FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI
PERCOBAAN V
ANTI INFLAMASI
Oleh :
Kelompok L/4
PRODI S1 FARMASI
I. TUJUAN
1. Dapat memahami asas eksperimen dan memperoleh petunjuk-petunjukyang praktis
2. Dapat menunjukkan beberapakemungkinandan batasan yang merupakan sifat teknis
percobaan
1. Ibuprofen
Mekanisme
Ibuprofen adalah inhibitor non-selektif siklooksigenase, enzim yang terlibat
dalam sintesis prostaglandin melalui jalur asam arakidonat. Efek farmakologis yang
diyakini disebabkan oleh penghambatan cylooxygenase-2 (COX-2) yang menurunkan
sintesis prostaglandin yang terlibat dalam mediasi peradangan, nyeri, demam dan
pembengkakan. Efek antipiretik dimungkinkan karena tindakan/aksi pada
hipotalamus, yang mengakibatkan peningkatan aliran darah perifer, vasodilatasi, dan
disipasi panas berikutnya. Penghambatan COX-1 diduga menyebabkan beberapa efek
samping ibuprofen termasuk ulserasi GI.
Untuk nyeri yang ringan sampai sedang, terutama nyeri dismonorea primer.
Obat ini dapat diberikan dengan susu atau makanan untuk meminimalkan efek
samping saluran cerna. Zat ini merupakan campuran rasemis, dengan bentuk-dextro
yang aktif.Ibuprofen diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian oral, dan konsentrasi
puncak dalam plasma teramati setelah 15 sampai 30 menit.Waktu paruh dalam plasma
sekitar 2 jam. Ibuprofen banyak (99%) terikat pada protein plasma, tetapi obat ini
hanya menduduki sebagian dari seluruh tempat ikatan obat pada konsentrasi biasa.
Ibuprofen melintas dengan lambat ke dalam ruang sinovial dan mungkin tetap berada
pada konsentrasi yang lebih tinggi jika konsentrasi dalam plasma menurun.
2. Asam Mefenamat
Mekanisme kerja
Asam mefenamat mengikat reseptor penyintesis prostaglandin COX-1 dan COX-2,
menghambat aksi sintesis prostaglandin. Sebagai reseptor COX-1 dan COX-2 ini
memiliki peran sebagai mediator utama peradangan dan / atau peran sinyal prostanoid
dalam kegiatan-tergantung plastisitas meredakan gejala nyeri untuk sementara.
Metabolisme
Asam mefenamat mengalami metabolisme oleh CYP2C9 menjadi asam mefenamat 3-
hidroksimetil, dan kemungkinan terjadi oksidasi lebih lanjut untuk asam 3-
carboxymefenamic. Kegiatan metabolit ini belum diteliti. Asam mefenamat juga
glucuronidated langsung.
3. Natrium Diklofenak
Diklofenak
Mekanisme
Efek antiinflamasi diklofenak diyakini terjadi karena penghambatan dari kedua migrasi
leukosit dan enzim cylooxygenase (COX-1 dan COX-2) yang menyebabkan penghambatan
sintesis prostaglandin perifer. Prostaglandin reseptor yang peka terhadap rasa sakit,
penghambatan sintesis ini ditujukan untuk efek analgesik diklofenak. Efek antipiretik terjadi
karena tindakan/aksi pada hipotalamus, yang mengakibatkan dilatasi perifer, meningkatkan
aliran darah kulit, dan disipasi panas berikutnya.
Metabolisme
4'-
Cytochrome P450
Diclofenac Hydroxydiclofenac
2C9
UDP-
glucuronosyltransfe
Diclofenacacyl
Diclofenac rase 2B7
glucuronide
UDP-
glucuronosyltransfe
rase 1-1
3'-
Diclofenac Prostaglandin G/H
Hydroxydiclofenac
synthase 1
5-
Diclofenac Cytochrome P450
Hydroxydiclofenac
3A4
4. Dexamethason
6-beta-
Dexamethasone Cytochrome
hydroxydexamethasone
P450 3A4
5. Metilprednisolon
Metilprednisolon
6. Parasetamol ( N-asetil-p-aminofenol )
Merupakan metabolit aktif fenasetin, yang disebut analgesil coal tar.
Asetaminofen merupakan obat lain pengganti aspirin yang efektif sebagai obat
analgesik-antipiretik; namun, tidak seperti aspirin, aktivitas antiradangnya lemah
sehingga bukan merupakan obat yang berguna untuk menangani kondisi radang.
Karena asetaminofen ditoleransi dengan baik, banyak efek samping aspirin tidak
dimiliki asetaminofen, dan dapat diperoleh tanpa resep.Namun, overdosis akut
menyebabkan kerusakan hati yang fatal.Asetaminofen hanya merupakan inhibitor
siklooksigenase yang lemah dengan adanya peroksida konsentrasi tinggi yang
ditemukan pada lesi radang, karena itu efek antiradang asetaminofen lemah.Efek
antipiretiknya dapat dijelaskan dengan kemampuannya menghambat siklooksigenase
di otak, yang tonus peroksidanya lemah. Selain itu, asetaminofen tidak menghambat
aktivasi neutrofil, sedangkan NSAID lain menghambat aktivasi tersebut. Konsentrasi
asetaminofen dalam plasma mencapai puncak dalam 30 sampai 60 menit, waktu paruh
dalam plasma sekitar 2 jam setelah dosis terapeutik.
Acetylsalicylic → 1-Salicylate
acid glucuronide
Bahan
Karagenin 1%
Larutan suspensi Parasetamol
Larutan suspensi Na diklofenak
Larutan suspensi Deksametason
Larutan suspensi Metilprednisolon
Larutan suspensi Ibuprofen
Larutan suspensi Asam Mefenamat
Larutan suspensiAsetosal
Aquadest
Alkohol
Gliserin
Hewan Uji
Ditimbang dan diberi tanda kaki kanan belakang sebatas mata kaki
Diukur volume normal kaki kanan belakang (Vn) dengan dicelupkan ke dalam cairan raksa sampai tanda batas di
plestimograf
Kelompok Kelompok
Kelompok Kelompok
Tikus 1 Kelompok H: I: Kelompok
J: K:
dan 2 G: Tikus 4 Tikus 5 Kelompok L : M:
Tikus 6 Tikus 7
(kontrol) Tikus 3 diberi diberi Tikus 8 diberi Tikus 9
diberi diberi
: diberi suspensi suspensi suspensi diberi
suspensi suspensi
Diberi suspensi Asam Natrium Paracetamol suspensi
Dexametha Metil
suspensi Ibuprofen mefenamat Diklofenak dosis 500 mg/ Asetosal
son dosis prednisolon
CMC dosis 200 dosis 500 dosis 50 50kgBB dosis 80 mg/
0,5 mg/ dosis 4 mg/
Na mg/ kgBB mg/ mg/ manusia 70kgBB
50kgBB 50kgBB
0,5% manusia 50kgBB 70kgBB manusia
manusia manusia
manusia manusia
Diketahui volume udema dari selisih volume telapak kaki pada jam-jam tertentu dengan volume telapak kaki normal
Dianalisa dengan analisa varian satu jalan secara statistik, diuji t dengan taraf kepercayaan 95%
Dianalisa dengan analisa varian satu jalan secara statistik, diuji t dengan taraf kepercayaan 95%
DATA PENGAMATAN ANTI INFLAMASI
Volume kaki
Perlakuan Tikus V awal
30’ 60’ 90’ 120’ 150’ 180’
1 0,27 0,3 0,35 0,46 0,47 0,38 0,4
2 0,41 0,48 0,48 0,46 0,5 0,53 0,5
Kontrol 3 0,24 0,34 0,36 0,39 0,42 0,43 0,43
4 0,34 0,54 0,5 0,47 0,43 0,39 0,35
5 0,34 0,38 0,42 0,47 0,48 0,42 0,44
1. IBUPROFEN
2. ASAM MEFENAMAT
4. DEXAMETHASON
5. METILPREDNISOLON
7. ASETOSAL
Perhitungan AUC
Vu tn + Vu tn−1
AUC = × ( tn – (tn-1))
2
1. KONTROL
Tikus 1
AUC 3060 = (0,03 + 0,08 ) / 2 x 30 = 1,65
90
AUC 60 = (0,08 + 0,19) / 2 x 30 = 4,05
120
AUC 90 = (0,19 + 0,2) / 2 x 30 = 5,85
AUC 120150 = (0,2 + 0,11)/2 x 30 = 4,65
180
AUC 150 = (0,11 + 0,13)/2 x 30 = 3,6
AUC total = 19,8
Tikus 2
AUC 30 60 = ( 0,07 + 0,07)/2 x 30 = 2,1
AUC 60 90 = (0,07 + 0,05)/2 x30 = 1,8
AUC 90 120 = (0,05 + 0,09)/2 x 30 = 2,1
AUC 120 150 = (0,09 + 0,12)/2 x 30 = 3,15
AUC 150 180 = (0,12 + 0,19)/2 x 30 = 4,65
AUC total = 13,8
Tikus 3
AUC 30 60 = (0,1 + 0,12)/2 x 30 = 3,3
AUC 60 90 = (0,12 + 0,15)/2 x30 = 4,05
AUC 90 120 = (0,15 +0,18)/2 x 30 = 4,95
AUC 120 150 = (0,18 + 0,19)/2 x 30 = 5,55
AUC 150 180 = (0,19 + 0,19)/2 x 30 = 5,7
AUC total = 23,55
Tikus 4
AUC 30 60 = (0,2 + 0,16)/2 x 30 = 5,4
AUC 60 90 = (0,16 + 0,13)/2 x 30 = 4,35
AUC 90 120 = (0,13 + 0,09)/2 x 30 = 3,3
AUC 120 150 = (0,09 + 0,05)/2 x 30 = 2,1
AUC 150 180 = (0,05 + 0,01)/2 x 30 = 0,9
AUC total = 16,05
Tikus 5
