com/2011/07/laporan-praktikum-elektronika-1-
modul-1.html
1. Tujuan Percobaan
Mempelajari fungsi dan sifat multimeter
Mempelajari penggunaan multimeter dan keterbatasan kemampuan multimeter
Dapat membedakan multimeter elektronis dan non elektronis
Dapat membedakan multimeter digital dan analog
Dapat menggunakan multimeter sebagai pengukur tegangan (Voltmeter)
Mempelajari kode warna pada resistor
3. Teori Penunjang
Multitester adalah alat untuk mengukur tegangan AC/DC, arus
DC dan tahanan. Untuk mengukur tegangan, saklar pilih
multitester dikembalikan pada posisi ACV atau DCV dan alat
ukur dipasang secara paralel dengan beban ( yang akan diukur).
Bila yang diukur adalah arus DC maka saklar pemilih diatur pada
posisi DC mA dan alat ukur di pasang seri dengan beban.
Sedangkan untuk mengukur tahanan, saklar pemilih di atur
pada posisi Ohm dan alat ukur dipasang secara paralel dengan
beban ( perlu diingat beban dalam keadaan tidak berarus
listrik). Hasil pengukuran dapat diketahui dengan membaca
skala yang sesuai dengan penempatan posisi skala pemilih.
4. Pelaksanaan Percbobaan
A. Mengukur tegangan dan arus pada power supply (Generator Sinyal)
- Pastikan power supply terhubung dengan sumber daya
- Nyalakan power supply kemudian tekan tombol protector
- Ukur tegangan menggunakan multimeter dengan cara menghubungkan kabel positif
multimeter ke lobang positif power supply, begitu juga untuk yang negative
- Baca nilai yang tertera pada multimeter
B. Pengukuran resistant pada bread broad
- Siap 5 buah resistor dengann ketahanan yang berbeda dan sebuah bread broad
- Rangkai resistor sesuai gambar di bawah ini
5. Hasil Percobaan
- Seri
- Paralel
8. Daftar Pustaka
[1]SEDRA,Adel S and Kenneth C.Smith,Microelectronics Circuit,Saunders College
Publishing,USA 1997
[2]MALVINO,Albert Paul,Electronic principles 3rd edition,MCGraw-Hill,1973
[3]HAYT,William J,et.al,Rangkaian Listrik Jilid 1 edisi ke-4 terjemahan pantur
Silaban,Erlangga,Jakarta,1991
[4]Nilsson,James W,et,al,Electric Circuit 5th edition,Addison-Wesley Publishing
Company,1996
[5]Franco,Sergio,Design with Operational Amplifiers andAnalog Integrated
Circuit,McGraw Hill,USA 1988
[6]KNOX,Rosemary,Fundamentals of Digital Electronics,Delmar Publishe Inc,New
York,1986
[7]http://labdasar.ee.itb.ac.id/
[8]http://www.alldatasheet.com/
http://yukoiri.blogspot.com/2012/11/percobaan-multimeter.html
PERCOBAAN MULTIMETER
BAB 1
MULTIMETER
A. TUJUAN
a. Mempelajari fungsi dan kegunaan multimeter
b. Memahami kekurangan dan kelebihan dari multimeter digital dan analog
c. Dapat menggunakan multimeter sebagai pengukuran tegangan (Voltmeter), sebagai
pengukur arus (Amperemeter) dan sebagai pengukur resistansi (Ohmmeter)
C. DASAR TEORI
1. Multimeter
Multimeter elektronik kadang-kadang disebut juga AVO-meter, Pada dasarnya alat ini
merupakan gabungan dari alat ukur searah, tegangan searah, resistansi, tegangan bolak-balik.
Untuk mengetahui fungsi dan sifat multimeter yang dipergunakan pelajarilah baik-baik
spesifikasi dan penggunaan alat tersebut.
Spesifikasi yang harus diperhatikan terutama adalah batas ukur dan skala pada setiap
besaran yang diukur arus, tegangan searah atau tegangan bolak-balik dan resistansi. Serta
harus bisa mengira satuannya, bilamana tidak diketahui maka bisa menggunkan skala yang
lebih besar. Dalam pengukuran sensitivitas yang dinyatakan dalam ohm-per-volt pada
pengukuran tegangan searah dan bolak-balik dan ketelitian yang dinyatakan dalam %. Serta
hanya mampu mengukur daerah frekuensi yang mampu diukur pada pengukuran tegangan
bolak-balik (misalnya antara 20 Hz sampai dengan 30 KHz). Tidah kalh penting adalah
batere yang diperlukan untuk mensuplay alat ukur. Sebelum menggunakan alat tersebut, perlu
dipelajari cara membaca skala serta melakukan “zero adjustment” (membuat jarum pada
kedudukan nol). Mampu memilih batas ukur dan tahu memilih terminal, yaitu
mempergunakan polaritas (tanda + dan -) pada pengukuran tegangan dan arus searah.
