Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

A. Akun Dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Akuisis Dan Pembayaran


Tujuan keseluruhan dari audit atas siklus akuisisi dan pembayaran adalah
untuk mengevaluasi apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh akuisisi barang dan
jasa serta pengeluaran kas bagi akuisisi tersebut disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Terdapat tiga kelas
transaksi yang dimasukkan dalam siklus :

1. Akuisisi barang dan jasa


2. Pengeluaran kas
3. Retur dan pengurangan pembelian serta diskon pembelian

Sepuluh akun khusus yang terlibat dalam siklus akuisisi dan pembayaran yang
ditunjukkan oleh akun-T.

1
B. Fungsi Bisnis dalam Siklus serta Dokumen dan Catatan yang Terkait

Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan
untuk memperoleh barang dan jasa guna mengoperasikan suatu bisnis. Siklus
tersebut umumnya dimulai dengan pembuatan permintaan pembelian oleh
karyawan yang berwenang yang memerlukan barang dan jasa itu, dan berakhir
dengan pembayaran utang usaha.

 Memproses Pesanan Pembeli


Permintaan akan barang dan jasa oleh personil klien merupakan titik awal
bagi siklus ini. Bentuk pasti dari permintaan itu dan persetujuan yang
diperlukan tergantung pada sifat barang dan jasa serta kebijakan
perusahaan. Dokumen yang umum digunakan meliputi:
1. Permintaan Pembelian. Digunakan untuk meminta barang dan jasa
oleh karyawan yang berwenang berupa permintaan akuisisi seperti
atas bahan oleh seorang mandor ruangan penyimpanan, perbaikan
oleh pihak luar oleh personil kantor atau pabrik.
2. Pesanan Pembelian, adalah dokumen yang digunakan untuk memesan
barang dan jasa dari vendor. Pesanan tersebut mencakup deskripsi,
kuantitas, dan informasi terkait mengenai barang dan jasa yang ingin
dibeli perusahaan dan sering kali digunakan untuk menunjukkan
otorisasi akuisisi.
 Menerima Barang dan Jasa.
Penerimaan barang dan jasa dari vendor oleh perusahaan merupakan saat
dimana sebagian besar perusahaan mulai mengakui akuisisi dan kewajiban
terkait pada catatannya. Ketika barang telah diterima, pengendalian yang
memadai akan mewajibkan dilakukannya pemeriksaan atas deskripsi,
kuantitas, kedatangan yang tepat waktu, dan kondisi. Laporan penerimaan
adalah kertas atau dokumen elektronik yang dibuat pada saat barang
diterima.
 Mengakui Kewajiban
Pengakuan kewajiban yang tepat atas penerimaan barang dan jasa
memerlukan pencatatan yang tepat waktu dan akurat. Pencatatan awal
akan mempengaruhi laporan keuangan dan pengeluaran kas aktual, karena
itu, perusahaan harus berhati-hati mencantumkan semua transaksi, hanya
akuisisi yg dilakukan, dan pada jumlah yang tepat. Dokumen dan catatan
yang umum meliputi:
1. Faktur Vendor, adalah dokumen yang diterima dari vendor dan
menunjukkan jumlah yang terutang atas suatu akuisisi. Faktur
tersebut menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang serta jasa

