Anda di halaman 1dari 4

PEMELIHARAAN DAN PEMANTAUAN

INSTALASI LISTRIK, AIR, VENTILASI, GAS,


DAN SISTEM LAIN, BUKTI PEMANTAUAN
DAN TINDAK LANJUT
No. Dokumen:

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit:

Halaman : 1/2

UPT PUSKESMAS Anwar Musadat, SKM.MSi


BUNGAMAS Nip 197505101997031003

 Instalasi adalah penjaringan pipa/kabel untuk fasilitas listrik, air


limbah, air bersih, telepon dan lain-lain yang diperlukan untuk
menunjang kegiatan industri.
 Perawatan instalasi listrik terdiri dari perawatan rutin dan
perbaikan/rehab. Perawatan rutin dilakukan secara rutin dan
berkala, sedangkan perbaikan/rehab dilakukan hanya terhadap
instalasi listrik yang rusak.
 Air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari
dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai
1. Pengertian
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat
diminum apabila dimasak.
 Penyehatan udara ruang adalah upaya yang dilakukan agar suhu
dan kelembaban, debu, pertukaran udara, bahan pencemar dan
mikroba di ruang kerja memenuhi persyaratan kesehatan.
 Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja
yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
 Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki
sehingga mengganggu atau membahayakan kesehatan.
Sebagai pedoman pemeliharaan dan pemantauan instalasi listrik, air,
2. Tujuan ventilasi, gas dan sistem lain bagi seluruh pengelola unit kerja
dilingkungan puskesmas Bungamas.
3. Kebijakan  Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699)
 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002
 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 2001
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161.
4. Referensi
5. Alat dan
Bahan
6. Prosedur  Tata cara pelaksanaan listrik
1. Instalasi untuk masing-masing peruntukan sebaiknya
menggunakan kode warna dan label.
2. Diupayakan agar tidak terjadi hubungan silang dan aliran
balik antara jaringan distribusi air limbah dengan air bersih
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Jaringan Instalasi agar ditata sedemikian rupa agar
memenuhi syarat estetika.
4. Jaringan Instalasi tidak menjadi tempat perindukan serangga
dan tikus.
5. Pengoperasian instalasi sesuai dengan prosedur tetap yang
telah ditentukan.
6. Konstruksi instalasi diupayakan agar sesuai dengan standard
desain yang berlaku.
7. Perawatan Rutin.
8. Perbaikan/Rehab.
9. Persetujuan pelaksanaan.
10. Proses Pengadaan Jasa Pemborongan.
11. Pelaksanaan Perbaikan/Rehab dilaksanakan dengan
swakelola.
12. Pelaksanaan Perbaikan/Rehab dilaksanakan dengan
Kontraktor.
13. Pelaporan.

 Tata cara pelaksanaan air


1. Air bersih untuk keperluan perkantoran dapat diperoleh dari
Perusahaan Air Minum, sumber air tanah atau sumber lain
yang telah diolah sehingga memenuhi persyaratan
kesehatan.
2. Tersedia air bersih untuk kebutuhan karyawan sesuai dengan
persyaratan kesehatan.
3. Distribusi air bersih untuk klinik harus menggunakan sistim
perpipaan.
4. Sumber air bersih dan sarana distribusinya harus bebas dari
pencemaran fisik, kimia dan bakteriologis.
5. Dilakukan pengambilan sampel air bersih pada sumber, bak
penampungan dan pada kran terjauh untuk diperiksakan di
laboratorium minimal 2 kali setahun, yaitu musim kemarau
dan musim hujan.

 Tata cara pelaksanaan udara


1. Suhu dan kelembaban Agar ruang kerja klinik memenuhi
persyaratan kesehatan perlu dilakukan upaya-upaya sebagai
berikut :
2. Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2,5 m.
3. Bila suhu udara> 28 0 C perlu menggunakan alat penat
audara seperti Air Conditioner (AC), kipas angin, dll.
4. Bila suhu udara luar< 18 0 C perlu menggunakan pemanas
ruang.
5. Bila kelembaban udara ruang kerja> 60 % perlu
menggunakan alat dehumidifier.
6. Bila kelmbaban udara ruangkerja < 40 % perlu menggunakan
humidifier (misalnya : mesin pembentuk aerosol).

 Tata cara pelaksanaan pencahayaan


Agar pencahayaan memenuhi persyaratan kesehatan perlu
dilakukan tindakan sebagai berikut :
1. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak
menimbulkan kesilauan dan memilki intensitas sesuai dengan
peruntukannya.
2. Penempatan bola lampu dapa tmenghasilkan penyinaran
yang optimum dan bola lampu sering dibersihkan.
3. Bola lampu yang mula itidak berfungsi dengan baik segera
diganti

 Tata cara pelaksanaan kebisingan


Agar kebisingan tidak mengganggu kesehatan atau
membahayakan perlu diambil tindakan sebagai berikut :
1. Pengaturan tata letak ruang harus sedemikian rupa agar
terhindar dari kebisingan.
2. Sumber bising dapat dikendalikan dengan beberapa cara
antara lain: meredam, menyekat, pemindahan, pemeliharaan,
penanaman pohon, peninggian tembok, membuat bukit
buatan, dan lain-lain.
3. Rekayasa peralatan (engineering control)

 Gas pencemar
Agar kandungan gas pencemar dalam udara ruang kerja klinik
tidak melebihi konsentrasi maksimum perlu dilakukan tindakan-
tindakan sebagai berikut :
1. Pertukaran udara ruang diupayakan dapat berjalan dengan
baik.
2. Ruang kerja tidak berhubungan langsung dengan dapur.
3. Dilarang merokok di dalam ruang kerja
4. Tidak menggunakan bahan bangunan yang mengeluarkan
bau yang menyengat.
7. Diagram
Alir
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. 9. Unit Terkait Penanggung Jawab Program
10. Dokumen  SK tentang pemantauan
Terkait  Jadwal pemantauan lingkungan fisik
 Bukti pelaksanaan
11.Rekaman
historis
perubahan
No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai
Diubah diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai