Anda di halaman 1dari 26

PENYULUHAN KESEHATAN

DIET UNTUK PENYAKIT ASAM URAT


PUSKESMAS PESANTREN I KOTA KEDIRI

Disusun Oleh :
Seisa Gumelar Nastity 201510401011055

Pembimbing
dr. Gita Sekar Prihanti MPd. Ked
dr. Djaka Handaya, MPH

STASE ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penyuluhan individu dengan judul “Diet untuk
Penyakit Asam Urat” untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan laporan penyuluhan individu ini
masih jauh dari sempurna, tetapi penulis mencoba untuk memberikan yang terbaik dengan segala
keterbatasan yang penulis miliki. Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada dr. Gita Sekar P, M.Pd,Ked dan dr. Djaka Handaja, MPH selaku
pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama
mengikuti Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Kritik dan saran penulis harapkan guna memperoleh hasil yang lebih baik dalam
menyempurnakan laporan penyuluhan individu ini. Semoga dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan pembaca pada umumnya. Amin ya rabbal alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Kediri, Maret 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Cover........................................................................................................................iKata
Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi .................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ........................................................................................................ 3
BAB 2 PERSIAPAN PENYULUHAN ................................................................ 5
2.1 Panitian Kegiatan` ........................................................................................ 5
2.2 Koordinasi dengan Badan Kesekertariatan ................................................. 5
2.3 Perdiapan Tempat Penyuluhan .................................................................... 6
2.4 Persiapan Materi Penyuluhan ...................................................................... 6
BAB 3 SARANA, METODE DAN MATERI PENYULUHAN ....................... 7
3.1 Sasaran ......................................................................................................... 7
3.2 Metode ......................................................................................................... 7
3.3 Materi Penyuluhan ....................................................................................... 8
3.4 Alat Bantu Penyuluhan................................................................................19
BAB 4 PELAKSANAAN PENYULUHAN .........................................................20
4.1 Waktu Pelaksanaan Penyuluhan..................................................................20
4.2 Tempat Penyuluhan.....................................................................................20
4.3 Sasaran dan Jumlah Peserta.........................................................................20
4.4 Susunan Acara.............................................................................................20
BAB 5 HASIL KEGIATAN................................................................................21
BAB 6 PENUTUP.................................................................................................22
Lampiran.................................................................................................................23
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gaya hidup yang mengkonsumsi makanan dengan kadar purin tinggi dapat

menyebabkan kenaikan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia). Hiperurisemia adalah

keadaan di mana kadar asam urat dalam darah lebih dari 7 mg/dl untuk pria dan 6 mg/dl untuk

wanita. Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang tidak larut dalam air dan

dapat mengendap dalam bentuk kristal pada persendian dan ginjal yang dapat menyebabkan

hiperurisemia hingga gout. Gout seringkali disebut juga sebagai “penyakit para raja”, karena

sejak dulu dikaitkan dengan gaya hidup masyarakat makmur yang tidak menjaga asupan

makanan. Hiperurisemia ditandai dengan serangan nyeri sendi mendadak dan berulang yang

disebabkan oleh penumpukan kristal monosodium urat (MSU) pada persendian.

Hiperurisemia dapat disebabkan kelainan metabolisme purin hingga terbentuk asam urat atau

eksresi asam urat yang sedikit. Untuk mencegah terjadinya hiperurisemia perlu menghindari

makanan yang kaya purin.1

Prevalensi gout di Amerika Serikat 2,6% dalam 1000 kasus, dan 10% kasus gout terjadi

pada hiperurisemia sekunder. Dari 90% pasien gout primer adalah laki-laki berusia diatas 30

tahun dan diperkirakan 15 dari setiap 100 pria Amerika Serikat itu berada dalam resiko gout.

