dapat 3. Dapat membuat 4. Dapat merubah
bergerak merubah perubahan posisi posisi tanpa
posisi secara tubuh atau ekstremitas bantuan
tepat dan dengan mandiri
teratur
4
Nutrisi 1. Tidak dapat 2. Jarang 3. Mampu 4. Dapat
menghabiskan mampu menghabiskan menghabis
1/3 porsi menghabiska lebih dari ½ porsi kan porsi
makannya, n makannya Makannya,
sedikit minum, ½ porsi tidak
puasa makanannya memerlukan
atauminum air atau intake suplementasi
putih, atau cairan kurang nutrisi.
mendapat infus dari jumlah
lebih optimum 2
Gesekan Tidak
1. dari mampu
5 hari 2. 3. Membutuhkan
mengangkat Membutuhkan bantuan
badannya sendiri, bantuan minimal
atau spastik, minimal mengangkat
kontraktur atau mengangkat tubuhnya
Gelisah tubuhnya

14
TOTAL SKOR

Keterangan :
Resiko ringan jika skor 15-23
Resiko sedang jika skor 13-14
Resiko berat jika skor 10-12
Resiko sangat berat jika skor kurang dari 10

Pasien beresiko sedang untuk mengalami luka tekan.


Data Subjektif :
Tidak ada keluhan terkait dengan panca indra pasien.

Data Objektif :
Penglihatan : penglihatan pasien normal. Saat dikaji pasien tidak memakai kacamata. Tidak ada
katarak, glaukoma dan buta.
INDERA/SENSE

Pendengaran : pendengaran pasien normal. Saat dikaji, pasien tidak memakai alat bantu dengar,
pasien, pasien tidak mengalami tuli.
Penghidu : indra penghidu pasien normal
Pengecap : indra pengecap pasien normal
Peraba : indra peraba pasien normal

Penunjang : Tidak ada

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah


 Perubahan sensori persepsi

Data Subjektif :
Pasien mengatakan tidak ada keluhan pusing/sakit kepala. Pasien mengatakan kadang-kadang terasa
kesemutan dibagian kaki kirinya. Pasien mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat penyakit stroke
dan kejang sebelumnya.
NEUROLOGI

Data Objektif :
Tingkat kesadaran pasien compos mentis dengan GCS 15(E4 M5 V6).
Status mental pasien terorientasi dengan baik. Dibuktikan saat ditanya tentang waktu pasien dapat
mengingat umurnya dan tahun sekarang. Tempat : pasien mengetahui bahwa dia sedang berada di
rumah sakit. Orang : pasien mengenali perawat dan keluarganya.
Pasien tidak ada mengalami afasia dan disfagia.
Ukuran / Reaksi Pupil : Kanan : 2 mm/ + Kiri : 2 mm/ +
Kaku kuduk (-), Kernig sign (-), Laseque (-), Brudzinsky I (-), Brudzinsky II (-)
Nervus Kranialis :
No Nervus Data pengkajian
1 N. Olfaktorius Normal
2 N. Optikus Normal
3 N.Okulomotorius Normal
4 N. Troklearis Normal
5 N. Trigeminus Normal
6 N. Abdusen Normal
7 N. Fasialis Normal
8 N. Vestibulokohklearis Normal
9 N. Glosofaringeus Normal
10 N. Vagus Normal
11 N. Assesorius Normal
12 N. Hipoglosus Normal

Refleks pasien normal.


Pasien tidak mengalami gangguan genggam lepas.

Penunjang
CT Scan Kepala : Tidak dilakukan.

Masalah Keperawatan : Tidak ada


 Perubahan perfusi serebral
 Confuse
 Gangguan menelan
 Kerusakan komunikasi verbal

Pasien tidak memiliki riwayat DM. Tidak terdapat adanya pembengkakan kelenjar yang abnormal pada
pasien.
ENDOKRIN

Data Penunjang

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah


 Keterlambatan tumbuh kembang
 Risiko pertumbuhan disproporsional
 Ketidakstabilan gula darah
 Gangguan metabolisme
Data Objektif :

Pria :
Rabas Penis : Tidak ada. Gangguan Prostat : Tidak ada.
SEKSUALITAS

Sirkumsisi : Pasien mengatakan ia sudah di sirkumsisi. Vasektomi : Tidak ada.


