Anda di halaman 1dari 3

Nabila Putri Azzahra

XI Mipa 2

Keajaiban Dunia yang Sesungguhnya

Disebuah wilayah yang sangat subur dengan kekayaan alam dan tambang yang luar
biasa melimpah, rakyat Papua hidup di bawah garis kemiskinan dan dalam kebodohan yang
sangat primitif. Meski di tanah leluhurnya memliki kekayaan yang sangat besar yaitu tambang
emas tersesar di dunia, orang papua masih saja tergolong memiliki angka kemiskinan tertinggi
dari 34 provinsi di Indonesia. Sebenarnya sebuah keanehan yang sangat tidak masuk akal,
mustahil bisa diterima oleh rasio. Mengapa tidak? Di sebuah wilayah yang sangat subur kaya
akan sumber daya alam dan tambang, tapi orang papua masih memiliki angka kemiskinan
tertinggi di Indonesia.
Kemiskinan merupakan masalah yang kompleks dan menjadi sebuah permasalahan
yang harus ditanggulangi. Masalah kemiskinan menjadi salah satu masalah pembangunan yang
harus di tanggulangi secara tepat, baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
Kemiskinan merupakan masalah utama yang dihadapi oleh semua negara yang sedang
berkembang di dunia termasuk di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang
berhasil memadukan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dengan penurunan angka
kemiskinan.
Jika masalah kemiskinan tidak ditanggulangi secara cepat dan tepat maka akan
berimbas kepada masalah lainnya seperti pendidikan, kesehatan dan masalah lainnya yang
menyangkut hajat hidup masyarakat. Bagaimana Indonesia bisa maju sedangkan masih ada
daerah yang miskin? Bagaimana bisa wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan tambang
yang melimpah masih tergolong miskin? Jika Indonesia memiliki keajaiban dunia dengan
adanya Borobudur di Indonesia, maka bukan Borobudur lah yang menjadi keajaiban tersebut
melainkan adalah ‘kondisi rakyat’ papua-lah yang menjadi salah satu keajaiban dunia yang
sesungguhnya.
Secara teori, berdasarkan faktor penyebabnya kemiskinan bisa dikategorikan dalam dua
hal, yakni kemiskinan Struktural dan kemiskinan Alamiah. Kemiskinan Struktural atau bisa
disebut Man made poverty, adalah kondisi kemiskinan yang lebih disebabkan oleh struktur
sosial yang ada yang mencakup tatanan organisasi dan aturan permainan yang diterapkan.
Sedangkan Kemiskinan Alamiah banyak disebabkan oleh rendahnya kualitas sumber daya
manusia dan sumber daya alam.

Untuk Papua, kemiskinan struktural adalah salah satu faktornya. Pejabat yang korup,
terjadinya kolusi, nepotisme serta diskriminasi. Status otonomi khusus dan otonomi daerah yang
diterapkan di Papua sama sekali tidak membawa dampak signifikan, kecuali hanya memperkaya
beberapa pribadi yang mabuk oleh gelimang lembaran rupiah yang mereka terima (Charisma,
ed.des-jan’08).

Penyebab dominan dari kemiskinan yang lain adalah kondisi dan kualitas sumber daya
manusia yang rendah. Bisa dikatakan rakyat Papua sangat primitif, tidak tersentuh peradaban
dan tidak mengenal teknologi. Walaupun alam Papua bagai surga dunia, tetapi dengan sumber
daya manusia yang sangat rendah mustahil mengangkat kesejahteraan mereka. Dan yang terjadi
saat ini adalah penindasan hak rakyat Papua, perampokan kekayaan dan pembodohan.

Pada umumnya penyebab kemiskinan di Provinsi Papua adalah kurangnya sumber daya
manusia yang bermutu. Seperti yang kita ketahui di Provinsi Papua memiliki tambang emas
yang besar, namun rakyat Papua masih saja menjadi Provinsi termiskin di Indonesia. Hal ini
disebabkan karena kurang nya pola pikir yang intelektual dari penduduknya. Jika Papua
memiliki sumber daya manusia yang bermutu maka akan menurunlah angka kemiskinan yang
ada di Papua. Sumber daya manusia yang bermutu tersebut bisa dilahirkan dengan adanya
sekolah dan tenaga kerja yang berkualitas. Namun, sangat jarang ada orang yang rela bekerja di
Papua hanya untuk mengajar di sekolah – sekolah. Mereka lebih memilih mengajar di kota –
kota besar dari pada di Papua. Padahal satu ilmu saja kita ajarkan sangat berharga lebih dari
apapun.