Prevalensi gout di Indonesia 1,6-13,6 per seribu penduduk.2

Epidemiologi di Indonesia, hiperurisemia masih belum banyak diketahui, tetapi

beberapa penelitian di Sinjai, Sulawesi Selatan didapatkan angka kejadian hiperurisemia pada

pria 10% dan pada wanita 4% dengan kadarasam urat rata-rata pada pria 7,4 mg/dl dan wanita
5,6 mg/dl. Di Minahasa, Sulawesi Utara dan Karema sebesar 34,3% pada pria dan 23,31%

pada wanita dengan kadar asam urat pada pria rata-rata sebesar 7,90mg/dl dan wanita

6,70mg/dl. Prevalensi hiperurisemia pada penduduk di Jawa Tengah sebesar 24,3% pada laki-

laki dan 11,7% pada wanita dengan kadar asam urat rata-rata pad apria 7,2 mg/dl dan 6,10

mg/dl pada wanita.3

Beberapa penelitian epidemiologi tahun 2008 memperkirakan prevalensi dan insidensi

hiperurisemia dan gout akan terus meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Third National

Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III), menyatakan bahwa hal ini akan

meningkat sebanding dengan peningkatan konsumsi daging dan seafood sebagai salah satu

makanan dengan kandungan purin tinggi. Selain pengontrolan kadar asam urat, pengendalian

diet purin menjadi bagian penting dari tatalaksana hiperurisemia dan gout. Penelitian Zhang

pada 2006 menyatakan bahwa pengetahuan pasien dan gaya hidup yang tepat mengenai diet

purin adalah aspek inti dari manajemen pengelolaan gout. Shulten juga membahas

pengetahuan dan sikap gizi professional memberi pengaruh pada pengelolaan makanan pasien

gout.2

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Memberikan pengetahuan tentang penyakit asam urat pada masyarakat, tanda dan gejala

tingginya asam urat, cara pencegahan agar tidak dapat terhindar dari penyakit, dan

menjelaskan tentang pola diet yang dapat diterapkan untuk menyakit asam urat.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Menjelaskan Fungsi dan Metabolisme Asam Urat

2. Menjelaskan penyakit dan komplikasi yang didapat dari kadar asam urat yang tinggi

3. Menjelaskan cara mencegah

4. Menjelaskan pola diet rendah purin yang benar

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Dokter Muda

Memperluas wawasan Dokter Muda mengenai program penyuluhan kesehatan pada

masyarakat, agar mampu menjalankan pelayanan kesehatan untuk masyarakat dengan

menggunakan sumber daya yang tersedia dengan mengikutsertakan peran masyarakat

setempat. Menjadi sarana dalam membagi ilmu pada masyarakat. Serta telah membantu,

menggencarkan promosi kesehatan masyarakat.

1.3.2 Bagi Puskesmas Kota Pesantren I

1. Terbantu dalam pengadaan sumber daya manusia untuk pelayanan Kesehatan

Masyarakat di Puskesmas Pesantren I.

2. Terbantu dalam pengadaan kegiatan promosi kesehatan di sekitar wilayah kerja

Puskesmas Pesantren I.

1.3.3 Bagi Masyarakat

Masyarakat aka mendapat ilmu pengetahuan baru yang mungkin baru pertama kali

mereka dapatkan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan,

terutama terkait penyakit asam urat. Selain itu berguna pula sebagai bahan informasi dan

tambahan pengetahuan dibidang kesehatan sehingga diharapkan masyarakat dapat

memilih lebih bijak dalam mengkonsumsi makanan (terutama sumber purin).


BAB 2

PERSIAPAN PENYULUHAN

2.1 Panitia Kegiatan

Pembimbing : dr. Djaka Handaya, MPH


dr. Gita Sekar Prihanti, M.Pd.Ked
Ketua : Seisa Gumelar Nastity

Penyaji : Seisa Gumelar Nastity

Moderator : Friska Nur Ekasanti

Dokumentasi : Roro Febriana Ratna

Perlengkapan : Nasrul An Nafiq, Tri Rohmanto, Galih Mega Putra, Teti Puspita Sari,

Rosi Arly Fadila

2.2 Koordinasi dengan Badan Kesekertariatan UPTD Puskesmas Pesantren 1 Kota

Kediri

Untuk kelancaran kegiatan penyuluhan dilakukan koordinasi dengan . Badan

Kesekertariatan UPTD Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri. Bentuk koordinasi yang

dilakukan adalah:

a. Menentukan waktu dan tempat penyuluhan yang disesuaikan dengan jadwal kegiatan

Puskesmas

b. Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk kelancaran proses penyuluhan

2.3 Persiapan Tempat Penyuluhan

Atas persetujuan dari Kepala Puskesmas serta pembimbing Puskesmas Pesantren I,

maka penyuluhan diselenggarakan di ruang tunggu pasien, PuskesmasPesantren I, Kota


Kediri. Pada tanggal 14 Maret 2017, pukul 07.30 WIB dengan materi penyuluhan mengenai

Diet untuk Penyakit Asam Urat.

