Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PETROGRAFI

TEKSTUR BATUAN SEDIMEN DAN CONTOH BATUANNYA

Oleh

Nama : KEZIA JORIS


No Mahasiswa : 410014086

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

YOGYAKARTA

2018
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sedimen adalah material atau pecahan dari batuan, mineral dan materi
organik yang melayang-layang didalam air, udara maupun yang dikumpulkan di
dasar sungai atau laut oleh pembawa atau perantara alami lainya. Sedimen pantai
dapat berasal dari erosi pantai, daratan yang terbawa oleh sungai dan dari laut dalam
yang terbawa oleh arus ke daerah pantai.
Batuan tersebut terbentuk secara proses fisika, kimia, dan biologi yang
terendapkan secara alamiah di berbagai lingkungan pengendapan dan terus berjalan
hingga saat ini. Pembelajaran tentang batuan sedimen sangat besar kontribusinya
terhadap penentuan dan pembelajaran batuan batuan sedimen purba atau yang
berumur tua dalam skala waktu geologi.
Batuan sedimen atau batuan endapan adalah batuan yang terbentuk melalui
hasil pemadatan endapan yang berupa bahan lepas yang terbentuk melalui tiga cara
utama yakni pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition); karena
aktivitas biogenik dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Pada umumnya
batuan sedimen dibagi menjadi lima kelompok besar berdasarkan cara terbentuknya
yaitu batuan sedimen klastik, batuan sedimen evaporit, batuan sedimen batubara,
batuan sedimen silika, batuan sedimen karbonat.
Tekstur mencakup ukuran, bentuk, dan keteraturan komponen penyusun
batuan. Tekstur pada dasarnya merupakan mikro-geometri batuan. Istilah “berbutir
kasar”, “menyudut”, dan “terimbrikasi” merupakan ungkapan yang digunakan
untuk menyatakan tekstur. Beberapa aspek tekstur bersifat kompleks dan
tergantung pada aspek-aspek lain yang lebih mendasar. Tekstur sebaiknya
dipelajari dalam sampel genggam (hand specimen)atau sayatan tipis.
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tekstur


Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan atau ciri fisik yang
menyangkut butir sedimen seperti besar butir dan kebundaran butir sedimen.
Tekstur batuan sedimen mempunyai arti penting karena mencerminkan proses yang
telah dialami batuan tersebut terutama proses transportasi dan pengendapanya dan
juga dapat digunakan untuk menginterpretasikan lingkungan pengendapan batuan
sedimen. Secara umum batuan sedimen dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Tekstur Batuan Sedimen Klastik
Unsur dari tekstur klastik terdiri dari fragmen atau grain; massa dasar
(matrik) dan semen.
 Fragmen atau grain : batuan yang ukuranya > daripada pasir
 Massa dasar (Matrik): butiran yang berukuran < daripada fragmen dan
diendapkan bersama-sama dengan fragmen
 Semen : material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan setelah
fragmen dan matrik. Semen umumnya berupa silica, kalsit, sulfat atau
oksida besi.

Gambar 1. Unsur Tekstur Klastik


Ukuran Butir
Ukuran butir sedimen merupakan hal yang sangat penting dan mendasar karena
ukuran butir sedimen menceritakan banyak hal mengenai tingkat erosi provenance,
mekanisme transportasi, energi pengendapan dan hal-hal lain yang tentunya sangat
penting dalam interpretasi. Dan perlu diketahui bahwa sedimen yang ada di
permukaan bumi adalah sedimen-sedimen dengan ukuran yang bermacam-macam
dan sangatlah lebar rentang dari ukuran tersebut walaupun sebenarnya batuan
sedimen di permukaan bumi didominasi oleh sedimen berukuran pasir (Boggs,
1995). Untuk itu diperlukan suatu standar logaritmic ataupun geometri untuk
ukuran butir sedimen tersebut., Udden (1898) kemudian membuat skala ukuran
butir sedimen yang kemudian dimodifikasi oleh Wentworth pada tahun 1922 yang
kemudian dikenal sebagai skala ukuran butir Udden-Wentworth (1922) dengan
rentang skala <1/256 mm hingga >1/256 mm dan terbagi menjadi 4 kelompok besar
yaitu : clay, silt, sand dan gravel.
Skala Wentworth (oleh Uden Wentworth tahun 1922) digunakan dalam
pengklasifikasian batuan sedimen khususnya batuan sedimen klastik berdasarkan
ukuran butir-butir penyusun batuan. Pada skala ini ada empat pembagian dasar yang
dikenalkan yaitu:
- Lempung (< 4 μm)
- Lanau (4 μm – 63 μm)
- Pasir (63 μm – 2 mm)
- Kerikil /aggregate (> 2 mm)
Tabel 1. Skala Wentworth (1922) Pengklasifikasian Batuan Sedimen
Nama Butir Ukuran Butir Sediment Rock Tipe
Bongkah Boulder > 256
Berangkal Couble 64 - 256 Rudites
Kerakal Pebble 4 - 64 Kerikil (Konglomerat,
Kerikil Granule 2-4 (Gravel) Breccia)
Pasir sangat Very Coarse
kasar Sand 1-2
Pasir kasar Coarse Sand 1/2 - 1
Pasir sedang Medium Sand 1/4 - 1/2
Pasir halus Fine Sand 1/8 - 1/4
Pasir sangat Very Fine Pasir
halus Sand 1/16 - 1/8 (Sand) Sandstones
Lanau Silt 1/256 - 1/16 Lumpur
Lempung Clay < 1/256 (Mud) Lutites (Mudrocks)

