Anda di halaman 1dari 7

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/315046523

KOMPONEN KIMIA DAN FISIK ABU SEKAM


PADI SEBAGAI SCM UNTUK PEMBUATAN
KOMPOSIT SEMEN

Article · January 2009

CITATION READS

1 1,483

1 author:

Bakri Bakri
Universitas Hasanuddin
2 PUBLICATIONS 1 CITATION

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

cement board View project

All content following this page was uploaded by Bakri Bakri on 27 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


9

KOMPONEN KIMIA DAN FISIK ABU SEKAM PADI SEBAGAI SCM UNTUK
PEMBUATAN KOMPOSIT SEMEN
Chemical and Physical Component of Rice Husk Ash as SCM for Cement Composite Manufacture

Bakri

ABSTRACT

This research aimed to determine chemical and physical component of rice husk ash as supplementing
cement material to manufacture cement composite products. Charcoal of rice husk ash obtained by
burning rice husk conventionally in kiln drum and burned again in furnace 1400 Barnsted Thermolyne
Type at temperature 600o C for 2 hours. Analysis of chemical and physical component refer to SNI 15-
2049-2004. Major chemical compound of rice husk ash was 72.28 % of silica and 21.43 of LOI. Density of
rice husk ash was 760 kg/m3.

Key words: SCM, rice husk ash, chemical and physical component, cemet composite.

PENDAHULUAN sehingga secara ekologis dapat mengurangi emisi


gas-gas rumah kaca dan penggunaan konsumsi
Sekam padi merupakan bahan berligno- energi fosil bumi pada industri semen.
selulosa seperti biomassa lainnya namun Pembakaran sekam padi dengan menggunakan
mengandung silika yang tinggi. Kandungan kimia metode konvensional seperti fluidised bed
sekam padi terdiri atas 50 % selulosa, 25 – 30 % combustors menghasilkan emisi CO antara 200 –
lignin, dan 15 – 20 % silika (Ismail and Waliuddin, 2000 mg/Nm3 dan emisi NOx antara 200 – 300
1996). Sekam padi saat ini telah dikembangkan mg/Nm3 (Armesto et al., 2002). Metode
sebagai bahan baku untuk menghasilkan abu yang pembakaran sekam padi yang dikembangkan oleh
dikenal di dunia sebagai RHA (rice husk ask). Abu COGEN-AIT mampu mengurangi potensi emisi
sekam padi yang dihasilkan dari pembakaran CO2 sebesar 14.762 ton, CH4 sebesar 74 ton, dan
sekam padi pada suhu 400o – 500o C akan menjadi NO2 sebesar 0,16 ton pertahun dari pembakaran
silika amorphous dan pada suhu lebih besar dari sekam padi sebesar 34.919 ton pertahun (Mathias,
1.000o C akan menjadi silika kristalin. 2000).
Silika amorphous yang dihasilkan dari abu Penggunaan abu sekam padi dengan
sekam padi diduga sebagai sumber penting untuk kombinasi campuran yang sesuai pada semen
menghasilkan silikon murni, karbid silikon, dan akan menghasilkan semen yang lebih baik (Singh
tepung nitrid silikon (Katsuki et al., 2005). Konversi et al., 2002). Abu sekam padi telah digunakan
sekam padi menjadi abu silika setelah mengalami sebagai bahan pozzolan reaktif yang sangat tinggi
proses karbonisasi juga merupakan sumber untuk meningkatkan mikrostruktur pada daerah
pozzolan potensil sebagai SCM (Supplementary transisi interfase antara pasta semen dan agregat
Cementitious Material). Abu sekam padi memiliki beton yang memiliki kekuatan tinggi. Penggunaan
aktivitas pozzolanic yang sangat tinggi sehingga abu sekam padi pada komposit semen dapat
lebih unggul dari SCM lainnya seperti fly ash, slag, memberikan beberapa keuntungan seperti
dan silica fume. meningkatkan kekuatan dan ketahanan,
Beberapa hasil ikutan industri dan pertanian mengurangi biaya bahan, mengurangi dampak
seperti slag, fly ash, dan rice husk ash (abu sekam lingkungan limbah bahan, dan mengurangi emisi
padi) ternyata merupakan polutan potensil yang karbon dioksida (Bui et al., 2005).
dapat digunakan sebagai bahan subtitusi atau Penggantian sebagian semen oleh abu sekam
bahan tambahan semen. Penggunaan bahan padi sebesar 40 % dalam pembuatan mortar dapat
pengganti sebagian semen (SCM) melalui menghasilkan kekuatan yang baik dan ketahanan
komposisi campuran yang inovatif akan terhadap sulfat sehingga akan mengurangi semen
mengurangi jumlah semen yang digunakan yang digunakan, mengurangi emisi gas rumah