2.4 Persiapan Materi Penyuluhan

a. Pembuatan materi penyuluhan dan leaflet dikerjakan oleh tim penanggung jawab

penyuluhan.

b. Alat bantu penyuluhan berupa Laptop, LCD proyektor dan Sound System disiapkan

oleh panitian kegiatan, yang disediakan oleh kesekertariatan UPTD Peskesmas

Pesantren 1.

c. Mempersiapkan Kuis dan Door prize oleh tim penanggung jawab penyuluhan.
BAB 3

SASARAN, METODE DAN MATERI PENYULUHAN

3.1 Sasaran

Sasaran penyuluhan adalah seluruh pasien yang menunggu di ruang tunggu pasien,

Puskesmas Pesantren I, Kota Kediri.

3.2 Metode

Dalam penyuluhan ini digunakan 5 metode:

a. Pembagian Leaflet

Diberikan selembar Leaflet yang berisi informasi tentang Diet Rendah Purin pada

seluruh pasien yang menunggu di ruang tunggu pasien, Puskesmas Pesantren I, Kota

Kediri.

b. Ceramah

Ceramah dilakukan dalam waktu 20 menit, untuk menjelaskan topik penyuluhan

dengan instrumen laptop dan LCD Proyektor berupa presentasi Powerpoint.

c. Tanya Jawab

Tanya jawab dilakukan dalam waktu kurang lebih 10 menit tentang materi tersebut.

d. Pembagian Doorprize

Pembagian doorprize berupa bingkisan dan cinderamata kepada 3 pasien yang yang

melakukan tanya jawab.

3.3 Materi Penyuluhan

3.3.1 Metabolisme Asam Urat


Purin adalah zat alami yang merupakan salah satu kelompok struktur kimia pembentuk

DNA dan RNA. Ada dua sumber utama purin, yaitu purin yang diproduksi sendiri oleh tubuh

dan purin yang didapatkan dari asupan makanan. Zat purin yang diproduksi oleh tubuh

jumlahnya mencapai 85%. Untuk mencapai 100%, tubuh manusia hanya memerlukan asupan

purin dari luar tubuh (makanan) sebesar 15%. Ketika asupan purin masuk kedalam tubuh

melebihi 15%, akan terjadi penumpukan zat purin. Akibatnya, asam urat akan ikut menumpuk.

Hal ini menimbulkan risiko penyakit asam urat.

Asam urat sebenarnya memiliki fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai antioksidan dan

bermanfaat dalam regenerasi sel. Setiap peremajaan sel, kita membutuhkan asam urat. Jika tubuh

kekurangan asam urat sebagai antioksidan maka akan banyak oksidasi atau radikal bebas yang

bisa membunuh sel-sel kita. Metabolisme tubuh secara alami menghasilkan asam urat.

Asam urat terbentuk dari hasil metabolisme ikatan kimia yang mengandung nitrogen yang

terdapat dalam asam nukleat yang disebut purin. Asam urat dapat diabsorbsi melalui mukosa

usus dan dieksresikan melalui urin.

Pada manusia, sebagian besar purin dalam asam nukleat yang dimakan langsung diubah

menjadi asam urat, tanpa terlebih dahulu digabung dengan asam nukleat tubuh. Asam urat

sebagian merupakan produk akhir yang dieksresikan dari pemecahan purin pada manusia.

Enzim yang berperan dalam sintesis asam urat adalah xantin oksidase yang sangat aktif

bekerja dalam hati, usus halus, dan ginjal. Tanpa bantuan enzim ini, asam urat tidak dapat

dibentuk.
Gambar 3.1 Turn over asam urat.

3.3.2 Patofisiologi Penumpukan Asam Urat

Menurut Iskandar, 2012 penyebab asam urat darah tinggi (hiperurisemia) terjadi karena:

1. Pembentukan asam urat berlebihan (gout metabolik):

a. Gout primer metabolik terjadi karena sintesa atau pembentukan asam urat yang

berlebihan.

b. Gout sekunder metabolik terjadi karena pembentukan asam urat berlebihan karena

penyakit. Seperti leukemia, terutama yang di obati dengan sitostatika, psoriasis,

polisitemia vera, dan mielofibrosis.

