Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawat
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawat
Oleh :
Daftar Isi
Daftar Isi................................................................................................................................................2
Bab 1.....................................................................................................................................................3
Laporan Pendahuluan............................................................................................................................3
1.1 Pengertian Sistem imun.............................................................................................................3
1.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Imun..........................................................................................4
1. Sel sistem imun..............................................................................................................................4
2. Organ sistem imun.........................................................................................................................5
3. Fungsi sistem imun........................................................................................................................5
4. Fisiologis.......................................................................................................................................5
5. Etiologi Gangguan Sistem Imun....................................................................................................7
6. Patofisiologi...................................................................................................................................8
7. Manifestasi Klinis........................................................................................................................13
Bab 2...................................................................................................................................................15
Asuhan Keperawatan...........................................................................................................................15
2.1 Pengkajian...............................................................................................................................15
2.2 Diagnosa Keperawatan............................................................................................................17
2.3 Perencanaan.............................................................................................................................19
2.4 Implementasi...........................................................................................................................22
2.5 Evaluasi...................................................................................................................................24
Bab 3...................................................................................................................................................26
Penutup................................................................................................................................................26
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................26
3.2 Saran........................................................................................................................................26
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................27
3
Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Imunodefisiensi
Bab 1
Laporan Pendahuluan
Sistem imun membentuk sistem pertahanan badan terhadap bahan asing seperti
mikroorganisme (bakteria, kulat, protozoa, virus dan parasit), molekul-molekul berpotensi
toksik, atau sel-sel tidak normal (sel terinfeksi virus atau malignan). Sistem ini menyerang
bahan asing atau antigen dan juga mewujudkan peringatan tentang kejadian tersebut supaya
pendedahan yang berkali-kali terhadap bahan yang sama akan mencetuskan gerak balas yang
lebih cepat dan tertingkat. Keimunan merujuk kepada keupayaan sesuatu individu yang telah
sembuh dari sesuatu penyakit untuk kekal sehat apabila terdedah kepada penyakit yang sama
untuk kali kedua dan seterusnya.
Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi
tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta
sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas,
organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta
menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat
dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi
patogen dan memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme.
4
Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Imunodefisiensi
Suatu ciri sistem imun ialah keupayaan untuk membedakan bahan-bahan yang wujud
secara semula jadi atau normal (diri) dari bahan-bahan atau agen-agen yang masuk ke dalam
tubuh dari luar (bukan diri) dan menghasilkan gerak balas terhadap bahan bukan diri saja.
Ketidakwujudan khusus suatu gerak balas terhadap diri dikenali sebagai toleransi. Pentingnya
keupayaan untuk membedakan (mendiskriminasi) antara diri dan bukan diri, serta toleransi
diri, ditunjukkan dalam penyakit-penyakit autoimun, apabila fungsi-fungsi tersebut gagal.
Penyakit-penyakit ini berhasil apabila bahan normal tubuh dicam sebagai asing dan gerak
balas imun dihasilkan terhadap bahan-bahan tersebut. Sistem imun lazimnya amat berkesan
membezakan antara diri dan bukan diri.
Timus yang berasal dari kantong faring ketiga dan keempat pada mudigah,
berfungsi menghasilkan limfosit T dann merupakan tempat diferensiasi awal limfosit
T.
4. Fisiologis
1. Imunitas bawaan dan didapat
Organisme hidup memperlihatkan dua tingkat respon terhadap invasi
eksternal. Sistem imun bawaan (innate) alami dan sistem adaptif yang
6
Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Imunodefisiensi
bersifat didapat. Imunitas bawaan terdapat sejak lahir, cepat dimobilisasi dan
aktivitasnya bersifat non-spesifik. Permukaan kulit berfungsi sebagai lini
pertahanan pertama sistem imun bawaan, sementara enzim, jalur sistem
komplemen alternatif, protein fase-akut, sel NK, dan sitokin membentuk
lapisan pertahanan tambahan.
Sistem imun adaptif ditandai oleh spesifisitas terhadap benda asing dan
ingatan imunologis yang memungkinkan terjadinya respon yang lebih intensif
terhadap pertemuan berikutnya dengan benda yang sama atau terkait erat.
Introduksi suatu rangsangan ke sistem imun adaptif memicu suatu rangkaian
kompleks proses yang menyebabkan pengaktifan limfosit.
2. Antigen (Imunogen)
Zat asing yang dapat memicu respons imun disebut antigen atau
imunogen. Imunogenisitas mengisyaratkan bahwa zat tersebut memeiliki
kemampuan untuk bereaksi dengan produk-produk sistem imun adaptif.
Sebgian besar antigen merupakan protein, meskipun karbohidrat murni juga
dapat berlaku sebagai antigen.
Masuknya zat melalui mukosa (saluan napas atau cerna) merangsang
pembentukan antibodi lokal. Antigen larut diangkut ke jaringan limfe regional
melalui pembuluh limfe aferen sementara antigen lainnya diangkut oleh sel
dendritik fagositik.
Organ limfoid perifer regional dan limpa adalah tempat bagi respon
imun utama terhadap antigen oleh limfosit dan sel penyaji antigen (antigen
presening cell, APC).
3. Respon Imun
Untuk mengenali dan kemudian mengeliminasi antigen asing, jaringan
kompleks yang terdiri atas sel, organ, dan faktor biologis spesifik diperlukan.
Interaksi selular yang kopmleks memerlukan lingkungan mikro khusus tempat
sel dapat bekerja sama secara efisien. Baik sel B maupun sel T harus
bermigrasi keseluruh tubuh untuk meningkatkan kemungkinan bawhwa sel-sel
tersebut menemukan antigen yang spesifisitasnya dimiliki kedua sel tersebut.
Respon imun terhadap antigen dalam darah biasanya dimulai di limpa,
sedangkan respon jaringan terhadap mikroorganisme terjadi dikelenjar limfe
lokal. Antigen yang dijumpai melalui rute inhalasi atau ingesti mengaktifkan
sel-sel dijaringan limfoid terkait mukosa.
7
Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Imunodefisiensi
1. Alergi (yang disebabkan oleh jenis makanan, obat-obatan, sengatan serangga atau
zat tertentu) bisa didefinisikan sebagai respon sistem kekebalan tubuh yang
berlebihan terhadap zat yang umumnya tidak berbahaya. Ada banyak alergen.
Dalam banyak kasus, ada lebih dari satu alergen yang merangsang reaksi alergi.
Gejala alergi yang sering merupakan masalah ringan.
2. Anafilaksis adalah bentuk alergi yang serius dan ekstrim. Alergen dari makanan,
obat-obatan atau gigitan serangga, bisa memicu dan menyebabkanserangkaian
gejala fisik yang tidak menyenangkan. Ruam gatal, tenggorokan bengkak dan
penurunan tekanan darah merupakan gejala umum anafilaksis.
3. Asma adalah gangguan paru-paru kronis yang disebabkan peradangan pada saliran
udara. Alergen, iritasi atau bahkan stimulan seperti aktivitas fisik dapat memicu
peradangan. Gejala asma meliputi mengi, batuk, sesak napas, sesak dada.
4. Penyakit autoimun adalah sekelompok gangguan sistem imun. Sel-sel sistem imun
salah menafsirkan sinyal. Dan mulai menyerang sel-sel tubuh itu sendiri.
8
Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Imunodefisiensi
6. Patofisiologi
1. Usia
Frekuensi dan intensitas infeksi akan meningkat pada orang yang
berusia lanjut dan peningkatan ini disebabkan oleh penurunan untuk bereaksi
secara memadai terhadap mikroorganisme yang menginfeksinya. Produksi
dan fungsi limfosit T dan B dapat terganggu kemungkinan penyabab lain
adalah akibat penurunan antibodi untuk membedakan diri sendiri dan bukan
diri sendiri.
Penurunan fungsi sistem organ yang berkaitan dengan pertambahan
usia juga turut menimbulkan gangguan imunitas. Penurunan sekresi serta
motilitas lambung memungkinkan flora normal intestinal untuk berploriferasi
dan menimbulkan infeksi sehingga terjadi gastroenteritis dan diare.
2. Gender
Kemampuan hormone-hormon seks untuk memodulasi imunitas telah
diketahui dengan baik. Ada bukti yang menunjukkan bahwa estrogen
memodulasi aktifitas limfosit T (khususnya sel-sel supresor) sementara
androgen berfungsi untuk mempertahankan produksi interleukin dan aktifitas
sel supresor. Efek hormon seks tidak begitu menonjol, estrogen akan
memgaktifkan populasi sel B yang berkaitan dengan autoimun yang
mengekspresikan marker CD5 (marker antigenic pada sel B). Estrogen
cenderung menggalakkan imunitas sementara androgen bersifat
imunosupresif. Umumnya penyakit autoimun lebih sering ditemui pada
wanita dari pada pria.
9
Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Imunodefisiensi
3. Nutrisi
Nutrisi yang adekuat sangat esensial untuk mencapai fungsi imun yang
optimal. Gangguan imun dikarenakan oleh defisiensi protein kalori dapat
terjadi akibat kekurangan vitamin yang diperlukan untuk mensintesis DNA
dan protein. Vitamin juga membantu dalam pengaturan poliferasi sel dan
maturasi sel-sel imun. Kelebihan atau kekurangan unsur-unsur renik
(tembaga, besi, mangan, selenium atau zink) dalam makanan umumnya akan
mensupresi fungsi imun Asam-asam lemak merupakan unsur pembangun
(building blocks) yang membentuk komponen structural membrane sel. Lipid
merupakan prekursir vitamin A,D,E, dan K disamping prekursir kolesterol.
Jika kelebihan maupun kekurangan asam lemak ternyata akan mensupresi
fungsi imun.
Deplesi simpanan protein tubuh akan mengakibatkan atrofi jaringan
limfoid, depresi respon anti bodi, penurunan jumlah sel T yang beredar dan
gangguan fungsi fagositosik sebagai akibatnya, kerentanan terhadap infeksi
sangat meningkat. Selama periode infeksi dan sakit yang serius, terjadi
peningkatan kebutuhan nutrisi yang potensial untuk menimbulkan deplesi
protein, asam lemak, vitamin, serta unsur-unsur renik dan bahkan
menyebabkan resiko terganggunya respon imun serta terjadinya sepsis yang
lebih besar.
4. Faktor -Faktor Psikoneuro Imunologik
Limfosit dan makrofag memiliki reseptor yang dapat bereaksi terhadap
neurotransmitter serta hormon-hormon endokrin.Limfosit dapat memproduksi
dan mengsekresikan ACTH serta senyawa-senyawa yang mirip endokrin.
Neuron dalam otak, khususnya khusunya dalam hipotalamus, dapat
mengenali prostaglandin, interferon dan interleukin di samping histamine dan
serotonin yang dilepaskan selama proses inflamasi. Sebagaimana sistem
biologi lainnya yang berfungsi untuk kepentingan homoestasis, sistem imun
di integrasikan dengan berbagai proses psikofisiologic lainnya dan diatur
serta dimodulasikan oleh otak.
Di lain pihak, proses imun ternyata dapat mempengaruhi fungsi neural
dan endokrin termasuk perilaku. Jadi, interaksi sistem saraf dan system imun
tampaknya bersifat dua arah.
10
Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Imunodefisiensi
7. Manifestasi Klinis
Tanda :
1. Sebagian besar bayi yang sehat mengalami infeksi saluran pernafasan sebanyak 6
kali atau lebih dalam 1 tahun, terutama jika terlular oleh anak lain. Sebaliknya,
bayi dengan gangguan sistem imun, biasanya menderita infeksi bakteri berat yang
menetap, berulang atau menyebabkan komplikasi. Misalnya infeksi sinus, infeksi
telinga menahun dan bronkitis kronis yang biasanya terjadi setelah demam dan
sakit tenggorokan. Bronkitis bisa berkembang menjadi pneumonia.
2. Kulit dan selaput lendir yang melapisi mulut, mata dan alat kelamin sangat peka
terhadap infeksi.
13
Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Imunodefisiensi
3. Thrush merupakan suatu infeksi jamur dimulut disertai luka dimulut dan
peradangan gusi, bisa merupakan pertanda awal dari adanya gangguan sistem
kekebalan.
4. Peradangan mata (konjungtivitis) , rambut rontok, eksim yang berat dan pelebaran
kapiler dibawah kulit merupakan pertanda dari penyakit immunodefisiensi.
5. Infeksi pada saluran pencernaan bisa menyebabkan diare pembentukan gas yang
berlenihan dan penuruna berat badan.
8) Ensefalitis kronik.
9) Meningitis berulang.
10) Pioderma gangrenosa.
11) Kolangitis sklerosa.
12) Hepatitis kronik (virus atau autoimun).
13) Reaksi simpang terhadap vaksinasi.
14) Bronkiektasis.
15) Infeksi saluran kemih.
16) Lepas/ puput tali pusat terlambat.
17) Stomatitis kronik.
18) Granuloma.
19) Keganasan limfoid.
Bab 2
Asuhan Keperawatan
2.1 Pengkajian
1. Identitas pasien
1) Nama pasien :
2) Jenis kelamin :
3) Umur : Pada rinitis alergik lebih sering penderita bayi.
4) Alamat : Lingkungan yang terpapar oleh alergen seperti
lingkungan tempat tinggal yang kotor seperti diperkotaan yang dipenuhi
dengan debu dan asap, selain itu lingkungan yang sanitasinya kurang sehat
dan tempat tinggal yang tidak mempunyai ventilasi atau pertukaran udara
yang baik merupakan awal dari timbulnya gangguan pada sistem imunitas.
Cuaca, suhu dingin di tempat tinggal tertentu juga merupakan penyakit
rhinitis alergi.
5) Suku bangsa :
6) Pekerjaan : mempunyai hubungan langsung sebab akibat
terjadinya serangan rhinitis alergi. Hal ini berkaitan dengan dimana dia
bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri
tekstil, polisi lalu lintas.
7) Agama :
8) Diagnosa medis :
9) Tanggal MRS :
15
Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Imunodefisiensi
1) Nama :
2) Pekerjaan :
3) Alamat :
4) Agama :
5) Pendidikan:
6) Hub dengan pasien :
2. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Bersin-bersin, hidung mengeluarkan sekret, hidung tersumbat, dan hidung
gatal.
2) Riwayat penyakit terdahulu
Pasien pernah menderita penyakit THT.
3) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengungkapkan bahwa dahulu pernah mengalami hal yang sama dengan
penderita.
3. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Klien lemah dan demam.
2) Kesadaran : Composmentis.
3) Cek TTV :
1) RR.
2) Suhu (meningkat).
3) Nadi.
4) TD.
4) Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala
Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan, kulit kepala
bersih.
2. Mata
Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah, sklera merah, mata berair.
3. Hidung
Simetris, ada sekret (hidung buntu), tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak polip.
4. Telinga
Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ada serumen.
5. Leher
Tidak ada pembesara kelenjar tiroid, limfe, tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada kaku kuduk.
6. Dada
Inspeksi : Dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada
simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan.
Perkusi : Paru-paru sonor, jantung dullens.
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara napas vesikuler, tidak ada suara
napas tambahan.
16
Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Imunodefisiensi
7. Perut
Inspeksi : Simetris.
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/menit.
Palpasi : turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik.
Perkusi : Hipertimpan, perut kembung.
Diagnosa :
1) Ketidakefektifan jalan napas b.d obstruksi atau adanya sekret yang berlebihan.
2) Gangguan rasa nyeri dikepala b.d kurang suplai oksigen.
3) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
intake yang tidak adekuat.
18
Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Imunodefisiensi
2.3 Perencanaan
pengeluaran.
2. Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji nyeri, lokasi, 1) Untuk membantu
keperawatan selama 1x24 karakteristik, dan meringankan
jam diharapkan nyeri dapat integritas nyeri tingkat nyeri
berkurang atau hilang. dengan skala 0-10 diberikan edukasi.
Kriteria hasil : 2) Cek tanda vital
ditanyakan kepada
1) Klien dapat
apakah ada
pasien nyerinya
mengetahui terjadinya
indikator terhadap
urutan ke skala
gangguan rasa
nyeri yang timbul.
berapa. Kaji tanda-
nyaman yang 3) Meningkatkan
tanda vital.
berhubungan dengan kenaikan kadar
2) Lakukan masase pada
nyeri kepala. oksigen dalam
daerah nyeri.
2) Klien mengatasi nyeri
3) Ajarkan teknit ottak untuk
tanpa bantuan.
relaksasi misalnya meredakan rasa
3) Pasien dapat
napas dalam. nyeri di kepala.
mengatasi sekret
4) Kolaborasi dengan 4) Kolaborasi dengan
tanpa bantuan.
dokter dalam tenaga kesehatan
4) Klien dapat bergerak
pemberian obat. lainnya untuk
dengan leluasa.
5) Tanda-tanda vital memberikan oba
dalam batas normal. analgetik untuk
meningkatkan
tingkat
kenyamanan klien.
3. Nutrisi terpenuhi sesuai 1. Jelasakn tentang 1. Dengan
dengan kebutuhan tubuh. manfaat makan bila pemahaman klien
Kriteria hasil :
dikatikan dengan akan lebih
1) Nafsu makan
kondisi klien saat ini. kooperatif
membaik.
2. Anjurkan agar klien
2) Keadaan umum mengikuti aturan.
mengkonsumsi 2. Untuk menghindari
membaik.
3) Klien tampak mau makanan yang makanan yang
makan. disediakan di rumah justru dapat
sakit. mengganggu
3. Lakukan dan ajarkan
proses
perawatan mulut
penyembuhan
sebelum dan sesudah
klien.
20
Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Imunodefisiensi
2.4 Implementasi
meneirma
penyuluhan yang
diberikan.
DO : Pasien mampu
menghindari
makanan yang
berisiko untuknya.
18 April 2015 2,3 1. Mengajarkan DS : Pasien dapat
(13.00)
teknik relaksasi melakukan teknik
misalnya napas napas dalam.
DO : Pasien terlihat
dalam.
2. Memberikan semangat.
DS : Pasien
antasida dana
kooperatif untuk
pemberian
minum obat.
nutrisi
DO : Pasien tidak
parenteral.
meringis kesakitan.
3. Memberikan
DS : Pasien bersedia
posisi yang
melaksanakannya.
nyaman. DO : Pasien terlihat
nyaman dan tenang.
2.5 Evaluasi
P : Intervensi di
hentikan.
18 April 2015 2. S : Pasien
mengatakan
kepalanya sudah
tidak nyeri lagi.
O : Klien tidak
terlihat meringis
kesakitan.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi
dihentikan.
18 April 2015 3. S : Pasien
mengatakan tidak
merasa lemas.
O : Wajah pasien
tidak tampak pucat
lagi.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi
dihentikan.
24
Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Imunodefisiensi
Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Fungsi sistem imun adalah melindungi pejamu dari invasi organisme asing
dengan membedakan diri (self) dari bukan diri (non-self). Sistem semacam ini
diperlukan untuk kelangsungan hidup. Sistem imun yang berfungsi baik tidak saja
melindungipejamu dari faktor eksternal seperti mikroorganisme atau toksin tetapi juga
mencegah dan menolak serangan oleh faktor endogen seperti tumor atau fenomena
autoimun.
Tak hanya aktivitas sehari-hari yang terganggu jika adanya gangguan pada
sistem imunitas, biaya yang dikeluarkan untuk berobat akan semakin mahal apabila
gangguan sistem imunitas ini tidak diatasi.
Sebagai pelayan kesehatan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan
yang efektif guna membantu memperbaiki kondisi pasien. Serta memberikan edukasi
pada pasien agar pasien koperatif dalam menjaga kesehatannya.
3.2 Saran
Di jaman seperti sekarang ini banyak hal-hal yang mengakibatkan sistem
dalam tubuh kita mengalami gangguan. Seperti gangguan pada sistem imunitas ini.
Gangguan ini di karenakan faktor lingkungan serta bakteri, virus dan jamur yang ada
dialam. Maka dari itu lebih baiknya juka kita menjaga kesehatan kita sendiri dengan
memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan.
Membangun lingkungan yang bersih serta udara yang segar. Karena bisa
sewaktu-waktu gangguan itu akan terjadi. Menghimbau pada masyarakat lainnya
tentang gaya hidup sehat. Alangkah baiknya jiga melangkah bersama menuju bangsa
yang sehat.
25
Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Imunodefisiensi
Daftar Pustaka
1. Carpenito, Lynda Juall 2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis
Edisi 9. Jakarta : EGC.
2. Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
3. Price, Syilvia. 2005. Patofisiolois : Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Jakarta :
EGC.
4. McPhee, Stephen J. 2010. Patofisiologi Penyakit : Pengantar Menuju Kedokteran
Klinis. Jakarta : EGC.