SKRIPSI
Oleh :
TRI MARDIATI
030307003 / PEMULIAAN TANAMAN
SKRIPSI
Oleh :
TRI MARDIATI
030307003 / PEMULIAAN TANAMAN
Disetujui Oleh,
Komisi Pembimbing
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
3
Disetujui Oleh,
Komisi Pembimbing
Mengetahui,
Tanggal Lulus :
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
4
ABSTRACT
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
5
ABSTRAK
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
6
RIWAYAT HIDUP
dari Ayahanda Sunardi S dan Ibunda Seniati K. Penulis merupakan putri ketiga
Tebing Tinggi lulus tahun 1997, SLTP Negeri 1 Tebing Tinggi lulus tahun 2000,
SMU Negeri 1 Tebing Tinggi lulus tahun 2003. Terdaftar sebagai mahasiswa
Khusus tahun 2006 – 2007 dan Asisten Bioteknologi Tanaman tahun 2007-2008.
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
besarnya kepada dan Ibu Ir. Eva Sartini Bayu, MP. Selaku Ketua dan Bapak
Ir. Mbue Kata Bangun, MS. Selaku Anggota komisi pembimbing yang telah
skripsi ini, dan juga kepada para dosen dan staf pengajar mata kuliah yang telah
Ucapan terima kasih yang tulus dan rasa hormat penulis sampaikan kepada
penulis dengan segenap cinta, kasih sayang dan pengertian serta pengorbanan
yang tak terhingga, dan juga kepada abang tercinta M. Eko Jumadi dan kakak
Dewi Murni yang telah mendukung penulis selama penulisan skripsi ini. Tidak
lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat yang selalu
menemani penulis dalam segala hal. Anak-anak kost “PINK” ( Tetti “Beby”, juli
“spongebob”, Ebda, Fat “mama”, ex “hafni”, Ika, nyet-nyet, Sri “kocik”, Putri, tri,
juli,). Sahabat-sahabat terbaikku Ami, Ayu, Tenni, Meri, Ririn, Listia, Lina, Eva,
Yani (Tnh), Putra, B’Irul, Dudi, Bayu, Kalay, Sahat, Bahtera, Yudi, K’Moul,
Banda, serta tak lupa juga kepada adik-adik junior ’04 (Indra, Yuni, Mitha, Reza
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
8
dan Rulli) yang bersedia bantuin ngisi polibek dan pihak-pihak lainnya yang telah
membantu dan memberikan masukan kepada penulis yang tidak tersebutkan satu
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
9
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRACT ............................................................................................. i
ABSTRAK................................................................................................ ii
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Latar Belakang ............................................................................ 1
Tujuan Penelitian......................................................................... 4
Hipotesis Penelitian ..................................................................... 4
Kegunaan Penelitian .................................................................... 4
Pemeliharaan ...................................................................... 27
Penjarangan ............................................................... 27
Penyiangan................................................................. 28
Pembumbunan ........................................................... 28
Pengendalian Hama dan Penyakit ............................... 28
Panen ......................................................................... 28
Peubah Amatan ........................................................................... 29
Diameter Batang (mm) ....................................................... 29
Kadar Unsur Hara N, P, K(%)............................................. 29
Umur Berbunga(hari) .......................................................... 29
Umur Panen (hari) .............................................................. 29
Jumlah Ginofor (buah) ........................................................ 29
Panjang Akar (cm) .............................................................. 30
Luas Daun ( cm2) ................................................................ 30
Bobot Kering Akar (g) ........................................................ 30
Bobot Kering Tajuk (g) ....................................................... 30
Nisbah Bobot Kering Akar (g) terhadap BK Tajuk (g) ........ 30
Jumlah Cabang Produktif (cabang) ..................................... 30
Jumlah Ginofor Hampa (buah) ........................................... 30
Bobot Kering 100 Biji (g) ................................................... 31
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
12
DAFTAR TABEL
Hal
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
13
DAFTAR GAMBAR
Hal
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
14
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
15
33. Data Pengamatan Nisbah Bobor Kering Akar (g) terhadap Bobot Kering
Tajuk ( g ) ......................................................................................... 90
34. Sidik Ragam Nisbah Bobor Kering Akar (g) terhadap Bobot Kering
Tajuk ( g ) ......................................................................................... 90
40. Transformasi y’=√ y+1 dari dat bobot kering 100 biji (g) .................. 93
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
16
42. Rangkuman uji beda rataan parameter pada perlakuan cekaman kekeringan
49. Foto Lahan pertanaman kacang tanah di rumah kaca ......................... 102
52. Foto perbandingan antar Cekaman dengan Varietas Singa ................. 103
53. Foto perbandingan antar Cekaman dengan Varietas Gajah ................. 103
54. Foto perbandingan antar Cekaman dengan Varietas Macan ............... 104
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
17
PENDAHULUAN
Latar Belakang
polongan atau legum kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman ini
berasal dari Amerika Selatan namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia
yang beriklim tropis atau subtropik Cina dan India merupakan penghasil kacang
Luas areal tanaman setiap tahun terus meningkat dan sampai akhir tahun
1995 tercatat luas areal kacang tanah ± 624.000 hektar dengan hasil rata-rata
jumlah permintaan. Tahun 1992 dibutuhkan kacang tanah sebanyak 800.000 ton
(http://www.pustaka-deptan.go.id/agritech/bali 0201.pdf).
menggantungkan diri pada hasil kacang tanah yang di tanam di lahan sawah,
tetapi lahan kering atau tegalan memiliki peluang yang dapat dikembangkan
sebagai penghasil kacang tanah yang potensial. Masalah yang dihadapi lahan
kering pada umumnya adalah tingkat kesuburan yang relatif rendah sehingga
bagaimana mengelola air yang menjadi faktor pembatas dalam berusaha tani,
mempunyai keterbatasan seperti sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang tidak
baik, serta topografi lahan yang kurang mendukung dalam berusaha tani. Untuk
meningkatkan produktivitas lahan kering ada beberapa cara yang perlu dilakukan
tanam yang sesuai dengan curahan hujan, perbaikan teknik budidaya tanaman,
(Deptan, 2006).
terbatasnya lahan pertanian yang sesuai untuk usaha di bidang pertanian, maka
lahan marginal, walau umumnya lahan marginal bermasalah bila hendak dijadikan
andisol yang terdapat disekitar Medan terjadi pada temperatur rata-rata 26oC dan
total curah hujan tahunan 2000mm-3500mm tanpa bulan kering. Masalah yang
paling menonjol pada andisol adalah sifat kemampuan menyerap dan menyimpan
air yang tidak pulih kembali seperti semula apabila mengalami kekeringan
(2003) menyatakan bahwa berdasarkan dari beberapa genotipe kacang tanah yang
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
19
diteliti ternyata genotipe singa menunjukkan genotipe yang paling tahan terhadap
cekaman tetapi dibawah 60% kapasitas lapangan ketahanan antara genotipe tidak
transpirasi lebih rendah, fotosintesis lebih tinggi, menggunakan lengas tanah lebih
efisien dan mampu memberikan hasil polong lebih tinggi dibanding genotipe
rentan kering.
potensial air dan daun dan turgor, memelihara membukanya stomata dan
dapat membantu meningkatkan toleransi dengan produksi proline, selain itu MVA
varietas kacang tanah yang telah ada. Pada penelitian ini menggunakan 3 varietas
mempunyai toleran dan peka kekeringan dan toleran Al/tanah masam yang akan
kering masih rendah yang salah satu penyebabnya adalah cekaman kekeringan,
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
20
kendala umum yang dijumpai pada lahan kering ialah tanah bereaksi masam,
tingkat kesuburan tanah rendah, miskin hara makro dan hara mikro, sehingga
dicirikan oleh perubahan karakter morfologi, fisiologi dan hasil pada kacang tanah
yang dicobakan.
Tujuan Penelitian
Hipotesis Penelitian
3. Adanya interaksi antara varietas kacang tanah toleran dan peka kekeringan
Kegunaan Penelitian
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
21
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat meraih gelar sarjana dari Fakultas
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminosae
Genus : Arachis
Kacang tanah budidaya dibagi menjadi dua tipe: tipe tegak dan tipe
menjalar. Tipe menjalar lebih disukai karena memiliki potensi hasil lebih tinggi.
Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya (yang lainnya
pemasakan di bawah permukaan tanah. Jika buah yang masih muda terkena
(http://id.wikipedia.org/wiki/kacang-tanah).
