Anda di halaman 1dari 20

http://artahadi.blogspot.

com/2011/07/laporan-praktikum-elektronika-1-
modul-1.html

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 MULTIMETER

1. Tujuan Percobaan
 Mempelajari fungsi dan sifat multimeter
 Mempelajari penggunaan multimeter dan keterbatasan kemampuan multimeter
 Dapat membedakan multimeter elektronis dan non elektronis
 Dapat membedakan multimeter digital dan analog
 Dapat menggunakan multimeter sebagai pengukur tegangan (Voltmeter)
 Mempelajari kode warna pada resistor

2. Peralatan dan Komponen Percobaan


 Multimeter Digital masing masing 1 buah
 Sumber tegangan searah 6 volt, 0.5 ampere
 Sumber tegangan bolak balik (generator sinyal)
 Resistor W 5 %, 1 MΩ, dan 2,2 KΩ ( masing masing 2 buah )
 Resistor W 5 %, 270 KΩ, 33 KΩ 1,2 Ω 10 Ω ( masing masing 1 buah )
 BreadBroad
 Kabel Penghubung
 Kit praktikum

3. Teori Penunjang
Multitester adalah alat untuk mengukur tegangan AC/DC, arus
DC dan tahanan. Untuk mengukur tegangan, saklar pilih
multitester dikembalikan pada posisi ACV atau DCV dan alat
ukur dipasang secara paralel dengan beban ( yang akan diukur).
Bila yang diukur adalah arus DC maka saklar pemilih diatur pada
posisi DC mA dan alat ukur di pasang seri dengan beban.
Sedangkan untuk mengukur tahanan, saklar pemilih di atur
pada posisi Ohm dan alat ukur dipasang secara paralel dengan
beban ( perlu diingat beban dalam keadaan tidak berarus
listrik). Hasil pengukuran dapat diketahui dengan membaca
skala yang sesuai dengan penempatan posisi skala pemilih.
4. Pelaksanaan Percbobaan
A. Mengukur tegangan dan arus pada power supply (Generator Sinyal)
- Pastikan power supply terhubung dengan sumber daya
- Nyalakan power supply kemudian tekan tombol protector
- Ukur tegangan menggunakan multimeter dengan cara menghubungkan kabel positif
multimeter ke lobang positif power supply, begitu juga untuk yang negative
- Baca nilai yang tertera pada multimeter
B. Pengukuran resistant pada bread broad
- Siap 5 buah resistor dengann ketahanan yang berbeda dan sebuah bread broad
- Rangkai resistor sesuai gambar di bawah ini

5. Hasil Percobaan

- Seri

- Paralel

6. Analisa Hasil Percobaan


Pada praktikum yang kami lakukan,kami melakukan 2 percobaan pengukuran yaitu
tegangan power supply dan pengukuran tahanan,untuk pengukuran tegangan power supply
kami melakukan pengukuran pada AC,+DC ,-DC beserta DC total,sedangkan pada
pengukuran tahanan kami melakukan pengukuran pada rangkaian seri dan paralel yang
masing-masing menggunakan 5 resistant dan hasil dari pengukuran ke 2 rangkaian tersebut
tersebut memang jelas berbeda.
7. Kesimpulan
Pada percobaan diatas kami menyimpulkan bahwa :
- Tiap Resistor yang kami ukur mempunyai tahanan yang berbeda beda
- Tiap Multimeter mempunyai daya ukur yang berbeda beda dan tidak hanya mengukur satu
jenis Besaran Elktro
- Resistor yang dirangkai secara seri memiliki Rtotal = Jumlah R nya
- Resistor yang dirangkai secara Paralel memiliki Nilai Resistan yang sama