Payudara/ testis : Tidak dikaji. Pemeriksaan prostat terakhir : Tidak dikaji.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah


 Gangguan citra tubuh
 Gangguan eliminasi
 Resiko perdarahan
Data Subjektif
Lokasi : area femur sinistra. Frekuensi : nyeri dirasakan saat digerakkan dan ditekan. Kualitas :
Sedang. Durasi : Tidak bisa dipastikan. Penjalaran : di seluruh kaki kirinya. Faktor Pencetus :
fraktur.
NYERI/KETIDAKNYAMANAN

Data Objektif

Masalah Keperawatan :
 Nyeri Akut
 Nyeri Kronis

2. MODE KONSEP DIRI


Data Subjektif
Sensasi tubuh : pasien mengatakan saat ini ia tidak nyaman dengan kondisinya
Citra Tubuh : pasien mengatakan saat ini ia sedikit terganggu dengan fraktur dibagian femur. Pasien
mengatakan takut tidak bisa berjalan dengan normal lagi.
Konsistensi diri : pasien menyadari bahwa dirinya adalah seorang anak dan harus giat belajar untuk
meraih prestasi dan menjadi siswa teladan.
Ideal diri : pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan bisa kembali sekolah dan bermain bola.
Moral Etik – Spritual Diri : Selama di rawat di RS, pasien mengatakan ia tetap menjalankan ibadah
sholat 5 waktu sebagaimana biasanya.

Data Objektif
Pasien tampak cemas dengan kondisinya saat ini, dinilai dari pasien yang selalu bertanya-tanya tentang
penyakitnya. Saat beristirahat pasien tampak tenang. TD : 120/80 mmHg, N : 85x/ i. Saat bercerita
KONSEP DIRI

tentang penyakitnya wajah pasien tampak tegang dan takut, pasien tampak tidak mengetahui tentang
kondisi penyakit dan penyebabnya.

Masalah Keperawatan :
 Keputusasaan
 Kecemasan
 Spiritual distress
 Ketakutan
 Rirsiko merusak diri
 Koping tidak efektif
 Harga diri rendah
 Isolasi diri
3. MODE FUNGSI PERAN
Pasien mengatakan ia memiliki cukup energi untuk melakukan aktivitas di rumah. Pasien mengatakan ia tidak
bekerja di luar rumah. Pasien mengatakan ia berpatisipasi dalam kegiatan di masyarakat seperti remaja
masjid.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan


 Perubahan penampilan peran
 Inefektif manajemen regimen terapi

4. MODE INTERDEPENDENSI
PERILAKU
Orang lain yang bermakna : pasien mengatakan orang yang bermakna dalam hidupnya adalah kedua orang
tuanya dan kakaknya.
Citra Tubuh : pasien mengatakan saat ini ia sedikit terganggu dengan fraktur dibagian femur. Pasien
mengatakan takut tidak bisa berjalan dengan normal lagi
Konsistensi diri : pasien menyadari bahwa dirinya adalah seorang anak dan harus giat belajar untuk meraih
prestasi dan menjadi siswa teladan.
Ideal diri : pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan bisa kembali sekolah dan bermain bola.
Moral Etik – Spritual Diri : Selama di rawat di RS, pasien mengatakan ia tetap menjalankan ibadah sholat 5
waktu sebagaimana biasanya.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah


 Isolasi sosial
 Risiko merusak diri / orang lain
 Risiko kesendirian
 Koping defensif

Discharge Planning :
Tanggal informasi didapatkan
1. Tanggal pulang yang diantisipasi : 30 Oktober 2017
2. Sumber yang tersedia : Orang dan Keuangan.
3. Perubahan yang perlu diantisipasi dalam situasi kehidupan setelah pulang : Keterbatasan dalam
melakukan tugas dan aktivitas di sekolah
4. Area yang mungkin membutuhkan perubahan/ bantuan : Ekstermitas bawah.