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
22
pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar-akar cabang yang lurus.
Akar cabang mempunyai akar-akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai
mati, sedangkan akar yang masih tetap bertahan hidup menjadi akar-akar
sepanjang ± 20cm. Selain itu, tanaman ini memiliki akar-akar lateral (cabang)
yang tumbuh ke samping sepanjang 5-25 cm. pada akar lateral terdapat akar
serabut, fungsinya untuk menghisap air dan unsur hara. Pada akar lateral terdapat
akar serabut, fungsinya untuk menghisap air dan unsur hara. Pada akar lateral juga
Batang utama pada tipe tegak tingginya 30 cm dengan sejumlah cabang lateral
dan pada tipe menjalar tinggi batangnya mencapai 20 cm, cabang lateral dekat
helai daun terdiri dari empat helai anak daun. Permukaan daunnya sedikit berbulu,
berfungsi sebagai penahan atau penyimpan debu dan obat semprotan. Sedangkan
gerakan nyctittropic merupakan aktivitas daun sebagai persiapan diri untuk dapat
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
23
masa pertumbuhan dan di mulai dari bagian bawah. Selain berhubungan dengan
umur, gugur daun ada hubungannya dengan faktor penyakit (Asiamaya, 2000)
(http://id.wikipedia.org/wiki/kacang)
Kacang tanah mulai berbunga kira-kira pada umur 4-5 minggu. Bunga
keluar dari ketiak daun. Bentuk bunganya sangat aneh. Setiap bunga seolah-olah
hanya satu hari, mekar di pagi hari dan layu pada sore hari. Dengan demikian,
Penyerbukan bunga kacang tanah terjadi pada malam hari, yakni sebelum bunga
pembuahan. Buah kacang tanah berada di dalam tanah setelah terjadi pembuahan
bakal buah tumbuh memanjang dan nantinya akan menjadi tangkai polong. Mula-
mula, ujung ginofor yang runcing mengarah keatas, kemudian tumbuh mengarah
ke bawah dan selanjutnya masuk kedalam tanah sedalam tanah sedalam 1-5 cm.
Panjang ginofora ada yang mencapai 18 cm. tempat berhentinya ginofora masuk
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
24
ke dalam tanah tersebut menjadi tempat buah kacang tanah. Ginofora yang
terbentuk di cabang bagian atas dan tidak masuk ke dalam tanah akan gagal
Biji matang memiliki dormansi singkat atau tidak dorman sama sekali dan
penundaan panen dapat berakibat biji berkecambah di dalam polong. Biji yang di
kotiledon terdorong ke permukaan tanah oleh hypokotil dan tetap pada permukaan
Syarat Tumbuh
Tanah
berpasir, atau lempung liat berpasir. Kemasaman (pH) tanah optimal adalah
sekitar 6,5 – 7,0. apabila pH tanah lebih besar dari 7,0 maka daun akan berwarna
kuning akibat kekurangan suatu unsur hara (N, S, Fe, Mn) dan sering kali timbul
bercak hitam pada polong. Kacang tanah memberikan hasil terbaik jika ditanam di
tanah remah dan berdrainase baik, terutama di tanah berpasir. Tanah bertekstur
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
25
Pada tipe Spanyol juga tumbuh dengan baik pada tekstur atau tanah
gembur. Tanah seharusnya memiliki suplai kalsium yang bagus untuk mencegah
produksi polong kosong, jika tanahnya rendah kalsium 2 lb gypsum per 100ft
ketahanan penetrasi cukup rendah. Namun demikian, ada beberapa masalah yang
dihadapi pada jenis tanah ini. Karena berkembang di daerah bertopografi miring,
andisol rawan terhadap erosi air hujan. Adanya sifat irreversible drying yang
menyebabkan tanah sulit dibasahi kembali jika kering. Berat isi yang ringan dan
adanya sifat irreversible drying menyebabkan andisol mudah terkena erosi baik
erosi angin maupun erosi air hujan serta adanya muatan bergantung pH dan
Iklim
bawah suhu 25oC perkembangan akan terhambat dan suhu di atas 35oC
yang berketinggian di bawah 500 meter di atas permukaan laut. Iklim yang
dibutuhkan tanaman kacang tanah adalah bersuhu tinggi anatara 25o-32oC, sedikit
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
26
lembab (rH 65%-75%), curah hujan 800mm-1300mm per tahun, tempat terbuka
(http://warintek. Bantul.go.id/web.php?mod=basisdata&kat=1&sub=2&file=35).
interaksi suhu / fotoperiode dalam suhu siang / suhu malam 26/22oC dan 22/18oC
berbunga lebih awal, mereka juga lebih tinggi dan lebih berat dengan lebih banyak
bunga dan ginofora daripada tanaman yang ditanam dalam kedua lingkungan suhu
tanaman kurang mampu untuk menggunakan masukan seperti pupuk fosfat, secara
yang di panen dapat terganggu. Dalam Kassam dkk (1975) menunjukkan bahwa
menggunakan air 438 mm untuk memberikan hasil biji 1,6 ton/ha dalam 4 bulan.
Efisiensi penggunaan air tanaman adalah 489 g air per gram bahan kering yang
memacu kehilangan air dari sel seperti kekeringan, kegaraman dan cekaman udara
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
27
fisiologi dalam sel tanaman. Cekaman air juga dilaporkan mampu berperan
dari sel-sel daun, dengan menghasilkan reduksi tekanan dalam turgor sel dan
dalam potensial air sel. Stress air adalah suatu istilah yang tidak tepat, yang
menunjukkan bahwa kandungan air sel telah turun di bawah nilai optimum,
menyebabkan suatu tingkat gangguan metabolisme. Stress air sedikit lebih pasti
• Stress sedang – ψsel ditekan lebih dari beberapa bar tetapi kurang dari 12-
15 bar
Stress ringan dalam waktu sel daun sama dengan kehilangan turgor dalam jumlah
kecil, sedangkan stress sedang berkaitan dengan hilangnya turgor yang lebih
disegala tempat, baik karena periode kering tak terduga maupun curah hujan
yang lebih kecil dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh normal. Cekaman air
mempengaruhi semua aspek pertumbuhan tanaman. Dalam hal ini cekaman air
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
28
terjadinya modifikasi anatomi dan modifikasi tanaman (Islami dan Utomo, 1995).
harian naik, indeks cekaman kekeringan naik, dan fotosintesis tanaman menurun
sepanjang pagi dan menurun antara jam dua hingga tiga sore dan pulih kembali
pada jam empat sore. Apabila tegangan lengas tanah meningkat menjadi -0,045
Mpa, penurunan fotosintesis pada siang hari tidak dapat pulih kembali pada sore
hari apabila tidak di beri tambahan air, mengakibatkan penurunan hasil 31%.
ceruk, merontokkan daun selama periode kering, dan berbulu banyak pada
permukaan daun. Yang juga penting adalah bahwa tumbuhan seperti itu
oleh tanah kering. Pada sebagian besar contoh tumbuhan menarik yang di kaji,
ketika cekaman air dalam daun rendah dan suhu meningkat, stomata membuka,
berbeda, terutama di antara pagi dengan siang hari, untuk membuat perbedaan
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
29
sifat tanaman yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan
perbedaan susunan genetik selalu mungkin terjadi sekalipun bahan tanaman yang
digunakan berasal dari jenis tanaman yang sama (Sitompul dan Guritno, 1995).
air tanah, tidak pernah mengalami potensial air negatif yang ekstrem. Tumbuhan
tersebut adalah pengguna air. Tumbuhan itu nyata menghindari kekeringan. Tentu
saja tumbuhan itu harus mampu menggunakan air tanah sewaktu memanjang
Stress air (kekeringan) pada tanaman dapat disebabkan oleh dua hal: (1)
kekurangan suplai air di daerah perakaran, dan (2) permintaan air yang berlebihan
oleh daun, di mana laju evapotranspirasi melebihi laju absorbsi air oleh akar
tanaman, walaupun keadaan air tanah cukup (jenuh). Dengan demikian jelaslah
bahwa stress air pada tanaman dapat terjadi pada keadaan air tanah tidak
menyebabkan perubahan dan sering juga terhadap faktor cekaman lain. Sebagai
contoh, tumbuhan yang berada pada potensial air rendah, tingkat cahaya tinggi
dan faktor lain seperti pemupukan berat dengan fosfor dan pemupukan ringan
tumbuhan spesies yang sama yang tidak diberi perlakuan itu. Aklimasi terhadap
kekeringan seperti ini amatlah penting dalam pertanian. Hal ini merupakan contoh
udara, temperatur, cahaya, air tanah, klorofil dan hara (N, P, K, Fe, dan Mg).
respons. Diantara metabolisme tanaman diatas cekaman air ini adalah terjadinya
gugur daun, yaitu fenomena umum sebagai mekanisme tanaman dalam usaha
luas permukaan transpirasi juga menurun, (2) mengubah sudut daun pada posisi
sejajar dengan berkas cahaya, sehingga suhu daun tidak segera meningkat.
Dengan demikian transpirasi dapat ditekan. (3) perakaran berkembang lebih cepat.
meningkat kemampuan penghisapan air dari lapisan tanah yang lebih dalam
sementara transpirasi dari bagian atas tanaman menurun. (4) perkembangan daun,
peka terhadap kekurangan air. Setelah terjadi cekaman pada umumnya terjadi
dengan daun tanaman yang ada dalam keadaan normal. Tanaman yang tercekam
mempunyai akar lateral bergaris tengah sama dengan akar primer, berkembang
lebar kearah apical meristem, akar primer bercabang dekat ujungnya dan
seterusnya akar sekunder akan bercabang juga dekat ujungnya dan seterusnya
percabangan akan selalu terjadi di dekat ujung akar dengan panjang akar yang
sehingga fungsi akar rusak dan tidak efisien dalam menyerapa air dan unsur hara.
Penyerapan hara dan air dalam akar merupakan proses yang bebas satu
sama lain, kebutuhan air yang tersedia dalam tanaman dan tanah bagi
tanah, air dalam selang sekitar -0,1 sampai -10 bar esensil bagi setiap proses yang
dari akar ke daun, dan (3) kemampuannya menyebarkan atau memperluas sistem
perakaran ke jarak yang lebih jauh memperoleh suplai hara. Ketersediaan hara,
untuk sebagian besar nonhidrofita adalah tertinggi bila keadaan air berada dekat
kapasitas lapang. Hara yang paling nyata dipengaruhi oleh kandungan air tanah
transpor hara ke permukaan akar dengan cara mempengaruhi laju difusi dan aliran
cekaman kekeringan ringan sampai berat menyebabkan luas daun berkurang, pada
ABA dan IAA sangat berperan dalam sintesis prolina dalam kaitannya sebagai
osmoregulator, hal ini berkaitan dengan peran yang besar dari proline sebagai
pengguguran daun.
dengan jumlah ginofor pada pembudidayaan kacang tanah terjadi interaksi yang
berarti. Hal ini menunjukkan fungsi air bagi tanaman memegang peranan penting
dalam aktivitas tanaman. Jika kebutuhan air terpenuhi maka aktivitas tanaman
dapat maksimal, namun kebutuhan air tidak terpenuhi maka menurunkan atau
menghambat aktivitas atau bagian tertentu. Peranan air dalam proses pembungaan
dapat mempercepat munculnya bunga. Pemberian air per hari sesuai dengan
kebutuhannya maka waktu bunga muncul lebih cepat dibanding dengan jika hanya
fisik dari luas daun dari pada perubahan kimia. Jika kandungan air dari tumbuhan
berkurang maka sel akan menyempit dan dinding sel juga ikut menyempit.
turgornya juga menurun. Peningkatan dari penurunan air lebih nyata terlihat lebih
jelas terlihat di dalam sel. Membran plasma menjadi menyempit dan lebih
tekanan yang merupakan pengaruh yang nyata terhadap fisik dari penurunan
(2) perkembangan akar untuk mencapai daerah yang masih basah, (3) Penutupan
menurunkan berat kering dan total serapan N pada tanaman kedelai. Hal ini
disebabkan keterbatasan air sebagai salah satu faktor dalam proses fotosintesis
pertumbuhan.
duga atas karena perubahan dalam jumlah air yang diikat pada permukaan
menggugurkan daun tuanya, ranting serta cabangnya dan hanya menyisakan daun-
daun yang lebih muda dan lebih kecil yang dapat kehilangan air sampai
kandungan air sebesar 50% dari berat kering daun tanpa kerusakan yang nyata
dari tingkat optimum dan dapat menyelesaikan hidupnya secara lengkap asalkan
Pada keadaan lingkungan yang tidak optimum, manipulasi sering dilakukan untuk
membantu meningkatkan toleransi dengan produksi proline. Selain iru MVA juga
transpirasi dan laju fotosintesis (Ruiz-lazano et al: 2000. Rao dan Tak, 2001).
yang rinci atas hubungan air dari spesies yang berbeda pada tempat yang sama.
Rasio:
pertanian mampu mengeringkan tanah sampai pada potensial matrik antara -10
dan -20 bar, dan ini menyebabkan pemanfaatan yang meluas pada kandungan
kelembaban pada -15 bar sebagai ukuran standar titik layu permanen. Beberapa
spesies yang tumbuh di iklim yang lebih kering dapat mengabsorsi lebih banyak
air dari tanah, hingga memberikan nilai titik layu permanen sebesar -20 sampai -
30 bar. Usaha untuk menambah suplai air dengan jalan ini dapat berhasil hanya
selama depresi yang diperlukan dalam potensial air daun tidak merusak jaringan
daun itu sendiri. Keefektifan tergantung atas hubungan antara potensial air daun
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
36
Penyerapan hara dan air dalam akar merupakan proses yang bebas satu
sama lain, kebutuhan air yang tersedia dalam tanaman dan tanah bagi
Pengaruh stress air terhadap hara mineral yaitu berkembangnya serapan hara
penurunan yang nyata pada konsentrasi K dan pengaruh yang bervariasi untuk
hara, jenis tanaman, kesuburan tanah atau jenis tanah dan pengelolaan tanaman.
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
37
Kegunaan analisis (baik analisis tanah maupun analisis tanaman) adalah sebagai
berikut:
dilakukan pemupukan
5. Untuk menilai lahan secara ekonomis, misalnya: harga tanah, pajak dan
sebagainya.
Penyebaran hara dalam tanaman tidak merata, artinya kadar suatu unsur pada
daun tidak sama dengan kadar unsur tersebut dalam tangkai daun atau pada kayu.
Daun yang dianggap cocok untuk dianalisis adalah daun yang ke 4, 5, 6 dan
Kebiasaan hidup secara mikoriza biasa terjadi dalam tanah dan pada
nutriea secara lebih baik yaitu penyerapan nitrogen, fosfor dan kalium dari tanah
mentransfer nutrisi (terutama fosfat) dari tanah ke sistem perakaran (Rao, 1994).
Tanaman kacang tanah menyerap 10% dari kebutuhan fosfor, kalsium dan
magnesium selama fase vegetatif dan 40% sampai 50% selama pembungaan.
Sisanya diambil selama pengisian biji. Periode puncak untuk penyerapan kalium
pada kebanyakan varietas yang diuji adalah antara pembentukan ginofor (pegging)
dan kemasakan, walaupun pada beberapa varietas puncak pengambilan lebih awal
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
39
pada bulan Mei 2007 sampai Agustus 2007 dan di Laboratorium Sentral Fakultas
tanah varietas Singa, varietas Gajah dan varietas Macan, tanah andosol, kompos
ketersediaan air tanah, pupuk urea (75 kg/ha), SP-36 (50kg/ha) dan KCl
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
40
volume pemberian air, tabung reaksi, timbangan analitik, oven, jangka sorong,
kertas mm, timbangan 15 kg, papan nama, kalkulator, alat tulis, ember, kertas
Metode Penelitian
Faktor I: Petak utama (Main plot) adalah tingkat Cekaman Kekeringan (C) yang
C4 = 40 % KL.
Faktor II : Anak petak (Sub plot) adalah Varietas Kacang Tanah yang terdiri dari
V3 = Varietas Macan.