2. Pengeluaran asam urat melalui ginjal kurang (gout renal):

a. Gout renal primer terjadi karena gangguan eksresi asam urat di tubuli distal ginjal yang

sehat.

b. Gout renal sekunder disebabkan oleh ginjal yang rusak, misalnya pada glomerulonefritis

kronik, kerusakan ginjal kronis (chronic renal failure).

3. Perombakan dalam usus yang berkurang. Serangan gout (arthritis gout akut) secara

mendadak, dapat dipicu oleh:

a. Luka ringan
b. Pembedahan

c. Konsumsi alkohol dalam jumlah besar atau makanan yang kaya akan protein purin

d. Kelelahan

e. Stres secara emosional

f. Penyakit dan sejumlah obat yang menghambat sekresi asam urat, seperti salisilat dosis

kecil, hidroklorotiazid (diuretik), asam-asam keton hasil pemecahan lemak sebagai

akibat dari terlalu banyak mengkonsumsi lemak

g. Kedinginan

3.3.3 Hiperurisemia

Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah

diatas normal. Secara biokimia akan terjadi hipersaturasi yaitu kelarutan asam urat di serum yang

melewati ambang batasnya. Batasan hiperurisemia secara ideal yaitu kadar asam urat diatas 2

standar deviasi hasil laboratorium pada populasi normal (Hidayat, 2009). Biasanya kadar asam

urat serum pada penderita gout lebih dari 6.5-7,0 mg/dl. Kadar normal asam urat dalam darah

adalah 2-5,6 mg/dL untuk perempuan dan 3-7,2 mg/dL untuk laki-laki.

Gambar 3.2 Kristal Asam Urat.

3.3.4 Gout Arthritis


Gambar 3.3 Gout Arthritis.

Penurunan urat serum dapat mencetuskan pelepasan kristal monosodium urat dari

depositnya dalam tofi (crystal shedding). Pada beberapa pasien gout atau dengan hiperurisemia

asimtomatik kristal urat ditemukan pada sendi metatarsofalangeal dan lutut yang sebelumnya

tidak pernah mendapatkan serangan akut. Kristal monosodium urat cenderung untuk mengendap

pada jaringan jika konsentrasinya dalam plasma lebih 8-9 mg/dl. Pada PH 7 atau lebih asam urat

ada dalam bentuk monosodium urat (Depkes, 2006). Endapan terjadi pada permukaan atau pada

rawan sendi atau pada synovium dan juga struktur sendi termasuk bursa, tendon dan selaputnya

(Hamdani, 1993).

Kristal natrium urat yang mengendap disebut tofi yang berasal dari kata tufa yang berarti

batu karang. Jika tofi berada di persendian, akan terjadi arthritis gout akut, sakit rematik, atau

radang sendi. Lama kelamaan, keadaan itu akan mengakibatkan kerusakan sendi dan

menimbulkan arthritis gout kronis. Pada arthritis gout, rasa nyeri yang terjadi pada sendi

mempunyai karakteristik berupa serangan hebat yang timbul sering dimulai pada tengah malam,

padahal pada malam hari tidak merasakan sesuatu apapun. Tofi juga menumpuk di telinga,

tendon, bursa, ginjal, pembulu darah. Di dalam ginjal, tofi akan membentuk batu asam urat yang

biasa dikenal masyarakat sebagai batu ginjal. Tidak semua batu ginjal berasal dari tofi asam urat,

tapi juga dapat berasal dari kalsium oksalat atau phospat. Pada telinga dan jari, ukuran tofi mulai

sebesar ujung jarum pentul hingga sebesar kelereng. Serangan gout pertama hanya menyerang
satu sendi dan berlangsung selama beberapa hari, kemudian gejala menghilang secara bertahap,

dimana sendi kembala berfungsi dan tidak muncul gejala hingga muncul serangan berikutya

(Iskandar, 2012). Serangan pertama umunya mengenai jempol kaki (MTP 1) yakni kira-kira 70%

(Hamdani, 1993). 3-14% serangan juga bisa terjadi di banyak sendi (poliarthritis). Biasanya

urutan sendi yang terkena serangan gout (poliarthritis) berulang adalah: ibu jari kaki (podogra),

sendi tarsal kaki, pergelangan kaki, sendi kaki belakangan, pergelangan tangan, lutut, dan bursa

olekranon pada siku (Iskandar, 2012). Perjalanan arthritis pirai terdiri atas beberapa stadium.

