Penyuluhan As Urat - Seisa
Penyuluhan As Urat - Seisa
Disusun Oleh :
Seisa Gumelar Nastity 201510401011055
Pembimbing
dr. Gita Sekar Prihanti MPd. Ked
dr. Djaka Handaya, MPH
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penyuluhan individu dengan judul “Diet untuk
Penyakit Asam Urat” untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan laporan penyuluhan individu ini
masih jauh dari sempurna, tetapi penulis mencoba untuk memberikan yang terbaik dengan segala
keterbatasan yang penulis miliki. Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada dr. Gita Sekar P, M.Pd,Ked dan dr. Djaka Handaja, MPH selaku
pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama
mengikuti Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Kritik dan saran penulis harapkan guna memperoleh hasil yang lebih baik dalam
menyempurnakan laporan penyuluhan individu ini. Semoga dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan pembaca pada umumnya. Amin ya rabbal alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
Cover........................................................................................................................iKata
Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi .................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ........................................................................................................ 3
BAB 2 PERSIAPAN PENYULUHAN ................................................................ 5
2.1 Panitian Kegiatan` ........................................................................................ 5
2.2 Koordinasi dengan Badan Kesekertariatan ................................................. 5
2.3 Perdiapan Tempat Penyuluhan .................................................................... 6
2.4 Persiapan Materi Penyuluhan ...................................................................... 6
BAB 3 SARANA, METODE DAN MATERI PENYULUHAN ....................... 7
3.1 Sasaran ......................................................................................................... 7
3.2 Metode ......................................................................................................... 7
3.3 Materi Penyuluhan ....................................................................................... 8
3.4 Alat Bantu Penyuluhan................................................................................19
BAB 4 PELAKSANAAN PENYULUHAN .........................................................20
4.1 Waktu Pelaksanaan Penyuluhan..................................................................20
4.2 Tempat Penyuluhan.....................................................................................20
4.3 Sasaran dan Jumlah Peserta.........................................................................20
4.4 Susunan Acara.............................................................................................20
BAB 5 HASIL KEGIATAN................................................................................21
BAB 6 PENUTUP.................................................................................................22
Lampiran.................................................................................................................23
BAB 1
PENDAHULUAN
Gaya hidup yang mengkonsumsi makanan dengan kadar purin tinggi dapat
menyebabkan kenaikan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia). Hiperurisemia adalah
keadaan di mana kadar asam urat dalam darah lebih dari 7 mg/dl untuk pria dan 6 mg/dl untuk
wanita. Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang tidak larut dalam air dan
dapat mengendap dalam bentuk kristal pada persendian dan ginjal yang dapat menyebabkan
hiperurisemia hingga gout. Gout seringkali disebut juga sebagai “penyakit para raja”, karena
sejak dulu dikaitkan dengan gaya hidup masyarakat makmur yang tidak menjaga asupan
makanan. Hiperurisemia ditandai dengan serangan nyeri sendi mendadak dan berulang yang
Hiperurisemia dapat disebabkan kelainan metabolisme purin hingga terbentuk asam urat atau
eksresi asam urat yang sedikit. Untuk mencegah terjadinya hiperurisemia perlu menghindari
Prevalensi gout di Amerika Serikat 2,6% dalam 1000 kasus, dan 10% kasus gout terjadi
pada hiperurisemia sekunder. Dari 90% pasien gout primer adalah laki-laki berusia diatas 30
tahun dan diperkirakan 15 dari setiap 100 pria Amerika Serikat itu berada dalam resiko gout.