2
yang diterima, harga, syarat diskon tunai, tanggal penagihan, dan
total jumlahnya.
2. Memo Debet, merupakan dokumen yang diterima dari vendor dan
menunjukkan pengurangan jumlah yang terutang kepada vendor
akibat retur barang atau pengurangan yang diberikan.
3. Voucher, sering digunakan organisasi dalam menetapkan cara yang
formal untuk mencatat dan mengendalikan akuisisi, terutama
dengan memungkinkan setiap transaksi akuisisi diberi nomor urut.
4. File Transaksi Akuisisi, adalah file yang dibuat komputer yang
meliputi semua transaksi akuisisi yang diproses oleh sistem
akuntansi selama suatu periode. File ini berisi semua informasi
yang dicantumkan ke dalam sistem dan meliputi informasi tentang
setiap transaksi.
5. Jurnal Akuisisi atau Listing, jurnal tersebut mengindentifikasi
apakah akuisisi dilakukan secara tunai atau dengan piutang usaha.
Jurnal atau listing dapat mencakup periode selama sebulan.
Transaksi dicatat ke buku besar, ke file induk utang usaha.
6. File Induk Utang Usaha, file induk utang usaha mencatat transaksi
akuisisi, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan akuisisi
untuk setiap vendor. File induk ini diperbaharui dari file transaksi
akuisisi, retur dan pengurangan, serta pengeluaran kas yang
terkomputerisasi.
7. Neraca Saldo Utang Usaha, mencantumkan jumlah yang terutang
kepada setiap vendor atau dari setiap faktur atau voucher pada
suatu titik waktu. Neraca tersebut dibuat secara langsung dari file
induk utang usaha.
8. Laporan Vendor, adalah dokumen yang disiapkan setiap bulan oleh
vendor dam menunjukkan saldo awal, akuisisi, retur dan
pengurangan, pembayaran kepada vendor, dan saldo akhir.
 Memroses dan Mencatat Pengeluaran Kas
Pembayaran atas pembelian barang dan jasa merupakan aktifitas yang
signifikan bagi semua entitas. Aktifitas tersebut secara langsung akan
mengurangi saldo akun kewajiban, terutama utang usaha. Dokumen yang
terkait termasuk:
1. Cek. Umumnya digunakan untuk membayar akuisisi ketika
pembayaran sudah jatuh tempo. Sebagian besar perusahaan
menggunakan cek yang dibuat melalui komputer berdasarkan
informasi yang tercantum dalam file transaksi akuisisi pada saat
barang dan jasa diterima.

3
2. File Transaksi Pengeluaran Kas, adalah file yang dibuat dengan
komputer yang mencamtumkan semua transaksi pengeluaran kas
yang diproses oleh sistem akuntansi selama masa periode. File ini
berisi jenis informasi yang sama seperti yang dibahas untuk file
transaksi akuisisi.
3. Jurnal atau Listing Pengeluaran Kas, adalah laporan yang dibuat
dari file transaksi pengeluaran kas yang mencamtumkan semua
transaksi selama setiap periode waktu. Transaksi yang sama,
termasuk semua informasi yang relevan, akan dicantumkan dalam
file induk utang usaha dan buku besar umum.

C. Bagaimana E-Commerce Mempengaruhi Siklus Akuisisi dan


Pembayaran

Tujuan perusahaan menggunakan internet dan e-commerce untuk


merampingkan proses akuisisi barang dan jasa serta proses lainnya seputar
manajemen mata rantai suplai. Informasi mengenai deskripsi produk, penetapan
harga, skedul pengiriman, dan syarat lainnya telah tersedia di internet melalui
website vendor dan database yang dapat diakses dengan mudah lainnya. Beberapa
perusahaan menggunakan ekstranet, yang merupakan jaringan kerja pribadi yang
dibangun atas dasar teknologi internet, yang memungkinkan pemasok dan
pelanggan bisnis mengkomunikasikan serta melakukan bisnis secara langsung
dalam setting yang aman. Pengguna ekstranet dapat meningkatkan kemampuan
untuk melakukan bisnis dengan rekan bisnis yang jauh lokasinya, yang
sebelumnya tidak mungkin dilakukan. Perusahaan lainnya menggunakan lelang
business-to-business yang diselenggarakan internet untuk menegosiasikan
pembelian perlengkapan dan jasa yang diperlukan dalam lelang terbuka. Banyak
yang berpendapat bahwa penggunaan internet untuk memperoleh barang dan jasa
menimbulkan efisiensi pasar dan harga yang lebih murah karena pasar online akan
memungkinkan jumlah pemasok dan pelanggan yang lebih besar untuk
menegosiasikan pembelian serta penjualan produk dan jasa.

D. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian


Subtantif atas Transaksi

Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk siklus


akuisisi dan pembayaran dibagi ke dalam dua bidang, yaitu:

1. Pengujian akuisisi: memroses pesanan pembelian, menerima barang dan


jasa, serta mengakui kewajiban.
2. Pengujian pembayaran, meliputi proses bisnis: memroses dan mencatat
pengeluaran kas.

