Anda di halaman 1dari 12

A.

Judul
Laporan Praktikum Daun

B. Pelaksanaan
Hari : Selasa, 19 Mei 2015
Waktu : 07.00 – 09.30
Pelaksanaan : Laboratorium Struktur Tumbuhan

C. Tujuan
1. Mengidentifikasi karakteristik umum daun dikotil dan monokotil
2. Mengidentifikasi struktur umum daun pinus
3. Mengidentifikasi struktur umum daun menggulung

D. Landasan Teori
Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya
terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian yang lain
pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekkatnya
daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla).
Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang
dinamakan klorofil, oleh karena itu, daun biasanya berwarna hijau dan
menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-
tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tumbuh-tumbuhan ini mempunyai
umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada
batang. Pada waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-
kuningan dan akhirnya menjadi perang. (Tjitrosoepomo, 1985)
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari
batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama
berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui
fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam
melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme
autotrofobligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui
konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa
tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda
bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi
cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya
bisa meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri
(misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai
organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat
mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air.
Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian yang pertama adalah
epidermis, epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas
dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar,
lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis
terdapatstoma atau mulut daun, stoma berguna untuk tempat
berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh
tumbuhan.Epidermis berfungsi untuk pengambilan nutrisi dari dalam air
dan untuk pertukaran gas. Pada banyak tumbuhan air, epidermis
berklorofil, kutikula tipis, stomata umumnya tidak ada. Pada tumbuhan air
yang terapung letak stomata pada permukaan atas. Daun yang terendam air
termodifikasi menjadi bentuk silindris untuk meminimalkan arus air yang
melewati daun mencegah koyaknya daun. (Hidayat, 1995)
Yang kedua adalah palisade/mesofil. Parenkim daun terdiri dari 2
lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga
karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat
sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih
terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada
jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan bunga
karang.Letak palisade tepat dibawah epidermis pada sisi adaksial disebut
daun dorsiventral atau bifacial. Sedangkan pada tumbuhan xerofit pada
kedua sisi daun palisade disebut daun isobilateral. Parenkim spons
berbentuk isodiametris atau memanjang sejajar permukaan daun. Fungsi
untuk penyimpan gula dan asam amino yang di sintesis di lapisan palisade,
membantu pertukaran gas. Pada siang hari terdapat sel-sel spons yang
mengeluarkan O2 dan uap air ke lingkungan dan mengambil CO2 dari
lingkungan.
Yang ketiga adalah jaringan pembuluh, jaringan pembuluh terletak
pada jaringan spons. Jaringan pembuluh pada daun merupakan kelanjutan
dari jaringan pembuluh pada batang. Ada dua jenis pembuluh yaitu
Pembuluh Kayu (xylem) yang berperan untuk mengangkut air dan mineral
yang diserap akar dari tanah menuju daun dan Pembuluh Tapis (floem)
yang berperan untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian
tumbuhan. Pada tumbuhan dikotil, terdapat kambium yang membatasi
pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Tapi pada tumbuhan monokotil, tidak
terdapat kambium yang membatasi pembuluh kayu dan pembuluh tapis.
Akibat adanya kambium, memungkinkan batang tumbuhan dikotil
bertambah lebar dan terbentuknya lingkaran tahun pada batang. Daun juga
bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat
daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik.

E. Alat dan Bahan


Tabel 1.1 Alat
Alat Jumlah
Mikroskop 2 buah
Objek glass 1 buah
Cover glass 1 buah
Silet 1 buah
Kamera 1 set
LOS 1 buah
Alat tulis 1 set
Tabel 1.2 Bahan
Bahan Jumlah
Preparat awetan sayatan
1 buah
melintang daun Zea mays
Preparat awetan sayatan
1 buah
melintang daun Ficus
Preparat awetan sayatan
melintang daun Nerium 1 buah
Oleander
Preparat awetan sayatan
melintang “Leaf three 1 buah
Types”
Preparat segar sayatan
1 buah
melintang daun pinus
Reagen anilin sulfat 1 botol