Tanda-tanda penyakit gout pada stadium permulaan ditandai oleh hiperurisemia asimptomatis

selama beberapa tahun tanpa diketahui penderita karena tidak ada gangguan apapun yang

menyebabkan penderita merasa kesakitan. Pada stadium ini, terjadi peningkatan kadar asam urat

tanpa disertai arthritis, tofi, maupun batu ginjal.

Gambar 3.4 Tofus.

Stadium selanjutnya, serangan radang sendi disertai dengan rasa nyeri yang hebat,

bengkak, terasa panas pada sendi kaki. Serangan ini akan hilang. sendiri dalam beberapa hari (10

hari) dan bila diberi obat akan sembuh dalam waktu kurang lebih tiga hari. Interval serangan

yang cukup lama dan sendi masih dalam keadaan normal disebut arthritis gout akut. Setelah satu

sampai dua tahun berikutnya, interval serangan bertambah pendek, terbentuk tofi dan deformasi

atau perubahan bentuk pada sendi-sendiyang tidak dapat berubah ke bentuk seperti semula, ini

disebut sebagai suatu gejala yang irreversibel. Gejala berupa kulit diatasnya akan berwarna
merah atau keunguan, kencang dan licin, serta terasa hangat dan nyeri jika digerakkan, serta

muncul benjolan pada sendi yang disebut tofus. Jika sudah lima hari, kulit diatasnya akan

berwarna merah kusam dan terkelupas (deskuamasi). Pada kondisi ini, frekuensi kambuh akan

penyakit ini semakin sering dan disertai rasa sakit yang lebih menyiksa akibat adanya tofi

(Iskandar, 2012)

3.3.5 Komplikasi

1. Penyakit Ginjal

Komplikasi asam urat yang paling umum adalah gangguan-gangguan pada ginjal. Pada

penderita asam urat ada dua penyebab gangguan pada ginjal yaitu terjadinya batu ginjal (batu

asam urat) dan risiko kerusakan ginjal. Batu asam urat terjadi pada penderita yang memiliki

asam urat lebih tinggi dari 13 mg/dl. Jika kadar di dalam darah terlalu tinggi maka asam urat

yang berlebih akan membentuk kristal dalam darah. Apabila jumlahnya semakin banyak, akan

mengakibatkan penumpukkan dan pembentukkan batu ginjal. Batu ginjal terbentuk ketika urine

mengandung substansi yang membentuk kristal, seperti kalsium, oksalat dan asam urat. Pada saat

yang sama, urine mungkin kekurangan substansi yang mencegah kristal menyatu. Kedua hal ini

menjadikannya sebua lingkungan yang ideal untuk terbentuknya batu ginjal. Batu ginjal tidak

menampakan gejala sampai batu ginjal tersebut bergerak di dalam ginjal atau masuk ke saluran

kemih (ureter), suatu saluran yang menghubungkan ginjal dan kandungan kemih. Terdapat tiga

bentuk kelainan ginjal yang diakibatkan hiperurisemia dan gout:

a. Nefropati urat yaitu deposisi kristal urat di interstitial medulla dan pyramid ginjal,

merupakan proses yang kronik, ditandai dengan adanya reaksi sel giant di sekitarnya.
b. Nefropati asam urat yaitu presipitasi asam urat dalam jumlah yang besar pada duktur

kolektivus dan ureter, sehingga menimbulkan keadaan gagal ginjal akut. Disebut juga

sindrom lisis tumor, dan sering didapatkan pada pasien leukemia dan limfoma pasca

kemoterapi.

c. Nefrolitiasis yaitu batu ginjal yang didapatkan pada 10-25% dengan gout primer

2. Penyakit Jantung

Kelebihan asam urat dalam tubuh (hiperurisemia) membuat seseorang berpotensi terkena

serangan jantung. Hubungan antara asam urat dengan penyakit jantung adalah adanya kristal

asam urat yang dapat merusak endotel atau pembuluh darah koroner. Hiperurisemia juga

berhubungan dengan sindroma metabolik atau resistensi insulin, yaitu kumpulan kelainan-

kelainan dengan meningkatnya kadar insulin dalam darah, hipertensi, sklerosis.

3. Penyakit Diabetes Mellitus

Berdasarkan hasil studi baru Eswar Krishnan yang merupakan asisten Profesor

Rheumatology di Stanford University dengan hasil penelitian yang dipresentasikan di pertemuan

tahunan American College of Rheumatology didapati kesimpulan bahwa, kadar asam urat yang

tinggi dalam darah berkaitan dengan risiko peningkatan diabetes hampir 20% dan risiko

peningkatan kondisi yang mengarah pada perkembangan penyakit ginjal dari 40%.