beberapa penelitian di Sinjai, Sulawesi Selatan didapatkan angka kejadian hiperurisemia pada
pria 10% dan pada wanita 4% dengan kadarasam urat rata-rata pada pria 7,4 mg/dl dan wanita
5,6 mg/dl. Di Minahasa, Sulawesi Utara dan Karema sebesar 34,3% pada pria dan 23,31%
pada wanita dengan kadar asam urat pada pria rata-rata sebesar 7,90mg/dl dan wanita
6,70mg/dl. Prevalensi hiperurisemia pada penduduk di Jawa Tengah sebesar 24,3% pada laki-
laki dan 11,7% pada wanita dengan kadar asam urat rata-rata pad apria 7,2 mg/dl dan 6,10
hiperurisemia dan gout akan terus meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Third National
Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III), menyatakan bahwa hal ini akan
meningkat sebanding dengan peningkatan konsumsi daging dan seafood sebagai salah satu
makanan dengan kandungan purin tinggi. Selain pengontrolan kadar asam urat, pengendalian
diet purin menjadi bagian penting dari tatalaksana hiperurisemia dan gout. Penelitian Zhang
pada 2006 menyatakan bahwa pengetahuan pasien dan gaya hidup yang tepat mengenai diet
purin adalah aspek inti dari manajemen pengelolaan gout. Shulten juga membahas
pengetahuan dan sikap gizi professional memberi pengaruh pada pengelolaan makanan pasien
gout.2
1.2 Tujuan
Memberikan pengetahuan tentang penyakit asam urat pada masyarakat, tanda dan gejala
tingginya asam urat, cara pencegahan agar tidak dapat terhindar dari penyakit, dan
menjelaskan tentang pola diet yang dapat diterapkan untuk menyakit asam urat.
2. Menjelaskan penyakit dan komplikasi yang didapat dari kadar asam urat yang tinggi
1.3 Manfaat
setempat. Menjadi sarana dalam membagi ilmu pada masyarakat. Serta telah membantu,
Puskesmas Pesantren I.
Masyarakat aka mendapat ilmu pengetahuan baru yang mungkin baru pertama kali
terutama terkait penyakit asam urat. Selain itu berguna pula sebagai bahan informasi dan
PERSIAPAN PENYULUHAN
Perlengkapan : Nasrul An Nafiq, Tri Rohmanto, Galih Mega Putra, Teti Puspita Sari,
Kediri
dilakukan adalah:
a. Menentukan waktu dan tempat penyuluhan yang disesuaikan dengan jadwal kegiatan
Puskesmas
b. Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk kelancaran proses penyuluhan
a. Pembuatan materi penyuluhan dan leaflet dikerjakan oleh tim penanggung jawab
penyuluhan.
b. Alat bantu penyuluhan berupa Laptop, LCD proyektor dan Sound System disiapkan
Pesantren 1.
c. Mempersiapkan Kuis dan Door prize oleh tim penanggung jawab penyuluhan.
BAB 3
3.1 Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah seluruh pasien yang menunggu di ruang tunggu pasien,
3.2 Metode
a. Pembagian Leaflet
Diberikan selembar Leaflet yang berisi informasi tentang Diet Rendah Purin pada
seluruh pasien yang menunggu di ruang tunggu pasien, Puskesmas Pesantren I, Kota
Kediri.
b. Ceramah
c. Tanya Jawab
Tanya jawab dilakukan dalam waktu kurang lebih 10 menit tentang materi tersebut.
d. Pembagian Doorprize
Pembagian doorprize berupa bingkisan dan cinderamata kepada 3 pasien yang yang
DNA dan RNA. Ada dua sumber utama purin, yaitu purin yang diproduksi sendiri oleh tubuh
dan purin yang didapatkan dari asupan makanan. Zat purin yang diproduksi oleh tubuh
jumlahnya mencapai 85%. Untuk mencapai 100%, tubuh manusia hanya memerlukan asupan
purin dari luar tubuh (makanan) sebesar 15%. Ketika asupan purin masuk kedalam tubuh
melebihi 15%, akan terjadi penumpukan zat purin. Akibatnya, asam urat akan ikut menumpuk.