Skala wentworth menjelaskan beberapa hal sebagai berikut:


a. Bongkah (boulder) adalah suatu massa batuan lepas yang agak membundar
karena terabrasi selama terangkut dan memiliki diameter minimal 256 mm.
Bongkah hasil pelapukan in situ disebut bongkah disintegrasi (boulder of
disintegration) atau bongkah ekstrafolasi (boulder of extrafolation). Blok
(block) adalah fragmen batuan yang berukuran sama dengan bongkah,
namun menyudut dan tidak memperlihatkan jejak pengubahan oleh media
pengangkut.
b. Kerakal (cobble) adalah suatu massa batuan lepas yang agak membundar
karena terabrasi selama terangkut dan memiliki diameter 64 - 256 mm. Kerakal
hasil pelapukan in situ disebut kerakal exfoliasi (cobble of exfoliation).
c. Kerikil (pebble) adalah suatu fragmen batuan yang lebih besar dari pasir kasar
atau granul dan lebih kecil dari kerakal serta membundar atau agak membundar
karena terabrasi oleh aksi air, angin, atau es. Jadi, diameter kerikil adalah 4 -
64 mm.
d. Akumulasi bongkah, kerakal, kerikil, atau kombinasi ketiganya dan tidak
terkonsolidasi disebut gravel. Berdasarkan besar butir partikel dominannya
suatu gravel dapat disebut gravel bongkah (boulder gravel), gravel kerakal
(cobble gravel), atau gravel kerikil (pebble gravel). Bentuk ekivalen dari
gravel namun sudah terkonsolidasi disebut konglomerat (conglomerate).
Seperti juga gravel, konglomerat dapat berupa konglomerat bongkah
(boulder conglomerate), konglomerat kerakal (cobble conglomerate), atau
konglomerat kerikil (pebble conglomerate). Rubble adalah akumulasi
fragmen batuan yang lebih kasar dari pasir, menyudut dan belum
terkonsolidasi. Bentuk ekivalen dari rubble namun telah terkonsolidasi
disebut breksi (breccia).
e. Istilah pasir (sand) digunakan untuk menamakan agregat partikel batuan
yang berdiameter lebih dari 1/16 - 2 mm.
f. Istilah granul (granule) untuk menamakan material yang berukuran 2 - 4
mm.
g. Lanau (silt) adalah agregat partikel batuan yang berukuran 1/125 - 1/16 mm.
h. Lempung (clay) adalah agregat partikel batuan yang berukuran kurang dari
1/256 mm.

Gambar 2. Pengklasifikasian Batuan Sedimen (skala wentworth)