3.3.6 Pencegahan

1. Pencegahan Primer

a. Pendidikan kesehatan

Usaha pencegahan serangan gout pada umumnya adalah dengan menghindari segala

sesuatu yang dapat menjadi pencetus serangan, sehingga kita harus mengetahui makanan

yang dapat memperbesar terjadinya risiko asam urat misalnya latihan fisik berlebihan,
stress dan makanan yang mengandung purin berlebih seperti daging, jeroan (ginjal, hati),

bahkan ikan asin. Adapun klasifikasi makanan berdasarkan kadar purinnya yaitu :

 Makanan kadar purin tinggi (150-180 mg/100 gram), misal: jeroan (hati, ginjal,

jantung, limpa ,paru, otak dan saripati daging).

 Makanan kadar purin sedang (50 – 150 mg/100 gram), misal: daging sapi, udang,

kepiting, cumi, kerang, kacang-kacangan, bayam, kembang kol, kangkung, asparagus

dan jamur.

 Makanan kadar purin rendah (di bawah 50 mg/ 100 gram), misal: gula, telor dan

susu.

Tabel 3.1 Anjuran Diet Rendah Purin.

b. Spesifik Proteksi

 Minum yang cukup untuk membantu memperlancar pembuangan asam urat oleh

tubuh

 Mengurangi berat badan

 Mengurangi keletihan atau aktifitas berlebihan


 Menghindari stress yang dapat memicu kemarahan

 Menghindari minuman yang mengandung alkohol

 Menggunakan air hangat untuk mandi karena air hangat dapat memperlancar

pergerakan sendi

 Istirahat yang cukup di malam hari 8 hingga 9 jam per hari.

2. Pencegahan Sekunder

a. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium darah di gunakan untuk diagnosis hiperurisemia, sedangkan

pemeriksaan urin untuk melihat ekskresi urat dan mendeteksi batu ginjal. Kadar normal

asam urat dalam darah adalah 2 sampai 6 mg/dL untuk perempuan dan 3 sampai 7,2 mg/dL

untuk laki-laki. Bagi yang berusia lanjut kadar tersebut lebih tinggi.

b. Terapi Obat

Pada kasus hiperurisemia tanpa gejala tidak memerlukan pengobatan, tetapi dapat di

cegah dengan terapi diet saja yang menjadi masalah adalah jika sendi yang rusak sudah

mengandung kristal-kristal urat, sehingga sistem imunitas tubuh akan menyerang benda

asing tersebut. Pengobatan di gunakan untuk menurunkan kadar asam urat di dalam darah,

misalnya alopurinol yang bekerja sebagai inhibitor menekan produksi asam urat. Atau obat

urikosurik, misalnya probenesid untuk membantu mempercepat pembuangan asam urat

lewat ginjal. Obat penurun asam urat juga di perlukan, obat untuk mengatasi radang dan

rasa sakit yaitu golongan OAINS (obat anti inflamasi non steroid) seperti indometasin,

ibuprofen, ketoprofen, atau deklofenak. Sedangkan untuk pencegahan serangan berulang,

biasanya diberikan kolkisin.

3. Pencegahan Tersier
a. Pembatasan Purin

Apabila telah terjadi pembengkakan sendi atau kadar asam urat serum lebih dari 10mg/dl,

penderita harus diberikan diet bebas purin. Namun pada, pada kenyataannya tidak mungkin

merencanakan diet tanpa purin karena hampir semua bahan makanan sumber protein

mengandung nulkeoprotein. Diet yang normal biasanya mengandung 600-1.000 mg purin

per hari. Oleh karena itu, diet bagi penderita gout harus dikurangi kandungan purinnya

hingga kira-kira hanya mengonsumsi sekitar mg purin per hari.

b. Kalori Sesuai dengan Kebutuhan

Bagi penderita gout yang kelebihan berat badan harus menurunkan berat badannya

dengan memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Jumlah kalori disesuai kebutuhan dan

dijaga agar jangan sampai mengakibatkan kurang gizi atau berat badan dibawah normal.

