Indriani Setyowati
Program Study S1 Keperawatan
Indyik.kepompong@gmail.com
1
2
PENDAHULUAN
Penyakit diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan dunia,
prevalensi dan insiden penyakit ini meningkat secara drastis di negara sedang
berkembang termasuk Indonesia. Diabetes melitus merupakan penyakit yang
ditandai oleh meningkatnya kadar gula darah yang lebih tinggi dari batas normal.
Dengan kondisi kadar gula darah yang tinggi dalam jangka panjang dapat
menimbulkan komplikasi metabolik akut, mikrovaskuler yang kronis dan
neuropati. Komplikasi yang terjadi menyumbangkan peningkatan angka
mortalitas yang di akibatkan oleh penyakit ini (Suddarth, 2000).
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi
nasional diabetes melitus adalah 5,7 % dimana provinsi Jawa Timur merupakan
yang mempunyai prevalensi diabetes melitus diatas prevalensi nasional.
Sementara itu Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto menyebutkan total
penderita penyakit diabetes melitus tahun 2013 sebanyak 2.214 orang dari
1.123.239 penduduk Kabupaten Mojokerto. Dan pukesmas Puri merupakan
puskesmas dengan penderita diabetes melitus terbesar ketiga setelah puskesmas
Kemlagi dan puskesmas Jetis di kabupaten Mojokerto dengan jumlah penderita
sebesar 757 orang pada tahun 2013 yang sebelumnya pada tahun 2012 sebesar
558 orang
Faktor pencetus yang dapat menyebabkan diabetes melitus yaitu keturunan
(genetik), infeksi virus pada pankreas,, gaya hidup, obesitas serta salah satunya
yakni karena perubahan pola diet yang salah serba instant, tinggi karbohidrat,
tinggi lemak, banyak mengandung gula dan protein serta rendah serat, ditambah
kurangnya olahraga (Ucik, 2009). Diabetes melitus tidak dapat disembuhkan
tetapi kadar gula darah dapat dikendalikan melalui diet, olah raga, dan obat-obatan
(Laurentia, 2009). Diet tepat pasien diabetes melitus dengan peningkatan
kandungan serat yang larut dalam tubuh dapat memberikan efek kuat terhadap
pengendalian kadar glukosa darah (Syafitri, 2012).
3
Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian oleh Harmayetty yakni Manfaat
Buah Apel Romebeauty Dalam Menurunkan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes
Mellitus dikemukakan bahwa buah apel merupakan buah yang mengandung serat,
yakni pektin, yang merupakan salah satu jenis serat larut air yang kandungannya
yaitu 24% dalam 100 gr (Aditama, 2006) yang mana di perlukan bagi pasien guna
mengontrol kadar gula darah. Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang manfaat
buah apel dalam menurunkan gula darah, peneliti ingin meneliti tentang besar
penurunan kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus dengan pemberian buah apel
romebeauty terhadap kadar gula darah pada pasien dengan Diabetes Mellitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan design quasy-experiment control time series
design, merupakan rancangan eksperimen dengan cara melakukan pretest
(pengamatan awal), setelah itu diberi perlakuan, kemudian dilakukan post test
(pengamatan akhir) dengan menggunakan kelompok pembanding (kontrol)
(Setiadi, 2007). Populasinya adalah penderita diabetes melitus di wilayah kerja
Puskesmas Puri sebanyak 42 orang yang di peroleh dari data terbaru di puskesmas
Puri pada bulan Januari tahun 2014. Teknik pengambilan sampel mengunakan
teknik purposive sampling suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih
sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehandaki peneliti
(tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili
karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2008). Sampel
pada penelitian ini ada 18 orang penderita diabetes melitus yang memenuhi
kriteria peneliti di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto, dengan
kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
a. Penderita diabetes melitus yang hiperglikemi dengan glukosa < 300 mg/dl
b. Penderita diabetes melitus tipe 2
c. Tidak minum obat
d. Penderita diabetes melitus yang bersedia menjadi responden
4
2. Kriteria Eksklusi
a. Pasien diabetes melitus yang glukosanya > 300 mg/dl
b. Pasien diabetes melitus dengan komplikasi
c. Penderita diabetes melitus tipe 1 dan tipe lain.
Sampel yang telah di temukan kemudian dibagi menjadi 2 kelompok yakni
kelompok perlakuan yang diberikan apel sebanyak 9 orang dan kelompok kontrol
tidak diberikan apel romebeauty sebanyak 9 orang. Penelitian ini dilakukan pada
tanggal 24 Februari 2014 – 2 Maret 2014. Variabel independen dalam penelitian
ini adalah pemberian apel romebeauty, variabel dependen adalah kadar gula darah
pada penderita dibetes melitus, variabel intervening adalah jumlah kalori diet
sesuai berat badan penderita diabetes melitus. Penelitian ini dilakukan dengan cara
mengobservasi kadar gula darah penderita diabetes melitus sebelum diberi
perlakuan dengan menggunakan lembar observasi tentang identitas, BB, asupan
makan, olah raga, obat- obatan, perhitungan jumlah kalori, daftar menu diet
penderita diabetes melitus dan kadar gula darah acak. Alat yang digunakan untuk
melakukan pemeriksaan kadar gula darah acak adalah cleaver chek.
