TINJAUAN TEORI
Mei 2013 )
baik
senyuman
proses tumbuh kembang sang anak itu sendiri. Ciri-ciri yang bisa
nama ibu
tangan
sebagai berikut
pada tinggi badan serta pertambahan berat badan anak itu sendiri.
setelah kelahiran.
dekat dengan bagian tengah tubuh) abru kemudian bagian yang lebih jauh,
hlm 170).
Proses perkembangan ini penting bagi anak terutama untuk usia 0-5
anak akan berdampak buruk bagi masa depan anak. Maka dari itu perlu
mengukur tinggi badan atau berat badan, tetapi juga memantau kemampuan
Pada usia ini, umumnya anak akan mulai mengamati wajah orang dan
dan benda yang familiar, tersenyum kepada orang lain, bermain bersama
orang lain, meniru gerakan dan ekspresi wajah, menoleh ke arah sumber
Di usia 6-7 bulan, anak akan sudah mulai dapat merespons emosi orang
namanya, anak juga sudah dapat memberikan tanggapan. Selain itu, pada
c. Usia 1 tahun
mengucapkan kata tunggal seperti mama atau papa. Anak juga senang
meniru kata-kata orang lain, merasa malu atau takut dengan orang asing,
menangis apabila ditinggal oleh orangtua dan pengasuh, serta sudah dapat
menunjuk benda-benda. Jika diminta untuk melakukan hal-hal sederhana,
Jika nama sebuah benda disebut, anak sudah dapat menunjuk atau melihat ke
d. Usia 2 tahun
Anak berusia 2 tahun senang meniru aktivitas dan tindakan orang lain.
2-4 kata untuk membentuk sebuah kalimat. Anak pada usia ini juga sudah
dapat menyusun benda sesuai bentuk dan warna, mengetahui nama atau
e. Usia 3 tahun
memahami isi percakapan dengan cukup baik, serta mulai memahami konsep
jumlah.
f. Usia 4 tahun
Menginjak usia 4 tahun, anak sudah dapat bekerjasama dengan teman
g. Usia 5 tahun
Pada usia ini, anak mulai ingin seperti temannya dan menjadi lebih
mandiri. Anak juga mulai suka menyanyi, menari, dan berakting. Saat
berbicara, tutur katanya sudah jelas dengan kalimat yang panjang dan
berstruktur. Anak juga sudah dapat menulis angka dan huruf serta
antara lain :
suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat
akhir yang optimal. ( Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015
Desember 2015 )
anak normal atau tidak. Jadwal skrining KPSP rutin dilakukan pada saat
umur anak mencapai 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66
usia anak diluar jadwal skrining, maka gunakan KPSP untuk usia skrining
tua dan anak. Formulir KPSP tersedia untuk setiap kelompok umur anak
dari 3 bulan hingga 72 bulan. Interpretasi hasil KPSP dapat dinilai dengan
cara:
optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan
dilakukan oleh orang tua, yang merupakan orang terdekat dengan anak,
pengganti ibu atau pengasuh anak, anggota keluarga lain dan orang dewasa
pada sensorik dan motoric, melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat
akan lebih menonjol, misalnya lebih cepat mengenal sesuatu yang baru
Anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan
ini dapat dijumpai ketika anak sudah mampu belajar benar atau salah
Sifat dari permainan ini adalah orang lain yang berperan aktif dan
anak hanya merespon terhadap stimulasi. Missal dengan cara orang tua
c. Bermain ketrampilan
baju dll.
d. Bermain drama
Model permainan ini dapat dilakukan anak dengan mencoba
oran dewasa, seorang ibu atau guru dalam kehidupan sehari – hari. Sifat
e. Bermainmenyelidiki
benda.Permainan ini bersifat aktif pada anak dan dapat digunakan untuk
tersebut adalah harus sealu diberikan stimulasi dari orang lain agar
f. Bermain konstruksi
g. Bermain onlooker
Model bermain ini adalah dengan melihat apa yang dilakukan olah
anak lain yang sedang bermain, tetapi tidak ikut bermain. Permainan ini
bersifat pasif, namun anak akan mempunyai kesenangan atau kepuasan
i. Bermain Paralel
lain yang sedang melakukan permainan yang berbeda atau tidak ikut
dengan baik.
j. Bermain Asosiatif
ada, semua bermain dengan tidak memperdulikan teman yang lain dalam
k. Bermain Kooperatif
usia tumbuh kembang, hal ini karena setiap tahap usia tumbuh kembang
tumbuh kembang.
a. Usia 0 – 1 Tahun
Pada usia ini perkembangan anak mulai dapat dilatih dengan adanya reflex :
melatih kerjasama antara mata dan tangan atau mata dengan telinga dalam
berkoordinasi, mencari objek yang ada tetapi tidak kelihatan, serta melatih
berulang.