8. Daftar Pustaka
[1]SEDRA,Adel S and Kenneth C.Smith,Microelectronics Circuit,Saunders College
Publishing,USA 1997
[2]MALVINO,Albert Paul,Electronic principles 3rd edition,MCGraw-Hill,1973
[3]HAYT,William J,et.al,Rangkaian Listrik Jilid 1 edisi ke-4 terjemahan pantur
Silaban,Erlangga,Jakarta,1991
[4]Nilsson,James W,et,al,Electric Circuit 5th edition,Addison-Wesley Publishing
Company,1996
[5]Franco,Sergio,Design with Operational Amplifiers andAnalog Integrated
Circuit,McGraw Hill,USA 1988
[6]KNOX,Rosemary,Fundamentals of Digital Electronics,Delmar Publishe Inc,New
York,1986
[7]http://labdasar.ee.itb.ac.id/
[8]http://www.alldatasheet.com/
http://yukoiri.blogspot.com/2012/11/percobaan-multimeter.html

PERCOBAAN MULTIMETER

BAB 1
MULTIMETER

A. TUJUAN
a. Mempelajari fungsi dan kegunaan multimeter
b. Memahami kekurangan dan kelebihan dari multimeter digital dan analog
c. Dapat menggunakan multimeter sebagai pengukuran tegangan (Voltmeter), sebagai
pengukur arus (Amperemeter) dan sebagai pengukur resistansi (Ohmmeter)

B. ALAT DAN BAHAN


a. Multimeter Analog
b. Multimeter Digital
c. Power Supply DC
d. Sumber Tegangan AC
e. Tahanan
f. Kabel
g. Jek
h. Resistor

C. DASAR TEORI
1. Multimeter
Multimeter elektronik kadang-kadang disebut juga AVO-meter, Pada dasarnya alat ini
merupakan gabungan dari alat ukur searah, tegangan searah, resistansi, tegangan bolak-balik.
Untuk mengetahui fungsi dan sifat multimeter yang dipergunakan pelajarilah baik-baik
spesifikasi dan penggunaan alat tersebut.
Spesifikasi yang harus diperhatikan terutama adalah batas ukur dan skala pada setiap
besaran yang diukur arus, tegangan searah atau tegangan bolak-balik dan resistansi. Serta
harus bisa mengira satuannya, bilamana tidak diketahui maka bisa menggunkan skala yang
lebih besar. Dalam pengukuran sensitivitas yang dinyatakan dalam ohm-per-volt pada
pengukuran tegangan searah dan bolak-balik dan ketelitian yang dinyatakan dalam %. Serta
hanya mampu mengukur daerah frekuensi yang mampu diukur pada pengukuran tegangan
bolak-balik (misalnya antara 20 Hz sampai dengan 30 KHz). Tidah kalh penting adalah
batere yang diperlukan untuk mensuplay alat ukur. Sebelum menggunakan alat tersebut, perlu
dipelajari cara membaca skala serta melakukan “zero adjustment” (membuat jarum pada
kedudukan nol). Mampu memilih batas ukur dan tahu memilih terminal, yaitu
mempergunakan polaritas (tanda + dan -) pada pengukuran tegangan dan arus searah.

2. Alat Ukur Arus Searah


Ammeter arus searah (DC ammeter) dipergunakan untuk mengukur arus searah. Alat
ukur ini dapat berupa amperemeter, milliamperemeter dan galvanometer. Dalam
mempergunakan ammeter arus searah perlu diperhatikan beberapa hal yaitu Ammeter tidak
boleh dipasang sejajar (paralel) dengan sumber daya serta ammeter harus dipasang seri
dengan rangkaian yang diukur arusnya dan melihat polaritasnya. Bila kita mempunyai
milliamperemeter arus searah, hendak digunakan sebagai ammeter dengan beberapa macam
batas ukur, dapat dilakukan sebagai berikut:

Gambar 1 Rangkaian Dasar Ammeter Searah


Dimisalkan M milliamperemeter dengan batas ukur 1 mA dan resistansi dianggap RM
pasang resistor RP paralel dengan meter M. Dari rangkaian,dapat dilakukan perhitungan
berikut:

Arus yang diukur adalah:

Misalkan IM adalah batas ukur meter M = 1 mA dan dipilih


maka arus yang diukur adalah

Jadi, dengan memilih harga RP tertentu maka akan mendapatkan pengaturan besaran arus IX
yang diukur. Resistor RP disebut resistor paralel atau "shunt“ dari rangkaian ammeter.

3. Alat Ukur Tegangan Searah


Suatu alat ukur tegangan searah umumnya terdiri dari: meter dasar (Amperemeter)
dan rangkaian tambahan untuk memperoleh hubungan antara tegangan searah yang diukur
dengan arus searah yang mengalir melalui meter dasar. Meter dasar merupakan suatu alat
yang bekerja (merupakan stator), dan suatu kumparan yang akan dilalui arus yang bebas
bergerak dalam medan magnet tetap tersebut. Rangkaian dasar voltmeter dapat digambarkan
seperti pada Gambar 2.

Gambar 2 Rangkaian Dasar Voltmeter Searah


Dari gambar 2 dapat diperoleh suatu persamaan
VX = IM RS + IM RM Ket: VX = tegangan yang diukur
RS = resistor seri
RM = resistansi dalam meter
M = meter dasar (berupa mA meter)
Bila IM adalah batas ukur meter M atau skala penuh maka RS harus dipilih sehingga VX
merupakan batas ukur dari seluruh rangkaian sebagai voltmeter.

4. Alat Ukur Tegangan Bolak-Balik


Pada dasarnya voltmeter bolak-balik terdiri dari: rangkaian penyearah, meter dasar
(misalnya mA-meter searah) dan resistor seri (lihat Gambar 3).

Gambar 3 Rangkaian Dasar Voltmeter Bolak-Balik


Untuk gambar 3a Arus Searah memperolah persamaan sebagi berikut:

Atau Vx (harga efektif = 1,11 IM (RS + RM)


Sedangkan untuk gambar 3b Arus Searah dengan persamaan sebagai berikut:

Atau Vx (harga efektif = 2,22 IM (RS + RM)


Jadi untuk skala multimeter ssebagai voltmeter bolak-balik umumnya dikalibrasi,
untuk bentuk gelombang sinusoida murni. Dengan demikian diharapkan meter akan
menunjukan harga yang salah dipengukuran tegangan bolak-balik bukan sinus murni.

5. Alat Ukur Resistansi


Umum suatu rangkaian ohmmeter terdiri dari meter dasar berupa miliammeter atau
mikroammeter arus searah, beberapa buah resistor dan potensiometer serta suatu sumber
tegangan searah atau baterai. Ada dua macam jenis ohmmeter, yaitu ohmmeter seri dan
ohmmeter paralel.
Gambar 4 Rangkaian Dasar Ohmmeter seri
V merupakan sumber tegangan searah atau baterai dan RM adalah resistansi dalam meter
dasar M. a) Mula-mula diambil RX = nol atau A-B dihubungkan sehingga diperoleh arus
melalui meter M adalah:

atau

Pada keadaan tersebut R2 diatur

agar meter M menunjukan harga maksimum. Imaks = arus skala penuh (full-scale). b) Bila
diambil RX = tak terhingga atau A-B dalam keadaan terbuka, maka diperoleh I M = 0 c)
Sekarang dimisalkan suatu resistor RX dipasang pada A-B, maka arus melalui M adalah

Sehingga

Dalam persamaan tersebut IM = arus yang mengalir melalui meter M dan RX = resistansi yang
diukur.

Gambar 5 Rangkaian Dasar Ohmmeter Paralel


V = Sumber Tegangan Searah/Baterai
RM = Resistansi Dalam Meter M
Dalam keadaan tidak dipergunakan, saklar S harus dibuka agar baterai V tidak lekas
menjadi lemah. Bila ohmmeter dipergunakan, maka saklar S akan ditutup. Mula-mula
diambil RX = tak terhingga atau A-B dalam keadaan terbuka, sehingga diperoleh arus melalui
M + IM. Pada keadaan ini pontensiometer R2 diatur agar arus melalui M mencapai harga

maksimum (skala penuh), sehingga

Kedudukan R2 jangan diubah lagi sehingga selalu terpenuhi persamaan diatas dengan
demikian akan diperoleh bahwa skala dengan RX = tak terhingga terletak di sebelah kanan.
Untuk RX = nol atau A-B dihubungsingkatkan maka tidak ada arus melalui M atau IM = 0
Jadi, pada ohmmeter skala nol ohm akan terletak di sebelah kiri

6. Rangkaian Multimeter
Gambar di bawah ini merupakan beberapa rangkaian multimeter yang digambarkan
secara terpisah, sebagai ammeter searah (Gambar 6), sebagai voltmeter searah (Gambar 7),
sebagai voltmeter bolak-balik (Gambar 8), dan sebagai ohmmeter.

Gambar 6 Rangkaian Ammeter Searah

Gambar 7 Rangkaian Voltmeter Searah


Gambar 8 Rangkaian Voltmeter Bolak-Balik

D. PETUNJUK UMUM MENGGUNAKAN MULTIMETER


Sebelum memulai percobaan ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain
sebagai berikut:
a. Perhatikan baik-baik beberapa catatan tentang penggunaan multimeter yaitu dalam kesalahan
penggunaan multimeter dapat menyebabkan fuse pada multimeter putus. Putusnya fuse dapat
mengakibatkan pemotongan nilai praktek sebesar min. 10 point.
b. Dalam keadaan tidak dipakai, selector sebaiknya pada kedudukan AC volt pada harga skala
cukup besar (misalnya 250 volt). Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pakai
yang membahayakan multimeter.
c. Sebelum mulai mengukur suatu besaran listrik perhatikanlah lebih dahulu besaran apakah
yang hendak diukur dan kira-kira berapakah besaranya, kemudian pilihlah kedudukan
selector dan skala manakah yang akan dipergunakan. Perhatikan pula polaritas (tanda + dan -)
bila diperlukan.
d. Jangan menyambungkan multimeter pada rangkaian. Tetapi bila rangkaian siap baru
kemudian memilih kedudukan selector dan skala yang akan digunakan. Jika arus/tegangan
melebihi batas maksimal pengukuran multimeter fuse akan putus.
e. Pada waktu mulai melakukan pengukuran arus dan tegangan dan besarnya tidak dapat
dipastikan, maka mulailah dari batas ukur yang paling besar. Setelah itu selector dapat
dipindahkan ke batas ukur yang lebih rendah untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
f. Pada pengukuran tegangan dan arus, pembacaan meter akan teliti bila penunjukan jarum
terletak di daerah dekat skala penuh, sedangkan pada pengukuran resistansi bila penunjukan
jarum terletak di daerah pertengahan skala.
g. Harus diperhatikan: pengukuran resistansi hanya boleh dilakukan pada komponen atau
rangkaian tidak mengandung sumber tegangan.

E. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1. Mengukur Tahanan
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Tentukan nilai tahanan karbon yang tersedia berdasarkan
c. Atur sakelar pada multitester pada posisi ohm x10
d. Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat
e. Hubungkan singkat sampai menunjuk angka nol pada skala ohm.
f. Hubungkan multimeter pada masing‐masing kaki tahanan
g. Catatlah semua hasil pengukuran resistor pada tabel 1
Tabel 1 Hasil Pengukuran Multimeter Resistor
No Resistor Warna 1 Warna 2 Warna 3 Warna 4 Nilai Hasil ukur
47 kohm ±
1 R1 Merah Ungu Merah Emas 5%
2 R2 Orange Hitam Emas Emas 3ohm ± 5%
3 R3 Cokelat Hitam Merah Emas 1kohm ± 5%
2,7kohm ±
4 R4 Merah Ungu Merah Emas 5%
3,3kohm ±
5 R5 Orange Orange Merah Emas 5%

