Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN SIMULASI PRAKTIKUM

PEMBORAN

KELOMPOK II

PROGRAM STUDI S1/D3 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

UNIVERSITAS PAPUA
SORONG
2018
LAPORAN SIMULASI PRAKTIKUM
PEMBORAN

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Matakuliah Teknik


Pemboran
Program Studi S1/D3 Teknik Pertambangan
Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Pertambangan Dan Perminyakan
Universitas Papua
Tahun Akademik 2017/2018
Nukuway R Ondowapo 201540002
Matheus Kladius 201540005
Yoses H Balyo 201540012
Evlina S Kapitarauw 201540014
Nikanor N Manori 201563007
Wilson W G Ameto 201563030
Alfian V Ieprasetyo 201563041
Jusanli Leatemia 201563044
Mario Saputra 201640012
Merry Tefa Septiani 201663002
Dhimas Setiawan 201663004
Kurniawan Abdullah 201663006
Yoseph F Maturbongs 201663009
Givenshe A W Pasongli 201663017
Natalia Tuanakotta 201663019
Annisa Sari 201663025
Regina R Sumawe 201663029

PROGRAM STUDI S1/D3 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

UNIVERSITAS PAPUA
SORONG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Laporan : Simulasi Praktikum Pemboran
Kelompok : Dua ( II)
Jurusan : Teknik Pertambangan
Program Studi : S1/D3 Teknik Pertambangan

Disetujui dan Disahkan Pada :


Hari :
Tanggal :

Diperiksa,
Asisten

Harianto M Sirait

Disetujui,
Dosen Pengampu

Pengampu I Pengampu II

Irla Juanda Pasulu, S.T. Andi


Milwadi, S.T.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
tersusunnya laporan simulasi praktikum pemboran.Laporan ini
dimaksudkan sebagai salah satu syarat kelulusan pada matakuliah teknik
pemboran.Tujuan dari praktikum teknik pemboran ini yaitu menghitung
produksi dan biaya produksi alat bor berdasarkan kecepatan pemboran,
waktu pemboran, kedalaman lubang bor, efisiensi kerja dan jumlah alat bor
yang di gunakan.
Lewat kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada :
a. Ibu Irla J. Pasulu, S.T. selaku dosen pengampu I pada mata kuliah
Mekanika Tanah.
b. Bapak Andi Milwadi, S.T. selaku dosen pengampu II pada mata kuliah
Mekanika Tanah.
c. Tim Asisten Dosen selaku pembimbing dalam praktikum dan
praktikum dan penyusunan laporan.
d. Orang tua dan teman-teman yang selalu mendukung kami dalam
penyusunan laporan ini.

Kami berharap laporan ini dapat berguna untuk pembaca, kami juga
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan laporan ini di waktu yang akan datang.

Sorong, 1Mei 2018

Kelompok II
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

2.1 Pick Hammer……………………………………………………….


2.2 Jack Hammer……………………………………………………….
2.3 Jack Leg…………………………………………………………….
2.4 Pola Pemboran Selang-Seling (Staggered Square Pattern)………….
2.5 Pola Pemboran Selang-Seling (Staggered Rectanguler Pattern)…….
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL

DAFTAR SINGKATAN
AI Average Investmen

TP Target Produksi

ITA Interest, Taxes, Ansurance

P Percent Value

F Feature Value

DAFTAR SIMBOL

Simbol Keterangan Dimensi


Kecepatan
GDr m/jam
Pemboran
Kedalaman
H M
Lubang Bor
Waktu Edar Rata-
Ctr
Rata
Df Faktor Driabilitas
Ketersediaan
PA
Mesin
Gs Bobot Isi ton/m3
J Subdriling m
B Burden m
S Spasi m
Jumlah Unit Alat
K yang
Digunakan
N Umur Ekonomis
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam suatu
operasi peledakan batuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat sejumlah lubang
ledak yang nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan peledak untuk diledakkan.
Sifat batuan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pengeboran,
disamping faktor-faktor drilabilitas batuan, geometri pengeboran, umur dan
kondisi mesin bor, serta keterampilan operator mesin bor. Penilaian kinerja
pengeboran berdasarkan faktor-faktor geometri pengeboran, umur dan kondisi
mesin bor, serta ketrampilan operator mesin bor sudah cukup jelas. Sedangkan
berdasarkan faktor drilabilitas batuan akan terkait dengan sifat batuan. Sifat
batuan di alam adalah heterogen, anisotrop, diskontinu, sehingga untuk menilai
kinerja pengeboran berdasarkan sifat batuan perlu kajian terhadap proses
pengeboran yang mempengaruhi laju penetrasi mesin bor terhadap beberapa
macam batuan. Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
pemboran, maka kita dapat menentukan produksi dan biaya produksi alat bor
tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah memenuhi persyaratan pada matakuliah
teknik pemboran.
1.2.2 Tujuan
1. Mampu menghitung produksi alat bor
2. Mampu menghitung biaya produksi alat bor
3. Mampu menghitung kecepatan pemboran berdasarkan GDr,
kedalaman lubang bor, jumlah alat bor yang digunakan, waktu
pemboran dan efisiensi kerja.

1.3 Waktu Praktikum


A. Hari : Rabu
Tanggal : 25 April 2018
Tempat : Ruang D3 Tambang
B. Hari : Jumat
Tanggal : 4 Mei 2018
Tempat : Ruang Laboratorium Tambang
C. Hari : Jumat
Tanggal : 11 Mei 2018
Tempat : Ruang Laboratorium Tambang
D. Hari : Rabu
Tanggal : 16 Mei 2018
Tempat : Ruang Laboratorium Tambang

1.4
II DASAR TEORI

2.1 Sejarah Pemboran


Pembongkaran batuan dengan menggunakan bahan peledak telah dikenal
orang sejak abad ke-17 ketika black powder mulai digunakan di pertambangan,
yaitu pada tambang-tambang yang berada di Hungaria pada tahun 1627.Sejak saat
itu secara cepat peledakan mejadi metode pembongkaran batuan yang paling
populer karena produktif dan murah.Dari segi perlengkapan peledakan blasting
accessories, pada tahun1976 mulai diperdagangkan non electric delay blasting
system.Hingga saat ini teknologi bahan peledak komersial atau disebut juga bahan
peledak industri semakin maju dan masih terus berkembang kearah peningkatan
keamanan dan penggunaannya yang secara efisien. Pada waktu yang sama metode
pembongkaran lubang ledak mengalami kemajuan dengan digunakannya udara
bertekanan sebagai sumber energi mesin bor rotari-perkusif pada tahun 1861,
penggunaan mesin bor rotary berukuran besar dan down the hole hammer pada
tahun 1950 danperkembangan hydraulic hammer pada akhir tahun 1970-an.
(Lestaluhu, 2011)