Jurnal Perennial, 5(1) : 9-14


10

kaca, dan meningkatkan masa pakai mortar menghasilkan efek menurun pada kekuatan
(Chindaprasirt et al., 2007). Walaupun Sarawasthy mortar.
and Song (2007) menyarankan penggunaan abu
sekam padi sebesar 25 % untuk membuat METODE PENELITIAN
komposit semen tetapi penggunaan abu sekam
padi sampai 30 % sebagai pengganti sebagian Bahan penelitian terdiri atas sekam padi, air
semen masih dapat mengurangi penetrasi klorida, suling, dan beberapa reaktan. Instrumen penelitian
mengurangi permeabilitas, meningkatkan terdiri atas gelas ukur, tabung reaksi, timbangan
kekuatan, dan meningkatkan sifat anti karat digital, thermometer, hygrometer, furnace tipe
komposit semen. 1400 Barnsted Thermolyne, caliper, baskom,
Chindaprasirt and Rukzon (2008) menemukan ember, kantung plastik, dandang aluminium, drum
bahwa mortar yang menggunakan RHA lebih pembakaran, ayakan, blender, tanur, dan
tahan terhadap penetrasi klorida dibandingkan komputer. Penelitian dilaksanakan pada Oktober –
mortar yang menggunakan palm oil fuel ash dan Nopember 2008 di Laboraturium Ilmu Kayu dan
fly ash. Penggunaan abu sekam padi sebagai Diversifikasi Produk Hasil Hutan Universitas
SCM pada jembatan, bangunan dermaga, dan Hasanuddin.
bangunan pembangkit tenaga nuklir akan memiliki Sekam padi yang telah disiapkan dicuci
kekuatan tinggi dan permeabilitas rendah karena dengan air untuk memisahkan kotoran yang
abu sekam padi dapat meningkatkan reaksi melekat dan dikeringkan selama beberapa hari
pozzolan untuk pembentukan kalsium silikat hidrat sampai mencapai keadaan kering udara.
(Dakroury and Gasser, 2008). Pembakaran sekam padi untuk menghasilkan abu
Penggunaan 10 % abu sekam padi dapat dilakukan menurut metode yang dilakukan oleh
meningkatkan kekuatan tekan concrete yang Silva et al. (2008), Harsono (2002), dan Ganesan
menggunakan agregat pasir setelah 28 hari curing et al. (2008) dengan melakukan beberapa
period sebesar 99,45 MPa dan kekuatan tarik penyesuaian. Sekam padi dibakar dalam drum
pisah sebesar 7 MPa (Silva et al., 2008). pada suhu ± 300o C selama 60 menit untuk
Pembuatan sandcrete block yang dilakukan oleh mendapatkan arang sekam padi. Arang sekam
Oyetola and Abdullahi (2006) menunjukkan bahwa padi kemudian didinginkan selama 24 jam
penggantian optimum oleh abu sekam padi pada kemudian dibakar pada furnace tipe 1400
semen adalah 20 % untuk menghasilkan kekuatan Barnsted Thermolyne pada suhu 600o C selama 2
tekan sebesar 36,5 MPa setelah 28 hari curing jam. Abu sekam padi yang berasal dari
period. Penggantian 20 % abu sekam padi pada pembakaran furnace kemudian didinginkan selama
semen untuk mortar yang menggunakan agregat 24 jam dan kemudian digiling dalam blender
pasir menghasilkan kekuatan tekan mortar selama 2 menit. Abu sekam padi kemudian diayak
sebesar 54 MPa setelah 28 hari curing period pada ayakan 325 mesh dan disimpan dalam
(Chindaprasirt et al., 2007). Hasil-hasil penelitian kantong plastik yang tertutup sebelum dianalisis.
ini membuktikan bahwa penggunaan abu sekam Analisis fisik dan kimia bahan dilakukan dengan
padi sebagai pengganti sebagian semen efektif mengadopsi SNI 15-2049-2004 (BSN, 2004)
menaikkan kekuatan tekan komposit semen pada
rasio abu sekam padi terhadap semen (abu sekam
padi/semen + abu sekam padi) sebesar 20 % pada HASIL DAN PEMBAHASAN
agregat batuan tidak reaktif. DTI (2003)
menjelaskan bahwa penggunaan abu sekam Komponen kimia dan fisik abu sekam padi
padi/semen sampai 35 % masih dapat dilakukan yang dibuat dalam penelitian ini ditunjukkan pada
untuk mencapai kekuatan tekan maksimum Tabel 1. Komponen kimia yang paling dominan
sedangkan penggunaan abu sekam padi/semen + terkandung pada abu sekam padi yang dihasilkan
abu sekam padi sebesar 50 % masih cukup efektif yaitu SiO2 sebesar 72,28 % dan senyawa hilang
tetapi kekuatan komposit semen akan berkurang pijar sebesar 21,43 %.. Sedangkan persentase
setelah 28 hari curing period. Ganesan et al. kandungan senyawa CaO, Al2O3, dan Fe2O3,
(2008) mengemukakan bahwa penggantian semen tergolong sangat rendah yaitu masing-masing
sebesar 30 % oleh abu sekam padi tidak sebesar 0,65 %, 0,37 %, dan 0,32 %.

Jurnal Perennial, 5(1) : 9-14


11

Table 1. Chemical and Physical Components of Rice Husk Ash


Chemicals Physics
SiO2 (% berat) 72,28
Al2O3 (% berat) 0,37 Kerapatan gembur = 760 kg/m3
Fe2O3 (% berat) 0,32 Lolos ayakan 45 µm = 75 %
CaO (% berat) 0,65 Tidak lolos ayakan 45 µm = 25 %
Hilang pijar (% berat) 21,43

Perhitungan pembentukan tipe mineral atau merupakan gel kaku yang tersusun oleh partikel-
fasa senyawa abu sekam padi pada Tabel 2 partikel sangat kecil dengan susunan lapisan yang
menunjukkan bahwa abu sekam padi yang dibuat cenderung membentuk formasi agregat yang akan
tidak memiliki fasa senyawa alite (C3S) dan balite memberikan kekuatan pada semen.
(C2S) sedangkan aluminate (C3A), dan ferrite Penggantian sebagian semen oleh abu sekam
(C4AF) sangat rendah yaitu masing-masing padi akan menghasilkan reaksi antara CH dan
sebesar 0,44 % dan 0,98 %. Karena abu sekam silika abu sekam padi yang menyebabkan
padi tidak memiliki fasa senyawa C3S dan C2S terbentuknya CSH sekunder. Jumlah CSH
maka abu sekam padi tidak dapat digolongkan sekunder yang terbentuk tergantung pada proporsi
sebagai matriks dalam pengertian semen. Namun antara silika yang dikandung oleh abu sekam padi
demikian karena abu sekam padi memiliki dan CH yang dihasilkan dari reaksi C3S atau C2S
kandungan SiO2 yang tinggi maka abu sekam padi dan air. Persentase silika yang dikandung oleh abu
dapat dijadikan sebagai pengganti sebagian sekam padi yang dibuat dalam penelitian ini
matriks semen. sebesar 72, 28 % lebih kecil dari persentase silika
Matriks semen hidrolik jika bereaksi dengan abu sekam padi yang dibuat pada skala industri.
air akan menghasilkan kalsium silikat hidrat (CSH) Persentase silika abu sekam padi yang dibuat
primer dan kalsium hidroksida (CH). Pembentukan pada skala industri umumnya di atas 90 %.
CSH dan CH dalam proses hidrasi dikendalikan Penelitian yang dilakukan oleh Gastaldini et al.
oleh hidrasi C3S dan C2S dalam semen. Hidrasi (2007), Silva et al. (2008), Chindaprasirt et al.
C3S dan C2S menghasilkan CSH dan CH yang (2007), dan Oyetola and Abdullahi (2006)
berbeda. Jumlah CH yang dihasilkan dari proses menunjukkan bahwa penggunaan abu sekam padi
hidrasi C3S 3 kali lebih banyak dari C2S. CH yang yang memiliki kandungan silika di atas 85 %
terbentuk pada proses hidrasi berbentuk sebagai pengganti sebagian semen sampai
hexagonal dan menempati 20 – 25 % volume sebesar 30 % dapat meningkatkan kekuatan
pasta semen, tetapi tidak memberikan konstribusi komposit semen yang dibuat.
kekuatan pada semen. Sedangkan CSH