Asam urat sebenarnya memiliki fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai antioksidan dan
bermanfaat dalam regenerasi sel. Setiap peremajaan sel, kita membutuhkan asam urat. Jika tubuh
kekurangan asam urat sebagai antioksidan maka akan banyak oksidasi atau radikal bebas yang
bisa membunuh sel-sel kita. Metabolisme tubuh secara alami menghasilkan asam urat.
Asam urat terbentuk dari hasil metabolisme ikatan kimia yang mengandung nitrogen yang
terdapat dalam asam nukleat yang disebut purin. Asam urat dapat diabsorbsi melalui mukosa
Pada manusia, sebagian besar purin dalam asam nukleat yang dimakan langsung diubah
menjadi asam urat, tanpa terlebih dahulu digabung dengan asam nukleat tubuh. Asam urat
sebagian merupakan produk akhir yang dieksresikan dari pemecahan purin pada manusia.
Enzim yang berperan dalam sintesis asam urat adalah xantin oksidase yang sangat aktif
bekerja dalam hati, usus halus, dan ginjal. Tanpa bantuan enzim ini, asam urat tidak dapat
dibentuk.
Gambar 3.1 Turn over asam urat.
Menurut Iskandar, 2012 penyebab asam urat darah tinggi (hiperurisemia) terjadi karena:
a. Gout primer metabolik terjadi karena sintesa atau pembentukan asam urat yang
berlebihan.
b. Gout sekunder metabolik terjadi karena pembentukan asam urat berlebihan karena
a. Gout renal primer terjadi karena gangguan eksresi asam urat di tubuli distal ginjal yang
sehat.
b. Gout renal sekunder disebabkan oleh ginjal yang rusak, misalnya pada glomerulonefritis
3. Perombakan dalam usus yang berkurang. Serangan gout (arthritis gout akut) secara
a. Luka ringan
b. Pembedahan
c. Konsumsi alkohol dalam jumlah besar atau makanan yang kaya akan protein purin
d. Kelelahan
f. Penyakit dan sejumlah obat yang menghambat sekresi asam urat, seperti salisilat dosis
g. Kedinginan
3.3.3 Hiperurisemia
Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah
diatas normal. Secara biokimia akan terjadi hipersaturasi yaitu kelarutan asam urat di serum yang
melewati ambang batasnya. Batasan hiperurisemia secara ideal yaitu kadar asam urat diatas 2
standar deviasi hasil laboratorium pada populasi normal (Hidayat, 2009). Biasanya kadar asam
urat serum pada penderita gout lebih dari 6.5-7,0 mg/dl. Kadar normal asam urat dalam darah
adalah 2-5,6 mg/dL untuk perempuan dan 3-7,2 mg/dL untuk laki-laki.
Penurunan urat serum dapat mencetuskan pelepasan kristal monosodium urat dari
depositnya dalam tofi (crystal shedding). Pada beberapa pasien gout atau dengan hiperurisemia
asimtomatik kristal urat ditemukan pada sendi metatarsofalangeal dan lutut yang sebelumnya
tidak pernah mendapatkan serangan akut. Kristal monosodium urat cenderung untuk mengendap
pada jaringan jika konsentrasinya dalam plasma lebih 8-9 mg/dl. Pada PH 7 atau lebih asam urat
ada dalam bentuk monosodium urat (Depkes, 2006). Endapan terjadi pada permukaan atau pada
rawan sendi atau pada synovium dan juga struktur sendi termasuk bursa, tendon dan selaputnya
(Hamdani, 1993).
Kristal natrium urat yang mengendap disebut tofi yang berasal dari kata tufa yang berarti
batu karang. Jika tofi berada di persendian, akan terjadi arthritis gout akut, sakit rematik, atau
radang sendi. Lama kelamaan, keadaan itu akan mengakibatkan kerusakan sendi dan
menimbulkan arthritis gout kronis. Pada arthritis gout, rasa nyeri yang terjadi pada sendi
mempunyai karakteristik berupa serangan hebat yang timbul sering dimulai pada tengah malam,
padahal pada malam hari tidak merasakan sesuatu apapun. Tofi juga menumpuk di telinga,
tendon, bursa, ginjal, pembulu darah. Di dalam ginjal, tofi akan membentuk batu asam urat yang
biasa dikenal masyarakat sebagai batu ginjal. Tidak semua batu ginjal berasal dari tofi asam urat,
tapi juga dapat berasal dari kalsium oksalat atau phospat. Pada telinga dan jari, ukuran tofi mulai
sebesar ujung jarum pentul hingga sebesar kelereng. Serangan gout pertama hanya menyerang
satu sendi dan berlangsung selama beberapa hari, kemudian gejala menghilang secara bertahap,
dimana sendi kembala berfungsi dan tidak muncul gejala hingga muncul serangan berikutya
(Iskandar, 2012). Serangan pertama umunya mengenai jempol kaki (MTP 1) yakni kira-kira 70%
(Hamdani, 1993). 3-14% serangan juga bisa terjadi di banyak sendi (poliarthritis). Biasanya
urutan sendi yang terkena serangan gout (poliarthritis) berulang adalah: ibu jari kaki (podogra),
sendi tarsal kaki, pergelangan kaki, sendi kaki belakangan, pergelangan tangan, lutut, dan bursa
olekranon pada siku (Iskandar, 2012). Perjalanan arthritis pirai terdiri atas beberapa stadium.
Tanda-tanda penyakit gout pada stadium permulaan ditandai oleh hiperurisemia asimptomatis
selama beberapa tahun tanpa diketahui penderita karena tidak ada gangguan apapun yang
menyebabkan penderita merasa kesakitan. Pada stadium ini, terjadi peningkatan kadar asam urat
Stadium selanjutnya, serangan radang sendi disertai dengan rasa nyeri yang hebat,
bengkak, terasa panas pada sendi kaki. Serangan ini akan hilang. sendiri dalam beberapa hari (10
hari) dan bila diberi obat akan sembuh dalam waktu kurang lebih tiga hari. Interval serangan
yang cukup lama dan sendi masih dalam keadaan normal disebut arthritis gout akut. Setelah satu
sampai dua tahun berikutnya, interval serangan bertambah pendek, terbentuk tofi dan deformasi
atau perubahan bentuk pada sendi-sendiyang tidak dapat berubah ke bentuk seperti semula, ini
disebut sebagai suatu gejala yang irreversibel. Gejala berupa kulit diatasnya akan berwarna
merah atau keunguan, kencang dan licin, serta terasa hangat dan nyeri jika digerakkan, serta
muncul benjolan pada sendi yang disebut tofus. Jika sudah lima hari, kulit diatasnya akan
berwarna merah kusam dan terkelupas (deskuamasi). Pada kondisi ini, frekuensi kambuh akan
penyakit ini semakin sering dan disertai rasa sakit yang lebih menyiksa akibat adanya tofi
(Iskandar, 2012)
3.3.5 Komplikasi
1. Penyakit Ginjal
Komplikasi asam urat yang paling umum adalah gangguan-gangguan pada ginjal. Pada
penderita asam urat ada dua penyebab gangguan pada ginjal yaitu terjadinya batu ginjal (batu
asam urat) dan risiko kerusakan ginjal. Batu asam urat terjadi pada penderita yang memiliki
asam urat lebih tinggi dari 13 mg/dl. Jika kadar di dalam darah terlalu tinggi maka asam urat
yang berlebih akan membentuk kristal dalam darah. Apabila jumlahnya semakin banyak, akan
mengakibatkan penumpukkan dan pembentukkan batu ginjal. Batu ginjal terbentuk ketika urine
mengandung substansi yang membentuk kristal, seperti kalsium, oksalat dan asam urat. Pada saat
yang sama, urine mungkin kekurangan substansi yang mencegah kristal menyatu. Kedua hal ini
menjadikannya sebua lingkungan yang ideal untuk terbentuknya batu ginjal. Batu ginjal tidak
menampakan gejala sampai batu ginjal tersebut bergerak di dalam ginjal atau masuk ke saluran
kemih (ureter), suatu saluran yang menghubungkan ginjal dan kandungan kemih. Terdapat tiga
a. Nefropati urat yaitu deposisi kristal urat di interstitial medulla dan pyramid ginjal,
merupakan proses yang kronik, ditandai dengan adanya reaksi sel giant di sekitarnya.