Buah apel romebeauty diberikan sebanyak 100 gr sebanyak 3x/ hari
selama 7 hari pada penderita diabetes melitus pada kelompok perlakuan dan tidak
memberikan apel romebeauty pada kelompok kontrol. Setelah 7 hari maka
dilakukan observasi kadar gula darah pada kelompok perlakuan dan kontrol serta
mencatat kadar gula darah acak di lembar observasi. Data yang diperoleh,
dianalisis dengan menggunakan uji statistik wilcoxon signed rank test < α = 0,05.
Jumlah 18 100
Jumlah 18 100
.
6
kadar gula darah responden semuanya turun menjadi sedang yaitu 9 orang
(100%). Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji wilcoxon signed rank test
pada kelompok perlakuan didapatkan p= 0,003<0,05 (α) sehingga H0 ditolak dan
Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh pemberian buah apel romebeauty
terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus di wilayah
kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto.
Sedangkan pada tabel 7 kadar gula darah kelompok kontrol sebelum di
berikan buah apel romebeauty, sebelumnya buruk yaitu 9 orang (100%) dan
setelah di berikan buah apel romebeauty selama 7 hari, kadar gula darah
responden tetap buruk yaitu 7 orang (77,8%) dan yang menjadi sedang 2 orang
(22,2%). Hasil uji statistik kelompok kontrol menggunakan uji wilcoxon signed
rank test didapatkan p= 0,157>0,05 (α) sehingga H0 diterima dan Ha ditolak yang
artinya tidak terdapat pengaruh pemberian buah apel romebeauty terhadap
penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus di wilayah kerja
Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto.
Hasil penelitian didapatkan bahwa keseluruan dari responden kelompok
perlakuan mengalami penurunan kadar gula menjadi sedang yaitu 9 responden
(100%). Penurunan kadar gula darah pada responden terjadi akibat penambahan
serat pada buah apel romebeauty, dimana dalam 100 gr buah apel romebeauty
mengandung serat larut air (pektin) sebanyak 24% yang mana merupakan
komponen penting pada buah apel romebeauty. Pektin adalah salah satu jenis serat
larut air yang kandungannya yaitu 24% dalam 100 gr buah apel. Didalam
lambung, pektin membentuk gel dan gel tersebut menyebabkan penurunan waktu
penyerapan glukosa di usus halus. Akibat dari penurunan waktu penyerapan
glukosa adalah kadar glukosa di dalam darah meningkat secara perlahan.
Peningkatan kadar glukosa darah secara perlahan tersebut tidak merangsang
insulin yang berlebihan sehingga transpor glukosa ke membran sel lebih mudah
masuk ke jaringan. Masuknya glukosa ke dalam jaringan menyebabkan kadar
glukosa di dalam darah turun (Smeltzer, 2001).
Buah apel juga mempunyai indeks glikemik yang rendah yaitu 41, hal ini
berarti bahwa kadar gula yang terdapat secara alami pada apel tidak akan memacu
kecepatan naiknya gula darah (Damayanti, 2013). Selain pektin kandungan dalam
8
buah apel romebeauty meliputi karbohidrat 14,9 gr, lemak 4 gr, protein 3 gr,
vitamin C 5 mg, kalsium 6 mg, Viamin A 900UI, B1 7 mg, fosfor 10 mg, zat besi
3 mg, B2 4 mg, B3 2 mg.
Penelitian yang dilakukan sudah memperhatikan unsur-unsur yang dapat
dijadikan patokan supaya hasil penelitian tidak menjadi bias yaitu dengan
menghitung jumlah kalori dan di tambahkan dengan buah apel romebeauty.
Pemberian buah apel romebeauty ini diberikan sesuai dengan dosis yang tepat
yaitu 3 kali sehari dengan dosis 100 gr pada waktu setelah makan pagi, siang dan
sore hari selama 7 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, C. 2006. Gaya Hidup Sehat. (http://www.portal.cbn.net.id. Diakses
tanggal 7 Nopember 2006. Jam 10.53 WIB)
Smeltzer, Suzane. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedal. Edisi III. Vol II.
Jakarta: ECG.
9
Syafitri, Mutiara. 2012. Dahsyatnya Khasiat Jus Untuk Diabetes. Jakarta. Dunia
Sehat
Witasari, Ucik dkk. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Asupan Serat
Dengan Pengendalian Kadar Glikosa Darah Pada Penderita Diabetes
Malitus Tipe 2. Jurnal Penelitian Sains Dan Teknologi, Vol 10. No 2:
Surakarta.
Yulianti, Sufrida. 2008. Khasiat Dan Manfaat Apel. Jakarta: Agro Media.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Tahun 2012.