Table 2. Content Percentage of C3S, C2S, C3A, and C4AF of Rice Hausk Ash*)
Common Chemical Mineral Value of Content
Calculation of Content Percentage
Notation Formula Name (%)
1. C3S 3CaO.SiO2 Alite (4,071 x % CaO) – (7,600 x % nilai persentase
SiO2) – (6,718 x %Al2O3) – (1,430 negatif
x % Fe2O3) – (2,852 x % SO3)

2. C2S 2CaO.SiO2 Balite (2,867 x % SiO2) – (0,7544 x %


C3S) nilai persentase
negatif
3. C3A 3CaO.Al2O3 Aluminate (2,650 x % Al2O3) – (1,692 x %
Fe2O3) 0,44

4. C4AF 4CaO.Al2O3.Fe2O3 Ferrite (3,043 x % Fe2O3) 0,98


*) Catatan : perhitungan ini berdasarkan rasio Al2O3 : Fe2O3 > 0,64 sesuai SNI 15-2049-2004

Jurnal Perennial, 5(1) : 9-14


12

Reaksi abu sekam padi dengan CH berkurangnya reaktifitas silika terhadap CH pada
mengakibatkan jumlah CH akan berkurang, CSH proses hidrasi.
bertambah, dan permeabilitas berkurang Keadaan fisik abu sekam padi pada Tabel 1
(Chatveera and Lertwattanaruk, 2008). menunjukkan bahwa kerapatan gembur abu sekam
Pembentukan CSH sekunder yang semakin padi tergolong sedang yaitu sebesar 760 kg/m3.
banyak dari reaksi abu sekam padi dan CH akan Kerapatan gembur merupakan kerapatan partikel
mengurangi jumlah senyawa CH sehingga butiran suatu bahan pada volume tertentu yang
menambah ketahanan pasta semen terhadap dipadatkan tetapi masih memiliki rongga di antara
serangan kimia dari luar. Jumlah CH yang partikel-partikel butiran. Nilai kerapatan ini
berkurang dapat menurunkan alkalinitas pasta dipengaruhi oleh kerapatan senyawa kimia yang
semen sehingga mengurangi reaksi senyawa dominan terdapat pada bahan tersebut dan volume
asam atau basa. Senyawa asam atau basa dapat rongga yang terdapat pada volume bahan tertentu.
dapat bereaksi dengan CH yang dapat merusak Tabel 1 menunjukkan bahwa senyawa kimia
atau melunakkan CSH. Jika permeabilitas pasta dominan pada abu sekam padi yaitu SiO2
semen tinggi maka air dan senyawa luar lainnya tergolong memiliki kerapatan padat sedang.
akan mudah masuk ke dalam pasta semen. Walaupun kalsium oksida (CaO) memiliki
Pembentukan CSH sekunder dapat mengurangi kerapatan padat tinggi tetapi senyawa ini memiliki
permeabilitas pasta semen sehingga menghalangi persentase sangat sedikit pada abu sekam padi.
masuknya zat cair ke dalam pasta semen. Kerapatan padat SiO2 adalah sebesar 2.641 kg/m3
Senyawa hilang pijar abu sekam padi yang dan kerapatan padat CaO adalah sebesar 3.341
dibuat sebesar 21,43 % dapat dijadikan petunjuk kg/m3 (Balonis and Glasser, 2009).
bahwa jumlah karbon terikat pada abu sekam padi Kerapatan abu sekam padi sebesar 760 kg/m3
cukup besar. Karbon terikat ini merupakan unsur jauh lebih rendah dibandingkan dengan kerapatan
