Anda di halaman 1dari 3

TATALAKSANA CARDIORESPIRATORY

ARREST
SPO No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman 1/3
Pemerintah UPT
Kabupaten Puskesmas
Cirebon dr. H.M. AKHDIYAT DTP
Nip. 19610319 198911 1 001 Sindanglaut

Pengertian Cardiorespiratory Arrest (CRA) adalah kondisi kegawatdaruratan


karena berhentinya aktivitas jantung paru secara mendadak yang
mengakibatkan kegagalan sistem sirkulasi. Hal ini disebabkan oleh
malfungsi mekanik jantung paru atau elektrik jantung. Kondisi yang
mendadak dan berat ini mengakibatkan kerusakan organ.
Henti jantung adalah konsekuensi dari aktivitas otot jantung yang tidak
terkoordinasi. Dengan EKG, ditunjukkan dalam bentuk Ventricular
Fibrillation (VF). Satu menit dalam keadaan persisten VF, aliran darah
koroner menurun hingga tidak ada sama sekali. Dalam 4 menit, aliran
darah katoris tidak ada sehingga menimbulkan kerusakan neurologi
secara permanen.
ICD X: R09.2 (Respiratory arrest/Cardiorespiratory failure)
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk penatalaksanaan Cardiorespiratory
Arrest
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas DTP Sindanglaut Nomor Tahun
2017 tentang Pemberian Layanan Klinis.
Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016
Prosedur 1. Petugas mempersilahkan pasien masuk ke ruang pemeriksaan
(biasanya pasien dalam keadaan pingsan)
2. Petugas melakukan anamnesis untuk mencari penyebab
terjadinya CRA:
a. 5 H (hipovolemia, hipoksia, hidrogen ion atau asidosis, hiper
atau hipokalemia dan hipotermia)
b. 5 T (tension pneumothorax, tamponade, tablet = overdosis
obat, trombosis koroner, dan thrombosis pulmoner), tersedak,
tenggelam, gagal jantung akut, emboli paru, atau keracunan
karbon monoksida.
3. Petugas melakukan pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan
fisik:
a. Pasien tidak sadar
b. Tidak ada nafas
c. Tidak teraba denyut nadi di arteri-arteri besar (karotis dan
femoralis).
4. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang jika diperlukan
TATALAKSANA CARDIORESPIRATORY
ARREST
SPO No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman 2/3
Pemerintah UPT
Kabupaten Puskesmas
Cirebon dr. H.M. AKHDIYAT DTP
Nip. 19610319 198911 1 001 Sindanglaut

5. Petugas menegakkan diagnosa dan atau differential diagnosis


berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan vital sign, dan
pemeriksaan fisik
6. Petugas memberikan terapi
7. Melakukan resusitasi jantung paru pada pasien, sesegera
mungkin tanpa menunggu anamnesis dan EKG.
8. Pasang oksigen dan IV line.
9. Petugas memberikan edukasi kepada pasien dan atau
keluarganya:
a. Memberitahu keluarga mengenai kondisi pasien dan tindak
lanjut dari tindakan yang telah dilakukan, serta meminta
keluarga untuk tetap tenang dan tabah menemani pasien pada
kondisi tersebut.
b. Memberitahu keluarga untuk melakukan pola hidup sehat
seperti mengurangi konsumsi makanan berlemak,
menghentikan konsumsi rokok dan alkohol, menjaga berat
badan ideal, mengatur pola makan, melakukan olah raga
ringan secara teratur.
10. Petugas melakukan rujukan setelah sirkulasi spontan kembali
(Return of Spontaneous Circulation/ROSC) ke layanan sekunder
untuk tatalaksana lebih lanjut.
11. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis,
pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan
dalam rekam medis pasien.
12. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk di
entry.
13. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnosa dan
terapi yang sudah tercatat dalam rekam medis ke data simpus
Unit Terkait IGD
TATALAKSANA CARDIORESPIRATORY
ARREST
SPO No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman 3/3
Pemerintah UPT
Kabupaten Puskesmas
Cirebon dr. H.M. AKHDIYAT DTP
Nip. 19610319 198911 1 001 Sindanglaut

Rekaman historis perubahan

No Isi perubahan Tgl. Mulai


Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai