Anda di halaman 1dari 13

MODUL 1 PENGENALAN INSTRUMENTASI LABORATORIUM

Immanuel Deo J.H.S (18015025)


Asisten: Fariz Azmi Pratama/13213035
Tanggal Percobaan: 07/09/2016
EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak 1. PENDAHULUAN
Praktikum Rangkaian Elektrik yang pertama pada
semester ketiga ini membahas mengenai Pengenalan Percobaan modul 1 ini terdiri dari 11
Instrumentasi Laboratorium. Secara umum, Praktikum ini percobaan.Percobaan pertama adalah
menitikberatkan pada pemahaman konsep untuk percobaan mengukur arus searah dengan
memperkenalkan, menggunakan, dan mengatur instrumen- multimeter. Multimeter yang digunakan
instrumen dasar pada Laboratorium Dasar Teknik adalah 1 Multimeter Analog(AMM) dan 2
Elektro. Contoh: Multimeter, Generator Sinyal, Osiloskop, Multimeter Digital (DMM 1 dan DMM 2).
Power Supply, rangkaian seri-parallel dan Percobaan ini menguji konsep dasar
sebagainya.Selain daripada mengenal instrumen-instrumen
mengenai apakah rangkaian bersifat seri-
tersebut, praktikum ini mengajarkan praktikan untuk
menggunakan setiap instrumen dengan saksama dan teliti, parallel dari sebuah multimeter bila
disertai dengan tata cara penggunaan yang baik dan benar digunakan untuk mencari arus. Pengukuran
pula. Secara garis besar, percobaan ini mengkhususkan dilakukan sebanyak tiga kali dengan variasi
praktikan untuk dapat menggunakan dan memanipulasi resistansi rangkaian yang berbeda-beda.
penggunaan dari setiap instrumen dengan keterbatasan alat Percobaan dilakukan dengan dua bagian
ukur. Sehingga tidak hanya mengerti cara besar, yaitu mengukur setiap nilai arus
menggunakannya, namun juga mengerti alasan mengapa dengan resistansi yang sudah ditentukan
alat ukur memiliki keterbatasan dalam ruang lingkup dengan masing-masing 1 multimeter, dan
tertentu didalam mengukur sesuatu yang ada di
bagian terakhir dengan 3 multimeter
modul,contohnya resistansi. Kesimpulan dari percobaan ini
sekaligus.
adalah multimeter dapat digunakan sebagai pengukur
tegangan, arus, dan hambatan. Osiloskop juga adalah alat Percobaan kedua secara konsep adalah sama
lain yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan. dengan percobaan satu, namun kali ini
Osiloskop juga dapat digunakan untuk mengukur
mengukur tegangan yang ada. Tipe
frekuensi, faktor penguatan, beda fasa, dan dapat
multimeter sama dengan percobaan 1. Ada 2
digunakan untuk mengamati karakteristik i-v komponen
dua terminal. bagian besar saat mengukur tegangan, yaitu
dengan multimeter satu per satu dan dengan
3 multimeter sekaligus. Konsep yang ada di
percobaan ini adalah mengenai susunan
rangkaian jika ingin mengukur Percobaan kedelapan adalah Mengukur
tegangan,yaitu parallel dengan multimeter. Tegangan Bolak-Balik. Acuan kali ini adalah
frekuensi, dengan mengukur terlebih
Percobaan ketiga adalah Mengukur
dahulu tegangan Generator Sinyal dengan
Tegangan AC. Percobaan ini caranya persis
yang sudah ditetapkan, yaitu 2 Vrms.
sama dengan percobaan kedua, namun
Kemudian dirangkai dengan osiloskop dan
dengan sumber yang berbeda, yaitu AC
multimeter untuk dianalisis Vpp(Voltage
(Generator Sinyal). Percobaan ini mengeset
peak-to peak) dan Vp(Voltage Peak) dari
Generator Sinyal pada acuan Frekuensi(Hz).
sebuah osiloskop dengan CH1 dan CH2.
Tegangan diukur satu persatu dengan
multimeter, dan juga sekaligus. Percobaan kesembilan adalah Mengukur
Beda Fasa. Secara teori pada modul
Percobaan keempat sama dengan percobaan
praktikum, ada dua cara untuk
ketiga, namun pada Generator Sinyal, yang
mengukurnya, yaitu Dual-Trace dan
jadi acuan bukan frekuensi, tetapi bentuk
Lissajous.Percobaan ini melibatkan dua cara
gelombang.
tersebut, dengan acuan frekuensi Generator
Percobaan kelima adalah Mengukur Sinyal 1 kHz dan tegangan sebesar 2Vpp.
Resistansi. Terdapat kit yang sudah ter-plot Hal ini kemudian dirangkai dengan kit yang
nilai-nilai resistansi yang akan di teliti. sudah ada. Tujuan dari percobaan ini adalah
Setiap resistansi sudah ada warna mendapatkan sketsa tampilan dan beda fasa
spesifiknya, dan kali ini mengukur nilai untuk masing-masing cara.
resistansi dengan 3 multimeter sebelumnya.
Percobaan kesepuluh adalah Mengukur
Namun, sebagai tambahan, untuk
Frekuensi. Power supply digunakan sebagai
Multimeter Digital kedua(DMM 2), sumber listrik DC. Kemudian, sinyal DC dari
ditambahkan 4W(4 Wires), sehingga total power supply dimasukkan ke dalam osilator
pengukuran multimeter ada 4. sehingga outputnya menjadi sinyal yang
bentuknya mirip sinus. Setelah itu, sinyal
Percobaan keenam adalah Mengecek
dimasukkan ke osiloskop untuk diukur
Kalibrasi. Percobaan ini bermaksud untuk
frekuensinya.
mengecek sebuah osiloskop, apakah sudah
terkalibrasi atau belum. Kalau belum, maka Percobaan kesebelas adalah Mengukur
dilakukan kalibrasi. Di display Osiloskop Faktor Penguatan. Kit Osiloskop dan
Generator Sinyal terhubung dengan power
terdapat harga kalibrator dengan skala
supply.Input kali ini adalah gelombang
pembacaan tertentu.Percobaan ini
sinus 1 kHz 2Vpp dari Generator Fungsi.
mengukur Perioda, Tegangan, dan Percobaan ini menggunakan 2 cara, yaitu
Frekuensi sesuai dengan acuan harga Langsung(mode X-Y) dan Dual-Trace.
kalibrator.