4
 Memahami pengendalian internal. Untuk memahami pengendalian internal
sikus akuisisi dan pembiayaan, auditor mempelajari bagan arus klien,
mereview kuosioner pengendalian internal, serta melaksanakan pengujian
walkthrough untuk transaksi akuisisi dan pengeluaran kas.
 Menilai risiko pengendalian yang direncanakan. Informasi yang diperoleh
dari pemahaman pengendalian internal selanjutnya digunakan untuk
menilai risiko pengendalian dengan mengkaji pengendalian kunci untuk
setiap fungsi bisnis siklus ini. Pengendalian kunci tersebut adalah:
o Otorisasi pembelian
o Pemisahan penyimpanan aktiva dari fungsi lainnya
o Pencatatan yang tepat waktu dan review independen atas transaksi
o Otorasi pembayaran
 Menentukan luas pengujian pengendalian
Setelah mengkaji pengendalian kunci, auditor menilai risiko pengendalian.
Luas pengujian pengendalian tergantung keefektifan dan keandalan
pengendalian tersebut untuk mengurangi risiko pengendalian. Setelah
efektifitas ditingkatkan, auditor akan mampu mengurangi pengujian
subtantif, banyak waktu bersih yang dapat dihemat.
 Merancang pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi
akuisisi dan pengeluaran kas guna memenuhi tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi.

E. Metodologi Perancangan Pengjuian Terinci atas Saldo

Tahap I. Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi utang usaha.

Tahap I. Menetapkan salah saji yang dapat ditolerir dan menilai resiko bawaan
untuk siklus penggajian dan kepegawaian.

Tahap I. Menilai resiko pengendalian untuk siklus penggajian dan kepegawaiaan.

Tahap II. Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian


substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran.

Tahap III. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk utang usaha.

Tahap III. Merancang pengujian atas rincian saldo utang usaha untuk memenuhi
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Meliputi prosedur audit, ukuran sampel,
item yang akan dipilih, penetapan waktu.

Dalam audit yang dilaksanakan dengan baik, pengujian pengendalian dan


pengujian substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran

5
menerima perhatian yang sangat besar, terutama apabila klien memiliki
pengendalian internal yang efektif.

Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk


siklus akuisisi dan pembayaran dibagi kedalam dua bidang yang luas :

1. Pengujian akuisisi, yang meliputi tiga dari empat fungsi bisnis :


memproses pesanan pembelian, menerima barang dan jasa serta
mengakui kewajiban.
2. Pengujian pembayaran, yang menyangkut fungsi keempat, yaitu
memproses dan mencatat pengeluaran kas.
 Otorisas Pembelian
Otorisasi yang tepat untuk melakukan akuisisi akan memastikan bahwa
barang dan jasa yang diperoleh adalah demi memenuhi tujuan perusahaan yang
diotorisasi, dan menghindari akuisisi item yang berlebihan atau tidak
diperlukan. (Gambar 18.2)
 Pemisahan Penyimpanan Aset dari Fungsi Lainnya
Untuk mencegah pencurian dan penyalahgunaan, maka harus dilakukan
pengendalian secara fisik dari saat penerimaannya hingga penggunaan atau
pelepasannya. Personil di departemen penerimaan harus independen dari
personil ruang penyimpanan dan departemen akuntansi.
 Pencatatan yang Tepat Waktu dan Review Independen atas Transaksi
Pengendalian yang penting dalam departemen utang usaha dan teknologi
informasi adalah persyaratan bahwa personil yang mencatat akuisisi tidak
boleh memiliki akses ke kas, sekuritas, dan aset lainnya. Dokumen dan catatan
yang memadai, prosedur yang tepat untuk menyimpan catatan, dan pengecekan
independen atas kinerja juga merupakan pengendalian yang penting dalam
fungsi utang usaha.
 Otorisasi Pembayaran
Pengendalian yang paling penting terhadap pengeluaran kas termasuk :
1. Penandatanganan cek oleh individu yang memiliki wewenang yang tepat.
2. Pemisahan tanggungjawab untuk menandatangani cek dan melaksanakan
fungsi utang usaha.
3. Pemeriksaan yang cermat atas dokumen pendukung oleh si penandatangan
cek pada saat cek ditandatangani.

 Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi


untuk Akuisisi
Kebenaran banyak akun aset, kewajiban, dan beban tergantung pada
pencatatan transaksi yang benar dalam jurnal akuisisi, terutama yang
berhubungan dengan empat tujuan audit.

