65 Herpes Zoster Tanpa Komplikasi
65 Herpes Zoster Tanpa Komplikasi
No Dokumen
No Revisi
SPO
Tanggal Terbit
Halaman 1/3
Pemerintah Puskesmas
Kabupaten Pangenan
Cirebon dr. Atih Andriyantie Fauzi
NIP. 19781204 200701 2 007
1. Pengertian Herpes Zoster adalah infeksi kulit dan mukosa yang disebabkan oleh
virus Varisela-zoster. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang
terjadi setelah infeksi primer.
Herpes Zoster jarang terjadi pada anak-anak dan dewasa muda,
kecuali pada pasien muda dengan AIDS, limfoma, keganasan,
penyakit imunodefisiensi dan pada pasien yang menerima
transplantasi sumsum tulang atau ginjal.
Penyakit ini terjadi kurang dari 10% pada pasien yang berusia kurang
dari 20 tahun dan hanya 5% terjadi pada pasien yang berusia kurang
dari 15 tahun.Insiden herpes zoster meningkat seiring dengan
pertambahan usia. Prevalensi penyakit ini pada pria dan wanita sama.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam menegakkan diagnosis dan
penatalaksanaan pasien Herpes zoster tanpa komplikasi
3. Kebijakan Keputusan kepala Puskesmas Nomor…........tentang……………………
4. Referensi 1. Kepmenkes No.514 Tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
2. No. ICPC-2 : S70 Herpes Zoster
3. No. ICD-10 : B02.9 Zoster without complication
5. Prosedur 1. Melakukan anamnesis
a. Nyeri radikular dan gatal terjadi sebelum erupsi.
b. Keluhan dapat disertai dengan gejala prodromal sistemik berupa
demam, pusing, dan malaise.
c. Setelah itu timbul gejala kulit kemerahan yang dalam waktu
singkat menjadi vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan
edema.
Pemeriksaan Penunjang
Pada umumnya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang.
HERPES ZOSTERTANPA KOMPLIKASI
No Dokumen
Puskesmas
No Revisi Nama Kepala
Pangenan SPO
Tanggal Terbit Puskesmas
Halaman 2/3
4. Melakukan Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik.
Diagnosis Banding
1. Herpes simpleks
2. Dermatitis venenata
3. Pada saat nyeri prodromal, diagnosis dapat menyerupai
migrain, nyeri pleuritik, infark miokard, atau apendisitis.
5. Komplikasi
1. Neuralgia pasca-herpetik
2. Ramsay Hunt Syndrome: herpes pada ganglion genikulatum,
ditandai dengan gangguan pendengaran, keseimbangan dan
paralisis parsial.
3. Pada penderita dengan imunodefisiensi (HIV, keganasan, atau
usia lanjut), vesikel sering menjadi ulkus dengan jaringan nekrotik
dapat terjadi infeksi sistemik.
4. Pada herpes zoster oftalmikus dapat terjadi ptosis paralitik,
keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis, serta neuritis optik.
5. Paralisis motorik.
7. c. Pengobatan topikal:
Stadium vesikel: bedak salisil 2% atau bedak kocok kalamin agar
vesikel tidak pecah.
Apabila erosif, diberikan kompres terbuka. Apabila terjadi ulserasi,
dapat dipertimbangkan pemberian salep antibiotik.
d. Pengobatan antivirus oral, antara lain dengan:
a. Asiklovir: dewasa 5 x 800 mg/hari, anak-anak 4 x 20 mg/kgBB
(dosis maksimal 800 mg), selama 7 hari, atau
b. Valasiklovir: dewasa 3 x 1000 mg/hari.
Pemberian obat tersebut selama 7-10 hari dan efektif diberikan
pada 24 jam pertama setelah timbul lesi.
Kriteria Rujukan
Pasien dirujuk apabila:
1. Penyakit tidak sembuh pada 7-10 hari setelah terapi.
2. Terjadi pada pasien bayi, anak dan geriatri (imunokompromais).
3. Terjadi komplikasi.
4. Terdapat penyakit penyerta yang menggunakan multifarmaka.
Peralatan
Tidak diperlukan peralatan khusus untuk mendiagnosis penyakit
Herpes Zoster.
Prognosis
Pasien dengan imunokompeten, prognosis umumnya adalah bonam,
sedangkan pasien dengan imunokompromais, prognosis menjadi
dubia ad bonam.
6. Diagram Alir
7. Unit Terkait 1. Ruang Perawatan
2. Laboratorium
8. Rekam Historis Perubahan
Tanggal mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diberlakukan