2. Mengukur Arus Searah


a. Buatlah rangkaian seri di bawah ini dengan Vs = 6Volt dan R1 = R2 = 120ohm.

b. Dengan harga-harga Vs dan R tersebut, hitunglah I (tidak menggunakan Amperemeter!) dan


cantumkan hasil perhitungan tersebut pada Tabel 2.
c. Sekarang ukurlah arus searah I tersebut dengan multimeter analog. (Perhatikan polaritas
meter!). Sesuaikan batas ukur dengan nilai arus terhitung. Ulangilah pengukuran arus searah I
dengan memodifikasi parameter rangkaian menjadi R1 = R2 = 1,5 k dan R1 = R2 = 1,5 M
d. Sebelum mengubah nilai R (dan menyambungkan amperemeter ke rangkaian), pastikan batas
ukur amperemeter terpilih dengan tepat.
e. Lakukan kembali pengukuran arus searah I (dengan tiga harga R yang berbeda)
menggunakan multimeter digital.
f. Catatlah semua hasil perhitungan dan pengukuran arus I pada (Tabel 2)
Tabel 2 Hasil Perhitungan dan Pengukuran Arus
Multimeter
Parameter Rangkaian yang Nilai Multimeter Analog
Digital
digunakan Arus
Nilai Arus Nilai Arus
Terhitun Batas
Terukur Terukur
Vs R1 R2 g Ukur
(Ampere) (Ampere)
120 120
6V dst. 2,5 mA
Ohm Ohm
dst.
3. Mengukur Tegangan Arus Searah
a. Perhatikan rangkaian berikut:

b. Buatlah rangkaian tersebut dengan Vs = 6V dan R1 = R2 = 120


c. Dengan harga-harga Vs dan R tersebut, hitunglah tegangan Vab (tidak menggunakan
Voltmeter!), cantumkan hasil perhitungan tersebut pada Tabel 3.
d. Kemudian ukurlah tegangan Vab dengan multimeter analog. (Perhatikanlah polaritas meter!)
Sesuaikan batas ukur yang dipilih dengan hasil perhitungan Vab. Batas ukur manakah yang
dipilih? Adakah pengaruh resistansi dalam meter terhadap hasil pengukuran?
e. Ulangilah pengukuran tegangan Vab dengan memodifikasi parameter rangkaian menjadi
R1 = R2 = 1,5 k
R1 = R2 = 1,5 M
f. Sebelum mengubah nilai R (dan menyambungkan voltmeter ke rangkaian), pastikan batas
ukur voltmeter terpilih dengan tepat.
g. Lakukan kembali pengukuran tegangan searah Vab tersebut (dengan tiga harga R yang
berbeda) menggunakan multimeter digital.
h. Catatlah semua hasil perhitungan dan pengukuran tegangan Vab tersebut (Tabel 3).
Tabel 3 Hasil Perhitungan dan Pengukuran Tegangan Arus Searah
Multimeter
Parameter yang Multimeter Analog
Digital
digunakan
Batas Sensitivit Vab
R1 R2 Vab (Volt)
Vs Ukur as (Volt)
(ohm) (ohm)
200 k
6V 120 120 10V dst. dst.
ohm
dst.