b. Nefropati asam urat yaitu presipitasi asam urat dalam jumlah yang besar pada duktur
kolektivus dan ureter, sehingga menimbulkan keadaan gagal ginjal akut. Disebut juga
sindrom lisis tumor, dan sering didapatkan pada pasien leukemia dan limfoma pasca
kemoterapi.
c. Nefrolitiasis yaitu batu ginjal yang didapatkan pada 10-25% dengan gout primer
2. Penyakit Jantung
Kelebihan asam urat dalam tubuh (hiperurisemia) membuat seseorang berpotensi terkena
serangan jantung. Hubungan antara asam urat dengan penyakit jantung adalah adanya kristal
asam urat yang dapat merusak endotel atau pembuluh darah koroner. Hiperurisemia juga
berhubungan dengan sindroma metabolik atau resistensi insulin, yaitu kumpulan kelainan-
Berdasarkan hasil studi baru Eswar Krishnan yang merupakan asisten Profesor
tahunan American College of Rheumatology didapati kesimpulan bahwa, kadar asam urat yang
tinggi dalam darah berkaitan dengan risiko peningkatan diabetes hampir 20% dan risiko
peningkatan kondisi yang mengarah pada perkembangan penyakit ginjal dari 40%.
3.3.6 Pencegahan
1. Pencegahan Primer
a. Pendidikan kesehatan
Usaha pencegahan serangan gout pada umumnya adalah dengan menghindari segala
sesuatu yang dapat menjadi pencetus serangan, sehingga kita harus mengetahui makanan
yang dapat memperbesar terjadinya risiko asam urat misalnya latihan fisik berlebihan,
stress dan makanan yang mengandung purin berlebih seperti daging, jeroan (ginjal, hati),
bahkan ikan asin. Adapun klasifikasi makanan berdasarkan kadar purinnya yaitu :
Makanan kadar purin tinggi (150-180 mg/100 gram), misal: jeroan (hati, ginjal,
Makanan kadar purin sedang (50 – 150 mg/100 gram), misal: daging sapi, udang,
dan jamur.
Makanan kadar purin rendah (di bawah 50 mg/ 100 gram), misal: gula, telor dan
susu.
b. Spesifik Proteksi
Minum yang cukup untuk membantu memperlancar pembuangan asam urat oleh
tubuh
Menggunakan air hangat untuk mandi karena air hangat dapat memperlancar
pergerakan sendi
2. Pencegahan Sekunder
a. Pemeriksaan Laboratorium
pemeriksaan urin untuk melihat ekskresi urat dan mendeteksi batu ginjal. Kadar normal
asam urat dalam darah adalah 2 sampai 6 mg/dL untuk perempuan dan 3 sampai 7,2 mg/dL
untuk laki-laki. Bagi yang berusia lanjut kadar tersebut lebih tinggi.
b. Terapi Obat
Pada kasus hiperurisemia tanpa gejala tidak memerlukan pengobatan, tetapi dapat di
cegah dengan terapi diet saja yang menjadi masalah adalah jika sendi yang rusak sudah
mengandung kristal-kristal urat, sehingga sistem imunitas tubuh akan menyerang benda
asing tersebut. Pengobatan di gunakan untuk menurunkan kadar asam urat di dalam darah,
misalnya alopurinol yang bekerja sebagai inhibitor menekan produksi asam urat. Atau obat
lewat ginjal. Obat penurun asam urat juga di perlukan, obat untuk mengatasi radang dan
rasa sakit yaitu golongan OAINS (obat anti inflamasi non steroid) seperti indometasin,
3. Pencegahan Tersier
a. Pembatasan Purin
Apabila telah terjadi pembengkakan sendi atau kadar asam urat serum lebih dari 10mg/dl,
penderita harus diberikan diet bebas purin. Namun pada, pada kenyataannya tidak mungkin
merencanakan diet tanpa purin karena hampir semua bahan makanan sumber protein
per hari. Oleh karena itu, diet bagi penderita gout harus dikurangi kandungan purinnya
Bagi penderita gout yang kelebihan berat badan harus menurunkan berat badannya
dengan memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Jumlah kalori disesuai kebutuhan dan
dijaga agar jangan sampai mengakibatkan kurang gizi atau berat badan dibawah normal.
