DOSEN PENGAJAR :
KELOMPOK 2
KELAS :3- A7
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
TAHUN AJARAN 2016/2017
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. karena telah memberikan
rahmat serta hidayat-Nya sehingga kami tim penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik yang berjudul. “ Metode Simplex”.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas dalam mata pembelajaran Reset Operasi.Tim
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak,
penyelesaian makalah ini tidak mungkin dapat terwujud. Tim Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan ilmu dan kendala-kendala
lain yang terjadi selama pengerjaan makalah ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun mengenai makalah ini diharapkan olehtim
penulis. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Kediri,September 2016
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Apabila suatu masalah LP hanya mengandung 2 (dua) kegiatan (variabel-
variabel keputusan) saja, maka akan dapat diselesaikan dengan metode grafik. Tetapi apabila
melibatkan lebih dari dua kegiatan maka metode grafik tidak dapat digunakan lagi, sehingga
diperlukan metode simpleks. Metode simpleks merupakan suatu cara yang lazim dipakai
untuk menentukan kombinasi optimal dari tiga variabel atau lebih.
Salah satu teknik penentuan solusi optimal yang digunakan dalam pemrograman linier
adalah metode simpleks. Penentuan solusi optimal menggunakan metode simpleks
didasarkan pada teknik eleminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan dengan
memeriksa titik ekstrim satu per satu yang dimulai dengan penyelesaian dasar feasible (PDF)
dan jika PDF bukan penyelesaian optimal maka akan dicari PDF lain yang lebih baik dengan
cara perhitungan iteratif. Sehingga penentuan solusi optimal dengan simpleks dilakukan
3
tahap demi tahap yang disebut dengan iterasi. Iterasi ke-i hanya tergantung dari iterasi
sebelumnya (i-1).
Pada masa sekarang masalah-masalah LP yang melibatkan banyak variabel-variabel
keputusan (decison variables) dapat dengan cepat dipecahkan dengan keputusan (decison
variables) dapat dengan cepat dipecahkan dengan bantuan komputer. Bila variabel keputusan
yang dikandung tidak terlalu banyak masalah tersebut dapat diselesaikan dengan suatu
alghoritma yang biasanya sering disebut metode simpleks tabel. Disebut demikian karena
kombinasi variabel keputusan yang optimal dicari dengan menggunakan tabel-tabel.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Metode Simpleks ?
2. Bagaimana Bentuk Baku dari Metode Simpleks ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari metode simplek.
2. Memahami cara menyelesaikan soal metode simpleks menggunakan bentuk baku.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
terjadi pada tahap inisialisasi. Variabel ini harus bernilai 0 pada solusi optimal, karena
kenyataannya variabel ini tidak ada. Variabel hanya ada di atas kertas.
8. Kolom pivot (kolom kerja) adalah kolom yang memuat variabel masuk. Koefisien pada
kolom ini akn menjadi pembagi nilai kanan untuk menentukan baris pivot (baris kerja).
9. Baris pivot (baris kerja) adalah salah satu baris dari antara variabel basis yang memuat
variabel keluar.
10. Elemen pivot (elemen kerja) adalah elemen yang terletak pada perpotongan kolom dan
baris pivot. Elemen pivot akan menjadi dasar perhitungan untuk tabel simpleks berikutnya.
11. Variabel masuk adalah variabel yang terpilih untuk menjadi variabel basis pada iterasi
berikutnya. Variabel masuk dipilih satu dari antara variabel non basis pada setiap iterasi.
Variabel ini pada iterasi berikutnya akan bernilai positif.
12. Variabel keluar adalah variabel yang keluar dari variabel basis pada iterasi berikutnya dan
digantikan oleh variabel masuk. Variabel keluar dipilih satu dari antara variabel basis pada
setiap iterasi. Variabel ini pada iterasi berikutnya akan bernilai nol.
6
B. Bentuk Baku
Sebelum melakukan perhitungan iteratif untuk menentukan solusi optimal, pertama sekali
bentuk umum pemrograman linier dirubah ke dalam bentuk baku terlebih dahulu. Bentuk
baku dalam metode simpleks tidak hanya mengubah persamaan kendala ke dalam bentuk
sama dengan, tetapi setiap fungsi kendala harus diwakili oleh satu variabel basis awal.
Variabel basis awal menunjukkan status sumber daya pada kondisi sebelum ada aktivitas
yang dilakukan. Dengan kata lain, variabel keputusan semuanya masih bernilai nol. Dengan
demikian, meskipun fungsi kendala pada bentuk umum pemrograman linier sudah dalam
bentuk persamaan, fungsi kendala tersebut masih harus tetap berubah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat bentuk baku, yaitu :
Contoh Soal :
Perhatikan kasus A berikut :
1. Pada perusahaan CITRA memproduksi 2 jenis sepatu dan sandal, setiap hasil produksi harus
melalui 2 tahap pengerjaan yaitu; penjahitan dan finishing, dalam menjahit 1 sepatu
memerlukan waktu 1 jam demikian dengan sandal sama.Untuk proses finishing memerlukan
waktu 3 jam untuk sepatu dan 2 jam untuk sandal. Sepasang sepatu memberi laba 8.000 dan
sandal 6000. waktu yang tersedia untuk penjahitan setiap periode 25 jam,dan untuk finishing
60 jam. Mahasiswa UNIKAL memesan 22 sepatu.Buatlah model matematika diatas dengan
menggunakan metode simplek?