2.2 .Definisi Pemboran


Pekerjaan pemboran dilakukan untuk beberapa tujuan antara lain pemboran
untuk lubang ledak, pemboran air dan pemboran inti (coring). Pemboran untuk
lubang ledak dan pemboran inti dapat dilaksanakan di tambang terbuka dan
tambang bawah tanah.Adapun jenis-jenis alat bor yang digunakan sebagai berikut,
bor tumbuk (crushing), putar (rotary), dan kombinasi tumbunk dan putar (rotary-
crushing). Dalam suatu operasi peledakan batuan, kegiatan pemboran
merupakanpertama kali yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat sebuah
lubang ledak geometri dan pola yang sudah ditentukan pada masa batuan, yang
selanjutnya akan diisi dengan bahan peledak yang akan diledakan. Peledakan itu
sendiri bertujuan untuk membongkar batuan atau material yang keras dengan
menggunakan campuran bahan-bahan kimia untuk memicu terjadinya peledakan.
(Lestaluhu,2011)
2.3 Sistem Pemboran
2.3.1 Sistem Pemboran Mekanik
Komponen utama dari sistem pemboran mekanik adalah sumber energi
mekanik, batang bor penerus (transmitter) energi tersebut, maka bor sebagai
aplikator energi terhadap batuan, dan peniupan udara (flushing) sebagai
pembersih dari serbuk pemboran (cuttings) dan memindahkannya keluar
lubang bor. Berdasarkan sumber energi mekaniknya, sistem pemboran mekanik
terbagi menjadi tiga yaitu: ( Nafis, 2015 )
1) Bor Sistem Tumbuk ( Percussion Drill )
Pemboran sistem tumbukan merupakan pemboran dimana energi dari mesin
bor diteruskan oleh batang bor dan mata bor untuk meremukkan batuan
dengan kerja menumbuk (impact).Komponen utama dari mesin bor
tumbukan adalah Mesin bor yang menyalurkan energi mekanik untuk
menggerakkan komponen mesin alat bor, piston yang mendorong dan
menarik tungkai (shank) batang bor dan peremukan (crushing) permukaan
batuan oleh mata bor dengan kerja sistem menumbuk. Contoh alat bor yang
menggunakan sistem tumbukan adalahpick hammer.

Gambar 2.1 Pick Hammer

2) Bor Putar (Rotary Drill)


Sistem bor putar berdasarkan sistem penetrasinya dibagi menjadi sistem
tricone, jika penetrasinya berupa gerusan (crushing) dan sistem drag bit,
jika hasil penetrasinya berupa potongan.
3) Bor Putar dan Tumbuk (Rotary and Percussion Drill)
Pemboran sistem rotary-perkusif adalah pemboran yang aksi penumbukan
dilakukan nya oleh mata bor dikombinasikan dengan aksi putaran, sehingga
terjadi proses peremukan dan penggerusan permukaan batuan dalam waktu
bersamaan.

Gambar 2.2 Jack Hammer

Gambar 2.3 Jack Leg

2.3.2 Sistem Pemboran Manual


Sistem pemboran manual merupakan sistem permboran yang
merngguanakan prinsip yang sangat sederhana dimana prinsip tersebut yakni
hanya menggunakan tenaga manusia sebagai tenaga penggerak.
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Pemboran
Unjuk kerja suatu mesin bor di pengaruhi oleh faktor-faktor sifat batuan
yang akan dibor, rock drillability, geometri pemboran, umur dan kondisi mesin
bor, dan keterampilan operator. (Lestaluhu, 2011)
2.4.1 Sifat Batuan
Sifat batuan sangat berpengaruh pada penetrasi dan sebagai
konsekuensi pada pemilihan metode pemboran.Sifat batuan disini
mejelaskan tentang karakterstik batuan sebelum dilakukannya pemboran.
2.4.2 Rock Drillability
Drilabilitas batuan adalah indikator mudah tidaknya mata bor
melakukan penetrasi ke dalam batuan. Disini yang harus di perhitungkan
bentuk penampang batuan yang akan di lakukan pemboran.
a. Umur Dan Kondisi Mesin Bor
Umur dan kondisi mesin bor sangat berpengaruh, karena semakin lama
alat bor maka pemakaian kemampuan alat akan semakin menurun.
b. Keterampilan Operator
Keterampilan operator tergantung pada individu masing-masing yang
dapat di peroleh dari latihan dan pengalaman kerja.
2.4.3 Geometri Pemboran
Geometri pemboran ini mencakup lubang bor, kedalaman, dan
kemiringan lubang tembak.Semakin besar diameter lubang berarti
penampang lubang yang harus ditembus semakin besar sehingga faktor
gesekkan juga semakin besar.Hal ini juga sangat mempengaruhi kinerja
mesin bor dalam arti kecepatan pemboran semakin lambat. Semakin
dalam lubang bor maka akan terjadi gesekan antara batang bor dengan
dinding lubang yang semakin besar, hal ini aka menurunkan kinerja
mesin bor.
2.4.4 Pola Pemboran
Pola pemboran adalah salah satu tahap yang penting dalah
pelaksanaan operasi peledakan. Secara garis besar pola pemboran yang
dipakai dalam kegiatan pemboran adalah:
1) Pola Pemboran Sejajar
Pola pemboran sejajar adalah pola penempatan lubang-lubang ledak yang
sejajar pada setiap kolomnya. Pada pola bujur sangkar ukuran spasi dan
burden mempunyai ukuran yang sama panjang. Pola yang tepat untuk
pola pemboran ini adalah pola peledakan V delay.
2) Pola Pemboran Selang-Seling
Pola pemboran selang-seling adalah penempatan lubang bor secara
selang-seling pada setiap kolamnya.Pola ini lebih dikenal pola pemboran
zig-zag.