karbon dari senyawa biomassa sekam padi yang semen Portland tipe I yaitu sebesar 1.250 kg/m3.
tidak menguap pada saat pembakaran. Persentase Semakin banyak jumlah persentase abu sekam
jumlah karbon terikat yang besar ini akan padi yang digunakan untuk mengganti semen
mengurangi persentase kandungan silika pada abu maka jumlah semen semakin berkurang sehingga
sekam padi. Penggunaan abu sekam padi dengan kerapatan matriks secara keseluruhan akan lebih
kandungan karbon yang banyak sebagai pengganti rendah dari kerapatan semen. Komposit semen
sebagian semen dalam pembuatan komposit yang dibuat dengan menggunakan abu sekam padi
semen akan mempengaruhi sifat fisik dan mekanik sebagai pengganti sebagian semen akan
komposit semen. Beberapa penelitian telah mengurangi kerapatan komposit semen namun
dilakukan pada penggunaan karbon bergeometri dapat meningkatkan kekuatan komposit semen.
nanotube yang ditemukan pada tahun 1991 untuk Hasil penyaringan dengan menggunakan
meningkatkan kekuatan komposit semen tetapi ayakan berukuran 45 µm atau 325 mesh
dalam jumlah yang sangat kecil yaitu kurang dari 1 menunjukkan bahwa persentase lolos ayakan abu
% berat semen. Penggunaan karbon nanotube sekam padi adalah 75 %. Walaupun beberapa
sebesar 0,5 % berat semen dapat meningkatkan hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran butiran
kuat tekan sebesar 25 % dan kuat patah sebesar partikel abu sekam padi lebih kecil dari semen
19 % (Li et al., 2005). Yu and Kwon (2009) namun pada Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah
menggunakan karbon nanotube sebesar 0,1 % dari butiran partikel yang memiliki ukuran lebih besar
berat semen tetapi tidak menunjukkan peningkatan dari 45 µm atau tidak lolos ayakan 45 µm cukup
kekuatan mekanis yang berarti pada komposit banyak terdapat pada abu sekam padi yaitu
semen. Walaupun Yu and Kwon (2009) sebesar 25 %. Hal ini disebabkan karena abu
menyarankan untuk menggunakan karbon sekam padi yang dibuat masih mengandung
nanotube pada persentase yang lebih tinggi tetapi karbon terikat dalam jumlah yang cukup besar
sebelumnya Makar and Beaudoin (2003) telah dalam senyawa hilang pijar berbentuk partikel
mengemukakan bahwa penggunaan karbon arang halus.
nanotube pada persentase 2 – 10 % belum tentu Abu sekam padi yang memiliki ukuran butiran
dapat menghasilkan sifat mekanis yang baik. partikel yang tidak lolos ayakan 45 µm akan
Kandungan senyawa hilang pijar yang cukup besar memiliki bentuk yang tidak teratur dan porositas
pada abu sekam padi dapat menyebabkan internalnya sangat tinggi. Penggilingan abu hasil-
hasil pertanian menjadi partikel yang halus akan
13