Kekurangan kalori akan meningkatkan asam urat serum dengn adanya keton bodies yang
c. Tinggi Karbohidrat
nasi, singkong, roti, ubi, sangat baik dikonsumsi oleh penderita gout karena dapat
d. Rendah Protein
Penderita gout diberikan diet rendah protein karena protein dapat meningkatkan produksi
asam urat, terutama protein yang berasal dari bahan akanan hewani. Sumber makanan yang
mengandung protein tinggi misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa.
e. Rendah Lemak
Lemak dapat menghambat eksresi asam urat melalui urin. Oleh karena itu, penderita gout
sebaiknya diberi diet rendah lemak. Penderita harus membatasi makanan yang digoreng
dan bersantan serta menghindari penggunaan margarin (berasal dari produk nabati) atau
f. Tinggi Cairan
Konsumsi cairan yang tinggi, terutama dari minuman, dapat membantu pengeluaran
asam urat melalui urin. Usahakan dapat menghabiskan minuman sebanyak 2,5 liter atau
PELAKSANAAN PENYULUHAN
Sasaran
Seluruh pasien yang menunggu di ruang tunggu pasien, Puskesmas Pesantren I, Kota
Kediri.
Pembukaan
Pembagian Leaflet
Sesi Pertanyaan
Penutup.
BAB 5
HASIL KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan ini diikuti oleh seluruh pasien yang menunggu di ruang tunggu
pasien, Puskesmas Pesantren I, Kota Kediri. Penyuluhan dibagi dalam 5 sesi, dimulai dengan
pemberian materi tentang Diet untu Penyakit Asam Urat. Penyuluhan menggunakan bantuan
laptop serta LCD proyektor berisi tentang materi penyuluhan serta gambar-gambar sehingga
dapat menarik perhatian peserta dan peserta tampak cukup antusias merespon materi yang
diberikan. Sebelum penyajian materi, panitia membagikan leaflet bagi semua peserta agar
peserta mengetahui materi penyuluhan yang akan disampaikan. Setelah pemberian materi,
dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab. Pada sesi ini di batasi selama 15 menit. Setelah itu acara
diakhiri dengan pembagian doorprize. Doorprize diberikan pada 3 pasien yang melakukan tanya
PENUTUP
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kegiatan penyuluhan yang kami laksanakan
di ruang tunggu pasien, Puskesmas Pesantren I, Kota Kediri, dapat dilaksanakan dengan baik.
Besar harapan kami kegiatan ini dapat memberi manfaat dan menambah pengetahuan
kepada pasien, sehingga lebih memahami dan mengerti mengenai penyakit Asam Urat serta
Tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak
yang terkait, pembimbing Puskesmas Pesantren I Kota Kediri serta Staf dan Petugas Puskesmas,
Sebagai pelaksana kegiatan, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
kegiatan penyuluhan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
meningkatkan kegiatan serupa di masa yang akan datang. Kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya apabila ada kesalahan yang secara sengaja maupun tidak sengaja kami lakukan. Akhir
kata kami para mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammdiyah Malang mengucapkan
banyak terima kasih, atas bantuan semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan
penyuluhan ini.
DAFTAR HADIR
DOKUMENTASI PENYULUHAN