Jenis permainan yang dianjurkan pada usia ini antara lain benda
gambar bentuk muka, boneka orang dan binatang, alat permainan yang
b. Usia 1 – 2 Tahun
Jenis permainan pada usia ini pada dasarnya bertujuan untuk melatih anak
dan ditarik, misalnya alat rumah tangga, balok – balok, buku gambar,
Pada usia ini anak dianjurkan untuk bermain dengan tujuan menyalurkan
benda.
Adapun alat permainan pada usia ini yang dapat digunakan antara lain
serta berbagia benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda
– beda.
d. Usia 3 – 6 Tahun
Pada usia ini anak sudah mulai mampu mengembangkan kreatifitas dan
2015 )
b. Berjalan mundur.
f. Menendang bola.
3. suatu wadah.
5. Meniup.
6. Membuat untaian.
8. Bermain puzzle.
a. Anak usia 12-15 bulan memiliki kemampuan bicara dan bahasa antara
c. Anak usia 18-24 bulan memiliki kemampuan antara lain, melihat acara
yang dilihatnya.
berpakaian sendiri.
4) Anak usia 24-36 bulan : Anak berlatih buang air kecil dan buang air
Data untuk analisis diambil dari data Riset Kesehatan Dasar yang
Riset yang dilaksanakan pada tahun 2013 ini merupakan Riset yang
25.107 anak usia 3-5 tahun dari seluruh provinsi di Indonesia yang
memiliki data yang lengkap. Usia 3-5 tahun dipilih dengan pertimbangan
bahwa efek terjadinya kependekan pada anak barn dapat mulai terjadi
paling cepat pada usia 3 tahun. Variabel terikat dalam analisis ini adalah
status gizi gemuk anak sementara variabel bebas adalah status gizi pendek
anak.
Variabel confounding meliputi karakteristik anak (jenis kelamin,
umur), karakteristik orang tua (status gizi ayah dan ibu, pendidikan ayah
dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu) serta karakteristik sosio demografi
(desa/kota), tinggal di daerah kumuh atau tidak dan status ekonomi rumah
tangga yang diperoleh dari pengeluaran rumah tangga per kapita (kuintil).
yang tidak lengkap. Untuk antropometri dilakukan pada data yang berada di
luar nilai normal (pencilan). Status gizi anak diukur dengan menggunakan
(WHO) 2006. Anak dikategorikan pendek bila nilai z skor TB/U < -2 SD.
(WHO, 2008).
IMT < 18.5 kg/m2, normal : IMT > 18.5 - < 25 kg/m2, gemuk : IMT > 25
Pendidikan tidak sekolah adalah apabila ayah atau ibu sama sekali tidak
apabila ayah atau ibu mendapatkan pendidikan formal namun tidak tamat
SMA/SMK dan sederajat. Pendidikan menengah yaitu apabila ayah atau ibu
mendapatkan pendidikan formal sampai tamat SMA/SMK dan
dari Riset Kesehatan Dasar didapatkan dari Komisi Etik Badan Penelitian
proporsi anak berusia 48-59 bulan dalam analisis ini lebih besar daripada
anak usia 36-47 bulan. Jenis kelamin anak laki-laki sedikit lebih besar
dan ibu responden memiliki Pendidikan rendah. Lebih dari 40% ibu
Status gizi ayah dan ibu responden yang terbanyak adalah normal.
Sementara itu proporsi ayah dan ibu yang gemuk lebih tinggi daripada ayah
dibandingkan dengan usia 36-47 bulan. Pada dua kelompok umur ini
proporsi anak yang pendek relatif sama. ( Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 14
No 3, September 2015 )
Indikator Frekuensi
n %
Umur (bulan)
36 - 47 11.994 47,8
48 - 59 13.113 52,2
Jenis kelamin
Status Gizi
Berdasarkan BB/TB
Gemuk 2.306 9,9
Status Gizi
Berdasarkan TB/U
Riwayat malaria
Kategori tempat
tinggal
Tinggal di daerah
kumuh
Ya 4.282 19,6
Status ekonomi
rumah tangga
Pendidikan ibu
Pendidikan ayah
Menengah 8.040 32
Pekerjaan ibu
Pekerjaan ayah
Indonesia meliputi terjadinya kekurangan gizi dan pada sisi yang lain
fenomena yang saat ini terjadi bukan hanya di negara-negara maju raja
(Black et. al, 2013). United Nations Children's Fund (UNICEF), WHO
anak balita terutama terjadi di Afrika, Asia dan negaranegara maju (United
2012).
sebesar 12,2% menjadi sebesar 14% pada tahun 2010. Proporsi ini menurun
proporsi kegemukan pada balita ini masih diatas target global yaitu proporsi
bahwa proporsi balita usia 3-5 tahun yaitu sebesar 34,6%. Hal ini sejalan
dengan beberapa hasil studi di negara lain dan juga pernyataan dari WHO
yang menyatakan bahwa stunting terjadi pada satu dari tiga anak balita di
& Begum, 2010, WHO, 2000 & De Onis M, Blossner , 2000). Di seluruh
proporsi stunting pada anak balita sebesar 14% (Tan-Khouw, 2014 & Le
Nguyen et al, 2011). Stunting menjadi penting dan menjadi salah satu target
hilangnya lean body mass dan peningkatan resiko hipertensi (WHO, 2014,
Dewey & Begum, 2010, Kementerian Kesehatan, 2013, Black et.al, 2013,
Branca & Ferari, 2002, Mendez & Adair, 1999 & Berkman, Lescano,
Kemenkes, 2013, Black et.al, 2013 & Dewey & Begum, 2010).