Kekurangan kalori akan meningkatkan asam urat serum dengn adanya keton bodies yang

dapat mengurangipengeluaran asam urat melalui urin.

c. Tinggi Karbohidrat

Karbohidrat diberikan sesuai dengan kebutuhan kalori. Karbohidrat kompleks, seperti

nasi, singkong, roti, ubi, sangat baik dikonsumsi oleh penderita gout karena dapat

meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin.

d. Rendah Protein

Penderita gout diberikan diet rendah protein karena protein dapat meningkatkan produksi

asam urat, terutama protein yang berasal dari bahan akanan hewani. Sumber makanan yang

mengandung protein tinggi misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa.

e. Rendah Lemak
Lemak dapat menghambat eksresi asam urat melalui urin. Oleh karena itu, penderita gout

sebaiknya diberi diet rendah lemak. Penderita harus membatasi makanan yang digoreng

dan bersantan serta menghindari penggunaan margarin (berasal dari produk nabati) atau

mentega (berasal dari produk hewani).

f. Tinggi Cairan

Konsumsi cairan yang tinggi, terutama dari minuman, dapat membantu pengeluaran

asam urat melalui urin. Usahakan dapat menghabiskan minuman sebanyak 2,5 liter atau

sekitar 10 gelas sehari.

3.4 Alat bantu Penyuluhan

Leaflet, Laptop dan LCD Proyektor.


BAB 4

PELAKSANAAN PENYULUHAN

4.1. Waktu pelaksanaan penyuluhan

 Hari dan Tanggal : Selasa, 14 Maret 2017

 Waktu : pukul 07.30 – 08.15 WIB

4.2. Tempat penyuluhan

Ruang tunggu pasien, Puskesmas Pesantren I, Kota Kediri

4.3. Sasaran dan Jumlah peserta

 Sasaran

Seluruh pasien yang menunggu di ruang tunggu pasien, Puskesmas Pesantren I, Kota

Kediri.

 Jumlah peserta 20 orang

4.4. Susunan Acara

 Pembukaan

 Pembagian absensi/daftar hadir

 Pembagian Leaflet

 Penyampaian materi penyuluhan

 Sesi Pertanyaan

 Pembagian Door prize

 Penutup.
BAB 5

HASIL KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan ini diikuti oleh seluruh pasien yang menunggu di ruang tunggu

pasien, Puskesmas Pesantren I, Kota Kediri. Penyuluhan dibagi dalam 5 sesi, dimulai dengan

pemberian materi tentang Diet untu Penyakit Asam Urat. Penyuluhan menggunakan bantuan

laptop serta LCD proyektor berisi tentang materi penyuluhan serta gambar-gambar sehingga

dapat menarik perhatian peserta dan peserta tampak cukup antusias merespon materi yang

diberikan. Sebelum penyajian materi, panitia membagikan leaflet bagi semua peserta agar

peserta mengetahui materi penyuluhan yang akan disampaikan. Setelah pemberian materi,

dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab. Pada sesi ini di batasi selama 15 menit. Setelah itu acara

diakhiri dengan pembagian doorprize. Doorprize diberikan pada 3 pasien yang melakukan tanya

jawab sebagai wujud terimakasih atas perhatian dan antusiasmenya.


BAB 6

PENUTUP

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-

Nya yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kegiatan penyuluhan yang kami laksanakan

di ruang tunggu pasien, Puskesmas Pesantren I, Kota Kediri, dapat dilaksanakan dengan baik.

Besar harapan kami kegiatan ini dapat memberi manfaat dan menambah pengetahuan

kepada pasien, sehingga lebih memahami dan mengerti mengenai penyakit Asam Urat serta

penerapan diet rendah purin.

Tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak

yang terkait, pembimbing Puskesmas Pesantren I Kota Kediri serta Staf dan Petugas Puskesmas,

atas kerjasamanya dan partisipasinya demi terselenggaranya kegiatan penyuluhan ini.

Sebagai pelaksana kegiatan, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam

kegiatan penyuluhan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk

meningkatkan kegiatan serupa di masa yang akan datang. Kami mohon maaf yang sebesar-

besarnya apabila ada kesalahan yang secara sengaja maupun tidak sengaja kami lakukan. Akhir

kata kami para mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammdiyah Malang mengucapkan

banyak terima kasih, atas bantuan semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan

penyuluhan ini.
DAFTAR HADIR

DOKUMENTASI PENYULUHAN

Anda mungkin juga menyukai