6
1. Akuisisi yang dicatat adalah untuk barang dan jasa yang diterima, yang
konsisten dengan kepentingan utama klien (Keterjadian)
Jika auditor yakin bahwa pengendalian sudah memadai untuk
tujuan ini, pengujian atas transaksi yang tidak benar dan transaksi yang
dicatat padahal sebenarnya tidak ada, dapat dikurangi secara drastis.
Pengendalian yang memadai akan mencegah pencatatan akuisisi yang
sebenarnya tidak ada secara tidak sengaja, terutama pencatatan akuisisi
ganda. Pengendalian yang memadai juga dapat mencegah klien untuk
mencantumkan beban bisnis atau transaksi aset yang curang atau yang
terutama memberikan manfaat bagi manajemen atau karyawan lainnya dan
bukan entitas yang sedang diaudit.
2. Akuisisi yang ada telah dicatat (Kelengkapan)
Kelalaian untuk mencatat akuisisi barang dan jasa yang diterima
akan mengurangsajikan saldo utang usaha dan mungkin menghasilka lebih
saji laba bersih serta ekuitas pemilik. Karena itu, auditor
mempertimbangkan tujuan ini sebagai tujuan yang penting untuk akuisisi.
3. Akuisisi telah dicatat secara akurat (Keakuratan)
Luas pengujian atas rincian saldo terhadap banyak akun neraca dan
beban tergantung pada evaluasi auditor atas keefektifan pengendalian
internal terhadap keakuratan transaksi akuisisi yang dicatat.
4. Akuisisi telah diklasifikasikan dengan benar ( Klasifikasi)
Pengujian atas rincian saldo setiap akun tertentu dapat dikurangi
jika auditor yakin bahwa pengendalian internal sudah memadai untuk
memberikan kepastian yang layak menyangkut klasifikasi yang benar
dalam jurnal akuisisi. Terdapat duabidang yang paling berpengaruh, yaitu
akuisisi periode berjalan atas aset tetap dan semua akun beban, seperti
reparasi dan pemeliharaan, utilitas serta iklan.

 Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi


untuk Pengeluaran Kas
Biasanya auditor melakukan pengujian akuisisi dan pengeluran kas pada
saat yang bersamaan. Untuk transaksi tertentu yang akan diperiksa dari jurnal
akuisisi, faktur vendor, laporan penerimaan, dan dokumentasi akuisisi lainnya
diperiksa pada saat yang bersamaan seperti cek yang dibatalkan yang terkait.
Jadi, verifikasi dapat dilakukan secara efisien tanpa mengurangi keefektifan
pengujian.

Memeriksa Dokumentasi yang Mendasari Tagihan yang Belum Dibayar Beberapa


Minggu Setelah Akhir Tahun

7
Auditor melaksanakan prosedur ini dengan cara yang sama seperti sebelumnya
dan untuk tujuan yang sama. Prosedur dengan ini berbeda karena dilakukan untuk
kewajiban yang belum dibayar mendekati akhir audit dan bukan untuk kewajiban
yang telah dibayar. Sebagai contoh, dalam audit untuk tahun yang berakhir 31
Maret, asumsikan auditor memeriksa dokumen pendukung untuk cek yang
dibayar hingga tanggal 28 Juni. Tagihan yang masih belum dibayar pada tanggal
28 Juni harus diperiksa untuk menentukan apakah hal itu merupakan kewajiban
pada tanggal 31 Maret.

Menelusuri Laporan Penerimaan yang Dikeluarkan Sebelum Akhir tahun ke


Faktur Vendor Terkait

Semua barang dagang yang diterima sebelumnya akhir tahun periode akuntansi
harus dicantumkan sebagai utang usaha. Dengan menelusuri laporan penerimaan
yang diterbitkan hingga akhir tahun ke faktur vendor dan memastikan bahwa
laporan itu telah dimasukkan dalam utang usaha, auditor menguji kewajiban yang
belum tercatat.

Menelusuri Laporan Vendor yang Menunjukkan Saldo yang Jatuh Tempo ke


Neraca Saldo Utang Usaha

Jika klien menyimpan file laporan vendor auditor dapat menelusuri setiap laporan
yang memiliki saldo yang jatuh tempo pada tanggal neraca ke listing untuk
memastikan bahwa hal itu telah dicantumkan sebagai utang usaha.