4. Mengukur Tegangan Arus Bolak-Balik


a. Pada bagian ini akan digunakan generator sinyal untuk menghasilkan tegangan bolak-balik
dengan frekuensi yang dapat diubah-ubah.
b. Buatlah rangkaian berikut pada rangkaian ini digunakan G (PLN) sebagai sumber tegangan
arus bolak-balik.

c. Aturlah frekuensi generator sinyal pada 50 Hz. Ukur dan aturlah amplitude generator sinyal
tersebut sebesar 6 Volt efektif dengan multimeter.
d. Hambatan yang dipiilh adalah R1 = R2 = 120 Ohm. Gunakan kedua multimeter analog dan
digital secara parallel untuk mengukur tegangan Vab.
e. Ukurlah tegangan Vab di multimeter analog dan digital, catat Tabel 4
f. Ulangilah pengukuran tegangan Vab dengan memodifikasi parameter rangkaian menjadi
R1 = R2 = 1,5 k
R1 = R2 = 1,5 M
g. Sebelum mengubah nilai R (dan menyambungkan voltmeter ke rangkaian), pastikan batas
ukur voltmeter analog terpilih dengan tepat.
h. Catatlah semua hasil percobaan di atas pada Tabel 4 dan analisis tabel tersebut.
Tabel 4 Hasil Perhitungan dan Pengukuran Tegangan Bolak-balik
No. Frekuensi R1, R2 Vab (Volt)
(Hz) (Ohm) Multimeter Analog Multimeter Digital
1. 50 120 dst.
dst.

Sumber:
Percobaan I Multimeter Lab.Dasar Teknik Elektro STEI-ITB
Laboratorium Fisika Fakultas Teknik UNP Padang, Labsheet Fisika Terapan – Edisi 2007

http://elektronikaindustri.com/rangkuman-dan-kesimpulan-materi-multimeter/

Rangkuman dan Kesimpulan Materi Multimeter

1) Multimeter adalah piranti ukur yang dapat digunakan untuk mengukur besaran listrik,
yaitu ; (1) tegangan, (2) arus, dan (3) tahanan (resistance).

2) Tegangan listrik dinyatakan dalam satuan Volt (V).

3) Arus listrik dinyatakan dalam satuan Ampere (A).

4) Tahanan/resistan (resistance) listrik dinyatakan dalam satuan Ohm (W).

5) Saklar jangkauan Multimeter harus berada pada posisi yang sesuai dengan besaran listrik
yang akan diukur.

6) Batas ukur (range) Multimeter harus berada pada posisi angka yang lebih besar dari nilai
besaran listrik yang akan diukur.

7) Sebelum melakukan pengukuran, posisi jarum harus berada tepat pada sisi kiri papan
skala.

8) Sekrup pengatur posisi jarum (preset) digunakan untuk mengatur posisi jarum pada angka
nol.

9) Tombol pengatur jarum pada posisi angka nol (zero adjustment) digunakan untuk
meletakkan jarum pada posisi angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk pengukuran
nilai tahanan/resistans (resistance). Untuk keperluan ini, ujung dari kedua kabel penyidik
disatukan, tombol diputar-putar untuk memperoleh posisi jarum pada angka nol.

10) Kabel penyidik (probes) berwarna merah selalu dimasukkan ke lubang kabel penyidik
yang bertanda (+) atau out.

11) Kabel penyidik (probes) berwarna hitam selalu dimasukkan ke lubang kabel penyidik
yang bertanda (-) atau common.
12) Baterai pada Multimeter dihubungkan secara seri dengan lubang kabel penyidik
(probes).

13) Pada Multimeter Analog, hasil pengukuran dibaca pada papan skala.

14) Pada Multimeter Digital, hasil pengukuran ditunjukkan langsung oleh angka yang
muncul pada layar display.

15) Hasil pengukuran tegangan listrik (ACV-DCV) dibaca pada bagian papan skala yang
bertuliskan ACV-DCV.

16) Hasil pengukuran arus listrik (DCmA) dibaca pada bagian papan skala yang bertuliskan
DCV, A.

17) Hasil pengukuran tahanan/resistan (resistance) dibaca pada bagian papan skala yang
bertuliskan W – kW.

18) Kriteria Multimeter ditentukan oleh seberapa besar arus yang digunakan untuk
menggerakkan alat pengukur (meter). Besarnya kuat arus yang digunakan dapat dihitung dari
kW/Volt yang tertera pada sisi kiri bawah papan skala.

19) Pada Multimeter yang didesain khusus, terdapat perangkat untuk mengukur hfe
transistor, dioda dan kapasitas kapasitor.

20) Melalui kegiatan diskusi yang rutin, secara perlahan seseorang akan memperoleh 7
(tujuh) kecakapan hidup (life skill).

http://elektronikaindustri.com/pengertian-dan-fungsi-multimeter-avometer/

Pengertian dan Fungsi Multimeter / Avometer

Siapa yang tidak kenal Multimeter? Multimeter adalah alat wajib bagi seorang yang ingin
belajar Elektronika lebih mendalam. Banyak juga yang menyebut multimeter dengan
AVOmeter atau VOAM. Kali ini Elektronika Industri akan share tentang pengertian dan
fungsi dari multimeter tersebut. Sebelumnya Elektronika Industri sudah membahas alat ukur
lainnya yaitu tentang osiloskop.

Pengertian Multimeter

Multimeter adalah sebuah alat ukur listrik yang mengukur tegangan (volmeter, baik untuk
tegangan DC atau AC), Hambatan (Ohm meter) serta arus (ampere-meter).

Melalui ketiga fungsi tersebut, multimeter sering dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi
kerusakan sebuah komponen elektronika maupun rangkaian elektronika.
Bagian-Bagian Multimeter / Avometer

Jenis Multimeter

Berdasarkan display yang ditunjukkan, Multimeter dibedakan menjadi dua jenis yaitu
multimeter analog dan multimeter digital.

Multimeter analog penunjukannya menggunakan jarum dengan berbagai jenis skala sesuai
mode ukur yang dipilih.

Multimeter Analog yang menggunakan kumparan putar untuk menggerakkan jarum penunjuk
papan skala. Multimeter ini yang banyak dipakai karena harganya relatif terjangkau. Jika
pada Multimeter Digital hasil pengukuran langsung dapat dibaca dalam bentuk angka yang
tampil pada layar display, pada Multimeter analog hasil pengukuran dibaca lewat penunjukan
jarum pada papan skala.

http://elektronikaindustri.com/bagian-bagian-multimeter/
Bagian-Bagian Multimeter

Bagian-Bagian Multimeter

1. Papan Skala : digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala terdapat
skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω), tegangan (ACV dan DCV),
kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya. Lihat gambar di bawah ini.
Bagian-Bagian Multimeter

2. Saklar Jangkauan Ukur : digunakan untuk menentukan posisi kerja Multimeter, dan batas
ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam Ω), saklar
ditempatkan pada posisi Ω, demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-
DCV), dan kuat arus (mili Ampere – mikro Ampere). Satu hal yang perlu diingat, dalam
mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari
tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada
pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika hendak mengukur DCV.

3. Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) : digunakan untuk menera jarum penunjuk pada
angka nol (sebelah kiri papan skala).

4. Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) : digunakan untuk menera
jarum penunjuk pada angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk mengukur nilai
tahanan/resistan. Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik (probes) dipertemukan, tombol
diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol.

5. Lubang Kabel Penyidik : tempat untuk menghubungkan kabel penyidik dengan


Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau common. Pada Multimeter yang
lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor (penguatan arus
searah/DCmA oleh transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur
kapasitas kapasitor.

http://elektronikaindustri.com/batas-ukur-multimeter/

Batas Ukur Multimeter


Posted by elektronika Google on July 21st, 2012 Rating 9.0 ?Outstanding

Elinds akan melanjutkan pembahasan tentang Multimeter yaitu mengenai Batas Ukur
Multimeter. Ada baiknya baca juga penjelasan tentang Pengertian dan Fungsi Multimeter
/ Avometer dan Bagian-Bagian Multimeter.

Batas Ukur Multimeter

1. Batas Ukur (Range) Kuat Arus : biasanya terdiri dari angka-angka; 0,25 – 25 – 500 mA. Untuk
batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 0,25 mA. Untuk batas
ukur (range) 25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 25 mA. Untuk batas ukur
(range) 500, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 500 mA.

2. Batas Ukur (Range) Tegangan (ACV-DCV) : terdiri dari angka; 10 – 50 – 250 – 500 – 1000
ACV/DCV. Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 10
Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 50 Volt,
demikian seterusnya.

3. Batas Ukur (Range) Ohm : terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo Ohm (kW). Untuk batas ukur
(range) x1, semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan
W). Untuk batas ukur (range) x10, semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan
dikali dengan 10 (pada satuan W). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (kW), semua hasil
pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan kW), Untuk batas ukur
(range) x10k (10kW), semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan
10kW.

http://elektronikaindustri.com/cara-penggunaan-multimeter/

Cara Penggunaan Multimeter


Posted by elektronika Google on July 21st, 2012 Rating 9.0 ?Outstanding

Cara penggunaan multimeter yang baik dan benar akan dishare Elinds pada posting ini.
Namun ada baiknya pula untuk membaca penjelasan sebelumnya yaitu : Pengertian dan
Fungsi Multimeter, Bagian-Bagian Multimeter, Batas Ukur Multimeter dan Baterai Pada
Mutimeter. Persiapan awal yang perlu Anda lakukan sebelum menggunakan Multimeter
adalah :
Cara Penggunaan Multimeter

1. Baca dengan teliti buku petunjuk penggunaan (manual instruction) Multimeter yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
2. Multimeter adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan (Multimeter
sebagai Volt-meter), mengukur Arus (Multimeter sebagai Ampere-meter), mengukur
Resistans/Tahanan (Multimeter sebagai Ohm-meter).
3. Sebelum dan sesudah Multimeter digunakan, posisi saklar jangkauan ukur harus selalu
berada pada posisi ACV dengan batas ukur (range) 250ACV atau lebih.
4. Kabel penyidik (probes) Multimeter selalu berwarna merah dan hitam. Masukkanlah kabel
yang berwarna merah ke lubang penyidik yang bertanda (+) atau out, dan kabel yang
berwarna hitam ke lubang penyidik yang bertanda (-) atau common.
5. Pada saat akan melakukan pengukuran dengan Perhatikan apakah jarum penunjuk sudah
berada pada posisi angka nol. Jika belum lakukanlah peneraan dengan cara memutar sekrup
pengatur posisi jarum (preset) dengan obeng minus (-).
6. Posisi saklar jangkauan ukur harus pada posisi yang sesuai dengan besaran yang akan diukur.
Jika akan mengukur tegangan listrik bolak balik (ACV) letakkan saklar pada posisi batas ukur
(range) yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Jika mengukur tegangan bolak balik
220V/220 ACV, letakkan saklar pada posisi batas ukur (range) 250 ACV. Hal yang sama juga
berlaku untuk pengukuran tegangan listrik searah (DCV), kuat arus (DCmA-DCmA), dan
tahanan/resistan (resistance).
7. Pada pengukuran DCV, kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan pada kutub
positip, kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada kutub negatip dari tegangan
yang akan diukur.
8. Jangan sekali-kali mengukur kuat arus listrik, kecuali kita sudah dapat memperkirakan
besarnya kuat arus yang mengalir.
9. Untuk mengukur tahanan/resistan (resistance) , letakkan saklar jangkauan ukur pada batas
ukur (range) W atau kW (kilo Ohm), pertemukan ujung kedua kabel penyidik (probes), tera
jarum penunjuk agar berada pada posisi angka nol dengan cara memutar-mutar tombol
pengatur jarum pada posisi angka nol (zero adjustment).
10. Berhati-hatilah jika akan mengukur tegangan listrik setinggi 220 ACV.

Anda mungkin juga menyukai