Kemiskinan di Papua juga disebabkan karena adanya kecemburuan sosial. Jika saja
penduduk asli Papua mampu bersaing dengan pendatang dan rakyat Papua mampu menjadi tuan
di tanah mereka sendiri maka kecemburuan otomatis tidak akan terjadi. Jika dikatakan
hambatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan dan pendidikan rakyat Papua
disebabkan letak geografis dan sarana transportasi.

Kemudian, sebuah media menyebutkan bencana kelaparan terjadi di Kabupaten


Yahukimo Irian Jaya. Diumumkan korban tewas 55 orang, 112 orang sakit berat dan 15 ribu
penduduk kelaparan. Bahkan sebuah Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Papua untuk Hak
Asasi Manusia menyebutkan jumlah korban meninggal 154 orang sejak 11 November 2005.
Secara geografis Yahukimo berada di titik tengah pegunungan Papua, sehingga terisolasi.
Penduduk setempat masih menggunakan koteka sebagai pakaian tradisional, sistem
perekonomian masih primitif, sangat bergantung pada alam, sama sekali belum mengenal
intensifikasi, ekstensifikasi atau bahkan diversifikasi komoditas pangan.

Angka kematian di Papua sebesar 55 orang diakhir tahun 2005 dikatakan sebagai akibat
dari kelaparan yang melanda wilayah Yahukimo. Dampak dari ketidakpedulian pemerintah
Indonesia yang hanya mengeruk keutungan saja dari Papua. Tapi ketika berita tersebut diteliti
lebih lanjut ternyata kondisi di lapangan tidak memberikan kenyataan yang sama. Disisi lain,
Papua menjadi perhatian dunia. Pemerintah Indonesia dianggap hanya mengeruk kekayaan
Papua, gagal menangani kesejahteraan mereka yang ada di Papua. Bahkan lebih jauh lagi,
pemerintah Indonesia dianggap sebagai menjajah rakyat Papua.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemiskinan adalah masalah yang
sangat utama yang dihadapi oleh semua negara yang sedang berkembang di dunia termasuk di
Indonesia. Indonesia memiliki wilayah dengan sumber daya alam dan tambang nya yang
berlimpah. Provinsi Papua merupakan salah satu provinsi yang memiliki angka kemiskinan
yang tinggi. Hal ini disebabkan karena banyaknya pejabat yang korup, terjadinya kolusi,
nepotisme serta diskriminasi. Jika uang yang diberikan oleh pemerintah tidak di simpangkan
oleh para pejabat, maka angka kemiskinan di Provinsi Papua bisa saja menurun. Kemudian
sumber daya manusia yang primitif dikarenakan kurangnya belajar dan sekolah – sekolah yang
berkualitas dengan tenaga kerja yang hebat. Jika saja banyak guru – guru yang hebat ingin
bekerja di Papua maka sumber daya manusia yang akan lahir juga akan berkualitas. Sumber
daya manusia tersebut bisa mengelolah kekayaan yang ada di Papua. Sehingga angka
kemiskinan juga bisa menurun.

Oleh karena itu, pejabat – pejabat yang tertangkap basah karena korupsi tersebut
seharusnya diberi hukuman tanpa ampunan. Satu rupiah yang mereka ambil sangat lah berarti
bagi kehidupan rakyat di Papua. Mereka memang dengan senangnya memakan uang tersebut
tantpa melihat penderitaan uang rakyat yang mereka ambil. Kemudian untuk membangun
rakyat Papua yang berkualitas, maka dibutuhkan sekolah – sekolah dengan tenaga kerja yang
berkualitas juga. Namun, hal ini susah untuk dilakukan. Karena sangat jarang ada guru yang rela
bekerja di Papua, sehingga hanya guru – guru dari Papua lah yang bisa memberikan ilmu ke
rakyat. Bukan hanya itu, dengan biaya yang tinggi untuk menuntut ilmu juga alasan mengapa
rakyat Papua banyak yang tidak berpendidikan.

Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda cemerlang haruslah membangun negara ini
menjadi maju. Diperlukan nya orang – orang yang jujur dan bertanggung jawab. Jika bukan kita
siapa lagi. Jika bukan sekarang kapan lagi. Majulah generasi muda negeriku, jayalah bangsaku.
Hentaskanlah kemiskinan di seluruh Indonesia, khusus nya provinsi paling timur yang sering
diremehkan. Angkat lah derajat mereka sehingga mereka tak di bodohi kemnbali. Indonesia
merdeka.

Anda mungkin juga menyukai