Jumlah ulangan :3
Model linier aditif dari Rancangan Petak Terpisah pola Rancangan Acak
Dimana:
Yijk : Hasil pengamatan yang disebutkan main plot ke-i dan sub plot ke-j pada
ulangan ke-k
µ : Nilai Tengah
δik : Efek error yang disebabkan main plot ke-j pada ulangan ke-k
(αβ)ij : Interaksi dari main plot pada taraf ke-i dengan sub plot ke-j
εijk : Efek error yang disebabkan main plot ke-i dan sub plot ke-j pada ulangan
ke-k
Jika hasil sidik ragam yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda
rataan dengan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 % (Bangun, 1991)
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
42
PELAKSANAAN PENELITIAN
Polybag berukuran 25kg diisi tanah top soil jenis tanah andosol sebanyak
8 kg. Yang telah diayak dan dikeringanginkan. Penetapan kadar air tanah untuk
menentukan bobot tanah kering udara yang akan dimasukkan dalam polybag
pada kapasitas lapang dilakukan dengan metode Alricks. Tanah yang disediakan
Persiapan Benih
menghindari penjamuran.
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
43
Aplikasi MVA
Vesikular Arbuskular (MVA) pada media tanam. MVA dalam bentuk mikover
Penanaman Benih
lubang tanam sedalam 2-3cm sebanyak 3 benih/lubang tanam, setelah itu lubang
Pemupukan
1/3 dosis yaitu sebanyak (0,13 g/tanaman) yang diberikan bersamaan dengan
pemberian kompos pada saat penanaman, untuk urea umur 4 MST di beri lagi 2/3
Pemeliharaan
Penjarangan
memotong tanaman.
Penyiangan
dengan tangan, ini dilakukan untuk mengurangi persaingan antara tanaman utama
dengan gulma untuk mendapatkan unsur hara dari dalam tanah. Penyiangan
Pembumbunan
insektisida Curacron 500EC dan Confidor dengan konsentrasi 2cc/l air dan
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
45
lapangan.
Panen
fisiologis yang ditandai dengan pada saat sebagian besar daun kacang tanah mulai
mengering dan luruh, polong telah berisi penuh dan kulit bijinya tipis, kulit
polong cukup keras, serat sangat nyata dan berwarna coklat kehitaman.
Peubah Amatan
dilakukan dengan interval satu minggu di mulai dari tanaman telah mengeluarkan
Umur berbunga dihitung apabila tanaman dalam satu plot percobaan telah
Umur panen dihitung mulai dari penanaman benih hingga tanaman siap
Panjang akar diukur mulai bagian leher akar sampai dengan bagian ujung
tanaman / plot dengan memotong bagian pertautan batang dengan akar tanaman.
Akar tanaman diovenkan selama 24 jam pada temperatur 65oC, setelah itu di
timbang beratnya.
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
47
diovenkan selama 24 jam pada temperatur 65oC, setelah itu ditimbang beratnya.
dihitung dengan cara membagi bobot kering akar dengan bobot kering tajuk.
dengan kulitnya agar diperoleh kadar air ± 14 %. Diambil secara acak dari setiap
plot. Untuk tanaman yang tidak mencapai 100 biji maka datanya dikonversikan
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
48
Hasil
Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari diameter batang pada 5 MST,
6 MST, 7MST dan 8 MST dapat dilihat pada lampiran 8 s/d 15. Dari sidik ragam
nyata terhadap diameter batang 6 hingga 8 MST, varietas belum berbeda nyata
pada semua peubah amatan diameter batang, sedangkan interaksi antara cekaman
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
49
Hasil uji beda rataan diameter batang pada perlakuan cekaman kekeringan
Tabel 1. Rataan diameter batang pada perlakuan cekaman kekeringan dan varietas
Varietas
V1 (Singa) 3.18 2.74 3.00 3.19
V2 (Gajah) 3.41 2.98 3.04 3.09
V3 (Macan) 3.35 2.74 3.00 3.14
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
pada taraf 5 %
diameter batang terbesar terdapat pada cekaman kekeringan C1 (3,54 mm) dan
terkecil terdapat pada C4 (3,18 mm), tetapi berdasarkan analisis statistik tidak
berbeda, selanjutnya pada varietas juga belum berbeda nyata terhadap diameter
batang 5 MST, dimana diameter batang terbesar terdapat pada varietas V3 (3,35
mm) dan terkecil terdapat pada varietas V1 (3,18 mm) tetapi berdasarkan analisis
diameter batang terbesar terdapat pada cekaman kekeringan C1 (3,13 mm) dan
berbeda nyata terhadap diameter batang 6 MST, dimana diameter batang terbesar
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
50
terdapat pada varietas V2 (2.98 mm) dan terkecil terdapat pada varietas V1 dan
diameter batang terbesar terdapat pada cekaman kekeringan C3 (3,19 mm) dan
berbeda nyata terhadap diameter batang 7 MST, dimana diameter batang terbesar
terdapat pada varietas V2 (3.04 mm) dan terkecil terdapat pada varietas V1 dan
diameter batang terbesar terdapat pada cekaman kekeringan C2 (3,29 mm) dan
berbeda nyata terhadap diameter batang 8 MST, dimana diameter batang terbesar
terdapat pada varietas V1 (3.19 mm) dan terkecil terdapat pada varietas V2 (3,09
dan 8 MST pada perlakuan cekaman kekeringan dapat dilihat pada gambar 1,
4
3.5 3.54
3.3 3.29
Diameter Batang (mm)
3.23
3.18 3.13 3.19
3.12 3.24
3.13
3 3.08
2.92 2.91
2.77 2.66 C1
2.5 2.46
C2
2
C3
1.5
C4
1
0.5
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 02007.
USU Repository © 2009 5 6 7 8
Um ur Tanam an (hari)
51
menurun sampai batas 80% KL pada 6 MST, selanjutnya 6MST pada 80% KL
bahwa pada 5 MST perlakuan baru diberikan yang membuat tanaman belum
Data hasil pengamatan kadar unsur hara N, P, K (%) dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2. Rataan kadar unsur hara N pada perlakuan cekaman kekeringan dan
varietas
Varietas
Cekaman Rataan
V1 V2 V3
C1(100% KL) 4.03 3.88 4.44 4.12
C2 (80% KL) 4.81 4.52 4.89 4.74
C3 (60% KL) 4.73 4.42 4.65 4.60
C4 (40% KL) 4.50 4.13 5.12 4.58
Rataan 4.52 4.24 4.78
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
52
C1=100% KL sebesar (4,12 %). Dari tabel 2 selanjutnya dapat diterangkan bahwa
konsentrasi N.
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa kadar N tertinggi terdapat pada varietas
sedangkan pada perlakuan C1V1 menunjukkan kadar N terendah sebesar (4.03 %),
Tabel 3. Rataan kadar unsur hara P pada perlakuan cekaman kekeringan dan
varietas
Varietas
Cekaman Rataan
V1 V2 V3
C1(100% KL) 0.20 0.24 0.19 0.21
C2 (80% KL) 0.19 0.24 0.21 0.21
C3 (60% KL) 0.23 0.24 0.22 0.23
C4 (40% KL) 0.19 0.20 0.20 0.20
Rataan 0.20 0.23 0.21
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa kadar P tertinggi terdapat pada varietas V2
sebesar (0.23%) dan terendah terdapat pada varietas V1 sebesar (0.20%). Dari
memperlihatkan kadar P daun yang stabil hingga 60% KL dan menurun pada 40%
Tabel 4. Rataan kadar unsur hara K pada perlakuan cekaman kekeringan dan
varietas
Varietas
Cekaman Rataan
V1 V2 V3
C1(100% KL) 1.25 1.28 1.87 1.47
C2 (80% KL) 1.10 1.29 1.53 1.31
C3 (60% KL) 1.38 1.56 1.18 1.37
C4 (40% KL) 0.88 0.58 0.97 0.81
Rataan 1.15 1.18 1.39
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa kadar K tertinggi pada cekaman
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa kadar K tertinggi terdapat pada varietas
dan terendah terdapat pada C4V2 sebesar (0.58%) Dari tabel 4 selanjutnya dapat
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
54
Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari umur berbunga dapat dilihat
pada lampiran 19 dan 20. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan
cekaman kekeringan, varietas dan interaksi antara cekaman kekeringan dan varitas
Tabel 5. Rataan umur berbunga (hari) pada perlakuan cekaman kekeringan dan
varietas
Varietas
Cekaman Rataan
V1 V2 V3
C1(100% KL) 30.50 28.50 29.83 29.61
C2(80% KL) 30.67 31.50 32.50 31.56
C3(60% KL) 32.33 32.33 30.33 31.67
C4(40% KL) 35.33 32.00 36.17 34.50
Rataan 32.21 31.08 32.21
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
pada taraf 5 %
tercepat pada perlakuan cekaman kekeringan C1 (29.61 hari), dan paling lama
Dari tabel 5 selanjutnya dapat dilihat bahwa varietas yang diuji tidak
menunjukkan perbedaan umur berbunga yang nyata, dimana varietas yang paling
cepat berbunga terdapat pada varietas V2 (31.08 hari) dan paling lama berbunga
terdapat pada varietas V1 dan V3 (32.21 hari), tetapi berdasarkan analisa statistik
tidak berbeda.
Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari umur panen dapat dilihat pada
lampiran 21 dan 22. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan cekaman
kekeringan, varietas dan interaksi antara cekaman kekeringan dan varitas tidak
Data umur panen pada perlakuan cekaman kekeringan dan varietas dapat
Tabel 6. Rataan umur panen (hari) pada perlakuan cekaman kekeringan dan
varietas
Varietas
Cekaman Rataan
V1 V2 V3
C1(100% KL) 91.83 92.00 89.67 91.17
C2(80% KL) 92.00 92.00 92.00 92.00
C3(60% KL) 92.00 92.00 92.00 92.00
C4(40% KL) 92.00 92.00 92.00 92.00
Rataan 91.96 92.00 91.42
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
pada taraf 5 %
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
56
diberikan (C1=100% KL, C2=80% KL, C3=60% KL, C4=40% KL) tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap parameter umur panen, yang paling
Dari tabel 6 selanjutnya dapat dilihat bahwa varietas belum berbeda nyata
terhadap parameter umur panen, dimana varietas yang paling cepat panen terdapat
pada varietas V3 (91,42 hari) dan yang paling lama panen terdapat pada varietas
Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari jumlah ginofor dapat dilihat
pada lampiran 23 dan 24. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan
cekaman kekeringan, varietas dan interaksi antara cekaman kekeringan dan varitas
Tabel 7. Rataan jumlah ginofor (buah) pada perlakuan cekaman kekeringan dan
varietas
Varietas
Cekaman Rataan
V1 V2 V3
C1(100% KL) 14.67 18.50 12.17 15.11
C2(80% KL) 13.50 16.00 12.83 14.11
C3(60% KL) 11.83 14.17 9.00 11.67
C4(40% KL) 12.00 11.17 7.00 10.06
Rataan 13.00 14.96 10.25
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
pada taraf 5 %
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
57
jumlah ginofor yang paling banyak terdapat pada perlakuan cekaman kekeringan
C1 (15,11 buah) dan yang paling sedikit terdapat pada perlakuan cekaman
Dari tabel 7 selanjutnya dapat dilihat bahwa varietas belum berbeda nyata
terhadap parameter jumlah ginofor, dimana jumlah ginofor yang paling banyak
terdapat pada varietas V2 (14,96 buah) dan paling sedikit terdapat pada varietas V3
Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari panjang akar dapat dilihat
pada lampiran 25 dan 26. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan
sedangkan varietas dan interaksi antara cekaman kekeringan dan varitas tidak
Data panjang akar pada perlakuan cekaman kekeringan dan varietas dapat
Tabel 8. Rataan panjang akar (cm) pada perlakuan cekaman kekeringan dan
varietas
Varietas
Cekaman Rataan
V1 V2 V3
C1(100% KL) 42.02 34.38 40.75 39.05 a
C2(80% KL) 34.33 34.02 31.40 33.25 b
C3(60% KL) 33.43 35.63 36.38 35.15 ab
C4(40% KL) 33.80 32.78 33.90 33.49 b
Rataan 35.90 34.20 35.61
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
58
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
pada taraf 5 %
Dari tabel 8 selanjutnya dapat dilihat bahwa varietas belum berbeda nyata
terhadap parameter panjang akar, dimana panjang akar terpanjang terdapat pada
varietas V1 (35.90 cm) dan terpendek terdapat pada varietas V2 (34.20 cm), tetapi
Poly. (V1)
45 Poly. (V2)
Y2 = -0.6225x 2 + 2.7935x + 31.887
Poly. (V3)
40 r = 0.499
35
Panjang akar (cm)
kuadratik yang nyata pada beberapa varietas yang diuji yang tidak memberikan
pengaruh yang sama pada setiap varietas. Dari grafik dapat kita lihat bahwa
Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari luas daun dapat dilihat pada
lampiran 27 dan 28. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan cekaman
dan interaksi antara cekaman kekeringan dan varitas tidak berbeda nyata terhadap
Data luas daun pada perlakuan cekaman kekeringan dan varietas dapat
Tabel 9. Rataan luas daun (cm2) pada perlakuancekaman kekeringan dan varietas
Varietas
Cekaman Rataan
V1 V2 V3
C1(100% KL) 34.14 37.00 41.81 37.65 a
C2(80% KL) 35.72 28.19 33.74 32.55 a
C3(60% KL) 30.91 31.46 35.79 32.72 a
C4(40% KL) 29.25 31.71 26.39 29.12 b
Rataan 32.50 32.09 34.43
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
pada taraf 5 %
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
60
berpengaruh nyata terhadap parameter luas daun, dimana luas daun terbesar
terdapat pada perlakuan cekaman kekeringan C1 (37.65 cm2) dan terkecil terdapat
Dari tabel 9 selanjutnya dapat dilihat bahwa varietas belum berbeda nyata
terhadap parameter luas daun, dimana luas daun terbesar terdapat pada varietas V3
(34.43 cm2) dan terkecil terdapat pada varietas V2 (32.09 cm2), tetapi berdasarkan
Linear (V1)
45 Y3 = -4.421x + 45.485 Linear (V2)
40 r = 0.8048 Linear (V3)
35
Luas daun (cm2)
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
61
hubungan linier yang nyata pada beberapa varietas yang diuji, yang tidak
Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari bobot kering akar dapat dilihat
pada lampiran 29 dan 30. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan
sedangkan varietas dan interaksi antara cekaman kekeringan dan varitas tidak
Data bobot kering akar pada perlakuan cekaman kekeringan dan varietas
Tabel 10. Rataan bobot kering akar (g) pada perlakuan cekaman kekeringan dan
varietas
Varietas
Cekaman Rataan
V1 V2 V3
C1(100% KL) 2.30 2.22 2.43 2.32 a
C2(80% KL) 1.75 1.97 2.72 2.14 a
C3(60% KL) 2.27 3.27 2.80 2.78 a
C4(40% KL) 1.08 1.80 1.67 1.52 b
Rataan 1.85 2.31 2.40
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
pada taraf 5 %
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
62
berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering akar, dimana bobot kering
akar terbesar terdapat pada perlakuan cekaman kekeringan C3 (2.78 g) dan terkecil
Dari tabel 10 selanjutnya dapat dilihat bahwa varietas belum berbeda nyata
terhadap parameter bobot kering akar, dimana bobot kering akar terbesar terdapat
pada varietas V3 (2.40 g) dan terkecil terdapat pada varietas V1 (1.85 g), tetapi
Poly. (V1)
3.50 2 Poly. (V2)
Y3 = -0.355x + 1.555x + 1.18 Poly. (V3)
3.00 r = 0.9372
Bobot Kering akar (g)
2.50
Y2 = -0.305x 2 + 1.529x + 0.78
2.00 r = 0.2851
0.50
0.00
100 %KL 80% KL 60% KL 40% KL
Cekaman Kekeringan
Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa bobot kering akar menunjukkan grafik
kuadratik yang nyata pada beberapa varietas yang diuji, yang tidak memberikan
pengaruh yang sama pada setiap varietas. 40% KL dapat menurunkan bobot
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dari bobot kering tajuk dapat
dilihat pada lampiran 31 dan 32. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan
kering tajuk, sedangkan interaksi antara cekaman kekeringan dan varietas tidak
Data bobot kering tajuk pada perlakuan cekaman kekeringan dan varietas
Tabel 11. Rataan bobot kering tajuk pada perlakuan cekaman kekeringan dan
varietas.
Varietas
Cekaman Rataan
V1 V2 V3
C1(100% KL) 7.87 8.32 9.82 8.67 ab
C2(80% KL) 6.83 6.38 8.65 7.29 c
C3(60% KL) 7.58 9.77 11.13 9.49 a
C4(40% KL) 4.70 5.53 6.20 5.48 d
Rataan 6.75 b 7.50 b 8.95 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
pada taraf 5 %
berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering tajuk, dimana bobot kering
terhadap parameter bobot kering tajuk, dimana bobot kering tajuk terbesar
terdapat pada varietas V3 (8.95 g) dan terkecil terdapat pada varietas V1 (6.75 g).
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
64
Poly. (V1)
12 Poly. (V2)
Poly. (V3)
Bobot Kering Tajuk (g)
0
100% KL 80% KL 60% KL 40% KL
Cekaman Kekeringan
Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa bobot kering tajuk menunjukkan grafik
hubungan kuadratik yang nyata pada beberapa varietas yang diuji, yang tidak
membawa pengaruh yang sama pada setiap varietas, semakin meningkat cekaman
kekeringan yang diberikan maka semakin menurun pula bobot kering tajuk , 40%
Nisbah Bobot Kering Akar (g) terhadap Bobot Kering Tajuk (g)
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dari nisbah BK akar terhadap BK
tajuk dapat dilihat pada lampiran 33 dan 34. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa
dan varietas tidak berbeda nyata terhadap parameter nisbah BK akar terhadap BK
tajuk.
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
65
Tabel 12. Rataan nisbah BK akar terhadap BK tajuk pada perlakuan cekaman
kekeringan dan varietas.
Varietas
Cekaman Rataan
V1 V2 V3
C1(100% KL) 0.29 0.28 0.25 0.27
C2(80% KL) 0.27 0.31 0.30 0.29
C3(60% KL) 0.31 0.34 0.26 0.30
C4(40% KL) 0.22 0.23 0.40 0.28
Rataan 0.27 0.29 0.30
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
pada taraf 5 %
kekeringan C3 ( 0.30 g) dan terkecil terdapat pada C1 (0.27 g), tetapi berdasarkan
Dari tabel 12 selanjutnya dapat dilihat bahwa varietas belum berbeda nyata
terhadap BK tajuk terbesar terdapat pada varietas V3 (0.30 g) dan terkecil terdapat
pada varietas V1 ( 0.27 g), tetapi berdasarkan analisa statistik tidak berbeda.
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dari jumlah cabang produktif dapat
dilihat pada lampiran 35 dan 36. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
66
Tabel 13. Rataan jumlah cabang produktif pada perlakuan cekaman kekeringan
dan varietas.
Varietas
Cekaman Rataan
V1 V2 V3
C1(100% KL) 5.00 5.00 5.00 5.00 a
C2(80% KL) 3.83 5.50 4.67 4.67 a
C3(60% KL) 4.33 6.17 4.50 5.00 a
C4(40% KL) 2.83 3.50 3.00 3.11 b
Rataan 4.00 5.04 4.29
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
pada taraf 5 %
Dari tabel 13 selanjutnya dapat dilihat bahwa varietas belum berbeda nyata
terbesar terdapat pada varietas V2 (5.04 cabang) dan terkecil terdapat pada
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
67
Poly. (V1)
7.00 Poly. (V2)
(cabang)
4.00 Y3 = -0.2925x 2 + 0.8455x + 4.3725
r = 0.9529
3.00 Y1 = -0.0825x 2 - 0.1885x + 5.0875
2.00 r = 0.7313
1.00
0.00
100 %KL 80% KL 60% KL 40% KL
Cekaman Kekeringan
grafik hubungan kuadratik yang nyata pada beberapa varietas yang diuji, yang
tidak memberikan pengaruh yang sama pada setiap varietas. Semakin menurun
defisit air yang diberikan ke tanaman, semakin sedikit pula cabang yang
varietasnya.
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dari jumlah ginofor hampa dapat
dilihat pada lampiran 37 dan 38. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
68
Tabel 14. Rataan jumlah ginofor hampa pada perlakuan cekaman kekeringan dan
varietas.
Varietas
Cekaman Rataan
V1 V2 V3
C1(100% KL) 5.50 9.50 8.83 7.94
C2(80% KL) 4.50 7.00 7.17 6.22
C3(60% KL) 5.33 5.83 5.17 5.44
C4(40% KL) 5.50 4.83 4.83 5.06
Rataan 5.21 6.79 6.50
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
pada taraf 5 %
ginofor hampa yang paling banyak terdapat pada perlakuan cekaman kekeringan
C1 (7.94 buah) dan yang paling sedikit terdapat pada perlakuan cekaman
Dari tabel 14 selanjutnya dapat dilihat bahwa varietas belum berbeda nyata
terhadap parameter jumlah ginofor hampa, dimana jumlah ginofor hampa yang
paling banyak terdapat pada varietas V2 (6.79 buah) dan yang paling sedikit
terdapat pada varietas V1 (5.21 buah), tetapi berdasarkan analisis statistik tidak
berbeda.
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dari bobot kering 100 biji dapat
dilihat pada lampiran 39 s/d 41. Dari sidik ragam dapat dilihat bahwa varietas
berbeda nyata terhadap parameter bobot kering 100 biji, sedangkan perlakuan
cekaman kekeringan dan interaksi antara cekaman kekeringan dan varietas tidak
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
69
Data bobot kering 100 biji pada perlakuan cekaman kekeringan dan
Tabel 15. Rataan bobot kering 100 biji pada perlakuan cekaman kekeringan dan
varietas.
Varietas
Cekaman Rataan
V1 V2 V3
C1(100% KL) 24.52 15.27 5.83 15.21
C2(80% KL) 31.34 18.52 8.33 19.39
C3(60% KL) 26.13 17.08 3.33 15.52
C4(40% KL) 25.55 18.53 3.33 15.81
Rataan 26.88 a 17.35 b 5.21 c
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
pada taraf 5 %
berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering 100 biji, dimana bobot kering
100 biji yang paling banyak terdapat pada perlakuan cekaman kekeringan C2
(19.39 g) dan terkecil terdapat pada perlakuan cekaman kekeringan C1 (15.21 g),
terhadap parameter bobot kering 100 biji, dimana bobot kering 100 biji terbesar
terdapat pada varietas V1 (26.89 g) dan terkecil terdapat pada varietas V3 (5.21 g).
Perbedaan bobot kering 100 biji dari ke tiga varietas dapat dilihat pada
gambar 7.
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
70
15
10 5.21
5
0
V1 V2 V3
Varietas
Dari gambar 7 dapat dilihat bahwa bobot kering 100 biji pada V1 paling
Dari hasil analisis korelasi dapat dilihat pada lampiran 43 s/d 46. Pada
korelasi yang nyata antara kadar unsur hara (N) dengan umur berbunga (r = 0,88),
korelasi yang nyata antara kadar unsur hara (P) dengan kadar unsur hara (K)
(r = 0,96), serta korelasi yang nyata juga ditunjukkan pada kadar unsur hara (K)
dengan luas daun (r = 0,93), bobot kering tajuk (r = 0,92) dan jumlah ginofor
C2 (80% KL) menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang nyata antara kadar
unsur hara (N) dengan kadar unsur hara (K) (r = 0,81), korelasi yang nyata antara
kadar unsur hara (P) dengan jumlah cabang produktif (r = 0,92) dan jumlah
ginofor hampa (r = 0,84) serta korelasi yang nyata juga ditunjukkan pada kadar
unsur hara (K) dengan luas daun (r = 0,82), bobot kering tajuk (r = 0,83) dan
nisbah bobot kering akar terhadap bobot kering tajuk (r = 0,82). Korelasi pada
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
71
korelasi yang nyata antara kadar unsur hara (N) dengan umur berbunga (r = 0,82),
luas daun (r = 0,88), korelasi yang nyata antara kadar unsur hara (P) dengan bobot
kering akar (r = 0,77) dan jumlah cabang produktif (r = 0,99), serta korelasi yang
nyata juga ditunjukkan pada kadar unsur hara (K) dengan bobot kering akar
(r = 0,79), bobot kering tajuk (r = 0,96) dan nisbah bobot kering akar terhadap
(40% KL) menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang nyata antara kadar unsur
hara (P) dengan jumlah cabang produktif (r = 0,88) dan jumlah ginofor hampa
(r = 0,88) korelasi yang nyata antara kadar unsur hara (K) dengan luas daun
(r = 0,99), bobot kering akar (r = 0,91) dan bobot kering tajuk (r = 0,97). Hal ini
hara yang memperngaruhi pertumbuhan baik daun, jumlah ginofor, akar maupun
tajuknya sebagai suatu mekanisme toleransi. Dimana kandungan air tanah sangat
difusi dan aliran massa air ke akar. Harjadi dan Yahya (1988) melaporkan bahwa
kebutuhan air yang tersedia dalam tanaman dan tanah bagi pertumbuhan dan
paling nyata dipengaruhi oleh kandungan air tanah adalah nitrat, kadang-kadang
juga sulfat. Kandungan air tanah mempengaruhi transpor hara ke permukaan akar
dengan cara mempengaruhi laju difusi dan aliran massa air ke akar. Hapsoh
tanaman.