Mengirim Konfirmasi ke Vendor dengan Siapa Klien Melakukan Bisnis

Walaupun penggunaan konfirmasi untuk utang usaha kurang begitu umum


ketimbang piutang usaha, auditor kadang-kadang menggunakannya untuk menguji
vendor yang dihapus dari daftar utang usaha, transaksi yang dihilangkan, dan
saldo akun yang salah saji. Pengiriman konfirmasi kepada vendor yang aktif yang
saldonya belum dicantumkan dalam daftar utang usaha merupakan cara yang
bermanfaat dalam mencari thu jumlah yang dihilangkan. Jenis konfirmasi ini
biasanya disebut konfirmasi saldo nol.

Pengujian Pisah Batas (Cutoff Tests)

Utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah transaksi yang icatat beberpa
hari sebelum dan setela tanggal neraca dicantumkan pada periode yang benar.
Lima pengujian audit kewajiban stelah periode yang baru saja kita bahas
semuanya menrupakan pengujian pisah batas untuk akuisisi, tetapi menekankan
pada kurang sai. Tiga prosedur yang pertama juga dapat diterapkan untuk
memeriksa dokumentasi pendukung sebagaipengujian atas lebih sajiutang usaha.

8
Sebagai contoh, pengujian prosedur ketiga atas kurang saji (utang usaha yang
belum dicatat) dilakukan dengan menelusuri laporan penerimaan yang
dikeluarkan sebelum akhir tahun ke faktur vendor terkait. Untuk menguji jumlah
pisah batas lebih saji, auditor harus menelusuri laporan penerimaan yang
dikeluarkan setelah akhit tahun ke faktur terkait guna memastikan bahwa hal itu
tidak dicatat sebagai utang usaha (kecuali merupakan persediaan dalam
perjalanan, yang akan dibahas dengan singkat).

Hubungan Pisah Batas dengan Observasi Fisik Persediaan

Dalam menentukan apakah pisah batas utang usaha sudah benar, sangatlah
penting jika pengujian pisah batas dikoordinasikan dengan observasi fisik
persediaan. Sebagai contoh, asumsikan bahwa akuisisi persediaa senilai $400.000
terlambat diterima pada sore hari tanggal 31 Desember, setelah observasi fisik
persediaan selesai. Jika akuisisi dimasukkan dalam utang usaha dan pembelian
tetapi dikeluarkan dari persediaan akhir, hal itu akan menimbulkan kurang saji
laba bersih sebesar $400.000. sebaliknya , jika akuisisi dikecualikan baik dari
persediaan maupun utang usaha, terdapat salah saji dalam neraca, tetapi laporan
laba ruginya besar. Satu-satunya bagi auditor untuk mengetahui jenis salah saji
mana yang telah terjadi adalah mengoordinasikan pengujian pisah batas dengan
observasi persediaan. Informasi pisah batas untuk akuisi harus diperoleh selama
observasi fisik persediaan. Pada saat tersebut, auditor harus mereview prosedur
dalam departemen penerimaan untuk menentkan bahwa semua persediaan yang
diterima telah dihitung, dan auditor harus mencatat pada pada dokumentasi audit
nomor laporan penerimaan terakhir di mana persediaan dilibatkan dalam
perhitungan fisik. Setelah tanggal perhitungan fisik, auditor kemudian harus
menguji catatan akuntansi menyangkut pisah batas. Auditor harus menelusuri
nomor laporan penerimaan yang didokumentasikan sebelumnya ke catatan utang
usaha untuk memverifikasi bahwa hal itu telah dimasukkan atau dikecualikan
dengan benar.

Persediaan Dalam Perjalanan

Menyangkug utang usaha, auditor harus membedakan antara akuisisi persediaan


atas dasar FOB destination dan atas dasar FOB origin. Untuk FOB destination,
hak akan berpindah ke pembeli ketika persediaan diterima, sehingga hanya
persediaan yang diterima pada atau sebelum tanggal neraca yang harus
dimasukkan dalam persediaan dan utang usaha pada akhit tahun. Jika akuisisi
dilakukan atas dasar FOB origin, perusahaan harus mencatat persediaan dan utang
usaha terkait pada periode berjalan jika pengiriman dilakukan pada atau sebelum
tanggal neraca. Auditor dapat menentukan apakah perediaan diakuisisi atas dasar
FOB destination atau FOB origin dengan memeriksa faktur vendor. Auditor harus

9
memeriksa faktur atas barang dagang yang diterima tidak lama setelah akhir tahun
guna menentukan apakah hal itu dilkukan atas dasar FOB origin. Untuk barang
yang diakuisisi atas dasar FOB origin, dan apabila tanggal penerimaan adalah
pada atau sebelum tanggal neraca, persediaan dan utang usaha terkait harus
dicatatpada periode berjalan jika jumlahnya material. Auditor harus memahami
reliabilitas relatif dari tiga jenis utama bukti yang umumnya digunakan untuk
memverifikasi utang usaha : faktur vendor, laporan vendor, dan konfirmasi.