memiliki resiko 2,54 kali untuk menjadi gemuk dibandingkan dengan anak
dengan tinggi badan yang normal setelah dikoreksi oleh faktor sosial
ekonomi, jenis kelamin anak, pendidikan ayah, dan status gizi ayah. Hasil
Libya (El Taguri, Besmar, Abdel Monem, Betilmal, Ricour & Cachera,
2009). Analisis survei nasional pada tahun 1996 yang dilakukan di 4 negara
yang sedang mengalami transisi gizi yaitu di Brazil, Rusia, Republik Afrika
yang dianalisis, dimana Risk Ratio (RR) terjadinya kegemukan pada anak
pendek berkisar dari 1,7 sampai dengan 7,8 (Popkin, Richards & Montiero,
anak. (Nur HU dan Dwi Sisca 1(P) kekurangan gizi kronis yang terjadi di
Efek buruk dari kependekan dan kegemukan dapat dimulai dari dalam
Rahim dan mungkin akan terjadi terus setelah anak lahir Kedua
permasalahan gizi ini juga terkait dengan metode pemberian makan dan
makan di masa yang akan datang (Maffeis, 2000). Sejumlah penelitian telah
kekurangan gizi pada semua jaringan dan sistim tubuh (Sawaya & Roberts,
2003).
anak yang pendek memiliki gangguan regulasi asupan makanan dan juga
memiliki kerentanan yang lebih tinggi terhadap diet tinggi lemak (Zhang,
relatif mudah, hal ini menyiratkan bahwa anak-anak ini kelaparan, mungkin
karena lemak tubuh mereka rendah sehingga telat memicu sinyal yang
Friedman, 1994).
badan pada bayi dan anak-anak yang mengalami pemulihan status gizi
sangat tinggi, biasanya 5-15 kali lebih besar dari rata-rata pada anak-anak
normal (Lampl, Veldhuis & Johnson, 1993). Pada anak yang sehat,
pertumbuhan dapat dilihat sebagai suatu even yang terjadi sebagai suatu
pertumbuhan tulang dan otot yang tinggi terjadi dalam kaitannya dengan
penumpukan lemak.
yang besar dari lemak dan proporsi yang kecil darijaringan tanpa lemak
(lean mass) yang akan membentuk komposisi jaringan barn pada orang
tersebut menjadi lebih gemuk dan memiliki jaringan otot yang lebih sedikit
dibandingkan anak yang sehat dengan usia yang sama yang tidak pernah
mengalami kekurangan gizi. Hasil ini sejalan dengan informasi yang masih
terbatas pada saat ini. Belum ada bukti yang memadai bahwa pengurangan
lemak akan terus terjadi pada waktu yang lama mengikuti kekurangan gizi
berat badan menurut tinggi badan tetapi tidak diikuti dengan peningkatan
tinggi badan menurut umur (Benefice, Gamier, Simondon, Malina, 2001 &
pendek dan tidak pendek selama dua tahun didapatkan bahwa terdapat
perbedaan metabolik antara dua grup tersebut, dimana anak pendek bila
yang lebih akan terjadinya kenaikan berat badan menurut tinggi badannya
yang lebih tinggi pada bagian perut yang ditunjukkan dengan besarnya rasio
panggul dan pinggul (Sawaya, Grillo, Verreschi, Silva & Roberts, 1998).
akan cenderung menjadi pendek dan gemuk. Hal inilah juga yang hams 281
sebesar 19,8% anak pendek gemuk (Utami, Putri & Christita, 2014).
selalu menurun mulai dari 7,4% pada tahun 2007 menjadi 6,8% pada tahun
September 2015 )
mendukung hasil analisis ini, pada beberapa analisis lain yang telah
bahkan menjadi kurus (El Taguri, Besmar, Abdel Monem, Betilmal, Ricour
sebelumnya telah menemukan resiko yang lebih besar pada anak pendek
perlu upaya pengentasan permasalahan gizi kurang pada anak dalam hal ini
2015)
ayat 2 tentang kewenangan bidan dalam pelayanan ibu dan anak khususnya
sehat.
( Depkes, 2010 ) ( Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 )
A. Ruang lingkup:
kehamilan
B. Kewenangan:
a. Episiotomi
dengan perujukan
nifas
eksklusif
A. Ruang lingkup:
b. Pelayanan bayi
B. Kewenangan:
merujuk
perujukan
pra sekolah
keluarga berencana
kondom
c. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan
anak sekolah