Bentuk Butir
Adapun beberapa hal yang mempengaruhi bentuk butir yaitu sebagai
berikut:
a) Tingkat kebundaran butir (roundness)
Tingkat kebundaran butir dipengaruhi oleh komposisi butir, ukuran butir,
jenis proses transportasi dan jarak transport (Boggs,1987). Butiran dari mineral
yang resisten seperti kwarsa dan zircon akan berbentuk kurang bundar
dibandingkan butiran dari mineral kurang resisten seperti feldspar dan pyroxene.
Butiran berukuran lebih besar daripada yang berukuran pasir. Jarak transport akan
mempengaruhi tingkat kebundaran butir dari jenis butir yang sama, makin jauh
jarak transport butiran akan makin bundar. Kebundaran (roundness): menyatakan
kebundaran atau ketajaman sudut butiran, yang mencerminkan tingkat abrasi
selama transportasi merupakan sifat permukaan dari butiran disebabkan oleh
pengaruh transport terhadap butiran. Pembagian tingkat kebundaran butir dibagi
menjadi, yakni :
1. Very angular (sangat menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang
sangat tajam
2. Angular (menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang tajam.
3. Subangular (menyudut tanggung) Permukaan pada umumnya datar dengan
ujung-ujung tajam.
4. Subrounded (membundar tanggung) Permukaan umumnya datar dengan
ujung-ujung yang membundar
5. Rounded (membundar) Pada umumnya permukaan-permukaan bundar, ujung-
ujung dan tepi butiran bundar.
6. Well rounded (membundar baik) Semua permukaan konveks, hampir
equidimensional (bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang), sferoidal.
Gambar 3. Pembagian Bentuk Butir

Sortasi (pemilahan)
Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan
sediment, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka,
pemilahan semakin baik. Pemilahan yaitu keseragaman butir di dalam batuan
sedimen klastik. beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pemilahan batuan,
yaitu :
1. Sortasi baik : bila besar butir merata atau sama besar
2. Sortasi sedang : bila ukuran butirnya relatif seragam
3. Sortasi buruk : bila besar butir tidak merata, terdapat matrik dan fragmen

Gambar 4. Penggolongan Pemilahan Batuan (Sortasi)


Kemas (Fabric)
Kemas merupakan sifat hubungan anata butir sebagai fungsi orientasi butir
dan packing. Selain itu kemas dapat juga diakibatkan oleh struktur yang
mempengaruhi batuan tersebut.
Didalam batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas, yaitu :
- Kemas terbuka : bila butiran tidak saling bersentuhan (mengambang dalam
matrik).
- Kemas tertutup : butiran saling bersentuhan satu sama lain

Gambar 5. Macam-macam Kemas (fabric)


b) Tekstur Batuan Sedimen Non-Klastik
Pada umumnya batuan sedimen non-klastik terdiri atas satu jenis mineral
atau yang biasa disebut monomineralik. Pembagian jenis-jenis tekstur pada batuan
sedimen non-klastik biasanya dengan memperhatikan kenampakan kristal
penyusunnya. Macam-macam tekstur batuan sedimen non-klastik adalah sebagai
berikut :
- Amorf : partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa koloid,
non-kristalin
- Oolitik : tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau elipsoid.
Berkoloni atau berkumpul, ukuran butirnya berkisar 0,25 mm - 2mm
- Pisolitik : memiliki karakteristik seperti oolitik, namun memiliki ukuran butir
yang lebih besar, lebih dari 2mm
- Sakaroidal : terdiri atas butir-butir yang berukuran sangat halus dengan ukuran
yang sama besar
- Kristalin : tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besar. Ukuran butir
kristal batuan sedimen non-klastik dibedakan atas:
 berbutir kasar, dengan ukuran >5mm
 berbutir sedang, dengan ukuran 1 - 5mm
 berbutir halus, dengan ukuran <1mm
CONTOH BATUAN SEDIMEN

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

NO. URUT : 1

1. No. Urut : 1
2. Warna : Putih
3. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Non Klastik
4. Struktur : Masif
5. Tekstur : Krisatalin
6. Komposisi Mineral : Monomineralik (CaCO3)
7. Nama Batuan : BATU GAMPING KRISTALIN
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

NO. URUT : 2

1. No. Urut : 2
2. Warna : Hitam
3. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
4. Struktur : Masif
5. Tekstur : - Ukuran besar butir : Lempung
- Derajat pemilahan : Pemilahan baik
- Derajat pembundaran : Membundar baik
- Kemas : Tertutup
- Fragmen : -
Komposisi
6. : - Matrik : Lempung
Mineral
- Semen : Silika
7. Nama Batuan : SHALE / BATU LEMPUNG
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

NO. URUT : 3

1. No. Urut : 3
2. Warna : Putih
3. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
4. Struktur : Masif
5. Tekstur : - Ukuran besar butir : Lempung
- Derajat pemilahan : Pemilahan baik
- Derajat pembundaran : Membundar baik
- Kemas : Tertutup
- Fragmen : -
6. Komposisi Mineral : - Matrik : Ash
- semen : Silika
7. Nama Batuan : TUFF
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

