PERCOBAAN 2
IDENTIFIKASI LIPID
Disusun oleh :
Kelompok 6 / Shift A
I. Tujuan Percobaan
1. Dapat memahami metode identifikasi lipid.
2. Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu dan untuk mendeteksi
keberadaan molekul trigliserida.
3. Mengetahui adanya sterol (kolesterol) dalam suatu bahan secara kualitatif.
VII. Pembahasan
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut di
dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar seperti
kloroform atau eter. (Lehninger,1982)
Pada percobaan uji kelarutan yaitu 3 tabung reaksi dibuat laurtan lipid dengan
pelarut tertentu. Pada tabung 1 berisi 2 ml air dan 0,2 ml minyak kemudian dikocok
dan ambil sebanyak 2 tetes kemudian teteskan pada kertas saring diperoleh hasil
yang tidak bernoda hal ini menunjukan bahwa minyak tidak dapat larut dalam air
bahwa minyak merupakan senyawa bersifat non polar dan air bersifat polar, pada
percobaan ini menghasilkan bahwa minyak dalam air tidak terlarut secara sempurna.
Pada tabung 2 berisi 2 ml alkohol dingin ditambahkan 0.2 ml minyak dan dikocok
dan ambil sebanyak 2 tetes kemudian teteskan pada kertas saring diperoleh hasil
yang tidak bernoda hal ini menunjukan bahwa alkohol bersifat semi polar dan minyak
bersifat non polar, dari kedua tabung ini dapat dijelaskan bahwa pada senyawa lipid
memiliki prinsip like dissolve like yaitu pelarut polar hanya akan larut pada pelarut
polar, sedangkan pelarut non polar hanya akan larut pada pelarut non polar sehingga
hasil perconan ini minyak tidak dapat melarut secara sempurna pada pelarut air. Pada
tabung 3 berisi 2 ml alkohol panas ditambahkan 0,2 ml minyak dan kocok dan
diambil 2 tetes kemudian teteskan pada kertas saring dan diperoleh hasil tidak
bernoda. Saat alkohol dalan keadaan panas dapat melarutkan minyak karena pada
saat alkohol suhu tinggi akan bersifat non polar sehingga dapat melautkan yang
bersifat non polar yaitu minyak. Pada tabung 4 berisi 2 ml kloroform ditambahkan
0,2 ml minyak dan dikocok dan diambil 2 tetes kemudian teteskan pada kertas saring
dan diperoleh hasil bernoda karena kloroform bersifat non polar dan minyak bersifat
non polar hal ini menujukan bahwa ada sifat like dissolve like sehingga kloroform
dan minyak dapat melarutkan lemak. Jadi pada uji kelarutan dapat menjelaskan
bahwa minyak dengan air dan alkohol dingin memiliki beda kepolaran maka minyak
tidak larut dalam air dan alkohol dingin, minyak dan alhokol dingin tidak terlarut
karena alkohol merupakan senyawa semi polar, memiliki sifat polar dari gugus –OH
dan nonpolar dari gugus alkil dan semakin tinggi suhu alkohol maka sifat
kepolarannya semakin berkurang. Didalam tubuh diperlukan lipid karena berperan
penting dalam komponen struktur membran sel.Lipid befungsi sebagai sumber
penyimpan energi, lapisan pelindung, dan insulator organ-organ tubuh beberapa jenis
lipid berfungsi sebagai sinyal kimia, pigmen, juga sebagai vitamin, dan hormon.
Fosfolipida memiliki seperti trigliserida. Bedanya, pada fosfolipida satu asam
lemaknya digantikan oleh gugus fosfat yang mengikat gugus alkohol yang
mengandung nitrogen, contohnya yaitu fosfatidiletanolamin (sefalin), fosfatidilkolin
(lesitin), dan fosfatidilserin (Gusntone 2007).
Reaksi minyak dan air
Pada percoban uji akrolein adalah gliserol didehidratasi oleh KHSO4 anhidrat
membentuk aldeid tak jenuh yang memiliki bau khas yang tidak sedap. Pada tabung
1 berisi 10 tetes olive oil dan KHSO4 kemudian dipanaskan diatas api bunsen yang
bertujuan untuk mempercepat reaksi dan menghasilkan bau. Setelah dilakukan
pemanasan diperoleh bau tidak menyengat yaitu hasilnya positif (+) ini disebabkan
adanya olive oil dan KHSO4 mengalami dehidrasi sehingga membentuk aldehid
akrilat. Olive oil merupakan lemak tak jenuh. Bau menyengat disebabkan oleh adanya
reaksi antara molekul oksigen dengan asam lemak berikatan ganda. Bau menyengat
juga dapat terjadi apabila triasilgliserol yang mengandung asam lemak tak jenuh
terbentuk proses oksidasi. Bila terkena udara asam lemak tak jenuh cenderung
mengalami autooksidasi, autooksidasi dimulai dengan pembentukan radikal-radikal
bebas yag disebabkan oleh faktor-faktor antara lain cahaya, panas, peroksida lemak,
dan logam-logam berat seperti Cu, Fe, Co, dan Mn. Pada tabung 2 berisi 10 tetes
gliserol dan KHSO4 dan dipanaskan bertujuan untuk mempercepat reaksi
terbentuknya bau, pada percobaan ini diperoleh bau yang menyengat yaitu positif (+
+) , bau terbentuk karena gliserol merupakan senyawa dalam bentuk bebas dan
gliserol mempunyai tiga gugus alkohol sangat mudah larut dalam air dan saat
dipanaskan gliserol mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat dan KHSO 4
sebagai pendehidrasi yang menarik senyawa air pada gliserol, gliserol merupakan
senyawa yang mudah terbentuk akrolein sehingga saat dipanaskan bau yang diperoleh
menyengat karena akrolein mudah diketahui sehingga rekasinya digunakan untuk
mendeteksi keberadaan gliserol pada suatu senyawa. (Lehninger,1982).
Gliserol saat dipanaskan akan terjadi proses hidrolisis yang menghasilkan asam
lemak bebas dari gliserol. Di samping itu, dapat pula terjadi proses oksidasi terhadap
asam lemak tidak jenuh yang hasilnya akan menambah bau dan rasa yang tidak enak.
Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan
terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang tidak enak
atau tengik. Kelembaban udara, cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak
adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketengikan minyak. Pada tabung 3
berisi asam palmitat dan KHSO4 dan dipanaskan bertujuan untuk mempercepat reaksi
bau namun pada percobaan ini tidak menimbulkan bau karena tidak terjadi
terdehidrasi bahwa asam palmitat merupakan senyawa asam lemak jenuh yang tidak
memiliki gugus gliserol yaitu gula alkohol, tidak berwarna, tidak berbau, berasa
manis, tidak beracun.
Pada uji libermen burchard adalah pengujian kolestrol jika sterol dengan
konfigurasi jenuh direaksikan dengan asam kuat anhidrat akan menghasilkan warna
berkarakteristik. Uji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk kolesterol.
Perekasi Liebermann Burchard merupakan campuran antara asam setat anhidrat dan
asam sulfat pekat. Pada uji ini digunakan kuning telur dilarutkan dengan kloroform
dan ditambahkan asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat dan terjadi perubahan
warna menjadi kuning pudar. Pada percobaan ini kuning telor berfungsi sebagai
sampel pembanding. Kuning telur dilarutkan dengan klorofom berfungsi sebagai
melarutkan lemak karena sifat dari lipid adalah non polar. Saat melarutkan kuning
telur dengan kloroform menggunakan prinsip like disolve like yaitu pelarut yang
polar akan melarutkan yang polar dan pelarut non polar akan melarutkan yang polar.
Kemudian ditambahkan asam asetat anhidrat yang berfungsi untuk membentuk
turunan asetil dari steroid yang akan membentuk turunan asetil dan saat ditambahkan
asam sulfat pekat membentuk larutan berwarna. Asam sulfat pekat berfungsi untuk
memutuskan ikatan ester pada lemak. Terjadinya perubahan warna dikarenakan
adanya gugus hidroksi dari kolesterol bereaksi dengan pereaksi Lieberman Burchard
dan meningkatkan konjugasi dari ikatan tak jenuh dalam cincin yang berdekatan. Jika
dalam larutan uji terdapat molekul air maka asam asetat anhidrat akan berubah
menjadi asam asetat sebelum reaksi bereaksi dan turunan asetil tidak akan terbentuk.
kloroform merupakan senyawa non polar sehingga tidak mengandung air yang
bersifat polar. Kolestrol terdapat 2 macam yaitu HDL dan LDL apabila pada kolestrol
HDL berfungsi sebagai mengumpulkan kelebihan kolesterol LDL di arteri, dan
kemudian mengembalikannya ke hati untuk didaur ulang atau dihilangkan,
keuntungan dari HDL yaitu menjaga arteri tetap bersih dan saluran pembuluh darah
menjadi lega, sehingga darah mengalir dengan lancar. Kolestrol LDL adalah
kolesterol jahat dapat menyatu dengan lemak dan zat-zat lain yang kemudian
menumpuk di dinding bagian dalam arteri. Karenanya, arteri bisa menjadi tersumbat
dan menyempit, sehingga mengakibatkan aliran darah berkurang. ( wilso,2005).
Pada percobaan ini diperoleh hasil yang negatif karena adanya kolsetrol
apabila terjadi perubahan warna hijau, karena kolestrol telah terhidrasi maka tidak
ada lagi gugus hidroksi yang akan bereaksi dengan pereaksi Lieberman Burchar
sehingga menghasilkan negatif kolestrol.
Daftar Pustaka
Budha,K.1981. Kelapa dan hasil pengolahannya.Fakultas teknologi dan pertanian
Universitas Udayana: Denpasar.
Gunstone F D, Padley FD. 1997. Lipids Technologies and Application. Marcel
Dekker Inc. New York
Hart, Harold. 1987. Kimia Organik edisi keenam. Jakarta : Erlangga.
Ketaren.1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan. Universitas Indonesia
press: Jakarta.
Lehninger, A. L., 1982. Dasar-dasar Biokimia, Jlilid 1, Alih bahasa, Maggi
Thenawijaya, Erlangga, Jakarta.
Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, F.M. Titin. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Pramarsh. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Santoso, Anwar. 2008. Rumus Lengkap Kimia SMA. Jakarta : PT. Wahyu Media.
Syamsu, 2007. Kimia Organik. Edisi I. Binarupa Aksara : Jakarta.
Sylvia, A, P. and Wilson, C., 2005, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Edisi 6, Volume 1, 580, EGC, Jakarta.
Tim Dosen Biokimia. 2010. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : UPT-MKU
Universitas Hasanuddin.
Tim Dosen Biologi. 2010. Biologi Manusia. Makassar : UPT-MKU Universitas
Hasanuddin.
Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar 2. Makassar : UPT-MKU Universitas
Hasanuddin.
Trilaksani, W.2013.Antioksidan Jenis, Sumber, Mekanisme Kerja, dan peran terhadap
kesehatan. Laporan penelitian. Bogor : IPB.