Gambar 2.4 Pola Pemboran Selang-Seling (Staggered Square Pattern)

Gambar 2.5 Pola Pemboran Selang-Seling (Staggered Rectanguler Pattern)

2.5 Perhitungan Produksi


2.5.1 Cycle Time Rata-rata
a. CT = Pt + Bt1 + Bt2 + St1 + St2 + Dt (2.1)

Jumlah CT
b. CTR =
n

2.5.2 Kecepatan Pemboran

Dimana,GDr : Kecepatan pemboran ( m/jam )


H : Kedalaman Lubang Bor (m)
Ctr :Waktu Edar Rata-Rata ( jam)
Df :Faktor Drilabilitas Batuan
PA : Ketersediaan Mesin
H
GDr= x Df x PA (2.2)
Ctr
2.5.3 Produksi Setiap Lubang
Dimana,B : Burden(m)
S : Spasi(m)
Produksi Setiap Lubang = B x S (2.3)
2.5.4 Laju Produksi Berdasarkan Kecepatan (Laju Penembusan)
produksipemboran
Laju Produksi berdasarkan Kecepatan = (2.4)
produksisetiaplubang
2.5.5 Total Kedalaman
Dimana, J : Subdriling (m)
H : Kedalaman (m)
Total Kedalaman = J + H (2.5)
2.5.6 Koreksi Kecapatan Pemboran
totalkedalaman−kedalaman
Koreksi Kecepatan Pemboran = x 100 %
kedalaman
(2.6)
2.5.7 Kecepatan Pemboran Sebenarnya
Kecepatan Pemboran Sebenarnya = kecepatan pemboran x
(100% + % H) (2.7)
2.5.8 Produksi Berdasarkan Volume
Dimana,B : Burden (m)
S : Spasi (m)
H : Kedalaman (m)
Produksi Berdasarkan Volume = B x S x H (2.8)
2.5.9 Jumlah Lubang Bor
targetproduksi(tahun )
Jumlah Lubang Bor = (2.9)
produksiberdasarkanvolume
2.5.10 Total Kedalaman Dalam Waktu Satu Tahun
Total Kedalaman = Jumlah Lubang Bor x Kedalaman (2.10)
2.5.11 Kebutuhan Alat Bor
lajuproduksiberdasarkankecepatan(lajupenembusan)
Kebutuhan Alat Bor =
kecepatanpemboransebenarnya
(2.11)

2.6 Biaya Produksi


2.6.1 Biaya Kepemilikan
a) Harga Alat
b) DepresiasiDimana: Dk: Depresiasi per tahun
P: Percent Value (harga alat saat pembelian)
F: Feuture Value (nilai sisa alat)
n : Umur ekonomis alat
P−F
Dk = (2.12)
n
c) Bunga Pajak dan Asuransi
Dimana:AI : Average Investment
n : Umur ekonomis alat
ITA : Interest, Taxes, Ansurance
(n+1)
AI = x 100 % (2.13)
2n
10 % x AI x Harga alat
ITA = (2.14)
jam kerja per tahun
d) Total Biaya Kepemilikan
Total Biaya Kepemilikan = Depresiasi + ITA (2.15)
2.6.2 Biaya Operasi
a) Biaya Penggantian Roda
Undercarriage
Biaya Pergantian Roda (crawler) = (2.16)
umurpelayanan
b) Biaya Reparasi
Biaya represiasi= 90% x Depresiasi (2.17)
c) Biaya Minyak Pelumas / Oli dan grease
Biaya Minyak Pelumas / Oli dan Grease = jumlah penggunaan x
Harga (2.18)
d) Upah Operator
e) Total Biaya Operasi
Total biaya operasi = Biaya Penggantian Roda + Biaya
Reparasi+ Biaya Minyak Pelumas /
Oli dan grease +Upah Operator (2.19)
2.6.3 Total Biaya Produksi
Total Biaya Produksi = Total Biaya Kepemilikan +
Total Biaya Operasi (2.20)
III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
3.1.1 Perhitungan Produksi
1) Produksi Pemboran
Diketahui :
TP = 5.000 .000 ton/tahun
ton
Gs = 2,84
m3
Penyelesaian:
TP
Produksi pemboran =
Gs
5.000.000 ton /tahun
=
2,84 ton/m 3
= 1.760.563,38 m3/tahun
= 1.760.563, 38 m3/tahun x 1 tahun/2790 jam
= 631,026 m3/jam
2) Kecepatan pemboran
Diketahui:
H =6 m
Ctr =0,166 jam
Df = 1,19
PA = 84%
Penyelesaian:
H
GDr = x Df x PA
Ctr
6m
= = 36,145 m/jam x 1,19 x 0,84
0,166 jam
= 36,130 m/jam
H
Drr = x Df x PA
Ctr
= 38,217 m/jam x 1,19 x 0,84
= 38,201 m/jam
3) Produksi setiap lubang