Perbedaan Antara Faktur Vendor dan Laporan Vendor

Auditor harus membedakan antara faktur vendor dan laporan vendor ketika
memverifikasi jumlah yang terutang kepada vendor. Auditor akan memperoleh
bukti yang sangat andal mengenai setiap transaksi ketika mereka memeriksa
faktur vendor dan dokumen pendukung terkait, seperti laporan penerimaan dan
pesanan pembelian. Laporan vendor tidak begitu disukai seperti faktur untuk
memverifikasi setiap transaksi karena laporan itu hanya mencantumkan total
jumlah transaksi. Unit yang diperoleh, harga, ongkos angkut, an data lainnya tidak
dicantumkan.

Yang lebih baik dalm memverifikasi saldo utang adalah Laporan vendor lebih
unggul dalam memverifikasi utang usaha karena mencantumkan saldo akhir.
Auditor dapat membandingkan faktur vendor yang ada dengan milik klien dan
masih belum mengungkapkan yang hilang, yang merupakan perhatian utama
dalam utang usaha. Dari kedua dokumen tersebut yang lebih baik untuk menguji
akuisisi dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
adalah faktur vendor lebih unggul dalam memverifikasi transaksi karena auditor
memverifikasi setiap transaksi dan faktur menunjukkan rincian akuisisi.

Perbedaan Antara Laporan Vendor dan Konfirmasi

Perbedaan paling penting anatara laporan vendor dan konfirmasi utang usaha
terletak pada sumber informasinya. Laporan vendor disiapkan oleh vendor (pihak
ketiga yang independen) tetapi berada ditangan klien pada saat auditor
memeriksanya. Hal tersebut memberikan klien kesempatan untuk mengubah
laporan vendor atau menyimpan laporan tertentu dari auditor. Respons terhadap
permintaan konfirmsi utang usaha umumnya berupa laporan tersendiri yang
dikirimkan langsung ke kantor akuntan publik oleh vendor. Respons tersebut
menyediakan informasi yang sama seperti laporan vendor tetapi lebih dapat
diandalkan. Selain itu konfirmasi utang usaha seringkali melibatkan permintaan
informasi mengenai wesel bayar dan penerimaan utang serta persediaan
konsinyasi yang dimiliki oleh vendor tetapi disimpam atas premise klien. Jika
klien memilki pengendalian internal yang memadai dan laporan vendor tersdia

10
untuk diperiksa, konfirmasi biasanya tidak dikirmkan. Akan tetapi, jika
pengendalian internal klien lemah, jika laporan tidak tersedia, atau jika auditor
menanyakan integritas klien, sangatlah penting untuk mengirimkan permintaan
konfirmasi kepada vendor. Karena menekankan pada kurang saji akun kewajiban,
akun yang dikonfirmasi harus mencakup akun saldo yang besar, aktif, dan nol
serta sampel representatif dari semua akun lainnya.

UKURAN SAMPEL Pengujian atas rincian saldo utang usaha terutama berfokus
pada prosedur audit yang umumnya dilakukan, dokumen dan catatan yang
diperiksa, serta penetapan waktu pengujian, auditor juga harus
mempertimbangkan ukuran sampel ketika mengaudit utang usaha. Ukuran sampel
untuk pengujian utang usaha sangat bervariasi, trgantung pada faktor-faktor
seperti materialitas utang usaha, jumlah utang yang beredar, penilaian resiko
pengendalian, dan hasil tahun sebelumnya. Jika penegndalian internal klien
lemah, yang bukan merupakan hal umum untuk utang usaha, hampir semua item
populasi harus diverifikasi.