F. Cara Kerja
Kegiatan 1
Mengidentifikasi struktur daun dikotil (Ficus)
1. Amati preparat awetan sayatan melintang daun Ficus dengan
perbesaran rendah dan perbesaran tinggi.
2. Amati struktur dan letak setiap jaringan yang menyusun daun.
3. Dengan perbesaran tinggi, amati secara detail epidermis atas dan
bawah, hipodermis, jaringan tiang, jaringan bunga karang, ikatan
pembuluh pada ibu tulang daun dan ikatan pembuluh pada urat daun,
litokis, sistolit. Ruang kriptofor dan letak stomata.
4. Potret gambarnya dengan kamera.
Kegiatan 2
Mengidentifikasi struktur daun monokotil (Zea mays)
1. Amati preparat awetan sayatan melintang daun Zea mays dengan
perbesaran rendah dan perbesaran tinggi.
2. Amati struktur dan letak setiap jaringan yang menyusun daun.
3. Dengan perbesaran tinggi, amati secara detail epidermis atas dan
bawah, sel lensa (sel kipas), jaringan mesofil, ikatan pembuluh dan
seludang berkas pengangkut dan sklerenkim.
4. Potret gambarnya dengan kamera.

Kegiatan 3
Mengidentifikasi struktur daun Nerium oleander
1. Amati preparat awetan sayatan melintang daun Nerium oleander
dengan perbesaran rendah dan perbesaran tinggi.
2. Amati struktur dan letak setiap jaringan yang menyusun daun.
3. Dengan perbesaran tinggi, amati secara detail epidermis atas dan
bawah, jaringan tiang, jaringan bunga karang, stomata, ruang kriptofor
dan ikatan pembuluhnya.
4. Potret gambarnya dengan kamera.

Kegiatan 4
Mengidentifikasi struktur daun menggulung
1. Amati preparat awetan sayatan melintang daun “Leaf three Types”
khusus daun menggulung dengan perbesaran rendah dan perbesaran
tinggi.
2. Amati struktur dan letak setiap jaringan yang menyusun daun.
3. Dengan perbesaran tinggi, amati secara detail epidermis atas dan
bawah, jaringan tiang, jaringan bunga karang, sklerenkim, dan ikatan
pembuluh dan letak stomata.
5. Potret gambarnya dengan kamera.
Kegiatan 4
Mengidentifikasi struktur daun menggulung
1. Amati preparat sayatan melintang daun pinus dengan reagen anilin
sulfat.
2. Amati struktur dan letak setiap jaringan yang menyusun daun.
3. Dengan perbesaran tinggi, amati secara detail epidermis, hipodermis
(sklerenkim), letak stomata, mesofil, ikatan pembuluh resin dan
endodermis.
6. Potret gambarnya dengan kamera.

G. Hasil Pengamatan

No Nama spesimen Gambar Keterangan


.
1. Preparat awetan Pada daun Ficus terlihat jelas
daun Ficus bagian jaringan epidermis atas dan
epidermis bawah, hypodermis,
jaringan palisade, jaringan spons,
ikatan pembuluh pada ibu tulang
daun, dan ikatan pembuluh pada
urat daunnya.

Gambar 1. Daun Ficus


(Dokumentasi pribadi, 2015)
2. Preparat awetan Pada daun Zea mays terdapat
daun Zea mays jaringan epidermis atas dan bawah,
sel kipas, jaringan mesofil, ikatan
pembuluh, dan seludang berkas
pengangkut besertas klerenkim.

Gambar 2. Daun Zea mays


(Dokumentasi pribadi, 2015)

3. Preparat awetan Pada daun Nerium oleander


daun Nerium terdapat jaringan epidermis atas
oleander dan bawah, jaringan palisade,
jaringan spons, stomata, ruang
kriptofor dan ikatan pembuluhnya.

4. Preparat awetan Pada daun menggulung juga


daun terdapat jaringan epidermis atas
menggulung dan bawah, jaringan palisade,
jaringan spons, sklerenkim,
stomata, dan ikatan pembuluhnya.

Gambar 3. Daun menggulung


(Dokumentasi pribadi, 2015)
5. Preparat segar Pada daun pinus terdapat jaringan
daun pinus epidermis atas dan bawah,
hypodermis (sklerenkim), stomata,
jaringan mesofil, ikatan pembuluh
saluran resin, dan endodermisnya.

Gambar 1. Daun pinus


(Dokumentasi pribadi, 2015)

H. Pembahasan

Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan pada


umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya
terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian yang lain
pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekkatnya
daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla).
Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang
dinamakan klorofil, oleh karena itu, daun biasanya berwarna hijau dan
menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-
tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tumbuh-tumbuhan ini mempunyai
umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada
batang. Pada waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-
kuningan.

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari


batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama
berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui
fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam
melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof
obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi
energi cahaya menjadi energi kimia.

Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa


tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda
bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi
cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya
bisa meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri
(misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai
organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat
mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air.

Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :

 Epidermis. Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis


atas dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu
besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis
terdapat stoma atau mulut daun, stoma berguna untuk tempat
berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh
tumbuhan. Epidermis berfungsi untuk pengambilan nutrisi dari dalam
air dan untuk pertukaran gas. Pada banyak tumbuhan air, epidermis
berklorofil, kutikula tipis, stomata umumnya tidak ada. Pada tumbuhan
air yang terapung letak stomata pada permukaan atas. Daun yang
terendam air termodifikasi menjadi bentuk silindris untuk
meminimalkan arus air yang melewati daun mencegah koyaknya daun.
 Parenkim/Mesofil. Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni
palisade (jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya
mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang
jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih
terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada
jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan
bunga karang. Letak palisade tepat dibawah epidermis pada sisi
adaksial disebut daun dorsiventral atau bifacial. Sedangkan pada
tumbuhan xerofit pada kedua sisi daun palisade disebut daun
isobilateral. Parenkim spons berbentuk isodiametris atau memanjang
sejajar permukaan daun. Fungsi untuk penyimpan gula dan asam
amino yang di sintesis di lapisan palisade, membantu pertukaran gas.
Pada siang hari terdapat sel-sel spons yang mengeluarkan O2 dan uap
air ke lingkungan dan mengambil CO2 dari lingkungan.
 Jaringan Pembuluh. Jaringan pembuluh terletak pada jaringan spons.
Jaringan pembuluh pada daun merupakan kelanjutan dari jaringan
pembuluh pada batang. Ada dua jenis pembuluh yaitu Pembuluh Kayu
(xylem) yang berperan untuk mengangkut air dan mineral yang diserap
akar dari tanah menuju daun dan Pembuluh Tapis (floem) yang
berperan untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian
tumbuhan. Pada tumbuhan dikotil, terdapat kambium yang membatasi
pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Tapi pada tumbuhan monokotil,
tidak terdapat kambium yang membatasi pembuluh kayu dan
pembuluh tapis. Akibat adanya kambium, memungkinkan batang
tumbuhan dikotil bertambah lebar dan terbentuknya lingkaran tahun
pada batang.

I. Kesimpulan

Tumbuhan daun dikotil memiliki berkas pembuluh yang terdiri dari


xilem dan floem yang letaknya teratur, dan di antara xylem dan floem
terdapat kambium. Sedangkan tumbuhan monokotil berkas pembuluhnya
terdiri dari xilem dan floem yang letaknya tidak teratur, serta tidak di
jumpai kambium. Pada Daun Gymnospermae dijumpai struktur yang khas
yaitu terdapat saluran resin, dan hanya memiliki 1 sampai 2 berkas
pembuluh. Sementara pada daun Angiospermae tumbuhan tersusun atas
epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata atau trikoma. Sistem
jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada
tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas
jaringan pagar dan bunga karang, tidak demikian halnya pada monokotil.
Sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang terdapat pada
tulang daun.

Pada daun Gymnospermae, daun sempit, tebal dan kaku. Tulang


daun tidak beraneka ragam. Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluh
yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran menghantar untuk
mengangkut air, mineral, makanan dan bahan - bahan lain. Tumbuhan
berbiji terbuka memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk
fotosintesis yaitu suatu proses dasar pembuatan makanan pada tumbuhan.
Gymnospermae daunnya jarang yang berdaun lebar, jarang yang bersifat
majemuk, dan system pertulangan daunnya tidak banyak ragamnya. Hal
ini sangat berbeda dengan karakteristik daun yang terdapat pada
angiospermae yang sistem pertulangannya beraneka ragam. Pada
tumbuhan dikotil memiliki berkas pembuluh yang terdiri dari xilem dan
floem yang letaknya teratur. Tumbuhan dikotil, di antara xylem dan floem
terdapat kambium. Pada tumbuhan monokotil berkas pembuluh yang
terdiri dari xilem dan floem yang letaknya tidak teratur. Tumbuhan
monokotil di antara xylem dan floem tidak di jumpai kambium.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012). Anatomi Daun. [Online]. Tersedia :


http://www.pustakasekolah.com/anatomi-daun.html (21 Mei 2015)

Hidayat, B. Estiti. (1995). Anatomi Tumbuhan. Bandung: Institut


Teknologi Bandung.

Nuraeni, Eni & Adi Rahmat. (2015). Anatomi Tumbuhan. Bandung:


Departemen Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.

Tjitrosoepomo, Gembong. (1985). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:


Gadjah Mada Uninersity Press.

Anda mungkin juga menyukai