Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri kulit di Magetan telah lama berkembang, dan saat ini


industri ini telah mempunyai daya saing yang cukup tinggi. Produk
kulit Magetan telah dapat menarik minat para wisatawan karena
kualitasnya yang cukup baik dengan harga yang relative terjangkau.
Kegiatan produksi kulit di Magetan terutama didominasi oleh
kegiatan penyamakan, yang mana dalam prosesnya banyak
menggunakan air dan bahan kimia. Dengan demikian maka industri
ini akan membutuhkan air bersih dalam jumlah besar dan
menghasilkan limbah cair yang banyak mengandung polutan kimia
dan bahan organik dari kulit itu sendiri. Saat ini kebutuhan air
proses penyamakan dipenuhi dari air sungai yang bersumber dari
telaga Sarangan.
Industri kulit Magetan berkembang dari waktu ke waktu, baik
jumlah pengusahanya maupun kapasitas produksinya, sehingga
kebutuhan air bersih untuk proses juga semakin bertambah, bahkan
saat ini sumber air yang telah direkomendasikan oleh Pemda
setempat sudah tidak mencukupi lagi. Pada musim kemarau kondisi
semakin parah, sehingga para pengusahan harus mendatangkan
air dari luar atau sumber lain untuk memenuhi kebutuhannya.
Selain dari Telaga Sarangan, sumber air juga diambil dari sumber
lainnya, namun kapasitasnya sangat kecil sekali. Saat ini ijin
pemakaian sumber air dari Telaga Sarangan juga telah habis dan

1
perbaruan ijin telah ditolak oleh Pemerintah setempat karena di
Magetan telah terjadi defisit air yang semakin berat.
Untuk menghindari terjadinya pencemaran akibat limbah dari
industri penyamakan ini, BTIK-LIK Magetan telah dilengkapi dengan
sarana Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan kapasitas 600
m3/hari. Kondisi IPAL sekarang ini sudah cukup baik, dan air
buangan telah memenuhi baku mutu kualitas limbah buangan dan
kemungkinan masih dapat digunakan kembali untuk proses
produksi jika kualitasnya ditingkatkan lagi. Untuk mengatasi
kekurangan kebutuhan air proses, BTIK berencana untuk mendaur
ulang (re-use) air olahan IPAL nya. Untuk memenuhi teknologi
pengolahan tersier air tersebut agar dapat untuk memenuhi
kebutuhan proses produksi saat ini sedang dilakukan pemilihan
teknologi dan disain sistem pengolahan air tersebut dengan
bantuan dari Departemen Perindustrian Pusat.

1.2. Permasalahan

Industri kulit di Magetan telah mengalami kekurangan


kebutuhan air untuk proses produksi, karena ijin penggunaan air
dari telaga Sarangan telah ditolak oleh pemerintah daerah
setempat. Sementara itu sumber air baru yang ada tidak dapat
mencukupi kebutuhan karena debitnya yang kecil. Meskipun BTIK-
LIK telah mempunyai IPAL yang cukup baik, tetapi air hasil
olahannya masih belum dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan air proses produksi. Untuk itu maka diperlukan lagi unit
pengolahan air hasil olahan IPAL tersebut agar dapat

2
meningkatkan kualitas air olahan IPAL dan dapat memenuhi
persyaratan untuk air proses produksi.

Gambar 1.1. Lokasi Pembuangan Air Limbah Outlet IPAL BTIK-LIK.

1.3. Tujuan

Tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan adalah :


1. Melakukan evaluasi IPAL industri kulit milik BTIK-LIK
Magetan.
2. Pemilihan teknologi tersier treatment untuk
meningkatkan kualitas air hasil olahan IPAL.
3. Merancang unit tersier treatment (re-use) sesuai
kebutuhan BTIK-LIK Magetan.
4. Membangun unit daur ulangair limbah untuk memenuhi
kebutuhan air proses produksi.

3
1.4. Sasaran

Sasaran yang hendak dicapai dalam kegiatan ini adalah


sebagai berikut :
1. Tersusunnya dokumen perencanaan sistem daur ulang air
limbah industri penyamakan kulit di BTIK-LIK, Magetan.
2. Gambar disain teknis sistem daur ulang air limbah pada
industri penyamakan kulit di BTIK-LIK, Magetan.
3. Terbangunnya unit daur ulang air limbah dari IPAL industri
penyamakan kulit BTIK Magetan.
4. Dapat menghemat pemakaian air bersih dari sumber.

Anda mungkin juga menyukai