F. Metedologi Untuk Merancang Pengujian Atas Rincian saldo Utang


Usaha

Utang usaha adalaha kewajiban yang belum dibayar atas barang dan jasa yang
diterima dalam peristiwa bisnis yang biasa. Utang usaha mencakup kewajiban
akuisisi bahan baku, peralatan, utilitas, reaparasi, serta banyak jenis barang dan
jasa yang diterima diakhir tahun. Jika pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi terkait menunjukan bahwa pengendalian telah secara
beroperasi secara efektif dan jika hasil prosedur analisis memuaskan, audirtor
akan mengurangi pengujian atas rincian saldo utang usaha. Akan tetapi, karena
utang usaha cenderung material bagi sebagian besar perusahaan, auditor hampir
selalu melaksanakan sejumlah pengujian atas rincian saldo.

 Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi utang usaha


(Tahap 1)
Resiko bisis klien yang signifikan dapat berasal dari perubahan pengaturan
dan sistem. Contohnya : pemasok yang memiliki akses yang lebih besar ke catatan
usaha memungkinkan akan terus memonitor status saldo utang untuk melakukan
rekonsiliasi transaksi yang terinci. Akses oleh pihak eksternal seperti pemasok, ke
catatan akuntansi meningkatkan kemungkinan terjadinya salah saji jika pada akses
tersebut tidak dikendalikan secara layak.
 Menetapkan materialitas kinerja Dan menilai resiko inheren (Tahap 1)
Sebbagian besar transaksi akan mempengaruhi utang usaha. Saldo yang
jumlahnya besar dan terdiri dari sejumlah besar saldo vendor serta relatif mahal

11
untuk mengaudit akun tersebut. Karena alsan tersebut, auditor akan menetapkan
materialitas kinerja yang lebih tinggi untuk utang usaha.
 Menilai resiko pengendalian dan merancang serta melaksanakan
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi (Tahap 1
dan 2)
Pengaruh pengendalian inheren klien terhadap pengujian utang usaha
dapat diilustrasikan dengan dua contoh :
1. Klien yang memilki pengendalian internal yang sangat efektif
terhadap pencatatan dan pembayaran akuisisi seperti :
Penerimaan barang yang didokumentasikan secara tepat waktu,
semua voucher yang dipranomori disiapkan secara tepat waktu
dan efisien dan kegiatan lainnya. Hal tersebut akan membuat
verifikasi utang usaha akan memerlukan sedikit upaya audit
setelah auditor menimpulkan bahwa pengendalian internal
beroperasi secara efektif.
2. Laporan penerimaaan tidak digunakan, klien menunda pencatatan
akuisis hingga pengeluaran kas dilakukan dan lemahnya posisi
kas. Hal tersebut akan memerlukan pengujian atas rincian saldo
utang usaha yang ekstensif untuk menentukan apakah utang
usaha telah dinyatakan dengan benar pada tanggal neraca.
 Merancang dan melakukan prosedur analisis (Tahap 3)
Penggunaan prosedur analitis merupakan hal yang sangat penting dalam
siklus akuisisi dan pembayaran seperti pada setiap siklus lainnya terutama
untuk mengungkapkan salah saji utang usaha. Selain itu, penggunaan
prosedur analitis pada neraca dan rugi laba berguna untuk
mengungkapkan bidang dimana penyelidikan tambhan memang
diperlukan. Contohnya : auditor membandingkan total beban pada tahun
berjalan dan pada periode sebelumnya.
 Merancang dan melaksanakan pengujiana tas rincian saldo utang usaha
(Tahap 3)
Tujuan audit utang usaha secara keseluruhan adalah menentukan apakah
saldo utang usaha telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan secara
layak. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang sama yang
diterapkan untuk memferivikasi utang usaha karen atujuan tersebut dapat
diterapkan pada kewajiban, ada 3 modifikasi kecil :
1. Tujuan nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban
2. Aspek hak dalam tujuan hak dan kewajiban tidak dpat diterapkan
dikewajiban
3. Untuk kewajiban, penekanan diberikan kepada pencarian kurang saji
dan bkan lebih salah saji

12
Prosedur lain yang berhubungan dengan tujuan penyajian dan
pengungkapan yang dilakuakn sebagian dari prosedur untuk
menyelasikan audit
 Pengujian kewajiban setelah periode (out-of-liabilitis test)
merupakan hal yang penting bagi utang usaha. Luas pengujian
un tuk mengungkapkan utang usaha yang belum tercatat, yang
sering kali disebut pencarian utang usaha yang belum tercatat.
 Memeriksa dokumentasi yang mendasari pengeluaran kas
selanjutnya

13

Anda mungkin juga menyukai