RAPAT KERJA GUBERNUR DAN KEPALA OPD PROVINSI JAWA TIMUR
SELASA, 16 JANUARI 2018
1. Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air
Peningkatan koordinasi yang lebih intensif dengan sektor pertanian, terkait dengan program/kegiatan dan anggaran jaringan irigasi primer, sekunder, tersier dan kwarter yang terdapat pada sektor pekerjaan umum dan sektor pertanian, oleh Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta petani/kelompok petani (HIPPA/GHIPPA). Penyusunan langkah-langkah strategis terkait dengan potensi air Jawa Timur sebesar 52,2 milyar m³, ketersediaan air sebesar 19,3 milyar m³, kebutuhan air sebesar 22,2 milyar m³, sehingga terdapat defisit (kekurangan) air Jawa Timur sebesar 2,9 Milyar, misalnya melalui normalisasi Waduk Pacal di Bojonegoro (normalisasi ideal 17.000 ha, baru dilakukan 12.000 ha), managemen air Wilayah Sungai/WS Brantas yang melimpah (Indeks Pertanaman/IP ≥ 3, namun debitnya mulai berkurang mulai dari Trenggalek hingga Pacitan), ke wilayah-wilayah yang memiliki IP 1-2. Dinas Pertanian agar berkoordinasi dengan Dinas PU SD Air untuk meningkatkan IP, dengan mengidentifikasi WS yang berpotensi (Selain WS Brantas), misalnya WS Bengawan Solo, WS Bondoyudo-Bedadung (Kab Situbondo dan Kab Bondowoso). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar berkoordinasi dengan Dinas PU SD Air terkait mitigasi bencana banjir pada Wilayah Sungai (WS), antara lain melalui identifikasi dan indikasi penyebab banjir di berbagai Wilayah Sungai (WS) di Jawa Timur sebagaimana banjir di Bojonegoro yang dapat diprediksi dengan mengenali tanda-tanda/perilaku aliran sungai WS Bengawan Solo, sehingga dapat meminimalisir kerugian yang lebih besar, utamanya pada produksi pertanian yang terdapat di wilayah tersebut.
2. Dinas Lingkungan Hidup
Anggaran untuk Satgas Penegakan Hukum agar dialokasikan. Percepatan pembangunan Pusat Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya Terpadu di Desa Cendoro Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto yang diperkirakan membutuhkan anggaran sebesar Rp. 350 Milyar dan semula direncanakan dibangun dalam waktu 5 (lima) tahun, agar direview dengan 2 (dua) alternatif percepatan waktu penyelesaian, yakni diperkirakan selesai (1) tahun 2019 atau (2) tahun 2020. Rencana Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Regional agar ditentukan lokasinya. Melakukan duplikasi kegiatan PROPER (Program Penilaian Kinerja Perusahaan) yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat di Jawa Timur, dengan menggunakan APBD Provinsi Jawa Timur, mengingat jumlah industri di Jawa Timur yang terus meningkat dan memerlukan pembinaan pengelolaan lingkungan hidupnya. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium LH disarankan untuk tidak berorientasi pada target penerimaan/peningkatan PAD, tetapi agar mulai diinisiasi kerjasama dengan berbagai pihak dan selanjutnya untuk dapatnya direncanakan menjadi Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD).
3. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) : (1) inisiasi pilot project penggunaan energi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di kantor-kantor Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan pengembangan potensi EBT angin di Nganjuk dan Probolinggo. Peningkatan eksplorasi/eksploitasi SD Mineral melalui (1) percepatan penetapan wilayah pertambangan emas di Banyuwangi, Jember dan Lumajang, SD Mineral di Blitar, Popoh (Tulungagung), Prigi (Trenggalek), dan Pacitan, dengan FS yang disusun dengan APBD Provinsi Jawa Timur, pemanfaatan potensi dolomit yang tersebar di Gresik – Tuban sebagai bahan baku pupuk kelapa sawit, (3) penyediaan bahan baku SD Mineral lainnya untuk berbagai industri di Jawa Timur. Peningkatan kerjasama kegeologian dan air tanah dengan Dinas Kehutanan terkait pemanfaatan sumber daya air di kawasan Tahura R. Soeryo oleh berbagai perusahan pengemas air mineral, untuk dapatnya dikembangkan pemanfaatan secara lebih optimal.