memecah struktur internal partikel abu sekam padi SARAN


sehingga bentuk partikelnya menjadi lebih teratur
dan porositas internalnya bisa berkurang. Jika Pembakaran arang sekam padi pada
sebagian besar senyawa abu sekam padi (di atas suhu 600 oC selama 3 sampai 4 jam di furnace tipe
90 %) terdiri atas silika (SiO2) maka persentase 1400 Barnsted perlu dicoba untuk mendapatkan
lolos ayakan ukuran 45 µm akan menjadi lebih persentase silika abu sekam padi di atas 90 %.
tinggi. Metode pengarangan sekam padi dalam drum
Partikel abu sekam padi yang sangat halus perlu dimodifikasi untuk mendapatkan pengaturan
memiliki arti penting dalam proses hidrasi semen. distribusi panas yang seragam selama proses
Laju hidrasi akan meningkat dengan berkurangnya pengarangan sekam padi.
ukuran partikel sehingga dapat meningkatkan
kekuatan pasta semen (Dermibas, 2004). ). Selain DAFTAR PUSTAKA
itu abu sekam padi yang memiliki ukuran partikel
lebih kecil dari semen dapat berfungsi sebagai Armesto, L., Bahillo, A., Veijonen, K. Cabanillas, A.,
mikrofiller untuk meningkatkan kerapatan komposit and Otero, J. 2002. Combustion Behaviour of
semen (Nehdi, 2004). Abu sekam padi yang Rice Husk in a Bubbling Fluidised Bed. Biomass
memiliki luas permukaan spesifik silika amorf 40 – and Bioenergy. 23: 171 – 179.
60 m2/g akan bereaksi dengan Ca(OH)2 dengan Balonis, M. and Glasser, F.P. 2009. The Density of
adanya air dan membentuk CSH pada suhu 40o C Cement Phases. Department of Chemistry,
(Yu et al., 1999). Abu sekam padi yang memiliki University of Aberdeen. Aberdeen, Scotland, UK.
ukuran partikel yang sangat rendah yaitu kurang
dari 11 µm merupakan bahan yang sangat reaktif BSN. 2004. Semen Portland Komposit. SNI 15-7064-
2004. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
dan dapat digunakan untuk menghasilkan beton
yang memiliki kekuatan tekan sebesar 85 MPa Bui, D. D., Hu, J. and Stroeven, P. 2005. Particle
setelah 28 hari curing periode pada abu sekam Size Effect on the Strength of Rice Husk Ash
padi/semen + abu sekam padi sebesar 30 % (Sata Blended Gap-Graded Portland Cement
et al., 2007). Pengaruh abu sekam padi terhadap Concrete. Cement & Concrete Composites. 27:
berbagai parameter yang berhubungan rheology 357–366.
seperti viskositas, plastisitas, dan elastisitas Chatveera, B. and Lertwattanaruk, P. 2008.
tergantung dari distribusi ukuran partikel, luas Evaluation of Sulfate Resistance of Cement
permukaan spesifik, bentuk dan sifat permukaan Mortars Containing Black Rice Husk Ash.
abu sekam padi. Abu sekam padi ditemukan Journal of Environmental Management. 30: 1-7
sebagai bahan yang paling sesuai sifat Chindaprasirt, P., Kanchanda, P.,
rheologynya yaitu memiliki viskositas plastis yang Sathonsaowaphak, A., and Cao, H.T. 2007.
sedang dan menghasilkan tegangan yang rendah Sulfate Resistance of Blended Cements
(Laskar and Talukdar, 2008). Containing Fly Ash and Rice Husk Ash.
Construction and Building Materials Journal. 21:
1356 – 1361.
KESIMPULAN
Chindaprasirt, P. and Rukzon, S. 2008. Strength,
1. Persentase silika abu sekam padi yang porosity and corrosion resistance of ternary
dihasilkan dalam penelitian ini yaitu sebesar blend Portland cement, rice husk ash and fly ash
72,28 % lebih rendah dari yang dihasilkan pada mortar. Construction and Building Materials. 22:
1601–1606.
skala industri yaitu di atas 90 %.
2. Kerapatan gembur abu sekam padi sebesar Dakroury, A. El. and Gasser, M. S. 2008. Rice Husk
760 kg/m3 akan menghasilkan kerapatan Ash (RHA) as Cement Admixture for
komposit semen yang lebih rendah. Immobilization of Liquid Radioactive Waste at
3. Walaupun abu sekam padi tidak dapat Different Temperatures. Journal of Nuclear
digolongkan sebagai matriks semen karena Materials. 381: 271– 277.
tidak Mengandung C3S dan C2S tetapi dapat Demirbas, A. 2004. A discussion of the paper
digunakan sebagai pengganti sebagian semen ‘‘Performance of Rice Husk Ash Produced Using
untuk menghasilkan CSH sekunder dalam a New Technology as a Mineral Admixture in
pembuatan komposit semen. Concrete’’. Cement and Concrete Research. 34:
1269.