AUC 30 60 = (0,04 + 0,08)/2 x 30 = 1,8
AUC 60 90 = (0,08 + 0,13)/2 x 30 = 3,15
AUC 90 120 = (0,13 + 0,14)/2 x 30 = 4,05
AUC 120 150 = (0,14 + 0,08)/2 x 30 = 3,3
AUC 150 180 = (0,08 + 0,1)/2 x 30 = 2,7
AUC total = 15
2. IBUPROFEN
Tikus 1
0,04 + 0,05
AUC 30-60 = ×(60 – 30) = 1,35
2
0 + 0,04
AUC 60-90 = ×(90- 60) = 0,6
2
0,01+ 0
AUC 90-120 = ×(120-90) = 0,15
2
0+ 0,01
AUC 120-150 = ×(150-120) = 0,15
2
0+0
AUC 150-180 = ×(180-150) = 0
2
Tikus 2
0,1 + 0,1
AUC 30-60 = ×(60 – 30) = 3
2
0,09 + 0,1
AUC 60-90 = ×(90- 60) = 2,85
2
0,1+ 0,09
AUC 90-120 = ×(120-90) = 2,85
2
0,09+ 0,01
AUC 120-150 = ×(150-120) = 2,85
2
0,07 + 0,09
AUC 150-180 = ×(180-150) = 2,4
2
Tikus 3
0,08 + 0,04
AUC 30-60 = ×(60 – 30) = 1,8
2
0,09+ 0,08
AUC 60-90 = ×(90- 60) = 2,55
2
0,16+ 0,09
AUC 90-120 = ×(120-90) = 3,75
2
0,09+ 0,16
AUC 120-150 = ×(150-120) = 3,75
2
0,07 + 0,09
AUC 150-180 = ×(180-150) = 2,4
2
Tikus 4
0,02 +(−0,05)
AUC 30-60 = ×(60 – 30) = -0,45
2
0,01 + 0,02
AUC 60-90 = ×(90- 60) = 0,45
2
0,05+ 0,01
AUC 90-120 = ×(120-90) = 0,9
2
0,07+ 0,5
AUC 120-150 = ×(150-120) =1,8
2
0,03+ 0,07
AUC 150-180 = ×(180-150) = 1,5
2
Tikus 5
0,06 +(−0,01)
AUC 30-60 = ×(60 – 30) = 0,75
2
0,01 + 0,06
AUC 60-90 = ×(90- 60) = 2,4
2
0,08+ 0,1
AUC 90-120 = ×(120-90) = 2,7
2
0,07+ 0,08
AUC 120-150 = ×(150-120) = 2,25
2
0,09 + 0,07
AUC 150-180 = ×(180-150) = 2,4
2
3. ASAM MEFENAMAT
Tikus 1
0,01 + 0,08
AUC 30-60 = ×(60 – 30) = 1,35
2
0,08+ 0,01
AUC 60-90 = ×(90- 60) = 2,7
2
0,1+ 0,1
AUC 90-120 = ×(120-90) = 3
2
0,1+ 0,08
AUC 120-150 = ×(150-120) = 2,7
2
0,08+ 0,04
AUC 150-180 = ×(180-150) = 1,8
2
Tikus 2
0,03 + 0,05
AUC 30-60 = ×(60 – 30) = 1,2
2
0,05 + 0,04
AUC 60-90 = ×(90- 60) = 1,35
2
0,04+ 0,01
AUC 90-120 = ×(120-90) = 0,75
2
0,01+ 0
AUC 120-150 = ×(150-120) = 0,15
2
0+ 0
AUC 150-180 = ×(180-150) = 0
2
Tikus 3
0,03+ 0,03
AUC 30-60 = ×(60 – 30) = 0,9
2
0,03 + 0,02
AUC 60-90 = ×(90- 60) = 0,75
2
0,02+ 0,01
AUC 90-120 = ×(120-90) = 0,45
2
0,02+ 0,01
AUC 120-150 = ×(150-120) = 0,15
2
0+ 0
AUC 150-180 = ×(180-150) = 0
2
Tikus 4
0,11+ 0,15
AUC 30-60 = ×(60 – 30) = 3,9
2
0,15+ 0,22
AUC 60-90 = ×(90- 60) = 5,55
2
0,22+ 0,15
AUC 90-120 = ×(120-90) = 5,55
2
0,15+ 0,14
AUC 120-150 = ×(150-120) =4,35
2
0,14+ 0,07
AUC 150-180 = ×(180-150) =3,15
2
4. NA.DIKLOFENAK
Tikus 1
AUC_30^60 = (-0,02+0,03)/2x ( 60-30 ) = 0,15
AUC_60^90 = (0,02+0,03)/2 x ( 90-60 ) = 0,75
AUC_90^120 = (0,07+0,02)/2 x ( 120-90 ) = 1,35
AUC_120^150 = (-0,01+0,07))/2 x ( 150-120 ) = 0,9
AUC_150^180 = (0,06+(-0,01))/2 x ( 180-150 )= 0,75
AUC Total = 3,9
% Daya Anti Inflamasi = (AUCkontrol-AUCuji)/AUCkontrol
(17,64-3,9)/17,64 x 100 % = 77,89%
Tikus 2
AUC_30^60 = (0,12+0,18)/2x ( 60-30 ) = 4,5
AUC_60^90 = (0,08+0,12)/2 x ( 90-60 ) = 3
AUC_90^120 = (0,07+0,08)/2 x ( 120-90 ) = 2,25
AUC_120^150 = (0,04+0,07)/2 x ( 150-120 ) = 1,65
AUC_150^180 = (-0,01+0,04)/2 x ( 180-150 )= 0,45
Tikus 4
AUC_30^60 = (0,04+0,05)/2x ( 60-30 ) = 1,35
AUC_60^90 = (0,04+0,04)/2 x ( 90-60 ) = 1,2
AUC_90^120 = (0,02+0,04)/2 x ( 120-90 ) = 0,9
AUC_120^150 = (0,02+0,02)/2 x ( 150-120 ) = 0,6
AUC_150^180 = (0,01+0,02)/2 x ( 180-150 )= 0,45
AUC Total = 4,5
% Daya Anti Inflamasi = (AUCkontrol-AUCuji)/AUCkontrol
(17,64-4,5)/17,64 x 100 % = 74,48%
Tikus 5
AUC_30^60 = (0,08+0,02)/2x ( 60-30 ) = 1,5
AUC_60^90 = (0,03+0,08)/2 x ( 90-60 ) = 1,65
AUC_90^120 = (0,02+0,03)/2 x ( 120-90 ) = 0,75
AUC_120^150 = (0,02+0,02)/2 x ( 150-120 ) = 0,6
AUC_150^180 = (0,01+0,02)/2 x ( 180-150 )= 0,45
AUC Total = 4,95
% Daya Anti Inflamasi = (AUCkontrol-AUCuji)/AUCkontrol
(17,64-4,95)/17,64 x 100 % = 71,93%
5. DEXAMETHASON
Tikus 1
0,08 + 0,02
AUC 30-60 = ×(60 – 30) = 1,5
2
0,06+ 0,08
AUC 60-90 = ×(90- 60) =2,1
2
0,05+ 0,06
AUC 90-120 = ×(120-90) =1,65
2
0,02+ 0,05
AUC 120-150 = ×(150-120) =1,05
2
0,01 + 0,02
AUC 150-180 = ×(180-150) =0,45
2
Tikus 2
0,15 + 0,08
AUC 30-60 = ×(60 – 30) = 3,45
2
0,18 + 0,15
AUC 60-90 = ×(90- 60) = 4,95
2
0,13+ 0,18
AUC 90-120 = ×(120-90) = 4,65
2
0,1+ 0,13
AUC 120-150 = ×(150-120) = 3,40
2
0,12 + 0,1
AUC 150-180 = ×(180-150) = 3,3
2
Tikus 3
0,19+ 0,1
AUC 30-60 = ×(60 – 30) = 4,35
2
0,11 + 0,19
AUC 60-90 = ×(90- 60) = 4,5
2
0,02+ 0,11
AUC 90-120 = ×(120-90) = 1,95
2
0,01+ 0,02
AUC 120-150 = ×(150-120) =0,45
2
0,07+ 0,01
AUC 150-180 = ×(180-150) =1,2
2
Tikus 5
0,9+ 0,08
AUC 30-60 = ×(60 – 30) = 2,55
2
0,1+ 0,09
AUC 60-90 = ×(90- 60) = 2,85
2
0,09+ 0,1
AUC 90-120 = ×(120-90) = 2,85
2
0,08+ 0,09
AUC 120-150 = ×(150-120) = 2,55
2
0,09+ 0,08
AUC 150-180 = ×(180-150) = 2,55
2
6. METHYL PREDNISOLON
Tikus 1
AUC_30^60 = (0,15+0,16)/2x ( 60-30 ) = 4,65
AUC_60^90 = (0,14+0,15)/2 x ( 90-60 ) = 4,35
AUC_90^120 = (0,08+0,14)/2 x ( 120-90 ) = 3,3
AUC_120^150 = (0,01+0,08)/2 x ( 150-120 ) = 1,35
AUC_150^180 = (-0,02+0,01)/2 x ( 180-150 )= -0,15
AUC Total = 13,5
% Daya Anti Inflamasi = (AUCkontrol-AUCuji)/AUCkontrol
(17,64-13,5)/17,64 x 100% = 23,47%
Tikus 2
AUC_30^60 = (0,08+0,04)/2x ( 60-30 ) = 1,8
AUC_60^90 = (0,13+0,08)/2 x ( 90-60 ) = 3,15
AUC_90^120 = (0,09+0,13)/2 x ( 120-90 ) = 3,3
AUC_120^150 = (0,14+0,09)/2 x ( 150-120 ) = 3,45
AUC_150^180 = (0,13+0,14)/2 x ( 180-150 ) = 4,05
AUC Total = 15,75
% Daya Anti Inflamasi = (AUCkontrol-AUCuji)/AUCkontrol
(17,64-15,75)/17,64 x 100 % = 10,71%
Tikus 3
AUC_30^60 = (0,10+0,11)/2x ( 60-30 ) = 3,15
AUC_60^90 = (0,09+0,10)/2 x ( 90-60 ) = 2,85
AUC_90^120 = (0,07+0,09)/2 x( 120-90 ) = 2,4
AUC_120^150 = (0,10+0,07)/2 x ( 150-120 ) = 2,55
AUC_150^180 = (0,09+0,10)/2 x ( 180-150 ) = 2,85
AUC Total = 13,8
% Daya Anti Inflamasi = (AUCkontrol-AUCuji)/AUCkontrol
(17,64-13,8)/17,64 x 100% = 21,77%
Tikus 4
AUC_30^60 = (0,2+0,27)/2x ( 60-30 ) = 7,05
AUC_60^90 = (0,17+0,2)/2 x ( 90-60 ) = 5,55
AUC_90^120 = (0,16+0,17)/2 x ( 120-90 ) = 4,95
AUC_120^150 = (0,12+0,16)/2 x ( 150-120 ) = 4,2
AUC_150^180 = (0,08+0,12)/2 x ( 180-150 ) = 3
AUC Total = 24,75
% Daya Anti Inflamasi = (AUCkontrol-AUCuji)/AUCkontrol
(17,64-24,75)/17,64 x 100% = 40,31%
Tikus 5
AUC_30^60 = (0,13+0,11)/2x ( 60-30 ) = 3,6
AUC_60^90 = (0,16+0,13)/2 x ( 90-60 ) = 4,35
AUC_90^120 = (0,18+ 0,16)/2 x ( 120-90 )= 5,1
AUC_120^150 = (0,06+0,18)/2 x ( 150-120 )= 3,6
AUC_150^180 = (0,10+0,06)/2 x ( 180-150)= 2,4
AUC Total =19,05
% Daya Anti Inflamasi = (AUCkontrol-AUCuji)/AUCkontrol
(17,64-19,05)/17,64 x 100 % = 7,99%
7. PARACETAMOL
Tikus 1
AUC_1^2 = (0,02+0,06)/2 x ( 60-30 ) = 1,2
AUC_2^3 = (0,06+0,015)/2 x ( 90-60 ) = 1,125
AUC_3^4 = (0,015+(-0,04))/2 x ( 120-90 ) = -0,375
AUC_4^5 = ((-0,04)+(-0,04))/2 x ( 150-120 )= -1,2
AUC_5^6 = ((-0,04)+0,02)/2 x ( 180-150 )= -0,3
AUC Total = 0,45
% Daya Anti Inflamasi = (AUCkontrol-AUCuji)/AUCkontrol
= (17,64-0,45)/17,64 = 97,44%
Tikus 2
AUC_1^2 = (0,10+0,05)/2 x ( 60-30 ) = 2,25
AUC_2^3 = (0,05+0,15)/2 x ( 90-60 ) = 3.0
AUC_3^4 = (0,15+0,16)/2 x ( 120-90 ) = 4,65
AUC_4^5 = (0,16+0,20)/2 x ( 150-120 )= 5,4
AUC_5^6 = (0,20+ 0,11)/2 x ( 180-150 )= 4,65
AUC Total = 19,95
% Daya Anti Inflamasi = (AUCkontrol-AUCuji)/AUCkontrol
= (17,64-19,95)/17,64=13,10%
Tikus 3
AUC_1^2 = (0,10+0,10)/2 x ( 60-30 ) = 3,0
AUC_2^3 = (0,10+0,04)/2 x( 90-60 ) = 2,1
AUC_3^4 = (0,04+0,02)/2 x ( 120-90 ) = 0,90
AUC_4^5 = (0,02+0,01)/2 x ( 150-120 )= 0,45
AUC_5^6 = (0,01+(-0,01))/2 x ( 180-150 )= 0,0
AUC Total = 6,45
% Daya Anti Inflamasi = (AUCkontrol-AUCuji)/AUCkontrol
=(17,64-6,45)/17,64= 63,43%
Tikus 4
AUC_1^2 = (0,08+0,03)/2 x ( 60-30 ) = 1,65
AUC_2^3 = (0,03+0,02)/2 x ( 90-60 ) = 0,75
AUC_3^4 = (0,02+0,02)/L2 x ( 120-90 ) = 0,6
AUC_4^5 = (0,02+0,0)/2 x ( 150-120 )= 0,3
AUC_5^6 = (0,0+0,0)/2 x ( 180-150 )= 0,0
AUC Total = 3,3
% Daya Anti Inflamasi = (AUCkontrol-AUCuji)/AUCkontrol
=(17,64-3,3)/17,64= 81,30%
Tikus 5
AUC_1^2 = (0,06+0,03)/2 x ( 60-30 ) = 1,35
AUC_2^3 = (0,03+ 0,01)/2 x ( 90-60 ) = 0,6
AUC_3^4 = (0,01+0,01)/2 x ( 120-90 ) = 0,3
AUC_4^5 = (0,01+0,02)/2 x ( 150-120 )= 0,45
AUC_5^6 = (0,02+0,02)/2 x ( 180-150 )= 0,6
AUC Total = 3,3
% Daya Anti Inflamasi = (AUCkontrol-AUCuji)/AUCkontrol
=(17,64-3,3)/17,64 = 81,30%
8. ASETOSAL
Tikus 1
AUC_30^60 = (0,05+0,1)/2x ( 60-30 ) = 2,25
AUC_60^90 = (0,1+0,13)/2 x ( 90-60 ) = 3,45
AUC_90^120 = (0,13+0,12)/2 x ( 120-90 )= 3,75
AUC_120^150 = (0,12+0,17)/2 x ( 150-120 )= 4,35
AUC_150^180 = (0,17+0,19)/2 x ( 180-150 )= 5,4
AUC Total = 19,2
% Daya Anti Inflamasi = (AUCkontrol-AUCuji)/AUCkontrol ×100%
( 17,64-19,2)/17,64×100% = -8,84 %
Tikus 2
AUC_30^60 = (0,01+0,07)/2x ( 60-30 ) = 1,2
AUC_60^90 = (0,07+0,14)/2 x ( 90-60 ) = 3,15
AUC_90^120 = (0,14+0,17)/2 x ( 120-90 )= 4,65
AUC_120^150 = (0,17+0,17)/2 x ( 150-120 )= 5,1
AUC_150^180 = (0,17+0,18)/2 x ( 180-150 )= 5,25
AUC Total = 19,35
% Daya Anti Inflamasi = (AUCkontrol-AUCuji)/AUCkontrol ×100%
(17,64-19,35)/17,64×100% = -9,69%
Tikus 3
AUC_30^60 = (0,01+0,02)/2x ( 60-30 ) = 0,45
AUC_60^90 = (0,02+0,07)/2 x ( 90-60 ) = 1,35
AUC_90^120 = (0,07+0,05)/2 x ( 120-90 )= 1,8
AUC_120^150 = (0,05+0)/2 x ( 150-120 )= 0,75
AUC_150^180 = (0+0,06)/2 x ( 180-150 )= 0,90
AUC Total = 5,25
% Daya Anti Inflamasi = (AUCkontrol-AUCuji)/AUCkontrol ×100%
(17,64-5,25)/17,54×100% = 70,64%
Tikus 4
AUC_30^60 = (0,15+0,17)/2x ( 60-30 ) = 4,8
AUC_60^90 = (0,17+0,26)/2 x ( 90-60 ) = 6,45
AUC_90^120 = (0,26+0,17)/2 x ( 120-90 )= 6,45
AUC_120^150 = (0,17+0,17)/2 x ( 150-120 )= 5,1
AUC_150^180 = (0,17+0,08)/2 x ( 180-150 )= 3,75
AUC Total = 26,55
% Daya Anti Inflamasi = (AUCkontrol-AUCuji)/AUCkontrol ×100%
(17,64-26,55)/17,64×100% = -50,51%
Tikus 5
AUC_30^60 = (0,10+0,10)/2x ( 60-30 ) =3
AUC_60^90 = (0,10+0,07)/2 x ( 90-60 ) = 2,55
AUC_90^120 = (0,07+0,09)/2 x ( 120-90 )= 2,4
AUC_120^150 = (0,09+0,05)/2 x ( 150-120 )= 2,1
AUC_150^180 = (0,05+0,12)/2 x ( 180-150 )= 2,55
AUC Total = 12,6
% Daya Anti Inflamasi = (AUCkontrol-AUCuji)/AUCkontrol ×100%
(17,64-12,6)/17,64×100% = 28,57 %
V. PERHITUNGAN
Ibuprofen
Dosis Ibuprofen = 200 mg/50 kgBB
70 𝑘𝑔
Dosis manusia = 50 𝑘𝑔 × 200 𝑚𝑔 = 280 𝑚𝑔/70 𝑘𝑔𝐵𝐵
Na.Diklofenak
Dosis Ibuprofen = 50 mg/tab
Dosis manusia = 50 𝑚𝑔/70 𝑘𝑔𝐵𝐵
Dosis tikus 200 g = 0,018 x 50 mg = 0,9 mg/200 g tikus
Misal BB tikus terbesar 214 g
214 𝑔
Dosis = 200 𝑔 × 0,9 = 0,963 𝑚𝑔
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 0,963 𝑚𝑔
Konsentrasi Stok = 1 = 1 = 0,3852 mg/ml
𝑉𝑝 5 𝑚𝑔
2 2
Dexamethason
Dosis Dexamethason = 0,5 mg/50 kgBB
70 𝑘𝑔
Dosis manusia = 50 𝑘𝑔 × 0,5 𝑚𝑔 = 0,7 𝑚𝑔/70 𝑘𝑔𝐵𝐵
Metilprednisolon
Dosis Ibuprofen = 4 mg/50 kgBB
70 𝑘𝑔
Dosis manusia = 50 𝑘𝑔 × 4 𝑚𝑔 = 5,6 𝑚𝑔/70 𝑘𝑔𝐵𝐵
Asetosal
Dosis Asetosal = 200 mg/50 kgBB
70 𝑘𝑔
Dosis manusia = 50 𝑘𝑔 × 200 𝑚𝑔 = 280 𝑚𝑔/70 𝑘𝑔𝐵𝐵
KONTROL G H I J K L M
1 19,8 87,23 34,52 77,89 61,73 22,68 97,44 -8,84
2 13,8 20,90 80,44 32,82 -12,24 10,71 -13,09 -9,69
3 23,55 19,21 87,24 17,51 29,42 21,76 63,43 70,23
4 16,05 76,19 -2,75 74,48 -34,35 40,30 81,29 -50,51
5 15 40,47 -52,21 71,93 24,31 -7,99 81,29 28,57
x̄ 17,64 48,8 29,448 54,926 13,774 1,372 62,072 5,952
∑X 88,2 244 147,24 274,63 68,87 6,86 310,36 29,76
∑X2 1619,685 15857,644 18006,488 18171,799 6596,845 2790,51 26905,394 8471,799
n 5 5 5 5 5 55 5 5
∑XT = 1169,92
∑X2T = 98420,168
N =40
a. JK Keseluruhan
(∑XT)2 (1169,92)2
∑X2t = ∑X2T - = 98420,168 – =64202,347
N 40
b. JK Antar Kelompok
(∑X1)2 (∑X2)2 (∑X3)2 (∑X4)2 (∑X5)2 (∑X6)2 (∑X7)2 (∑X8)2 (∑XT)2
∑X2b = + + + + + + + -
𝑛1 𝑛2 𝑛3 𝑛4 𝑛5 n6 n7 n8 N
=
(88,2)2 (244)2 (147,24)2 (274,63)2 (68,87)2 (6,86)2 (310,36)2 (29,76)2
= + + + + + + + -
5 5 5 5 5 5 5 5
(1169,92)2
40
= 19065,3
c. Jumlah Kuadrat dalam Kelompok
∑XW = ∑X2t - ∑X2b
= a- b
= 64202,347 – 19065,3
=45137,047
d. Rerata Jumlah Kuadrat Antar Kelompok
∑X2b 19065,3
RJK b = (𝐾−1) = = 2723,61
(8−1)
f. F Hitung
𝑅𝐽𝐾𝑏 2723,61
= 1410,53 = 1,93
𝑅𝐽𝐾𝑤
g. F Tabel
K–1=8–1=7
2,32
N – K = 40 – 8 = 9
F Hitung (1,93) <f Tabel (2,32) maka “ tidak ada perbedaan antar kelompok “
terhadap pengaruh obat yang memiliki efek daya antiinflamasi
VI. PEMBAHASAN
Inflamasi diartikan sebagai suatu respon protektif normal terhadap luka
jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak atau zat- zat
mikrobiologik. Inflamasi adalah usaha tubuh untuk menginaktivasi atau merusak organisme
yang menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur derajat perbaikan jaringan.
Nyeri/ inflamasi timbul oleh karena aktivasi dan sensitisasi sistem nosiseptif, baik perifer
maupun sentral. Adanya pencederaan jaringan akan membebaskan berbagai jenis mediator
inflamasi, seperti prostaglandin, bradikinin, histamin dan sebagainya. Mediator inflamasi
dapat mengaktivasi nosiseptor yang menyebabkan munculnya nyeri. Berawal dari perubahan
fosfolipid menjadi asam arakidonat yang merupakan substrat bagi enzim prostaglandin
endoperoxide synthase (PGHS; COX, cyclooxygenase) menjadi PGG2, dan reduksi
peroxidative PGG2 menjadi PGH2.
Selanjutnya sebagai bahan baku prostaglandin, endoperoxide PGH2 dirubah
menjadi berbagai prostaglandin. Saat ini dikenal dua iso-enzim COX, yaitu COX-1 dan
COX-2. COX-1 sebagai enzim "constitutive" merubah PGH2 menjadi berbagai jenis
prostaglandin (PGI2, PGE2) dan tromboxan (TXA2) yang dibutuhkan dalam fungsi
homeostatis. COX-2 yang terdapat di dalam sel-sel imun (macrophage dll), sel
endotel pembuluh darah dan fibroblast sinovial, sangat mudah diinduksi oleh berbagai
mekanisme, akan merubah PGH2 menjadi PGE2 yang berperan dalam kejadian inflamasi,
nyeri dan demam. Oleh karena itu COX-2 dikenal sebagai enzim
"inducible". Pada kenyataannya, baik COX-1 dan COX-2 adalah isoenzim yang dapat
diinduksi
Golongan obat AINS bekerja dengan menghambat enzim siklo-oksigenase,
sehingga dapat mengganggu perubahan asam arakhidonat menjadi prostaglandin
Prostaglandin sendiri merupakan sediaan pro-inflamasi, tetapi juga merupakan sediaan
gastroprotektor. Oleh karena AINS dengan selektivitas menghambat COX-2, maka sediaan
ini diduga bebas dari efek samping yang menakutkan pada saluran cerna.
Sedangkan antiinflamasi golongan steroid, terutama glukokortikoid yang menginduksi
pelepasan protein spesifik (lipocortin atau lipomodulin) dari leukosit. Lipocortin kemudian
akan menghambat enzim fosfolipase A2 yang berperan dalam produksi asam arachidonat dari
membran sel.
Untuk percobaan kali ini, tiap kelompok disediakan 3 ekor tikus yang sudah di
ukur berat badannya. Kemudian di puasakan terlebih dahulu selama 24 jam. Hal ini bertujuan
untuk mengurangi variasi biologis yang mungkin dapat terjadi sehingga efek obat yang
diinginkan dapat cepat diamati. Selanjutnya mencit di induksi dengan karagenin (digunakan
karagenin karena karagenin bersifat sebagai pengembang, tidak diabsorbsi, tidak merusak sel,
jika karagenin habis maka sel akan kembali ke bentuk semula) pada kaki tikus hingga
kelihatan membengkak. Kemudian diukur pembengkakan tersebut dengan menggunakan
plestimograf. Tujuan dilakukannya pengukuran awal ini adalah agar nantinya dapat diketahui
seberapa besar efek obat – obat anti inflamasi tersebut dalam mengurangi bengkak /
peradangan pada kaki tikus yang telah diinduksi. Setelah pengukuran awal tadi, tikus
kemudian diberi minum obat. Tikus yang dijadikan sebagai kontrol, tidak diberikan larutan
obat sama sekali. Sebelumnya kaki tikus sebelah kanan harus ditandai sebatas mata kaki
untuk menyamakan persepsi pembacaan saat dicelupkan pada alat pletismograf. Pastikan
sebelum kaki tikus dimasukkan pada alat plestimograf cairan pada pengukur berada pada titik
nol.
Pada alat plestimograf digunakan air raksa karena memiliki daya kohesi yang tinggi
sehingga tidak membasahi kaki tikus. Digunakan air raksa dan air berwarna merah karena air
raksa yang memiliki daya kohesi lebih besar daripada daya adhesi tidak dapat bercampur
dengan air berwarna sehingga dapat mendorong cairan berwarna untuk lebih mudah dibaca
skalanya. Penggunaan cairan bisa diganti dengan cairan lain dengan penambahan warna lain
namun harus memiliki prinsip cairan tidak bercampur satu sama lain.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui efek obat – obat antiinflamasi terhadap
hewan coba tikus jantan. Alasan pemilihan tikus sebagai hewan coba adalah agar pengamatan
terhadap pembengkakan kaki tikus mudah diamati dan diukur. Dalam percobaan ini
digunakan 4 jenis obat – obat anti inflamasi yaitu Deksametason, Metil prednisolon, Na
diklofenak dan Ibuprofen.
Deksametason merupakan obat antiinflamasi golongan kortikosteroid, waktu paruh
eliminasi pada fungsi ginjal normal adalah 1,8-3,5 jam. Absorpsi cepat, efek puncak tercapai
dalam 1-2 jam. Dexametason bekerja dengan menurunkan respon imun tubuh terhadap
stimulasi rangsang. Aktivitas anti-inflamasi Dexametason dengan jalan menekan atau
mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi dan menghambat akumulasi sel yang
mengalami inflamasi, termasuk makrofag dan leukosit pada tempat inflamasi.
Metil prednisolon merupakan obat antiinflamasi golongan kortikosteroid. Obat
golongan kortikosteroid sebenarnya memiliki efek yang sama dengan hormon kortison dan
hidrokortison yang diproduksi oleh kelenjar adrenal, kelenjar ini berada tepat diatas ginjal
kita. Dengan efek yang sama bahkan berlipat ganda maka kortikosteroid sanggup mereduksi
sistem imun (kekebalan tubuh) dan inflamasi.
Natrium diklofenak, absorbsi dengan cepat dan lengkap. Kadar puncak obat dicapai
dalam ½ -1 jam, waktu paruh 1-2 jam. Menghambat enzim siklo-oksigenase sehingga
pembentukan prostaglandin terhambat. Na Diklofenak merupakan obat antiinflamasi
golongan asam karboksilat derivat asam fenilasetat. Mekanisme kerja obat ini adalah
menghambat jalan enzim siklo-oksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat.
Ibuprofen merupakan obat antiinflamasi golongan asam propionat. Mekanisme kerja
dari golongan ini adalah melalui inhibisi sintesis prostaglandin dengan menghambat
Cyclooxygenase I (COX I) dan Cyclooxygenase II (COX II). Obat ini memiliki daya
inflamasi yang lemah dibandingkan dengan obat-obat AINS lainnya sebab butuh waktu
beberapa hari agar efek antiinflamasinya terlihat.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka dapat di simpulkan bahwa obat yang
paling cepat berefek sebagai antiinflamasi yaitu dexamethason kemudian disusul asam
mefenamat, na.diklofenak, paracetamol, ibuprofen, methyl prednisolon, asetosal. Berdasarkan
literatur, t1/2 dari obat – obat antiinflamasi tersebut adalah 1,8 jam, metil prednisolon 188
menit, Na diklofenak 1,5 jam dan ibuprofen 2 jam. Jadi, berdasarkan literatur obat
antiiflamasi yang paling baik adalah deksametason dengan t1/2 1,8 jam. Jadi hasil yang
diperoleh tidak sama dengan literatur. Kesalahan hasil ini dapat disebabkan oleh berbagai
faktor kesalahan seperti :
1. Kaki tikus yang diinduksi tidak terlalu bengkak
2. Kesalahan dalam pengukuran
3. Kesalahan dalam pemberian dosis obat pada mencit.
4. Tikus yang digunakan tidak dipuasakan
VII. KESIMPULAN