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
72
KL) menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang nyata antara panjang akar dengan
luas daun (r = 0,93). Korelasi pada perlakuan cekaman kekeringan C4 (40% KL)
menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang nyata antara panjang akar dengan luas
daun (r = 0,83). Hal ini menunjukkan adanya hubungan panjang akar dengan luas
potensial air daun dan turgor, memelihara membukanya stomata daun dan
terhadap cekaman kekeringan yang mengalami defisit air yang parah di tunjukkan
evapotranspirasi melalui penyempitan daun dan pengguguran daun. Fitter dan Hay
(1991) mengatakan bahwa rasio akar : pucuk tidak secara khusus berguna dalam
membandingkan yang rinci atas hubungan air dari spesies yang berbeda pada
Yang menunjukkan adanya keterkaitan hubungan antara panjang akar dengan luas
daun.
KL) menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang nyata antar bobot kering akar
dengan bobot kering tajuk (r = 0,85) dan jumlah ginofor hampa (r = 0,77).
menunjukkan bahwa (r = 0,94). Korelasi yang nyata antara bobot kering tajuk
dengan nisbah bobot kering akar terhadap bobot kering tajuk (r = 0,87). Korelasi
yang nyata juga ditunjukkan pada perlakuan C3 (60% KL) antara bobot kering
akar dengan bobot kering tajuk (r = 0,92) dan nisbah bobot kering akar terhadap
bobot kering tajuk (r = 0,91), korelasi yang nyata antara bobot kering tajuk
dengan nisbah bobot kering akar terhadap bobot kering tajuk (r = 0,92). Dan
korelasi yang nyata juga ditunjukkan pada perlakuan C4 (40% KL) antara bobot
kering akar dengan bobot kering tajuk (r = 0,94), nisbah bobot kering akar
terhadap bobot kering tajuk (r = 0,77) dan jumlah cabang produktif (r = 0,87). Hal
ini menunjukkan bahwa akar dan tajuk sangat mempengaruhi dalam pertumbuhan
dan diikuti dengan jumlah ginofor hampa serta cabang produksi. Kebutuhan air
yang tidak terpenuhi mampu menurunkan atau menghambat aktivitas atau bagian
tertentu, cekaman kekeringan nyata menurunkan bobot kering akar serta tajuk
yang disebabkan karena kurangnya defisit air ke dalam tanaman. Sufianto (2004)
peranan penting dalam aktivitas tanaman. Jika kebutuhan air terpenuhi maka
aktivitas tanaman dapat maksimal, namun kebutuhan air tidak terpenuhi maka
Pembahasan
berpengaruh nyata terhadap diameter batang 6 MST, 7 MST dan 8 MST, panjang
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
74
akar, luas daun, Bobot Kering Akar, Bobot Kering tajuk dan jumlah cabang
produktif.
pertumbuhan tanaman salah satunya distribusi cahaya yang berbeda antar ruang
tengah dengan ruang sepanjang dinding rumah kaca. Sitompul dan Guritno (1995)
melaporkan bahwa dalam rumah kaca distribusi cahaya cukup berbeda yang
diameter batang tidak banyak menunjukkan penurunan tetapi pada keadaan 40%
Hal ini disebabkan karena tanaman yang menderita cekaman air akan mempunyai
ukuran yang lebih kecil dibandingkan tanaman yang tumbuh normal. Islami dan
Utomo (1995) menyatakan bahwa tanaman yang menderita cekaman air secara
umum mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan tanaman yang
tumbuh normal.
kadar unsur hara K terjadi penurunan dari 1,47 % dalam kondisi 100% KL
menurun menjadi 0,81% dalam kondisi 40% KL. Hal ini dikerenakan cekaman air
dapat menyebabkan terjadinya perubahan proses biokimia dan fisiologi dalam sel
hara total juga menurun. Harjadi dan Yahya (1988) melaporkan bahwa penurunan
suplai air mengakibatkan penurunan yang nyata pada konsentrasi K dan pengaruh
yang bervariasi untuk konsentrasi P. Fitter dan Hay (1991) juga melaporkan
bahwa kehilangan air sel yang serius disertai dengan perobekan (desrupsi) seluruh
nitrogen diduga karena perubahan dalam jumlah air yang diikat pada permukaan
hidropilik
pembungaannya dibanding dengan 40% KL. Hal ini dikarenakan peranan air
bunga walaupun secara analisis statistik tidak berbeda. Sufianto (2004) dalam
lebih rendah dibandingkan dengan C1 (39,05 cm). Hal ini diduga karena kondisi
tanah andisol yang mempunyai kemampuan besar dalam menahan air akibatnya
laju perpanjangan akar tidak begitu besar, cekaman kekeringan dapat mengganggu
mempunyai akar lateral bergaris tengah sama dengan akar primer berkembang
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
76
lebar kearah apical meristem akar primer bercabang dekat ujungnya dan
seterusnya akar sekunder akan bercabang juga dekat ujungnya dan seterusnya
percabangan akan selalu terjadi di dekat ujung akar dengan panjang akar yang
akar rusak dan tidak efisien dalam penyerapan air dan unsur hara.
penurunan ukuran sel volume dan luas daun yang biasanya akan mengurangi
kehilangan air dan menunda permukaan kekurangan air yang lebih berat,
penurunan ukuran sel menyebabkan tekanan hidrostatik dan tekanan turgor juga
ikut menurun. Cekaman kekeringan ini sangat mempengaruhi tekanan turgor yang
menyebabkan luas daun lebih kecil dari ukuran normalnya. Taiz dan Zeiger
keadaan fisik dari tumbuhan dari pada perubahan kimianya. Pengurangan volume
sel menyebabkan tekanan hidrostatik menurun dan tekanan turgor juga menurun.
Membran plasma menjadi menyempit dan lebih tertekan, daunnya lebih mengecil
dari sebelumnya karena telah kehilangan tekanan yang punya pengaruh terhadap
tetapi ukuran daun lebih kecil dibandingkan dengan daun tanaman yang ada dalam
keadaan normal.
Bobot kering tajuk. Pada perlakuan cekaman 60% KL Bobot kering akar
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
77
meningkat sebesar 2,78 g dan terjadi penurunan pada cekaman 40% KL sebesar
1,52 g. Begitu juga halnya yang terjadi pad Bobot kering tajuk, terjadi penurunan
kekeringan nyata menurunkan bobot kering tanaman. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan air merupakan salah satu faktor dalam proses fotosintesis pada
kering. Barus dan Yusuf (2004) melaporkan dalam penelitiannya bahwa pengaruh
berat kering tanaman, lamanya waktu penyiraman secara nyata menurunkan berat
kering dan total serapan N pada tanaman kedelai. Hal ini disebabkan keterbatasan
air sebagai salah satu faktor dalam proses fotosintesis serta metabolisme pada
yang lebih banyak dari pada 40% KL disini telah terjadi penurunan menjadi
(3,11 cabang). Hal ini dikarenakan dengan adanya penurunan suplai air yang
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
78
Dari hasil analisa statistik diketahui bahwa varietas berbeda nyata terhadap
bobot kering tajuk dan bobot kering 100 biji, dimana bobot kering tajuk paling
banyak terdapat pada varietas macan (V3) dan bobot kering 100 biji yang paling
banyak terdapat pada varietas Singa (V1). Hal ini menunjukkan bahwa setiap
sifat tanaman yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman, seperti yang
faktor genetik yang berbeda dapat diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang
pertumbuhan tanaman.
di dalam komponen hasil (bobot kering 100 biji). Dibandingkan dengan varietas –
varietas lainnya V1 adalah varietas yang menunjukkan varietas yang paling tahan
yang diteliti ternyata genotipe singa menunjukkan genotipe yang paling tahan
antara genotipe tidak berbeda. Hal ini telah jelas terlihat pada deskripsi tanaman
yang menunjukkan bahwa varietas singa lebih tahan terhadap cekaman kekeringan
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
79
kekeringan dengan varietas kacang tanah tidak berpengaruh nyata terhadap semua
parameter yang diamati, artinya setiap varietas memiliki pengaruh yang sama
dengan varietas, kadar unsur hara N tertinggi terdapat pada C4V3 (5.12%), pada
pengaruh yang bervariasi sedangkan pada kadar unsur hara K interaksi antara
dengan peningkatan tegangan lengas tanah dalam hal ini 40% kapasitas lapang.
cekaman kekeringan.