Percobaan ketujuh adalah Mengukur


Tegangan Searah. Percobaan ini 2. STUDI PUSTAKA
menggunakan multimeter untuk mengukur
2.1 MULTIMETER
tegangan searah dari sebuah output power
supply DC yang terdisplay di Osiloskop, Multimeter atau multitester adalah alat
dengan CH1 dan CH2 yang ada di osiloskop. pengukur listrik yang sering dikenal sebagai
VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat
mengukur tegangan (voltmeter), hambatan 2.2 OSILOSKOP
(ohm-meter), maupun arus (amperemeter). Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang
Ada dua kategori multimeter: multimeter berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal
digital atau DMM (digital multi-meter), dan listrik agar dapat dilihat dan dipelajari.
multimeter analog. Masing-masing kategori Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar
dapat mengukur listrik AC, maupun katode. Peranti pemancar elektron
listrik DC [1]. memproyeksikan sorotan elektron ke layar
Alat ukur ini sangat berguna untuk masalah tabung sinar katode. Sorotan elektron
troubleshooting di rumah, kelistrikan mobil membekas pada layar. Suatu rangkaian
dan problem-problem elektronik. Di saat khusus dalam osiloskop menyebabkan
nampaknya rumit, tidak semua fitur- sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke
fiturnya harus digunakan. Untuk kanan. Pengulangan ini menyebabkan
penggunaan di rumah, alat ukur ini bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat
umumnya digunakan sebagai voltmeter dan dipelajari.
continuity tester [2]. Osiloskop biasanya digunakan untuk
Multimeter digital dan analog masing- mengamati bentuk gelombang yang tepat
masing memiliki fungsi tertentu selain dari sinyal listrik. Selain amplitudo sinyal,
fungsi-fungsi di atas. Fungsi lengkap dari osiloskop dapat menunjukkan distorsi,
multimeter digital adalah: waktu antara dua peristiwa (seperti lebar
pulsa, periode, atau waktu naik) dan waktu
1. Menguji dioda dengan tujuan untuk relatif dari dua sinyal terkait.
mendeteksi tingkat kerusakan akibat
Semua alat ukur elektronik bekerja
suatu hal yang tidak kita ketahui
berdasarkan sampel data, semakin tinggi
2. Menguji kondensator
sampel data, semakin akurat peralatan
3. Menguji transformator elektronik tersebut. Osiloskop, pada
4. Mengukur tegangan DC umumnya juga mempunyai sampel data
5. Mengukur arus DC yang sangat tinggi, oleh karena itu osiloskop
6. Mengukur tegangan AC merupakan alat ukur elektronik yang mahal.
7. Pengecekan hubungan singkat Jika sebuah osiloskop mempunyai sampel
8. Menguji transistor PNP rate 10 Ks/s (10 kilo sample/second = 10.000
9. Menguji kapasitor elektrolit data per detik), maka alat ini akan
10. Pengukur resistansi pada multimeter melakukan pembacaan sebanyak 10.000 kali
11. Penguji transistor NPN dalam sedetik. Jika yang diukur adalah
sebuah gelombang
Di lain pihak, multimeter analog sangat dengan frekuensi 2500Hz, maka setiap
mirip dengan multimeter digital. Namun, sampel akan memuat data ¼ dari
multimeter jenis ini biasa digunakan oleh sebuah gelombang penuh yang kemudian
kita pada umumnya karena lebih mudah akan ditampilkan dalam layar dengan grafik
membacanya karena memang multimeter skala XY [4].
jenis ini termasuk multimeter yang lebih
simpel dan mudah [3].
2.3 GENERATOR SINYAL
Generator sinyal adalah suatu alat elektronik
yang menghasilkan sinyal/gelombang
elektronik yang berulang atau tidak
berulang. Biasanya generator sinyal dipakai 3. 1 buah power supply DC
untuk mendesain, mencoba, men-
4. 1 buah generator sinyal
troubleshoot, dan memperbaiki suatu alat
elektronik lain [5]. 5. 1 buah osiloskop
6. 1 buah kit multimeter
2.4 KURVA LISSAJOUS
7. 1 buah kit osiloskop dan generator
Dalam matematika, kurva lissajous adalah
sinyal
suatu kurva parametrik dari:
8. 1 buah kit box osilator
𝑥 = 𝐴 sin(𝑎𝑡 + 𝛿)
dan 9. 5 buah kabel 4 mm – 4 mm

𝑦 = 𝐵 𝑠𝑖𝑛 (𝑏𝑡) 10. 3 buah kabel BNC – 4 mm

[6] 11. 1 buah kabel BNC – BNC

Untuk menghitung beda fasa dua 12. 1 buah konektor T BNC


gelombang tersebut, maka perlu diukur
tinggi titik potong kurva dengan sumbu y
Adapun langkah-langkah tiap percobaan
serta tinggi maksimum kurva seperi pada
pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
gambar.

Mengumpulkan/Mencari Spesifikasi
Teknik 1
1. Pada Buku Catatan Laboratorium
dicatat spesifikasi multimeter analog
dan digital yang digunakan.

Pengukuran Arus Searah


2. Power supply dan kit multimeter
Gambar 2-1 Pengukuran Beda Fasa dengan
digunakan untuk percobaan ini
Kurva Lissajous
kemudian dirangkai seperti gambar
3-1.
Beda fasa kedua gelombang adalah:
𝑐
∅ = 𝑠𝑖𝑛−1 ( )
𝑑
[7]

3. METODOLOGI
Peralatan dan komponen yang digunakan
selama praktikum ini adalah: Gambar 3-1 Rangkaian Percobaan Pengukuran
1. 1 buah multimeter analog Arus Searah

2. 2 buah multimeter digital


3. Pada percobaan pertama ini, besar Vab nya, diisi pada bagian
VS adalah 6 V. Hal pertama adalah Hutungan.
mengukur terlebih dahulu arus
10. Langkah yang sama dengan
rangkaian seri R1 dan R2 dengan
Percobaan sebelumnya, namun
nilai yang sama, kemudian
konteks sekarang adalah tegangan.
dituliskan di hutungan I(mA) untuk
Dengan masing-masing multimeter
masing-masing resistor (120, 1.5k,
diukur Vab(p) nya.
1.5M Ω)
11. Khusus untuk Multimeter
4. Kemudian, dengan menggunakan
Analog(AMM) diukur terlebih
masing-masing multimeter (AMM,
dahulu BU nya.
DMM 1, DMM 2) yang ada, dihitung
nilai I(p) untuk variasi resistor (120, 12. Setelah dilakukan pengukuran untuk
1.5k, 1.5M Ω) masing-masing multimeter,
sekarang dilakukan pengukuran
5. Khusus untuk Multimeter
Vab(b) dengan ketiga multimeter
Analog(AMM) diukur terlebih
sekaligus.
dahulu Batas Ukur(BU) I(mA)
sebagai takaran dan acuan.
6. Setelah masing-masing multimeter
sudah diukur I(p) untuk masing- Pengukuran Tegangan Bolak-balik
masing variansi resistor, maka ketiga
multimeter yang ada disambungkan 13. Sebelum percobaan dilakukan, tipe
secara bersamaan untuk diukur I(b). dan spesifikasi generator sinyal yang
digunakan dicatat terlebih dahulu.
14. Semua komponen diset seperti
Pengukuran Tegangan Searah rangkaian pada gambar 3-3.
7. Semua komponen dirangkai seperti
gambar 3-2.