NO. URUT : 4

1. No. Urut : 4
2. Warna : Abu-abu
3. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
4. Struktur : Masif
5. Tekstur : - Ukuran besar butir : Kerakal/64-4 mm
- Derajat Pemilahan : Pemilahan buruk
Membundar
- Derajat Pembundaran :
sedang
- Kemas : Terbuka
- Fragmen : Basalt
6. Komposisi Mineral : - Matrik : Kuarsit
- Semen : Silika
7. Nama Batuan : KONGLOMERAT
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

NO. URUT : 5

1. No. Urut : 5
2. Warna : Coklat
3. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
4. Struktur : Masif
Kerakal/ 64-4
5. Tekstur : - Ukuran besar butir :
mm
Pemilahan
- Derajat pemilahan :
buruk
Derajat
- : Menyudut
pembundaran
- Kemas : Terbuka
- Fragmen : Andesit
6. Komposisi Mineral : - Matrik : Pasir kuarsa
- Semen : Carbonat
7. Nama Batuan : BREKSI
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

NO. URUT : 6

1. No. Urut : 6
2. Warna : Coklat Muda
3. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Non Klastik
4. Struktur : Masif
5. Tekstur : Amorf
6. Komposisi Mineral : Monominerallik (SiO2)
7. Nama Batuan : RIJANG
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

NO. URUT : 7

1. No. Urut : 7
2. Warna : Coklat
3. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
4. Struktur : Masif
5. Tekstur : - Ukuran besar butir : Pasir kasar/ 2-1 mm
- Derajat pemilahan : Pemilahan buruk
- Derajat pembundaran : Membundar
- Kemas : Terbuka
- Fragmen : Fosil
6. Komposisi Mineral : - Matrik : Pasir sedang
- Semen : Carbonat
7. Nama Batuan : BATU GAMPING BERFOSIL
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

NO. URUT : 8

1. No. Urut : 8
2. Warna : Coklat Abu-abu
3. Jenis Batuan : Batuan sedimen klastik
4. Struktur : Perlapisan
5. Tekstur : - Ukuran besar butir : Pasir sedang
- Derajat pemilahan : Pemilahan baik
- Derajat pembundaran : Membulat baik
- Kemas : Tertutup
- Fragmen : -
6. Komposisi Mineral : - Matrik : Pasir halus
- Semen : Silika
7. Nama Batuan : BATU PASIR SEDANG
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

NO. URUT : 9

1. No. Urut : 9
2. Warna : Coklat kehitaman
3. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Non Klastik
4. Struktur : Fosiliferous
5. Tekstur : Amorf
6. Komposisi Mineral : Monominerallik karbonat
7. Nama Batuan : BATU GAMPING TERUMBU
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

NO. URUT : 10

1. No. Urut : 10
2. Warna : Hitam
3. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Non Klastik
4. Struktur : Fosiliferous
5. Tekstur : Amorf
6. Komposisi Mineral : Monominerallik karbon
7. Nama Batuan : BATU BARA
KESIMPULAN

1. Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan atau ciri fisik yang
menyangkut butir sedimen seperti besar butir dan kebundaran butir sedimen.
2. Batuan sedimen berdasarkan teksturnya dibedakan menjadi 2 diantaranya :
 Tekstur klastik (terdiri dari fragmen atau grain; massa dasar (matrik) dan
semen).
 Tekstur sedimen non-klastik (terdiri atas satu jenis mineral atau yang biasa
disebut monomineralik).
3. Batuan sedimen mempunyai karakteristik yaitu adanya bidang perlapisan, sifat
klastik, sifat jejak, dan sifat hablur.
DAFTAR PUSTAKA

Awaluddin, M.Y., 2011. Ukuran Butir Sedimen. Program Studi Ilmu Kelautan.
UNPAD

Boggs jr., Sam, 1995. Principles of Sedomentology and Stratigrafy, Pearson


Education,inc. , New Jersey

Nichols Gary., 2009. Sedimentology and Stratigraphy- second ed. USA. (Online),
(http://www.igc.usp.br/pessoais/renatoalmeida/Bibliografias/Sedimento
logy%20and%20Stratigraphy%20Nichols2009.pdf, diakses 3 januari
2018)
Geologi Dinamik. ITB. (Online), (https://www.scribd.com/doc/51498766/03-
Batuan-Sedimen. Pdf, diakses pada 3 Januari 2018)

Anda mungkin juga menyukai