5. Penyiapan makanan : Diet biasa. Berbelanja : dibantu.


Transportasi : mandiri. Ambulasi : dibantu
Obat/terapi : Resep dokter. Pengobatan : Resep dokter.
Perawatan luka : ada pada area fraktur.. Peralatan : Dapat diganti dengan peralatan yang ada di rumah.
Bantuan perawatan diri : dibantu oleh keluarga.
Gambaran fisik rumah : Rumah permanen dan di sekitar rumah banyak pepohonan
Bantuan merapihkan/pemeliharaan rumah : Ibu dan kakak.
Fasilitas kehidupan selain rumah (khusus) : Tidak ada.
Nama Perawat : Tanda Tangan : Hari / Tanggal : Selasa, 03 -10-2017

Ankis Nabila Mahmud

Annisa Ilfa

Anton Mi Saputra
Penatalaksanaan Farmakologi
Nama Obat Dosis Golongan Indikasi Kontra Indikasi
Ceftriaxone 2x1g Antibiotik Infeksi saluran nafas, Pada pasien dnegan
golongan infeksi THT, ISK, gangguan fungsi
cephalosporin meningitis, sepsis, ginjal dan hati yang
infeksi tulang, sendi berat, tidak boleh
dan jaringan lunak, diberikan pada
infeksi intrabdominal, neonatus.
infeksi genital dan Hipersensitif.
infeksi pada pasien
dengan gangguan
pertahanan tubuh
Ketorolac 2x1amp NSAID Untuk Hipersensistif
penatalaksanaan nyeri ketorolac, ulkus
akut yang berat peptikum, gangguan
jangka pendek (<5 ginjal,
hari). serebrovaskular, ibu
menyusui.
Ranitidine 2x150mg Analgesik Peningkatan asam Riwayat alergi
lambung, nyeri ulu terhadap ranitidin,
hati, mual ibu yang sedang
menyusui
DATA FOKUS
Data Subjektif Data Objektif

- Pasien mengatakan nyeri pada area - Pasien tampak gelisah

fraktur - Pasien tampak meringis saat

- Pasien mengatakan keluar cairan mencoba menggerakkan kaki

seperti nanah dan terasa bengkak - Femur sinistra tampak edema dan

pada area fraktur. hematoma

- Pasien mengatakan sulit untuk - Keluar cairan berupa pus di area

melakukan aktivitas fraktur

- Pasien mengatakan sulit tidur di - Terdapat bunyi krepitasi di area

malam hari karena nyeri yang fraktur

dirasakan - Nyeri tekan pada area fraktur.

- Pasien mengatakan ia cemas - Pasien tampak menggunakan alat

terhadap kondisi kakinya. bantu berupa walker

- Pasien mengatakan kadang-kadang - Rentang gerak pasien terbatas

terasa kesemutan pada kaki kirinya karena fraktur femur.

- Pasien mengatakan saat ini ia tidak - Wajah pasien tampak tegang dan

nyaman dengan kondisinya takut

- Pasien mengatakan takut tidak bisa - TD : 120/80 mmHg

berjalan dengan normal lagi - N : 85x/mnt,

- P : 19x/mnt

- S : 36,80C

- Skala nyeri : 5.
ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem


1 Ds : Terputusnya Nyeri akut
- Pasien mengatakan nyeri pada area kontinuitas

fraktur jaringan

- Pasien mengatakan saat ini ia tidak

nyaman dengan kondisinya

Do :

- Pasien tampak gelisah

- Pasien tampak meringis saat

mencoba menggerakkan kaki

- Terdapat bunyi krepitasi di area

fraktur

- Nyeri tekan pada area fraktur

- Pengkajian nyeri

Lokasi : area femur sinistra.

Frekuensi : nyeri dirasakan saat

digerakkan dan ditekan.

Kualitas : Sedang.

Durasi : Tidak bisa dipastikan.

Penjalaran : di seluruh kaki kirinya.

Faktor Pencetus : fraktur.

Skala nyeri : 5
2 Ds : Insisi bedah Kerusakan
- Pasien mengatakan keluar cairan integritas
seperti nanah dan terasa bengkak jaringan
pada area fraktur
- Pasien mengatakan kadang-kadang

terasa kesemutan pada kaki kirinya

- Pasien mengatakan ia cemas

terhadap kondisi kakinya.

Do :

- Femur sinistra tampak edema dan

hematoma

- Terdapat inflamasi berupa

kemerahan pada area luka

- Ukuran luka 20 cm x 3 cm

- Keluar cairan berupa pus di area

fraktur

- Wajah pasien tampak tegang dan

takut

- TD : 120/80 mmHg

- N : 85x/mnt,

- P : 19x/mnt

- S : 36,80C

3 Ds : Deformitas Hambatan
mobilitas fisik
- Pasien mengatakan sulit untuk

melakukan aktivitas

- Pasien mengatakan saat ini ia tidak


nyaman dengan kondisinya

- Pasien mengatakan takut tidak bisa

berjalan dengan normal lagi

Do :

- Pasien tampak menggunakan alat

bantu berupa walker

- Rentang gerak pasien terbatas

karena fraktur femur.

