Pegadaian Dan Sukuk
Pegadaian Dan Sukuk
Oleh
RIZQY AMANDA ANWAR 13080694004
NOVI WIDYAWATI 13080694006
MEGA PUTRI MAYANG P 13080694056
ALI ASYIDIKI 13080694069
AFIS BADARUDDIN 13080694106
C. Teknik Transaksi
Sesuai dengan landasan konsep diatas, pada dasarnya Pegadaian Syariah berjalan
diatas dua akad transaksi Syariah yaitu:
1. Akad Rahn
Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik si peminjam sebagai jaminan atas
pinjaman yang diterimanya, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk mengambil
kembali seluruh atau sebagian piutangnya.Dengan akad ini pegadaian menahan barang
bergerak sebagai jaminan atas utang nasabah.
2. Akad Ijarah
Yaitu akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah
sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barangnya sendiri. Melalui akad
ini dimungkinkan bagi pegadaian untuk menarik sewa atas penyimpanan barang bergerak
milik nasabah yang telah melakukan akad.
Adapun ketentuan atau persyaratan yang menyertai akad tersebut meliputi:
1. Akad.
Akad tidak mengandung syarat fisik/bathil seperti murtahin mensyaratkan barang
jaminan dapat dimanfaatkan tanpa batas.
2. Marhun Bih (pinjaman)
Pinjaman merupakan hak wajib dikembalikan kepada murtahin dan bias dilunasi
dengan barang yang diserahkan tersebut. Serta, pinjaman itu jelas dan tertentu.
3. Marhun (barang yang dirahnkan)
Marhun bias dijual dan nilainya seimbang dengan pinjaman, memiliki nilai, jelas
ukurannya, milik sah dari rahin, tidak terkait dengan hak prang lain, dan bias diserahkan
baik materi maupun manfaatnya.
4. Jumlah maksimum dana rahn dan nilai likuidasi barang yang dirahnkan serta jangka
waktu rahn ditetapkan dalam prosedur.
5. Rahin dibebani jasa manajemen atas barang berupa: biaya asuransi, biaya kemanan,
biaya penyimpanan, dan biaya pengelolaan, serta administrasi.
Pada tanggal 18 Maret 2011 Pegadaian Syariah menyerahkan uang pinjaman kepada
Sarinten sebesar Rp 10.000.000.
Pada tanggal 15 Juli 2011 Pegadaian syariah menerima pelunasan sebesar Rp 50.000.000
dan biaya sewa (ijarah) per 10 hari.
Rp 50.000.000 x 0,620% = Rp 310.000
Rp 310.000 x 120/10 = Rp 3.720.000
Jika nasabah tidak mampu membayar pada saat jatuh tempo, maka aset ijarah akan di
lelang untuk membayar utang beserta biaya sewa. Jika harga lelang lebih tinggi dari harga
perolehan ditambah biaya sewa. Dimisalkan Emas dalam kasus ini laku sebesar Rp
54.000.000 maka jurnalnya;
Tgl Nama Akun Ref Debit Kredit
26/6/2011 Kas 54.000.000 -
Aset ijarah - 50.000.000
Pendapatan ijarah (sewa) - 3.720.000
Hutang ke nasabah (penyewa) - 280.000
9. Konsinyasi Emas
Konsinyasi Emas adalah layanan titip-jual emas batangan di Pegadaian sehingga
menjadikan investasi emas milik nasabah lebih aman karena disimpan di Pegadaian.
Keuntungan dari hasil penjualan emas batangan diberikan kepada Nasabah, oleh sebab
itu juga emas yang dimiliki lebih produktif.
10. Kucica (Pengiriman Uang)
Pegadaian Remittance adalah layanan pengiriman dan penerimaan uang dari dalam dan
luar negeri dengan biaya kompetitif, bekerjasama dengan beberapa remiten berskala
nasional dan internasional seperti Western Union, Telkom Delima, BNI Smart
Remittance, dan Mandiri Remittance.
11. Multi Pembayaran Online
Multi Pembayaran Online (MPO) melayani pembayaran berbagai tagihan seperti listrik,
telepon/ pulsa ponsel, air minum, pembelian tiket kereta api, dan lainnya secara online.
Budi membeli Sukuk SR008 di pasar perdana pada tanggal 4 Maret 2016 sebesar Rp.
10.000.000,- dengan imbalan 8.3% per tahun dan tidak dijual sampai dengan jatuh tempo
(maturity) pada 04 Maret 2019 (3 tahun atau 36 bulan). Maka ilustrasi return sukuk ritel
yang dipegang Budi seperti di bawah ini.
Imbalan per bulan (sebelum Pph 15%) 8.3% x Rp 10.000.000 x 1/12 = Rp 69.167
Imbalan per bulan (setelah Pph 15%) Rp 69.167 – (Rp 69.167 x 15%) = Rp 58.792
Imbalan periode berjalan selama 3 hari (04 sd 07 Maret 2017; 3/31 x 8.3% x Rp 10.000.000 x 1/12 = Rp 6.694
sebelum Pph 15%)
Imbalan periode berjalan selama 3 hari (04 sd 07 Maret 2017; setelah Rp 6.694 – (Rp 6.694 x 15%) = Rp 5.690
Pph 15%)
Imbalan per bulan (sebelum Pph 15%) 8.3% x Rp 10.000.000 x 1/12 = Rp 69.167
Imbalan per bulan (setelah Pph 15%) Rp 69.167 – (Rp 69.167 x 15%) = Rp 58.792
Pendapatan imbalan yang diperoleh Santi selama 1 tahun + 3 hari Rp 5.690 + (Rp 58.792 x 12) = Rp 705.500
Prinsipal yang diterima Santi pada saat menjual di pasar sekunder Rp 10.000.000 x 102% =Rp 10.200.000
Capital Gain (setelah Pph 15%) Rp 200.000 – (Rp 200.000 x 15%) = Rp 170.000
Pendapatan yang diterima oleh Santi selama memegang SR Rp 705.500 + Rp 170.000 = Rp 875.500