Jawab :
Maks : Z = 8000x +6000y........................(3.1)
Langkah pertama dalam menyelesaikan model matematika di atas dengan metode simpleks
adalah mengubah pertidaksamaan menjadi persamaan.
S1 dan S2 bukan merupakan hasil produksi sehingga tidak akan memberi laba sehingga
koefisien pada fungsi tujuan adalah 0.
Perhatikan koefisien pada persamaan 3.2.a dan 3.3.a. dengan demikian diperoleh matriks:
7
Dalam matriks tersebut terdapat matriks identitas berordo 2 x 2 yang merupakan koefisien S1
dan S2 . ini memberikan (0,0,25,60) sebagai PDF. Arti dari PDF ini adalah perusahaan tidak
memproduksi kedua jenis barang tersebut sehingga laba nol rupiah.
8000 6000 0 0 Kol
penilaian
cB VDB Q X Y S1 S2
0 S1 25 1 1 0 Baris
1 kunci
25/1=25
0 S2 60 3 2 0 1
60/3=20
Zj 0 0 0 0 0
Zj -cj -8000 -6000 0 0
Kolom kunci
60 3 2 0 1
20 1 2/3 0 1/3
5. Transformasikan baris lain dengan mengurangi elemen tersebut dengan perkalian elemen
pada baris tersebut yang terdapat pada kolom kunci dengan elemen baris kunci baru yang
bersesuaian.
25 – (1 x 20) = 5
1 – (1 x 1) = 0
8
1 – (1 x 2/3) = -1/3
1 – (1 x 0) = 1
0 – (1 x 1/3) = -1/3
Kolom penilaian
0 S1 5 0 1/3 1 -1/3 5 : 1/3 = 15
8000 X 20 1 2/3 0 1/3 20 : 2/3 = 30
Zj 160.000 8000 16000/3 0 8000/3
Zj -cj 0 -2000/3 0 8000/3
Kolom kunci
7. Setelah terjadi perubahan pada tabel cek kembali nilai Zj -cj jika masih ada yang bernilai
negatif berarti program belum optimal karena masih kapasitas sumber daya yang bisa
dimanfaatkan. Dari tabel di atas terlihat ada kolom masih bernilai negatif, berarti program
optimal. Selanjutnya karena program belum optimal, pilih kolom dan baris kunci dengan cara
yang sama seperti sebelumnya.
8. Selanjutnya, lakukan transformasi baris kunci dan baris lain. Untuk baris kunci, bagi semua
elemen baris kunci dengan elemen kunci
5 0 1/3 1 -1/3
15 0 1 3 -1
9. Transformasikan baris lain dengan mengurangi elemen tersebut dengan perkalian pada baris
tersebut yang terdapat pada kolom kunci dengan elemen baris kunci baru yang bersesuaian.
20 – (2/3 x 15) = 10
1 – (2/3 x 0) = 1
2/3 – (2/3 x 1) = 0
0 – (2/3 x 3) = -2
1/3 – (2/3 x (-1)) = 1
8000 6000 0 0
cB VDB Q X Y S1 S2 Kolom
penilaian
6000 Y 15 0 1 3 -1
8000 X 10 1 0 -2 1
Zj 170000 8000 6000 2000 2000
9
Zj -cj 0 0 2000 2000
10. Karena Zj -cj sudah tidak ada yang bernilai negatif maka program sudah optimal. Selanjutnya
lihat pada kolom VDB dan Q. Kolom tersebut menunjukkan penyelesaian optimal dan
variabel di luar program bernilai nol. Misalkan pada tabel di atas pada kolom VDB tertulis X
dan Y, pada kolom Q tertulis 15 dan 10. Ini berarti penyelesaian optimal dari kasus di atas
adalah jika perusahaan ingin memperoleh keuntungan maksimum maka produk X harus
dibuat sebanyak 15 dan produk Y harus dibuat 10. Keuntungan maksimum yang dapat
diperoleh dapat dilihat pada nilai Zj, pada tabel diaatas sebesar 170.000.
Latar Belakang
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metode Simpleks adalah suatu cara yang lazim dipakai untuk menentukan kombinasi
optimal dari tigavariabel atau lebih.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat bentuk baku, yaitu :
1. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≤ dalam bentuk umum, dirubah menjadi persamaan
(=) dengan menambahkan satu variabel slack.
2. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≥ dalam bentuk umum, dirubah menjadi persamaan
(=) dengan mengurangkan satu variabel surplus.
11
DAFTAR PUSTAKA
12