- Terdapat bunyi krepitasi di area

fraktur

- Hasil rontgen : close fraktur femur

1/3 sinistra

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d terputusnya kontinuitas jaringan

2. Kerusakan integritas jaringan b.d insisi bedah

3. Hambatan mobilitas fisik b.d deformitas


INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa NOC NIC Aktivitas Keperawatan
1. Nyeri akut b.d a. Tingkat kenyamanan Manajemen nyeri a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif meliputi lokasi,
terputusnya b. Pengendalian nyeri karakteristik, awitan, dan durasi frekuensi, kualitas,
kontinuitas
c. Tingkat nyeri intensitas/keparahan nyeri dan faktor presipitasinya.
jaringan
b. Obstruksi isyarat non verbal ketidaknyamanan
Kriteria hasil : c. Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri,
a. Mampu mengontrol berapa lama akan berlangsung dan antisipasi ketidaknyaman
nyeri, tahu penyebab karena prosedur
nyeri, mampu d. Ajarkan penggunaan tekhnik nonfarmakologis (relaksasi
menggunakan tekhnik non nafas dalam, destraksi, TEENS)
farmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari
Manajemen a. Menentukan obat apa yang dibutuhkan sesuai dengan resep
bantuan
medikasi yang telah ditentukan/sesuai protokol
b. Melaporkan nyeri
b. Menyesuaikan keuangan dengan regimen terapeutik yang
berkurang dengan
diberikan
menggunakan manajemen
c. Menentukan kemampuan pasien dalam pengobatan mandiri
nyeri
secara tepat
a. Mampu mengenali
nyeri
b. Merasakan rasa Pemberian a. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan keparahansebelum
nyaman setelah analgetik mengobati pasien
nyeriberkurang b. Cek order medis untuk obat, dosis, frekuensi dan resep
analgetik
c. Cek adanya riwayat alergi obat
d. Pilih analgetik yang sesuai/kombinasi dari beberapa
analagetik jika lebih dari satu yang ditentukan.

2. Kerusakan a. Integritas jaringan : Perawatan Luka a. Monitor karakteristik, warna, ukuran, cairan dan bau luka
membran kulit dan
integritas b. Bersihkan luka dengan normal salin
mukosa
jaringan b.d c. Rawat luka dengan konsep steril
Kriteria hasil :
insisi bedah a. Integritas kulit pasien d. Ajarkan klien dan keluarga untuk melakukan perawatan luka
normal
e. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga mengenai tanda
b. Temperatur kulit
dan gejala dari infeksi
pasien normal
c. Tidak adanya lesi pada f. Kolaborasi pemberian antibiotik
kulit
3. Hambatan a. Level mobilitas Terapi latihan : a. Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat
mobilitas fisik b. Perawatan diri : Ambulasi respon pasien saat latihan
b.d deformitas ADLs b. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi
Kriteria hasil : sesuai dengan kebutuhan
a. Meningkat dalam c. Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan
aktivitas fisik cegah terhadap cedera
b. Memverbalisasikan d. Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik
perasaan dalam ambulasi
meningkatkan e. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
kekuatan dan f. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara
kemampuan berpindah mandiri sesuai kemampuan
g. Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan ADLs pasien.
h. Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.
i. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi Paraf

1. Nyeri akut 26/10/2017 a. Mengkaji nyeri secara komprehensif, S:


b.d 10.00 WIB An.H mengatakan nyeri pada paha kiri, skala nyeri 5, - Pasien mengatakan masih tidak nyaman
terputusnya nyeri yang dirasakan menjalar hingga ke seluruh dengan kondisinya.
kontinuitas kaki bagian kiri. - Pasien mengatakan nyeri masih terasa di
jaringan b. Mengobservasi syarat verbal dan non verbal nyeri bagian paha kiri.
c. Mengajarkan tekhnik nafas dalam dan pengalihan - Pasien mengatakan kadang-kadang
nyeri masih terasa kesemutan.
d. Memberikan lingkungan yang tenang untuk pasien O:
e. Mengatur posisi pasien dengan posisi kepala sedikit - Pasien tampak meringis
ditinggikan - Pasien tampak gelisah
f. Mengobservasi keefektifan pemberian analgesik - Nyeri tekan (+)
untuk pasien - Skala nyeri 5
A : masalah nyeri akut belum teratasi
P : lanjutkan intervensi nyeri akut dari c-f
2. Kerusakan 26/10/2017 a. Memonitor karakteristik, warna, ukuran, cairan dan S:
integritas 14.0 WIB - Pasien mengatakan masih keluar cairan
bau luka
jaringan b.d seperti nanah di area fraktur
b. Membersihkan luka dengan normal salin
insisi bedah - Pasien mengatakan kadang-kadang
c. Merawat luka dengan konsep steril
terasa kesemutan pada kaki kirinya
d. Mengajarkan klien dan keluarga untuk melakukan
- Pasien mengatakan ia cemas terhadap
perawatan luka
kondisi kakinya.
e. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga

mengenai tanda dan gejala dari infeksi O:


- Tampak hematoma dan pus di area
f. Mengkolaborasi pemberian antibiotik
fraktur
- Wajah pasien tampak tegang dan takut

A:
- Masalah kerusakan integritas jaringan
belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi a-j
3. Hambatan 26/10/2017 a, Memonitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan S :
mobilitas 16.0 WIB lihat respon pasien saat latihan - Pasien mengatakan ia masih sulit
fisik b.d b. Mengkonsultasikan dengan terapi fisik tentang beraktivitas
deformitas rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan - Pasien mengatakan tidak nyaman dengan
c. Membantu klien untuk menggunakan tongkat saat kondisinya saat ini
berjalan dan cegah terhadap cedera - Pasien mengatakan takut tidak bisa
d. Mengajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain berjalan normal lagi
tentang teknik ambulasi
e. Mengkaji kemampuan pasien dalam mobilisasi O:
f. Melatih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs - Pasien tampak menggunakan alat bantu
secara mandiri sesuai kemampuan - Pasien tampak susah untuk beraktivitas
g. Mendampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan - ADL pasien masih dibantu keluarga
bantu penuhi kebutuhan ADLs pasien
h. Memberikan alat Bantu jika klien memerlukan A: masalah hambatan mobilitas fisik belum
i. Mengajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan teratasi
berikan bantuan jika diperlukan P : lanjutkan intervensi nyeri akut dari a-i
No Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi Paraf

1. Nyeri akut 27/10/2017 a. Mengkaji nyeri secara komprehensif, S:


b.d 15.00 An.H mengatakan nyeri pada paha kiri, skala nyeri 5, - Pasien mengatakan nyeri masih terasa di
terputusnya nyeri yang dirasakan menjalar hingga ke seluruh bagian paha kiri.
kontinuitas kaki bagian kiri. - Pasien mengatakan nyeri dapat dialihkan
jaringan j. Mengobservasi syarat verbal dan non verbal nyeri dengan terapi musik
k. Mengajarkan tekhnik nafas dalam dan pengalihan - Pasien mengatakan nyeri sedikit
nyeri berkurang
l. Memberikan lingkungan yang tenang untuk pasien O:
m. Mengatur posisi pasien dengan posisi kepala sedikit - Pasien tampak meringis
ditinggikan - Nyeri tekan (+)
n. Mengobservasi keefektifan pemberian analgesik - Skala nyeri 3
untuk pasien A : masalah nyeri akut belum teratasi
P : lanjutkan intervensi nyeri akut dari c-f

2. Kerusakan 27/10/2017 a. Memonitor karakteristik, warna, ukuran, cairan dan S:


integritas 20.00 - Pasien mengatakan masih keluar cairan
bau luka
jaringan b.d seperti nanah di area fraktur
insisi bedah b. Membersihkan luka dengan normal salin - Pasien mengatakan kadang-kadang

c. Merawat luka dengan konsep steril terasa kesemutan pada kaki kirinya

d. Mengajarkan klien dan keluarga untuk melakukan - Pasien mengatakan ia cemas terhadap

perawatan luka kondisi kakinya.

e. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga


O:
mengenai tanda dan gejala dari infeksi
- Tampak hematoma dan pus di area
f. Mengkolaborasi pemberian antibiotik
fraktur
- Wajah pasien tampak tegang dan takut

A:
- Masalah kerusakan integritas jaringan
belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi a-j
3 Hambatan 27/10/2017 a, Memonitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan S :
mobilitas 07.00 lihat respon pasien saat latihan - Pasien mengatakan ia masih sulit
fisik b.d g. Mengkonsultasikan dengan terapi fisik tentang beraktivitas
deformitas rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan - Pasien mengatakan tidak nyaman dengan
h. Membantu klien untuk menggunakan tongkat saat kondisinya saat ini
berjalan dan cegah terhadap cedera - Pasien mengatakan takut tidak bisa
i. Mengajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain berjalan normal lagi
tentang teknik ambulasi
j. Mengkaji kemampuan pasien dalam mobilisasi O:
k. Melatih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs - Pasien tampak menggunakan alat bantu
secara mandiri sesuai kemampuan - Pasien tampak susah untuk beraktivitas
l. Mendampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan - ADL pasien masih dibantu keluarga
bantu penuhi kebutuhan ADLs pasien
m. Memberikan alat Bantu jika klien memerlukan A: masalah hambatan mobilitas fisik belum
n. Mengajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan teratasi
berikan bantuan jika diperlukan P : lanjutkan intervensi nyeri akut dari a-i
No Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi Paraf

1 Nyeri akut 28/10/2017 a. Mengkaji nyeri secara komprehensif, S:


b.d 15.00 An.H mengatakan nyeri pada paha kiri, skala nyeri 3, - Pasien mengatakan nyeri masih terasa di
terputusnya nyeri yang dirasakan menjalar hingga ke seluruh bagian paha kiri.
kontinuitas kaki bagian kiri. - Pasien mengatakan nyeri dapat dialihkan
jaringan o. Mengobservasi syarat verbal dan non verbal nyeri dengan terapi musik
p. Mengajarkan tekhnik nafas dalam dan pengalihan - Pasien mengatakan nyeri sedikit
nyeri berkurang
q. Memberikan lingkungan yang tenang untuk pasien O:
r. Mengatur posisi pasien dengan posisi kepala sedikit - Nyeri tekan masih ada
ditinggikan - Skala nyeri 3
s. Mengobservasi keefektifan pemberian analgesik A : masalah nyeri akut belum teratasi
untuk pasien P : lanjutkan intervensi nyeri akut dari c-f

2 Kerusakan 28/10/2017 a. Memonitor karakteristik, warna, ukuran, cairan dan S:


jaringan b.d 20.00 - Pasien mengatakan masih keluar cairan
bau luka
insisi bedah seperti nanah di area fraktur
b. Membersihkan luka dengan normal salin
- Pasien mengatakan kadang-kadang
c. Merawat luka dengan konsep steril terasa kesemutan pada kaki kirinya

d. Mengajarkan klien dan keluarga untuk melakukan - Pasien mengatakan ia cemas terhadap

perawatan luka kondisi kakinya.

e. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga


O:
mengenai tanda dan gejala dari infeksi
- Tampak hematoma dan pus di area
a. Mengkolaborasi pemberian antibiotik
fraktur
- Wajah pasien tampak tegang dan takut

A:
- Masalah kerusakan integritas jaringan
belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi a-j
3 Hambatan 28/10/2017 a, Memonitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan S :
mobilitas 08.00 lihat respon pasien saat latihan - Pasien mengatakan ia masih sulit
fisik b.d f. Mengkonsultasikan dengan terapi fisik tentang beraktivitas
deformitas rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan - Pasien mengatakan tidak nyaman dengan
g. Membantu klien untuk menggunakan tongkat saat kondisinya saat ini
berjalan dan cegah terhadap cedera - Pasien mengatakan takut tidak bisa
h. Mengajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain berjalan normal lagi
tentang teknik ambulasi
i. Mengkaji kemampuan pasien dalam mobilisasi O:
j. Melatih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs - Pasien tampak menggunakan alat bantu
secara mandiri sesuai kemampuan - Pasien tampak susah untuk beraktivitas
k. Mendampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan - ADL pasien masih dibantu keluarga
bantu penuhi kebutuhan ADLs pasien
l. Memberikan alat Bantu jika klien memerlukan A: masalah hambatan mobilitas fisik belum
m. Mengajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan teratasi
berikan bantuan jika diperlukan P : lanjutkan intervensi nyeri akut dari a-i

Anda mungkin juga menyukai