Jadi, dengan memilih harga RP tertentu maka akan mendapatkan pengaturan besaran arus IX
yang diukur. Resistor RP disebut resistor paralel atau "shunt“ dari rangkaian ammeter.
atau
agar meter M menunjukan harga maksimum. Imaks = arus skala penuh (full-scale). b) Bila
diambil RX = tak terhingga atau A-B dalam keadaan terbuka, maka diperoleh I M = 0 c)
Sekarang dimisalkan suatu resistor RX dipasang pada A-B, maka arus melalui M adalah
Sehingga
Dalam persamaan tersebut IM = arus yang mengalir melalui meter M dan RX = resistansi yang
diukur.
Kedudukan R2 jangan diubah lagi sehingga selalu terpenuhi persamaan diatas dengan
demikian akan diperoleh bahwa skala dengan RX = tak terhingga terletak di sebelah kanan.
Untuk RX = nol atau A-B dihubungsingkatkan maka tidak ada arus melalui M atau IM = 0
Jadi, pada ohmmeter skala nol ohm akan terletak di sebelah kiri
6. Rangkaian Multimeter
Gambar di bawah ini merupakan beberapa rangkaian multimeter yang digambarkan
secara terpisah, sebagai ammeter searah (Gambar 6), sebagai voltmeter searah (Gambar 7),
sebagai voltmeter bolak-balik (Gambar 8), dan sebagai ohmmeter.
E. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1. Mengukur Tahanan
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Tentukan nilai tahanan karbon yang tersedia berdasarkan
c. Atur sakelar pada multitester pada posisi ohm x10
d. Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat
e. Hubungkan singkat sampai menunjuk angka nol pada skala ohm.
f. Hubungkan multimeter pada masing‐masing kaki tahanan
g. Catatlah semua hasil pengukuran resistor pada tabel 1
Tabel 1 Hasil Pengukuran Multimeter Resistor
No Resistor Warna 1 Warna 2 Warna 3 Warna 4 Nilai Hasil ukur
47 kohm ±
1 R1 Merah Ungu Merah Emas 5%
2 R2 Orange Hitam Emas Emas 3ohm ± 5%
3 R3 Cokelat Hitam Merah Emas 1kohm ± 5%
2,7kohm ±
4 R4 Merah Ungu Merah Emas 5%
3,3kohm ±
5 R5 Orange Orange Merah Emas 5%
c. Aturlah frekuensi generator sinyal pada 50 Hz. Ukur dan aturlah amplitude generator sinyal
tersebut sebesar 6 Volt efektif dengan multimeter.
d. Hambatan yang dipiilh adalah R1 = R2 = 120 Ohm. Gunakan kedua multimeter analog dan
digital secara parallel untuk mengukur tegangan Vab.
e. Ukurlah tegangan Vab di multimeter analog dan digital, catat Tabel 4
f. Ulangilah pengukuran tegangan Vab dengan memodifikasi parameter rangkaian menjadi
R1 = R2 = 1,5 k
R1 = R2 = 1,5 M
g. Sebelum mengubah nilai R (dan menyambungkan voltmeter ke rangkaian), pastikan batas
ukur voltmeter analog terpilih dengan tepat.
h. Catatlah semua hasil percobaan di atas pada Tabel 4 dan analisis tabel tersebut.
Tabel 4 Hasil Perhitungan dan Pengukuran Tegangan Bolak-balik
No. Frekuensi R1, R2 Vab (Volt)
(Hz) (Ohm) Multimeter Analog Multimeter Digital
1. 50 120 dst.
dst.
Sumber:
Percobaan I Multimeter Lab.Dasar Teknik Elektro STEI-ITB
Laboratorium Fisika Fakultas Teknik UNP Padang, Labsheet Fisika Terapan – Edisi 2007
http://elektronikaindustri.com/rangkuman-dan-kesimpulan-materi-multimeter/
1) Multimeter adalah piranti ukur yang dapat digunakan untuk mengukur besaran listrik,
yaitu ; (1) tegangan, (2) arus, dan (3) tahanan (resistance).
5) Saklar jangkauan Multimeter harus berada pada posisi yang sesuai dengan besaran listrik
yang akan diukur.