Diketahui :
B = 3,1 m
S = 3,2 m
Penyelesaian:
Produksi Setiap Lubang =BxS
= 3,1 m x 3,2 m = 9,92 m2
4) Laju Produksi berdasarkan Kecepatan
produksipemboran
Laju Produksi berdasarkan Kecepatan =
produksisetiaplubang
631,026 m3 / jam
= = 63,611 m/jam
9,92m2
5) Total Kedalaman
Diketahui :
J = 0,1 m
H =6 m
Penyelesaian:
Total Kedalaman =J+H
= 0,1 m + 6 m = 6,1 m
6) Koreksi Kecepatan Pemboran
totalkedalaman−kedalaman
Koreksi Kecepatan Pemboran= x 100 %
kedalaman
6,1m−6 m
= x 100 %
6
= 1, 66 %
7) Kecepatan Pemboran Sebenarnya
Kecepatan Pemboran Sebenarnya= kecepatan pemboran x (100% + %H)
= 36,145 m/jam x (1 + 0,016)
= 36,723 m/jam
8) Produksi Berdasarkan Volume
Diketahui :
B=3,1 m
S=3,2 m
H=6 m
Penyelesaian:
Produksi Berdasarkan Volume = B x S x H
= 3,1 m x 3,2 m x 6 m
= 59, 520 m3
9) Jumlah Lubang Bor
targetproduksi (tahun )
Jumlah Lubang Bor =
produksiberdasarkanvolume
m3
631,026
= jam
59,520 m3
= 10,602 lubang/jam ≈ 10 lubang/jam
= 2790 x 10
= 27.900 lubang
10) Total Kedalaman Dalam Waktu Satu Tahun
Total Kedalaman = Jumlah Lubang Bor x Kedalaman= 27.900 x 6 m
= 167.400 m
11) Kebutuhan Alat Bor
Kebutuhan alat bot (GDr)
laju produksi berdasarkan kecepatan(laju penembusan)
=
kecepatan pemboran sebenarnya
63,611 m/ jam
=
36,723 m/ jam
= 1,732 ≈ 2 unit
Kebutuhan alat bor (Drr)
laju produksi berdasarkan kecepatan(laju penembusan)
=
kecepatan pemboran sebenarnya
63,611 m/ jam
=
38,201m/ jam
= 1,6651 ≈ 2 unit
3.1.2 Perhitungan Biaya Produksi
A. Biaya Kepemilikan
1) Harga alat
Harga alat untuk satu unit = Rp. 4.500.000.000,-
2) Depresiasi
Dimana,
P = Rp. 4.500.000.000,-
F =0
n =5 tahun
Penyelesaian:
P−F
Dk =
n
Rp . 4.500 .000 .000−0
=
5 tahun
= Rp. 900.000.000/tahun x 1 tahun/2790 jam
=Rp. 322.580,65/jam
3) Bunga pajak dan asuransi
(n+1)
AI = x 100 %
2n
(5+1)
= x 100 %
5.2
= 60%
10 % x AI x Harga alat
ITA =
jam kerja per tahun
0,1 x 0,6 xRp . 4.500.000 .000
=
2790 jam
= Rp. 96.744/jam
4) Total biaya kepemilikan
Total Biaya Kepemilikan = Depresiasi + ITA
= Rp. 322.580,65/jam+ Rp. 96.744/jam
= Rp.419.324,65/jam
B. Biaya Operasi
1) Biaya penggantian roda
Undercarriage
Biaya Pergantian Roda (crawler) =
umurpelayanan
Rp . 135.000.000
=
8.370 jam
= Rp. 16.129,03/jam
2) Biaya reparasi
Biaya reparasi = 90% x Depresiasi
= 0,9 x Rp.322.580,65/ jam
= Rp.290.322,42/ jam
3) Biaya Minyak Pelumas / Oli dan grease
Biaya Minyak Pelumas / Oli dan Grease = jumlah penggunaan x harga
Oli mesin = 1,87 liter/hari x 1 hari/9,3 jam x Rp. 24.165/liter
= Rp. 4.858,98/jam
Oli hidrolik = 18,17 liter/hari x 1 hari/9,3 jam x Rp. 20.925/liter
= Rp. 40.882,5 /jam
Oli saparator = 0,67 liter/hari1 hari/9,3 jam x Rp. 21.850/liter
= Rp. 1.574,14/ jam
Grease = 3,33 kg/hari x 1 hari/9,3 jam x Rp. 67.000/kg
= Rp. 23.990,32/jam
BBM = 599 liter/hari x 1 hari/9,3 jam x Rp. 8.820,45/liter
= Rp. 568.112,89/jam
4) Upah operator
2.790 jam
Jam kerja per tahun = = 232,5 jam/bulan
12bulan
2.790 jam/tahun
Jam kerja per hari = = 9,3 jam/hari
300 hari/tahun
Upah operator = Rp. 4.500.000/bulan
4.500 .000/bulan
= = Rp. 19.354,84/jam
232,5 jam/bulan
5) Total biaya operasi
Total biaya operasi = Biaya Penggantian Roda + Biaya Reparasi + Biaya
Minyak Pelumas / Oli dan grease + Upah
Operator
=Rp. 16.129,03/jam +Rp.290.322,42/jam +
Rp. 4.858,98/jam +Rp. 40.882,5 jam/jam +
Rp. 1.574,14/ jam +Rp. 23.990,32/jam +
Rp. 19.354,84/jam
= Rp. 397.112,24/jam
3.1.3 Total Biaya Produksi
Total Biaya Produksi = k x Total Biaya Kepemilikan + Total
Biaya Operasi
=2 x (Rp.419.324,65/jam +Rp.397.112,24/jam)
= Rp. 838.649,29/jam + Rp. 794.224,47/jam
= Rp. 1.632.873,76/jam

Anda mungkin juga menyukai