Jurnal Perennial, 5(1) : 9-14


14

DTI. 2003. Rice Husk Ash Market Study. DTI/Pub Mathias, A. J. 2000. Environmental Benefits of
URN 03/668. United Kingdom: Brozeoak Ltd Biomass Energy Projects. Paper Presented at
(Contractor). Seminar on Environmental Impact of Developing
Ganesan, K., Rajagopal, K., and Thangavel, K. 2008. Biomass Energy Projects for Power
Rice husk ash blended cement: Assessment of Generation/Cogeneration, Bangkok, Thailand,
Optimal Level of Replacement for Strength and October 24 – 26, 2000
Permeability Properties of Concrete. Nehdi, M. 2004. A reply to the discussion by A.
Construction and Building Materials. 22 (8): 1675 Demirbas of the Paper ‘‘Performance of Rice
– 1683. Husk Ash Produced Using a New Technology as
Gastaldini, A. L. G., Isaja, G. C., Gomes, N. S., and a Mineral Admixture in Concrete’’. Cement and
Sperb, J. E. K. 2007. Chloride Penetration and Concrete Research. 34:1271–1272.
Carbonation in Concrete with Rice Husk Ash and Oyetola, E. B. and Abdullahi, M. 2006. The Use of
Chemical Activators. Cement & Concrete Rice Husk Ash in Low – Cost Sandcrete Block
Composites. 29: 176 – 180. Production. Leonardo Electronic Journal of
Harsono, H. 2002. Pembuatan Silika Amorf dari Practices and Technologies. 8: 58 – 70.
Limbah Sekam Padi. Jurnal Ilmu Dasar. 3 (2): 98 Saraswathy, V. and Song, Ha-Won. 2007. Corrosion
-103. Performance of Rice Husk Ash Blended
Ismail, M. S. and Waliuddin, A. M. 1996. Effect of Concrete. Construction and Building Materials.
Rice Husk Ash on High Strength Concrete. 21: 1779–1784.
Construction and Building Materials. 10 (1): 521 Sata, V., Jaturapitakkul, C., and Kiattikomol, K. 2007.
– 526 Influence of Pozzolan from Various by-Product
Katsuki, H., Furuta, S., Watari, T. and Komarneni, S. Materials on Mechanical Properties of High-
2005. ZSM-5 zeolite/porous carbon composite: Strength Concrete. Construction and Building
Conventional- and Microwave-Hydrothermal Materials. 21: 1589–1598.
Synthesis from Carbonized Rice Husk. Silva, F. G. da., Liborio, J. B. L., and Helene, P. 2008.
Microporous and Mesoporous Materials. 86: 145 Improvement of Physical and Chemical
–151. Properties of Concrete with Brazilian Silica Rice
Laskar, A. I. and Talukdar, S. 2008. Rheological Husk (SRH). Revista Ingeniería de Construcción
Behavior of High Performance Cconcrete with Journal. 23 (1): 18 – 25.
Mineral Admixtures and Their Blending. Singh, N. B., Rai. S., and Chaturvedi, S. 2002.
Construction and Building Materials. 22: 2345 – Hydration of Composite Cement. Progress in
2354.. Crystal Growth and Characterization of
Li, G. Y., Wang, P. M., and Zhao, X. 2005. Materials. 171-174.
Mechanical Behavior and Microstructure of Yu, Q., Sawayama, K., Sugita, S., Shoya, M. and
Cement Composites Incorporating Surface- Isojima, Y. 1999. The Reaction Between Rice
treated multi-walled Carbon Nanotubes . Carbon. Husk Ash and Ca(OH)2 Solution and The Nature
43: 1239–45 of Its Product. Cement and Concrete Research.
Makar, J.M. and Beaudoin, J.J. 2003. Carbon 29 : 37–43.
Nanotubes and Their Application in the Yu, X. and Kwon, E. 2009. A Carbon
Construction Industry. Proceeding of 1st Nanotube/Cement Composite with Piezoresistive
International Symposium on Nanotechnology in Properties. Smart Mater. Struct. 18 : 055010
Construction, Paisley, Scotland, June 22-25, (5pp).
2003. pp. 331-341.

Diterima : 30 Oktober 2008

Bakri
Lab. Keteknikan dan Diversifikasi Produk Hasil Hutan
Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar 90245

Jurnal Perennial, 5(1) : 9-14

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai