Pada saat ini kita di era globalisasi, yang dimana setiap ilmu akan mengalami perubahan
perspektif. Hal ini berlaku pada manajemen. Pada arus globalisasi ini telah mengubah
perspektif manajemen dari dulu yang berpandangan berbasis pasar kemudian kepada
pandangan sumber daya. Yang mana beberapa tahun terakhir pandangan yang berbasis pada
sumber daya telah dikembangkan sebagai suatu perspektif komplementer. Pada saat
lingkungan eksternal mengalami kondisi fluktuasi, perusahaan dengan penguasaan sumber
daya serta kapabilitasnya akan menentukan perusahaan akan terus bertahan hidup atau malah
akan tumbang.
Maka dari itu pentingnya Teknologi dapat memberikan perubahan serta perkembangan
teknologi yang begitu pesat akan memberi dampak pada semakin cepatnya proses penciptaan
produk baru, perubahan dalam rantai nilai serta peningkatan daya saing perusahaan. Jadi dapat
didefinisikan teknologi sebagai kemampuan untuk dapat mengenali masalah – masalah teknis.
Disini kita akan membahas manajemen teknologi sebuah perusahaan milik pemerintah
yaitu AirNav Indonesia lebih jelasnya akan kita bahas di isi.
Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan
Indonesia (LPPNPI) atau dikenal dengan Airnav Indonesia merupakan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang didirikan tanggal 13 September 2012. Berdirinya perum
LPPNI , Ada 2 (Dua) hal yang melahirkan ide untuk embentuk pengelola tunggal
pelayanan navigasi :
a. Tugas rangkap yang diemban oleh PT.Angkasa pura I (Persero) dan PT.Angkasa pura
II (Persero). Lembaga ini selain bertugas mengelola sektor darat dalam hal ini Bandar
udara dengan segala tugas turunannya, juga bertanggung jawab mengelola navigasi
penerbangan.
b. Audit International Civil Aviation Organization (ICAO) terhadap penerbangan di
indonesia.dari audit yang dilakukan ICAO yaitu ICAO USOAP (Universal Safety
Oversight Audit Program and Safety Performance) pada tahun 2005 dan tahun 2007,
ICAO menyimpulkan bahwa penerbangan di Indonesia tidak memenuhi syarat
minimum requirement dari International Safety Standard sesuai regulasi ICAO.
Kemudian direkomendasikan agar Indonesia membentuk badan atau lembaga yang
khusus menangani pelayanan navigasi.
Oleh karena itu, pembentukan Perum LPPNPI merupakan langkah nyata yang diambil
oleh Pemerintah untuk meningkatkan pelayanan dan keselamatan dunia penerbangan di
Indonesia. Keberadaan Perum LPPNPI diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan
masyarakat dan dunia internasional terhadap keselamatan dan pelayanan navigasi
penerbangan Indonesia. Dalam melakukan pelayanan navigasi penerbangan, Perum
LPPNPI membagi ruang udaranya menjadi 2 (dua) FIR yakni FIR Jakarta yang terpusat
di Kantor Cabang JATSC (Jakarta AirTraffic Services Center) dan FIR Ujung Pandang
yang terpusat diKantor Cabang MATSC (Makassar Air Traffic Services Center).
2. Struktur Organisasi
b. Diagram Sistem
Secondary surveillance ini akan mendeteksi pesawat yang ada di udara apabila pesawat
tersebut telah terpasang transponder, dengan itu alat yang ada didarat dengan yang ada
diudara sama-sama aktif dalam memberikan informasi. Apabila pesawat yang ada
diudara tidak terpasang transponder atau transponder mengalami kerusakan maka
secondary surveillance radar tidak akan dapat mendeteksi pesawat yang ada di
udara.Disetiap bandara secondary surveillance sangat dibutuhkan karena secondary
surveillance radar ini memberikan informasi yang baik dibandingkan dengan primary
surveillance radar.Oleh karena itu secondary surveillance radar masih tetap dipakai
dibandara-bandara.Secondary surveillance radar (SSR) adalah radar pengawas yang sangat
baik, disamping itu secondary surveillance ini memiliki banyak keuntungan dibandingkan
dengan radar yang terdahulu yaitu primary secondary radar. Keuntungannya adalah :
1. Banyaknya informasi yang dihasilkan seperti kecepatan,ketinggian, jarak,
posisi, dan kode pesawat
2. Pada secondary surveillance radar mempunyai interrogator dengan
frekuensi 1030 MHz yang fungsinya sebagai penanya
3. Pada secondary surveillance radar mempunyai alat transponder yang
terpasang pada pesawat terbang dengan frekuensi 1090 MHz yang fungsinya
untuk memberikan jawaban kepada stasiundarat.
4. alat secondary surveillance radar yang ada didarat dengan yang ada di
udara sama- samaaktif.
Disamping keuntungan dari secondary surveillance ini, ada juga kekurangan dari radar
sekunder yang dapat dapat dijelaskan seperti dibawah ini :
1. pesawat harus dilengkapi dengan transponder, apabila pesawat terbang tidak
dilengkapi dengan transponder maka pesawat tersebut tidak akan tampil didisplay
2. lemah atau rusaknya transponder akan mengakibatkan jawaban tidak dapat diterima
oleh stasiun darat.