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
80
Kesimpulan
batang, panjang akar, luas daun, bobot kering akar, bobot kering tajuk dan
morfofisiologi kacang tanah yang dilihat dari bobot kering tajuk dan bobot
daun mempengaruhi luas daun, Bobot kering tajuk dan jumlah ginofor
hampa (r= 0,93; 0,92; dan 0,77) dan 80% KL kadar P daun mempengaruhi
Saran
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
81
dan respon morfofisiologi yang diteliti dalam penelitian ini di lapangan pada
musim kering.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, N. 1990. Metode Analisis Tanaman, Tanah dan Mineral. Pusat penelitian
Perkebunan (RISPA) Medan.
Deptan, 2006. Budidaya Kacang Tanah Tanpa Olah Tanah, Available at:
http://www.deptan.go.id/teknologi/tp/tkctanah1.htm [22 Februari 2007]
page 1
Goldsworthy, P.R and N.M. Fisher. 1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik,
Diterjemahkan oleh Tohari. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Hal 594-627.
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
82
http://warintek.bantul.go.id/web.php?mod=basisdata&kat=1&sub=2&file=35.
[ 23 Februari 2007] page 1
Islami, T dan W. H Utomo., 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP
Semarang Press, Semarang.
Pangaribuan, N. 1999. Hardening Dalam Upaya Mengatasi Efek Tanah Salin pada
Tanaman Bayam, www.utlab.ut.ac.id.
Rao A.V, Tak R. 2001 dalam Hapsoh. 2003. Kompatibilitas MVA dan Beberapa
genotip Kedelai Pada berbagai Tingkat Cekaman Kekeringan Tanah
Ultisol: Tanggap Morfofisiologi dan Hasil. Sekolah Pascasarjana IPB-
Bogor, Hal 10
Rubatzky, V.E dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia. Prinsip, Produksi dan
Gizi. Jilid kedua. ITB-Bandung, Bandung. Hal 256
Salisbury, F.B and C.W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 2. Terjemahan
Diah R Lukman dan Sumaryono. ITB-Press, Bandung. Hal 293-295
Sufianto, 2004. Kajian Cekaman Air dan Jumlah Ginophore Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.). Tropika. Jurnal Penelitian Pertanian Vol.12 No.2.
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Tan dan Schuylenborgh. 1961. The andosols in Indonesia, FAO Report no. 14:
30-35
Weiss, E. A. 1983. Oil Seed Crops. Longman Inc. New York. USA. Page 10 of
113
Wynne, J.D., D.A. Emery. 1973. Photoperiodic Responses of Peanuts Crop Sci.,
13: page 511 of 514.
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
84
b
a
C1V1 C1V3 C1V2 C2V3 C2V1 C2V3
a
C3V3 C3V1 C3V2 C4V3 C4V2 C4V1
Keterangan:
70cm
30cm
50cm
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
85
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
86
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
87
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
88
Nomor silsilah : 62
Asal : persilangan antara No.21 dan No. 111
Batang : berdiri tegak, berwarna hijau muda,
berbulu putih
Daun : berwarna hijau muda, berbulu putih
Warna bunga : kuning
Warna ginofora : hijau
Warna kulit biji : rose (merah muda)
Konstruksi polong : sedikit dengkeng (wennigingesnoerd),
berurat agak kasar, dan pelatuk kurang jelas
Ketahanan terhadap penyakit :tahan terhadap penyakit layu (Pseudomonas
solanacearum)
Umur berbunga : ± 30 hari
Umur panen : 100-110 hari
Bobot 1000 biji : 462 g
% polong kering : 60-70%
Kadar lemak : 47%
Kadar protein : 30%
Hasil : 12-18 kw polong kering/ha
Tahun dilepas : 1940
Keterangan : Rentan terhadap cekaman kekeringan
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
89
Penetapan N:
dengan HCl 0,01 N sehingga warna larutan menjadi merah jambu. Dilakukan juga
penetapan blanko.
Perhitungan:
Penetapan P :
Dipipet 1 ml filtrat (4), blanko serta larutan seri standar (0-8 ppm P) ke
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
90
Perhitungan:
Di buat kurva standar P atas kertas mm, kepekatan P (0-8 ppm P) sebagai
absis dan “absorbance” sebagai ordinat. Kepekatan P contoh di baca pada kurva
(grafik)
% P = P grafik x 0,01
Berat contoh 105 oC
% P di hitung 2 desimal
penetapan K :
botol plastik. Di tambah 1 ml larutan 4000 ppm La dan dikocok serba sama.
Perhitungan:
Dibuat grafik kurva standar K atas kertas mm, kepekatan seri standar K
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
91
SK db JK KT Fh F.05
Cekaman(C) a-1= 3 JK(C) KT(C) F(C) = KTC/KTE(a) 4.07
Error (a) a(r-1)= 8 JKEa KTEa - -
Varietas (V) b-1= 2 JK(V) KT(V) F(V) = KTc/KTE(a) 3.63
Interaksi C x V (a-1)(b-1)= 6 JK(CxV) KTCV FCV = KTcv/KTE(a) 2.74
Error (b) a(b-1)(r-1)= 16 JKEb KTEb - -
Total abr – 1=35 JKTotal - - -
Jika data yang diperoleh berbeda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Beda
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
92
KK (a) = 11.7%
KK (b) = 9.1%
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
93
KK (a) = 6.1%
KK (b) = 12.8%
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
94
KK (a) = 3.3%
KK (b) = 10.5%
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
95
KK (a) = 7.8%
KK (b) = 10.5%
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
96
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
97
KK (a) = 10.95%
KK (b) = 8.9%
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
98
KK (a) = 1.2%
KK (b) = 1.3%
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
99
KK (a) = 30.03%
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
100
KK (b) = 38.7%
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
101
KK (a) = 10.97%
KK (b) = 13.77%
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
102
KK (a) = 14.6%
KK (b) = 17.1%
Ket : * : Nyata
KK (a) = 30.99%
KK (b) = 33.57%
Total 35 155.90 - - -
Ket * : Nyata
KK (a) = 13.69%
KK (b) = 16.51%
Lampiran 33. Data Pengamatan Nisbah Bobot Kering Tajuk terhadap Bobot
Kering Tajuk (BKA/BKT) (g)
Cekaman Varietas Ulangan Total Rataan
I II III
C1 V1 0.23 0.36 0.27 0.86 0.29
V2 0.32 0.25 0.26 0.83 0.28
V3 0.21 0.26 0.27 0.74 0.25
C2 V1 0.25 0.26 0.30 0.81 0.27
V2 0.24 0.37 0.32 0.93 0.31
V3 0.31 0.33 0.27 0.91 0.30
C3 V1 0.36 0.30 0.28 0.94 0.31
V2 0.44 0.30 0.29 1.03 0.34
V3 0.34 0.24 0.19 0.77 0.26
C4 V1 0.17 0.32 0.16 0.65 0.22
V2 0.37 0.16 0.17 0.70 0.23
V3 0.92 0.14 0.14 1.20 0.40
Total 4.16 3.29 2.92 10.37
Rataan 0.35 0.27 0.24 0.29
Lampiran 34. Sidik ragam Nisbah Bobot Kering Tajuk terhadap Bobot
Kering Tajuk (BKA/BKT)
SK db JK KT Fhit F.05
Cekaman (C) 3 0.01 0.00 0.10 tn 4.07
Galat (a) 8 0.16 0.02 - -
Varietas (V) 2 0.01 0.00 0.13 tn 3.63
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
105
KK (a) = 49.10%
KK (b) = 49.10%
KK (a) = 21.11%
KK (b) = 23.7%
KK (a) = 49.45%
KK (b) = 60.2%
Lampiran 40. Transformasi y’= √y+1 dari Data Bobot Kering 100 Biji (g)
Cekaman Varietas Ulangan Total Rataan
I II III
C1 V1 4.48 5.22 5.41 15.11 5.04
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
108
KK (a) = 24.98%
KK (b) = 21.0%
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
109
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
110
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
111
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
112
antar
Cekaman
dengan
Varietas Singa
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009
113
Tri Mardiati : Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Cekaman Kekeringan, 2007.
USU Repository © 2009