Gambar 3-3 Rangkaian Percobaan Pengukuran


Tegangan Bolak-balik
Gambar 3-2 Rangkaian Percobaan Pengukuran
Tegangan Searah
15. Frekuensi generator sinyal diatur
pada 50 Hz. Hambatan yang dipilih
8. Vs diset menjadi 6 V dan R1 serta R2 adalah R1 = R2 = 1,5 kΩ.Percobaan ini
diset menjadi 120 Ω. memiliki 2 tabel, tabel pertama
9. Untuk setiap variansi Resistor (120, dengan acuan Frekuensi(Hz) dan
1.5k, 1.5M Ω) diukur terlebih dahulu tabel kedua dengan acuan Bentuk
Gelombang( Sinusoid, Segitiga, Kalibrasi Osiloskop
Segiempat).
22. Pada pengecekan ini, output
16. Untuk tabel 1, diberikan variasi kalibrator dihubungkan dengan
Frekuensi(50,500,5k,50k,500k,5M input X osiloskop.
Hz) digunakan untuk kemudian 23. Kemudian, melihat display osiloskop
diukur Vab(p) dengan masing- dan menuliskan harga Kalibrator
masing multimeter.
untuk tegangan(V) dan
17. Setelah masing-masing multimeter frekuensi(Hz) untuk masing-masing
telah digunakan untuk mengukur kanal(CH1 dan CH2). Kemudian
Vab(p) nya, maka ketiga multimeter dilihat lagi pada display osiloskop
digabung untuk diukur Vab(b) nya. skala pembacaan Vert(V/div) dan
Hors. (s/div).
18. Setelah itu, dari tabel 2 diberikan
variasi bentuk gelombang(Sinusoid, 24. Langkah selanjutnya adalah
Segitiga, Segiempat) yang bisa diset mengukur tegangan(V), Perioda(s),
pada generator sinyal, yang dan frekuensi(Hz) berdasarkan skala
kemudian diukur Vab(p) dan Vab(b) pembacaan, apakah x1 skala atau x2
dengan cara sama persis dengan dst.
nomor 17. Pengukuran Tegangan Searah
Pembacaan dan Pengukuran Nilai (Menggunakan Osiloskop)
Resistansi 25. Power supply dinyalakan dan
19. Nilai Resistor (R1, R2, R3, R4, R5, 0.1 tegangan output diatur sebesar 2 V
Ω) sudah ada di kit. Langkah dengan pengukuran menggunakan
pertama adalah mencatat warna multimeter digital.
pada setiap resistor, kemudian nilai
26. Lalu, tegangan tersebut diukur
toleransi dicatat berdasarkan warna
dengan menggunakan osiloskop.
paling kanan(terakhir) dari masing-
Coupling osiloskop di atur pada DC.
masing resistor.
27. Hasil pengukuran dicatat.
20. Kemudian diukur nilai resistansi
dengan Multimeter AMM 2W, DMM
1 2W, DMM 2 2W, dan DMM 2 4W. Pengukuran Tegangan Bolak-balik
2W adalah 2 wires dan 4W 4 wires. (Menggunakan Osiloskop)
Pengukuran dilakukan seperti biasa,
namun untuk DMM 2 4W kabel ada 28. Frekuensi Generator Sinyal diatur
4 yang dihubungkan ke 4 port +- menjadi 1kHz gelombang sinusoidal,
yang ada pada Multimeter DMM 2. dengan tegangan sebesar 2 Vrms.
29. Yakinkan posisi Source Coupling
pada AC, lalu ukur Amplituda
Mengumpulkan/Mencari Spesifikasi tegangan dengan Multimeter
Teknik 2 Digital(Vrms), Osiloskop CH1(Vp)
21. Spesifikasi teknik osiloskop yang dan CH2(Vp).
digunakan dicatat dalam catatan 30. Ulangi langkah yang sama dengan
laboratorium. acuan frekuensi yang berbeda, yaitu
100 Hz dan 10k Hz.
Pengukuran Beda Fasa metode langsung dan metode
Lissajous. Hasil pengukuran dicatat.
31. Langkah pertama pada percobaan ini
adalah mengeset Generator sinyal 38. Pengukuran di atas kembali
pada frekuensi 1 kHz dan dilakukan untuk f2 dan f3.
menggunakan kit Osiloskop.
32. Kemudian, menghubungkan
Pengukuran Faktor Penguatan
Generator Sinyal dengan input
rangkaian Penggeser Fasa. 39. Kit osiloskop dan generator sinyal
digunakan dalam percobaan ini.
40. Generator sinyal diatur untuk
frekuensi 1 kHz 2 Vpp. Kemudian,
sinyal output generator sinyal dibagi
menjadi dua dengan konektor T
BNC. Salah satu output langsung
dihubungkan ke osiloskop, output
yang lain dimasukkan dulu ke
rangkaian penguat sinyal, baru
setelah itu dihubungkan ke
Gambar 3-4 Rangkaian Penggeser Fasa osiloskop.
33. Setelah port input dan output sudah 41. Faktor penguatan kemudian diukur
disambungkan dengan Generator dengan metode langsung (mode X-Y)
Sinyal, maka diukur beda fasa dan dengan Dual-Trace. Seluruh
dengan 2 cara, Dual-Trace dan hasil pengamatan dan pengukuran
Lissajous. dicatat.
34. Cara Dual-Trace sudah cukup jelas
pada modul, begitu pula dengan
Lissajous(mode X-Y). 4. HASIL DAN ANALISIS
35. Melihat dan menggambar sketsa Spesifikasi Multimeter
yang ditampilkan pada Osiloskop
Sebagian besar percobaan-percobaan yang
untuk masing-masing cara,
ada di modul ini menggunakan multimeter
kemudian dihitung beda fasa ( )
sebagai alat pengukurnya.
dengan rumus masing-masing cara
yang tertera pada studi pustaka. Tabel 4-1 Spesifikasi Multimeter

Multimeter Analog
Pengukuran Frekuensi No Spesifikasi Keterangan
1 Sesitivitas 20 Nilai
36. Kit box osilator digunakan dalam kΩ/V DC, 9 kΩ/V sesitivitas
percobaan ini. Osilator dengan label DC 250V UP, 9 multimeter
f1 dihubungkan ke sumber tegangan kΩ/V AC bergantung
DC 5 V. pada skala
37. Output dari osilator diamati pada pembacaan
osiloskop kemudian frekuensi tegangan
osilator tersebut diukur dengan 2 Batas ukur DC Tegangan
1000V MAX maksimum
yang dapat Pada percobaan ini, terjadi sebuah
diukur untuk keanehan, yaitu untuk I(b). tidak ada arus
DC yang terukur sama sekali, penyebab
3 Batas ukur AC Tegangan terbesarnya adalah karena DMM 1 kurang
750V MAX maksimum berfungsi dengan baik, dengan bukti lain
yang dapat yaitu nilai I(p) oleh DMM 1 sangatlah jauh
diukur untuk dari nilai multimeter lain dan nilai hampir
AC
selalu konstan untuk setiap variasi resistor.
4 Batas ukur DC.AC Tegangan
600V MAX offset Pengukuran Tegangan Searah
maksimum
Percobaan kedua adalah percobaan
yang dapat
terukur pengukuran tegangan searah. Hasil
Multimeter Digital percobaan disajikan dalam tabel berikut.
1 Batas ukur DC Tegangan
dan AC 600 V maksimum
MAX yang dapat Tabel 4-3 Hasil Percobaan Pengukuran Tegangan Searah
diukur
2 Batas ukur arus Arus
400 mA MAX maksimum
yang dapat
diukur

Dari tabel di atas, diketahui bahwa


multimeter analog yang digunakan memiliki
hambatan dalam yang selalu berubah,
bergantung pada tegangan yang diukur.
Sensitivitas multimeter adalah 20 kΩ/V, Pada percobaan ini, terjadi sebuah
sehingga setiap kenaikan pengukuran keanehan, yaitu saat ketiga multimeter
tegangan sebesar 1 V, hambatan dalam digabungkan menjadi satu rangkaian,
multimeter bertambah 20 kΩ. Vab(b). Nilai setiap Vab(b) pada tiap
multimeter sangat jauh dari sebelumnya.
Hal ini disebabkan ada tegangan jatuh.
Tabel 4-2 Hasil Percobaan Pengukuran Arus Searah
Tabel 4-4 Hasil Percobaan Pengukuran Tegangan Bolak- Pembacaan dan Pengukuran Nilai
balik
Resistansi

Tabel 4-6 Hasil Percobaan Pembacaan dan Pengukuran


Nilai Resistansi

Nilai War Nilai Nilai Resistansi Terukur


Resi na Toler AMM DMM DMM DMM 2
stan Gela ansi 2W (Ω) 1 2 4W (Ω)
si ng (%) 2W(Ω) 2W (Ω)
Tert
ulis
R1 220k Mer ±5 230k 230.9k 231.3k 231.17k
ah –
mer
ah –
kuni
ng –
ema
s
R2 1,5 Cok ±5 5 1.7 1.73 1.61
lat –
hija
u–
ema
s–
Pada percobaan ketiga ini, ada kejanggalan ema
pada Frekuensi 500k dan 5M pada DMM 1. s
R3 10 Cok ±5 15 10 10.19 10.1
Nilai Vab keduanya menunjukkan 0, begitu lat –
juga pada DMM 2 menunjukkan 0.17 dan hita
m–
0.24, dan pada AMM tak terhingga untuk hita
Vab(p) dan jatuh pada Vab(b). Hal ini bisa m–
ema
terjadi karena adanya tegangan jatuh akibat s
Resistansi yang begitu besar, yaitu 5M dan R4 33k Jing ±5 34 33.83k 33.86k 33.86k
ga –
500k.
jing
ga –
jing
ga –
Tabel 4-5 Hasil Percobaan Pengukuran Tegangan Bolak- ema
Balik dengan Acuan Bentuk Gelombang s
R5 2,2k Mer ±5 2,2 k 2.211k 2.2141k 2.213k
ah –
mer
ah –
mer
ah -
ema
s
R6 0.1Ω - - 4 0.1 0.16 0.107

Pada percobaan Bentuk Gelombang, Percobaan kelima adalah pembacaan dan


tidak ada hal aneh yang terjadi, karena pengukuran nilai resistansi. Nilai tiap
setiap angka berada pada kalibrasi yang resistor sudah ada tertulis di kit, namun
baik tujuan dasar dari percobaan ini adalah
membuktikan seberapa akurat hasil dari
nilai resistor tersebut Hasil percobaan
disajikan dalam tabel berikut. Pengukuran Tegangan Searah
Menggunakan Osiloskop
Pada percobaan ini ada sedikit keanehan, Percobaan ketujuh adalah pengukuran
yaitu pada AMM saat mengukur resistor 0.1. tegangan searah menggunakan osiloskop.
Angka menunjukkan 4 sedangkan yang mau Hasil percobaan disajikan dalam tabel
diukur hanya 0.1. AMM tidak dapat berikut.
terkalibrasi dengan baik untuk pengukuran
hambatan. Saat kalibrasi ohmmeter (dengan
cara dihubung singkat kedua probe-nya),
Tabel 4-8 Hasil Percobaan Pengukuran Tegangan Searah
jarum penunjuk tidak dapat mencapai skala Menggunakan Osiloskop
0 Ω. Padahal, knob pengkalibrasi serta
Tegangan Terukur (V)
sekrup pengkalibrasi multimeter tidak dapat
Multimeter Osiloskop Osiloskop
diputar lagi. Oleh karena itu, untuk CH1 CH2
pengukuran hambatan yang sangat kecil 2.273 2.2 2.3
dan sangat besar, hasil pengukuran dengan
multimeter analog menjadi janggal dan Hasil pengukuran dari multimeter dan
kurang valid. Namun, untuk multimeter osiloskop tidak jauh berbeda sehingga
digital, pengukuran tegangan sudah cukup pengukuran dapat dikatakan valid.
mendekati referensi yang ada.

Pengukuran Tegangan Bolak-balik


Kalibrasi Osiloskop Menggunakan Osiloskop
Percobaan keenam adalah kalibrasi Percobaan kedelapan adalah pengukuran
osiloskop. Hasil percobaan disajikan dalam tegangan bolak-balik menggunakan
tabel berikut. osiloskop. Hasil percobaan disajikan dalam
tabel berikut.

Tabel 4-7 Hasil Percobaan Kalibrasi Osiloskop


N Harga Skala Hasil pengukuran Tabel 4-9 Hasil Percobaan Pengukuran Tegangan Bolak-
o Kalibrator Pembacaa balik Menggunakan Osiloskop
n
Frekuensi Tegangan Terukur (V)
Tega Frek Ver Ho Tega Peri Frek
nga uens t rs nga oda uens (Hz) Multimeter CH1(Vpp) CH2(Vpp)
n i (V/ (s/ n (s) i 100 2,01 6 5.6
(V) (Hz) div div (V) (Hz) 1k 2,59 7 8
) )
10k 2,012 6 6
1 0,5 1k 0,1 0,0 0,5 0.0 961
00 010 Pengukuran yang dilakukan oleh
2 4 multimeter adalah pengukuran tegangan
2 0,5 1k 0,2 0,0 0,5 0.0 1k RMS, sedangkan yang dilakukan oleh
00 01 osiloskop adalah pengukuran tegangan
5
Vpp. Karena gelombang yang digunakan
Hasil percobaan meneunjukan bahwa adalah sinusoid, maka tegangan peak to
osiloskop sudah terkalibrasi dengan baik. peak setara dengan tegangan RMS dikali
2√2. Setelah dihitung, maka hasil percobaan Pengukuran Frekuensi
untuk hambatan 100 Hz dan 1 kHz valid. Percobaan kesepuluh adalah pengkuran
frekuensi. Hasil percobaan disajikan dalam
Pengukuran Beda Fasa tabel berikut.

Percobaan kesembilan adalah pengukuran


beda fasa. Hasil percobaan disajikan dalam
tabel berikut.

Tabel 4-11 Hasil Percobaan Pengukuran Frekuensi

Posisi Pengukuran frekuensi


Tabel 4-10 Hasil Percobaan Pengukuran Beda Fasa Selekt Cara Cara Lissajous
or Langsung
Posisi Pengukuran beda
Freku T f f Sketsa f
fasa
Tombol ensi sin siny ge Tampila sin
Dual Lissajous
±%maks yal al ner n yal
Trace
(s) (Hz) ato (H
Maksimu r z)
m sin
yal
(H
ø= z)
ø = 54.56˚
144˚ f1 0,9 1111 111 111
m ,111 1,1 1,1
11 11
Metode dual trace:
f2 0,1 6250 312 625
Time/div = 0,2 ms 6 5 0
m
Volt/div = 2 V
∆𝑡 = 0,8 𝑚𝑠
𝑇 = 2 𝑚𝑠 f3 67 1492 746 746
µ 5,37 3 3
0,8
∅= . 360° = 144° 3
2
Pada percobaan ini dilakukan penyesuaian
Metode Lissajous: frekuensi generator sinyal agar
menghasilkan pola lissajous yang baik.
Volt/div sumbu y = 0,5 V
Frekuensi diatur sedemikian sehingga
Volt/div sumbu x = 0,2 V perbandingannya 1:1 dan 2:1.
𝑐 = 2.2 𝑉
𝑑 = 2.7 𝑉
2.2
∅ = 𝑠𝑖𝑛−1 ( ) = 54.56°
2.7
Pengukuran Faktor Penguatan percobaan ini ternyata lebih memiliki
keterbatasan dibandingkan
Percobaan kesebelas adalah pengukuran
multimeter digital karena multimeter
faktor penguatan. Percobaan ini tidak
analog memiliki sensitivitas yang
sempat dilakukan karena keterbatasan terlalu kecil.
waktu. Percobaan ini juga tidak dapat
disimulasikan karena bentuk rangkaian  Untuk pengukuran dengan frekuensi
tinggi, multimeter digital lebih
penguat yang tidak diketahui. Namun, telah
memiliki keterbatasan dibandingkan
dilakukan pengecekan data hasil percobaan
dengan multimeter analog.
kepada praktikan yang sempat untuk
melakukan percobaan ini.  Pada Generator Sinyal, dapat
menghasilkan mode Bentuk
Gelombang seperti gelombang
sinusoid, gelombang segitiga, dan
gelombang segiempat. Ketiga bentuk
gelombang ini masing-masing
mempengaruhi nilai tegangan yang
tertulis pada multimeter.
 Osiloskop memiliki kemampuan
Setelah dilakukan pengecekan data dari untuk mengukur tegangan dan
kakak tingkat, faktor penguat yang frekuensi dari berbagai bentuk
didapatkan dari cara langsung atau cara gelombang yang dihasilkan oleh
perhitungan dengan cara dual trace Generator Sinyal. Kelebihan lain
adalah osiloskop dapat mengukur
menghasilkan hasil yang sama. Untuk
beda fasa dua gelombang dengan du
metode langsung, digunakan mode xy.
acara, yaitu Dual-Trace dan Lissajous.
Kemudian, kemiringan kurva diukur dan Kedua cara ini memanfaatkan
kemiringan tersebut merupakan faktor kelebihan osiloskop, yaitu display
penguatannya. Sedangkan, untuk metode grafik yang dapat di analisis.
dual trace, tegangan sinyal yang sudah Osiloskop juga dapat mengukur
diperkuat dibandingkan dengan sinyal faktor penguatan dari gelombang.
referensi sehingga didapatkan faktor
 Osiloskop juga dapat digunakan
penguatannya. untuk mengamati karakteristik i-v
dari komponen dua terminal.

5. KESIMPULAN  Nilai referensi daripada masing-


masing resistor (yang ditunjukkan
Dari kesebelas percobaan yang telah oleh warna gelang pada resistor)
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan secara umum terbukti valid karena
sebagai berikut. hasil pengukuran yang cukup
 Multimeter dapat digunakan sebagai mendekati dan masih dalam rentang
voltmeter, amperemeter, dan toleransi yang ada.
ohmmeter.  Khusus untuk sketsa dari osiloskop
 Untuk pengukuran tegangan jatuh mengenai cara mengukur beda fasa
pada impedansi besar, multimeter terbukti cukup valid. Hal ini
analog yang digunakan dalam disimpulkan melalui alat simulasi
lain yang digunanakan, dan beda
fasa yang dihitung ternyata
mendekati nilai yang ada dari hasil
osiloskop.
 Secara keseluruhan, setiap
pengukuran dan perhitungan pada
percobaan cukup sesuai dengan
hitungan manual yang ada. Dapat
disimpulkan, kesebelas percobaan
dapat tereduksi menjadi hasil yang
cukup baik.

DAFTAR PUSTAKA
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Multimeter,
13 September 2014, 21.20
[2] http://osiloskop-vivie.blogspot.com, 13
September 2014, 21.30
[3] http://komponenelektronika.biz/fungsi-
multimeter-analog.html, 13 September
2014, 21.50
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Osiloskop, 13
September 2014, 22.00
[5] http://en.wikipedia.org/wiki/Signal_genera
tor, 13 September 2014, 22.13
[6] http://en.wikipedia.org/wiki/Lissajous_cur
ve, 13 September 2014, 22.19
[7] Hutabarat, Mervin T, Petunjuk
Praktikum Rangkaian Elektrik, 2016

Anda mungkin juga menyukai