6) Batas ukur (range) Multimeter harus berada pada posisi angka yang lebih besar dari nilai
besaran listrik yang akan diukur.
7) Sebelum melakukan pengukuran, posisi jarum harus berada tepat pada sisi kiri papan
skala.
8) Sekrup pengatur posisi jarum (preset) digunakan untuk mengatur posisi jarum pada angka
nol.
9) Tombol pengatur jarum pada posisi angka nol (zero adjustment) digunakan untuk
meletakkan jarum pada posisi angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk pengukuran
nilai tahanan/resistans (resistance). Untuk keperluan ini, ujung dari kedua kabel penyidik
disatukan, tombol diputar-putar untuk memperoleh posisi jarum pada angka nol.
10) Kabel penyidik (probes) berwarna merah selalu dimasukkan ke lubang kabel penyidik
yang bertanda (+) atau out.
11) Kabel penyidik (probes) berwarna hitam selalu dimasukkan ke lubang kabel penyidik
yang bertanda (-) atau common.
12) Baterai pada Multimeter dihubungkan secara seri dengan lubang kabel penyidik
(probes).
13) Pada Multimeter Analog, hasil pengukuran dibaca pada papan skala.
14) Pada Multimeter Digital, hasil pengukuran ditunjukkan langsung oleh angka yang
muncul pada layar display.
15) Hasil pengukuran tegangan listrik (ACV-DCV) dibaca pada bagian papan skala yang
bertuliskan ACV-DCV.
16) Hasil pengukuran arus listrik (DCmA) dibaca pada bagian papan skala yang bertuliskan
DCV, A.
17) Hasil pengukuran tahanan/resistan (resistance) dibaca pada bagian papan skala yang
bertuliskan W – kW.
18) Kriteria Multimeter ditentukan oleh seberapa besar arus yang digunakan untuk
menggerakkan alat pengukur (meter). Besarnya kuat arus yang digunakan dapat dihitung dari
kW/Volt yang tertera pada sisi kiri bawah papan skala.
19) Pada Multimeter yang didesain khusus, terdapat perangkat untuk mengukur hfe
transistor, dioda dan kapasitas kapasitor.
20) Melalui kegiatan diskusi yang rutin, secara perlahan seseorang akan memperoleh 7
(tujuh) kecakapan hidup (life skill).
http://elektronikaindustri.com/pengertian-dan-fungsi-multimeter-avometer/
Siapa yang tidak kenal Multimeter? Multimeter adalah alat wajib bagi seorang yang ingin
belajar Elektronika lebih mendalam. Banyak juga yang menyebut multimeter dengan
AVOmeter atau VOAM. Kali ini Elektronika Industri akan share tentang pengertian dan
fungsi dari multimeter tersebut. Sebelumnya Elektronika Industri sudah membahas alat ukur
lainnya yaitu tentang osiloskop.
Pengertian Multimeter
Multimeter adalah sebuah alat ukur listrik yang mengukur tegangan (volmeter, baik untuk
tegangan DC atau AC), Hambatan (Ohm meter) serta arus (ampere-meter).
Melalui ketiga fungsi tersebut, multimeter sering dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi
kerusakan sebuah komponen elektronika maupun rangkaian elektronika.
Bagian-Bagian Multimeter / Avometer
Jenis Multimeter
Berdasarkan display yang ditunjukkan, Multimeter dibedakan menjadi dua jenis yaitu
multimeter analog dan multimeter digital.
Multimeter analog penunjukannya menggunakan jarum dengan berbagai jenis skala sesuai
mode ukur yang dipilih.
Multimeter Analog yang menggunakan kumparan putar untuk menggerakkan jarum penunjuk
papan skala. Multimeter ini yang banyak dipakai karena harganya relatif terjangkau. Jika
pada Multimeter Digital hasil pengukuran langsung dapat dibaca dalam bentuk angka yang
tampil pada layar display, pada Multimeter analog hasil pengukuran dibaca lewat penunjukan
jarum pada papan skala.
http://elektronikaindustri.com/bagian-bagian-multimeter/
Bagian-Bagian Multimeter
Bagian-Bagian Multimeter
1. Papan Skala : digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala terdapat
skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω), tegangan (ACV dan DCV),
kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya. Lihat gambar di bawah ini.
Bagian-Bagian Multimeter
2. Saklar Jangkauan Ukur : digunakan untuk menentukan posisi kerja Multimeter, dan batas
ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam Ω), saklar
ditempatkan pada posisi Ω, demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-
DCV), dan kuat arus (mili Ampere – mikro Ampere). Satu hal yang perlu diingat, dalam
mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari
tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada
pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika hendak mengukur DCV.
3. Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) : digunakan untuk menera jarum penunjuk pada
angka nol (sebelah kiri papan skala).
4. Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) : digunakan untuk menera
jarum penunjuk pada angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk mengukur nilai
tahanan/resistan. Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik (probes) dipertemukan, tombol
diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol.
http://elektronikaindustri.com/batas-ukur-multimeter/
Elinds akan melanjutkan pembahasan tentang Multimeter yaitu mengenai Batas Ukur
Multimeter. Ada baiknya baca juga penjelasan tentang Pengertian dan Fungsi Multimeter
/ Avometer dan Bagian-Bagian Multimeter.
1. Batas Ukur (Range) Kuat Arus : biasanya terdiri dari angka-angka; 0,25 – 25 – 500 mA. Untuk
batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 0,25 mA. Untuk batas
ukur (range) 25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 25 mA. Untuk batas ukur
(range) 500, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 500 mA.
2. Batas Ukur (Range) Tegangan (ACV-DCV) : terdiri dari angka; 10 – 50 – 250 – 500 – 1000
ACV/DCV. Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 10
Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 50 Volt,
demikian seterusnya.
3. Batas Ukur (Range) Ohm : terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo Ohm (kW). Untuk batas ukur
(range) x1, semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan
W). Untuk batas ukur (range) x10, semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan
dikali dengan 10 (pada satuan W). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (kW), semua hasil
pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan kW), Untuk batas ukur
(range) x10k (10kW), semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan
10kW.
http://elektronikaindustri.com/cara-penggunaan-multimeter/
Cara penggunaan multimeter yang baik dan benar akan dishare Elinds pada posting ini.
Namun ada baiknya pula untuk membaca penjelasan sebelumnya yaitu : Pengertian dan
Fungsi Multimeter, Bagian-Bagian Multimeter, Batas Ukur Multimeter dan Baterai Pada
Mutimeter. Persiapan awal yang perlu Anda lakukan sebelum menggunakan Multimeter
adalah :
Cara Penggunaan Multimeter
1. Baca dengan teliti buku petunjuk penggunaan (manual instruction) Multimeter yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
2. Multimeter adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan (Multimeter
sebagai Volt-meter), mengukur Arus (Multimeter sebagai Ampere-meter), mengukur
Resistans/Tahanan (Multimeter sebagai Ohm-meter).
3. Sebelum dan sesudah Multimeter digunakan, posisi saklar jangkauan ukur harus selalu
berada pada posisi ACV dengan batas ukur (range) 250ACV atau lebih.
4. Kabel penyidik (probes) Multimeter selalu berwarna merah dan hitam. Masukkanlah kabel
yang berwarna merah ke lubang penyidik yang bertanda (+) atau out, dan kabel yang
berwarna hitam ke lubang penyidik yang bertanda (-) atau common.
5. Pada saat akan melakukan pengukuran dengan Perhatikan apakah jarum penunjuk sudah
berada pada posisi angka nol. Jika belum lakukanlah peneraan dengan cara memutar sekrup
pengatur posisi jarum (preset) dengan obeng minus (-).
6. Posisi saklar jangkauan ukur harus pada posisi yang sesuai dengan besaran yang akan diukur.
Jika akan mengukur tegangan listrik bolak balik (ACV) letakkan saklar pada posisi batas ukur
(range) yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Jika mengukur tegangan bolak balik
220V/220 ACV, letakkan saklar pada posisi batas ukur (range) 250 ACV. Hal yang sama juga
berlaku untuk pengukuran tegangan listrik searah (DCV), kuat arus (DCmA-DCmA), dan
tahanan/resistan (resistance).
7. Pada pengukuran DCV, kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan pada kutub
positip, kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada kutub negatip dari tegangan
yang akan diukur.
8. Jangan sekali-kali mengukur kuat arus listrik, kecuali kita sudah dapat memperkirakan
besarnya kuat arus yang mengalir.
9. Untuk mengukur tahanan/resistan (resistance) , letakkan saklar jangkauan ukur pada batas
ukur (range) W atau kW (kilo Ohm), pertemukan ujung kedua kabel penyidik (probes), tera
jarum penunjuk agar berada pada posisi angka nol dengan cara memutar-mutar tombol
pengatur jarum pada posisi angka nol (zero adjustment).
10. Berhati-hatilah jika akan mengukur tegangan listrik setinggi 220 ACV.